wahyu kurniawan bpt

55
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium merupakan tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal peralatan- peralatan yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan dan pengukuran. Kita harus memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengenal beberapa alat laboratorium untuk pengukuran volume zat cair 2. Membandingkan ketepatan (akurasi) alat ukur volume zat cair

Upload: wahyukurniawan

Post on 02-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bpt

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangLaboratorium merupakan tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal peralatan-peralatan yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan dan pengukuran.

Kita harus memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.

1.2Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1.Mengenal beberapa alat laboratorium untuk pengukuran volume zat cair

2.Membandingkan ketepatan (akurasi) alat ukur volume zat cair

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengenalan alat laboratorium sangatlah penting untuk praktikan karena pada mata kuliah Teknologi Benih, Ilmu Penyakit Tumbuhan Umum, dll, pasti akan ada praktikum yang berhubungan dengan laboratorium. Setiap melaksanakan praktikum, kita akan menjumpai alat-alat yang kita gunakan dalam praktikum. Namun, terkadang kita tidak mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut.

Selain itu, pengenalan alat-alat laboratorium juga penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Untuk itu,kita harus mengetahui nama, fungsi, dan prinsip kerja alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan dan guna memperlancar pemakaian pada praktikum-praktikum mendatang.

Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal beberapa alat standar dalam laboratorium dan mengetahui nama, fungsi, serta prinsip kerja dari masing-masing alat yang akan kita gunakan dalam proses praktikum.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Mengenal berbagai alat standar dalam Laboratorium Benih.2. Mengetahui nama, fungsi, dan prinsip kerja dari tiap-tiap alat.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangPengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan.Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal.Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.Dalam bidang pertanian, penggunaan teknik budidaya konvensional dalam medium tanah atau pasir seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh, perbanyakan tanaman dengan biji memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya. Kendala lain adalah gangguan alam baik yang abiotik maupun biotik (hama dan penyakit). Kebutuhan akan bibit tanaman dalam jumlah besar, berkualitas, bebas hama dan penyakit serta harus tersedia dalam waktu singkat seringkali tidak dapat dicapai dengan metode konvensional bak secara generatif maupun vegetatif. Istilah kultur jaringan mengacu pada teknik untuk menumbuhkan jasad multiseluler dalam medium padat maupun medium cair menggunakan jaringan yang diambil dari jasad tersebut. Teknik ini sekarang telah berkembang luas sehingga bagian yang tanaman digunakan sebagai bahan awal perbanyakan tidak hanya berupa jaringan melainkan juga dalam bentuk sel. Secara umum kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggunakan wadah yang tembus pandang dan dalam kondisi yang steril serta dalam kondisi yang aseptik. Kondisi aseptik (bebas mikroorganisme/patogen) merupakan salah satu prasyarat keberhasilan teknik kultur jaringan. Semua alat-alat yang digunakan dalam teknik kultur jaringan harus steril dan aseptik.Berdasarkan uraian di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan alat ini sehingga praktikan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium kultur jaringan dan cara-cara penggunaan alat tersebut.

1.2Tujuan dan KegunaanTujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengenali dan mengetahui alat alat yang dipakai dalampraktikum Kultur Jaringan.Kegunaan dari praktikum ini adalahagarpraktikandapat mengetahui fungsi-fungsi dari alat di laboratorium kultur jaringan dan tidak salah dalam menggunakan alat-alattersebut.

PENDAHULUANa.Latar BelakangLaboratorium merupakan wadah atau tempat riset ilmiah, eksperimen,pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuatuntuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnyalaboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratoriumkomputer, dan laboratorium bahasa (Balbach, 1996).

Laboratorium berisi berbagai macam alat dan bahan yang digunakanuntuk keperluan laboratorium. Khususnya pada pembuatan sediaan atau preparatmikroskopis sangat diperlukan alat dan bahan yang khusus. Sebelum membuatsediaan mikroskopis sebaiknya kita terlebih dahulu mengenal alat dan bahan yangtelah disediakan. Selain mengenal diharuskan juga mengetahui fungsi masing-masing alat dan fungsi masing-masing bahan. Agar tidak terjadi kesalahan di lainhari kalau tidak mengenal dan mengetahui fungsi alat dan bahan maka akanberakibat fatal.

Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahapandemi tahapan demi tahapan dapat berjalan lancar (Balbach, 1996).

Didalam kerja yang dilakukan di laboratorium, seringkali terjadi kesalahandilaboratorium seperti kesalahan dalampewarnaan sediaan dan kesalahanskrining serta kesalahan inter-pretasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsuyang tinggi

Dalam laboratorium terutama di Lembaga-lembaga Penelitian dan Lab Industri banyak alat yang memiliki kualitas tinggi.Dalam hal ini kualitas berkaitan dengan kecanggihan dan ketelitian (precison) alat.Laboratoriummerupakan tempat yang penuh bahaya, sebab laboratoriumbiasanyaberisi zat-zat kimia yang mudah terbakar, beracun, serta banyak alat-alat dari kaca yang mudah pecah. Oleh karena itu, sebelum masuk dan bekerja di laboratorium, bahaya yang mungkin bisa terjadi harus difahami dengan mempelajari petunjuk-petunjuk keselamatan kerja, cara mencegah terjadinya kecelakaan dan pertolongan pertama yang harus diberikan.Pelaksanaan praktikum melibatkan alat-alat, maka perlu penguasaan tentang alat-alat praktikum sehingga dapat menunjang kelancaran praktikum dan meningkatkan kemampuan psikomotorik peserta ajar. Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, dan cara menggunakannya. Pengetahuan alat yang kurang akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Sebagai contoh, selama praktikum siswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia. Siswa yang menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga siswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan (Laila, 2006). Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat alat yang digunakan, salah satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium adalah alat sterilisasi. Dalam laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya. Pemanasan basah bertekanan tinggi (autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan larutan komponen media, bahan dan alat-alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan kering karena dengan autoklaf tidak hanya mematikan mikroorganisme tapi juga mematikan sporanya. Waktu sterilisasi sangat bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan. Lamanya waktu sterilisasi bahan cair (air, media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan pemanasan kering (oven). Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan untuk pengerjaan mikroba khususnya bakteri, cara penggunaannya ialah dibersihkan menggunakan alkohol 70 % dan Lampu UVnya dinyalakan selama 30 menit terlebih dahulu untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan, fan dan lampu dihidupkan (Kusdianti & Any). Laboratorium kimia merupakan laboratorium yang dirancang khusus untuk meneliti, mengidentifikasi bahkan memproduksi suatu zat. Dalam laboratorium, terdapat berbagai macam alat-alat yang menunjang praktikan untuk melakukan riset mereka. Dikarenakan luasnya cakupan laboratorium itu sendiri, maka laboratorium dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan pembagian ilmu saat ini, seperti Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dsb.Kemajuan dalam bidang metodologi telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi penelitian mikroba. Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni, metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang ilmu pengetahuan. Dalam laboratorium, terdapat berbagai macam alat-alat yang menunjang praktikan untuk melakukan riset mereka.Praktikum Organisme tanah merupakan suatu cabang ilmu yang membahas tentang makhluk-makhluk berukuran renik atau sangat kecil seperti berbagai macam alga dan mikroba (bakteri, fungi dan kapang). Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dan berkembang biak dengan membelah diri. Ukuran bakteri bervariasi baik penampang maupun panjangnya, tetapi pada umumnya penampang bakteri adalah sekitar 0,7-1,5 m dan panjangnya sekitar 1-6m. Seperti mikroba lainnya, bakteri memiliki aktifitas yang cepat (kemampuan untuk berkembangbiak yang cepat). Pada umumnya bakteri dapat hidup di berbagai medan serta kondisi, sehingga sangat dimungkinkan menempel di banyak tempat. Dalam laboratorium, banyak hal yang dikerjakan terkait dengan mikroba (bakteri, fungi dan kapang), dikarenakan aktifitas mikroba yang begitu cepat maka dimungkinkan mikroba menempel di setiap alat-alat laboratorium dan media yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukannya sterilisasi alat dan media sebelum dan sesudah penggunaan alat-alat laboratorium dan media pengembangbiakan mikroba.Sterilisasi alat laboratorium dan media dapat dilakukan dengan instrument yang memiliki antibakteri atau antimikroba yang tinggi, mekanisme kerja antimikroba terhadap sel dapat merusak dinding sel bakteri, mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim dan dapat menghambat sintesa asam nukleat. Sehingga dapat menghentikan aktivitas mikroba (perkembangbiakan mikroba terhenti). Sterilisasi peralatan dapat digunakan dengan api dan bahan kimia seperti methanol, dan sejenisnya. Sterilisisasi juga dapat dilakukan dengan alat sterilisasi seperti autoklaf. Autoklaf merupakan alat yang dikhususkan untuk mensterilkan alat, media dan bahan dari mikroba yang ada, sistem kerja autoklaf adalah memecah membran sel yang ada dalam mikroba dengan uap panas bertekanan 10-30 lbs/inchi dan temperature 134oC (maksimum). Berdasarkan penggunaannya, autoklaf terbagi menjadi 2, yaitu autoklaf kalsik dan autoklaf modern.Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalahsebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan matatelanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat inidisebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudahterlihat oleh mata.Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertamadiciptakan, adalah mikroskop optikal. Dia merupakan alat optik yang terdiri darisatu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuahbenda yang ditaruh di bidang fokus dari lensa tersebut.Loupe, loupe yangsederhana dilakukan untuk pemeriksaan pendahuluan terhadap irisan-irisan yangmasih diliputi paraffin.

b.TujuanMahasiswa mengenal dan mengetahui fungsi-fungsi alat dilaboratorium.

