materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

29
ANALISIS FUNDAMENTAL & ANALISIS TEKNIKAL PENDAHULUAN Sekilas sejarah Pasar Modal Indonesia Pertama kali dibuka pada tahun 1900-an saat Indonesia masih dijajah Belanda. Sempat ditutup pada tahun 1940 sampai dengan 1952 karena perang dunia ke-2. Perkembangan selanjutnya, setelah tahun 1958 pemerintah menasionalisasikan seluruh perusahaan-perusahaan milik Belanda, pemerintah mendirikan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan PT Dana Reksa pada tahun 1976. Dengan Bapepam dan PT Dana Reksa pemerintah mulai mengaktifkan Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus 1977 ditetepkan sebagai tanggal lahirnya Pasar Modal Indonesia. Pada periode 1977-1987, Pasar Modal tidak banyak mengalami perkembangan. Perkembangan signifikan terjadi sejak tahun 1989 sampai dengan 1996 kemudian krisis moneter menghantam negara kita pada tahun 1997. Mulai tahun 2000 Pasar Modal perlahan mulai bangkit hingga saat ini. Perkembangan aktivitas Bursa Efek Jakarta dari tahun 1985 hingga tahun 2005 bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tahun Kurs US $ (Rp) Trading Value (Miliar Rp) Daily Value Index IHSG Kapital isasi Pasar (Miliar Rp) Kapitali sasi Pasar (Juta Dollar) Jumlah Perusah aan yg Listing 1985 1986 1987 1988 1.12 5 1.64 1 3 2 5 31 0,01 0,01 0,02 0,12 66,53 69,69 82,58 305,1 89,33 94,23 100,10 449,24 79 57 61 260 24 24 24 24 Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Upload: tommi-dharmawan

Post on 28-Jun-2015

209 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

ANALISIS FUNDAMENTAL & ANALISIS TEKNIKAL

PENDAHULUANSekilas sejarah Pasar Modal Indonesia

Pertama kali dibuka pada tahun 1900-an saat Indonesia masih dijajah Belanda. Sempat

ditutup pada tahun 1940 sampai dengan 1952 karena perang dunia ke-2. Perkembangan

selanjutnya, setelah tahun 1958 pemerintah menasionalisasikan seluruh perusahaan-

perusahaan milik Belanda, pemerintah mendirikan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

dan PT Dana Reksa pada tahun 1976. Dengan Bapepam dan PT Dana Reksa pemerintah

mulai mengaktifkan Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus 1977 ditetepkan sebagai tanggal

lahirnya Pasar Modal Indonesia.

Pada periode 1977-1987, Pasar Modal tidak banyak mengalami perkembangan.

Perkembangan signifikan terjadi sejak tahun 1989 sampai dengan 1996 kemudian krisis

moneter menghantam negara kita pada tahun 1997. Mulai tahun 2000 Pasar Modal perlahan

mulai bangkit hingga saat ini. Perkembangan aktivitas Bursa Efek Jakarta dari tahun 1985

hingga tahun 2005 bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tahun KursUS $(Rp)

Trading Value(Miliar Rp)

Daily Value Index

IHSG Kapitalisasi Pasar(Miliar Rp)

Kapitalisasi Pasar(Juta Dollar)

Jumlah Perusahaan yg Listing

198519861987198819891990199119921993199419951996199719981999200020012002200320042005

1.1251.6411.6501.7291.8001.9011.9942.0622.1102.2002.3072.3824.6508.0687.1009.003

10.0258.9058.4779.3559.570

325

31964

7.3115.7787.953

19.08625.48332.35875.730

120.38599.685

147.880122.775109.148120.763125.438247.007164.178

0,010,010,020,123,90

30,0923,5832,2077,59

104,01131,53304,14489,37403,58598,70513,70407,27492,91518,34

1.024,932.078,20

66,5369,6982,58

305,12399,69417,79247,39274,34588,77469,64513,85637,43401,71398,04676,92416,32392,04424,95691,90

