review henry kurniawan

156
RUANG LINGKUP, PEMBAGIAN TUGAS, HAKEKAT PENGETAHUAN A. Arti Pengetahuan Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli / pergauli sejak bangku SD sampai perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri. Filsafat ilmu merupakan bagian dari spistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Menurut Koento Wibisono (tahun 1994) ilmu pengetahuan sebagai satu kesatuan menampakkan diri secara dimensional yaitu ilmu sebagai masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk. Pada dasarnya terdapat 2 cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar : 1. Mendasarkan diri kepada rasio 2. Mendasarkan diri kepada pengalaman Kaum rasionalisme mengembangkan paham yang disebut rasionalisme kaum yang mendasarkan diri kepada pengalaman, mengembangkan paham yang disebut empirisme.Sehingga pengetahuan adalah informasi atau REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMUPage 1

Upload: henry-kurniawan

Post on 25-Jun-2015

1.030 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review henry kurniawan

RUANG LINGKUP, PEMBAGIAN TUGAS,

HAKEKAT PENGETAHUAN

A. Arti Pengetahuan

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa

ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Ilmu merupakan

pengetahuan yang kita gumuli / pergauli sejak bangku SD sampai perguruan

tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri.

Filsafat ilmu merupakan bagian dari spistemologi (filsafat pengetahuan)

yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu

merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.

Menurut Koento Wibisono (tahun 1994) ilmu pengetahuan sebagai satu

kesatuan menampakkan diri secara dimensional yaitu ilmu sebagai masyarakat,

sebagai proses dan sebagai produk.

Pada dasarnya terdapat 2 cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar :

1. Mendasarkan diri kepada rasio

2. Mendasarkan diri kepada pengalaman

Kaum rasionalisme mengembangkan paham yang disebut rasionalisme

kaum yang mendasarkan diri kepada pengalaman, mengembangkan paham yang

disebut empirisme.Sehingga pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang

diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah

berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk

mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,

ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan

tersebut.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi

dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan

ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 1

Page 2: Review henry kurniawan

secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang

menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan

menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris

tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi

manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk

memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang

manajemen organisasi.

Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui

akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih

menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada

pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil

1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris,

melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang

tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang

tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk

mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya.

Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan

tahapan-tahapannya.

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu

mencerdaskan manusia.

2. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat

luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

3. Keterpaparan informasi

Pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that of

which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 2

Page 3: Review henry kurniawan

informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan

informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki

arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang

mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu.Sedangkan informasi sendiri mencakup data,

teks, image, suara, kode, program komputer, databases . Adanya perbedaan

definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan

(intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang

diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan

melalui komunikasi.

B. Terjadinya Pengetahuan

Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam

epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang

akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawabannya yang paling

sederhana tentang terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori atau a

posteriori. Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya

atau melalui pengalaman, baik pengalaman indra maupun pengalaman batin.

Sedangkan pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena

adanya pengalaman.

Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John

Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis

mengemukakan ada 6 hal yaitu sebagai berikut :

1. Pengalaman Indra (Sense Experience)

Orang sering merasa pengindraan merupakan alat yang paling vital dalam

memperoleh pengetahuan. Realisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa

semua yang dapat diketahui adalah hanya kenyataan. Jadi pengetahuan berawal

mula dari kenyataan yang dapat diindrai. Tokoh pemula dari pandangan ini adalah

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 3

Page 4: Review henry kurniawan

Aristoteles yang berpendapat bahwa pengetahuan terjadi bila subjek diubah di

bawah pengaruh objek.

2. Nalar (Reason)

Nalar adalah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran

atau lebih dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru. Principium Identitas

adalah sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri. Asas ini biasa juga disebut

asas kesamaan. Principium Contradictionis, maksudnya bila terdapat dua pendapat

yang bertentangan, tidak mungkin keduanya benar dalam waktu yang bersamaan.

Asas ini biasa disebut asas pertentangan. Principium Tertii Exclusi, yaitu pada dua

pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya benar dan tidak mungkin

keduanya salah. Asas ini disebut asas tidak adanya kemungkinan ketiga.

3. Otoritas (Authority)

Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui

oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan, karena

kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai

kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi sebagai kesimpulan bahwa pengetahuan

yang terjadi karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui

wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.

4. Intuisi (Intuition)

Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses

kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat

pernyataan yang berupa pengetahuan. Dengan demikian sesungguhnya peran

intuisi sebagai sumber pengetahuan karena intuisi merupakan suatu kemampuan

yang ada dalam diri manusia yang mampu melahirkan pernyataan yang berupa

pengetahuan.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 4

Page 5: Review henry kurniawan

5. Wahyu (Revelation)

Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi-Nya untuk

kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu, karena ada

kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Seseorang yang mempunyai

pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik.

Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena kita

mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.

6. Keyakinan (Faith)

Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang

diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber pengetahuan yang

berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakan secara jelas karena

keduanya menetapkan bahwa alat lain yang dipergunakannya adalah kepercayaan.

Adapun keyakinan melalui kemampuan kejiwaan manusia yang merupakan

pematangan dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamis mampu

menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi.

C. Jenis-jenis Pengetahuan

Adapun jenis-jenis pengetahuan menurut pendapat Plato berdasarkan

pembagian pengetahuan menurut tingkatan pengetahuan sesuai dengan

karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)

Tingkatan yang paling rendah disebut pengetahuan Eikasia, ialah

pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini

isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta

kenikmatan manusia yang berpengalaman.

2. Pengetahuan Pistis (Substansial)

Satu tingkat diatas eikasia adalah tingkatan pistis atau pengetahuan

substansial. Pengetahuan ini adalah pengetahuan mengenal hal-hal yang tampak

dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 5

Page 6: Review henry kurniawan

3. Pengetahuan Dianoya (Matematika)

Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini adalah tingkatan ketiga yang ada

di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau objek yang tampak,

tetapi juga terletak pada bagaimana cara berpikirnya. Dengan demikian dapat

dituturkan bahwa bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini adalah pengetahuan

yang banyak berhubungan dengan masalah matematik atau kuantitas entah luas,

isi, jumlah, berat yang semata-mata merupakan kesimpulan dari hipotesis yang

diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini disebut juga pengetahuan pikir

4. Pengetahuan Noesis (Filsafat)

Pengetahuan Neosis adalah pengetahuan tingkatan tertinggi, pengetahuan

yang objeknya adalah arche ialah prinsip utama yang mencakup epistemologik

dan metafisik. Prinsip utama ini disebut ”IDE”. Plato menerangkan tentang

pengetahuan ini adalah hampir sama dengan pengetahuan pikir.

Tujuannya adalah untuk mencapai prinsip utama yang isinya hal yang

berupa kebaikan, kebenaran dan keadilan. Menurut Plato, cara berpikir untuk

mencapai tingkat tertinggi dari pengetahuan itu adalah dengan menggunakan

metode dialog sehingga dapat dicapai pengetahuan yang sungguh-sungguh

sempurna yang biasa disebut Episteme.

D. Asal Usul Pengetahuan

1. Aliran dalam Pengetahuan

a. Rasionalisme

Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi

dan yang dapat dipercayai adalah rasio (akal). Akal dapat

menurunkan kebenaran daripada dirinya sendiri, yaitu atas dasar asas

pertama yang pasti. Metode yang diterapkan adalah deduktif.

Filsufnya antara lain : Rene Descartes, B. Spinoza dan Leibniz.

b. Empirisme

Aliran ini berpendapat bahwa empiris yang menjadi sumber

pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun lahiriah. Akal

bukan jadi sumber pengetahuan, tetai akal mendapat tugas untuk

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 6

Page 7: Review henry kurniawan

mengolah bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang

diterapkan adalah induksi. Filsuf empirisme antara lain : John Locke,

David Hume, William James.

c. Kritisme

Dalam Kritik atas Rasio Murni, I. Kant membedakan tiga macam

pengetahuan sebagai berikut :

(1) Pengetahuan analitis

(2) Pengetahuan sintetis aposteriori

(3) Pengetahuan sintetis apriori

d. Positivisme

Positivisme berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual

dan yang positif. Segala uraian dan persoalan yang diluar apa yang

ada sebagai fakta atau kenyataan dikesampingkan. Tokoh

positivisme adalah August Comte, perkembangan pemikiran

manusia berlangsung dalam 3 tahap 3 zaman, yaitu zaman teologis,

metafisis dan ilmiah atau zaman positif.

2. Metode Ilmiah

Metodologi merupakan hal yang mengkaji urutan langkah yang ditempuh

supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Metode

ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.

a. Metode Ilmiah yang Bersifat Umum

Metode analisis ialah cara penanganan terhadap barang sesuatu atau

sesuatu objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milahkan

pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Metode

sintesis ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan

cara menggabungkan sesuatu pengetahuan yang baru. A posteriori

menunjuk kepada hal yang adanya berdasarkan pengalaman. Metode

deduksi ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan

jalan menarik kesimpulan mengenai hal yang bersifat khusus

berdasarkan atas ketentuan hal yang bersifat umum.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 7

Page 8: Review henry kurniawan

Metode induksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek

tertentu dengan jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum atau

yang bersifat lebih umum berdasarkan atas pemahaman atau

pengamatan terhadap jumlah hal yang bersifat khusus.

b. Metode Penyelidikan Ilmiah

Metode siklus-empiris ialah suatu penanganan terhadap sesuatu

objek ilmiah tertentu yang biasanya bersifat empiris-kealaman dan

yang penerapannya terjadi di tempat yang tertutup.

3. Sarana Berpikir Ilmiah

a. Bahasa Ilmiah

Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat

komunikasi manusia.

b. Logika dan Matematika

Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual.

Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan

berbagai ilmu pengetahuan.

c. Logika dan Statistika

Statistik merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk

memproses pengetahuan secara ilmiah. Logika dan statistik

mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari

konsep yang berlaku umum.

E. Sumber Pengetahuan

Kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu. Pada dasarnya terdapat dua cara

yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama

adalah mendasarkan diri kepada rasio dan yang kedua mendasarkan diri kepada

pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan paham apa yang kita kenal dengan

rasionalisme. Sedangkan mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman

mengembangkan paham yang disebut dengan empiris.

Kaum rasionalisme mempergunakan metode deduktif dalam menyusun

pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 8

Page 9: Review henry kurniawan

yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Pengalaman tidaklah

membuahkan prinsip dan justru sebaliknya, hanya dengan mengetahui prinsip

yang di dapat lewat penalaran rasional itulah maka kita dapat mengerti kejadian

yang berlaku dalam alam sekitar kita.

Oleh sebab itu maka lewat penalaran rasional akan didapatkan bermacam-

macam pengetahuan mengenai satu obyek tertentu tanpa adanya suatu konsensus

yang dapat diterima oleh semua pihak. Dalam hal ini maka pemikiran rasional

cenderung untuk bersifat solipsistik dan subyektif.

Lebih jauh Einstein mengingatkan bahwa tak terdapat metode induktif yang

memungkinkan berkembangnya konsep dasar suatu ilmu. Kaum empiris

menganggap bahwa dunia fisik adalah nyata karena merupakan gejala yang

tertangkap oleh pancaindera.

Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses

penalaran tertentu. Tanpa melalui proses berpikir berliku-liku tiba-tiba saja dia

sudah sampai disitu.

Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebagai hipotesis bagi analisis

selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakannya.

Kegiatan intuitif dan analitik bisa bekerja saling membantu dalam menemukan

kebenaran. Bagi Maslow intuisi ini merupakan pengalaman pengalaman puncak

(peak experience) sedangkan bagi Neitzsche merupakan inteligensi yang paling

tinggi.

DASAR-DASAR PENGETAHUAN

A. Manusia Dan Pengetahuan

Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna

dibandingkan mahluk hidup yang lain (hewan dan tumbuhan), karena manusia

memiliki akal. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia.

Manusia memerlukan pengetahuan karena manusia mempunyai rasa ingin tahu

tentang sesuatu, dan rasa ingin tahu itu selalu berkembang dari waktu ke waktu

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang selalu berubah dan meningkat

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 9

Page 10: Review henry kurniawan

dari waktu ke waktu. Penyebab pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena

dua hal utama yaitu :

1. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi

dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.

2. Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan

mantap karena adanya kemampuan untuk berpikir menurut suatu alur

kerangka pikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut

penalaran.

Cara Memperoleh Pengetahuan/Sumber Pengetahuan :

1. Wahyu : pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.

Kebenaran wahyu bersifat mutlak, tidak bisa dibantah.

2. Pengalaman

3. Otoritas/kewenangan/pakar/ahli : otoritas dari sumber pengetahuan tidak

semuanya benar.

4. Berpikir deduktif : berpikir dari umum ke khusus, berdasarkan empiris

(pengetahuan).

5. Berpikir induktif : berpikir dari khusus ke umum, gejala-gejala yang sama

dari apa yang dilihat baru ditarik kesimpulan (rasionalitas).

6. Metode ilmiah : gabungan dari dua cara berpikir ilmiah (deduktif-

induktif). Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diperoleh dari

metode ilmiah.

Auguste Comte (1798-1857) membagi tiga tingkat perkembangan

pengetahuan ke dalam tahap yaitu :

1. Religius yang dijadikan postulat ilmiah, sehingga ilmu merupakan

penjabaran dari ajaran religi.

2. Metafisika (keberadaan) ujud yang menjadi obyek penelaahan yang

terbebas dari dogma religi, dan mengembangkan sistem pengetahuan

berdasarkan postulat metafisik tersebut.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 10

Page 11: Review henry kurniawan

3. Pengetahuan ilmiah yaitu asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif

dalam proses verifikasi yang obyektif.

Perbedaan Manusia dengan Hewan :

1. Makhluk berpikir (homo sapiens)

2. Mampu membuat alat/menggunakannya (homo fiber)

3. Dapat berbicara/berbahasa (homo longuens)

4. Hidup bermasyarakat (homo socius)

5. Hidup berekonomi (homo aeconomicus)

6. Menyadari adanya Tuhan yang Maha Esa (homo relijius)

B. Filsafat

Filsafat merupakan pemikiran/penelaahan tentang sesuatu secara mendalam,

menyeluruh dan berkesinambungan. Penelaahan tentang hakikat dari sesuatu.

Pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa/ apa sebab, kapan, dimana, bagaimana,

dan untuk apa mengenai sesuatu.

Karakteristik Berpikir Filsafat :

1. Menyeluruh (keluasan)

2. Mendasar (kedalaman)

3. Spekulatif (perkiraan)

Bidang Kajian Filsafat Ilmu :

Bagian dari filsafat pengetahuan yang membicarakan tentang :

Apa? = ontologis (berbicara tentang apa itu ilmu)

Bagaimana caranya? = epistemologis (cara-cara memperoleh ilmu/metode

ilmiah)

Untuk apa ilmu? = aksiologis

Cabang-Cabang Filsafat :

1. Logika (filsafat tentang benar-salah)

2. Etika (filsafat tentang baik-buruk)

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 11

Page 12: Review henry kurniawan

3. Estetika (filsafat tentang indah-jelek), estetika dalam filsafat imu bersifat

subjektif.

Etika/budaya di Indonesia :

- Tidak boleh memegang kepala

- Cara makan duduk

C. Hakekat Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan

yang berupa pengetahuan. Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan

pengetahuan yang benar. Tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai

kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasaan bagi proses

penemuan kebenaran, dan tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria

kebenarannya masing-masing.

Ciri-ciri penalaran yaitu :

1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.

Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran

mempunyai logikanya tersendiri atau kegiatan penalaran merupakan suatu

proses berpikir logis. Berpikir logis di sini harus diartikan sebagai

kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu, atau dengan kata lain,

menurut logika tertentu.

2. Sifat analitik dari proses berpikirnya.

Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri

kepada suatu analisis, dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk

analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya

penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan

logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan

logikanya sendiri pula. Sifat analitik ini, kalau kita kaji lebih jauh,

merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Tanpa

adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan analisis, sebab

analisis pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan

langkah-langkah tertentu.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 12

Page 13: Review henry kurniawan

Tidak semua kegiatan berpikir mandasarkan diri kepada penalaran, tidak

semua kegiatan bepikir bersifat logis dan analitis. Dengan demikian maka kita

dapat membedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan

berpikir yang bukan berdasarkan penalaran yaitu :

1. “Merasa” merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang tidak

berdasarkan penalaran.

2. Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir yang non-analitik yang tidak

mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir tertentu. Pemikiran intuitif ini

memegang peranan yang penting dalam masyarakat yang berpikir non-

analitik, yang kemudian sering bergaul dengan perasaan.

Jadi secara luas dapat kita katakan bahwa cara berpikir masyarakat dapat

dikategorikan pada berpikir analitik yang berupa penalaran dan cara berpikir yang

non-analitik yang berupa intuisi dan perasaan.

D. Logika

Logika adalah suatu penarikan kesimpulan baru yang dianggap sahih

(valid) jika proses penarikan kesimpulan itu dilakukan manurut cara tertentu.

Dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni :

1. Logika induktif

Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari

kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

2. Logika deduktif

Logika deduktif bertolak dari pernyataan yang bersifat umum menarik

kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif

biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme.

Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk

mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu :

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 13

Page 14: Review henry kurniawan

1. Rasio

Kaum rasionalis mengembangkan paham yang kita kenal dengan

rasionalisme

2. Pengalaman.

Mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan paham

yang disebut empirisme.

E. Ontologis Ilmu

Ilmu (sains) itu apa ?

Bidang kajian ilmu :

1. Ilmu pengetahuan alam (IPA/Science) : yang dipelajari semua benda2

alam, semua ditinjau dari 3 aspek (fisik, kimiawi, biologis)

Contoh : - kimia (kimia tidak hanya manusia, tetapi hewan & tumbuhan

juga ada)

2. Ilmu pengetahuan social (social science) : objek material/yang dikaji

khusus manusia saja, ditinjau dari semua aspek kecuali fisik, kimiawi,

biologis

Syarat ilmu :

1. Sesuai dengan logika, pengetahuan

2. Empiris/bisa dibuktikan secara fakta

Karakteristik IPA & IPS :

IPA IPS

Eksak - Non eksak

Keakuratannya tinggi - Keakuratannya rendah

Apa adanya - Tidak apa adanya

Perkembangannya pesat - Jalan ditempat

Menghasilkan teknologi - Pemanfaatan teknologi

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 14

Page 15: Review henry kurniawan

Kebenaran ada 2 :

1. Bersifat mutlak/absolut, kebenaran yg berasal dari wahyu

2. Kebenaran ilmiah bermula dari keraguan. Benar menurut logika, teori &

kenyataan.

Kebenaran ilmiah (kajian ilmu) :

1. Sesuai dengan akal fikiran manusia

2. Sesuai dengan hasil penginderaan manusia (dilihat, didengar, dicium,

dirasakan, dan diraba)

Ciri-ciri ilmu (kebenaran ilmiah) :

1. Obyektif : sesuai objeknya

2. Sistematis : ada suatu keteraturan

3. Metodologis : ada caranya

4. Relatif : tidak mutlak

5. Tentatif : tetap dipertahankan sebelum ada yang membantahnya atau

ditemukannya ilmu yang baru

6. Skeptis : ragu (ilmu bermula dari suatu keraguan)

F. Epistemologis Ilmu

Metode Ilmiah (Scientific Method)

• Timbul permasalahan

• Kajian teoritis

• Hipotesis

• Pengumpulan data

• Pengolahan/analisis data

• Pengujian hipoteis

• Kesimpulan/ generalisasi

Keterbatasan ilmu :

- Terbatas pada daya fikir manusia (hal-hal yang tidak masuk akal, bukan

bidang kajian ilmu)

- Terbatas pada kemampuan penginderaan manusia

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 15

Page 16: Review henry kurniawan

- Hal-hal yang tidak bisa diamati bukan bidang kajian ilmu

Perbedaan Antara Agama dan Ilmu :

Agama Ilmu

Mutlak - Relatif, tentatif

Sepanjang masa - Tidak sepanjang masa

Bermula dari keyakinan - Bermula dari keraguan

Diperdalam melalui ilmu - Memperkuatkeyakinan

agama

Tidak bisa dibantah - Bisa diperdebatkan

G. Aksiologis Ilmu

Ilmu itu untuk apa dan untuk siapa?