1. Mikroskop kamera.Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri atas lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak. Kekuatan perbesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200-300 kali, mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya majemuk yang ada sekarang (Purba, 1999).Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang putar (Volk, 1984).Bila kita ingin perbesaran sudut yang lebih besar daripada pembesaran kaca pembesar, oleh karena itu keberadaan mikroskop sangat diperlukan. Benda O yang akan diteliti diletakkan pada titik fokus pertama F dari lensa objektif, yang membentuk bayangan nyata dan diperbesar yaitu I. Bayangan ini terletak tepat pada titik fokus pertama F1 dari okuler yang membentuk bayangan semu dari I pada I.Macam-macam mikroskop, yaitu :a.Mikroskop CahayaMerupakan mikroskop yang mempunyai bagian bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa.b.Mikroskop PendarMikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen dalam jaringan.c.Mikroskop Medan GelapMikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya pisah mikroskop majemuk.d.Mikroskop FasekontrasMikroskop ini digunakan untuk mengamati benda hidup dalam keadaan alaminya, tanpa menggunakan bahan pewarna. Pada bawah meja objeknya dan pada lensa objektifnya terpasang perlengkapan fase kontras.e.Mikroskop ElektronBanyak komponen sel seperti mitokondria, ribosom dan retikulum endoplasma yang begitu kecil tidak bisa dilihat secara detail dengan mikroskop biasa. Mereka hanya bisa melihat dengan mikroskop elektron (Kamajaya, 1996).d.Mikroskop Elektron PemayaranMikroskop ini menggunakan berkas elektron, tetapi yang seharusnya ditransmisikan secara serempak ke seluruh medan elektron difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan dapat digerakkan maju mundur pada spesimen (Winatasasmita, 1986).Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk melindungi sel-sel sebelah dalamnya ada yang menjadi tempat penyediaan makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain (Yekti, 1994).Ada tiga keistimewaan yang khas pada sel tumbuhan : dinding sel dengan selulosa, vakuola (yang memberi tekanan dan memperbesar volume serta luas permukaan meskipun dengan protoplasma sedikit), dan plastida, khususnya kloroplas. Vakuola dapat ditemui pada anggota kelima dunia, namun vakuola besar di pusat sel ada pada hampir semua sel tumbuhan, cendawan, dan beberapa protista. Kloroplas hanya terdapat pada tumbuhan dan beberapa protista (bergantung pada golongannya) (Suwasono, 1987).Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul.Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada sedangkan pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan lainnya tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara protoplasma dan dinding, khususnya pada sel muda (Kamajaya,1996).Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel (Anshory, 1984).Sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan dan disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel atau lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya(Pramesti, 2000).Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel (Suwasono, 1987).

DAFTAR PUSTAKAAnshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung.Kamajaya.1996.Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung.Pramesti, Hening Tjaturina. 2000.Mikroskop dan Sel FK.Unlam. Banjarbaru.Purba, M dan kawan-kawan. 1999.Kimia.Erlangga. Jakarta.Sowasono, Haddy. 1987.Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.Volk dan Wheeler. 1984.Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I.Erlangga. Jakarta.Winatasasmita, Djamhur. 1986.Fisiologi Hewan dan Tumbuhan.Universitas Indonesia. Jakarta.Yekti, S. 1994.Biologi Umum. Erlangga.Jakarta.

2. Water destilatorPernahkah kita mendengar sebuah alat yang dinamakan Water Destilasi? Apa Fungsinya? Bagaimana Mengoperasikannya ? tulisan ini akan membahas spesifikasi dari alat Water Destilasi ini, secara rinci dan mudah-mudahan dapat berguna.1. NAMA ALATAlat ini dinamakan Water Destilasi karena fungsinya untuk melakukan penyulingan atau istilahnya adalah destilasi.2. FUNGSI ALATAlat laboratorium yang berfungsi untuk membuat air yang murni (mendestilasi air mineral agar menjadi air yang murni) melalui proses penguapan dan pengembunan.3. GAMBAR ALAT4. KOMPONEN ALAT Tombol ON/OFFBerfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dari supply ke heater dan lampu indicator Lampu IndikatorJika alat mendapat supply dari PLN maka lampu indicator akan menyala HeaterBerfungsi sebagai komponen yang dapat merubah energi listrik menjadi energi panas5. HAL-HAL DASAR YANG HARUS DIKETAHUIApabila arus listrik yang besar dialirkan melalui penampang penghantar dengan 0 yang sangat kecil, maka penghantar tersebut menjadi panas karena benturan electron yang sangat cepat dan terpusat pada penampang penghantar kecil, hal ini akan mengakibatkan panasnya menghantarThermocoupleKomponen ini berfungsi sebagai sensor panas dan untuk menghentikan pemanasan (mematikan heater) jika suhu sudah terlalu tinggi dan memulai pemanasan kembali jika suhu sudah mulai turun.Oleh karena itu thermocouple biasanya langsung ditempel pada sumber panas. Thermocouple dianalogikan sebagai suatu saklar Normally Close yang apabila terkena panas akan menjadi open, energi panas akan menekan kontaktor sehingga saklar terbuka.Selain Thermocouple tersebut ada beberapa hal yang juga harus kita ketahui, yaitu : Water destilasi digunakan untuk menghasilkan atau membuat air yang steril (murni) melalui proses penguapan dan pengembunan yang mana air steril yang telah dihasilkan digunakan untuk kegiatan laboratorium dan penelitian Alat ini menggunakan elemen basah, untuk menjaga agar alat ini tidak cepat rusak maka sebelum digunakan dan dioperasikan pastikan bahwa heater sudah terendam dengan air. Untuk menghasilkan air yang steril (murni) yang baik hendaknya pemakai (user) menutup tutup tabung agar uap tidak keluar dan sediakan tempat untuk menampung apabila air steril sudah keluar.

6. PRINSIP KERJAWater destilasi dibuat dengan mengubah energi listrik menjadi energi panas dengan media elemen pemanas (heater), setelah air dimasukkan melalui pipa kedalam tabung sampai batas maksimalnya maka air akan mendidih dan menguap.Uap-uap air tadi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menempel ditutup alat ini melainkan di penampungan,dengan memanfatatkan air yang suhunya masih rendah pada masukkan yang dilewatkan melaui outlet masuk menuju tempat air menguap kemudian masuk ke penampung air untuk dididihkan. Cara ini menggunakan prinsip pengembunan karena terjadi perbedaan suhu didalam pipa kapiler (lebih rendah) dengan dinding luar pipa kapiler (lebih tinggi) sehingga uap-uap air yang telah mendidih tadi menempel pada dinding pipa kapiler yang kemudian ditampung ditempat penampungan,yang kemudian thermocouple berfungsi untuk menghentikan pemanasan (mematikan heater) jika suhu sudah terlalu tinggi dan memulai pemanasan kembali jika suhu sudah mulai turun. Air yang diuapkan adalah partikel-partikel air atau H20 yang menghasilkan air murni (steril) yang baik.7. CONTOH PENGEMBANGAN ALATBerikut ini adalah salah satu pesifikasi alat water destilasi yang sudah banyak beredar di pasaran : Nama Alat :WATER DESTILASI Merk :KOTTERMAN Buatan :JERMAN Daya :1600 W ARUS :7,3 ADemikianlah seluk beluk penggunaan Water Destilasi, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

3. Magnetic stirrerHot plate stirrer dan Stirrer barHot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

Magnetic Stirrer Hot Plate Magnetic stirrer hot plate ini digunakan untuk memanaskan sekaligus mengaduk spesimen didalam larutan NaCl. Magnetic stirrer hot plate yang digunakan adalah Wisestir MSH-20D

Fungsi :Untuk memanaskan sekaligus sebagai media agar. Listrik 220 Volt. Panas dan pengaturan kecepatan pengadukan dapat diatur.Bahan :Metal atau logam.Tombol:-Pengatur on/off

4. Orbital shakerFungsi:Untuk menumbuhkan bakteri atau organisme lainnyaBahan:Metal, Stainless steelTombol :Tombol urut dari kiri-pengatur on/off-pengatur temperatur-Set-Press to set-Load-Fault-Safety thermostat

5. SpektrofotometerFungsi:Untuk menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometernya adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi.Tombol:-Pengatur on/off

PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangLaboratorium adalah tempat untuk melakukan observasi dan penelitian. Untuk melakukan observasi atau penelitian tersebut tentu dibutuhkan alat - alat khusus. Dalam laboratorium kimia terdapat berbagai macam bahan dan alat praktikum yang berbahaya dan merugikan kehidupan manusia apbila digunakan dengan tidak hati-hati. Selain bahan kimia, penggunaan peralatan juga penting dalam melakukan praktek di laboratorium kimia. Kesalahan penggunaan alat dan bahan merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang kurang mnguntungka atau berbahaya bagi dirinya maupun orang lain (Lahay, 2004).Banyak hal yang terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan peralatan maupun bahan sehingga dapat menimbulkan kebakaran, menyebarkan gas beracun atau juga masuknya zat kimia ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi banyak praktikan yang kadang-kadang masih belum menyadari akan bahaya zat kimia itu dan tidak mengindahkan pesan-pesan dari para pembimbingnya (Ali, 2005).Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengenal fungsi alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dalam penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan yang akan kita dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berrpengaruh terhadap keselamatan praktikan (Ginting, 2010).Dalam melakukan praktikum di laboratorium, banyak faktor yang harus di perhatikan oleh praktikan di dalam penggunaan alat-alat di laboratorium. Salah satunya adalah tingkat sanitasi peralatan di dalam laboratorium. Kebersihan alat adalah hal yang sangat penting yang harus di perhatikan oleh praktikan karena kebersihan alat yang tidak bersih dapat menyebabkan hasil yang di peroleh dalam praktikum tidak akurat dan juga dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum (Ginting, 2010).Melakukan suatu percobaan di laboratorium, kadang-kadang harus dipilih bahan peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenai sifat bahan peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci dengan larutan deterjen yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basa atau asam, lalu dibilas sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatan gelas tersebut dibilas sekali lagi dengan larutan yang akan digunakan yang akan di simpan dalam peralatan tersebut. Peralatan gelas seperti pipet, labu takar dan lain- lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian dan teknologi yang berkualitas tinggi. Namun demikian ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa, penggunaan alat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat dan tepat (Hala, 2009).Bukan hanya itu saja, di dalam laboratorium banyak terdapat bahan-bahan beracun berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan ataupun keracunan pada praktikan. Setiap bahan-bahan beracun itu memiliki ukuran tingkat bahaya bagi tubuh manusia terutama bahan beracun yang memberikan efek kronis yaitu NAB (Nilai Ambang Batas) atau TLV (Threshold Limit Value) (Junaidi, 2010).Ada beberapa faktor yang harus di perhatikan oleh para praktikan di dalam penggunaan alat-alat di laboratorium. Antara lain adalaha kebersihan, tak dapat di pungkiri bahwa kebersihan alat adalah hal penting yang harus di perhatikan karena kebersihan alat tersebut dapat mempermudah kita dalam melakukan praktikum tanpa harus mencucinya terlebih dahulu.

2.1 Tujuan1.Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang ada di dalam laboratorium.2.Untuk mengetahui fungsi dari alat-alat di laboratorium.3.Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat-alat laboratorium.4.Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat-alat laboratorium secara benar.5.Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat alat laboratorium.

PENUTUP

4.1KesimpulanAdapun kesimpulan dari percobaan pengenalan alat ini didapat adalah sebagai berikut:1.Praktikan dapat mengenal macam macam alat dan bahan yang di gunakan dalam laboratorium biokimia.2.Dapat mengetahui fungsi dan cara kerja alat alat yang di gunakan di dalam laboratorium biokimia.3.Dapat mengetahui beberapa bahan dan alat yang berbahaya di laboratorium.4.Kesalahan dalam penggunaan alat akan mempengaruhi hasil yang di peroleh.5.Sebelum praktikum alat alat yang digunakan sebaaiknya dalam keadaan steril.

4.2SaranSelain mengetahui jenis-jenis alat yang ada di dalam laboratorium makaadapun saran yang dapat kami berikan yaitukita juga harus mengetahui bagaimana cara merawat alat-alat tersebut agar tidak mudah terjadinya kerusakanatau pecah.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005.Mikrobiologi Dasar Jilid I: Badan enerbit Universitas Negeri Makassar. Makasar.

Ginting, Tjurmi.2010. Pengenalan Alat (Online) http:// all4chemistry.blogspot.com /2010/02/ pengenalan-alat-laboratorium.html. Di akses pada tanggal 17 April 2012.

Hala, Yusminah, Oslan Jumadi. 2009. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.

Junaidi, Wawan. 2010. Definisi Sterilisasi.http://w aw an- junaidi.blogs pot.com /2009/ 07/definisi-sterilisasi.html . Diakses pada tanggal 17 April 2012.Lahay, Tutje. 2004.Teknik Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.

Spesiesataujenisadalah suatutaksonyang dipakai dalamtaksonomiuntuk menunjuk pada satu atau beberapa kelompokindividu(populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagigen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yangfertiltanpa hambatanreproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies tidak saling berkawin karena hambatangeografisnamun bila dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanyasteril/mandul.Spesies, jika disebut dalamnama ilmiah, disingkat dengansp.(ContohPhalaenopsis sp. berarti "sejenisPhalaenopsis", jika jamak disingkat denganspp.).Pada taksonomihewanterdapat satu tingkat takson di bawah spesies:subspesies(disingkatssp.(namun biasanya tidak ditulis pada nama ilmiah hewan). Pada taksonomitumbuhan,fungi, danbakteriterdapat takson lain di bawah subspesies:varietas,subvarietas, danforma.

Sebuah spesies adalah unit yang paling dasar dari klasifikasi biologi. Ini adalah ide yang kompleks, tetapi paling sering didefinisikan sebagai organisme yang bisa kawin dan menghasilkan keturunan yang subur. Meskipun definisi ini tidak mencakup semua makhluk hidup di bumi, hal ini berguna untuk hewan yang sering dipelajari.

Soal.Menguraikan dan mendefinisikan serta menjelaskan tentang varietas, kultivar, galur, klon, benih unggul bersertifikat, macam-macam benih, dan peran peuliaan tanaman dalam peningkatan produksi.Jawab.1.VarietasDefinisi dariVarietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami pertumbuhan. Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas. Penulisan namanya dicetak miring (atau digaris bawah jika tulisan tangan) dan didahului dengan singkatan "var." Contoh:Oryzasativavar.indica....................................

2.KultivarDalam duniapertanian, kultivar diartikan sebagai sekelompoktumbuhanyang telah dipilih/diseleksi untuk suatu atau beberapa ciri tertentu yang khas dan dapat dibedakan secara jelas dari kelompok lainnya, serta tetap mempertahankan ciri-ciri khas ini jika diperbanyak dengan cara tertentu, baik secaraseksualmaupunaseksual. Dalam pembicaraan sehari-hari awam kerap kali menyebut kultivar sebagaivarietasatauras(ras lokal,landrace), meskipun sebenarnya masing-masing memiliki pengertian yang berbeda. Kultivar merupakan produk daripemuliaan tanaman..........................................3. GalurDalampertanian,galur(Ing.:lineataustrain[khususpeternakan]) adalah sekelompok individu yang memiliki komposisi genetik yang serupa sebagai akibatperkawinan sekerabat.Dalammikrobiologi,galur(Ing.:strain) adalahkolonimikrobia(atau hasil biakannya) dengan sifat-sifatfisiologiyang sama sebagai hasil proses isolasi atau rekayasa lainnya untuk memurnikan sifat itu. Galur juga dipakai dalamvirologi, namun istilahstrainatautipelebih sering dipergunakan, umpamanya virusflustrain H1N1.4. KlonKloningyaitu gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Kloning berasal dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon yang artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian klon sel adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. klon gen atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang........................................

5. Benih unggul bersertifikatBenih unggul bersertifikat adalah merupakan benih yang sudah lulus proses sertifikasi yang merupakan salah satu bentuk jaminan mutu benih. Mutu benih meliputi mutu genetik, mutu fisik, mutu fisiologis.Ciri-ciri benih bermutu adalah :a.Varietasnya asli.b.Benih bernas dan seragam........................................6. Macam-macam benih antara lain :1.Benih Ilegitim, adalah benih yang tetuanya tidak diketahui dengan jelas sehingga benih tersebut sulit ditelusuri informasi genetiknya, dan sering kali disebut sebagai benih "sapuan". Maksudnya adalah benih tersebut seolah - olah didapat hanya dengan cara menyapu saja asal mendapatkan benih saja.2.Benih Legitim, adalah benih yang diketahui dengan jelas induk betina dan jantannya serta dihasilkan dari......................................7. Peran pemuliaan tanaman dalam peningkatan produksi :Benih ataupun bibit, sebagai produk akhir dari suatu program pemuliaan tanaman, yang pada umumnyamemiliki karakteristik keunggulan tertentu, mempunyai peranan yang vital sebagai penentu batas-atasproduktivitas dan dalam menjamin keberhasilan budidaya tanaman. Sampai saat ini, upaya perbaikangenetik tanaman di Indonesia masih terbatas melalui metode pemuliaan tanaman konvensional, seperti

Pernahkah anda mendengar istilah kloning? Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar namun banyak juga dari kita yang belum mengetahuinya. Bisa saja mungkin karena berita di media massa tentang kloning yang sangat minim.

Kloning dalambiologi adalah proses menghasilkanindividu-individu darijenis yang sama (populasi)yangidentik secara genetik. Maksud dari identik secara genetik adalah memiliki ciri-ciri genetik yang sama dengan induk aslinya. Jadi misalkan seekor kambing memiliki tubuh yang sangat gemuk, dan bulu yang lebat. kemudian dikloning, maka kloningan hewan tersebut pun memiliki ciri-ciri yang sama seperti tubuh yang sangat gemuk dan bulu yang lebat.

Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNAatau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.

Pada awalnya kloning dilakukan pada tanaman. Namun ternyata ilmuan Amerika sekarang sedang mencoba melakukan kloning pada manusia.Ilmuwan dari California Amerika Serikat (AS), menyatakan bahwa mereka telah memproduksi dua embrio yang merupakan kloning dari 2 pria. Mereka mengklaim bahwa ini merupakan langkah maju pengembangan manfaat sel induk secara ilmiah. Mungkin hal tersebut sebenarnya sangat melanggar kodrat. namun, bagaimanapun ini hal wajar bagi negara tersebut. Dimana agama dinomor duakan.

Inilah Beberapa hewan yang berhasil dikloning:

1. Domba Dolly

Terlihat sekilas memang domba ini sama seperti domba lainnya. Namun ternyata inilah hewan mamalia pertama yang berhasil dikloning. Ia lahir pada 5 Juli 1996 dan Domba ini meninggal pada umur 6 tahun. Selain itu juga domba ini juga memiliki enam anak yaituBonnie; kembar Sally dan Rosie; kembar tiga Lucy, Darcy dan Cotton.

2. Anjing Kloning Pertama

Anjing pertama kali dikloning oleh pemerintah korea selatan. Tak tangung-tanggung pemerintah Korsel berhasil mengkloning anjing tersebut sebanyak tujuh ekor. Korsel mengkloning anjing ini dengan tujuan ingin memiliki anjing yang sangat peka indra pembaunya.Jika menggunakan metode reproduksi konvensional. Pengembangbiakan gen anjing yang memiliki ketrampilan tinggi untuk melacak hanya berpeluang 30%. Sementara ilmuwan Korsel percaya bahwa dengan menggunakan teknologi kloning, penurunan ketrampilan dari induk ke anak hasil kloning berpeluang sebesar 90%.

3. Banteng Kloningan Spanyol

Ilmuwan asal Spanyol mengklaim telah berhasil melakukan kloning terhadap seekor banteng untuk pertama kalinya di negara tersebut.Spesialis generika hewan, Vicente Torrent mengatakan, anak banteng baru lahir yang bernama Got itu merupakan replika yang sama persis dengan sang induk kloning, seekor spesimen bertanduk dari jenis banteng untuk matadors.

Torrent mengatakan, timnya yang terdiri dari 17 orang berharap Got akan memiliki sifat-sifat ganas yang sama dengan pendahulu genetiknya, yang bernama Vasito, seekor spesimen yang cukup berharga. - See more at: http://sainsforhuman.blogspot.com/2013/05/apa-itu-kloning-dan-beberapa-hewan-yang.html#sthash.MOyoAKLo.dpuf

Pernahkah anda mendengar istilah kloning? Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar namun banyak juga dari kita yang belum mengetahuinya. Bisa saja mungkin karena berita di media massa tentang kloning yang sangat minim.

Kloning dalambiologi adalah proses menghasilkanindividu-individu darijenis yang sama (populasi)yangidentik secara genetik. Maksud dari identik secara genetik adalah memiliki ciri-ciri genetik yang sama dengan induk aslinya. Jadi misalkan seekor kambing memiliki tubuh yang sangat gemuk, dan bulu yang lebat. kemudian dikloning, maka kloningan hewan tersebut pun memiliki ciri-ciri yang sama seperti tubuh yang sangat gemuk dan bulu yang lebat.

Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNAatau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.

Pada awalnya kloning dilakukan pada tanaman. Namun ternyata ilmuan Amerika sekarang sedang mencoba melakukan kloning pada manusia.Ilmuwan dari California Amerika Serikat (AS), menyatakan bahwa mereka telah memproduksi dua embrio yang merupakan kloning dari 2 pria. Mereka mengklaim bahwa ini merupakan langkah maju pengembangan manfaat sel induk secara ilmiah. Mungkin hal tersebut sebenarnya sangat melanggar kodrat. namun, bagaimanapun ini hal wajar bagi negara tersebut. Dimana agama dinomor duakan.

Inilah Beberapa hewan yang berhasil dikloning:

1. Domba Dolly

Terlihat sekilas memang domba ini sama seperti domba lainnya. Namun ternyata inilah hewan mamalia pertama yang berhasil dikloning. Ia lahir pada 5 Juli 1996 dan Domba ini meninggal pada umur 6 tahun. Selain itu juga domba ini juga memiliki enam anak yaituBonnie; kembar Sally dan Rosie; kembar tiga Lucy, Darcy dan Cotton.

2. Anjing Kloning Pertama

Anjing pertama kali dikloning oleh pemerintah korea selatan. Tak tangung-tanggung pemerintah Korsel berhasil mengkloning anjing tersebut sebanyak tujuh ekor. Korsel mengkloning anjing ini dengan tujuan ingin memiliki anjing yang sangat peka indra pembaunya.Jika menggunakan metode reproduksi konvensional. Pengembangbiakan gen anjing yang memiliki ketrampilan tinggi untuk melacak hanya berpeluang 30%. Sementara ilmuwan Korsel percaya bahwa dengan menggunakan teknologi kloning, penurunan ketrampilan dari induk ke anak hasil kloning berpeluang sebesar 90%.

3. Banteng Kloningan Spanyol

Ilmuwan asal Spanyol mengklaim telah berhasil melakukan kloning terhadap seekor banteng untuk pertama kalinya di negara tersebut.Spesialis generika hewan, Vicente Torrent mengatakan, anak banteng baru lahir yang bernama Got itu merupakan replika yang sama persis dengan sang induk kloning, seekor spesimen bertanduk dari jenis banteng untuk matadors.

Torrent mengatakan, timnya yang terdiri dari 17 orang berharap Got akan memiliki sifat-sifat ganas yang sama dengan pendahulu genetiknya, yang bernama Vasito, seekor spesimen yang cukup berharga. - See more at: http://sainsforhuman.blogspot.com/2013/05/apa-itu-kloning-dan-beberapa-hewan-yang.html#sthash.MOyoAKLo.dpuf

HARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN TANAMAN

Seperti manusia, tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman. Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanamana menggunakan bahan anorganik unruk mendapatkan energi dan pertumbuhannya.Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinarmatahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime. Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu orrgan tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Unsur Na, Si, dan Co dianggap bukan unsur hara essensial, tetapi hampir selalu terdapat dalam tanaman. Misalnya, unsur Na pada tanaman di tanah garaman yang kadarnya relatif tinggi dan sering melebihi kadar P (Fosfor). Silikon (Si) pada tanaman padi dianggap penting walaupun tidak di perlukan dalam proses metabolsime tanaman. Jika tanaman padi mengandung Si yang cukup, maka tanaman tersebut lebih segar dan tidak mudah roboh diterpa angin sehingga seakan akan Si meningkatkan produksi tanaman. Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, Unsur hara di bagi menjadi dua golongan, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar, di bandingkan dengan unsur hara mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas perbedaan unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % dan bila kurang disebut unsur hara mikro. Ada juga unsur hara yang tidak mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup tinggi dalam tanaman dan tanaman yang hidup pada suatu tanah tertentu selalu mengandung unsur hara tersebut misalnya unsur hara Al (Almunium), Ni (Nikel) dan Fe (Besi). Berdasarkan sumber penyerapannya, unsur hara di pilahkan menjadi dua, yakni unsur hara yang di serap dari udara dan unsur hara yang diserap dari tanah.

Diserap dari Udara Unsur hara yang di serap dari udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO2,O2,dan SO2, Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah diasimilasikan dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N2bebas lewat bakteri bintil akar dan NH3 di serap lewat stomata tanaman. Diserap dari tanah Penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Adapula yang dapat diserap dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organik. Dewasa ini kebanyakan unsur hara mikro diberikan lewat daun.

DEFINISI UNSUR HARA ESENSIAL

Beragam unsur dapat ditemukan dalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut dibutuhkan tmbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan didalam tubuh tumbuhan, malah dapat mengganggu metabolisme atau meracuni tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti Al, Cd, Ag dan Pb.

Suatu unsure dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah jika :1. tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia.2. unsure tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya N sebagai penyusun protein, dan Mg sebagai penyusun klorofil.

Berdasarkan kreteria diatas, maka ada 16 unsur hara esensial didalam tumbuhan. Sebagian besar unsure hara esensial diperoleh tumbuhan dari dalam tanah, yakni sebanyak 13 jenis, sedangkan 3 lainya yaitu C, H dan O berasal dari udara atau air.

UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO

Unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl). Secara umum semua unsur hara bersumber dari bebatuan induk tanah/mineral-mineral, kecuali unsur N yang berasal dari bahan organik. Mineral dalam bebatuan terlarut, unsur hara terbebas dan tersedia bagi tanaman. Suplai unsur hara dari bahan mineral untuk tanaman secara alami cukup bagi pertumbuhan tanaman secara normal, kecuali pada tanah masam seperti pada Oxisols. Tanah ini memiliki sifat kesuburan rendah terutama tingginya kelarutan unsur-unsur mikro yang dapat menekan pertumbuhan tanaman.Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan da produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial. ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal. b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman (Cottenie, 1983, Harmsen, 1977).Pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH. N pada pH 5.5 - 8.5, P pada pH 5.5 - 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 - 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Hal ini disebabkan karena pada pH tersebut semua unsur hara esensial baik makro maupun mikro berbeda dalam keadaan yang siap untuk diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman.

Ketersediaan Unsur Hara Mn di dalam Tanah dan Tanaman serta Faktor Yang MempengaruhinyaTingkat ketersediaan unsur hara mikro bagi tanaman sangat tergantung pada pH tanah, proses oksidasi reduksi, adanya unsur yang berlebihan dan bahan organik tanah.Reaksi unsur hara mikro di dalam tanah pada setiap jenis tanah berbeda-beda. Pada tanah yang ber-pH rendah atau bersifat masam, beberapa unsur mikro lebih banyak tersedia terutama dalam bentuk kation diantaranya Fe, Mn, Zn dan Cu. Bila pH tanah naik maka bentuk ion dari kation tersebut berubah menjadi hidroksida/oksida yang tidak tersedia bagi tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan tanaman adalah bahwa setiap jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya akan unsur mikro sehingga kelebihan sedikit saja akan bersifat racun bagi tanaman.Pada umumnya proses oksidasi terjadi bila didukung oleh pH yang tinggi sedangkan pada pH yang rendah/masam akan terjadi reduksi. Mn, Fe, dan Cu dalam kondisi teroksidasi umumnya kurang larut pada pH yang biasa dijumpai dalam tanah dibandingkan keadaan tereduksi pada tanah-tanah yang sangat masam (reduktif).Mangan paling banyak diserap dalam bentuk ion mangan. Keberadaan unsur mangan biasanya bersama-sama dengan unsur besi dan unsur besi biasanya terdapat di air tanah. Air tanah umumnya mempunyai konsentrasi karbon dioksida yang tinggi hasil penguraian kembali zat-zat organik dalam tanah oleh aktivitas mikroorganisme, serta mempunyai konsentrasi oksigen terlarut yang relatif rendah, menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi besi dan mangan bentuk mineral tidak larut (Fe3+ dan Mn4+) tereduksi menjadi besi dan mangan yang larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+ dan Mn2+).Meskipun besi dan mangan pada umumnya terdapat dalam bentuk terlarut bersenyawa dengan bikarbonat dan sulfat, juga ditemukan kedua unsur tersebut bersenyawa dengan hidroden sulfida (H2S).

Selain itu besi dan mangan ditemukan pula pada air tanah yang mengandung asam yang berasal dari humus yang mengalami penguraian dan dari tanaman atau tumbuhan yang bereaksi dengan unsur besi untuk membentuk ikatan kompleks organik. konsentrasi mangan pada umumnya kurang dan 1,0 mg/l.

Pada air permukaan yang belum diolah ditemukan konsentrasi mangan rata-rata lebih dari 1 mg/l, walaupun demikian dalam keadaan tertentu unsur mangan dapat timbul dalam konsentrasi besar pada suatu reservoir/tandon atau sungai pada kedalaman dan saat tertentu. Hal ini terjadi akibat adanya aktivitas mikroorganisme dalam menguraikan dan mereduksi bahan organik dan mangan (IV) menjadi mangan (II) pada kondisi hypolimnion (kondisi adanya cahaya matahari).

Mangan terdapat dalam bentuk kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik. Unsur mangan pada air permukaan berupa ion bervalensi empat dalam bentuk organik kompleks.

Ketersediaan dalam tanah dan kebutuhan normal tanaman akan unsur mikroUnsur Hara Ketersediaan dalam tanah (ppm) Kebutuhan Normal Tanaman (ppm)Boron

TembagaBesiManganMolibdeniumSeng (B)

(Cu)(Fe)(Mn)(Mo)(Zn) 0.1 - 5

0.1 - 42.0 - 1501.0 - 1000.05 - 0.51.0 - 20 6 - 18 (monokotil)20 - 60 (dikotil)5 - 2050 - 25020 - 5000.2 - 1.025 - 125

Serapan Mn oleh TanamanMangan diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++ dan Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ lain yang membutuhkan.

Peranan Unsur hara Mangan (Mn)Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.

Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin Cb. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tuac. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzimd. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.

Gejala Kekurangan/Defisiensi Unsur Hara MnDefisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.

Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.

Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab.Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarnahijau. Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkanlubang-lubang berbentuk memanjang. Kekurangan Mn sering terjadi sebagaiakibat pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidaktersedia.Pada tanaman melon, Gejala yang dapat terlihat adalah ditandai dengan adanya bintik-bintik klorosis pada permukaan daun lebih tua yang menghadap tangkai

Sumber dan Jenis Pupuk Yang Mengandung MnMangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 20 sampai 3000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat.

Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.Sumber-sumber Mangan adalah:a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organisPemupukan Mn dapat dilakukan melalui daun dan tanah. Jika melalui daun (Foliar application) dilakukan dengan menyemprot larutan pupuk ke permukaan bawah daun, namun dalam aplikasi melalui daun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu : konsentrasi Mn dalam larutan bahan, lamanya kontak dengan daun dan temperatur. Jika melalui tanah, dengan memberikan Mn dalam bentuk MnO2. biasanya pemupukan Mn pada tanah sebanyak 5-40 kgMn/ha.Jenis pupuk Daun yang mengandung unsur hara mikro (Mn) yaitu pupuk daun. Jenis-jenis pupuk tersebut antara lain :1. Pupuk Organik (di pasaran)- hi grow protect, Pupuk Lengkap Cair yang mengandung unsur hara essensial baik unsur hara makro (N,P, K, Ca, Mg, S) maupun Mikro (Zn, Fe, Mn, Cu, B, Mo, Cl) yang wajib dibutuhkan oleh tanaman apapun. BioIntra, MultiTonik, Bayfolan, dll- Pupuk Super Bionik, merupakan pupuk organik cair alami berkualitas tinggi dengan hasil ekstrasi berbagai limbah organik (limbah ternak, limbah tanaman dan limbah alam lainnya) yang diproses berdasar teknologi berwawasan lingkungan (bioteknologi). Super Bionik adalah terobosan teknologi unggulan yg ramah lingkungan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas. Mengandng hara makro maupun mikro makro (N, P, K, CA, Mg, S, B, Fe, Cu, Cl, Mn, Zn, dan Mo) dalam bentuk tersedia (dpt diserap tanaman) dalam komposisi yamg optimal untuk memcu pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Sehingga aplikasi interval waktu relatif pendek dan kontinyu dapat mengurangi pemakaian pupk anorgonaik hingga 50% atau lebih.- Pupuk Majemuk Lengkap Tablet (Pmlt), merupakan pupuk majemuk yang mengandung hara makro (N,P2O5, K2O, MgO, CaO, S) dan mikro (Fe, Mn, B, Cu dan Zn) berbentuk tablet dengan formula spesifik lokasi atas dasar kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Selain mengandung hara lengkap, PMLT-Suburin bersifat lepas hara lambat dengan durasi kurang lebih 12 bulan.- dll

2. Pupuk AnOrganik, contohnya : Gandasil B dan D, dll.

Unsur Mangan dengan Konsentrasi TinggiDalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan tereduksi menjadi Mn2+ atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah). Oleh karena itu pemakaian air berasal dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi.Pada pH agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti, MnO2, Mn3O4, atau MnCO3 meskipun oksidasi dari Mn2+ itu berjalan relative lambat. Secara visual dalam air yang banyak mengandung mangan berwarna kehitam hitaman.Jika konsentrasi besi dan mangan di dalam air relatif besar, akan memberikan dampak sebagai berikut :Menimbulkan penyumbatan pada pipa disebabkan secara langsung oleh deposit (tubercule) yang disebabkan oleh endapan besi :1. Secara tidak langsung, disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam pipa, karena air yang mengandung besi, disukai oleh bakteri besi.2. Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga berakibat meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut mengalami degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.3. Besi dan mangan sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/L, akan memberikan suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa logam, atau rasa obat.

Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan disebabkan oleh besi dan kehitaman oleh mangan). Pada ion exchanger endapan besi dan mangan yang terbentuk, seringkali mengakibatkan penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion (resin), yang mengakibatkan hilangnya kapasitas pertukaran ion. Menyebabkan keluhan pada konsumen (seperti kasus red water) bila endapan besi dan mangan yang terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan debit atau kenaikan tekanan di dalam pipa/system distribusi, sehingga akan terbawa ke konsumen.

