jurnal agung kurniawan _0711031002

30
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EQUITY RISK PREMIUM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: AGUNG KURNIAWAN NPM :0711031002 Tlpn :081957387675 Email :[email protected] Pembimbing I : Hi Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi equity risk premium pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan 125 data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan 5 tahun periode pengamatan dari tahun 2007-2011 , yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, return on equity dan debt to equity ratio. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganada, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh antara ukuran perusahaan, return on equity dan debt to equity ratio dengan equity risk premium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistic variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan sebesar 4.227, return on eqity berpengaruh negatif dan signifikan sebesar 0.339. Sementara itu secara statistis variabel debt to equity rasio berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.145 terhadap equity risk premium. Kata kunci: Equity risk premium, Ukuran Perusahaan, Return on equity, Debt to equity ratio

Upload: hoangkien

Post on 20-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EQUITY RISK PREMIUM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Oleh:

AGUNG KURNIAWAN NPM :0711031002

Tlpn :081957387675 Email :[email protected]

Pembimbing I : Hi Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi equity risk premium pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan 125 data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan 5 tahun periode pengamatan dari tahun 2007-2011 , yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, return on equity dan debt to equity ratio. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganada, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh antara ukuran perusahaan, return on equity dan debt to equity ratio dengan equity risk premium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistic variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan sebesar 4.227, return on eqity berpengaruh negatif dan signifikan sebesar 0.339. Sementara itu secara statistis variabel debt to equity rasio berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0.145 terhadap equity risk premium.

Kata kunci: Equity risk premium, Ukuran Perusahaan, Return on equity, Debt to equity ratio

Page 2: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pasar modal saat ini memiliki peran yang penting dalam kegiatan ekonomi suatu

negara. Dilihat dari fungsi pasar modal sebagai sumber pembiayaan dan investasi,

maka dua pelaku utama dalam pasar modal adalah emiten dan investor. Emiten

ialah perusahaan yang memperoleh dana dari pasar modal, sedangkan investor

ialah perusahaan atau seseorang yang memberikan dana kepada perusahaan

dengan membeli saham atau obligasi.

High risk, high return merupakan prinsip dalam berinvestasi. Prinsip tersebut

bermakna bahwa investor bersedia menanggung resiko yang tinggi asalkan

diberikan mendapatkan pendapatan (return) yang tinggi pula. Sesuai dengan

prinsip tersebut investor yang beinvestasi di perusahaan yang memiliki resiko

yang tinggi tentu tidak ingin mendapatkan tingkat return yang sama dengan

return bebas resiko seperti berinvestasi pada obligasi pemerintah.

Oleh karena itu investor mengajukan premi terhadap kesediannya dalam

menanggung resiko pada suatu investasi. Tambahan retun yang didapatkan oleh

kesedian investor dalam menanggung resiko atas investasinya disebut dengan

premi resiko ekuitas atau equity risk premium. Annin dan Falaschetti (1998)

mendefinisikan equity risk pemium sebagai ekstra return yang didapatkan investor

sebagai imbalan dari kebersediaannya dalam menanggung resiko atas suatu

investasi saham di atas resiko rata-rata.

Page 3: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

3

Informasi yang jelas mengenai suatu perusahaan akan memudahkan investor

untuk menilai kelayakan perusahaan tersebut dalam mengelola dana yang

ditanamkannya. Perusahaan besar biasanya menyediakan informasi yang lebih

baik sehingga menyebabkan resiko informasi perusahaan menjadi semakin

rendah, sedangkan perusahaan kecil cendeerung menyediakan informasi yang

terbatas mengenai kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal sehingga

kemungkinan resiko yang disebabkan oleh minimnya informasi ini semakin besar.

Penelitian Levingshon (2001) mengemukakan bahwa perusahaan yang

memberikan informasi bisnis dan keuangan secara sukarela memberi tingkat

informasi yang lebih tinggi, memudahkan investor memahami kondisi peruahaan

dengan lebih baik. Perusahaan yang tidak memberikan informasi mengenai

kondisi perusahaan secara baik dipandang investor sebagai perusahaan yang

memiliki resiko informasi yang tinggi, sehingga investor cenderung untuk tidak

melakukan investasi pada perusahaan tersebut.

Menurut Gebhardt, Lee, dan Swaminathan (2001) menjelaskan adanya informasi

lebih yang tersedia dan semakin likuid saham pada perusahaan-perusahaan besar

menyebabkan risiko informasi perusahaan menjadi semakin rendah, sehingga

menyebabkan equity risk premium semakin rendah. Hasil mereka menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan secara umum memiliki pengaruh negatif pada equity

risk premium tapi tidak signifikan.