Fungsi Ilmu :

Menjelaskan

Memprediksi

Mengendalikan

Sikap Ilmiah :

Rasa ingin tahu

Jujur

Obyektif

Skeptis

Kritis

Peduli lingkungan

Menghargai pendapat orang lain

H. Kriteria Kebenaran

Kebenaran adalah suatu pernyataan tanpa ragu. Untuk menentukan

kepercayaan dari sesuatu yang dianggap benar, Menurut (Mawardi, Imam. 2008)

para filosof bersandar kepada 3 cara untuk menguji kebenaran, yaitu :

1. Teori Korespondensi

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 16

Page 17: Review henry kurniawan

Teori Korespondensi suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan

yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek

yang dituju oleh pernyataan tersebut (Suriasumantri, 1990:57).

Menurut teori koresponden, ada atau tidaknya keyakinan tidak mempunyai

hubungan langsung terhadap kebenaran atau kekeliruan, oleh karena atau

kekeliruan itu tergantung kepada kondisi yag sudah ditetapkan atau diingkari. Jika

sesuatu pertimbangan sesuai dengan fakta, maka pertimbangan ini benar, jika

tidak, maka pertimbangan itu salah (Jujun, 1990:237).

2. Teori Koherensi

Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu

bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang

dianggap benar (Jujun, 1990:55)., artinya pertimbangan adalah benar jika

pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang telah diterima

kebenarannya, yaitu yang koheren menurut logika.

Kelompok idealis, seperti Plato juga filosof-filosof modern seperti Hegel,

Bradley dan Royce memperluas prinsip koherensi sehingga meliputi dunia;

dengan begitu maka tiap-tiap pertimbangan yang benar dan tiap-tiap sistem

kebenaran yang parsial bersifat terus menerus dengan keseluruhan realitas dan

memperolah arti dari keseluruhan tersebut (Titus, 1987:239). Meskipun demikian

perlu lebih dinyatakan dengan referensi kepada konsistensi faktual, yakni

persetujuan antara suatu perkembangan dan suatu situasi lingkungan tertentu.

3. Teori Pragmatisme

Teori Pragmatisme dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1914) dalam

sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yangberjudul “How to Make Ideals

Clear”. Teori ini kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat yang

kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika yang menyebabkan filsafat ini sering

dikaitkan dengan filsafat Amerika. Ahli-ahli filasafat ini di antaranya adalah

William James (1842-1910), John Dewey (1859-1952), George Hobart Mead

(1863-1931) dan C.I. Lewis (Jujun, 1990:57).

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 17

Page 18: Review henry kurniawan

Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah

apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-

akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pegangan pragmatis adalah logika

pengamatan dimana kebenaran itu membawa manfaat bagi hidup praktis dalam

kehidupan manusia.

4. Teori Positivisme

Teori Positivisme dirintis oleh August Comte (1798-1857), yang dianggap

sebagai Bapak ilmu Sosiologi Barat. Positivisme adalah cara pandang dalam

memahami dunia dengan berdasarkan Sains. Positivisme sebagai perkembangan

Empirisme yang ekstrem, adalah pandangan yang menggangap bahwa yang dapat

diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empirik”, atau yang

mereka namakan positif. Penganut paham Positivisme meyakini bahwa hanya ada

sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu social dan ilmu alam, karena masyarakat

dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.

5. Teori Esensialisme

Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai

kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme

muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan

progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak

pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, serta terbuka untuk perubahan, toleran

dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme berpendapat

bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta

isinya dengan tiada cela pula.

6. Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat

generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang

dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 18

Page 19: Review henry kurniawan

pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai

pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

7. Teori Religiusisme

Teori Religiusisme memaparkan bahwa manusia bukanlah semata-mata

makhluk jasmaniah, tetapi juga makhluk rohaniah. Oleh karena itu, muncullah

teori religious ini yang kebenarannya secara ontologis dan aksiologis bersumber

dari sabda Tuhan yang disampaikan melalui wahyu. Secara pasti, kita tidak akan

mendapatkan kebenaran mutlak, dan untuk mengukur kebenaran dalam filsafat

sesungguhnya tergantung kepada kita oleh metode-metode untuk memperoleh

pengetahuan itu.

ONTOLOGI PENGETAHUAN

A. Definisi Ontologi

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti

sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan

sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Hakikat dalam kajian

ontologi adalah keadaan sebenarnya dari sesuatu, bukan keadaan sementara yang

selalu berubah-ubah.

B. Objek Ontologi

Objek telaah ontologi adalah yang ada. Ontologi membahas tentang yang

ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang

yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi

berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan

Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua

bentuknya.

1.      Objek Formal

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 19

Page 20: Review henry kurniawan

Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan

kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan

menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme,

idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.

2.      Metode dalam Ontologi

Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi,

yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi

fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek, sedangkan abstraksi

bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang

sejenis. Abstraksi metaphisik mengetengahkan prinsip umum yang menjadi

dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah

abstraksi metaphisik.Sedangkan metode pembuktian dalam ontologi oleh

Laurens Bagus di bedakan menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori dan

pembuktian a posteriori.

C. Metafisika

Ontologi menurut A.R. Lacey, ontologi berarti ‘” a central part of

metaphisics” (bagian sentral dari metafisika) sedangkan metafisika diartikan

sebagai that which comes after physics, … the study of nature in general (studi

umum mengenai alam).

Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba

menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :

Apa sebenarnya realitas benda itu?

Apakah sesuai dengan wujud penampakannya atau tidak?

Apakah kedudukan ilmu dalam ruang yang ada ini?

Benarkah ilmu itu ada?

Metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain,

ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika

dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang metafisika merupakan

tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafai, termasuk pemikiran ilmiah.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 20

Page 21: Review henry kurniawan

Metafisika berusaha menggagas jawaban tentang apakah alam ini. Terdapat

Beberapa penafsiran yang diberikan manusia mengenai alam ini (Jujun, 2005).

a. Supernaturalisme

Di alam terdapat wujud-wujud gaib (supernatural) dan ujud ini bersifat

lebih tinggi atau lebih berkuasa dibandingkan dengan alam yang nyata.

b. Naturalisme

Paham ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham

naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh

hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam

itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui.

D. Asumsi

Ilmu mengemukakan bebearapa asumsi mengenai objek empiris.

Ilmu menganggap bahwa objek-objek empiris yang menjadi bidang

penelaahannya mempunyai sifat keragaman, memperlihatkan sifat berulang dan

semuanya jalin-menjalin secara teratur. Ilmu mempunyai tiga asumsi mengenai

objek empiris, yaitu :

1. Asumsi pertama menganggap objek-objek tertentu mempunyai keserupaan

satu sama lain, umpamanya dalamhal bentuk, struktur, sifat dan

sebagainya.

2. Asumsi yang kedua adalah anggapan bahwa suatu benda tidak mengalami

perubahan dalam jangka waktu tertentu.

3. Asumsi ketiga yaitu Determinasi, asumsi yang menganggap tiap gejala

bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan.

E. Peluang

Salah satu referensi dalam mencari kebenaran, manusia berpaling kepada

ilmu. Hal ini dikarenakan ciri-ciri ilmu tersebut yang dalam proses

pembentukannya sangat ketat dengan alatnya berupa metode ilmiah. Hanya saja

terkadang kepercayaan manusia akan sesuatu itu terlalu tinggi sehingga seolah-

olah apa yang telah dinyatakan oleh ilmu akan bersih dari kekeliruan atau

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 21

Page 22: Review henry kurniawan

kesalahan. Satu hal yang perlu disadari bahwa “… ilmu tidak pernah ingin dan

tidak pernah berpotensi untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak”

(Jujun : 79).

Hal ini menyadarkan kita bahwa suatu ilmu menawarkan kepada kita suatu

jawaban yang berupa peluang. Yang didalamnya selain terdapat kemungkinan

bernilai benar juga mengandung kemungkinan yang bernilai salah. Nilai

kebenarannya pun tergantung dari persentase kebenaran yang dikandung ilmu

tersebut. Sehingga ini akan menuntun kita kepada seberapa besar kepercayaan kita

akan kita tumpukkan pada jawaban yang diberikan oleh ilmu tersebut.

F. Aliran-Aliran Ontologi

Dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan pandangan pokok sebagai

berikut :

1. Monoisme

Monisme adalah aliran yang memberikan gagasan metafisis bahwa kosmos

terbuat dari satu jenis Zat. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal,

baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Paham ini kemudian terbagi

ke dalam dua aliran :

a. Materialisme

Menurut aliran ini, yang sesungguhnya ada adalah keberadaan yang

bersifat material atau bergantung terhadap materi.

b. Idealisme

Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme. Aliran ini

beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua

berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak

berbentuk dan menempati ruang.

2. Dualisme

Dualisme merupakan aliran filsafat yang mencoba memadukan antara dua

faham yang saling bertentangan yaitu materialisme dan idealisme. Dualisme

mengatakan bahwa materi dan ruh sama-sama hakikat. Tokoh paham ini adalah

Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. la

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 22

Page 23: Review henry kurniawan

menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia

ruang (kebendaan).

3. Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan

kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap

macam bentuk itu semuanya nyata.

4. Nihilisme

Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada.

Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev. Doktrin tentang nihilisme,

yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang memberikan tiga proposisi

tentang realitas yaitu tidak ada sesuatu pun yang eksis, bila sesuatu itu ada maka

isinya tidak dapat diketahui, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui maka isinya

tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.

5. Agnostisisme

Agnostisisme adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin

mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataan ini. Baik hakikat materi maupun

hakikat ruhani. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataan

mutlak yang bersifat trancendent.

G. Karakteristik (Ontologi) Ilmu Pengetahuan

Karakteristik (ontologi) ilmu pengetahuan, yaitu :

1. Ilmu berasal dari riset (penelitian)

2. Tidak ada konsep wahyu

3. Adanya konsep pengetahuan empiris

4. Pengetahuan rasional, bukan keyakinan

5. Pengetahuan objektif

6. Pengetahuan sistematik

7. Pengetahuan metodologis

8. Pengetahuan observatif

9. Menghargai asas verifikasi (pembuktian)

10. Menghargai asas eksplanatif (penjelasan)

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 23

Page 24: Review henry kurniawan

11. Menghargai asas keterbukaan dan dapat diulang kembali

12. Menghargai asas skeptikisme yang radikal

13. Melakukan pembuktian bentuk kausalitas

14. Mengakui pengetahuan dan konsep yang relatif (bukan absolut)

15. Mengakui adanya logika-logika ilmiah

16. Memiliki berbagai hipotesis dan teori-teori ilmiah

17. Memiliki konsep tentang hokum-hukum alam yang telah dibuktikan

18. Pengetahuan bersifat netral atau tidak memihak

19. Menghargai berbagai metode eksperimen

20. Melakukan terapan ilmu menjadi teknologi

H. Perbandingan Ontologi Sains Dan Ontologi Filsafat

Perbedaan ontologi berdasarkan sains dan filsafat, yaitu :

1. Sains merupakan ilmu yang bersifat rasional – empiris yakni teori yang

dibuat sesuai logika dan kenyataan, sedangkan filsafat adalah ilmu yang

hanya logis tapi tidak empiris, karena hanya berdasar pada pemikiran semata.

2. Karena sains adalah ilmu yang rasional empiris, maka struktur sains dibagi

berdasarkan obyeknya, menjadi sains kealaman dan sains sosial. Sedangkan

filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam hanya

dengan menggunakan fikiran. Struktur filsafat dibagi menjadi : ontologi

(membicarakan hakikat), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan

aksiologi (membicarakan guna pengetahuan itu).

EPISTEMOLOGI PENGETAHUAN

A. Pengertian Epistemologi

Secara historis, istilah epistemologi digunakan pertama kali oleh J.F.

Ferrier, untuk membedakan dua cabang filsafat, epistemologi dan ontologi.

Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi ternyata menyimpan “misteri”

pemaknaan atau pengertian yang tidak mudah dipahami. Pengertian epistemologi

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 24

Page 25: Review henry kurniawan

ini cukup menjadi perhatian para ahli, tetapi mereka memiliki sudut pandang yang

berbeda ketika mengungkapkannya, sehingga didapatkan pengertian yang

berbeda-beda, buka saja pada redaksinya, melainkan juga pada substansi

persoalannya.

Substansi persoalan menjadi titik sentral dalam upaya memahami pengertian

suatu konsep, meskipun ciri-ciri yang melekat padanya juga tidak bisa diabaikan.

Lazimnya, pembahasan konsep apa pun, selalu diawali dengan memperkenalkan

pengertian (definisi) secara teknis, guna mengungkap substansi persoalan yang

terkandung dalam konsep tersebut. Hal ini berfungsi mempermudah dan

memperjelas pembahasan konsep selanjutnya. Misalnya, seseorang tidak akan

mampu menjelaskan persoalan-persoalan belajar secara mendetail jika dia belum

bisa memahami substansi belajar itu sendiri. Setelah memahami substansi belajar

tersebut, dia baru bisa menjelaskan proses belajar, gaya belajar, teori belajar,

prinsip-prinsip belajar, hambatan-hambatan belajar, cara mengetasi hambatan

belajar dan sebagainya. Jadi, pemahaman terhadap substansi suatu konsep

merupakan “jalan pembuka” bagi pembahasan-pembahasan selanjutnya yang

sedang dibahas dan substansi konsep itu biasanya terkandung dalam definisi

(pengertian).

Demikian pula, pengertian epistemologi diharapkan memberikan kepastian

pemahaman terhadap substansinya, sehingga memperlancar pembahasan seluk-

beluk yang terkait dengan epistemologi itu. Ada beberapa pengertian epistemologi

yang diungkapkan para ahli yang dapat dijadikan pijakan untuk memahami apa

sebenarnya epistemologi itu.

Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Secara

etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme berarti

pengetahuan, dan logos berarti teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai

cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan

sahnya (validitasnya) pengetahuan.

Dalam Epistemologi, pertanyaan pokoknya adalah “apa yang dapat saya

ketahui”? Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah: 1.Bagaimanakah

manusia dapat mengetahui sesuatu?; 2). Dari mana pengetahuan itu dapat

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 25

Page 26: Review henry kurniawan

diperoleh?; 3). Bagaimanakah validitas pengetahuan a priori (pengetahuan pra

pengalaman) dengan pengetahuan a posteriori (pengetahuan purna pengalaman)

(Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2003, hal.32).

Pengertian lain, menyatakan bahwa epistemologi merupakan pembahasan

mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan: apakah sumber-sumber

pengetahuan ? apakah hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan?

Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk ditangkap manuasia

(William S.Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, 1965, dalam Jujun

S.Suriasumantri, 2005).

Menurut Musa Asy’arie, epistemologi adalah cabang filsafat yang

membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses adalah usaha yang

sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada

suatu obyek kajian ilmu. Sedangkan, P.Hardono Hadi menyatakan, bahwa

epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan

kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengendaian dan dasarnya, serta

pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.

Sedangkan D.W Hamlyn mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat

yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengendaian-

pengendaiannya serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai

penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.

Inti pemahaman dari kedua pengertian tersebut hampir sama. Sedangkan hal

yang cukup membedakan adalah bahwa pengertian yang pertama menyinggung

persoalan kodrat pengetahuan, sedangkan pengertian kedua tentang hakikat

pengetahuan. Kodrat pengetahuan berbeda dengan hakikat pengetahuan. Kodrat

berkaitan dengan sifat yang asli dari pengetahuan, sedang hakikat pengetahuan

berkaitan dengan ciri-ciri pengetahuan, sehingga menghasilkan pengertian yang

sebenarnya. Pembahasan hakikat pengetahuan ini akhirnya melahirkan dua aliran

yang saling berlawanan, yaitu realisme dan idealisme.

Selanjutnya, pengertian epistemologi yang lebih jelas daripada kedua

pengertian tersebut, diungkapkan oleh Dagobert D.Runes. Dia menyatakan,

bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur,

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 26

Page 27: Review henry kurniawan

metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara itu, Azyumardi Azra

menambahkan, bahwa epistemologi sebagai “ilmu yang membahas tentang

keasliam, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan”. Kendati

ada sedikit perbedaan dari kedua pengertian tersebut, tetapi kedua pengertian ini

sedikit perbedaan dari kedua pengertian tersebut, tetapi kedua pengertian ini telah

menyajikan pemaparan yang relatif lebih mudah dipahami.

B. Ruang Lingkup Epistemologi

Bertolak dari pengertian-pengertian epistemologi tersebut, kiranya kita perlu

merinci aspek-aspek yang menjadi cakupannya atau ruang lingkupnya.

Sebenarnya masing-masing definisi diatas telah memberi pemahaman tentang

ruang lingkup epistemologi sekaligus, karena definisi-definisi itu tampaknya

didasarkan pada rincian aspek-aspek yang tercakup dalam lingkup epistemologi

daripada aspek-aspek lainnya, seperti proses maupun tujuan. Akan tetapi, ada

baiknya dikemukakan pernyataan-pernyataan lain yang mencoba menguraikan

ruang lingkup epistemologi, sebab pernyataan-pernyataan ini akan membantu

pemahaman secara makin komprehensif dan utuh (holistik) mengenai ruang

lingkup pemabahasan epistemologi.

Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam,

tumpuan, batas, dan sasaran pengetahuan. Sedangkan, A.M Saefuddin

menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup pertanyaan yang harus dijawab,

apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana

membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita

mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah

batasannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi dua masalah pokok;

masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu.

Jadi meskipun epistemologi itu merupakan sub sistem filsafat, tetapi

cakupannya luas sekali. Jika kita memadukan rincian aspek-aspek epistemologi,

sebagaimana diuraikan tersebut, maka teori pengetahuan itu bisa meliputi,

hakikat, keaslian, sumber, struktur, metode, validias, unsur, macam, tumpuan,

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 27

Page 28: Review henry kurniawan

batas, sasaran, dasar, pengandaian, kodrat, pertanggungjawaban dan skope

pengetahuan.

Mengingat epistemologi mencakup aspek yang begitu luas, sampai

Gallagher secara ekstrem menarik kesimpulan, bahwa epistemologi sama luasnya

dengan filsafat. Usaha menyelidiki dan mengungkapkan kenyataan selalu seiring

dengan usaha untuk menentukan apa yang diketahui dibidang tertentu. Filsafat

merupakan refleksi, dan refleksi selalu bersifat kritis, maka tidak mungkin

seserorang memiliki suatu metafisika yang tidak sekaligus merupakan

epistemologi dari metafisika, atau psikologi yang tidak sekaligus epistemologi

dari psikologi, atau bahkan suatu sains yang bukan epistemologi dari sains.

Epistemologi senantiasa “mengawali” dimensi-dimensi lainnya, terutama ketika

dimensi-dimensi itu dicoba untuk digali. Kenyataan ini kembali mempertegas,

bahwa antara epistemologi selalu berkaitan dengan ontologi dan aksiologi,

melainkan bisa juga sebaliknya, ontologi dan aksiologi serta dimensi lainnya,

seperti psikologi selalu diiringi oleh epistemologi.