1.000,231.029,61

89,3394,23

100,10449,24

4.309.4414.186,6316.435,8924.839,4569.299,60

103.835,24152.246,46215.026,10159.929,86175.728,98451.814,92259.620,96239.258,73268.422,78460.365,96679.949,07701.827,22

795761

2602.3947.4638.243

12.04632.84347.19865.99390.27134.39421.78163.63628.83723.88630.14354.30872.68373.336

2424242456123139153172217238253282288277287316331333331330

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 2: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Hakikat/prinsip dasar transaksi di pasar saham

Pasar saham bisa dibedakan menjadi Pasar Perdana dan Pasar Sekunder. Proses

perdagangan pada kedua pasar tersebut bisa dilihat pada skema di bawah ini.

Pasar perdana adalah saat sebuah perusahaan akan go public dimana perusahaan

tersebut melakukan initial public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang

menjadi penjamin emisi dan melalui agen-agen penjual yang ditunjuk. Investor bisa

melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual. Jumlah

saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan. Hal ini karena minat

investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan penjatahan.

Pasar sekunder adalah tempat bertemunya investor yang akan memperdagangkan efek

melalui broker. Di Indonesia sebelum ini ada dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan

Bursa Efek Surabaya (BES), saat ini kedua bursa tersebut sudah digabung menjadi Bursa Efek

Indonesia (BEI). Perdagangan di bursa harus melalui perantaraan perusahaan sekuritas yang

menjadi anggota bursa. Pada pembahasan selanjutnya, yang dibahas adalah pasar sekunder.

Pasar saham merupakan pasar terbuka, dimana baik pembeli maupun penjual bebas

menentukan harga sesuai kehendak masing-masing. Harga yang terjadi pada saat transaksi

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Pasar Perdana

EMITEN INVESTORPENJAMIN EMISI

AGEN PENJUALdana

efek

dana

efek

Pasar Sekunder

BURSA EFEKINVESTORBELI

BROKERBELI

BROKERJUAL

INVESTORJUAL

efek

dana

efek

dana

efek

dana

efek

dana

Page 3: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

merupakan harga yang sepenuhnya tergantung mekanisme pasar. Untuk saham saham yang

aktif ditransaksikan biasanya antrian order beli maupun jual terbentuk rapi dan rapat sesuai

fraksi harganya. Hukum supply&demand biasanya berlaku, dimana jika permintaan (order

beli) tinggi dan di sisi yang lain suplai (order jual) rendah maka harga akan cenderung

bergerak naik, demikian sebaliknya. Jadi, di pasar saham, harga yang terbentuk dalam jangka

pendek akan sangat tergantung dari kekuatan pasar. Atau dengan kata lain kekuatan pasar

merupakan faktor penentu yang paling dominan untuk harga saham pada jangka pendek.

Prinsip ini bisa menjadi pegangan untuk transaksi jangka pendek (harian), tanpa mengabaikan

analisis fundamental untuk minimalisasi resiko.

Psikologi pasar

Dalam berinvestasi di pasar saham ada hal yang tampaknya sepele tetapi cukup

esensial untuk diperhatikan, yaitu faktor psikologi pasar. Faktor psikologi pasar bisa menjadi

pemicu perubahan arah pergerakan harga saham. Jika sebagian besar pelaku pasar (investor)

beranggapan harga suatu saham sudah terlalu murah, maka permintaan (order beli) akan

meningkat yang menyebabkan harga saham cenderung naik, demikian sebaliknya. Demikian

pula jika ada hal-hal yang memicu ketakutan investor, misalnya ada teror bom, maka bisa

dipastikan terjadi panic selling yang mendorong penurunan harga saham. Cukup banyak

faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kondisi psikologis pasar yang akan medorong arah

pergerakan harga saham. Efek psikologi pasar biasanya hanya temporary atau jangka pendek,

secara jangka panjang faktor dominan tetap fundamental saham tersebut.