Ada beberapa prinsip proses penghilangan besi dan mangan yaitu : pertukaran ion (ion exchange), proses secara biologis, tetapi yang umum digunakan pada sistem penyediaan air adalah proses oksidasi secara kimiawi, yaitu menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan tujuan merubah bentuk besi dan mangan terlarut menjadi bentuk besi dan mangan tidak larut (endapan). Proses ini dilanjutkan dengan pemisahan endapan/suspensi/dispersi yang terbentuk menggunakan proses sedimentasi dan atau filtrasi. Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan endapan ini, bila perlu menggunakan proses koagulasi-flokulasi dilanjutkan dengan sedimentasi dan filtrasi.Besi dan mangan dapat diendapkan sebagai senyawa dengan karbonat pada air yang mengandung karbonat (alkalinitas), dengan penambahan kapur atau soda. Pengendapan ini berlangsung pada kondisi anaerobik. Kelarutan Fe (II) dan Mn(II) ditentukan oleh konsentrasi total karbonik. Pada kondisi tersebut, Fe (II) dan Mn (II) karbonat dapat diharapkan mengendap seluruhnya pada pH > 8 dan 8,5. Pengendapan Fe (II) hidroksida dan Mn (II) hidroksida pada pH 11. Campuran dua macam endapan tersebut, terbentuk dalam proses Kapur Soda. Besi dan mangan akan lebih baik bila diendapkan dengan jalan oksidasi oleh oksidator seperti O2 ; O3 ; Klor/senyawa klor ; KMnO4, karena kelarutan dari bentuk Fe (III) trihidroksida dan Mn (IV) dioksida adalah lebih rendah dibandingkan dengan senyawa Fe (II) dan Mn (II) karbonat. Kecepatan oksidasi Fe (II) oleh oksigen sangat rendah dalam kondisi nilai pH rendah. Dalam hal ini pH perlu dinaikkan dengan mengurangi konsentrasi CO2 atau dengan penambahan alkali (kapur).Kecepatan oksidasi Mn (II) relatif lambat pada pH < 9, pengaruh katalisator dari endapan Mn (IV) sangat diperlukan. Morgan menunjukkan bahwa efek utama dari MnO2 mengadsorpsi Mn (II), dengan cara demikian memberikan pengaruh dalam penghilangan mangan selama proses filtrasi. Kemudian Mn (IV) yang mengadsorpsi, melanjutkan oksidasinya secara perlahan-lahan.

Keberadaan asam humus akan memperlambat oksidasi besi. Penyerapan atas Fe (II) dan Mn (II) dilaporkan memegang peranan dalam penghilangan besi dan mangan dari air. Endapan Fe (III) hidroksida dan Mn (IV) dioksida, keduanya mempunyai kapasitas adsorpsi (penyerapan) yang tinggi. Penambahan MgO pada air yang mempunyai pH rendah dapat menaikan kecepatan oksidasi Fe (II) tanpa menaikan pH yang berarti bagi air yang dihasilkan (air hasil olahan).

Pembentukan besi (III) dan mangan (IV) dipengaruhi oleh pH, pada pH antara 6,9 7,2. Reaksi pembentukan Fe (III) dapat terjadi dengan cepat, sedangkan reaksi pembentukan Mn (IV) akan lambat bila pH dibawah 9,5. Penggunaan klor sebagai oksidator biasanya untuk mengolah air dengan kandungan besi (II) dan mangan (II) kurang dari 2 mg/l. Pembentukan Fe (III) dan Mn (IV) tergantung pada pH. Pada pH 7,5 klor berbentuk 50 % asam hipoklorit (HOCI) dan 50 % ion hipoklorit (OCI)-. Reaksi oksidasi pada besi (II) lebih cepat dibanding dengan Mangan (II), batas pH untuk pembentukan mangan (IV) adalah 5 7 . Pada reaksi terhadap oksidator KMnO4 maka akan terjadi reaksi sebagai berikut : Mn2+ + 2ClO2 + 2H2O > MnO2 + 2O2 + 2Cl + 4H+

Selain unsur hara makro (N, P, K) unsur lain yang dibutuhkan tanaman tidak itu saja meliankan ada 16 macam unsur yang terbagi atas unsur hara makro (C,H,O,N,P,K.Ca,Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, Mn, Mo, B, CU,Zn, dan Cl).Bila penerapan pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.Unsur Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim.

Mangan berperan serta sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.Sumber Mangan diantaranya ada yang berasal dari pelapukan batuan, melalui pemupukan, dan pelapukan bahan organik.