Kenyataannya, saat ini literatur-literatur filsafat masih terjadi pemusatan

perhatian pada aspek-aspek tertentu saja. Aspek-aspek itu berkisar pada sumber

pengetahuan, dan pembentukan pengetahuan. M. Amin Abdullah menilai, bahwa

seringkali kajian epistemologi lebih banyak terbatas pada dataran konsepsi asal-

usul atau sumber ilmu pengetahuan secara konseptual-filosofis. Sedangkan Paul

Suparno menilai epistemologi banyak membicarakan mengenai apa yang

membentuk pengetahuan ilmiah. Sementara itu, aspek-aspek lainnya justru

diabaikan dalam pembahasan epistemologi, atau setidak-tidaknya kurang

mendapat perhatian yang layak.

Kecenderungan sepihak ini menimbulkan kesan seolah-olah cakupan

pembahasan epistemologi itu hanya terbatas pada sumber dan metode

pengetahuan, bahkan epistemologi sering hanya diidentikkan dengan metode

pengetahuan. Terlebih lagi ketika dikaitkan dengan ontologi dan aksiologi secara

sistemik, seserorang cenderung menyederhanakan pemahaman, sehingga

memaknai epistemologi sebagai metode pemikiran, ontologi sebagai objek

pemikiran, sedangkan aksiologi sebagai hasil pemikiran, sehingga senantiasa

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 28

Page 29: Review henry kurniawan

berkaitan dengan nilai, baik yang bercorak positif maupun negatif. Padahal

sebenarnya metode pengetahuan itu hanya salah satu bagian dari cakupan wilayah

epistemologi. Bagian-bagian lainnya jauh lebih banyak, sebagaimana diuraikan di

atas. Namun, penyederhanaan makna epistemologi itu berfungsi memudahkan

pemahaman seseorang, terutama pada tahap pemula untuk mengenali sistematika

filsafat, khususnya bidang epistemologi. Hanya saja, jika dia ingin mendalami dan

menajamkan pemahaman epistemologi, tentunya tidak bisa hanya memegangi

makna epistemologi sebatas metode pengetahuan, akan tetapi epistemologi dapat

menyentuh pembahasan yang amat luas, yaitu komponen-komponen yang terkait

langsung dengan “bangunan” pengetahuan.

C. Objek Dan Tujuan Epistemologi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek

disamakan dengan tujuan, sehingga pengertiannya menjadi rancu bahkan kabur.

Jika diamati secara cermat, sebenarnya objek tidak sama dengan tujuan. Objek

sama dengan sasaran, sedang tujuan hampir sama dengan harapan. Meskipun

berbeda, tetapi objek dan tujuan memiliki hubungan yang berkesinambungan,

sebab objeklah yang mengantarkan tercapainya tujuan. Dengan kata lain, tujuan

baru dapat diperoleh, jika telah melalui objek lebih dulu.

Aktivitas berfikir dalam kecenderungan pertama (satu tujuan dengan objek

yang berbeda-beda) lebih mendorong pencarian cara sebanyak-banyaknya, sedang

berpikir dalam kecenderungan kedua (satu objek untuk tujuan yang berbeda-beda)

lebih mendorong pencarian hasil yang sebanyak-banyaknya. Hal ini merupakan

implikasi dari tekanan masing-masing pola berpikir tersebut. Secara global, baik

berpikir dalam kecenderungan pertama maupun kecenderungan kedua, tetap saja

membutuhkan banyak cara untuk mewujudkan keinginan pemikirnya.

Dalam filsafat terdapat objek material dan objek formal. Objek material

adalah sarwa-yang-ada, yang secara garis besar meliputi hakikat Tuhan, hakikat

alam dan hakikat manusia. Sedangkan objek formal ialah usaha mencari

keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya, sampai ke akarnya) tentang objek

material filsafat (sarwa-yang-ada). Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi atau

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 29

Page 30: Review henry kurniawan

teori pengetahuan yang pertama kali digagas oleh Plato ini memiliki objek

tertentu. Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa “segenap

proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.” Proses

untuk memperoleh pengetahuan inilah yang menjadi sasaran teori pengetahuan

dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu

merupakan suatu tahap pengantara yang harus dilalui dalam mewujudkan tujuan.

Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan,

maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.

Selanjutnya, apakah yang menjadi tujuan epistemologi tersebut. Jacques

Martain mengatakan: “Tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk

menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-

syarat yang memungkinkan saya dapat tahu”. Hal ini menunjukkan, bahwa

epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak

bisa dihindari, akan tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi

adalah lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh

pengetahuan.

Rumusan tujuan epistemologi tersebut memiliki makna strategis dalam

dinamika pengetahuan. Rumusan tersebut menumbuhkan kesadaran seseorang

bahwa jangan sampai dia puas dengan sekedar memperoleh pengetahuan, tanpa

disertai dengan cara atau bekal untuk memperoleh pengetahuan, sebab keadaan

memperoleh pengetahuan melambangkan sikap pasif, sedangkan cara

memperoleh pengetahuan melambangkan sikap dinamis. Keadaan pertama hanya

berorientasi pada hasil, sedangkan keadaan kedua lebih berorientasi pada proses.

Seseorang yang mengetahui prosesnya, tentu akan dapat mengetahui hasilnya,

tetapi seseorang yang mengetahui hasilnya, acapkali tidak mengetahui prosesnya.

Guru dapat mengajarkan kepada siswanya bahwa dua kali tiga sama dengan enam

(2 x 3 = 6) dan siswa mengetahui, bahkan hafal. Namun, siswa yang cerdas tidak

pernah puas dengan pengetahuan dan hafalan itu. Dia tentu akan mengejar

bagaimana prosesnya, dua kali tiga didapatkan hasil enam. Maka guru yang

profesional akan menerangkan proses tersebut secara rinci dan mendetail,

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 30

Page 31: Review henry kurniawan

sehingga siswa benar-benar mampu memahaminya dan mampu mengembangkan

perkalian angka-angka lainnya.

Proses menjadi tahu atau “proses pengetahuan” inilah yang menjadi

pembuka terhadap pengetahuan, pemahaman dan pengembangan-

pengembangannya. Proses ini bisa diibaratkan seperti kunci gudang, meskipun

seseorang diberi tahu bahwa di dalam gudang terdapat bermacam-macam barnag,

tetapi dia tetap hanya apriori semata, karena tidak pernah membuktikan. Dengan

membawa kuncinya, maka gudang itu akan segera dibuka, kemudian diperiksa

satu persatu barang-barang yang ada didalamnya. Dengan demikian, seseorang

tidak sekedar mengetahui sesuatu atas informasi orang lain, tetapi benar-benar

tahu berdasarkan pembuktian melalui proses itu.

D. Landasan Epistemologi

Landasan epistemologi memiliki arti yang sangat penting bagi bangunan

pengetahuan, sebab ia merupakan tempat berpijak. Bangunan pengetahuan

menjadi mapan, jika memiliki landasan yang kokoh. Bangunan pengetahuan

bagaikan bangunan rumah, sedangkan landasan bagaikan fundamennya. Kekuatan

bangunan rumah bisa diandalkan berdasarkan kekuatan fundamennya. Demikian

juga dengan epistemologi, akan dipengaruhi atau tergantung landasannya.

Di dalam filsafat pengetahuan, semuanya tergantung pada titik tolaknya.

Sedangkan landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah; yaitu cara yang

dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah

merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi,

ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

Tidak semua pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan

yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat

yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yang tercantum

dalam metode ilmiah. Dengan demikian, metode ilmiah merupakan penentu layak

tidaknya pengetahuan menjadi ilmu, sehingga memiliki fungsi yang sangat

penting dalam bangunan ilmu pengetahuan.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 31

Page 32: Review henry kurniawan

Begitu pentingnya fungsi metode ilmiah dalam sains, sehingga banyak

pakar yang sangat kuat berpegang teguh pada metode dan cenderung kaku dalam

menerapkannya, seakan-akan mereka menganut motto: tak ada sains tanpa

metode; akhirnya berkembang menjadi: sains adalah metode. Sikap ini

mencerminkan bahwa mereka berlebihan dalam menilai begitu tinggi terhadap

metode ilmiah, tanpa menyadari semuanya yang hanya sekedar salah satu sarana

dari sains untuk mengukuhkan objektivitas dalam memahami sesuatu.

Sesungguhnya sikap berlebihan itu memang riil, tetapi terlepas dari sikap tersebut

yang seharusnya tidak perlu terjadi, yang jelas dalam kenyataanya metode ilmiah

telah dijadikan pedoman dalam menyusun, membangun dan mengembangkan

pengetahuan ilmu. Disini perlu dibedakan antara pengetahuan dengan ilmu

pengetahuan (ilmu). Pengetahuan adalah pengalaman atau pengetahuan sehari-

hari yang masih berserakan, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan

yang telah diatur berdasarkan metode ilmiah, sehingga timbul sifat-sifat atau ciri-

cirinya; sistematis, objektif, logis dan empiris.

Metode ilmiah berperan dalam tataran transformasi dari wujud pengetahuan

menuju ilmu pengetahuan. Bisa tidaknya pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan

yang bergantung pada metode ilmiah, karena metode ilmiah menjadi standar

untuk menilai dan mengukur kelayakan suatu ilmu pengetahuan. Sesuatu

fenomena pengetahuan logis, tetapi tidak empiris, juga tidak termasuk dalam ilmu

pengetahuan, melaikan termasuk wilayah filsafat. Dengan demikian metode

ilmiah selalu disokong oleh dua pilar pengetahuan, yaitu rasio dan fakta secara

integratif

E. Hubungan Epistemologi, Metode Dan Metodologi

Selanjutnya perlu ditelusuri dimana posisi metode dan metodologi dalam

konteks epistemologi untuk mengetahui kaitan-kaitannya, antara metode,

metodologi dan epistemologi. Hal ini perlu penegasan, mengingat dalam

kehidupan sehari-hari sering dikacaukan antara metode dengan metodologi dan

bahkan dengan epistemologi. Untuk mengetahui peta masing-masing dari ketiga

istilah ini, tampaknya perlu memahami terlebih dahulu makna metode dan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 32

Page 33: Review henry kurniawan

metodologi. “Dalam dunia keilmuan ada upaya ilmiah yang disebut metode, yaitu

cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang sedang

dikaji”. Lebih jauh lagi Peter R.Senn mengemukakan, “metode merupakan suatu

prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang

sistematis”.

Sedangkan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan dalam metode tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa

metodologi adalah ilmu tentang metode atau ilmu yang mempelajari prosedur atau

cara-cara mengetahui sesuatu. Jika metode merupakan prosedur atau cara

mengetahui sesuatu, maka metodologilah yang mengkerangkai secara konseptual

terhadap prosedur tersebut.

Implikasinya, dalam metodologi dapat ditemukan upaya membahas

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan metode. Metodologi

membahas konsep teoritik dari berbagai metode, kelemahan dan kelebihannya

dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan,

sedangkan metode penelitian mengemukakan secara teknis metode-metode yang

digunakan dalam penelitian. Penggunaan metode penelitian tanpa memahami

metode logisnya mengakibatkan seseorang buta terhadap filsafat ilmu yang

dianutnya. Banyak peneliti pemula yang tidak bisa membedakan paradigma

penelitian ketika dia mengadakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Padahal

mestinya dia harus benar-benar memahami, bahwa penelitian kuantitatif

menggunakan paradigma positivisme, sehingga ditentukan oleh sebab akibat

(mengikuti paham determinsime, sesuatu yang ditentukan oleh yang lain),

sedangkan penelitian kualitatif menggunakan paradigma naturalisme

(fenomenologis). Dengan demikian, metodologi juga menyentuh bahasan tantang

aspek filosofis yang menjadi pijakan penerapan suatu metode. Aspek filosofis

yang menjadi pijakan metode tersebut terdapat dalam wilayah epistemologi.

Oleh karena itu, dapat dijelaskan urutan-urutan secara struktural-teoritis

antara epistemologi, metodologi dan metode sebagai berikut: Dari epistemologi,

dilanjutkan dengan merinci pada metodologi, yang biasanya terfokus pada metode

atau tehnik. Epistemologi itu sendiri adalah sub sistem dari filsafat, maka metode

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 33

Page 34: Review henry kurniawan

sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari filsafat. Filsafat mencakup bahasan

epistemologi, epistemologi mencakup bahasan metodologis, dan dari metodologi

itulah akhirnya diperoleh metode. Jadi, metode merupakan perwujudan dari

metodologi, sedangkan metodologi merupakan salah satu aspek yang tercakup

dalam epistemologi. Adapun epistemologi merupakan bagian dari filsafat.

Dalam filsafat, istilah metodologi berkaitan dengan praktek epistemologi.

Secara lebih khusus, problem penyelidikan ilmiah yang secara filosofis menjadi

kajian utama cabang epistemologi yang berkaitan dengan problem metodologi

juga berkaitan dengan rancangan tata pikir, apa yang benar dan dapat

dipergunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan. Kemudian berbicara

tentang metodologi yang berarti berbicara tentang cara-cara atau metode-metode

yang digunakan oleh manusia untuk mencapai pengetahuan tentang realita atau

kebenaran, baik dalam aspek parsial atau total. Lebih jelas lagi, bahwa seseorang

yang sedang mempertimbangkan penggunaan dan penerapan metode untuk

memperoleh pengetahuan, maka dia harus mengacu pada metodologi, mengingat

pembahasan tentang seluk-beluk metode itu ada pada metodologi. Metodologi

inilah yang memberikan penjelasan-penjelasan konseptual dan teoritis terhadap

metode.

F. Hakikat Epistemologi

Pembahasan tentang hakikat, lagi-lagi terasa sulit, karena ita tidak bisa

menangkapnya, kecuali ciri-cirinya. Apalagi hakikat epistemologi, tentu lebih

sulit lagi. Epistemologi berusaha memberi definisi ilmu pengetahuan,

membedakan cabang-cabangnya yang pokok, mengidentifikasikan sumber-

sumbernya dan menetapkan batas-batasnya. “Apa yang bisa kita ketahui dan

bagaimana kita mengetahui” adalah masalah-masalah sentral epistemologi, tetapi

masalah-masalah ini bukanlah semata-mata masalah-masalah filsafat. Pandangan

yang lebih ekstrim lagi menurut Kelompok Wina, bidang epistemologi bukanlah

lapangan filsafat, melainkan termasuk dalam kajian psikologi. Sebab epistemologi

itu berkenaan dengan pekerjaan pikiran manusia, the workings of human mind.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 34

Page 35: Review henry kurniawan

Tampaknya Kelompok Wina melihat sepintas terhadap cara kerja ilmiah dalam

epistemologi yang memang berkaitan dengan pekerjaan pikiran manusia.

Cara pandang demikian akan berimplikasi secara luas dalam menghilangkan

spesifikasi-spesifikasi keilmuan. Tidak ada satu pun aspek filsafat yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan pikiran manusia, karena filsafat mengedepankan

upaya pendayagunaan pikiran. Kemudian jika diingat, bahwa filsafat adalah

landasan dalam menumbuhkan disiplin ilmu, maka seluruh disiplin ilmu selalu

berhubungan dengan pekerjaan pikiran manusia, terutama pada saat proses

aplikasi metode deduktif yang penuh penjelasan dari hasil pemikiran yang dapat

diterima akal sehat. Ini berarti tidak ada disiplin ilmu lain, kecuali psikologi,

padahal realitasnya banyak sekali.

Oleh karena itu, epistemologi lebih berkaitan dengan filsafat, walaupun

objeknya tidak merupakan ilmu yang empirik, justru karena epistemologi menjadi

ilmu dan filsafat sebagai objek penyelidikannya. Dalam epistemologi terdapat

upaya-upaya untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkannya.

Aktivitas-aktivitas ini ditempuh melalui perenungan-perenungan secara filosofis

dan analitis. Perbedaaan pandangan tentang eksistensi epistemologi ini agaknya

bisa dijadikan pertimbangan untuk membenarkan Stanley M. Honer dan Thomas

C.Hunt yang menilai, epistemologi keilmuan adalah rumit dan penuh kontroversi.

Sejak semula, epistemologi merupakan salah satu bagian dari filsafat sistematik

yang paling sulit, sebab epistemologi menjangkau permasalahan-permasalahan

yang membentang seluas jangkauan metafisika sendiri, sehingga tidak ada sesuatu

pun yang boleh disingkirkan darinya.

Di samping itu, epistemologi tersebut sebenarnya tidak bisa berdiri sendiri,

tidak bisa lepas dari ontologi dan aksiologi. Menurut, Jujun S. Suriasumatri,

bahwa persoalan utama yang dihadapi oleh tiap epistemologi pengetahuan pada

dasarnya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan

memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi masing-masing. Dalam

pemahaman yang sederhana epistemologi memiliki interrelasi (saling

berhubungan dengan komponen lain, ontologi dan aksiologi).

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 35

Page 36: Review henry kurniawan

Selanjutnya, epistemologi atau teori mengenai ilmu pengetahuan itu adalah

inti sentral setiap pandangan dunia. Ia merupakan parameter yang bisa

memetakan, apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin menurut bidang-

bidangnya; apa yang mungkin diketahui dan harus diketahui; apa yang mungkin

diketahui tetapi lebih baik tidak usah diketahui; dan apa yang sama sekali tidak

mungkin diketahui. Epistemologi dengan demikian bisa dijadikan sebagai

penyaring atau filter terhadap objek-objek pengetahuan. Tidak semua objek mesti

dijelajahi oleh pengetahuan manusia. Ada objek-objek tertentu yang manfaatnya

kecil dan madaratnya lebih besar, sehingga tidak perlu diketahui, meskipun

memungkinkan untuk diketahui. Ada juga objek yang benar-benar merupakan

misteri, sehingga tidak mungkin bisa diketahui.

Epistemologi ini juga bisa menentukan cara dan arah berpikir manusia.

Seseorang yang senantiasa condong menjelaskan sesuatu dengan bertolak dari

teori yang bersifat umum menuju detail-detailnya, berarti dia menggunakan

pendekatan deduktif. Sebaliknya, ada yang cenderung bertolak dari gejala-gejala

yang sama, baruk ditarik kesimpulan secara umum, berarti dia menggunakan

pendekatan induktif. Adakalanya seseorang selalu mengarahkan pemikirannya ke

masa depan yang masih jauh, ada yang hanya berpikir berdasarkan pertimbangan

jangka pendek sekarang dan ada pula seseorang yang berpikir dengan

kencenderungan melihat ke belakang, yaitu masa lampau yang telah dilalui. Pola-

pola berpikir ini akan berimplikasi terhadap corak sikap seseorang. Kita terkadang

menemukan seseorang beraktivitas dengan serba strategis, sebab jangkauan

berpikirnya adalah masa depan. Tetapi terkadang kita jumpai seseorang dalam

melakukan sesuatu sesungguhnya sia-sia, karena jangkauan berpikirnya yang amat

pendek, jika dilihat dari kepentingan jangka panjang, maka tindakannya itu justru

merugikan.

Pada bagian lain dikatakan, bahwa epistemologi keilmuan pada hakikatnya

merupakan gabungan antara berpikir secara rasional dan berpikir secara empiris.

