putri alifa, agung kumoro, suparno/ jurnal senthong 2019

12
Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019 827 PENDEKATAN SEISMIK PADA DESAIN MUSEUM MITIGASI GEMPA DAN TSUNAMI DI CILACAP Putri Alifa Widiasri, Agung Kumoro Wahyu W, Suparno Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Museum Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Cilacap adalah media untuk pendidikan mitigasi dan pengembangan pola pikir untuk bencana gempa bumi dan tsunami. Selain sebagai tempat pendidikan, museum ini dirancang melalui penerapan teori seismik untuk membangun dasar rekayasa struktural untuk mendukung fungsi bangunan sebagai bangunan evakuasi. Fungsi ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor utama dari tingginya jumlah kematian dan kerugian material akibat bencana gempa dan tsunami, yang disebabkan oleh rendahnya pemahaman masyarakat tentang bencana dan kurangnya fasilitas atau wadah eakuasi yang terevaluasi dalam hal struktur dan kapasitas daya tampung. Metode perencanaan dan perancangan dilakukan melalui analisis data primer dan sekunder dengan metode deskriptif, yaitu penelitian yang mengumpulkan data tentang lokasi dan kebijakan yang berlaku, melakukan studi literatur tentang penerapan sistem pendidikan mitigasi dan penerapan teori seismik dari studi sebelumnya, kemudian memprosesnya dengan proses reduksi data, verifikasi data, dan proses tampilan data. Hasil penerapan teori seismik pada desain yang dirancang ini dapat dilihat pada hasil analisis lokasi, ruang, fasad, dan struktur. Kata kunci: Seismik, Gempa dan Tsunami, Museum Mitigasi 1. PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi bencana alam yang tinggi disebabkan oleh letaknya yang berada di gugusan atau jalur Pasific Ring of Fire. Dari bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia, bencana alam yang paling mematikan adalah gempa dan tsunami. Terhitung terdapat hampir 4000 korban meninggal dikarenakan gempa maupun gempa yang diikuti tsunami yang terjadi di Indonesia pada tahun 2018 (BNPB, 2018). Tingginya angka tersebut diakibatkan oleh dua penyebab utama yakni rendahnya pemahaman masyarakat dalam menghadapi dan bereaksi terhadap bencana gempa dan tsunami (non-fisik) dan belum memadai dan terintegrasinya sarana dan prasarana evakuasi bagi masyarakat (fisik). Sarana dan prasarana yang digunakan sebagai bangunan evakuasi wajib melalui proses evaluasi standart bangunan tahan gempa dan tsunami. Melalui pengolahan tapak dan struktur dengan pendekatan seismik, diharapkan bangunan mampu mendukung sistem evakuasi kota. Oleh karena itu, museum mitigasi gempa dan tsunami dengan pendekatan seismik memiliki tujuan untuk mengimbangi pengetahuan mendasar mengenai kebencanaan terhadap besarnya potensi bencana gempa dan tsunami serta turut berkontribusi di dalam perencanaan lokasi evakuasi kota melalui perancangan bangunan evakuasi bencana gempa dan tsunami. Pendekatan seismik pada bangunan dipilih untuk memberikan dasar penerapan rekayasa struktur dalam memenuhi tuntutan kondisi lingkungan bangunan dan kekuatan standart bangunan evakuasi. Dengan kata lain, pendekatan ini mengutamakan respon struktur atau adaptasi struktur terhadap lingkungan dan kebutuhan lainnya melalui rekayasa bentuk dan sistem dari struktur bangunan itu sendiri. Cilacap merupakan salah satu daerah di selatan pulau Jawa yang telah merasakan dampak dari gempa dan tsunami pada Juni 2006 dan terhitung 95 desa mengalami kerusakan ringan maupun

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

PutriAlifa,AgungKumoro,Suparno/JurnalSENTHONG2019

827

PENDEKATANSEISMIKPADADESAINMUSEUMMITIGASIGEMPADANTSUNAMIDICILACAP

PutriAlifaWidiasri,AgungKumoroWahyuW,SuparnoProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta

[email protected]

Abstrak

MuseumMitigasiGempaBumidanTsunamidiCilacapadalahmediauntukpendidikanmitigasidanpengembanganpolapikiruntukbencanagempabumidantsunami.Selainsebagaitempatpendidikan,museuminidirancangmelaluipenerapanteoriseismikuntukmembangundasarrekayasastrukturaluntukmendukungfungsi bangunan sebagai bangunan evakuasi. Fungsi ini dimaksudkan untukmengurangi faktor utama daritingginyajumlahkematiandankerugianmaterialakibatbencanagempadantsunami,yangdisebabkanolehrendahnya pemahaman masyarakat tentang bencana dan kurangnya fasilitas atau wadah eakuasi yangterevaluasidalamhalstrukturdankapasitasdayatampung.Metodeperencanaandanperancangandilakukanmelaluianalisisdataprimerdansekunderdenganmetodedeskriptif,yaitupenelitianyangmengumpulkandatatentang lokasi dan kebijakan yang berlaku,melakukan studi literatur tentang penerapan sistem pendidikanmitigasidanpenerapanteoriseismikdaristudisebelumnya,kemudianmemprosesnyadenganprosesreduksidata,verifikasidata,danprosestampilandata.Hasilpenerapanteoriseismikpadadesainyangdirancanginidapatdilihatpadahasilanalisislokasi,ruang,fasad,danstruktur.

Katakunci:Seismik,GempadanTsunami,MuseumMitigasi

1.PENDAHULUAN

IndonesiamemilikipotensibencanaalamyangtinggidisebabkanolehletaknyayangberadadigugusanataujalurPasificRingofFire.DaribencanaalamyangkerapterjadidiIndonesia,bencanaalam yang palingmematikan adalah gempadan tsunami. Terhitung terdapat hampir 4000 korbanmeninggaldikarenakangempamaupungempayangdiikuti tsunamiyangterjadidi Indonesiapadatahun 2018 (BNPB, 2018). Tingginya angka tersebut diakibatkan oleh dua penyebab utama yaknirendahnyapemahamanmasyarakatdalammenghadapidanbereaksiterhadapbencanagempadantsunami (non-fisik) dan belum memadai dan terintegrasinya sarana dan prasarana evakuasi bagimasyarakat (fisik).Saranadanprasaranayangdigunakansebagaibangunanevakuasiwajibmelaluiprosesevaluasistandartbangunantahangempadantsunami.Melaluipengolahantapakdanstrukturdenganpendekatanseismik,diharapkanbangunanmampumendukungsistemevakuasikota.

Olehkarenaitu,museummitigasigempadantsunamidenganpendekatanseismikmemilikitujuan untuk mengimbangi pengetahuan mendasar mengenai kebencanaan terhadap besarnyapotensibencanagempadantsunamisertaturutberkontribusididalamperencanaanlokasievakuasikotamelaluiperancanganbangunanevakuasibencanagempadantsunami. Pendekatanseismikpadabangunandipilihuntukmemberikandasarpenerapanrekayasastrukturdalammemenuhituntutankondisi lingkungan bangunan dan kekuatan standart bangunan evakuasi. Dengan kata lain,pendekatan ini mengutamakan respon struktur atau adaptasi struktur terhadap lingkungan dankebutuhanlainnyamelaluirekayasabentukdansistemdaristrukturbangunanitusendiri.