Analisis teknikal merupakan analisis yang mendasarkan dari data historis pergerakan

harga saham dengan berbagai indikator teknis. Ini bisa dianggap sebagai cerminan dari

psikologi pasar. Pada saat kita menganalisis secara teknikal, kita sebenarnya sedang

memprediksi respon pasar (psikologi pasar) terhadap data historis pergerakan harga saham

dengan berbagai indikator yang ada. Jadi, analisis teknikal merupakan analisis yang tidak

eksak, analisis ini sangat subyektif.

Fenomena-fenomena yang terkait

Analisis Teknikal vs Fundamental

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 4: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Pada umumnya, investor lokal di pasar saham Indonesia lebih mengandalkan

analisis teknikal dalam berinvestasi di pasar saham. Sehingga sering ditemui saham

yang sebenarnya secara fundamental tidak terlalu bagus tetapi secara teknikal ”murah”,

harganya naik cukup tinggi akibat ”diburu” oleh investor.

Rumor/isu

Pelaku pasar di pasar saham Indonesia juga sering berspekulasi berdasarkan

rumor/isu. Misalnya ada rumor saham tertentu harganya akan naik, maka investor

mulai berspekulasi membeli saham tersebut dengan harapan pasar merespon positif

sehingga harga saham tersebut benar-benar naik.

Pergerakan saham sektoral

Di bursa, pergerakan harga saham lebih banyak bergerak secara sektoral. Di

bursa kita, fenomena ini sangat kentara terjadi. Biasanya jika ada satu saham yang

menjadi leader dalam sektor yang bersangkutan bergerak, saham yang lain dalam

sektor tersebut akan mengikuti. Misalnya pada Sektor Perbankan, jika Bank BRI,

BCA, Mandiri, atau Danamon bergerak, saham perbankan lain yang lebih kecil seperti

Bank Bukopin, Bank Panin dan lain-lain biasanya ikut bergerak.

Fenomena pergerakan secara bersamaan juga terjadi pada saham dalam satu

grup perusahaan. Misalnya pada saham grup Bakrie, BNBR (Bakrie & Brothers)

bergerak, biasanya saham grup Bakrie yang lain seperti ELTY (Bakrieland

Development), atau UNSP (Bakrie Plantations) atau saham grup Bakrie yang lain akan

ikut bergerak.

Ikut-ikutan

Investor lokal di pasar saham Indonesia cenderung mengikuti investor asing

(sekuritas asing), sehingga seringkali yang menjadi pedoman dalam membeli saham

adalah, sekuritas asing beli saham apa. Pedoman ini cukup beralasan karena pertama,

secara kapital investor asing jauh lebih besar dibanding domestik sehingga mereka

merupakan market maker; kedua, secara umum investor asing lebih berpedoman pada

analisis fundamental dan analisisnya lebih mendetail. Masih ada ikut-ikutan yang

lebih berbahaya tetapi sering dilakukan oleh investor kita, yaitu mengikuti saham yang

sedang bergerak naik. Resikonya adalah jika terlambat untuk menjual sehingga tren

pergerakan harga saham tersebut sudah berubah arah. Padahal jika kita beli saham

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 5: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

karena mengikuti saham yang sedang bergerak naik biasanya kita mendapatkan harga

yang cukup tinggi.

Pengaruh pergerakan bursa regional

Akhir-akhir ini, bursa saham Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan bursa

regional. Bursa yang pengaruhnya paling besar adalah, Dow Jones (Amerika), Nikkei

(Jepang), dan Hangseng (Hongkong). Secara umum, bursa di seluruh dunia memang

saling mempengaruhi, walaupun dengan kadar pengaruh yang berbeda-beda satu

dengan lainnya.