Kedua cara berpikir tersebut digabungan dalam mempelajari gejala alam untuk

menemukan kebenaran, sebab secara epistemologi ilmu memanfaatkan dua

kemampuan manusia dalam mempelajari alam, yakni pikiran dan indera. Oleh

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 36

Page 37: Review henry kurniawan

sebab itu, epistemologi adalah usaha untuk menafsir dan membuktikan keyakinan

bahwa kita mengetahuan kenyataan yang lain dari diri sendiri. Usaha menafsirkan

adalah aplikasi berpikir rasional, sedangkan usaha untuk membuktikan adalah

aplikasi berpikir empiris. Hal ini juga bisa dikatakan, bahwa usaha menafsirkan

berkaitan dengan deduksi, sedangkan usah membuktikan berkaitan dengan

induksi. Gabungan kedua macam cara berpikir tersebut disebut metode ilmiah.

Jika metode ilmiah sebagai hakikat epistemologi, maka menimbulkan

pemahaman, bahwa di satu sisi terjadi kerancuan antara hakikat dan landasan dari

epistemologi yang sama-sama berupa metode ilmiah (gabungan rasionalisme

dengan empirisme, atau deduktif dengan induktif), dan di sisi lain berarti hakikat

epistemologi itu bertumpu pada landasannya, karena lebih mencerminkan esensi

dari epistemologi. Dua macam pemahaman ini merupakan sinyalemen bahwa

epistemologi itu memang rumit sekali, sehingga selalu membutuhkan kajian-

kajian yang dilakukan secara berkesinambungan dan serius.

SARANA BERPIKIR ILMIAH

A. Pengetian Berpikir

“Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses

ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran

tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan”

Oleh karena itu, proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa

pengetahuan diperlukan sarana tertentu yang disebut dengan sarana berpikir

ilmiah.

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan

kita melakukan penelaahan secara baik. Sarana berpikir ilmiah berupa :

bahasa sebagai alat komunikasi verbal

logika sebagai alat berpikir

matematika berperan dalam pola berpikir deduktif

statistika berperan dalam pola berpikir induktif

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 37

Page 38: Review henry kurniawan

Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah

dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya juga

diperlukan sarana tertentu pula. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita

tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.

B. Sarana Berfikir Ilmiah

1. Bahasa

Keunikan manusia adalah kemampuan berbahasa. Menurut Ernst Cassirer,

manusia sebagai animal symbolicum artinya mahluk yang mempergunakan

simbol. (Animal symbolicum lebih luas cakupannya dari pada homo sapiens).

Menurut Charlton Laird, tata bahasa merupakan alat dalam mempergunakan

aspek logis dan kreatif dari pikiran untuk mengungkapkan arti dan emosi dengan

mempergunakan aturan-aturan tertentu.

Kekurangan bahasa :

bahasa bersifat multifungsi

memiliki arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata

yang membangun bahasa

bahasa bersifat berputar-putar (sirkular) dalam memberikan kata-kata

terutama dalam memberikan definisi

konotasi yang bersifat emosional

Bahasa memegang peranan tenting dan suatu hal yang lazim dalam hidup

dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang

memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang bisa, seperti

bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar

biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya.

Banyak ahli bahasa yang telah memberikan uraiannya tentang pengertiannya

tentang pegertian bahasa. Sudah barang tentu berbeda-beda cara

menyampikannya. Bloch and Trager mengatakan bahwa a language is a system of

arbitrary vocal symbols by means of which asocial group cooperates (bahasa

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 38

Page 39: Review henry kurniawan

adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh

suatu kelompok sosial sebagai alat untuk komunikasi).

2.Matematika

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari

pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat

“Artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan

kepadanya. Bila kita mempelajari kecepatan jalan kaki seseorang anak maka

obyek “kecepatan jalan kaki seorang anak” dapat diberi lambang dengan x.  dalam

hal ini x hanya mempunyai satu arti yaitu kecepatan jalan kaki seorang  anak. Bila

dihubungkan dengan dengan obyek lain umpanya “jarak yang  ditempuh seoang

anak” (y). maka dapat dibuat lambang hubungan tersebut  sebagai z = y/x, di

mana z melambangkan waktu berjalan kaki seorang anak.

      Dari pernyataan z = y/x kiranya jelas : tidak mempunyai konotasi emosional

dan  hanya mengemukakan informasi mengenai hubungan x, y dan z, artinya 

matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informative dengan tidak 

menimbulkan konotasi yang bersifat emosional.

1.      sifat kuantitatif dari matematika

Dengan bahasa verbal bila kita membandingkan dua obyek yang berlainan

umpamanya Gajah dan semut, maka hanya bisa mengatakan gajah lebih besar dari

semut, kalau ingin menelusuri lebih lanjut berapa besar gajah dibandingkan

dengan  semut, maka kita mengalami kesukaran dalam mengemukakan hubungan

itu, biia ingin mengetahui secara eksak berapa besar gajah bila dibandingkan

dengan semut, maka dengan bahasa verbal tidak dapat mengatakan apa-apa.

Matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran dapat

mengetahui dengan tepat berapa panjang. Bahasa verbal hanya  mampu

mengemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif, kita mengetahui bahwa

sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang, tetapi tidak bisa mengatakan

berapa besar pertambahan panjang logamnya.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 39

Page 40: Review henry kurniawan

Untuk itu matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat

pengukuran, maka dapat mengetahui dengan tepat berapa panjang sebatang logam

dan berapa pertambahannya bila dipanaskan. dengan mengetahui hal ini maka

pernyataan ilmiah yang berupa pernyataan kualitatif seperti sebatang logam bisa

dipanaskan akan memanjang: dapat diganti dengan pernyataan matematika yang

lebih eksak umpamanya :

P1 = P0 (1 +ñ)

P1 pajang logam pada  temperature t. P0 merupalam panjang logam pada

temperature nol dan n merupakan koefesiansi pemuai logam tersebut.

matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari

pernyataan yang ingin kita sampaikan

2.      Matematika Sebagai Sarana Berfikir Deduktif

Menalar secara induksi dan analogi membutuhkan pengamatan dan bahkan

percobaan, untuk memperoleh fakta yang dapat dipakai sebagar dasar

argumentasi. Tetapi pancaindera kita adalah terbatas dan tidak teliti. Tambahan

lagi, meskipun fakta yang dikumpulkan untuk tujuan induksi dan analogi itu

masuk akal namun metode ini tidak memberikan suatu kesimpulan yang tidak

dapat dibantah lagi. Umpamanya, meskipun sapi makan rumput dan babi serupa

dengan sapi namun adalah tidak benar bahwa babi makan rumput.

Untuk menghindari kesalahan seperti di atas, ahli matematika

mempergunakan kerangka berfikir yang lain. Umpamanya dia mempunyai fakta

bahwa x – 3 = 7 dan bermaksud untuk mencari nilai x tersebut. Dia melihat bahwa

jika angka 3 ditambahkan kepada kedua ruas persamaan tersebut maka dia akan

memperoleh bahwa x = 10. Pertanyaannya adalah bolehkah dia melakukan

langkah ini ? untuk menjawab hal tersebut maka pertama-tama dia harus

mengetahui bahwa sebuah persamaan tidak berubah jika kepada kedua ruas

persamaan tersebut ditambahkan nilai yang sama. Hal ini berarti bahwa dengan

menambahkan angka 3 kepada kedua belah persamaan tersebut, dia takkan

mengubah harga persamaan tadi. Berdasarkan hal ini maka dia berkesimpulan

bahwa langkah yang dilakukannya ternyata dapat dipertanggungjawabkan. Cara

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 40

Page 41: Review henry kurniawan

berfikir yang dilakukan disini adalah deduksi. Seperti pada contoh di atas, dalam

semua pemikiran deduktif, maka kesimpulan yang ditarik merupakan konsekuensi

logis dari fakta-fakta yang sebelumnya telah diketahui. Disini, seperti juga pada

fakta-fakta yang mendasarinya, maka kesimpulan yang ditarik tak usah diragukan

lagi.

3. Statistik

Statistik berasal dari bahwa latin, yaitu status yang berarti Negara yang

memiliki persamaan arti dengan state dalam bahasa Inggris yang berarti negara

atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pada

awalnya statistik hanya berkaitan dengan sekumpulan angka mengenai penduduk

suatu daerah atau negara dan pendapatan masyarakat. Pada mulanya kata statistik

diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data ) baik yang berwujud angka

maupun yang bukan angka, yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang

besar bagi negara. Sehingga statistika berkembang lebih cepat dari pada

matematika.

Bagi masyarakat awam kurang terbiasa dengan istilah statistika, sehingga

perketaan statistik biasanya mengandung konotasi berhadapan dengan deretan

angka-angka yang menyulitkan, tidak mengenakan, dan bahkan merasa bingung

untuk membedakan antara matematika dan statistik. Berkenaan dengan pernyataan

di atas, memang statistik merupakan diskripsi dalam bentuk angka-angka dari

aspek kuantitatif suatu masalah, suatu benda yang menampilkan fakta dalam

bentuk ”hitungan” atau ”pengukuran”.

Statistik selain menampilkan fakta berupa angka-angka, statistika juga

merupakan bidang keilmuan yang disebut statistika, seperti juga matematika yang

disamping merupakan bidang keilmuan juga berarti lambang, formulasi, dan

teorema. Bidang keilmuan statistik merupakan sekumpulan metode untuk

memperoleh dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan

berdasarkan data tersebut. Ditinjau dari segi keilmuan, statistika merupakan

bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan dalam mendiskripsikan gejala

dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan maupun pengkuran . Maka,

Hartono Kasmadi, dkk., mengatakan bahwa, ”statistika [statistica] ilmu yang

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 41

Page 42: Review henry kurniawan

berhubungan dengan cara pengumpulan fakta, pengolahan dan menganalisaan,

penaksiran, simpulan dan pembuatan keputusan.

Prof. Dr. Sudjana, M.A., M.Sc. mengatakan ststistik adalah pengetahuan

yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan

penganalisisannya, dan penerikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan

peanganalisisan yang dilakukan. Kemudian J.Supranto memberikan pengertian

ststistik dalam dua arti. Pertama statistik dalam arti sempit adalah data ringkasan

yang berbentuk angka (kuantitatif). Kedua statistik dalam arti luas adalah ilmu

yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian dan analisis data, serta cara

pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang

menyeluruh. Secara lebih jelas pengertian statistik adalah ilmu yang mempelajari

tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisan,

penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka.

Statistika digunakan untuk menggambarkan suatu persoalan dalam suatu

bidang keilmuan. Maka, dengan menggunakan prinsip statistika masalah keilmuan

dapat diselesaikan, suatu ilmu dapat didefinisikan dengan sederhana melalui

pengujian statistika dan semua pernyataan keilmuan dapat dinyatakan secara

faktual. Dengan melakukan pengjian melalui prosedur pengumpulan fakta yang

relevan dengan rumusan hipotesis yang terkandung fakta-fakta emperis, maka

hipotesis itu diterima keabsahan sebagai kebenaran, tetapi dapat juga sebaliknya.

1.      Sejarah Perkembangan Statistika

Sekitar tahun 1645, Chevalier de Mere, seorang ahli matematika amatir,

mengajukan beberapa permasalahan mengenai judi kepada seorang ahli

matematika Prancis Blaise Pascal (1623-1662 ).Tertarikdengan permaslahan yang

berlatar belakang teori ini dan kemudian mengadakan korespondensi dengan ahli

matematika Prancis lainnya Piere de Fermat (1601 – 1665 ), dan keduanya

mengembangkan cikal bakal teori peluang.

Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep

baru yang tidak dikenal dalam pemikiran Yunani kuno, Romawi bahkan Eropa

dalam abad pertengahan. Teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 42

Page 43: Review henry kurniawan

dalam aljabar yang di kembangkan sarjana muslim namun bukan dalam lingkup

teori peluang. Begitu dasar-dasar peluang ini dirumuskan maka dengan cepat

bidang telaahan ini berkembang.

Statistika berakar dari teori peluang, Descartes, ketika mempelajari hukum

di Universitas Poitiers antara tahun 1612 sampai 1616, juga bergaul dengan

teman-teman yang suka berjudi. Sedangkan, pendeta Thomas Bayes pada tahun

1763 mengembangkan teori peluang subyektif berdasarkan kepercayaan seseorang

akan terjadinya suatu kejadian. Teori ini berkembang menjadi cabang khusus

dalam statestika sebagai pelengkap teori peluang yang bersifat subyektif. Peluang

yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep yang tidak dikenal

dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi, bahkan Eropa pada abad pertengahan.

Sedangkan teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam aljabar yang

dikembangkan sarjana Muslim, namun bukan dalam lingkup teori peluang .

2.      Statistika dan Berpikir Induktif

Statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan

dalam mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan

maupun pengukuran. Dengan statistika kita dapat melakukakn pengujian dalam

bidang keilmuan sehingga banyak masalah dan pernyataan keilmuan dapat

diselesaikan secara faktual.

Pengujian statistika adalah konsekuensi pengujian secara emperis. Karena

pengujian statistika adalah suatu proses pengumpulan fakta yang relevan dengan

rumusan hipotesis. Artinya, jika hipotesis terdukung oleh fakta-fakta emperis,

maka hipotesis itu diterima sebagai kebenaran. Sebaliknya, jika bertentangan

hipotesis itu ditolak”. Maka, pengujian merupakan suatu proses yang diarahkan

untuk mencapai simpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat

individual. Dengan demikian berarti bahwa penarikan simpulan itu adalah

berdasarkan logika induktif.

Pengujian statistik mampu memberikan secara kuantitatif tingkat kesulitan

dari kesimpulan yang ditarik tersebut, pada pokoknya didasarkan pada asas yang

sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil makin tinggi pula

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 43

Page 44: Review henry kurniawan

tingkat kesulitan kesimpulan tersebut. Sebaliknya, makin sedikit contoh yang

diambil maka makin rendah pula tingkat ketelitiannya. Karakteristik ini

memungkinkan kita untuk dapat memilih dengan seksama tingkat ketelitian yang

dibutuhkan sesuai dengan hakikat permasalahan yang dihadapi. ...Selain itu,

statistika juga memberikan kesempatan kepada kita untuk mengetahui apakah

suatu hubungan kesulitan antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau

memang benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat emperis.

Selain itu, Jujun S. Suriasumantri juga mengatakan bahwa pengujian

statistik mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari

kasus-kasus yang bersifat individual. Umpamanya jika kita ingin mengetahui

berapa tinggi rata-rata anak umur 10 tahun di sebuah tempat, maka nilai tinggi

rata-rata yang dimaksud merupakan sebuah kesimpulan umum yang ditarik dalam

kasus-kasus anak umur 10 tahun di tempat itu. Dalam hal ini kita menarik

kesimpulan berdasarkan logika induktif.

Logika induktif, merupakan sistem penalaran yang menelaah prinsip-

prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu

kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Logika ini sering disebut dengan

logika material, yaitu berusaha menemukan prinsip penalaran yang bergantung

kesesuaiannya dengan kenyataan. Oleh karena itu kesimpulan hanyalah

kebolehjadian, dalaam arti selama kesimpulan itu tidak ada bukti yang

menyangkalnya maka kesimpulan itu benar.

Logika induktif tidak memberikan kepastian namun sekedar tingkat

peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan dan

kesimpulannya mungkin benar mungkin juga salah. Misalnya, jika selama bulan

November dalam beberapa tahun yang lalu hujan selalu turun, maka tidak dapat

dipastikan bahwa selama bulan November tahun ini juga akan turun hujan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam hal ini hanyalah mengenai tingkat peluang

untuk hujan dalam tahun ini juga akan turun hujan”. Maka kesimpulan yang

ditarik secara induktif dapat saja salah, meskipun premis yang dipakainya adalah

benar dan penalaran induktifnya adalah sah, namun dapat saja kesimpulannya

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 44

Page 45: Review henry kurniawan

salah. Sebab logika induktif tidak memberikan kepastian namun sekedar tingkat

peluang.

Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah

permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada

suatu kesimpulan yang bersifat umum. Jika kita ingin mengetahui berapa tinggi

rata-rata anak umur 10 tahun di Indonesia, umpamanya, bagaimana caranya kita

mengumpulkan data sampai pada kesimpulan tersebut. Hal yang paling logis

adalah melakukan pengukuran tinggi badan terhadap seluruh anak 10 tahun di

Indonesia. Pengumpulan data seperti ini tak dapat diragukan lagi akan

memberikan kesimpulan mengenai tinggi rata-rata anak tersebut di negara kita,

tetapi kegiatan ini menghadapkan kita kepada persoalan tenaga, biaya, dan waktu

yang cukup banyak. Maka statistika dengan teori dasarnya teori peluang

memberikan sebuah jalan keluar, memberikan cara untuk dapat menarik

kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari

populasi. Jadi untuk mengetahui tinggi rata-rata anak umur 10 tahun di Indonesia

kita tidak melakukan pengukuran untuk seluruh anak yang berumur tersebut,

tetapi hanya mengambil sebagian anak saja.

Dari berbagai uraian yang dikemukakan di atas, penulis mencoba

memberikan beberapa ringkasan sebagai berikut :

1.      Dalam kegiatan atau kemampuan berpkir ilmiah yang baik harus

menggunakan atau didukung oleh sarana berpkir ilmiah yang baik pula, karena

tanpa menggunakan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melakukakan

kegiatan berpikir ilmiah dengan baik.

2.      Cara berpikir ilmiah dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan logika

induktif dan logika deduktif.

3.      Penggunaan statistika dalam proses berpikir ilmiah, sebagai suatu metode

untuk membuat keputusan dalam bidang keilmuan yang berdasarkan logika

induktif. Karena statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif.

4.      Berpikir induktif, bertitik tolak dari sejumlah hal-hal yang bersifat khusus

untuk sampai pada suatu rumusan yang bersifat umum sebagai hukum ilmiah.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 45

Page 46: Review henry kurniawan

3. Logika

Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat

dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan

aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu.

logika yunani diterjemahkan oleh kaum muslimin kedalam bahasa Arab. Kegiatan

ini mendapatkan respon yang berbeda – beda dari tokoh – tokoh besar islam.

Diantaranya Ibnu Salih dan Imam NAwawi berpendapat bahwa mengharamkan

untuk mempelajari ilmu logika secara mendalam. Sedangkan imam Ghazali

beranggapan baik dan menganjurkannya. Selain itu, Jumhur Ulama

memperbolehkan bagi orang – orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya.

Masih banyak lagi tokoh besar muslim yangt mempelajari ilmu ini secara khusus

dan mendalam yang sampai mengadakan penyelidikan kaidah – kaidah dalam

kehidupan sehari – hari untuk diuji salah benarnya.

Lambat laun logika menjadi semakin dangkal dan sederhana. Akan tetapi,

pada masa ini masih mengembangkan pemikiran logika Aristoteles Pada abad ke

XIII sampai abad XV dikenal sebagai logika modern yang dirintis oleh Petrus

Hispanus, Roger Barcon, raymundus Lullus, Wilhelm Ocham, George Boole,

Bertrand Russell, G. Frege. Pemikiran logika modern sangat berbeda dengan

pemikiran Aristoteles ( logika tradisional ). Pada masa ini, Raymundus Lullus

mengemukakan metode Ars Magna, yaitu semacam aljabar pengertian dengan

maksud membuktikan kebenaran – kebenaran tertinggi.

AKSIOLOGI PENGETAHUAN

A. Pengertian Aksiologi

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang

berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami

sebagai teori nilai. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai

merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 46

Page 47: Review henry kurniawan

Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai

satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.

B. Teori tentang Nilai

1. Kebebasan Nilai dan Keterikatan Nilai

Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah

polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita

sebut sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis

pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal

sebagai value baound. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas

pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai?