Selain dari ukuran perusahaan yang dianggap dapat memberikan informasi yang

jelas mengenai kondisi perusahaan, investor secara detail akan menganalisa rasio-

rasio keuangan perusahaan. Diharapkan dari menganalisa rasio keuangan tersebut

Page 4: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

4

investor akan mengetahui seberapa besar perusahaan tersebut dapat memberikan

keuntungan terhadap investasinya dan seberapa besar hutang yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan laba yang tinggi dipandang investor

sebagai perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, sedangkan perusahaan yang

memiliki hutang yang tinggi memiliki nilai negatif dimata investor.

Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor

fundamental. Return on equity merupakan rasio yang umun dipakai investor untuk

menilai kinerja. Return on equity merupakan perbandingan antara laba dengan

ekuitas sehingga dalam return on equity tersebut investor dapat melihat kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri.

Return on equity yang tinggi mencerminkan tingginya tingkat efisiensi perusahaan

tersebut dalam menghasilkan laba. Rohaeni (2009) menemukan hubungan yang

negatif dan signifikan antara laba dengan resiko. Artinya semakin tinggi tingkat

efisiensi perusahaan dalam mengelola dananya maka akan semakin rendah resiko

yang ada, hal ini menyebabkan equity risk premium semakin rendah.

Selain itu yang diperhatikan investor adalah tinggi rendahnya tingkat hutang suatu

perusahaan. Hal ini dikarenakan rasio hutang dapat mempengaruhi tingkat return

yang akan investor dapatkan. Debt to equity ratio merupakan rasio yang

digunakan investor untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total

ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio yang tinggi menunjukan

tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga

beban perusahaan juga semakin berat. Tingkat hutang perusahaan yang tinggi

akan meningkatkan tingginya tingkat kebangkrutan perusahaan. Hal ini dipandang

Page 5: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

5

investor sebagai resiko perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai equity risk

premium.

Penelitian-penelitian di bidang pasar modal telah banyak dilakukan diantaranya

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi equity risk premium. Dari penelitian

yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel yang dipilih

dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara penelitian terdahulu yang

memberikan kesimpulan berbeda antara lain.Penelitian yang dilakukan oleh

Gebhardt, Lee, dan Swaminathan (2001) menyimpuklan bahwa bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh negatif pada equity risk premium tapi tidak

signifikan. Boone,et al (2008) menyatakan bahwa ukuran perusahaan secara

signifikan berpengaruh negatif terhadap equity risk premium, sedangkan

penelitian yang dilakukan Saiful & Erlina (2010) menyimpulkan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap equity risk premium.Penelitian Francis, at

al. (2004) tentang biaya ekuitas dan atribut laba menemukan bahwa semakin

tinggi kualitas laba perusahaan, maka semakin rendah equity risk premium

perusahaan tersebut.Penelitian Frensday dan Styama (2007) dimana hasil yang

diperoleh pada penelitian tersebut adalah risiko berpengaruh positif signifikan

terhadap return on equity dan didukung juga oleh penelitian Wijaya Oka (2000)

hasil dari penelitiannya menemukan bahwa risiko berpengaruh positif signifikan

terhadap return on equity. Sehingga semakin tinggi return on equity maka

semakin tinggi resiko yang diterima, hal ini akan menaikan nilai equity risk

premium. Sedangkan penelitian Rohaeni (2009) menemukan hubungan yang

negatif dan signifikan antara return on equity dengan resiko. Sehingga semakin

tinggi return on equity maka semakin rendah yang diterima, hal ini akan

Page 6: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

6

menurunkan nilai equity risk premium.Penelitian oleh Boone,et al (2008) yang

menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap equity risk premium. Boone,et al memandang bahwa hutang

merupakan resiko bagi perusahaan yang harus dihindari karena dapat

menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Hasil penelitian Brigham dan Houston

(2006) menjelaskan bahwa perusahaan dengan prospek yang menguntungkan

akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal

baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang

melebihi targer struktur modal normal. Hal ini bermakna bahwa perusahaan

dengan prospek baik cenderung memiliki hutang yang tinggi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Saiful &

Erlina (2010) yang berjudul “ Equity risk premium perusahaan yang terdaftar di

bursa efek indonesia dan factor-faktor yang mempengaruhinya”. Perbedaan dalam

variabel independen yang digunakan yaitu peneliti menambahkan return on equity

serta berbeda dalam periode penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas serta

terjadi kontra diktif hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengeruhi

equity risk premium , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Equity Risk Premium Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Page 7: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

7

LANDASAN TEORI A. Capital Asset Pricing Model Capital asset pricing model diperkenalkan oleh Sharpe (1964) dan Linter (1965)

yang digunakan untuk menentukan return suatu asset pada saat kondisi

equilibrium. Capital asset princing model merupakan sebuah model yang

menggambarkan hubungan antara resiko dan return yang diharapkan, model ini

sering digunakan dalam penilaian harga suatu saham.