Cilacapmerupakansalahsatudaerahdi selatanpulau JawayangtelahmerasakandampakdarigempadantsunamipadaJuni2006danterhitung95desamengalamikerusakanringanmaupun

Page 2: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

828

berat (Catatan Kementrian Pekerjaan Umum, 2007 dalam Sunarto dan Marfai, 2012). MenurutpenelitiandarisebuahjurnaldenganjudulTsunamiEvacuationSystemApplicationInCilacapRegency(2015)menyatakanbahwasaatpenelitiandilakukan,terdapat44tempatevakuasisementarayangtelah ditetapkan namunmasih belummengalami evaluasi kekuatan struktur dan kapasitasmuat.DalampenelitiantersebutjugadinyatakanbahwatingkatkepercayaandankesiapsiagaanpendudukCilacapdalamevakuasitsunamimasihberadadibawah50%.Halinitentudipengaruhisalahsatunyadarilokasievakuasiyangtidakstrategissertakurangnyapemahamanmengenaikebencanaangempadantsunami.

Teoriseismikmenjadipenyelesaianmasalah-masalahyangdiangkatdarisetiapanalisisyangdilakukan. Proses penyelesaian dilakukan dimulai dari menemukan hasil dari analisis pengolahantapakdananalisisperuangan.Keduaanalisis ini berperandalampemilihankebutuhanbentukdanketinggianmassabangunan.Laludilanjutkanpadaanalisistampilan.Analisistampilandilakukanuntukmenghubungkan hasil analisis sebelumnya dengan melakukan pengembangan hasil analisis agarkemudianmenemukansolusipenyelesaian.Diakhiridenganmelakukanpengembanganbentukdansistemstrukturterhadapsetiapkebutuhan.TinjauanteoriyangdigunakandiambildariBukuSeismicDesignforArchitect,2008.Dalambukutersebut,dijelaskanbahwaterdapatbeberapapertimbanganyang digunakan untuk setiap rekayasa struktur pondasi, vertikal, dan horizontal bangunan. Untukrekayasastrukturhorizontal,pertimbanganyangdigunakanyakni:

1. Diafragma2. Penetrasidiafragma3. Diafragmatransfer4. Balokikatan5. Kolektordanpengikat

Laluuntukrekayasastrukturvertikal,pertimbanganyangdigunakanadalah:

1. DindingGeser2. DindingBresing3. DindingMomen

Untukstrukturpondasi,pertimbanganyangdigunakanadalah:

1. DindingPenahan2. StrukturBawahTanah3. Tipe-TipePondasi

Selain itu, dijelaskan pula solusi konfigurasi dari setiap rekayasa struktur pada sebuahbangunansimetrismaupunasimetris.Konfigurasiyangdiperkenalkanuntukpermasalahanrekayasastrukturvertikaldibagikedalampertimbangan-pertimbanganberikut:soft-storey,kolompendek,dandinding struktural yang tidak kontinyu dan terpasang. Sedangkan konfigurasi untuk permasalahanrekayasastrukturhorizontal,pertimbangan-pertimbangannyaadalahtorsionaldantorsionalekstrim,sambunganpojokbangunan,diskontinuitasdiafragma,sistemnon-pararel,tubrukandanpemisahan,serta jembatan antarbangunan. Pada akhirnya, didapatkan prinsip desain yang digunakan sebagaipatokanataudasaranalisissebagaiberikut:

1. RuangdanSirkulasiTerhubung2. ResponTerhadapLingkungan3. AdaptasiStruktur

2.METODEPENELITIAN

Penelitian dengan judul pendekatan seismik pada desain museum mitigasi gempa dantsunamiinimenggunakansistemanalisisdataprimerdansekunderdenganmetodedeskriptif.Analisis

Page 3: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

PutriAlifa,AgungKumoro,Suparno/JurnalSENTHONG2019

829

primerdilakukanpadapenentuanlokasistrategismuseumsebagaisaranaedukasidanevakuasisertadilakukan untuk mendapatkan adaptasi struktur yang sesuai. Metode deskriptif digunakan untukmelengkapidataawalpenelitiananalisissekunder.Variabelpadapenelitianiniadalahaspekfisikdannon-fisikyangberhubungandenganfungsidanpendekatanseismikpadamuseummitigasigempadantsunami. Pengumpulan data dimulai dengan mengidentifikasi sumber informasi lalu dilanjutkandengan mengumpulkan data yang dibutuhkan (Wallace Foundation. Workbook B: ConductiongSecondaryResearch).