Bagi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kemajuan perkembangan

ilmu pengetahuan akan lebih cepat terjadi. Karena ketiadaan hambatan dalam

melakukan penelitian. Baik dalam memilih objek penelitian, cara yang digunakan

maupun penggunaan produk penelitian. Sedangkan bagi ilmuwan penganut faham

nilai terikat, perkembangan pengetahuan akan terjadi sebaliknya. karena

dibatasinya objek penelitian, cara, dan penggunaan oleh nilai.

Kendati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebas

nilai ternyata melahirkan sebuah permasalahan baru. Dari yang tadinya

menciptakan pengetahuan sebagai sarana membantu manusia, ternyata kemudian

penemuannya tersebut justru menambah masalah bagi manusia. Meminjam istilah

carl Gustav Jung “bukan lagi Goethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah

yang melahirkan Goethe”.

2. Jenis-jenis Nilai

Berikut adalah jenis-jenis nilai yang di kategorikan pada perubahannya:

Baik dan Buruk

Sarana dan Tujuan

Penampakan dan Real

Subjektif dan Objektif

Murni dan Campuran

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 47

Page 48: Review henry kurniawan

Aktual dan Potensial

3. Hakikat Nilai

Berikut adalah beberapa contoh dari hakikat nilai dilihat dari anggapan atau

pendapatnya:

Nilai berasal dari kehendak, Voluntarisme.

Nilai berasal dari kesenangan, Hedonisme

Nilai berasal dari kepentingan.

Nilai berasal dari hal yang lebih disukai (preference).

Nilai berasal dari kehendak rasio murni.

4. Kriteria Nilai

Standar pengujian nilai dipengaruhi aspek psikologis dan logis.

Kaum hedonist menemukan standar nilai dalam kuantitas kesenangan

yang dijabarkan oleh individu atau masyarakat.

Kaum idealis mengakui sistem objektif norma rasional sebagai kriteria.

Kaum naturalis menemukan ketahanan biologis sebagai tolok ukur

5. Status Metafisik Nilai

Subjektivisme adalah nilai semata-mata tergantung pengalaman

manusia.

Objektivisme logis adalah nilai merupakan hakikat logis atau

subsistensi, bebas dari keberadaannya yang dikenal.

Objektivisme metafisik adalah nilai merupakan sesuatu yang ideal

bersifat integral, objektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik.

(mis: theisme).

6. Karakteristik Nilai

Bersifat abstrak; merupakan kualitas

Inheren pada objek

Bipolaritas yaiatu baik/buruk, indah/jelek, benar/salah.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 48

Page 49: Review henry kurniawan

Bersifat hirarkhis; Nilai kesenangan, nilai vital, nilai kerohanian, nilai

kekudusan.

Aksiologi memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu

itu di pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan

kaidah-kaidah nilai. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan

pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan

operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma nilai.

ILMU DAN BUDAYA

A. Definisi Ilmu

Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan

yang berupa pengetahuan. Ilmu merupakan produk dari proses berfikir menurut

langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah.

Berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan-

persyaratan tertentu, yaitu :

1. Logis, yaitu pikiran kita harus konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang

telah ada.

2. Harus didukung fakta empiris, yaitu telah teruji kebenarannya yang kemudian

memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematik

dan kumulatif.

Kebenaran ilmiah tidak bersifat mutlak, tetapi terbuka bagi koreksi dan

penyempurnaan, mungkin saja pernyataan sekarang logis kemudian bertentangan

dengan pengetahuan ilmiah baru.

Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran.

Beberapa alat untuk memperoleh atau mengukur ilmu pengetahuan adalah :

Rationalisme : penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari

kebenaran.

Empirisme : alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan

pengalaman indera sebagai pemegang peranan utama

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 49

Page 50: Review henry kurniawan

Logical positivisme : mengunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan

yang positif benar

Pragmatisme : nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati

adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis

Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka

menunjuk sekurang-kurangnya tiga hal, yakni : pengetahuan, aktivitas dan

metode. Pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas atau metode bila ditinjau

lebih dalam sesungguhnya tidak saling bertentangan, tetapi merupakan kesatuan

logis yang mesti ada secara berurutan.

Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus

dilaksanakan dengan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metode itu

mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan interaksi diantara

aktivitas, metode dan pengetahuan yang boleh dikatakan menyusun diri menjadi

ilmu dapat digambarkan dalam suatu bagan segitiga sebagai berikut :

Aktivitas

ilmu

Metode Pengetahuan

Dengan demikian, pengertian ilmu selengkapnya berarti aktivitas penelitian,

metode ilmiah dan pengetahuan sistematis.

B. Karakteristik Ilmu

1. Obyektif, ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak

berdasarkan pada emosional subyektif.

2. Koheren, pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan.

3. Reliable, produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur

dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 50

Page 51: Review henry kurniawan

4. Valid, produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur

dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun

eksternal.

5. memiliki generalisasi, suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum.

6. Akurat, penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi.

7. Dapat melakukan prediksi, ilmu dapat memberikan daya prediksi atas

kemungkinan-kemungkinan suatu hal.

C. Syarat-syarat Ilmu

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan

masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari

dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus

diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran,

yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut

kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek

penunjang penelitian.

2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi

kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.

Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk

menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos”

yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang

digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan

suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur

dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,

menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat

menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam

rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang

bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.

Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 51

Page 52: Review henry kurniawan

ilmu-ilmu sosial menyadari kadar keumuman (universal) yang dikandungnya

berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan

manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu

sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

D. Jenis-jenis Ilmu

Menurut aristoteles ilmu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar berdasarkan

tujuan ilmu, yaitu :

1.     Ilmu-ilmu teoritis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan

tentang kenyataan.

2.     Ilmu-ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan

menjelaskan perbuatan yang berdasarkan pada pengetahuan

E. Definisi Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,

kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

atau mengerjakan. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam

bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

F. Komponen Dan Unsur-Unsur Kebudayaan

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,

yaitu:

alat-alat teknologi

sistem ekonomi

keluarga

kekuasaan politik

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 52

Page 53: Review henry kurniawan

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota

masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.

organisasi ekonomi

alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan

(keluarga adalah lembaga pendidikan utama).

organisasi kekuatan (politik)

3. Kuntjaraningrat (1974) membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang

terdiri dari :

1. sistem religi dan upacara keagamaan

2. sistem dan organisasi kemasyarakatan (kekerabatan)

3. sistem pengetahuan, bahasa dan kesenian

4. sistem mata pencaharian

5. sistem teknologi dan peralatan

G. Hubungan antara Ilmu dan Budaya

Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu dan

teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan

bagian dari budaya. Ilmu dan budaya mempunyai hubungan yang saling

mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam

satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tesebut, dan juga

perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat.

Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu,

yakni tentang etika, estetika dan logika. Contohnya adalah dalam masyarakat

pedalaman, budaya yang berkembang adalah budaya agraris. Adapun ilmu yang

berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan pandangan-

pandangan baru terhadap budaya, misalnya ritual-ritual khusus menjelang panen,

mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain. Pola Hubungan

Ilmu dan budaya dan Teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki

keterkaitan karena kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki

kaitan erat dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya,

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 53

Page 54: Review henry kurniawan

merumuskan ilmu dan menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-

duanya, karena manusia mempunyai akal dan bahasa.

ILMU DAN MATEMATIKA

A. Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya‘lamu, ‘ilman yang berarti

mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris ilmu disebut science dan

bahasa latin scientia(pengetahuan). Dalam kamus besar bahasa Indonesia Ilmu

diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem

menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan

gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan itu. Ada orang yang menamakannya

ilmu, ada yang menamakannya ilmu pengetahuan, dan ada pula yang

menyebutnya saint. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha untuk

melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang asalnya dari bahasa

Inggris. Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang dibaca dalam

pustaka menunjukkan pada sekurang-kurangnya tiga hal: pengetahuan, aktivitas

dan metode.

Dalam hal yang pertama dan ini yang terumum, Ilmu senantiasa berarti

pengetahuan. Diantara fara filsuf dari berbagai aliran terdapat pemahaman umum

bahwa ilmu adalah suatu kumpulan yang sistimatis dari pengetahuan yang

dihimpun dengan perantaraan metode ilmiah. Pengetahuan sesungguhnya

hanyalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia.

Dengan demikian dapatlah dipahami bilamana ada makna tambahan dari ilmu

sebagai aktivitas (atau suatu proses yakni serangkaian aktivitas yang dilakukan

oleh manusia).

Menurut Prof Harold H Titus, banyak orang telah mempergunakan istilah

ilmu untuk menyebut suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objective

dan dapat diperiksa kebenarannya. Pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas

atau metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak saling

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 54

Page 55: Review henry kurniawan

bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan logis yang

mesti ada secara berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia,

aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan aktivitas itu

menghasilkan pengetahuan yang sistimatis.

B. Pengertian Matematika

Matematika diambil dari bahasa Yunani, (μαθηματικά – mathēmatiká)

Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu

(knowledge,science), secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari

struktur, perubahan, dan ruang: tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan

adalah penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika

adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan

logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi

matematika.

Beberapa aliran dalam filsafat matematika:

1. Aliran Logistik

Pelopornya : Immanuel Kant (1724 – 1804)

Berpendapat bahwa matematika merupakan cara logis (logistik) yang salah

atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.

Matematika murni merupakan cabang dari logika, konsep matematika dapat

di reduksikan menjadi konsep logika.

2. Aliran Intuisionis

Pelopornya : Jan Brouwer (1881 – 1966)

Berpendapat bahwa matematika itu bersifat intusionis

Intuisi murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang matematika

bilangan. Hakekat sebuah bilangan harus dapat dibentuk melalui kegiatan

intuitif dalam berhitung dan menghitung.

3. Aliran Formalis

Pelopornya : David Hilbert (1862 – 1943)

Berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan tentang struktur

formal dari lambang . Kaum formalis menekankan pada aspek formal dari

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 55

Page 56: Review henry kurniawan

matematika sebagai bahasa lambang dan mengusahakan konsistensi dalam

penggunaan matematika sebagai bahasa lambang.

Kaum Formalis membantah aliran logistik dan menyatakan bahwa masalah-

masalah dalam logika sama sekali tidak ada hubungan dengan matematika

Matematika adalah cara/ metode berpikir dan bernalar. Matematika adalah

cara berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan.

Matematika bila ditinjau dari segi epistemology ilmu bukanlah ilmu. Ia lebih

merupakan artificial yang bersifat eksak, cermat dan terbebas dari rona emosi.

Matematika adalah logika yang telah berkembang, yang memberikan sifat

kuantitatif kepada pengetahuan keilmuan.Matematika merupakan sarana berfikir

deduktif yang amat berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan

prediksi-prediksi daripadanya, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan

keilmuan dengan benar dan jelas dan secara singkat dan jelas. Matematika adalah

bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita

sampaikan. Lambang-lambang matematika mempunyai “artificial” yang baru

mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.

C. Hakekat Matematika

1. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif

Matematika dikenal dengan ilmu deduktif. Ini berarti proses pengerjaan

matematika harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi

berdasarkan pengamatan( induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif.

Meskipun demikian untuk membantu pemikiran pada tahap-tahap permulaan

seringkali kita memerlukan bantuan contoh-contoh khusus atau ilustrasi

geometris. Perlu pula diketahui bahwa baik isi maupun metode mencarikebenaran

dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam, apalagi dengan ilmu

pengetahuan umum. Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika

adalah ilmu deduktif, sedangkan oleh ilmu pengetahuan alam adalah metode

induktif atau eksperimen.

Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara

induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 56

Page 57: Review henry kurniawan

bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi, sifat, teori

atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara

deduktif. Sebagai contoh, dalam ilmu biologi berdasarkan pada pengamatan, dari

beberapa binatang menyusui ternyata selalu melahirkan. Sehingga kita bisa

membuat generalisasi secara induktif bahwa setiap binatang menyusui adalah

melahirkan.

Generalisasi yang dibenarkan dalam matematika adalah generalisasi yang

telah dapat dibuktikan secara deduktif. Contoh: untuk pembuktian jumlah dua

bilangan ganjil adalah bilangan genap. Pembuktian secara deduktif sebagai

berikut: andaikan m dan n sembarang dua bilangan bulat maka 2m+ 1 dan 2n+1

tentunya masing-masing merupakan bilangan ganjil. Jika kita jumlahkan (2m+1)

+ (2n+1) = 2(m+n+1). Karena m dan n bilangan bulat maka (m+n+1) bilangan

bulat, sehingga 2(m+n+1) adalah bilangan genap. Jadi jumlah dua bilangan ganjil

selalu genap.

2. Matematika bersifat terstruktur

Menurut Ruseffendi (Tim MKPBM,2001;25) matematika mempelajari

tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Hal ini dimulai

dari unsure-unsur yang tidak terdefinisikan kemudian pada unsur yang

didefinisikan, ke aksioma/postulat dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep

matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur,logis, dan sistematis mulai dari

konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam

matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami

topik atau konsep selanjutnya. Ibarat membangun rumah, maka fondasi harus

kokoh. Contohnya konsep bilangan genap. Bilangan genap adalah bilangan bulat

yang habis dibagi dua. Sebelum membahas blangan genap, siswa harus

memahami dulu konsep bilangan bulat dan pengertian habis dibagi dua sebagai

konsep prasyarat.

Dari unsur-unsur yang tidak terdefinisi itu selanjutnya dapat dibentuk

unsure-unsur matematika yang terdefinisi. Misalnya segitiga adalah lengkungan

tertutup sederhana yang merupakan gabungan dari tiga buah segmen garis. Dari

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 57

Page 58: Review henry kurniawan

unsur-unsur yang tidak terdefinisi dan unsur-unsur yang terdefinisi dapat dibuat

asumsi-asumsi yang dikenal dengan aksioma atau postulat. Misalnya: melalui

sebuah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis kesuatu titik yang lain.

Tahap selanjutnya dari unsure-unsur yang tidak terdefiisi , unsur-unsur yang

terdefinsi, dan aksioma atau postulat dapat disusun teorema-teorema yang

kebenarannya harus dibuktikan secara deduktif dan berlaku umum. Misalnya:

jumlah ukuran ketiga sudut dalam sebuah segitiga adalah 180 derajat.

3. Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu

Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika

adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain dan pada perkembangannya tidak

tergantung pada ilmu lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan

dan pengembangannya bergantung dari matematika.

Sebagai contoh: banyak teori-teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia

yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep kalkulus. Teori mendel pada

Biologi melalui konsep pada probabilitas. Teori ekonomi melalui konsep fungsi

dan sebagainya. Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan

matemaika selain tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri juga untuk

melayani kebutuhan ilmu pengetahuan lainnya dalam pengembangan dan

operasinya. Cabang matematika yang memenuhi fungsinya seperti yang

disebutkan terakhir itu dinamakan dengan matematika Terapan (Applied

Mathematic).

4. Matematika sebagai bahasa

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari

pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika baru

mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu maka

matematika hanyalah merupakan kumpulan unsur-unsur yang mati. Bahasa verbal

mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu karena terkadang

mempunyai lebih dari satu arti. Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada

bahasa maka kita berpaling pada matematika.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 58

Page 59: Review henry kurniawan

Dalam hal ini dapat kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang

berusaha untuk menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa

verbal. Lambang-lambang dari matematika dibuat secara ”artifisial” yakni baru

mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan. Dan bersifat individual yaitu

berlaku khusus untuk masalah yang sedang kita kaji.

5. Matematika bersifat kuantitatif

Dengan bahasa verbal kita bisa membandingkan dua objek yang berlainan

umpamanya gajah dan semut, maka kita hanya bisa mengatakan gajah lebih besar

daripada semut, kalau ingin menelusuri lebih lanjut berapa besar gajah

dibandingkan dengan semut, maka kita mengalami kesulitan dalam

mengemukakan hubungan itu, bila ingin mengetahui secara eksak berapa besar

gajah bila dibandingkan dengan semut, maka dengan bahasa verbal tidak dapat

mengatakan apa-apa. Matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat

pengukuran dapat mengetahui dengan tepat berapa panjang. Bahasa verbal hanya

mampu mengemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif.

Kita mengetahui bahwa sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang,

tetapi tidak bisa mengatakan berapa besar pertambahan panjang logamnya. Untuk

itu matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran , maka

kita dapat mengetahui dengan tepat berapa panjang sebatang logam dan berapa

pertambahannya bila dipanaskan, Dengan mengetahui hal ini maka pernyataan

ilmiah yang berupa pernyataan kualitatif seperti sebatang logam bila dipanaskan

akan memanjang, dpat diganti dengan pernyataan matematika yang lebih eksak

umpamanya: P1 = Po (1 + n), dimana P1 adalah panjang logam pada temperatur t,

Po merupakan panjang logam pada temperatur nol dan n merupakan koefisien

pemuai logam tersebut.

D. Karakteristik Matematika

1. Memiliki obyek yang abstrak

Obyek dasar matematika adalah abstrak dan disebut obyek mental, obyek

pikiran yaitu :

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 59

Page 60: Review henry kurniawan

a. Fakta berupa konvensi-konvensi yang di ungkap dengan simbol tertentu.

Contoh :

”2” dipahami sebagai bilangan ”doa”

”5-2” dipahami sebagai ”lima kurang dua”

”//” bermakna ”sejajar” dan lain-lain

b. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan

sejumlah obyek. Apakah obyek tertentu merupakan konsep atau bukan.

c. Operasi

Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan

matematika yang lain.

Operasi adalah suatu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk

memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang

diketahui.

Operasi unair, operasi biner dll.

d. Prinsip

Prinsip adalah obyek matemática yang komplek. Prinsip dapat terdiri

dari beberapa fakta, beberapa konsep, yang dikaitkan oleh suatu

relasi / operasi.

Prinsip adalah hubungan antara berbagai obyek dasar matemática.

Prinsip dapat berupa axioma , teorema, sifat dll.

Skill adalah Prosegur atau suatu kumpulan aturan-aturan yang

digunakan untuk menyelesaikan soal matemática.

2. Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan yang amat mendasar adalah axioma dan konsep primitif .

Aksioma disebut juga postulat adalah pernyataan pangkal yang tidak perlu di

buktikan . Konsep primitif disebut juga undefined term adalah pengertian pangkal

yang tidak perlu di definisikan.

3. Berpola pikir deduktif

Kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis

dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan Antar konsep atau pernyataan dalam

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 60

Page 61: Review henry kurniawan

matemática bersifat consisten. Proses pembuktian secara deduktif akan melibatkan

teori atau rumus matemática lainnya yang sebelumnya sudad di buktikan

kebenarannya secara deduktif juga.

4. Memiliki simbol yang kosong dari arti

Contoh : Model persamaan ”x+y=z” belum tentu bermakna bilangan, makna

huruf atau tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan

terbentuknya model itu.

5. Memperhatikan semesta pembicaraan

Bila semesta pembicaraannya adalah bilangan maka simbol-simbol diarikan

bilangan. Contohnya: jika kita bicara di ruang lingkup vektor a+vektor b =vektor

c maka huruf-huruf yang digunakan bukan berarti bilangan tetapi harus di artikan

sebagai vektor.

6. Konsisten dalam sistemnya

Dalam matematika terdapat banyak sistem. Satu dengan yang lain bisa

saling berkaitan tetapi juga bisa saling lepas. Sistem-sistem aljabar : sistem

aksioma dari grup , sistem aksioma dari ring , sistem aksioma dari field, dsb.

Sistem-sistem geometri : sistem geometri netral, sistem geometri Euclides , sistem

geometri non Euclides . Di dalam masing-masing sistem dan struktur itu terdapat

konsistensi.