SERAPAN HARA

1. HARA DAN MEKANISME PENYERAPANNYAHara merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman. Hara banyak terdapat dalam air tanah. Konsentrasi hara dalam air tanah pada (1) Konsentrasi Normal sekitar 1-5 permil. (2) Jenuh air 0,21-1 permil dengan Po 0,1-0,5 atm. (3) Tanah kering konsentrasi hara dalam air tanah dapat meningkat dan menyebabkan PO tanah menjadi negatif. Berdasarkan peranannya, hara dibagi menjadi :A. Hara EsensialHara esensial sangat diperlukan tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Hara ini juga sangat dibutuhkan pada proses biokimia tertentu dan peranannya tidak dapt digantikan oleh unsur lain. Bila unsur tersebut tidak ada, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, dan akan tumbuh lebih lanjut jika unsur tersebut ditambahkan. Hambatan pertumbuhan ini memberikan dambak seperti tanda kahat (defisiensi) yang khas. Unsur yang termasuk hara esensial berjumlah 16 unsur, dan terletak pada sistem periodik unsur pada garis Argon (Ar) yaitu garis yang menghubungkan Ar dengan C.B. Hara FungsionalHara fungsional adalah hara yang apabila ada dalam tanah atau medium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Misalnya. Unsur Natrium (Na) dapat menggantikan peran dari unsur Kalium (K). Unsur lain yang merupakan unsur hara fungsional adalah Kobalt (Co) yang berperan dalam memperkuat ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan tanaman itu sendiri.C. Hara PotensialHara potensial adalah unsur hara yang sering ditemukan dalam tubuh tanaman, akan tetapi belum jelas fungsi dari unsur hara ini.Berdasarkan Jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, hara dapat dibagi menjadi 2 :A. Unsur Hara MakroUnsur ini sangat diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat besar. Unsur ini antara lain : N, P, S (anion) dan K, Ca, Mg (kation).B. Unsur Hara MikroUnsur ini dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Umumnya unsur ini antara lain : B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn. Akan tetapi pada tanaman tertentu Co, Se, Si, Na dibutuhkan juga sebagai unsur hara mikro.Penyerapan unsur hara pada tanaman bisa melalui daun dan akar. Pada daun biasanya unsur hara yang dapat diangkut antara lain : CO2, O2, H2O dan sat terlarut. Dan pada akar unsur hara yang dapat terserap antara lain : O2, H2O, mineral anorganik dan zat organik terlarut.Mekanisme penyerapan hara oleh akar, antara lain :A. Aliran Massa (Mass Flow)Gerakan unsur hara ini mengikuti aliran air keakar secara pasif. Aliran ini dapat saja terjadi karena adanya transpirasi daun. Jumlah hara yang mencapai akar melalui proses ini dipengaruhi oleh :1. Konsentrasi hara yang bersanggungan dalam larutan tanah2. Laju gerak air ke permukaan akar, atau kaju transpirasiJika penyerapan hara lebih besar daripada pengisian hara kembali (resupply) dalam jangka waktu penjang maka akan terbentuk depletion zone disekitar akar.B. Difusi IonDalam hal ini, gerak unsur hara disebabkan karena adanya perbedaan gradien konsentrasi (secara difusi).Beberapa hipotesis penyerapan hara :A. Hipotesis difusiKelemahan dari Hipotesis ini adalah konsentrasi hara di dalam sel lebih tinggi dari tanah.B. Hipotesis transpirasiKelemahan dari Hipotesis ini adalah waktu transpirasi, tumbuhan tetap menyerap hara.C. Hipotesis akumulasi ion berdasarkan kesetimbanganKelemahan dari Hipotesis ini adalah keseimbangan yang seseungguhnya tak pernah terjadi dalam sel.D. Hipotesis pertukaran ionKelemahan Hipotesis ini adalah masalah yang harus dipecahkan cukup banyak (gradien konsentrasi dan elektrisitas)E. Hipotesis elektroforesisHipotesis ini menjelaskan bahwa membran mempunyai pori yang dibatasi oleh molekul yang bermuatan. Kelemahan dari Hipotesis ini adalah ukuran dari pori pada membran yang hanya 10 Angstrom.KERAPATAN AKARKerapatan tanah adalah panjang akar per satuan tanah. Kerapatan akar dapat istilahkan dengan panjang akar dengan satuan ?m akar cm 3 tanah dengan membagi tanah dimana akar tersebut tersedia. Kerapatan akar dapat diperoleh dengan cara pembakuan ketebakan lapisan tanah yang hilang , maka suatu peta kerapatan akar dapat dipeoleh dengan mencatat panjang akar dalam tiap-tiap bujur sangkar (Bohm, 1976). Contoh-contoh kerapatan akar (panjang akar per satuan tanah) adalah pada jagung dan kedelai. Dalam tanah bagian atas, kerapatan akar meningkat sampai kira-kira waktu pembungaan dan lebih besar pada jagung dari pada kedelai. Kerapatan jagung juga semakin menurun dengan kedalaman tidak tergantung saat pengambikan contohnya, tetapi pada kedelai polanya lebih rumit. Bentuk penyajian ini menonjolkan sifat dinamika sestem perakaran suatu tanaman semusim dan penurunanya cukuo tajam seteah pembungaan. Sebagian akar jelas mati jauh sebelum tanaman dewasa. Pengaruh tersebut sangat nyata dalam tanah bagian atas yang menunjukkan bahwa akar-akar cabang yang terbentuk lebih awal, yang lebih dekat dengan permukaan akar, mati secara berurutan dengan cara yang dapat disamakan dengan daun-daun dibagian bawah diatas tanah. Kerapatan perakaran dalam tanah bagian atas adalah terbesar pada saat masaknya tanamanm yang menunjukkan suatu penurunan diameter rata-rata akar hidup secara progresif sementara tanaman menua.3. HUBUNGAN ANTARA SERAPAN HARA DAN KERAPATAN AKARKita telah mengetahui bahwa hara sangat penting bagi tanaman. Kerapatan akar pada masing-masing tanaman biasanya berbeda mengenai jenis tanaman tersebut apakah termasuk tanaman dikotil atau monokotil. Paa tanaman monokotil, kerapatan tanah sangat besar pada saat tanaman ini akan berbuah dan akan menurun tingkat kerapatannya bila dilihat dari segi kedalaman tanah. Hal ini berbeda dengan tanaman dikotil pada umumnya yang mempunyai kerapatan akar yang semakin tinggi bila dilihat dari kedalaman tanah. Semakin dalam tanah maka kerapatan akar taaman dikotil semakin besar.Walaupun tida ada yang mengkaji secara detail tentang sistem perakaran, Nye dan Foster (1961) megukur pengambilan p32 dari tempat yang berlainan dalam tanah untuk tiga tanaman budidaya di ghana. Mereka mandapatkan pengambilan yang sedikit dari lapisan-lapisan yang dalam, yaitu 16 % dibawah 30 cm untuk juwawut, 7 % dibawah 25 cm untuk jagung dan 11 % dibawah 25 cm untuk gude. Mereka menganggap ini terutama sebagai akibat dari ketersediaan fosfor yang sangat rendah dalam tanah bagian bawah. Walaupun demikian, tampak bahwa jagung mempunyai sistem akar terdangkal dan juwawut terdalam. Gude yang kedalaman akarnya ditengah-tengah akhitnya akan berakar paling dalam, karena gude memiliki musim pertumbuhan yang lama dari pada jagung dan juwawut.. sampai 30 hari setelah penyebaran, tanaman padi-padian mengambil fosfor terutama dari tanah tidak lebih jauh dari pada 40 cm kesamping dari batang tanaman. Tetepi pengambilan selanjutnya tersebar merata kesamping sejauh 60 cm. Gude membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembangkan akar-akarnya kesamping, pada umur 55 hari masih hanya mengambil 63 % dari fosfornya dari daerah 25 cm dari batang.Pengamatan tentang peranan beberapa sifat fisisk tanah Ultisol pada penyebaran akar tanaman kelapa sawit telah dilakukan di kebun Marihat, PT. Perkebunan Nusantara IV. Penvebaran akar secara lateral diamati pada 3 (tiga) arah, yaitu (1) sejajar dengan jalan panen/pasar pikul (K), (2) memotong jalan panen/pasar pikul (PP) dan (3) memotong tempat pemupukan pelepah (TP). Pengambilan contoh akar di setiap arah tersebut, dilakukan pada jarak 50 cm, 100 cm, 150 cm. 200 cm, 300 cm, 350 cm, 400 cm, 450 cm, 500 cm, 550 cm, 600 cm, 650 cm, 700 cm. 750 cm, 800 cm dan 850 cm dari pangkal batang. Penyebaran akar secara vertikal diamati di setiap arah dan setiap interval jarak pengamatan lateral dengan kedalaman 0-25 cm, 25-50 cm, 50-75 cm dan 75-100 cm. Pemilahan akar dilakukan terhadap akar primer, sekunder dan tersier. Sifa-sifat fisik tanah yang diamati meliputi tekstur, bobot isi (BV), bobot jenis (BJ), permeabilitas, persentase agregasi dan kemantapan agregat. Pengamataul menunjukkan bahwa di kedalaman 0-25 cm kerapatan akar berhubungan erat dengan BV, pori drainase, ruang pori total dan permeabilitas. Di kedalaman 25-50 cm kerapatan akar berhubungan erat dengan B V, ruang pori total, persentase agregasi, persentase debu, permeabilitas dan kemantapan agregat. Di kedalaman 50-75 cm kerapatan akar berhubungan erat dengan BV. Kemampuan agregat, porositas total dan berat rerata diameter agregat. Di kedalman 75-100 cm kerapatan akar hanya berhubungan dengan permeabilitas tanah.

Fungsi Unsur HaraSetiap mahkluk hidup pasti membutuhkan nutrien sebagai sumber energi pertumbuhan, demikian pula halnya dengan tanaman. Untuk dapat hidup dan berkebang secara baik setiap harinya tanaman membutuhkan bahan nutrsi berupa unsur hara yang dapat dikonsumsi.Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya diberikan.Fungsi, Kelebihan dan Kekurangan Unsur HaraNitrogenFungsi Penyusun Purin, Alkohid, Enzym, Zat Pengatur Tumbuh, Klorofil, Membran sel Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daunKekurangan Nitrogen Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Klorosis di daun tua dan semakin parah akan terjadi juga pada daun mudaPhosporFungsi Penyusun nukleoprotein dan phospholipid Energi transfer Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman Merangsang pembungaan dan pembuahan Merangsang pertumbuhan akar Merangsang pembentukan biji Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan selKekurangan Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, aun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )Potasium(Unsur yang sangat mobil)Fungsi Untuk enzym activity Membuka dan menutup stomataKekurangan Menghambat translokasi karbohidrat dan metabolisme nitrogenSulfur(lebih kurang mobil dibandingkan dengan Nitrogen, Phosporr dan Potasium)Fungsi Penyusun Cystine dan asam amino yang lain, biotin, Thiamin dan Coenzym AKekurangan Menyebabkan klorosis Gagalnya sintesis protein Akumulasi asam aminoCalciumFungsi Penyusun dinding sel sebagai calcium pectat / kelenturan dinding sel Nitrogen metabolisme Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakitKekurangan Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.MagnesiumFungsi Molekul klorofil System beberapa enzymKekurangan KlorosisUnsur BesiFungsi Syntesa protein chloroplast Enzym respirasi seperti perikosida, katalase, perredoksin, oksidase cytochrome.Kekurangan Klorosis biasanya pada daerah alkaliManganFungsi Syntesa klorofil Activasi enzym Ketersediaan zat besiKekurangan Perubahan bentuk daun (frencling)/ khlorosis atau mati sebagianKelebihan Terjadi keracunanPRINSIP SERAPAN HARAStrategi pertanian organik yaitu memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Sedangkan kegunaan pertanian organik adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi.Akhir-akhir ini pemerintah telah mensosialisasikan pertanian organik dan mencanangkan 25 tahun ke depan bahwa sistem pertanian di Indonesia 50% harus sudah melaksanakan sistem pertanian organik (wawancara Mentan di TV).Beberapa alasan mengapa harus menerapkan pertanian organik, karena:1. Ketahanan pangan mulai menghadapi banyak persoalan.2. Persoalan lingkungan sudah mulai muncul.Sejak beberapa tahun telah terjadi kenaikan produksi yang menurun yang berarti terjadi kejenuhan produktivitas (levelling off). Hal tersebut merupakan suatu petunjuk bahwa efisiensi pemupukan telah menurun, salah satu sebabnya adalah kurangnya perawatan dan pelestarian sumber daya tanah sehingga kesuburannya merosot baik dari segi kimia, fisika maupun biologi tanah. Pendapat Harwood (1991) yang dikutip oleh Swift dan Woomer (1993) bahwa Revolusi hijau telah menurunkan kualitas sumberdaya lahan akibat pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dan terus menerus.Mutu tanah pertanian ditentukan antara lain oleh kandungan bahan organik tanh seperti yang dikategorikan oleh (Karama, 2001) bahwa tanah dengan kategori buruk jika mengandung kurang dari 1% bahan organik, kategori kurang mengandung1-2% bahan organik, kategori sedang mengandung 2-3% bahan organik dan kategori baik jika mengandung bahan organik 3-5%.Tanah pertanian di Indonesia dari Barat sampai dengan Timur mempunyai kandungan bahan organik, pH, KTK, ketersediaan hara N, P, K, Ca, Cu, Zn, S, Mo, dan Bo rendah sampai sangat rendah. Hasil penelitian 65% luas sawah di Indonesia kandungan bahan organiknya kurang dari 1% yang berarti masuk dalam kategori buruk (Karama S., 2001).Peran Bahan OrganikPada umumnya bahan organik mengandung unsur hara makro N,P dan K rendah tetapi mengandung unsur hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan bahan organik yaitu dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik mampu mengikat air, memperbanyak ruang udara, mengikat metal berat / racun, meningkatkan aktivitas dan manfaat mikro serta makroorganisme, memperbesar Kapasitas Tukar Kation dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik.Kebiasaan para petani padi sawah dalam menangani jerami padi adalah dengan cara membakarnya, padahal jerami padi mengandung unsur N,P,K,S,Si,Ca dan Mg ( Sutanto, 2002). Di samping itu keuntungan pemanfaatan jerami padi dalam budidaya padi organik adalah tersedia langsung di lahan usaha tani. Hasil penelitian di Cicurug Sukabumi, bahwa pemberian jerami padi pada tanah sawah selama 6 musim tanam sebanyak 5 ton / ha / musim dapat menghasilkan sekitar 7 ton gabah kering giling / ha dan efisiensi pupuk N dan P meningkat (Karama, dkk., 1996). Banyak sekali bahan organik di lahan sawah, seperti : Azolla, Crotalaria, Sesbania bahkan gulma pun dapat dijadikan sumber pupuk organik.Dalam usaha melestarikan produktivitas tanah dengan mengembalikan sisa panen dan menambah bahan organik tanah merupakan kebijakan dan tindakan utama. Bahan organik merupakan sumber utama energi untuk mikroba, oleh karena itu teknologi yang erat kaitannya dengan penggunaan bahan organik yaitu "Teknologi Pupuk Mikroba" atau sering disebut sebagai pupuk hayati / biofertilizer.Peran Mikroba1. Pengomposan oleh bioaktivatorPetani sering mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan bioteknologi berbasis mikroba yang diambil dari sumber-sumber kekayaan hayati.Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah, jadi produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Tetapi ada mikroba yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, oleh karena itu mikroba yang diharapkan adalah yang menguntungkan, berarti mikroba yang digunakan harus diidentifikasi sampai sejauh mana peranannya.Mikroba yang menguntungkan bagi pertanian yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, recycling hara tanaman, fiksasi biologis Nitrogen, pelarutan Pospat, merangsang pertumbuhan , biokontrol pathogen dan membantu penyerapan unsur hara.Salah satu masalah yang sering ditemui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan bahan organik dan status hara yang rendah. Cara mengatasinya yaitu dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Limbah organik tersebut harus dikomposkan dulu agar menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman, sedangkan pengomposan alami memakan waktu yang lama antara 3 sampai 5 bulan tergantung bahannya.Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer) yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu. Mikroba tersebut akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba tersebut akan berperan untuk mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit tanaman.2. Pupuk Mikroba / Pupuk HayatiPelaksanaan pertanian organik sangat membatasi bahkan menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, jangan mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi / unsur hara tanaman, karena kandungan hara kompos rendah.Kompos matang kandungan haranya 1,7% N; 0,4% P2O5 dan 2,2% K dengan kata lain untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200kg urea / ha, 75kg SP-36 / ha dan 37,5kg Kcl / ha dibutuhkan 22 ton kompos / ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat menggunakan mikroba-mikroba yang menguntungkan yang dapat berperan dalam penyediaan dan penyerapan hara bagi tanaman.Unsur hara N, P dan K adalah unsur yang penting bagi tanaman, semuanya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia banyak di udara, hampir 74% kandungan udara adalah N, tetapi agar tersedia bagi tanaman maka N harus ditambat oleh mikroba-mikroba penambat N seperti: Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter dll.Hasil penelitian di Filipina, bahwa tanaman jagung yang diinokulasi Azospirillum hasilnya meningkat sampai 48% dan kebutuhan pupuk N berkurang 66% (Cosico dkk., 1991). Begitu juga penelitian yang dilakukan Nurmayulis (2005) memperlihatkan bahwa hasil kentang meningkat 20% jika diinokulasi Azospirillum bersama-sama pemberian pupuk organik yang difermentasi M-BIO.Mikroba lain yang berperan dalam penyediaan hara adalah mikroba pelarut Pospat dan Kalium. Tanah pertanian di Indonesia umumnya mengandung P cukup tinggi (jenuh), namun P ini tidak tersedia bagi tanaman karena terikat mineral liat tanah. Bila memberikan mikroba pelarut P ke dalam tanah, maka mikroba tersebut akan melepaskan ikatan P dari mineral liat sehingga hara P menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba ini seperti: Pseudomonas, Bacillus, Aspergillus dll. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K (Isroi, 2004). Hasil penelitian pemberian inokulasi mikroba pelarut P pada padi sawah ternyata dapat menekan kebutuhan NPK sampai 75% dari dosis anjuran (Saraswati dkk., 2004).Disamping itu, beberapa mikroba mampu menghasilkan hormon. Seperti Azotobacter dan Azospirillum mampu mensintesis substansi yang secara biologis aktif dapat meningkatkan perkecambahan biji, tegakan dan pertumbuhan tanaman seperti vitamin B, asam indol asetat, gibberelin dan sitokinin (Wedhastri S., 2002; Gunarto., 1996). Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar.Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala dalam budidaya pertanian organik. Di alam terdapat mikroba yang dapat mengendalikan organisme patogen. Organisme patogen akan merugikan ketika terjadi ketidakseimbangan populasi antara organisme patogen dengan mikroba pengendalinya. Tugas kita harus menyeimbangkan populasi kedua jenis organisme itu, hama dan penyakit tanaman dapat dihindari.Mikroba yang dapat mengendalikan patogen antara lain: Bacillus thuringiensis, Bauveria bassiana dll. Aplikasi pupuk hayati / mikroba pada pertanian organik khususnya pada tanaman padi dapat menyuplai kebutuhan hara tanaman yang selama ini dipenuhi dari pupuk kimia. Adanya bioteknologi berbasis mikroba, para petani organik (padi) tidak perlu hawatir dengan masalah ketersediaan bahan organik, unsur hara, dan serangan hama serta penyakit tanaman.CARA MASUKNYA HARA KE DALAM TANAMAN

Kedalaman tanah efektif yang dangkal,merupakan karakter inheren tanah Entisol dari subgroup Lithic. Risiko utama pada tanah-tanah yang bersolum tipis adalah keterbatasan kemampuan tanah untuk menyimpan air dan unsur hara, termasuk N dan P . Keterbatasan ini juga biasanya akan menyebabkan sistem pemupukan yang dilakukan menjadi tidak efektif .Hal ini akan berimplikasiterhadap pertumbuhan bibit tanaman,pertumbuhan tanaman dewasa, dan pada tanaman menghasilkan yang dikembangkan pada areal peertanaman kelapa sawit yang ada. Banyak metode dapat digunakan untuk menulusuri pergerakan hara dan proses metabolismenya oleh tanaman , antara lain: melalui analisis jaringan tanaman atau dengan melihat besarnya laju pertumbuhan dan jumlah produksi yang dihasilkan, dan dihubungkan dengan jumlah pupuk yang diberikan . Namun cara ini memerlukan waktu yang relatif lama dan tingkat akurasi datnya relatif rendah. Karena itu diperlukan teknologi lain sebagai acuan untuk me-nelusuri pergerakan hara dan distribusinya di dalam tanaman. Peng-gunaan teknik nuklir (melalui isotop) untuk menditeksi dan menulusuri pergerakan hara dari tanah masuk ke dalam tanaman . Teknik ini telah banyak dilakukan tetapi masih terbatas pada tanaman tanaman semusim, dan tidak memperhitungkan pengaruh pembatas airtanah yang juga menentukan ketersediaan dan pergerakan hara.Penelitian tahap ketiga ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemupukan pada tanaman sawit yang telah menghasilkandengan iplikasi teknik nuklir, baik pada tanah dangkal maupun pada tanah dalam dengan tingkat ketersediaan air tanah yang berbeda. Selanjutnya ,menditeksi secara dini mobilitas N dan P yang diserap oleh tanaman kelapa sawit menghasilkan pada tingkat ketersediaan air tanah yang bebedaPenelitian dilaksanakan pada pertanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan dari dua regim tanah yang kontras dengan blok pertanaman yang berbeda. Kekontrasannya dinilai berdasarkan tanah yang solumnya dangkal dan dalam. Penelitian dilakukan dengan menggnakan rancangan petak terpisah, perlakuan air (-05 sampai 10 kPa atau regim basah, dan 20 samapi 200 kPa atau regim kering), ditempatkan sebagai petak utama dan dosis pupuk (tanpa N dan P; N 1.000 g pohon-1 dan P 500 g pohon-1; dan N 2.000 g pohon-1 dan P 1.000 g pohon-1) ditempatkan sebagai anak petak.Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman kelapa sawit telah m,enghasilkan , berumur 8 tahun pada masing-masing blok areal pertanaman yang berbeda regim tanahnya (dangkal dan dalam), dan diseleksi berdasarkan kondisi pertumbuhannya yang seragam. Urea, SP36, KCl, isotop 15N dan 32P, pestisida, aqudest dan air, selang air, box sampel bagian tanaman dan gabus.Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah satu set alat aplikasi dan pengamanan isotop serta analisisnya, d