Bodie et al (2005) menjelaskan bahwa capital asset pricing model (CAPM)

merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital asset pricing

model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah

aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Capital asset pricing

model sudah luas digunakan karena capital asset pricing model memiliki akurasi

yang cukup baik pada aplikasi penting.

Berdasarkan rumus CAPM dijabarkan hubungan antara tingakat return dengan

resiko sebagai berikut :

Rate of Return = Risk Free Rate + Risk Premium

Risk premium = Beta ( Expected Return on Market Portofolio – Risk Free Rate).

Dimana (expected return on market portofolio – risk free rate) disebut juga premi

resiko karena mencerminkan kompensasi atas kesanggupan investor dalam

menanggung diatas tingkat suku bunga bebas resiko.

Equity risk premium merupakan salah satu faktor dalam capital asset pricing

model. Anin dan Falascheti (1998) mendefinisikan equity risk premium sebagai

Page 8: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

8

imbalan yang diinginkan investor untuk mendapatkan pendapatan tidak tetap

sehubungan dengan ekuitas miliknya. Sementara itu Martin dan Lillo (2003)

berpendapat bahwa equity risk premium merupakan perbedaan antara return

saham biasa dengan return dari sekuritas pemerintah.

Terdapat dua cara umum untuk mencari equity risk premium, pertama

menggunakan data historis dan yang lain menggunakan perkiraan atau proyeksi

pasar. Dengan menggunakan data historis, asumsinya adalah bahwa apa yang

terjadi di masa lalu menggambarkan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Dengan menggunakan proyeksi pasar, asumsinya adalah bahwa untuk

memproyeksikan equity risk premium dapat dilakukan melalui survey atau

beberapa model proyeksi lain. Kebanyakan model equity risk premium

menggunakan data historis dan mengasumsikan bahwa beberapa periode masa

lalu menyediakan indikasi terbaik dari apa yang akan terjadi di masa depan.

Anin dan Falaschetti (1998) menggunakan CAPM dalam menghitung ERP.

Mereka menyatakan bahwa return yang diharapkan terdiri dari dua komponen

utama, yaitu, tingkat return bebas risiko dan premi risiko yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

E(Ri) = Rf + β RPm

Keterangan:

E(Ri) = tingkat return sekuritas i yang diharapkan

β = beta saham i

Rf = tingkat return aset bebas risiko

RPm = premi resiko ekuitas pasar secara keseluruhan

Page 9: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

9

Rf adalah tingkat suku bunga untuk instrument-instrumen yang dianggap tidak

memiliki kemungkinan gagal bayar.

RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas resiko dengan tingkat

return investasi pasar modal. Penentuan equity market risk premium dengan

memasukan premi resiko spesifik suatu negara (country-specific risk premiums)

seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk

premium. Dengan mengikutsertakan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto

yang mengakomodasi perubahan-perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas

pada pasar negara berkembang (emerging market).

Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta

akan dikalikan dengan base equity market risk premium untuk mendapatkan

equity risk premium.

B. Ukuran Perusahaan

Tujuan utama ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian besar

atau kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan akan sangat penting bagi

investor dan kreditor karena akan berhubungan dengan resiko investasi yang

dilakukan. Ukuran perusahaan (firm size) dalam perusahaan dapat ditentukan

berdasarkan total asset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total

asset, penjualan, dan kapitalisasi pasar, semakin besar pula ukuran perusahaan

tersebut. Semakin besar asset maka akan semakin besar modal yang ditanam,

semakin besar penjualan, maka semakin besar perputaran uang, dan semakin besar

kapitalisasi, maka semakin besar dikenal oleh masyarakat (Riyanto, 2001).

Page 10: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

10

Diantara ketiganya, total asset dinilai lebih stabil dibandingkan dengan penjualan

dan kapitalisasi pasar.

Sujoko dan Soebiantoro (2007), ukuran perusahaan merupakan cerminan besar

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total asset perusahaan pada neraca

akhir tahun. Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang

memiliki total asset besar dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu

yang relatif lama. Boone,et al (2008) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

secara signifikan berpengaruh negatif terhadap equity risk premium. Gebhardt, et

al. (2001) menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak informasi-informasi publik

tentang perusahaan yang lebih besar dan saham-saham mereka yang lebih likuid.

Semakin banyak informasi tersedia tentang perusahaan dan lebih likuid saham,

semakin rendah resiko yang dirasakan dalam perusahaan, maka semakin rendah

equity risk premium yang terealisasi

Dalam penelitian ini, perusahaan di kelompokkan sebagai perusahaan besar dan

menengah atau kecil. Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang

menyatakan bahwa :

“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekeyaan (total aktiva) tidak lebih dari seratus milyar rupiah. Sedangkan perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan (total asset ) diatas seratus milyar”

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan.