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 6: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

ANALISIS FUNDAMENTAL

Analisis fundamental merupakan analisis yang paling reliable secara jangka panjang.

Mengingat karakteristik investasi di saham yang bersifat investasi jangka panjang, maka

analisis fundamental ini mutlak diperlukan jika kita berinvestasi di saham. Kita tidak bisa

mengharapkan hasil yang 100% tepat dan konsisten untuk meramalkan arah pergerakan harga

saham, tetapi kita bisa mendapatkan gambaran tren utama di pasar.

Secara prinsip untuk melakukan analisis fundamental idealnya dilakukan secara top-

down seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.

1. Analisis Fundamental (Makro) Ekonomi / Analisis Market

Langkah awal yang paling mendasar untuk melakukan analisis fundamental adalah

menganalisis kondisi makro ekonomi negara dan bahkan dunia, yaitu faktor-faktor

ekonomi yang mempengaruhi kondisi Pasar Modal atau lebih spesifik harga saham.

Mengapa? Sekarang ini kita tidak bisa hanya berpikir dalam ruang lingkup negara kita

saja, kita harus berpikir global, dunia. Bisa dikatakan, sekarang ini tidak ada batas antar

negara, semua saling terkait dan saling mempengaruhi.

Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi dan bahkan menentukan arah pasar saham

antara lain:

a. Gross Domestic Product (GDP)

GDP didefinisikan sebagai nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan oleh

ekonomi dalam suatu masa tertentu (biasanya satu tahun). Sehingga bisa

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

MAKRO EKONOMI / MARKET

SEKTOR INDUSTRI

PERUSAHAAN

Page 7: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

disimpulkan, GDP merupakan salah satu faktor yang mencerminkan kondisi

ekonomi suatu negara, yang sudah pasti akan mempengaruhi kondisi pasar saham.

Dengan mengunakan logika sederhana, perubahan GDP berbanding lurus dengan

arah pergerakan harga saham. Peningkatan GDP mendorong tren di pasar saham

ke arah bullish, demikian sebaliknya, penurunan GDP mendorong pasar saham

menjadi bearish. Perubahan GDP cenderung membentuk siklus bisnis.

b. Siklus Bisnis

Siklus bisnis merefleksikan pergerakan aktivitas ekonomi secara menyeluruh yang

menyatukan banyak bagian aktivitas ekonomi yang terpisah. Hubungan antara

ekonomi dan pasar saham sebagai berikut: harga saham yang tercermin dari

Composite Index atau kalau di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) secara umum merupakan leading indicator ekonomi suatu

negara. Berdasarkan fakta tersebut di atas, tantangan dalam meramalkan arah

pergerakan harga saham adalah harga saham cenderung bergerak lebih dulu

sebelum kondisi ekonomi. Artinya, sebelum krisis terjadi biasanya harga saham

sudah turun terlebih dahulu.

c. Suku Bunga

Tingkat suku bunga bisa menjadi salah satu acuan kondisi ekonomi. Tingkat suku

bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor riil

akan bergairah saat suku bunga rendah. Walaupun sebenarnya masih banyak

faktor-faktor lain yang mempengaruhi sektor riil, seperti kebijakan fiskal, insentif

pajak, stabilitas politik, kemanan, infrastruktur, dan sebagainya. Secara umum,

kenaikan tingkat suku bunga akan menyerap likuiditas di pasar yang pada akhirnya

akan memicu penurunan harga saham karena banyak pelaku pasar menjual

sahamnya. Sebaliknya, penurunan tingkat suku bunga akan membuat pelaku pasar

optimis terhadap kondisi sektor riil sehingga mendorong pelaku pasar untuk

melakukan pembelian saham yang tentu saja akan membuat harga saham bergerak

naik.

d. Inflasi

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 8: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Tingkat inflasi cukup berpengaruh terhadap harga saham dengan hubungan yang

berbanding terbalik. Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya

harga saham cenderung turun saat inflasi tinggi.

e. Kurs

Untuk di Indonesia, penguatan nilai mata uang utama dunia (contoh: US Dollar,

Euro, Yen), terutama US Dollar, akan mendorong investor besar untuk

mengalihkan investasinya ke mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong

penjualan saham sehingga harga saham turun. Pelemahan nilai Rupiah secara

umum juga mengurangi optimisme pelaku pasar sehingga melemahkan gairah

pasar saham.

f. Pernyataan/release dari pejabat/lembaga berwenang

Pernyataan dari Gubernur Bank Sentral (untuk Indonesia: BI), Menteri Ekonomi,

atau pejabat tinggi negara yang lain sangat penting dicermati oleh para investor.

Pernyataan-pernyataan, terutama yang terkait dengan kebijakan ekonomi, moneter

atau yang langsung terkait dengan sektor riil bisa sangat mempengaruhi arah

pergerakan harga saham.

g. P/E Ratio

Saat kita berbicara dalam konteks global, suatu negara dengan P/E ratio yang

rendah akan menarik investor dari negara lain untuk masuk berinvestasi di pasar

saham negara tersebut. Masuknya investor asing akan mendorong pasar saham

bergairah dan menyebabkan harga saham cenderung naik.

2. Analisis Sektor Industri

Sukses tidaknya suatu investasi banyak ditentukan juga dari pemilihan sektor industri

yang tepat. Hal ini bisa tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham secara sektoral

yang menunjukkan variasi. Ada sektor industri tertentu yang peningkatannya besar, ada

yang cenderung mendatar (flat) ada juga sektor industri yang cenderung turun. Bisa

disimpulkan, perkembangan (growth) dari investasi kita salah satunya tergantung kepada

sektor industri yang kita pilih.

Sektor industri juga bisa dikelompokkan untuk memudahkan pemilahan sebelum

memilih sektor industri. Misalnya, kelompok sektor industri yang defensif (stabil, growth

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 9: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

rendah): consumer goods, retail; kelompok sektor industri yang menjadi primadona

(volatile, growth cenderung tinggi): perkebunan, telekomunikasi, pertambangan & energi;

dan masih banyak kelompok-kelompok lain yang bisa kita buat.

Dalam menganalisis sektor industri, perlu dipahami juga tentang siklus hidup industri.

Ada empat tahapan yang akan dilewati oleh industri, yaitu: pioneering stage (fase awal),

expansion stage (fase perkembangan), stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa),

deceleration in growth and/or decline stage (fase perlambatan dan/atau penurunan).

a. Pioneering stage (fase awal)

Pada fase awal ini, pertumbuhan penjualan dan pendapatan cenderung sangat tinggi

dengan resiko tingkat kegagalan yang tinggi pula. Artinya, banyak perusahaan yang

tidak mampu mengembangkan lebih jauh lagi akhirnya bangkrut/tutup. Investor

memiliki potensi untung yang besar dengan mempertaruhkan resiko yang tinggi (high

risk – high return).

b. Expansion stage (fase perkembangan)

Setelah melewati fase awal, perusahaan yang bisa bertahan (survive) akan melanjutkan

pertumbuhannya yang masih cukup tinggi tetapi tidak setinggi pada fase awal.

Biasanya, pada fase ini perusahaan mulai memperbaiki produknya dan mungkin

menurunkan harga. Perusahaan mulai bisa mendapatkan pinjaman dalam jumlah yang

signifikan untuk pengembangan lebih lanjut dan banyak investor yang tertarik

menginvestasikan uangnya. Kebijakan finansial perusaan mulai stabil, profit margin

sangat tinggi dan biasanya sudah bisa membagikan deviden.

c. Stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa)

Pada tahap ini, pertumbuhan sudah moderat dan biasanya merupakan fase terlama

dalam siklus hidup industri. Produk sudah standar, minim inovasi, penuh dengan

kompetisi, biaya (costs) stabil. Tantangan utama perusahaan dalam sektor industri

yang sudah dewasa adalah efisiensi, baik efisiensi produksi maupun mengontrol biaya.