E. Hubungan Ilmu dan Matematika

Matematika sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang

dimainkannya dalam mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan

mengumpulkan hasil-hasil pengukuran, sebagaimana membuat hipotesis dan

dugaan, pasti membutuhkan model dan eksploitasi matematis. Cabang matematika

yang sering dipakai dalam keilmuan di antaranya kalkulus dan statistika,

meskipun sebenarnya semua cabang matematika mempunyai penerapannya,

bahkan bidang “murni” seperti teori bilangan dan topologi. Tanpa matematika

maka pengetahuan akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan

untuk meningkatkan penalaran lebih jauh.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 61

Page 62: Review henry kurniawan

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ilmu tanpa matematika tidak

berkembang. Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai

ilmuwan, dengan anggapan bahwa pembuktian-pembuktian matematis setara

dengan percobaan. Sebagian yang lainnya tidak menganggap matematika sebagai

ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori dan hipotesisnya.

ILMU DAN AGAMA

A. Definisi Ilmu

Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat

tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur,

terbuka dan kumulatif.

B. Sifat-Sifat Ilmu

Sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang

tertentu yang dapat :

a. Berdiri secara satu kesatuan,

b. Tersusun secara sistematis,

c. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung

jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),

d. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.

e. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat

dimengerti dan dipahami maknanya.

f. Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di

mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.

g. Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan

dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan

pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 62

Page 63: Review henry kurniawan

Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan

dikategorikan ilmu.

C. Definisi Agama

Agama dalam pengertiannya dapat dikelompokkan pada dua bagian yaitu

agama menurut bahasa dan agama menurut istilah. Beberapa persamaan arti

kata“agama’’ dalam berbagai bahasa yaitu Ad din (Bahasa Arab dan Semit),

Religion (Inggris), La religion (Perancis) , De religie (Belanda), Die religion

(Jerman).

Secara bahasa, perkataan ‘’agama’’ berasal dari bahasa Sangsekerta yang

erat hubungannya dengan agama Hindu dan Budha yang berarti ‘’tidak pergi’’

tetap di tempat, diwarisi turun temurun’’. Adapun kata din mengandung arti

menguasai, menundukkan, kepatuhan, balasan atau kebiasaan. Din juga membawa

peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk

perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus

ditinggalkan.

D. Unsur-Unsur Dalam Sebuah Agama

1. Adanya keyakinan pada yang gaib

2. Adanya kitab suci sebagai pedoman

3. Adanya Rasul pembawanya

4. Adanya ajaran yang bisa dipatuhi

5. Adanya upacara ibadah yang standar

E. Klasifikasi Agama

Ditinjau dari sumbernya agama dibagi dua, yaitu agama wahyu dan agama

bukan wahyu.

1. Agama wahyu (revealed religion) adalah agama yang diterima oleh manusia

dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta

disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 63

Page 64: Review henry kurniawan

2. Agama bukan wahyu (agama budaya/ cultural religion atau natural religion)

bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap

memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara

mendalam.

Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living

Religious of the World sebagai berikut :

Agama Wahyu Agama bukan Wahyu

Berpokok pada konsep keesaan TuhanTidak berpokok pada konsep keesaan

Tuhan

Beriman kepada Nabi Tidak beriman kepada Nabi

Sumber utama tuntunan baik dan buruk

adalah kitab suci yang diwahyukanKitab suci tidak penting

Lahir di Timur Tengah Lahir di luar itu

Ajaran agama jelas dan tegas Ajaran agama kabur dan elastis

Memberikan arah yang jelas dan

lengkap baik aspek spritual maupun

material

Lebih menitik beratkan kepada aspek

spritual saja, seperti pada taoisme,

atau pada aspek material saja seperti

pada confusianisme.

Disebut juga agama samawi (agama

langit) yaitu agama Islam

Disebut agama budaya (ardhi/ bumi).

Adapun ciri-ciri agama wahyu (langit), ialah :

1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari

masyarakat,melainkan diturunkan kepada masyarakat.

2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu

bukan menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.

3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.

4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan

kecerdasan dan kepekaan manusia.

5. Konsep ketuhanannya adalah : monotheisme mutlak ( tauhid)

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 64

Page 65: Review henry kurniawan

6. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia , masa dan

keadaan.

Adapun ciri-ciri agama budaya (ardhi), ialah :

1. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.

2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan ( Rasul).

3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami

perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya.

4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal

pikiranmasyarakatnya ( penganutnya).

5. Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi

adalah monotheisme nisbi.

6. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia,

masa, dan keadaan.

F. Manfaat Agama bagi Manusia

Adapun manfaat agama bagi manusia adalah :

1. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan

sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.

2. Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa

besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.

3. Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk

melakukan kesalahan.

4. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh

sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan

sebagainya. Agama melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki,

riya dan sebagainya.

G. Cara Beragama

Dalam Wikipedia, 2010 berdasarkan cara beragama dibagi menjadi 4 yaitu :

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 65

Page 66: Review henry kurniawan

1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara

beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan

sebelumnya.

2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di

lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara

beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh.

3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya.

Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran

agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya.

4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan

hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami

dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran

(dakwah).

H. Perbedaan Ilmu dan Agama

Perbedaan antara ilmu dan agama :

ILMU AGAMA

1. bersifat relatif dan tentatif

2. tidak sepanjang masa

3. bermula dari keraguan

4. memperkuat keyakinan agama

5. bisa diperdebatkan

1. bersifat mutlak

2. sepanjang masa

3. bermuda dari kenyakinan

4. diperdalam melalui ilmu

5. tidak dapat dibantah

I. Hubungan Ilmu dan Agama

Setiap ilmu mempunyai keterbatasan dikarenakan ilmu merupakan produk

dari daya pikir manusia. Hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal bukan

bidang kajian ilmu. Kemudian pengamatan terhadap objek yang dikaji ilmu

tergantung pada kemampuan alat indera manusia. Hal-hal yang tidak bisa diamati

bukan bidang kajian ilmu.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 66

Page 67: Review henry kurniawan

Walau demikian, selain agama, ilmu juga bertujuan untuk mendapatkan

kebenaran. Kebenaran yang disajikan ilmu bersifat tidak mutlak, karena

keterbatasan-keterbatasan tadi. Kebenaran tersebut akan terus digali sampai pada

titik kulminasi pencapaian manusia dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu.

Dalam fungsinya menggali kebenaran, ilmu dan agama akan saling

membutuhkan. Di satu sisi kebenaran dalam ilmu akan memperkuat kebenaran

dalam agama, di sisi lain kebenaran dalam agama akan menjadi acuan untuk

penyelidikan dan pengembangan suatu ilmu, sehingga diperoleh ‘bangunan ilmu’

yang berdiri kokoh.

Dalam pandangan agama Islam yang benar, tidak ada dikotomi antara

agama dan kehidupan, karena agamalah kehidupan itu ada, atau dengan kata lain

karena Tuhanlah kehidupan itu ada. Dan agama merupakan pengejawantahan

pengenalan Tuhan.

J. Integritas Ilmu dan Agama

Integrasi ilmu dan agama sungguh amat terasa urgensinya sekarang ini, ia

tidak hanya sekedar mempertegas bahwa pandangan dikotomis antara ilmu dan

agama (Islam) tidak lagi produktif. Namun juga untuk menegaskan bahwasanya

Islam sesungguhnya bisa difahami melalui berbagai perspektif, karena Islam

bukan ajaran yang tertutup dan menutup diri. Ia bisa didatangi dan dipahami oleh

siapapun melalui berbagai jalan variatif sekalipun. Karena itu perkembangan pesat

ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini sangatlah bermanfaat sebagai

salah satu alat untuk memahami keluasan dan kemahabesaran Tuhan dan

ajaranNya (Islam).

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 67

Page 68: Review henry kurniawan

ILMU DAN BAHASA

A. Hakikat Ilmu

Ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) adalah dua bidang yang

berbeda. Pengetahuan (knowledge) merupakan kumpulan upaya dan pemahaman,

pikiran, perasaan, dan pengalaman yang diperoleh manusia ketika berinteraksi

dengan orang lain dan alam sekitarnya, yang kemudian diabstraksi dalam bentuk

pernyataan, ungkapan artistik, teori, dalil, rumus atau hukum. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ilmu merupakan bagian pengetahuan yang dihasilkan melalui

penelitian atas satu bidang permasalahan dengan menggunakan metode penelitian

yang terpercaya untuk memperoleh kebenaran baru yang berhubungan dengan

bidang tersebut yang kemudian disusun secara sistematis dan koheren.

Berdasarkan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa ilmu memiliki empat

ciri: diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan metode tertentu dan

langkah-langkah yang sistematis, mencakup satu bidang tertentu dari kenyataan,

dan disusun secara koheren. 

B. Hakikat Bahasa

Bahasa adalah media (sarana) yang digunakan untuk berbicara, menulis, dan

berpikir. Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam hidup manusia.

Bahasa membuat manusia mampu mendominasi (bahkan menjadi penguasa)

mahluk lain dimuka bumi, baik yang berada di darat, laut, maupun udara. Karena

yang membuat manusia berbeda dari hewan adalah peradaban, dan peradaban

terbentuk hanya karena manusia memiliki bahasa, maka tanpa bahasa sebenarnya

manusia hanyalah sekedar salah satu dari mamalia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mendefinisikan bahasa sebagai

“sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri”.

Sistem (tata bahasa) setiap bahasa biasanya dibangun secara hierarkis oleh empat

unsur yaitu: fonem, morfem, sintaksis, dan semantik.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 68

Page 69: Review henry kurniawan

C. Peran Bahasa Dalam Ilmu

Peran bahasa dalam ilmu erat hubungannya dengan aspek fungsional

bahasa sebagai media berpikir dan media komunikasi. Sehubungan dengan itu,

pembahasan tentang permasalahan ini akan disoroti dalam dua bagian, yaitu :

1.  Hubungan Bahasa dan Pikiran

Peran penting bahasa dalam inovasi ilmu terungkap jelas dari fungsi

bahasa sebagai media berpikir. Melalui kegiatan berpikir, manusia memperoleh

dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara menghimpun dan

memanipulasi ilmu dan pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis,

memahami, menilai, menalar, dan membayangkan. Selama melakukan aktivitas

berpikir, bahasa berperan sebagai simbol-simbol (representasi mental) yang

dibutuhkan untuk memikirkan hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui

penginderaan.

2. Bahasa Sebagai Media Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu jantung pengembangan ilmu. Setiap

ilmu dapat berkembang jika temuan-temuan dalam ilmu itu desebarluaskan

(dipublikasikan) melalui tindakan berkomunikasi. Temuan-temuan itu kemudian

didiskusikan, diteliti ulang, dikembangkan, disintetiskan, diterapkan atau

diperbaharui oleh ilmuwan lainnya. Hasil-hasil diskusi, sintetis, penelitianulang,

penerapan, dan pengembangan itu kemudian dipublikasikan lagi untuk

ditindaklanjuti oleh ilmuwan lainnya. Selama dalam proses penelitian, perumusan,

dan publikasi temuan-temuan tersebut, bahasa memainkan peran sentral, karena

segala aktivitas tersebut menggunakan bahasa sebagai media.  

D. Karakteristik Bahasa Yang Mendukung Pengembangan Ilmu

Peran bahasa sebagai media berpikir komunikasi sangat dibutuhkan dalam

setiap aktivitas pengembangan ilmu. Akan tetapi tidak semua bahasa dapat

digunakan untuk tujuan ini, bahasa yang dikembangkan oleh masyarakat yang

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 69

Page 70: Review henry kurniawan

tidak menjalani budaya ilmiah justru akan menghambat pengembangan ilmu.

Unsur bahasa yang mungkin berperan paling sentral dalam fungsinya sebagai

media berpikir dan media komunikasi adalah kata-kata. Dengan memahami

makna kata-kata yang membentuk sebuah kalimat, meskipun dia tidak memahami

struktur kalimat tersebut, biasanya orang bisa ‘menebak’ pesan yang disampaikan

dengan tingkat akurasi yang baik.

Sehubungan itu, kriteria utama bahasa yang mendukung pengembangan

ilmu adalah bahasa yang kaya dengan kosa kata ilmiah, yang maknanya sudah

disepakati paling tidak oleh para ilmuwan. Peran penting kosa kata dalam berpikir

dapat ditelusuri melalui kenyataan bahwa keterbatasan kosa kata akan membuat

seseorang cenderung tidak berpikir logis, termasuk dalam menarik kesimpulan.

PERTUMBUHAN, PERGANTIAN DAN PENYERAPAN TEORI

A. Pengertian Teori

Menurut Kneller (dalam Sadullah, 2003:4) bahwa teori memiliki dua

pengertian. Pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu hasil

pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan eksperimen. Kedua

teori dapat diperoleh melalui berfikir sistematis spekulatif dengan metode

deduktif. Suatu teori dalam Scientific Knowledge adalah suatu proposisi yang

saling berkaitan secara logis untuk memberikan penjelasan tentang sejumlah

fenomena misalnya teori Darwin tentang evolusi organisme hidup yang

menerangkan bahwa bentuk-bentuk organisme yang lebih rumit berasal dari

sejumlah kecil bentuk-bentuk sederhana dan primitif dalam perkembangannya

secara evolusioner sepanjang masa.

Menurut Kerlinger (dalam Gie, 2004:145) tujuan akhir dari ilmu adalah

mencapai teori yang tidak lain adalah penjelasan terhadap fenomena alamiah. Dari

beberapa pandangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori adalah hasil dari

hipotesis yang telah teruji untuk menerangkan suatu fenomena melalui observasi

dan eksperimen. Adapun peranan teori menurut Lachman (dalam Gie, 2004:146)

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 70

Page 71: Review henry kurniawan

sebagai berikut : Membantu mensistematiskan dan menyusun data maupun

pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka data

itu yang semula kacau balau. Jadi teori berfungsi sebagai kerangka pedoman

bagan sistematisasi atau sistem acuan. Memberikan suatu skema atau rencana

sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu

orientasi. Menunjukkan atau menyarankan arah untuk penyelidikan lebih lanjut.

B. Pertumbuhan Teori

Zaman dahulu orang Babilonia mempercayai bahwa bumi itu datar. Hal ini

didasari atas pengamatan terhadap ruang gerak yang sempit, misalnya sebuah desa

atau Negara kecil yang datar. Di Mesir juga berkembang suatu pengetahuan yang

disebut geometri yang secara harfiah berarti ilmu ukur bumi. Ilmu ukur ini

menggunakan bidang datar sebagai landasan pembahasan dan berdasarkan

anggapan itu kemudian berkembanglah berbagai hubungan antara titik, garis

lurus, sudut antara dua garis yang berpotongan, serta berbagai bangun geometri

pada bidang datar. Anggapan bahwa bumi ini bentuknya datar adalah suatu contoh

tentang teori. Kemudian muncul dari hasil pengamatan para ahli bintang, melihat

pada waktu terjadi gerhana tampak bahwa bayangan bumi dibulan berbentuk

seperti lingkaran.

Selain itu, ditambah lagi pengamatan dari para pelaut yang melihat jika ada

sebuah kapal muncul, maka yang pertama kali terlihat adalah tiang layar utama

secara perlahan-lahan dari bawah ufuk dan kemudian disusul oleh kapal itu

sendiri. Demikian pula pelaut yang berlayar dari belahan bumi utara arah selatan

akan dapat melihat bintang-bintang yang ditempat tinggalnya semula tidak tampak

karena ada di bawah ufuk.

Dengan demikian, orang tidak lagi beranggapan bahwa bumi itu datar

melainkan bulat. Salah satu teori adalah kebenarannya harus dapat diuji. Dari hasil

pengamatan tambahan oleh para ahli bintang dan para pelaut yang akhirnya

menggoyahkan teori bahwa bumi itu datar. Kemudian disusunlah suatu teori baru

yang mengatakan bahwa bumi itu bulat. Hal ini ditunjukkan oleh keberhasilan

Colombus yang menemukan jalur pelayaran baru ke barat yaitu jalur yang

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 71

Page 72: Review henry kurniawan

berlawanan arah dengan arah yang ditempuh oleh orang lain, guna mencari jalan

baru ke sasaran yang ada di timur yaitu kepulauan rempah-rempah ( Indonesia ).

C. Pergantian Teori

Dengan berkembangnya mekanika yang dipelopori oleh Newton dan

Huygens, bentuk bumi yang bulat itu mendapatkan tantangan perubahan. Dalam

karya ilmiahnya Principia Newton membuat penalaran bahwa sumbu bumi yang

melalui khatulistiwa lebih panjang 1/230 kali dibandingkan dengan sumbu yang

melewati kedua kutubnya. Namun kenyataannya kelebihan itu bukan 1/230 kali

melainkan 1/300 kali. Penalaran Newton ini diperkuat oleh hasil percobaan yang

dilakukan oleh suatu ekspedisi ilmiah Perancis ke Guyana. Suatu lonceng bandul

yang berjalan tepat di Paris berjalan lebih lambat dua setengah menit setiap

harinya di Kayene yang letaknya dekat katulistiwa. Hal ini juga diperkuat bahwa

bentuk bumi yang sebenarnya baru dapat dilihat dengan mata setelah orang dapat

membuat pesawat ruang angkasa yang dapat ditumpangi dan diperoleh foto-foto

bumi yang mereka buat dari pesawat ruang angkasa tersebut, tampak bahwa

bentuk bumi sebenarnya tidak bulat melainkan elipsoid. Sekitar tahun 270 SM

Aristoteles dari Samos berangapan bahwa bumi bergerak mengitari.

Teori astronomi Ptolomaios juga berada pada anggapan geosentris ini.

Namun diabad XV, Nicholas dari Kusa menyanggah hal ini, dan mengemukakan

bumilah yang bergerak. Hal ini di dukung juga oleh Copernicus yang

mengemukakan bahwa matahari menjadi pusat peredaran benda langit. Teori

heliosentrid inilah yang menyebabkan Galileo diadili oleh para pemuka gereja.

Setiap orang yang benar-benar yakin akan kebenaran mutlat agamanya tidak perlu

takut bahwa sains yang mencari kebenaran itu dapat menemukan fakta yang

menunjukkan bahwa agama yang dipeluknya itu benar. Seandainya muncul

ketidaksesuaian, maka itu terjadi bukan karena wahyu Allah yang tidak benar,

melainkan karena manusianya yang menafsirkan wahyu itu telah salah

menangkap makna yang benar sebab kebenaran wahyu Allah adalah mutlak.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 72

Page 73: Review henry kurniawan

Oleh karena itu, dengan tidak adanya kendala terhadap pengembangan suatu

teori dan bidang ilmu tertentu seringkali membantu orang menyadari akan adanya

mukjizat yang terangkum didalam ayat-ayat yang diwahyukan oleh Allah swt.

D. Penyerapan Teori

Dalam perkembangannya ilmu pengetahuan selalu mengalami tantangan

yang besar. Bila suatu teori muncul maka perubahan pandangan tentang teori

tersebut akan terjadi dan membutuhkan waktu. Perubahan pandangan tersebut ada

yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung perlahan-lahan. Di sinilah

terjadi proses berfikir sebagai akibat munculnya suatu teori, sebagian orang

menganggap bahwa suatu teori yang muncul adalah suatu kebenaran yang bisa

langsung diterima dan dipercaya, tetapi untuk sebagian orang teori tersebut masih

harus dibuktikan kebenarannya sampai terbukti apakah teori itu bisa diterima atau

tidak. Tetapi tidak sampai disitu saja, terkadang dalam proses pembuktian itu

justru ditemukan suatu teori baru yang bisa memperkuat teori yang sudah ada atau

sebaliknya bertolak belakang dengan teori yang ada.

Perkembangan sains melalui perubahan yang mendesak disebut Kuhn

(1970) (dalam Nasoetion, 1999: 92) sains revolusioner, sedangkan perubahan

yang perlahan-lahan itu disebutnya sains normal. Contohnya Dalam bidang fisika,

saat teori gravitasi Newton muncul ada proses dari awal munculnya teori sampai

pada akhirnya orang bisa menerima teori tersebut karena teori itu dapat

menjelaskan berbagai kejadian alam, berbagai penyelidikan yang menggunakan

teori itu sebagai dasar mengembangkan teori itu menjadi suatu kumpulan

pengetahuan yang kokoh. Tetapi dalam proses perkembangan selanjutnya ternyata

terjadi penolakan terhadap teori Newton dan muncul teori Einstein yang justru

lebih mudah diterima dan lebih masuk akal. Itulah momentumnya dimana terjadi

perubahan besar dalam bidang fisika.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 73

Page 74: Review henry kurniawan

BEBERAPA PERKEMBANGAN TEORI ATOM

A. Atom

Berasal dari bahasa Yunani, “a-tomos” yang berarti “tidak bisa dipotong”.

Atom menurut Democritus dari Abdera (460 – 370 SM), adalah bagaikan blok-

blok kecil yang sangat kecil sehingga tidak terlihat lagi, tidak bisa dibagi lagi dan

bersifat abadi. Maka atomisme adalah teori filosofis dan ilmiah bahwa kenyataan

dibentuk oleh bagian-bagian elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom.

Atom Dan Kekosongan

Atom Tidak Dapat Dibagi

B. Perkembangan Teori Atom

1. Teori Atom Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnya

tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum

kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts).

Lavosier menyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama

dengan massa total zat-zat hasil    reaksi”.   Sedangkan   Prouts menyatakan   

bahwa “Perbandingan   massa   unsur – unsur   dalam   suatu senyawa selalu

tetap”.

Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang

atom sebagai berikut:

a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi

lagi

b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki

atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda

c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan

bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom

oksigen

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 74

Page 75: Review henry kurniawan

d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan

kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau

dimusnahkan.

Gambar model atom seperti bola pejal

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Dalton

Kelebihan: Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai

model atom.

Kelemahan: Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan

dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat

menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak.

Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.

2. Model Atom Dmitri Ivanovich Mendeleev ( 1834 – 1907)

Pada tahun 1859 seorang ilmuan Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleev

menemukan sistem periodik. Berdasarkan pemikiran dari John Dalton (1805)

yang menyatakan bahwa setiap atom mempunyai massa, maka Mendeleev

membagi elemen-elemen yang dituliskan dalam kartu-kartu berdasarkan pada

ukuran berat atom dalam suatu susunan baris dan kolom, dan dalam satu kolom

dituliskan tujuh elemen. Sampai tahun 1971 telah ditemukan 63 unsur dari 92

elemen yang kita ketahui. Termasuk Helium  yang belum ditemukan.

Perkembangan berikutnya terjadi dua puluh tahun kemudian, dimana Mendeleev

menemukan eka-silikon di Jerman, yang telah diprediksinya sebelumnya. Karena

temuan-temuannya itu Mendeleev terkenal dimana-mana. Hal yang dapat kita

ambil dibalik temuan atom tersebut adalah kaitannya dengan angka-angka.

Sebagai contoh ukuran berat atom yang merupakan suatu ukuran kompleksitas.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 75

Page 76: Review henry kurniawan

3. Model Atom Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William

Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat

dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-

baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini,

Thomson menyatakan bahwa   sinar    katode    merupakan partikel penyusun

atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron

bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk

menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut,

Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan

teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan

bahwa:”Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya

tersebar muatan negatif elektron” Model atom ni dapat digambarkan sebagai

jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron

yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom

Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal.

Gambar Model Atom Thomson seperti roti kismis

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Thomson

Kelebihan: Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif

dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu

unsur.

Kelemahan: Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan

positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 76

Page 77: Review henry kurniawan

4. Model Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners

Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ)

terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa,

yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar

sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya

bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul

merupakan  bola  pejal  yang  positif  yang  bila  dikenai partikel alfa akan

dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa

apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka

sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°),

tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000

partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.

Model Atom Rutherford Seperti Tata surya

Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan beberapa

berikut:

a. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa

diteruskan.

b. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,

maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan

positif.

c. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,

berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila

perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 77

Page 78: Review henry kurniawan

ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom

keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut,

Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom

Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil

dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.

Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang

berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Kelebihan dan Kelemahan Model Atom Rutherford

Kelebihan

Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang

mengelilingi inti

Kelemahan

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai

pemancaran energi sehingga lama – kelamaan energi elektron akan

berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke

dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan

sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali

tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan

putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya

lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah

telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan

kulit.

5. Model Atom Niels Bohr

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Niels Bohr memperbaiki

kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom

hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron

dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 78

Page 79: Review henry kurniawan

hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori

kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:

a. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron

dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner

(menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.

b. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap

sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun

diserap.

c. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan

stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya

sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.

d. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat

tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum

sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan

bulat dan h tetapan planck.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada

lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat

energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin

keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

\

Model atom Bohr

Kelebihan dan Kelemahan:

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk

tempat berpindahnya elektron.

Kelemahan : model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman

dan efek Strack

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 79

Page 80: Review henry kurniawan

6. Model Atom Henry Moseley (1887 – 1915)

Henry Moseley dalam laboratorium Rutherford melakukan eksperimen

konfirmasi terhadap model Bohr pada fenomena baru berupa garis-garis pada

spektrum sinar energi tinggi X yang tidak terlihat oleh mata tetapi yang terbentuk

dengan cara yang sama yaitu loncatan elektron dari orbit yang lebih luar ke orbit

yang lebih dalam.

7. Quark sebagai Zarah yang Lebih Kecil lagi

Kalau pada awal abad ke-20 ini teori Dalton diguncang karena ditemukan

bahwa atom masih dapat dipecah menjadi proton, neutron, dan electron, maka

pada tahun 1964 terjadi lagi guncangan baru. Ahli fisika Amerika Serikat Murray

Gell-Mann mengemukakan bahwa proton dan neutron terdiri atas zarah-zarah

yang lebih kecil lagi yang dinamakan Quark. Ahli fisika Amerika lainnya Georg

Zweig juga mengemukakan suatu teori yang sama, akan tetapi butir-butir itu 

dinamakan as. Suatu proton terdiri atas dua buah atas dan sebuah bawah, dan

karena quark atas bermuatan ± ⅔, dan quark bawah bermuatan -⅓. Proton

bermuatan +1, Neutron terdiri atas satu quark atas dan dua quark bawah sehingga

muatannya 0. Suatu zarah yang terjadi dari beberapa quark dinamakan suatu

hadron sehingga proto dan netron adalah suatu hadron. Suatu hadron yang terdiri

atas tiga quark dinamakan suatu Baryon. Suatu zarah yang terdiri atas dua quark

disebut suatu meson. Kedua quark itu sebenarnya berlawanan sehingga yang satu

lagi memiliki rasa tandingan dan karena itu dapat disebut anti quark.

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN

TENTANG PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA

A. Bumi Dan Planet-Planet Lainnya

Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana yang ditumpangi oleh bermiliar

manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan

di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 80

Page 81: Review henry kurniawan

akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu

kehancurannya tiba. Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari,

sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan

bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh

gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun

untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah kehidupan kita dalam

pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak sempat melihat kosmos

hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan

Yang Mahakuasa.)

Pengiring Matahari lainnya adalah planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter,

Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid, komet dan sebagainya. Ragam

wahana dalam tata surya itu berupa sosok bola gas, bola beku, karang tandus yang

sangat panas; semuanya tak terpilih seperti planet Bumi. (Lalu, mengapa wahana

yang tersebar di alam semesta yang sangat luas itu tak semuanya mudah atau

layak dihuni oleh kehidupan?) Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran

wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti.

Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih

belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan

dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi

warisan bagi generasi berikutnya. Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-

fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya, hingga

galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu,

pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026

meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains.

Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter

(skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada

dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu, energi,

massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar. Tentang rentang

waktu alam semesta, manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi

di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga

105 tahun, Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi,

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 81

Page 82: Review henry kurniawan

(1015 - 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 - 10100 tahun), Zaman Gelap

ketika alam semesta menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam

Semesta, ketika materi meluruh.

Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah),

akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai

keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.

Penjelajahan akal manusia bisa menggapai penaksiran hal-hal berikut: jumlah

partikel (di Matahari 1060 atau di Bumi 1050), energi ikat (antara Bumi dan

Matahari sebesar 1033 Joule), energi radiasi matahari sebesar 1026 watt, energi

Matahari yang diterima Bumi sebesar 1022 Joule, energi yang diperlukan manusia

per tahun sebesar 1020 Joule, energi penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium

sebesar 1013 Joule, energi yang dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah

anugerah yang besar bagi manusia, walaupun melalui proses yang panjang.

B. Deskripsi dan Model Alam Semesta

Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi

dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak

penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas

alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan

rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad. Deskripsi

pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai

ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi

(12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan

(384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150

juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke

pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar

dan Big Bang (1965).

Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi. Benda langit yang

terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang

surut air laut di bumi, tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode

orbit dan rotasi Bulan sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 82

Page 83: Review henry kurniawan

sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia

sisi Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.

Pada siang hari, pemandangan langit sebatas langit biru dan matahari atau bulan

kesiangan; sedang di saat fajar dan senja, langit merah di kaki langit timur dan

barat. Interaksi cahaya matahari dengan angkasa Bumi melukiskan suasana langit

yang berwarna warni. Matahari sendiri adalah satu di antara beragam bintang di

Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan Matahari

5.800o K), seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan

lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan.

Ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak memancarkan cahaya merah

dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.

Manusia bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas,

mengenal ciptaan Allah yang tidak pernah dikenali di muka bumi seperti Black

Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang mati, ledakan bintang Nova atau Supernova,

ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat

dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap

kerusakan. Walau demikian, ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh

menekuninya.

C. Dengan Sains Menangkap Realitas Alam Semesta

Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh

pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains

(seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang

dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis. Melalui sebuah

kerangka besar gagasan yang menghubungkan berbagai fenomena (teori

relativitas umum, teori kinetik materi, teori relativitas khusus) coba dikemukakan

satu penjelasan.

Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk

menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya

untuk dapat dikatakan sebuah hukum. Dunia fisika membahas konsep energi,

hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 83

Page 84: Review henry kurniawan

Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum

Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan

persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan

mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya.

Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar

dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika Newton (disebut juga

mekanika klasik) menjelaskan fenomena benda yang relatif besar, dengan

kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan

fenomena benda mikroskopik. Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu

teknik statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan

fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik.

Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal persamaan

Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori

tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi

partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi gravitasi, dan interaksi

elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya

gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya.

Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan

realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak

lagi yang belum ditemukan). Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh

keberadaan objek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai

penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh

kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang

alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya.

Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi

keberadaannya, protoplanet misalnya.

Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta belum atau tak akan

terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena secara

dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi. Berbicara

tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari ada lampu penerangan berdaya

10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan Matahari berdaya 1026 watt dan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 84

Page 85: Review henry kurniawan

berjarak satu sa* dari Bumi, menghangatinya. Jika kita lihat, lampu-lampu kota

dengan daya lebih besarlah yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang

lampu akan melemah sebanding dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada

jarak 1 meter tampak 4 kali lebih terang dibandingkan pada jarak 2 meter, dan

apabila dilihat pada jarak 5 meter tampak 25 kali lebih redup. Maka, kemampuan

mata manusia mengamati bintang lemah terbatas. Ukuran kolektor cahaya juga

akan membatasi skala terang objek yang bisa diamati.

Untuk pengamatan objek langit yang lebih lemah dipergunakan kolektor

atau teleskop yang lebih besar. Teleskop yang besar pun mempunyai keterbatasan

dalam mengamati obyek langit yang lemah, walaupun berhasil mendeteksi obyek

langit yang berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari bintang terlemah yang bisa

dideteksi manusia. Pertanyaan lain muncul: Apakah semua objek langit bisa

diamati melalui teleskop? Berapa banyak yang mungkin diamati dan dihadirkan

sebagai pengetahuan? Makin jauh jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga

merupakan pengamatan masa silam galaksi tersebut. Cahaya merupakan fosil

informasi pembentukan alam semesta yang berguna, dan manusia berupaya

menangkapnya untuk mengetahui prosesnya hingga takdir di masa depan yang

sangat jauh, yang akan dilalui melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya.

PERKEMBANGAN PANDANGAN

TENTANG TERCIPTANYA BUMI

A. Bumi

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya yang

berusia mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah

149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan

udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung

permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar

angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700

kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer,

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 85

Page 86: Review henry kurniawan

Termosfer, dan Eksosfer. Menurut bangsa Babilonia, bumi dianggap sebagai suatu

yang berongga, yang ditopang oleh samudra angkasa melengkung di atas bumi,

berdiri tegak antara perairan bawah dan perairan atas samudra, yang kadang-

kadang turun ke bumi berupa hujan.

Sebagian besar bangsa yunani kuno percaya bahwa bumi adalah pusat alam

raya, pada sekitar tahun 140 M muncul teori Ptolemaios tentang system tata surya

dialam semesta yang didasari oleh konsep geosentrisme, yang beranggapan banha

bumi tetap pada tempatnya, sedangkan planet-planet lain mengitarinya.

B. Bentuk Bumi

Menurut Prahasta, E., 2001 (dalam Dr. Darsiharjo, M.S.) Bentuk bumi yang

diyakini atau dianut oleh manusia sebagai hasil dari pemikirannya telah berevolusi

dari abad ke abad. Berikut ini beberapa pandangan mengenai bentuk bumi :

Tiram/Oyster atau cakram yang terapung di permukaan laut (konsepsi bumi

dan alam semesta menurut bangsa Babilonia + 2.500 tahun Sebelum

Masehi).

Piringan lingkaran atau cakram (pandangan bangsa Romawi).

Lempeng datar (pandangan Hecateus, yaitu bangsa Yunani Kuno pada +

500 tahun Sebelum Masehi).

Kotak persegi panjang (anggapan para Geograf Yunani Kuno pada + 500

tahun Sebelum Masehi hingga awal + 400 tahun Sebelum Masehi).

Bola (bangsa Yunani Kuno seperti : Pythagoras + 495 tahun Sebelum

Masehi; Aristoteles membuktikan bentuk bola bumi + 340 tahun Sebelum

Masehi; Archimedes + 250 tahun Sebelum Masehi; dan Erastosthenes + 250

tahun Sebelum Masehi).

Buah Jeruk Asam/Melon (J. Cassini pada tahu 1683 – 1718).

Buah Jeruk Manis/Orange (Ahli Fisika : Huygens pada tahun 1629 – 1695;

dan Isac Newton pada tahun 1643 – 1727).

Ellips Putar/Ellipsoid (French Academy of Sciences yang didirikan pada

tahun 1666).

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 86

Page 87: Review henry kurniawan

C. Bumi Menurut Kitab Kejadian

Menurut kitab kejadian (Ganesis 1) terciptanya bumi berlangsung selama

enam hari. Pada mulanya sewaktu tuhan menciptakan alam raya, bumi tanpa

bentuk kosong dan gelap gulita.

Hari pertama diciptakan siang dan malam.

Hari kedua diciptakan kubah yang dinamakan angkasa, yang memisahkan

air di bawahnya dari air di atasnya.

Hari ketiga diciptakan daratan dan lautan. Daratan kemudian diperintahkan

menghasilkan berbagai jenis tumbuhan yang mengasilkan bebijian dan

buah-buahan.

Hari keempat diciptakan lentera-lentera untuk menerangi bumi. Lentera-

lentera itu ialah matahari, bulan, dan bintang-bintang.

Hari kelima diciptakan hewan penghuni air seperti ikan dan hewan

penghuni udara seperti burung-burung.

Hari keenam Tuhan menciptakan hewan daratan dan manusia. Kepada

manusia tuhan menguasakan pengelolaan ikan, burung, dan satwa piaraan

maupun liar. Semua ciptaanNya berpasangan agar dapat berkembang biak.

Karena kepada manusia diperintahkan agar mempunyai anak banyak agar

mereka menyebar ke seluruh penjuru bumi dan mengelolanya termasuk

semua makhluk hidup yang ada di bumi. Tuhan juga mengatur pembagian

makanan yang diperlukan manusia dan hewan.

Lengkaplah alam raya itu tercipta pada hari ke7 dan Tuhanpun berhenti

bekerja. Diberkatinya hari ke7 itu dan kekhususkannya sebagai beristirahat

bagi manusia.

D. Terciptanya Bumi Menurut Al-Quran

Terciptanya bumi menurut Al-Quran yaitu sebagai berikut :

Surat Al-A`raf: 54

“Sesungguhnya Yuhanmu, ialah Allah yang telah menciptakan langit dan

bumi dalam enam satuan waktu, lalu Dia menguasai singgasana. Ditutupi-Nya

siang dan malam yang mengejarnya dengan tergesa-gesa. Dan matahari dan

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 87

Page 88: Review henry kurniawan

bulan, dan bintang-bintang. Semua tunduk di bawah pengaturannya.

Sesungguhnya kepunyaan-Nya lah swmua ciptaan dan zat. Maha Tinggi Allah

Tuhan Semesta Alam”

Surat Yunus: 3

“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi

dalam enam satuan waktu. Kemudian Dia bersemayam di atas singgasana,

mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang dapat memberikan

pembelaan pada hari kiamat, kecuali setelah ada izin-Nya. Yang mempunyai

sifat-sifat demikian, itulah Allah, Tuhanmu! Karena itu sembahlah Dia!

Mengapa kamu tidak mengingat?”

Surat Hud: 7

“Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam satuan

waktu. Singgasana-Nya sebelum itu ada di atas air. Hal itu untuk menguji

kamu, siapa di antaramu yang terbaik pekerjaannya. Demi Allah, jika engkau

katakan: `sungguh! Kamu pasti akan dibangkitkan kelak sesudah mati` niscaya

orang-orang kafir itu akan menjawab: `Ini adalah nyata-nyata ilmu sihir`

Surat Al-Furqan: 59

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara

keduanya dalam enam satuan waktu. Kemudian ia bertakhta di singgasana-

Nya. Dia Maha Pengasih! Tanyakan hal itu kepada orang yang mengetahui

tentang Dia”

Dari surat-surat tersebut terlihat bahwa, secara umum proses terciptanya

jagat raya ini berlangsung dalam 6 periode atau masa dimana tahapan dalam

proses tersebut saling berkaitan. Dan melalui proses pemisahan massa tadinya

bersatu padu dan disebutkan pula tentang lebih dari satu langit dan bumi.

E. Teori Tentang Usia Bumi

Berdasarkan uraian di atas tentang terciptanya bumi maka beberapa ilmuan

dapat memperkirakan usia bumi melalui teori-teori berikut ini:

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 88

Page 89: Review henry kurniawan

1. Teori Sedimen

Pengukuran usia bumi didasarkan atas perhitungan tebal lapisan sedimen

yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sediment

yang terbentuk tiap tahunnya memperbandingkan tebal batuan sediment yang

terdapat dibumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan kerak bumi.

Berdasarkan perhitungan seperti ini diperkirakan bumi terbentuk 500 juta

tahun yang lalu.