Dikarenakan total asset bernilai miliyaran rupiah maka hal ini dapat disederhanakan

dengan mentransformasikan kedalam logaritma natural, sehingga ukuran perusahaan

dapat dihitung dengan : Size = Ln Ta

Page 11: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

11

C. Retur on Equity

Return on Equity (ROE) adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh

perusahaan. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu alat utama investasi

yang paling sering digunakan dalam menilai sebuah perusahaan. Monteiro (2006)

menyatakan bahwa ROE adalah suatu rasio yang penting yang harus

dipertimbangkan oleh investor. Dalam perhitungannya, secara umum return on

equity (ROE) dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama satu tahun

terakhir.

Rohaeni (2008) menemukan hubungnan yang negatif dan signifikan antara laba

dengan resiko.. Return on equity (ROE) yang tinggi merupakan cerminan dari

effesiensi perusahaan dalam menggunakan dananya, maka hal ini akan

meminimalkan resiko yang ada pada perusahaan sehingga equity risk premium

menjadi semakin rendah.

Dalam manajerial effeciency theory of profit, perusahaan yang dikelola secara

efisien akan memperoleh laba diatas rata-rata laba normal. Return on equity

(ROE) adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan tingkat

kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.

D. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio (DER) merupakan kelompok dalam rasio solvabilitas. Rasio

ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang)

Page 12: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

12

terhadap total modal yang dimiliki perusahaan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Debt to equity ratio adalah perbandingan antara

total utang dengan total modal. Westerfield dan Randolph (2002) menyatakan

debt to equity ratio merupakan suatu proksi untuk mengestimasikan hutang dalam

suatu perusahaan.

Debt to equity ratio (DER) dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal

yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak

terbayarkan suatu hutang. Debt to equity ratio (DER) juga menunjukkan tingkat

hutang perusahaan, perusahaan dengan hutang yang besar mempunyai biaya

hutang yang besar. Seperti apa yang disebutkan dalam teori trade-off penggunaan

hutang yang terlampau besar akan menimbulkan biaya kebangkrutan yang tinggi.

Hal tersebut menyebabkan hutang dipandang menjadi beban bagi perusahaan

yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor.

Boone,et al (2008) yang menunjukkan bahwa Debt to equity ratio (DER)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap equity risk premium. Para investor

cenderung menghindari saham-saham yang memiliki debt to equity ratio (DER)

yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan

menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan berdampak

dengan menurunnya nilai return perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

F. Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, kajian teoritis, dan tinjauan

penelitian terdahulu digambarkan rerangka pemikiran di bawah ini :

Page 13: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

13

Gambar 1 Rerangka Pemikiran

G. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu dan berdasarkan kerangka

pemikiran maka hipotesis dari penelitian ini :

H. Ukuran perusahaan terhadap equity risk premium

Fama dan French (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai nilai

skala kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan

yang berskala besar. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung

untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan

yang berskala kecil mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar.

Perusahaan yang mempunyai risiko yang besar biasanya menawarkan return yang

besar untuk menarik investor.

Miswanto dan Husnan (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran

perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan

mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa

perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding

perusahaan besar.

Ukuran Perusahaan

Return on Equity

Debt to equity Ratio

Equity Risk Premium

Page 14: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

14

Levinsohn (2001) menemukan bahwa perusahaan yang memberikan informasi

bisnis dan keuangan secara jelas dapat membantu investor dalam memahami

perusahaan dengan lebih baik. Perusahaan yang tidak memberikan informasi

keuangan yang memadai dipandang oleh investor sebagai perusahaan yang

memiliki resiko informasi yang tinggi, sehingga membuat investor tidak

memahami kondisi lingkungan bisnis, strategi dan lingkungan persaingan dari

perusahaan tersebut.

Gebhardt, et al. (2001) menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak

informasi- informasi publik tentang perusahaan yang lebih besar dan saham-

saham mereka yang lebih likuid. Semakin banyak informasi tersedia tentang

perusahaan dan lebih likuid saham, semakin rendah resiko yang dirasakan

dalam perusahaan, maka semakin rendah equity risk premium yang terealisasi.

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Boone,et al (2008) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh negatif

terhadap equity risk premium

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan besar cenderung

memberikan informasi secara luas kepada investor mengenai kondisi

perusahaannya, sehingga resiko akan informasi perusahaan semakin kecil.

Sedangkan pada perusahaan kecil resiko yang disebabkan oleh sedikitnya

informasi yang diterima investor cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, variabel

ini diperkirakan memiliki tanda negatif. Berdasarkan uraian di atas maka

hipotesis pertama yang diajukan adalah:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap equity risk premium.