Pertumbuhan industri pada fase ini biasanya relatif sama dengan pertumbuhan

ekonomi negara.

d. Deceleration in growth and/or decline stage (tahap perlambatan dan/atau penurunan)

Industri mulai masuk fase ini biasanya pada saat muncul produk baru yang bisa

menggantikan atau arah kebijakan global tidak mendukung. Contoh sektor industri

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 10: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

yang berada pada fase ini adalah industri mesin tik, televisi hitam putih, dan radio

transistor. Pada fase ini, keuntungan perusahaan bisa sangat rendah bahkan rugi.

Pemahaman terhadap siklus hidup industri akan membantu investor dalam memilih saham

yang sesuai untuk portfolio mereka.

Aspek yang lain yang harus dipertimbangkan dalam analisis sektor industri adalah

aspek kualitatif. Aspek kualitatif yang penting adalah:

a. Sejarah performa secara jangka panjang . Investor harus mempertimbangkan data

historis pertumbuhan penjualan dan pendapatan, serta pertumbuhan harga. Meskipun

data tersebut tidak bisa dipastikan mencerminkan performa industri tersebut ke depan,

tetapi data tersebut bisa memberikan gambaran informasi yang berharga.

b. Kompetisi . Kompetisi yang harus dipertimbangkan meliputi 5 faktor kompetisi dasar,

yaitu: kompetitor baru, kekuatan posisi tawar pembeli, persaingan dengan kompetitor

yang sudah ada, potensi adanya produk/jasa yang bisa menggantikan, dan kekuatan

posisi tawar pemasok.

c. Pengaruh Pemerintah . Peraturan dan kebijakan pemerintah bisa sangat signifikan

mempengaruhi industri.

d. Perubahan struktur yang terjadi pada ekonomi . Sebagai gambaran, dewasa ini era

industri bergeser ke arah industri berbasis Teknologi Informasi. Industri yang tidak

bisa menyesuaikan perubahan ini pasti akan menurun dan bahkan pada akhirnya mati.

Aspek kualitatif ini bisa menjadi faktor yang menentukan, bahkan vital untuk meramalkan

prospek industri ke depan.

3. Analisis Fundamental Perusahaan

Setelah menganalisis fundamental ekonomi (negara & dunia), kemudian masuk lebih

dalam ke fundamental sektor industri, tahap selanjutnya melangkah lebih dalam lagi yaitu

menganalisis fundamental perusahaan. Analisis fundamental perusahaan tidak bisa

terlepas dari menganalisis laporan keuangan perusahaan yang meliputi Neraca, Laporan

Rugi-Laba, dan Laporan Arus Kas.

Banyak variabel yang bisa menjadi acuan dalam menganalisis laporan keuangan

perusahaan. Variabel-variabel keuangan dasar bisa memberikan gambaran nilai intrinsik

perusahaan. Termasuk di dalam variabel keuangan dasar antara lain penjualan, profit

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 11: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

margin, depresiasi, pajak, sumber pembiayaan, pemanfaatan aset, dan faktor-faktor yang

lain. Sebagai tambahan, perlu juga diperhatikan posisi perusahaan dalam kompetisi

dengan perusahaan lain dalam satu sektor, ketenagakerjaan, perubahan teknologi,

kompetisi dari luar negeri (jika ada), dan sebagainya. Hasil yang diharapkan setelah

melakukan analisis fundamental perusahaan adalah memahami variabel-variabel keuangan

perusahaan, dan sebuah perhitungan perkiraan nilai perusahaan dan potensinya.

Secara praktis, rasio-rasio keuangan yang perlu diperhatikan dalam laporan keuangan

perusahaan antara lain:

a. P/E ratio

P/E mencerminkan besarnya investasi yang diperlukan untuk mendapatkan pendapatan

secara relatif terhadap pendapatan tersebut. Satu faktor terkait yang perlu dicermati

adalah kebijakan rasio pembayaran deviden. P/E bisa menjadi acuan dengan

membandingkannya terhadap P/E sektor industri tersebut. P/E yang tinggi

mengindikasikan harga saham tersebut mahal, sebaliknya P/E yang rendah

mengindikasikan harga saham tersebut murah.

b. RoE dan RoA

RoE merupakan hasil akhir dari beberapa variabel penting, sehingga bisa dikatakan

bahwa RoE merupakan komponen kunci yang bisa menggambarkan pertumbuhan

pendapatan dan pertumbuhan deviden. RoE bisa dihitung dari berbagai pendekatan

yang melibatkan kombinasi yang berbeda dari berbagai rasio keuangan.

RoE = (Net Income after taxes)/(Stockholder’s equity)

RoE = RoA x Leverage

RoA = (Net Income/Sales) x (Sales/Total assets)

Leverage = Total assets/Stockholder’s equity

Dengan logika sederhana bisa disimpulkan bahwa fundamental perusahaan akan

semakin bagus dengan semakin tingginya RoE.

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 12: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

ANALISIS TEKNIKAL

Analisis teknikal bisa dedefinisikan sebagai penggunaan data dari pasar untuk

menganalisis harga saham. Martin J. Pring, dalam bukunya Technical Analysis, menyatakan:

”The technical approach to investing is essentially a reflection of the idea that prices

move in trends which are determined by the changing attitudes of investors toward a

variety of economic, monetary, political and psychological forces. The art of technical

analysis – for it is an art [emphasis added] – is to identify trend changes at an early

stage and to maintain an investment posture until the weight of evidence indicates that

the trend is reversed”

Analisis teknikal pada dasarnya adalah meramalkan arah pergerakan harga saham berdasarkan

indikator-indikator teknis dan data-data yang ada di pasar. Indikator-indikator teknis

mencerminkan tren arah pergerakan harga saham dan/atau memberikan gambaran harga suatu

saham relatif murah atau mahal. Sehingga dari analisis teknikal investor bisa mendapatkan

petunjuk kapan harus masuk ke market (membeli) dan kapan keluar (menjual).

Menggunakan analisis teknikal artinya kita meyakini bahwa perubahan harga saham

bergerak dengan pola tertentu sesuai dengan pola yang terjadi di masa lalu. Pola ini mudah

diikuti dengan melihat grafik pergerakan harga saham. Pendapat ini masih banyak pro dan

kontra. Fakta yang ada di BEI, cukup banyak – bahkan mungkin mayoritas – investor

memilih menggunakan anasisis teknikal daripada analisis fundamental. Hal ini wajar,

mengingat lebih mudah dan cepat melakukan analisis teknikal daripada fundamental, apalagi

saat ini investor banyak dibantu dengan adanya software untuk melakukan analisis teknikal.

Secara awam, semua orang bisa melakukan ’analisis teknikal’ dengan sudut pandang dan cara

mereka sendiri.

Instrumen utama yang digunakan untuk membantu analisis teknikal adalah grafik.

Grafik pergerakan harga saham disajikan dalam berbagai bentuk grafik, antara lain bar chart,

candlestick chart, garis, dan sebagainya. Grafik tersebut biasanya juga dilengkapi dengan

berbagai informasi dan data yang lain seperti volume transaksi dan juga indikator-indikator

teknis. Contoh grafik-grafik yang digunakan pada saat melakukan analisis teknikal bisa dilihat

pada lampiran.

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 13: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

LAMPIRAN

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 14: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 15: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 16: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 17: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010

Page 18: materi-kuliah-pasar-modalmk-sesi-4-mei-2010-agus-kurniawan-687

Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan by Agus Kurniawan

PPAk Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Mei 2010