Sumberdatayangterindetifikasiadalah:

1. Penelitian-penelitiansebelumnyayangkorelasidenganjudulpenelitianini2. Literasibukuperpustakaan3. Data-datayangbisaditelusurimelaluiinternetLaluuntuktahappengumpulandata,jenisdatayangdigunakanberasaldari:

1. Penelitianyangsudahditerbitkan2. Datastandarperencanaandanperancanganarsitektur3. Data-datapresedenbangunansejenis

Berdasarkan jenis penelitiannya, maka jenis data dominan pada penelitian ini adalah datakualitatif.ProsespengolahandatakualitatifmenurutDr.CahyaSuryana,S.Si.,M.Pd.(2007)memilikiempattahapyakni:pengumpulandata,sortasiataureduksidata,displaidata,dankesimpulanatauverifikasi. Pengolahan data kualitatif pada penelitian ini juga merujuk pada empat proses yangdijelaskanolehMilesdanHuberman(1984).Pengolahandatakualitatifdapatdilakukanpadasaatdilapanganmaupunpadasaatkembalidarilapangan.Data-datayangtelahdiolahdisampaikandalamwujudhasilpenelitianpadasubbagianhasildanpembahasanmelaluihasilanalisistapak,peruangan,dantampilanuntukmendukunganalisisstrukturdenganpendekatanseismikdiakhir.Analisisstrukturdenganpendekatanseismikdianggapsebagaisolusipenyelesaiandalampenelitianini.Data-datayangdisajikan ditampilkan secara lebih mudah dan menarik melalui gambar, tabel, dan skema untukmempermudahpemahamanpenelitianyangdilakukan.

Gambar1.TeknikPengolahanDataKualitatif

Sumber:CahyaSuryana,2007

3.HASILDANPEMBAHASAN

Subbagian iniakanmenjelaskanbagaimanateoriseismikditerapkansebagaidasaranalisisrekayasa struktur bangunan. Untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan pada bagian strukturbangunan,dilakukananalisistapak,peruangan,dantampilan.Analisistapakakanmemberikanbentukmassa awal bangunan beserta kebutuhan bukaan pada bangunan. Analisis peruangan akanmemberikanjumlahmassadanketinggianbangunanmelaluiidentifikasiperuangandansifatnya.Di

Page 4: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

830

akhir, jumlahmassadanketinggianbangunandidapatkandari zonasi ruang-ruangpadabangunan.Analisis tampilan akan melanjutkan hasil analisis sebelumnya. Pada bagian ini, analisismempertimbangkanpengembanganhasilanalisissebelumnyamelaluibeberaparespondesaindanaspekestetikabangunan.Hasilanalisistampilanakanberpengaruhbesarterhadapanalisisstrukturdenganpendekatanseismikdiakhir.Tetapianalisis struktur tidakakanbisadilakukansendiri atauberada di awal karena kebutuhan rekayasa struktur digunakan untuk memenuhi kebutuhan tiapanalisisdibangunan.

Gambar2.AnalisisMakrodenganPendekatanSeismik

A. AnalisisTapak

Gambar3.AnalisisTapak

Analisis tapakmencakup aspek cahayamatahari, angin, dan suara/kebisingan. Analisis inidilakukan untuk mendapatkan solusi-solusi pengolahan tapak site dan solusi-solusi pengolahantampilanbangunanmuseum.Untuksetiappertimbanganaspek,akandihasilkanrespondesainyangkemudian akan dilanjutkan pada analisis tampilan dan struktur. Respon desain terhadap aspekkebisingandikategorikankedalamduapertimbanganyaknikebisinganyangdatangdariluarsitedankebisinganyangdaridalamsiteitusendiri.Setiapresponditujukanuntukmengurangikebisinganyangsampaipadadaerahbangunanataudaerahdalambangunan.Untukkebisinganyangdatangdariluarbangunan,digunakanbarrieralamidanbuatan.Respondesainbagikebisinganyangdatangdaridalamsite sendiri ditanggulangi menggunakan pemberian jarak antara zona kedatangan dan zonaberaktivitaslainnya.Pemberianjarakiniberupapemisahanbagianzonakedatanganatauzonadropoffdanbangunanutama.