Page 15: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

15

I. Pengaruh return on equity terhadap equity risk premium

Return on equity (ROE) adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh

perusahaan.

Return on equity (ROE) yang tinggi mencerminkan tingkat keefektivitasan

perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan

yang tinggi bagi perusahaan itu sendiri dan juga bagi pemegang saham.

Perusahaan yang semakin efektif dalam menggunakan modal sendiri dalam

menghasilkan keuntungan akan memberikan harapan naiknya return sahamnya

(Widodo, 2007).

Rohaeni (2009) menemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara return

on equity dengan resiko. Sehingga semakin tinggi return on equity maka semakin

rendahi resiko yang diterima, hal ini akan menurunkan nilai equity risk premium.

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan semakin efisen perusahaan menggunakan

modal sendiri untuk menghasilkan laba maka akan semakin rendah resiko yang

dirasakan oleh investor, maka akan semakin tinggi efisiensi perusahaan yang

tercermin dari return on equity maka equity risk premium yang akan terealisasi

akan semakin rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kedua yamg

diajukan adalah:

H2 : return on equity berpengaruh negatif terhadap equity risk premium.

Page 16: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

16

J. Pengaruh debt to equity ratio terhadap equity risk premium Menurut penelitian yang Boone,et al (2008) yang menunjukkan bahwa Debt to

equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap equity risk

premium. Boone,et al memandang bahwa hutang merupakan resiko bagi

perusahaan yang harus dihindari karena dapat menyebabkan kebangkrutan

perusahaan

. Debt to equity ratio yang tinggi akan mengakibatkan risiko finansial perusahaan

yang semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan

mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang.

Namun menurut Sembiring (2005) debt to equity ratio mencerminkan tingkat

resiko keuangan suatu perusahaan, semakin besar tingkat risiko maka semakin

besar keuntungan yang diisyaratkan. Selain itu, Gebhardt, et al. (2001)

menyatakan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari leverage keuangan

diperkirakan dapat meningkatkan risiko yang dirasakan dan meningkatkan equity

risk premium perusahaan.

Dari penelitian diatas dapat disimpulkan semakin tinggi hutang perusahaan akan

semakin rendah tinggi resiko kebangkrutan yang akan dialami oleh perusahaan.

Semakin tinggi debt to equity ratio perusahaan maka equity risk premium yang

akan terealisasi akan semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis

yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H3 : debt to equity berpengaruh positif terhadap equity risk premium.

Page 17: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

17

METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan tiga variabel independen dan satu variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,

return on equity, dan debt to equity ratio. Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah equity risk premium.

B. Variabel Dependen

Variabel dependen yakni variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel

lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah equity risk premium. Equity

risk premium dapat dicari dengan pendekatan data historis dan pendekatan

proyeksi pasar. Pada penelitian ini, equity risk premium diukur menggunakan

pendekatan data historikal .Anin dan Falaschetti (1998) menggunakan CAPM

dalam menghitung ERP. Mereka menyatakan bahwa return yang diharapkan

terdiri dari dua komponen utama, yaitu, tingkat return bebas risiko dan premi

risiko yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

E(Ri) = Rf + β RPm

Keterangan:

E(Ri) = tingkat return sekuritas i yang diharapkan

β = beta saham i

Rf = tingkat return aset bebas risiko

RPm = premi resiko ekuitas pasar secara keseluruhan

Rf adalah tingkat suku bunga untuk instrument-instrumen yang dianggap tidak

memiliki kemungkinan gagal bayar.

Page 18: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

18

RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas resiko dengan tingkat

return investasi pasar modal. Penentuan equity market risk premium dengan

memasukan premi resiko spesifik suatu negara (country-specific risk premiums)

seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk

premium. Dengan mengikutsertakan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto

yang mengakomodasi perubahan-perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas

pada pasar negara berkembang (emerging market). Untuk penilaian base equity

market risk premium menggunakan tingkat premi risiko berdasarkan hasil riset

Aswath Damodaran (Stern Business School, New York University).

Tabel 1

Equity risk premium U.S Market

Year US Market

risk Premium

2011 6.04% 2010 5.20% 2009 4.36% 2008 6.43% 2007 4.37%

Social science researech network : http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/

Tabel 2

Peringkat obligasi jangka panjang

Years Country Region Long-Term Rating Country Risk

Premium 2011 Indonesia Asia Bb2 4,13 %

2010 Indonesia Asia Bb2 4,50%

2009 Indonesia Asia Bb3 7,88%

2008 Indonesia Asia Bb3 4,50%

2007 Indonesia Asia B1 5,25%,

from Moody's: www.moodys.com

Page 19: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

19

Menurut moodys.com obligasi dengan katagori B1, B2, B3 adalah obligasi yang

dianggap spekulatif dan dapat berisiko tinggi.

Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta akan

dikalikan dengan base equity market risk premium untuk mendapatkan equity risk

premium.

C. Variabel Independen

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan ukuran perusahaan (firm size)

dalam perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar. Berdasarkan penelitan Rachmawati dan Triatmoko, (2007)

ukuran perusahaan dapat diukur dengan log total asset .

b..Return on Equity

Return on Equity diukur dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas perusahaan :

c. Debt EquityRatio

Debt to equity ratio (DER) adalah tingkat penggunaan hutang terhadap total

ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio (DER) dapat dihitung

dengan rumus (Westerfield dan Randolph, 2002)

D. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI

(Bursa Efek Indonesia) untuk tahun 2007-2011. Sedangkan pemilihan sampel

Page 20: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

20

dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan

mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian menggunakan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

diterbitkan pada tanggal 31 Desember selama periode 2007 sampai dengan

tahun 2011

2. Perusahaan yang diteliti memiliki nilai laba bersih dan ekuitas yang positif.

3. Beta perusahaan tahun 2007 – 2011 bernilai positif.

4. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditan

berturut-turut dan memiliki data yang diperlukan selama berlangsungnya

penelitian.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder

yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin

diterbitkan setiap tahunnya. Sumber data yang digunakan ini diperoleh melalui

penelusuran dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Annual Report

perusahaan, website www.idx.co.id, Jakarta Stock Exchange (JSX),

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/ dan dari media internet dan website.

G. Metode Analisis data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil data sample yang

meliputi antara lain mean, median, maksimum, minimum, dan deviasi standar.

Page 21: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

21

Data yang diteliti dikelompokkan menjadi empat yaitu equity risk premium,

ukuran perusahaan, return on equity, debt to equity ratio.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Model yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel secara spesifik

terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dalam persamaan

regresi :

Y = α - β1 SIZE - β2 ROE + β3 DER + e

Keterangan:

Y : Equity Risk Premium

α : Konstanta

b1, b2, b3, : Koefisien regresi

SIZE : Ukuran Perusahaan

ROE : Return on Equity

DER : Debt to Equity Ratio

e : Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Tabel 3 Sampel Penelitian

Kriteria

Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar berturut-turut

di BEI selama tahun 2007-2011.

104

Perusahaan yang mengalami ekuitas dan laba yang bernilai negatif. (30)

Page 22: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

22

Total sampel 25

B. Pengujian Hipotesis

1. Statistik Deskriptif Tabel 4

Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ERP 125 .01 32.57 8.0666 7.66416

SIZE 125 11.34 13.67 12.2709 .55678

ROE 125 .01 32.63 14.4148 7.77636

DER 125 .19 8.44 1.4346 1.13116

Valid N (listwise)

125

Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Tabel 5

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 11.481 5.703 1.398 .046

LN_size -4.227 2.286 -.159 -1.849 .037 .941 1.062

LN_roe -.339 .075 - .387 -4.158 .000 .945 1.058

LN_der .145 .127 .098 1.143 .025 .944 1.059

Atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar 5% berdasarkan

Tabel 4.3 diperoleh persamaan :

Ln_ERP = 11.481 – 4.227 Ln_Size – 0.339 Ln_Roe + 0.145 Ln_Der

Beta negative (46)

Data yang Outlier (3)

Page 23: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

23

Dari persamaan diatas, nilai konstanta bernilai positif, artinya bahwa jika

diasumsikan variable independen yakni ukuran perusahaan, return on equity, dan

debt to equity ratio konstan, maka akan meningkatkan nilai equity risk premium.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1

.390a

.152 .131 1 11463

Lampiran E Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012 Dari tabel 4.8 diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0.131. Hal ini

berarti bahwa 13,1% equity risk premium dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen yaitu ukuran perusahaan, return on equity, dan debt to equity ratio

sisanya sebesar 86,9% (100% - 13,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar

model.

Uji Hipotesis

Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis

Model

Unstandardized

Coefficients

Sig. B Std. Error

1(Constant) 11.481 5.703 .046

LN_size -4.227 2.286 .037

LN_roe -.339 .075 .000

LN_der .145 .127 .025

Berdasarkan dari hasil analisis data pada tabel 4.10 diperoleh hasil :

Page 24: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

24

1. Pengaruh ukuran perusahaan (X1) terhadap Equity risk premium (Y)

Hasil pengujian menunjukkan nilai variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar -

4.227 dengan signifikansi sebesar 0.037 dan < 0.05 yang berarti bahwa model

regresi tersebut signifikan. Dengan demikian secara parsial ukuran perusahaan

(X1) berpengaruh terhadap equity risk premium (Y) atau dengan kata lain H1 yang

menyatakan terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap equity risk

premium diterima .