2. Teori kadar garam

Pengukuran usia bumi berdasarkan atas perhitungan kadar garam di laut,

diduga bahwa mula-mula laut itu berair tawar. Dengan adanya sirkulasi air

dalam ala mini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut,

membawa garam-garam. Keadaan semacam ini berlangsung terus menerus

sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun, yang

dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini yaitu kurang lebih 320, maka

dihasilkan perhitungan bahwa bumi terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.

3. Teori Termal

Pengukuran bumi berdasarkan atas perhitungan suhu bumi. Diduga bahwa

bumi mula-mula merupakan batauan yang sangat panas yang lama kelamaan

mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu bumi saat ini, maka ahli

fisika bangsa inggris yang bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan

bumi menjadi batuan yang dingin seperti saat ini dari batuan yang sangat

panas pada permulaan memerlukan waktu 20000 juta tahun.

4. Teori Radioaktivitas

Pengukuran usia bumi yang dianggap paling benar, ialah berdasarkan waktu

peluruan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini diperlukan

pengetahuan tentang waktu paroh unsure-unsur radioaktif. Wakto paroh

adalah waktu yang dibutuhkan unsure radioaktif untuk seluruh atau mengurai

sehingga massanya tinggal separoh. Berdasarkan perhitungan seperti tersebut

dapat disimpulkan bahwa usia bumi berkisar 5 sampai 7 ribu juta tahun.

Kita juga boleh mencatat persamaan banyaknya hari yang disebutkan

dalam Alquran maupun kitab kejadian yang digunakan Tuhan semesta alam untuk

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 89

Page 90: Review henry kurniawan

menciptakan alam raya, yaitu enam hari. Berdasarkan Alquran surat Ke-22 ayat

47 tercatat bahwa satu hari itu setara dengan 1000 tahun ukuran sekarang. Artinya

terjadinya bumi dalam kurun waktu 6 hari kali 1000 tahun.

PERTARUNGAN PENDAPAT

TENTANG ASAL USUL KEHIDUPAN

DAN KEANEKARAGAMAN JENIS

A. Pendapat Mengenai Asal-Usul Kehidupan

1. Teori Evolusi Kimia

a. Teori Harlod Urey (1953)

Teori Urey didasari atas pemikiran bahwa bahan organik merupakan bahan

dasar organism yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam

denqan bantuan energi.

Menurut Teori Urey, konsep tersebut dapat di jabarkan atas 4 fase:

Fase 1. Tersedianya molekul metan, ammonia, hidrogen . dan uap air yag sangat

banyak didalam atmosfer.

Fase 2. Energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar – sinar

kosmis merupakan energy pengikat dalam reaksi – reaksi molekul –

molekul metan, ammonia, hydrogen dan uap air.

Fase 3. Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana

Fase 4. Zat hidup yang terbentuk berkembang dengan waktu berjuta - juta tahun

menjadi sejenis organism yang lebih kompleks.

b. Eksperimen Stanley miller

Miller berhasil membuktikan teori Urey dalam laboratorium. Alat ini

disimpan pada suatu kondisi yang diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu

sebelum ada kehidupan. Ke dalam alat tersebut dimasukkan bermacam-macarn

gas seperti uap air yang dihasilkan dari air yang dipanaskan, hidrogen, metan, dan

amonia. Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 90

Page 91: Review henry kurniawan

pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu tersebut).

Setelah seminggu ternyata Miller mendapatkan zat organik yang berupa asam

amino. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Selain asam amino

diperoleh tiga asam hidroksi. HCN, dan urea.

c. Melvin Calvin

Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknva protein dari asam

amino ini. Melvin Calvin dari Universitas California menunjukkan bahwa radiasi

sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen dan air menjadi molekul-

rnolekul gula, dan asam amino. Dan juga pernbentukan purin dan pirimidin, yang

merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP dan ADP. Kehidupan yang

bersama -sama dengan partikel debu alam disebarkan dari satu tempat ke tempat

lain, di bawah pengaruh sinar matahari. Tetapi teori ini tidak memperhitungkan

adanya temperatur yang begitu dingin dan juga sangat panas dan sinar - sinar yang

mematikan yang terdapat di angkasa luar, seperti sinar kosmis, sinar ultra violet

dan sinar infra merah.

2. Evolusi Biologi

Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan

timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi

dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba”

tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk

timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan

bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang

perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai “selaput sel

primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat. Meskipun begitu Oparin tetap

berpendapat amatlah sulit koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel

primitif tadi akan dapat menghasilkan “organisme heterotrofik”

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 91

Page 92: Review henry kurniawan

3. Teori Kosmozoa

Arrhenius (1911) menyatakan bahwa kehidupan pertama dimulai dari spora-

spora kehidupan yang bersama-sama dengan partikel debu alam disebarkan dari

satu tempat ke tempat lain, di bawah pengaruh sinar matahari. Tetapi teori ini

tidak memperhitungkan adanya temperatur yang begitu dingin dan juga sangat

panas dan sinar - sinar yang mematikan yang terdapat di angkasa luar, seperti

sinar kosmis, sinar ultra violet dan sinar infra merah.

4. Teori Abiogenesis (Teori Generatio Spontanea)

a. Aristoteles (384-322 SM)

Teori Abiogenesis pertama kali diajukan oleh Aristoteles (394-322 SM)

yang menyatakan bahwa : “Makhluk hidup berasal dari benda mati yang secara

spontan dapat muncul akibat adanya gaya hidup”.

Hipotesis ini didukung oleh Paracelsus dan Jean Baptise Van Helmot yang

mencoba membuat resep bagaimana caranya membuat cacing, belatung, bernga

berasal keju, hewan busuk dan kayu, beberapa jasad renik berasal dari keju, jerami

yang terendam air dan tikus berasal dari kemeja kotor yang dibubuhi butir-butir

gandum.

b. Antonie van Leeuweunhoek (1632 – 1723)

Antonie van Leeweunhoek adalah seorang biologis Belanda yang

mendukung teori ini. Dengan menggunakan mikroskop, ia menemukan adanya

jentik-jentik pada air hujan dan rendaman air jerami. Berdasarkan hal tersebut van

Leeweunhoek mengatakan jentik-jentik (makhluk hidup) berasal dari air (benda

mati).

c. John Needham (1713-1781)

Pada tahun 1745 John Needham memasak sepotong daging untuk

menghilangkan organisma yang ada. Biologis asal Inggris ini mendapatkan bahwa

pada air kaldu yang telah dipanaskan (bebas dari mikroorganisme) setelah

beberapa lama kemudian akan muncul lagi mikroorganisme yang baru.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 92

Page 93: Review henry kurniawan

5. Teori Biogenesis

Teori ini menyangkal abiogenesis. Teori Biogenesis menyatakan bahwa:

“makhluk hidup berasal dari makhluk hidup” (Omne vivum ex ovo, omne ovum

ex vivo). Pendapat yang mendukung adalah sebagai berikut :

a. Percobaan Francesco Redi

Fancesco Redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama

yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia

melakukan serangkaian penelitian menggunakan daging segar. Redi

memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak jauh

dari sisa-sisa daging. pada penelitiannya Redi menggunakan 2 kerat daging segar

yang diletakkan dalam 2 wadah. Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus

udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa hari, pada daging yang tidak

tertutup mulailah keluar belatung-belatung, sementara itu pada daging yang

tertutup tidak tumbuh belatung. Tujuan penelitian Redi adalah untuk menjelaskan

bahwa setiap makhluk hidup perlu asal-usul dari mana dia berasal.

b. Percobaan Spatlanzani

Pada tahun 7765, seorang biologiwan Italia yang bernama Lazzaro

Spallaizani, melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori Nedham.

Spallanzani menyatakan bahwa Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai

semua organism terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan

rapat sekali sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.

c. Percobaan Louis pasteur

Akhirnya seorang biologiwan bernama Louis Pasteur pada tahun 1864

melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri

meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya

menggunakan tabung berleher angsa, pasteur merebus kaldu hingga mendidih

kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam

tabung, namun partikel debu akan menempel pada lengkungan leher tabung.

Setelah sekian lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Namun

setelahPasteur mematahkan tabung leher angsa tersebut air kaldu di dalam tabung

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 93

Page 94: Review henry kurniawan

itu kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan bahwa

kehidupan.juga berasal dari kehidupan.

B. Pertarungan Pendapat Tentang Keragaman Jenis

1. Teori Evolusi

Evolusi dalam biologi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme

yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi

mempelajari bagaimana spesies baru dapat muncul dari berbagai spesies

tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu tertentu serta bagaimana spesies-

spesies yang berada dapat memiliki kekerabatan. Para ahli biologi menyatakan

bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami perubahan secara berangsur-angsur

dalam waktu yang sangat lama. Perubahan-perubahan itu mengakibatkan

munculnya sifat-sifat baru. Hal ini yang kemudian menjadi dasar dari teori

evolusi.

a. Lamarck

Jean Baptiste de Lamarck ialah seorang ahli biologi Prancis yang

menjelaskan evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu

individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan, disebut teori

Lamarckisme. Contoh klasik yang digunakan untuk menggambarkan teori evolusi

ini adalah jerapah memiliki leher yang panjang karena kebiasaannya memakan

daun-daun dari pohon. Jerapah diduga memanjangkan lehernya untuk dapat

mencapai pohon yang semakin tinggi.

b. Charles Darwin

Charles Robert Darwin adalah seorang peminat ilmu alam dari Inggris.

Darwin dalam bukunya bertajuk “The Origin of Species” (Asal-Usul Jenis-Jenis

Hewan). Beliau mengutarakan satu saranan bahawa semua makhluk yang hidup

telah wujud hasil daripada proses evolusi daripada satu atau beberapa nenek

moyang. Teori beliau menumpukan perhatian kepada bagaimana bentuk hewan

yang simpel berevolusi untuk menjadi bentuk yang kompleks. Beliau

merumuskan pengalaman-pengalamannya bahawa semua jenis binatang berasal

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 94

Page 95: Review henry kurniawan

dari amoeba (satu sel). Darwin percaya bahawa pada mulanya Pencipta mencipta

satu atau beberapa bentuk organisme yang simpel.

Dengan proses pertarungan, organisme yang kompleks telah dihasilkan.

Darwin percaya bahwa organisma-organisma atau spesis-spesis yang kompleks

berhasil dari nenek moyang yang sama yaitu spesis yang simpel.Pada tahun 1930,

teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel,

membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen)

dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Darwin adalah ilmuwan pertama yang

mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi

pengujian ilmiah.

Persamaan teori Lamack dengan teori Darwin adalah evolusi sama-sama

terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada

perubahan makhluk hidup, di mana Lamarck disebabkan oleh kuantitas

penggunaan organ tubuh, sedangkan Darwin pada seleksi alam.

c. August Weismann

August Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman mencoba

untuk menerapkan teori Darwin dalam peristiwa genetika. Weismann berpendapat

bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktikan

pendapatnya dengan mengawinkan dua tikus yang dipotong ekornya. Hingga

generasi ke-21, smua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan kedua tikus tadi

berekor panjang. Weismann pun menyimpulkan bahwa: Perubahan sel tubuh

karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi berikutnya. Hal ini

membuktikan bahwa teori evolusi Lamarck tidak benar. Evolusi adalah masalah

pewarisan gen-gen melalui sel kelamin, atau evolusi adalah gejala seleksi alam

terhadap faktor-faktor genetika.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi

Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg, mempublikasikan

analisanya mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai

Hukum Hardy-Weinberg.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 95

Page 96: Review henry kurniawan

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP

MASA DEPAN UMAT MANUSIA

A. Definisi dari Ilmuwan

Dari pertumbuhan ilmu sejak zaman Yunani Kuno sampai abad modern ini

tampak nyata bahwa ilmu merupakan aktivitas manusia, suatu kegiatan

melakukan sesuatu yang dilaksanakan orang atau lebih tepat suatu rangkaian

aktivitas yang membentuk suatu proses. Seorang yang melakukan rangkaian

aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist ).

Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali

permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam

bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk

berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka

merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya

Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi

atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari atau

menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah

penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu

harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama.

B. Peran dan Fungsi Ilmuwan

Adapun peran dan fungsi ilmuwan antara lain :

1. Sebagai intektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan

dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan

yang intensif dan sensitif.

2. Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan

keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang

keahliannya.

3. Sebagai teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument

yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 96

Page 97: Review henry kurniawan

memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya, sedangkan peran pertama

mengharuskannya untuk turut menjaga martabat.

C. Pedoman Kerja Bagi Ilmuwan

Kewajiban batiniah seorang ilmuwan ialah memberikan sumbangan

pengetahuan baru yang benar saja ke kumpulan pengetahuan benar yang sudah

ada, walaupun ada tekanan-tekanan ekonomi atau sosial yang memintanya untuk

tidak melakukan hal itu, karena tanggung jawabnya ialah memerang

ketidaktahuan, prasangka dan mitos di kalangan manusia mengenai alam semesta

ini. Adapun pedoman kerja yang disepakati dan harus diikuti para ilmuwan ialah :

1. Bekerjalah dengan jujur.

2. Jangan sekali-sekali memanipulasi data.

3. Selalulah bertindak tepat, teliti dan cermat.

4. Berlakulah adil terhadap pendapat orang lain yang muncul terlebih

dahulu.

5. Jauhilah pandangan berbias terhadap data dan pemikiran ilmuwan lain.

6. Jangan berkompromi tetapi usahakanlah menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi dengan tuntas.

Kebenaran ilmiah yang dihasilkan dari pemikiran dan pengamatan seorang

ilmuwan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh umat manusia. Hal

itu berarti perlunya kode etik ilmuwan. Mau tidak mau kode etik itu harus

dikaitkan dengan sistem ‘dosa’. Setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan

penelitian, ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.

Artinya ia harus sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dimilikinya hanya sebagian

kecil saja dari Al’ilmi-nya Allah SWT dan bahwa ia hanyalah pesuruh-Nya di

muka bumi ini sesuai dengan Al Qur’an surat Al Baqarah : 30-34.

D. Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Kehidupan Manusia

Ilmuwan sebagai manusia yang diberi kemampuan merenung dan

menggunakan pikirannya untuk bernalar. Kemampuan berpikir dan bernalar itu

pula yang membuat kita sebagai manusia menemukan berbagai pengetahuan baru.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 97

Page 98: Review henry kurniawan

Pengetahuan baru itu kemudian digunakan untuk mendapatkan manfaat yang

sebesar-besarnya dari lingkungan alam yang tersedia di sekitar kita. Oleh karena

itu tanggung jawab ilmuwan terhadap masa depan kehidupan manusia diantaranya

adalah :

1. Tanggung Jawab Profesional terhadap dirinya sendiri, sesama ilmuwan dan

masyarakat, yaitu menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataan-

pernyataan ilmiah yang

2. dibuatnya secara formal. Agar semua pernyataan ilmiah yang dibuatnya selalu

benar dan memberikan tanggapan apabila ia merasa ada pernyataan ada

pernyataan ilmiah yang dibuat ilmuwan lain yang tidak benar.

3. Tanggung Jawab Sosial, yaitu tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat

yang menyangkut asas moral dan etika. Pengalaman dua perang dunia I

(terkenal dengan perang kuman) dan II (terkenal dengan bom atom) telah

membuktikan bahwa ilmu digunakan untuk tujuan-tujuan yang destruktif.

4. Sikap Politis Formal Ilmuwan

Jika ilmuwan mempunyai rasa tanggung jawab moral dan sosial yang

formal, maka konsekuensinya ilmuwan harus mempunyai sikap politik formal.

Sebab sikap politik formal merupakan konsisten dengan asas moral keilmuan serta

merupakan pengejawantahan/implementasi dari tanggung jawab sosial dalam

mengambil keputusan politis, dimana keputusan ini bersifat mengikat

(authorative).

Demi pertanggungan jawaban ilmuwan terhadap masa depan umat manusia,

semua dampak negatif sains dan teknologi terus ditangani secara bersama-sama,

bukan saja oleh masyarakat ilmuwan dunia, melainkan juga oleh pemerintah

semua negara, berlandaskan suatu pandangan bahwa manusia di bumi ini

mempunyai tugas untuk mengelolanya dengan sebaik-baiknya.

Ada lima unsur permaslahan yang saling berkaitan dan menentukan daya

keterhunian bumi ini untuk manusia di masa depan, yaitu:

1. Masalah perimbangan energi di bumi secara menyeluruh

Setiap tahun energi surya yang sampai ke tepi luar atmosfer, yaitu homosfer

ada sebanyak 263.000 langley (1 langley = 1 gram kal/cm kuadrat, sedang 1

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 98

Page 99: Review henry kurniawan

gram kal ialah banyaknya panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gram

air dari 14,5 derajat celsius menjadi 15,5 derajat celsius). Dari energi ini

123.000 langley atau 47 % dipantulkan kembali ke atmosfer oleh molekul-

melekul, uap air dan debu, sedangkan sisanya sampai ke permukaan bumi. Akibat

keberagaman tingkat awan, banyaknya debu dalam atmosfer, garis lintang,

ketingigian dan bentuk permukaan bumi, musim dan waktu terjadinya penyinaran

dalam hari tertentu, banyak energi yang diterima di daerah dua kutup yang hanya

1/10 hingga 1/8 banyaknya energi yang diterima di daerah tropik semua itu

menyebabkan tingkat radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi pun beragam.

Radiasi itu pun hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan untuk proses

asimilasi, ialah proses pembuatan zat organik dari zat an organik yang terdiri dari

proses fotosintesis dan kemosintesis.

2. Perubahan daur hidrologi di bumi secara menyeluruh

Pola hidrologi lingkungan termasuk pola sebaran curah hujan sangat

menentukan produktivitas lahan pertanian. Bertambahnya populasi manusia

mengkibatkan perubahan fungsi hutan dan lahan-lahan pertanian menjadi

pemukiman juga mengubah pola hidrologi serta menjadikan air semakin langka.

Kelangkaan air ini akhirnya mendorong manusia membuat sumur-sumur dalam

yang berakibat terjadi longsoran tanah, intrusi air laut jauh masuk ke daratan di

belakang garis pantai. Gejala ini kemudian akan membuat lahan menjadi tandus,

sehingga menggangu sistem daur air di bumi.

3. Perubahan daur biogeokimia

Ada 40 unsur yang diperlukan bagi kehidupan, dii antaranya yang terpenting

adalah karbon (C), nitrogen (N),fospor (P), belerang (S), oksigen (O), kalsium

(Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), silikon (Si), besi (Fe) dan

aluminium (Al). Selain itu sebagian unsur-unsur ini tersimpan dalam bentuk

bahan organik dalam tubuh makhluk hidup yang masih hidup atau yang sudah

mati.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 99

Page 100: Review henry kurniawan

4. Perubahan bentuk dan sifat permukaan bumi

Terjadi berbagai gempa, baik gempa vulkanik maupun gempa tektonik di

berbagai sudut permukaan bumi mempengaruhi perubahan bentuk dan sifat kerak

bumi. Pergeseran dan peretakan lapisan kulit bumi sebagai gempa tektonik telah

mengubah struktur dan tekstur tanah dan batu-batuan yang ada.

5. Produktivitas biologis pada lahan di bumi

Daya produktivitas lahan di bumi adalah suatu faktor yang sangat

menentukan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan manusia. Besarnya

dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor, di antaranya faktor iklim/suhu, cahaya

yang diterima pada permukaan bumi, ketersediaan unsur-unsur kimia utama

seperti C, S, P, N, K, Ca dan sebagainya serta sifat-sifat khas kehidupan yang

dikembangkan. Bila daya dukung bagi kehidupan manusia melebihi daya

produksinya, maka manusia melakukan usaha-usaha menaikan daya produksinya

dengan teknologi.

REVIEW MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Page 100