Gambar4.ResponDesainAtasKebisingandariLuarSite(kiri)danResponDesainAtasKebisingandariDalamSite(kanan)

Untuk aspek pertimbangan cahaya matahari, didapatkan dua respon desain yaitu respondesain yang diterapkan pada sisi terbitnyamatahari dan respon desain yang diterapkan pada sisiterbenamnya matahari. Respon desain mempertimbangan bagaimana cara memantulkan sinarmatahari agar dapat menerangi interior bangunan secara tidak langsung. Media atau wilayah

Page 5: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

PutriAlifa,AgungKumoro,Suparno/JurnalSENTHONG2019

831

pemantulanpadakeduarespondesainakanberbeda.Padadaerahdengansifatcahaya lebihsilau,daerah pemantulan berada lebih jauh dari bangunan. Media yang digunakan adalah media yangmenyerappanas.Berikutadalahilustrasirespondesainterhadapsinarcahayamatahari:

Gambar5.ResponDesainAtasCahayaMatahariTerbit(kiri)danResponDesainAtasCahayaMatahariTerbenam(kanan)

Respon desain terhadap aspek anginmenghasilkan rencana bentuk awalmassa bangunansertasaranbentukstrukturlapisanluarbangunan.

Gambar6.ResponDesainAtasAngin

Bentukstrukturbangunanyangsesuaiyaitubentukaerodinamiksepertipadasayappesawatatau bangunan Burj Al-Arab. Struktur tambahan seperti tiang dari reinforced concrete atau braceberbentuksegitigadapatmembantumengalirkandanmenetralkangayadariangin.Selainitu,untukmemudahkanmengalirkangayaangin,digunakansistempanggungpadabagiandasarbangunan.Haliniditujukanagarbangunantidakmenahangayaangintetapimengalirkannyasehinggastrukturtidakbekerjalebih.

Page 6: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

832

B. AnalisisPeruangan

Gambar7.AnalisisPeruangan

Setiap kegiatan yang terjadi di dalam museum diwadahi oleh ruang-ruang edukasi yangmasing-masingnya memiliki hubungan ruangan. Hubungan yang dimiliki setiap ruang museummempertimbangan proses kegiatan pelaku museum, jenis sirkulasi yang dipertimbangkan,pengelompokkan ruangan ke dalam lima zonasi museum atau lima zona organisasi spasial, sertamerujukadapresedenyangada.Pengelompokkanruang-ruangpadabangunanmuseumkedalamlima zonasi organisasi spasial akan diperlihatkan pada tabel satu. Dari pengelompokkan tersebut,hubungan tiap ruangpadabangunanmuseumakanmenyesuaikandenganalurpameranataualurzonasidimulaidariperuanganpadazonakedatanganlalukezonapadabagiankanannyayaituzonailmukegempaan,lalukezonamasakegelapan,lalukezonamasatransisi,laluzonakebebasan,danterakhir zona istirahat. Hubungan ruang tersebut di akhirmemberikan duawilayah utama antarawilayah pengunjung museum (merah) dan wilayah dari pengelola museum (biru) dilihat dariperbedaanarahawaldanakhirmasing-masingalur.