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yakni hasil penelitian

Gebhadrt et el (2001) yang menemukan bahwa semakin banyak informasi publik

yang tersedia pada perusahaan besar akan semakin rendah resiko yang dirasakan

dalam perusahaan, maka equity risk premium akan semakin rendah. Penelitian ini

sejalan dengan penelitan Boone et el (2008) yang meyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh negatif terhadap equity risk premium.

2. Pengaruh return on equity (X2) terhadap equity risk premium (Y). Hasil pengujian menunjukkan nilai variabel return on equity (X1) sebesar -0.339

dengan signifikansi sebesar 0.000 dan < 0.05 yang berarti bahwa model regresi

tersebut signifikan. Dengan demikian secara parsial return on equity (X1)

berpengaruh terhadap equity risk premium (Y) atau dengan kata lain H1 yang

menyatakan terdapat pengaruh antara return on equity terhadap equity risk

premium diterima .

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa return on equity memiliki pengaruh

negative dan signifikan terhadap equity risk premium . Hasil penelitian ini

Page 25: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

25

konsisten dengan penelitian sebelumnya yakni hasil penelitian Francis at el (2004)

yang meneliti biaya ekuitas dan atribut laba menemukan bahwa semakin tinggi

laba maka semakin rendah equity risk premium perusahaan tersebut.

3. Pengaruh debt to equity ratio (X3) terhadap equity risk premium (Y). Hasil pengujian menunjukkan nilai variabel debt to equity ratio (X3) sebesar

0.145 dengan signifikansi sebesar 0.025 dan < 0.05 yang berarti bahwa model

regresi tersebut signifikan. Dengan demikian secara parsial debt to equity ratio

(X3) berpengaruh terhadap equity risk premium (Y) atau dengan kata lain H1

yang menyatakan terdapat pengaruh antara debt to equity ratio terhadap equity

risk premium diterima

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh

positifdan signifikan terhadap equity risk premium. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian sebelumnya yakni hasil penelitian Gebhadrt et el (2001) yang

berpendapat bahwa tingkat yang lebih tinggi dari hutang diperkirakan akan

meningkatkan resiko yang dirasakan dan hal ini akan meningkatkan equity risk

premium perusahaan. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitan Boone et el

(2008) dan Saiful & Erlina (2010) yang meyatakan bahwa hutang berpengaruh

positif terhadap equity risk premium.

.PENUTUP

A. Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, return on equity dan debt to

equity ratio terhadap equity risk premium. Dalam penelitan ini terdapat tiga

Page 26: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

26

hipotesis yang diajukan dan ketiga hipotesis tersebut diterima secara statistik.

Berikut adalah simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini:

1. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara statistik ukuran perusahaan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap equity risk premium. Hasil

pengujian menunjukan nilai sebesar - 4.227 yang berarti setiap kenaikan 1

kali ukuran perusahaan akan menurunkan equity risk premium sebesar 4.227

kali dengan asumsi variabel lain konstan.

2. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara statistik return on equity

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap equity risk premium. Hasil

pengujian menunjukkan nilai sebesar -0.339 yang berarti bahwa setiap

kenaikan 1 kali return on equity, akan menurunkan equity risk premium

sebesar 0.339 kali dengan mengasumsikan variabel yang lain konstan.

3. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara statistic debt to equity ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap equity risk premium. Hasil

pengujian menunjukkan nilai sebesar 0.145 yang berarti bahwa setiap

kenaikan 1 kali debt to equity ratio akan menaikkan equity risk premium

sebesar 0.145 kali dengan mengasumsikan variabel yang lain konstan.

B. Saran 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel

sehingga diperlukan kehati-hatian dalam melakukan generalisasi. Penelitian

selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel pada jenis industri lain

Page 27: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

27

diluar manufaktur atau mengelompokan perusahaan manufaktur berdasarkan

subsector manufaktur.

2. Berdasarkan hasil regresi, besarnya nilai adjusted R square sebesar 0.131.

Hal ini berarti bahwa 13,1 % equity risk premium dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen yaitu ukuran perusahaan, return on equity, debt

to equity ratio. Sedangkan sisanya sebesar 86.9% merupakan pengaruh dari

variabel bebas lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau mengganti dengan

variabel bebas lainnya yang diduga berpengaruh terhadap equity risk

premium seperti pertumbuhan perusahaan, resiko bencana, nilai perusahaan.

3. Investor seharusnya dapat melihat peluang tambahan return yang akan

didapat jika berani menanamkan modalnya di perusahaan yang memiliki

resiko tinggi. Resiko tidak selalu dikaitkan dengan sesuatu yang buruk. Di

bidang keuangan, resiko memilik arti yang berbeda dan lebih luas. Resiko

lebih berkaitan dengan kemungkinan mendapatkan return yang tidak sesuai

dengan apa yang investor inginkan. Ketika anda mendapatkan return yang

lebih kecil atau sebaliknya itulah yang dinamakan resiko (Damodaran,2001)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wahyudin. 2004. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Widyatama : Bandung

Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar, 26-28 Juli.