Gambar8.HubunganRuangdanZonasiSpasialRuangpadaBangunan

Page 7: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

PutriAlifa,AgungKumoro,Suparno/JurnalSENTHONG2019

833

Wilayahutamapengunjungadalahhasilanalisisperuanganyangmenggunakanzonasiorganisasispasial.Sedangkanuntukwilayahpengelola,tidakdigunakanpengelompokkanruang.Antarakeduawilayah ini, pembedawilayah yang digunakan adalah sirkulasi utama. Untukwilayah pengunjung,berdasarkan sistem lima zonasi, maka digunakan satu alur pameran yang menerus sehinggapengunjungmembutuhkanrencanaalurdimanapintumemulaikunjungandanmengakhirikunjunganharusberadadilantaidasar.Haliniagaralurpamerantidakmembawapengunjunguntukmengakhirikegiatannyadilantaiduadanharusmenurunitanggamenujulantaisatuuntukkeluardaribangunanitu sendiri. Sehingga dibutuhkan duamassa berbeda dengan satu sistempenghubung antarmassabangunan.Selainitu,dikarenakanperbedaanluasanpadawilayahpengunjungdanpengelola,akanterjadi perbedaanpolapenataan ruangdan sirkulasi antara keduawilayah. Sehingga,berdasarkananalisis peruangan, bangunan ini memiliki dua lantai dan dua massa utama dengan penghubungantarmassabangunanberupajembatan.

C. AnalisisTampilan

Gambar9.AnalisisTampilan

Analisis tampilan dilakukan untuk mendapatkan gubahan massa dari bangunan. Gubahanmassa ini berperan sebagai kebutuhan bangunan sekaligus menjadi sebuah tuntutan rekayasastruktur.Analisisinidikelompokkanmenjadiduapembahasanyaituanalisistampilandasarbangunandananalisis tampilanatasbangunan.Analisisbagiandasarbangunan terdiridari aspekpeninggianketinggian tanahdanaspek sistempanggung.Analisisbagianatas terdiri dari aspekbentukmassaelips, perbedaan ketinggian menanggapi penggunaan sistem panggung, perbedaan luasanmenanggapihasilanalisisperuangan,sertajembatanantarmassa.Peninggiantanahdilakukansebagairespondesainterhadapkebisingan.Peninggiantanahinidilakukandisekitarbangunandalambentukamphitheater yang juga dapat difungsikan sebagai area pengembangan komunitas sekitar. Sistem panggung digunakan sebagai respon desain dari kebutuhan ruang penerima yangbersifatterbuka.Selainitu,sistempanggungmembantusistempengaliranpengudaraanalamipadainteriorbangunan.Sistemini,dalamkeadaansedangbencanatsunami,mampumengurangitekananataudoronganhantamanairterhadapstrukturbangunan.

Page 8: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

834

Gambar10.AmphitheaterdanSistemPanggungBangunan

Selanjutnyaadalahanalisisbagianatasbangunanyaitubentukmassaelips.Bentukelipsataubentukaerodinamisdipilihsebagaibentukyangpalingramahterhadapsistempengalirangayaluar.Gubahanmassa yang terjadi, dimulai dari pemilihan bentuk aerodinamis lalumengalami rekayasabentukpengurangandanpanambahansehinggabentuklebihsimetris,dapatdilihatpadagambar11.

Gambar11.GubahanMassaAwal

Respon desain bangunan berupa perbedaan ketinggian didasari oleh kebutuhan adanyasistempanggung.Antaralantaidengansistempanggungdanlantaiatasnyaakanmemilikiperbedaanketinggian.Lantaidasarmenggunakanketinggiansekitar6meterdanlantaidiatasnyamenggunakanketinggan sekitar 5 meter. Selanjutnya, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dua massa yangberhubungan,digunakanpenghubungberupa jembatanantarmassa. Jembatan ini diletakkanpadalantaiduatiapmassa.Jembataninitidakakanberbentuksepertijembatanpadaumumnya.Jembatanakandirancangberupasuatuareaterbukadantertutupdimanawilayahterbukadigunakansebagaitransisi ruangdenganvegetasi alamidi sekitarnya.Bagianyang tertutupdigunakanuntuk sirkulasiperpindahanlangsung.

Gambar12.JembatanatauPenghubungAntarmassa

Page 9: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

PutriAlifa,AgungKumoro,Suparno/JurnalSENTHONG2019

835

D. AnalisisStruktur

Gambar13.AnalisisStruktur

Analisisstrukturdidasaridariteoriseismikyangmempertimbangkanrekayasabangunanyangtidaksimetrisataubangunandalambentukapapunagartahanterhadapgayabesaryangdatangdariluar bangunan. Analisis pada bagian ini akan menyelesaikan atau melengkapi perancangansebelumnyadarisegirekayasastruktur.Analisisinidibagikedalamtigasubyaknisubpondasi,subvertikal,dansubhorizontal.Untuksubpondasi, strukturyangdigunakanadalahstruktur rakitdandilengkapidengantiangpancangpadabagianbawahnya.

Strukturinidipilihdenganpertimbanganbahwatiangpancangdapatmencapaisetiaptanahkeraspadasetiaptitikdisitesertatiangpancangdapatmembantubangunanmencapaikestabilanmelaluikemudahanrekayasaketinggian.Sistemrakit jugadapatmenghindarigayagulingdantorsiterjadi karena luasannya yang besar dan padat sehingga membantu menekan bangunan ke arahbawahapabilaterjadidorongangayasecarahorizontaldariluarbangunan.Selanjutnyauntuksistempondasi bangunan, akan diterapkan peninggian ketinggian tanah di sekitar bangunan sehinggabangunanlantaidasarakanberadapadaketinggiandibawahtanahtetapisejajardenganjalanutamakota.Haliniditujukanuntukmendukungsistemkerjapondasirakit.

Gambar14.StrukturPondasiBangunan

Untuk subvertikal, dipilih strukturbracing frameyangdapatmenahangaya tegangandantekanansertadilengkapidenganpemilihanstrukturmomenframe.Pertimbanganpemilihanstrukturiniadalahbahwabracingframememilikiberattotallebihringandibandingkandenganstruktursolidlainnya. Sedangkan struktur momen frame memudahkan rekayasa bentuk elips, ketinggian, dansambunganstruktur,memfasilitasibangunandenganbukaandansirkulasiyanglebihbanyak,sertamemfasilitasibangunandengansistempanggung.

Selain itu, analisis vertikal dilakukan dalammemenuhi beberapa tuntutan struktur sepertistrukturkantilever,struktursistempanggung,danstrukturbangunandenganperbedaandenahpadamassayangsama.Rekayasastrukturkantileveryangdilakukanadalahmenghilangkansprandelatasdan bawah balok demi menghindari sifat struktur balok kuat dan kolom lemah. Penghubungantarmassadibutuhkanagarsetiapmassatidakmemilikisistemperuanganmaupunsistemlainnyasecaraterpisah.Sendikakuataufixedjointdansendiluncurdiberikanagarjembatandapatbergeraktanpa harus menabrak atau menghancurkan sistem struktur di setiap massa. Sendi luncurmemudahkanpergerakanjembatankearahx-axisatauy-axisdarijembatan.

Page 10: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

836

Gambar15.StrukturVertikalBangunan

Laluuntukstruktursistempanggung,rekayasayangdilakukanadalahpemberianbaloktanpadiafragmauntukmemberikanketinggianyangsamasetiaplantainya.Rekayasainidipilihatasalasanbahwapadasistempanggung,lantaidasarakanmemilikiketinggianyanglebihdibandingkandenganlantaidiatasnya.

Gambar16.StrukturVertikalBangunan2

Padarekayasastrukturdenganperbedaandenahpadasatumassa,halyangdapatdilakukanadalahdenganmemberikantransferdiafragmapadaatapdenahbagianbawahsehinggaframepadadenahtersebutberfungsisebagaipenyalurgaya.Padasistemini,strukturkeseluruhanbangunantetapmenjadi satu kesatuan; tidak terjadi pemisahan tanggung jawab menjadi struktur utama danpendukung. Selanjutnya yaitu sub horizontal, struktur yang dipilih adalah transfer diafragma.Keuntunganstrukturiniadalahmemudahkandalamrekayasabentukdanpenetrasistruktur.Penetrasidilakukanuntukmenyediakanaksesutilitas,aksessirkulasivertikal,danmemenuhikebutuhanbentukelips pada bangunan. Penetrasi dilakukan memenuhi ketentuan yang ditetapkan yaitu hanyadilakukan pada bagian tengah sehingga tidak mengganggu akor diafragma dan apabila terpaksadilakukanpadabagianujung,steelbracingatauframevierendeeldigunakan.

Page 11: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

PutriAlifa,AgungKumoro,Suparno/JurnalSENTHONG2019

837

Gambar17.StrukturHorizontalBangunan1

Sumber:SeismicDesignforArchitect,2008

5.KESIMPULANDANSARAN

Pendekatanseismikdigunakansebagaidasarpengembanganrekayasastrukturbangunanyangbersifatterikatpadaaturandasarpenyalurangayadansistemstrukturbangunantetapitidakterikatpadabentuk-bentuktertentu.Analisistapakmenghasilkanbeberapaketentuansebagaiberikut:

I. Kebutuhanbentukmassayangaerodinamis

II. Kebutuhanpenambahanstrukturlapisanbangunanyaknibraceyangberbentuksegitiga

III. Kebutuhansistempanggunguntukmengalirkanudarapadabagianinteriorbangunan

IV. Kebutuhan peninggian ketinggian tanah pada daerah sekeliling bangunan untuk mereduksikebisingandariluar

Analisis peruangan dilakukan untuk menghasilkan jumlah massa, ketinggian bangunan, danpenghubungantarmassa.Analisistampilanmemberikanhasilgubahanmassaaerodinamisyanglebihsimetris dengan jembatanantarmassa sebagai ruang transisi.Adaptasi rekayasa strukturdari hasilanalisis sebelumnyadilakukandalamtigakelompokutamayaituadaptasi strukturpondasidenganpilihansistemrakitdantiangpanjangsertapeninggianketinggiantanahpadasekelilingbangunan.Adaptasi struktur vertikal dilakukan dengan pemilihan struktur bracing frame danmomen frame.Adaptasi struktur horizontal dengan pemilihan sistem diafragma transfer. Penetrasi diafragmaditanggapi dengan penggunaan steel bracing. Selain itu, balok tanpa diafragma digunakan untukmenanggapiketinggiantiaplantai.

DAFTARPUSTAKA

Blackwell,Wiley.2012.NeufertArchitect’sData.Jerman:BlackwellPublishingLtd.

Charleson,Andrew.2008.SeismicDesignforArchitects.Oxford:ElsevierLinacreHouse.

FThomas,RChaneydanRTseng.2018.AnalysisofCommunityTsunamiEvacuationTime:anOverview.Indonesia:IndonesianInstituteofSciences.

Muhaimin, dkk. 2016. Analisis Resiko Gempabumi di Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Bogor: IntitutPertanianBogor.

Mutaqin,BachtiarWahyu.2016.PemetaanTingkatKerawananBencanaTsunamidiPantaiSelatanKabupatenCilacapJawaTengah.Yogyakarta:UniversitasGajahMada.

Page 12: Putri Alifa, Agung Kumoro, Suparno/ Jurnal SENTHONG 2019

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

838

Rachman, Arip P dan Mahatma S Suryo. 2015. Penerapan Sistem Evakuasi Tsunami di KawasanPerkotaan Kabupaten Cilacap, Kasus: Kecamatan Cilacap Selatan. Bandung: Pusat LitbangPermukiman,BadanLitbangKementerianPekerjaanUmum.

Sadly,Muhamaddkk.2017.KatalogTsunami2017.JakartaPusat:BadanMeteorologidanGeofisika.

Suryana.2010.MotodologiPenelitian;ModelPraktisPenelitianKuantitatifdanKuantitatif.Bandung:UniversitasPendidikanIndonesia.

Suryana, Cahya. 2007. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.