Annin, Michael and Dominic, Falaschetti. 1998.” Equity Risk Premium Article.” IL: Ibbotson Associates.

Page 28: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

28

Aswath, Damodaran, 2001, Corporate Finance: Theory and Practice, International Edition, Willey, New York.

Banz, Rolf W.1981.” The Relationship between Return and Market Value of Common Stock.” Journal of Financial Economics. Vol. 9.

Baroto,Arjo (2008), Valuasi Bisnis Unit Perusahaan dengan menggunakan option analisis: option to abandon: studi kasus pada PT CI.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Basu, S. 1977.” Investment performance of Common Stocks in Relation to Their Price- Earning Ratios: A Test of the Efficient Market Hypotesis”. Journal of Finance, 12

Boone, Jeff P., Khurana, Inder K. and Raman, K. K. 2008.” Audit Firm Tenure and the Equity Risk Premium, Journal of Accounting Auditing and Finance, Forthcoming”. www.ssrn. Com

Damodaran, Aswath. 2008.” Estimating The Equity Risk Premium, Journal of Accounting and Economics.” http://www.stern.nyu.edu/fin/workpapers/ papers99/wpa99021.pdf

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F., (2006), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Yulianto, Akbar, Ali, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Fatony M,Gadhavai (2010), Analisis kelayakan Investasi Bioethanol di Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Easton, P. 2004. “PE Ratios, PEG Ratios, and Estimating the Implied Expected Rate of Return on Equity Capital”. The Accounting Review 79 (1). pp 73-95.

Erb, Claude, Campbell R. Harvey and Tadas Viskanta, 1995, Country risk and global equity selection, Journal of Portfolio Management, 21, Winter, 74--83.

Francis, J, LaFond, R, Olsson, PM & Schipper, K 2004, ‘Costs of Equity and Earnings Attributes’, The Accounting Review, Vol. 79, No. 4, pp. 967-1011.

Gebhardt, W., Lee, C., dan Swaminathan, B. 2000. “Toward and Implied Cost of Capital”.Journal of Accounting Research 39 (1): 135-176

Page 29: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

29

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Hartono. 2009.” Pertimbangan Return dan Risiko dalam Keputusan Investasi” .

Rohaeni,Heni .2009.” Analsis dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba ( study kasus PT Bank X).Skripsi. Jurusan Manajemen. IPB

Husnan,Saud.2001.Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Edisi Ketiga, Penerbit : Gajah Mada. Yogyakarta.

Jogiyanto. 2003. “Teori Potofolio dan Analisis Investasi”. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM.

Leuz, C. and Verrechhia., R. 2005. “Firms’ Capital Allocation Choices, Information Quality,and The Cost of Capital”. Working Paper, University of Pennsylvania.

Levingsohn,A (2001, Maret), ” FABS weigh the value of voluntary disclosure”, Strategic Finance (NAA), Vol 82.(9)

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2000, Analisis Laporan Keuangan, cetakan kedua, Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Martin, J. Rudrigo, Fuentes, San and Lilo, Salvador, Zurita. (2003). The Equity Risk Premium in Emerging Market: The Case of Chile.

Mas’ud Machfoedz (1994), Financial Ratio Analysis and The Predictions of Earnings Changes in Indonesia, 114 -137.

Miswanto dan Suad Husnan. 1999. The Effect of Operating Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Business Risk. Gadjah Mada International Journal of Business. Vol 1 No 1 (Mei) : 29-43.

Monteiro,A (2006), A quick guide to financial ratio the citizen, Moneyweb Business Insert,6.

Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham, Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 15, No. 3.

Saiful dan Erlina. 2010.” Equity Risk Premium Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya” Simposium Nasional Akuntansi XIII

Page 30: JURNAL Agung Kurniawan _0711031002

30

Sujoko dan Subiantoro .2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur dan Non-Manufaktur di Bursa Efek Jakarta).Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 9, No.1, hal 41-48. Availaible from: http://www.petra.ac.idpulit/journals/dir.php?DepartementID=MAN

Sembiring, E. R. 2005. "Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta". Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo

Ross, A Stephen. Westerfield, W. Randolph & Jordan, D. Branford. 2002.Essentials of Corporate Finance, 3rd ed., McGraw-Hill Irwin.

Tandelilin, Eduardus. 2001.”Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”. Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE.

Widodo,Saniman.2007. “Analisis pengaruh rasio aktivitas, rasio Profitabilitas, dan rasio pasar terhadap return saham syariah dalam Kelompok jakarta islamic index (jii) tahun 2003 – 2005”.Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro