master sgd 17 entero

Upload: adhika-manggala-dharma

Post on 04-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Lbm 1 fisiologi enterohepatikStep 1

Enterohepatik : organ2 yng berada dalam cavum abdomen yang saling berhubungan dengan traktus digestivus dan berhubungan dengan hepar.

Step 2

1. Hepar

Anatomi, fisiologi, histologi

2. Lien

Anatomi, fisiologi, histologi

3. Kandung empedu

Anatomi, fisiologi, histologi

4. pancreas

Anatomi, fisiologi, histologi

5. Penyakit2 yang menyerang enterohepatik

6. Hubungan antara organ2 enterohepatik

Step 3

1. Hepar

Anatomi

Organ terbesar dalam tubh sperti baji, berat 1,5 kg. Warna merah kecoklatan. Prgan yg ditutupi oleh peritoneum, kecuali : area nuda hepatis, sulcus vena cava, fossa vesica biliaris. Letaknya di cavum abdomen regio hypochondriaca dextra hingga bisa mencapai r egia hypochondriaca sinistra.

Facies :

Facies diafragmatica (convex) ( menghadap diafragma. 4 pars : pars superior anterior, pars posterior, pars dextra.

Facies visceralis ( menghadap pada oragn2 yg ada di cavum abdomen.

Lobus dextra : impressio colica, impressio biliaris, impressio renalis, supraren, vena cava.

Lobus sinistra : tuber omentale, sulcus esofagus, impressio gastrica

Antara facies diaphragmatica da visceral dipisahkan oleh margo inferior seblaj anterior, posterior belum jelas.

Lobus

Ada 2 lobus (anterior) : dextra dan sinistra

Posterior 4 lobus: dextra, sinistra, lobus quadratus dan caudatus

Anatomis : berdasarkan letaknya ( fissura sagitalis sinistra

Fisiologis : peraliran vasa, kelenjar empedu, nodus limpatikus ( fossa sagitalis dextra (linea chantlie)

Penggantung

-lig.venosum arantii

-lig.teres hepatis

-lig.coronarium

-lig.triangulare

-lig.falciformis

-Omentum minus

Vascularisasi :

A.hepatica , v.porta hepatis dan v.hepatica

Innervasi

Simpatis : nervus hepaticus dari pleksus sympaticus

Parasimpatis : n.vagus

Fisiologi

Penyimpanan glikogen, lemak, vit. A,D,E,K , B12 dan zat besi. Metabolisme menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan menubah kembali menjadi glukoa dalm bntuk enzim

Detoksifikasi , inaktivasi hormon dan detoksifikasi obat, fagositosis eritrosit serta zat asing yang terintegrasi dalam darah

Metabolisme protein : sinetsis asam amino, pembentukan urea dan penyimpanan protein

Metabolisme lemak melalui ketogenesis kolesterol dan penimbunan lemak

membentuk dan megekskresikan empedu mulai dari 500 -1000 ml sebagai penyimpanan besi dalm bentuk ferritin kecuali Hb darah sabgai fagositosis oleh sel kupfffer

membentuk porferin -> hematopoiesis

histologi

terdapat berbagai sel hepatosit : mengeluarkan empedu ke dalam saluran halus yg disebut kanallikulis biliaris

sel kupffer : makrofag di hepar, menghasilka protei yag berhubungan dgn sistem imun. Sel ini mempunyai reseptor permukaan untk imunoglobulin dan komplemen serta mengekskresikan sitokin, IL-1

Sel stellata (sel ito) : di tengah lobulus klasik dlm keadaan normal fungsinya menyimpan lemak dan vitamin A

Pit cell : termasuk dalam sistem imun ( natural kiler cell

2. Lien

Anatomi

Warna merah kecklatan, resio hypochondirum sinistra, bentuk oval. Bagian anteroir dibatasi oleh lambung, cauda pancreas, fleksura coli sinistra dan ren sinistra dikelilingi oleh peritoneum. Posterior: pleura sinistra

Diperdarahi oleh a.lienalis cabang a.coliaca

Mengikuti perjalanan a.lienalis yang berasal dari pleksus hemoroidalisFacies diaphragma : diphargma dan cosat X

Facies visceralis : renalis, gastrica dan colica. Bangunan hilus lienalis ( vasa lienalis, nodi lymphatici, nervus2

Margo superior dan inferior

Ekstremitas anterior dan posterior

Ligamentum lienalis, lig.gastrolienalis

Vaskularisasi : a.lienalis hilus lienalis

Innervasi : simpatis : T6-T10, Parasimpatis : nervus vagus

Fisiologi Menyimpan 1/6 volum darah dalam tubuh sebagai reservoir darah, sinus venosus 9sistem vena yg menyimpan )dan pulpa ( eritrosit mudah keluar dari trabekula) Merusak Hb

Penyaring darah karena mempunyai RES

Mendaur ulang besi dengan makrofag

Selama featus berperan sbg pembentuk darah

histologi

3. Kandung empedu

Anatomi

Batas teluar dari m. rectus abdominis dan berhubungan arcus costa dextra (cartilago costa IX) , bnetuk seprti buah pear, 9 cm, kapasitas 50 ml, berada di atas colon transversum dan dekat dengan duodenum.

3 lapisan :

Tunica serosa

Tunica muskularis

Tunika mucosa

Vaskularisasi : a. cystica cabang a.hepatica , v. Cystica bermuara pada vena portaInnervasi : parasimpatis : n.vagus. simpatis : T6-T10

FisiologiMenyimpan cairn empeduSel2 hepatosit - kanalikuli biliaris kanalilkuli porta duktus hepticus dex et sin ductis hepaticus communis ductus choledochus ductus cysticus vesica fellea

Histologi

Tunica mucosa , lamina propia, tunica muskularis, tunica serosa.

Ada 2 tipe sel : clear cell menghasilkan mukus, brush cell menghasilkan mukus dan mengabsorpsi air

Sel epitel mengandung bnyak mitokondria, permukaan apikal mengandung bnyk mikrovili

4. pancreas

Anatomi

Organ eksokrin dan endokrin di cavum abdomen. Terletak di retroperitoneal dan sebagian intraperitoneal, panjang 15 cm , lebar pada umumnya 5 cm, berat 60-90 gram. Dibagi menjadi caput, collum, corpus dan cauda pancreas. Ada bagian yang disebut Proc.uciantus dan incisura pancreatic.Caput pancreas berbatasan dengan corpus pancreas.diantara caput dan corpus membentuk incisura pancreatic yang dilalui vasa mesenterica superior. Cauda pncreas terletak regio hypochondrium sinistra berjalan menuju hilus lienalis.

Vaskularisasi : A.pancreatico duodenalis superior cabang dari aorta abdominalis dan mengalirkan darah ke vena cava inferior melalui vena hepatica

Innervasi : simaptikus : T6-T10 , parasimpatis : n.vagus (N.X)

FisiologiEndokrin : sel A,B, D, F dan ada 4 sel anakanSekresi sel2 ini langsung ke pembuluh darah

Eksokrin

Sel sel asini mengasilkan beberapa enzim yang diekresikan melalui ductus pancreas yang bermuara ke duodenum

Berfungsi mencerna karbohidrat, protein dan lemak.

histologi

sel A , hati dan jaringan adiposa. Merombak cadangan lipidsel B / insulin .target di sebagian besar selnya, efek pengambilan glukosa oleh sel

sel Gamma / somatostatin . target sel Langerhans alin dan sel epitel saluran pencernaan, efek menghambat ekskkresi insulin dan glukagon, ekresi enzim pencernaan

Sel F. Mengambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pancreas, target di organ pencernaan.

5. Penyakit2 yang menyerang enterohepatik

Sirosis hepatis

Kolesititis

Hepatitis

Kanker

6. Hubungan antara organ2 enterohepatik

STEP 7

1. Hepar

Anatomi, fisiologi, histologi

Anastomosis Porta-Sistemik

1. 1/3 bawah esophagus ( r. esofagealis v. gastrica sinistra (porta) beranastomosis dengan v. esofageales (sistemik).

Anatomi klinik : varises esophagus.

2. Pertengahan atas canalis analis ( v. rectalis superior (porta) beranastomosis dgn v. rectalis media dan v. rectalis inferior (sistemik).

Anatomi klinik : hemorrhoid.

3. Di sekitar umbilicus ( ramus sinistra v. porta hepatis (porta) beranastomosis dgn vena superficial dinding anterior abdomen (sistemik).

Anatomi klinik : caput medusa.

4. Vena-vena di colon ascendens, colon descendens, duodenum, pancreas, hepar (porta) beranastomosis dgn v. lumbalis, v. renalis, dan v. phrenicae (sistemik).

Anatomi klinik : perdarahan colon.

Histologi

Hati dibungkus oleh simpai tipis jaringan ikat (kapsula Glisson) yg menebal di hilum tempat vena porta dan a. hepatica memasuki hati dan duktus hepatikus kanan dan kiri serta tempat keluarnya pembuluh limfe

Lobulus Hati

Komponen structural utama dari hati adalah sel hati (hepatosit) diantara lobulus terdapat penyekat yang disebut septum interlobularis, disini juga terdapat celah portal atau portal triad atau trigonum Kiernan yang terletak pada sudut lobulus yang berisi vasa interlobularis, duktus biliaris dan pembuluh limfe celah diantara hepatosit dsbt sinusoid yg merupakan pembuluh darah yang melebar secara tidak teratur, terdiri atas sel-sel endotel

sel-sel endotel dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh celah subendotelial yg dikenal sebagai celah Disse, yg mengandung mikrovili dari hepatosit, hal ini yg memungkinkan pertukaran makromolekul dg mudah dari limen sinusoid ke sel hati dan sebaliknya

sinusoid juga mengandung sel fagosit yaitu sel kupffer yg berfungsi memetabolisir eritrosit tua,

pada celah disse terdapat sel penimbun lemak (sel ito ) yaitu sel stelata

( Histologi Dasar edisi ke-8 & Atlas Histologi di Fiore )

Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus.Di pusat setiap lobulus terdapat vena centralis yg dikelilingi lempeng lempeng sel hati yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial.Jaringan ikat disini membentuk TRIAD PORTA.Darah arteri dan vena mula mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena central.Dari sini darah memasuki sirkulasi umum mll vena hepatica.

Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran saluran halus disebut kanalikuli biliaris yg terletak di antara hepatosit.

Sebagai sel eksokrin, hepatosit menyintesis dan membebaskan empedu ke dalam sistem duktus aksretorius, yaitu kanalikuli biliaris.Hepatosit juga merupakan sel endokrin. Sel ini membebaskan bnayak produk lagsug ke dlm aliran darah saat darah mengalir mll sinusoid dan berkontak langsung dg hepatosit.Jadi, hepatosit melaksanakan fungsi eksokrin dan endokrin spt albumin, faktor pembekuan darah protrombin dan fibrinogen.

Hepar terdiri atas satuan heksasonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus terdapat vena sentralis yang dikelilingi lempeng2 sel hati yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta / daerah porta tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta dan cabang duktus biliaris. Darah arteri dan darah vena mula mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena sentral. Dari sini darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatika.

Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang perisinusoidal. Pada dinding sinusoid terdapat makrofag tetap yaitu sel Kupffer. Sel Kupffer adalah fagosit hati khusus yang berasal dari monosit drah yang berfungsi untuk memfagositosis benda2 renik dan debris selular yang mengalir ke sinusoid.

Hepatosit menyekresikan empedu ke dalam saluran2 halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak diantara hepatosit. Kanalikuli ini mengumpul di tepi setiap lobulus di daerah porta sebagai ductus biliaris. Ductus biliaris kemudian menjadi ductus hepatikus yang lebih besar yang membawa empedu keluar dari hepar. Di dalam lobulus hati, empedu mengalir dalam kanalikuli biliaris ke ductus biliaris pada daerah porta dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentralis. Jadi, empedu dan darah tidak bercampur.

(Atlas Histologi di Fiore)

Hepar dibagi oleh suatu jaringan ikat ( septum interlobular ) menjadi lobulus-lobulus.

Lobulus berbentuk poligonal. Pada bagian tertentu dari septum terdapat suatu daerah yang disebut trigonum kiernan= portal triad yang merupakan pertemuan 3 lobulus yaitu a. Interlobularis, v. Interlobularis, duktus biliaris dan pembuluh limfe.

Terdapat vena centralis.

Diantara vena centralis terdapat hepatosit yang tersusun secara radier. Hepatosit berbentuk poligonal, ukurannya bermacam-macam, nulkeus besar, bulat, kadang berinti dua.

Didalam hepatosit terdapat sinosoid yang dilapisi endotel secara tidak lengkap dan terdapat sel lain pada sinosoid seperti, makrofag, sel kupffer, kadang eritrosit dan leukosit.

Histologi Dasar

secara umum hepar dibagi oleh suatu jaringan ikat menjadi lobulus lobulus. Lobulus berbentuk polygonal. Pada bagian tertentu dari septum terdapat celah portal yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfe dan saluran empedu

Lobulus hepar :

Pada pembesaran rendah terlihat vena sentralis dan septum interlobular (perifer).Di antaranya terdapat hepatosit yang tersusun radier. Pada pembesaran kuat akan terlihat vena sentralis yang dilapisi endotel. Di dalam lobulus terdapat lempeng yang terdiri dari hepatosit.Lempeng kadang bercabang dan beranastomosis kecuali lamina pada daerah perifer lobulus.Di antara lamina terdapat sinusoid yang mengikuti percabangan dan beranastomosis dari lamina. Sinusoid dilapisi endotel secara tidak lengkap dan terdapat sel sel lain pada sinusoid, seperti makrofag, sel kupfer, kadang eritrosit dan leukosit. Sinusoid akan bermuara ke vena centralis.

KC= kupffer cell, Si=sinusoid

2. Lien

Anatomi, fisiologi, histologi

Anatomi

Intraperitoneal dan merupakan organ RES

Mempunyai dua fasies: diafragmatika dan visceralis(terdapat fasies renalis(ren sinistra), gastrika(gaster) dan colica(flexura coli sinistra))

Letaknya di regio hipocondriaca sinistra

Vask: a. Lienalis(mjd a.pancreatii(vask pankreas), a.gastrika brevis-a.gastroepiploica sinistra(vask gaster)) dan v. Lienalis

Inerv: simpatis (segmen Th VI-X) parasimp (n. vagus)

Organ RES: merusak Hb dan mewarnai bilirubin

Margo inferior dan superior

Ekstremitas anterior dan posterior

Embriologi: dari organ anal fore gut

Lien : sebagai destruksi sel darah merah, putih dan trombositOrgan-organ limfoid menghasilkan limfosit, yaitu tonsil, plaque of playeri

Penggantung Lien- Lig. Gastrolienalis yg membentang dr hilus lienalis smp pada curvature major gaster.- Lig. Lienorenalis

-Lig.phrenicocolicaFisiologiFungsi utama limpa adalah

untuk menyaring darah.karena memiliki jejaring atau network reticular padat,limpa berfungsi sbagai penyaring efektif untuk antigen,mikroorganisme,trombosit dan eritrosit tua atau abnormal.

Limpa juga mendaur ulang zat besi.

Semasa kehidupan vetal limpa adalah organ hemopoetik yg menghasilkan granulisit dan eritrosit namun kemampuan ini menurun setelah lahir.

Berfungsi sebagai reserfoar (menampung)darah karena strukturnya yg longgar mirip spon.Fungsi Limpa. Limpa dibagi menjadi dua daerah sebagai tempat penyimpan darah: sinus venosus dan pulpa. Sinus bentuknya dapat membengkak seperti sistem vena lainnya dan dapat menyimpan darah lengkap.

Pada pulpa limpa, kapilernya begitu permeable sehingga eritrosit mudah keluar dan masuk ke jaringan trabekula yang membentuk pulpa merah, sedangkan plasma tetap mengalir ke sinus venosus kemudian asuk ke sirkulasi sistemik. Eritrosit bisa keluar dan masuk ke dalam sirkulasi ketika terdapat rangsangan sistem saraf simpatis. Selain pulpa merah, terdapat pulpa putih sebagai pembentuk sel-sel limfoid sebagai sistem imun tubuh.

Selain sebagai penyimpan darah, limpa juga berperan dalam penghancuran eritrosit yang tua; hemoglobin dan stroma sel hasil dari pemecahan eritrosit akan dicerna oleh sel reticular endotelial limpa (juga sebagai penghancur bahan infeksius, bakteri, parasit, dll) dan dibuat zat nutrisi bagi pembentukan eritrosit yang baru.

Fungsi ini kurang pada manusia dibanding dengan spesies lainnya, tetapi limpa menampung jumlah darah yang besar (kira-kira 8% dari jumlah sel darah) apakah terdapat di sinus venous atau di jaringan retikuler pada korda. Jika dibutuhkan seperti pada anoxia, jumlah kebutuhan darah yang besar dapat digantikan dalam sirkulasi. Berperan penting dalam menghasilkan antibody untuk melawan antigen didalam darah.ini karena banyak limfosit G dan T dalam limpa selain makrofag.

a.FagositosisFungsi utama dari limpa adalah fagositosis. Sel darah merah yang sudah tua dan rusak setiap hari diperbaiki, begitu juga untuk partikel benda asing, mikroba, antigen, dan sisa sel. Proses ini terjadi di sinusoid dan korda splenika oleh aksi makrofag endothelial.3b.Respon Imun

Limpa merupakan organ limfoid terbesar dalam tubuh, mengandung 25% limfosit T dan 10-15 % limfosit B dari jumlah total populasi. Limpa sebagai respon imun nospesifik berfungsi menghilangkan pathogen dalam darah seperti bakteri dan virus yang dibungkus dengan komplemen. Limpa juga sebagai respon imun spesifik memproduksi antibody, sel plasma, sel memori sebagai responnya terhadap antigen yang terjebak di periarteriolar limfoidd.CitopoiesisPulpa merah mengandung mielosit, eritroblas, dan megakariosit. Pada janin usia 5-8 bulan limpa berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Fungsi berlanjut dan tidak hilang sama sekali pada usia dewasa.

http://aslimtaslim.blogspot.com/2007/11/spelenektomi-dankomplikasinya.html

Guyton A. C., Hall J. E., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGCBilirubin adalah zat kimia yg berwarna kuning dan berbentuk linier.Hiperbilirubinemia (lebih dari 1 mg/dL)

Bilirubin disintesin oleh porfirin yaitu senyawa siklik yang dibentuk oleh penggabungan 4 pyrol melalui jembatan metylen, heme adalah ptyrol yg disentesis dari subsynil Co-A dan glisin yang dikatalisis berturut turut oleh ALA syntase.

3. Kandung empedu

Anatomi, fisiologi, histologi

MORFOLOGI

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).

Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot.Terletak didalam fossa dari permukaan visceral , berkapasitas 50 mL.

Vesica biliaris dibagi menjadi :

Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah margo inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung kartilago costalis IX dextra.

Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.

Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok ke dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis untuk membentuk ductus choledochus

VASKULARISASI

Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dari arteri hepatica dextra.

vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae.

Sejumlah arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.

INNERVASI

Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunika mukosa duodenum karena masuknya makanan dari gaster

sumber : Anatomi Abdomen Oleh Dr. dr. I. Harjadi Widjaja, PA

aliran empedu . saluran empedu panjangnya 3 cm Vesica biliaris berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu. Vesica biliaris mempunyai kemampuan untuk memekatkan empedu, dan untuk membantu proses ini, mukosa vesica biliaris mempunyai lipatan-lipatan permanen yang saling berhubungan sehingga permukaannya tampak seperti sarang tawon. Sel-sel thoraks yang terletak pada permukaan mukosa mempunyai banyak vili.

Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi dan pengkosongan parsial vesica biliaris. Makanisme ini diawali dengan masuknya makanan berlemak kedalam duodenum. Lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari tunika mukosa duodenum. Lalu hormon masuk kedalam darah dan menimbulkan kontraksi vesika biliaris. Pada saat yang bersamaan, otot polos yang terletak pada ujung distal ductus choledochus dan ampula relaksasi, sehingga memungkinkan masuknya empedu yang pekat kedalam duodenum. Garam-garam empedu didalam cairan empedu penting untuk mengemulsikan lemak didalam usus serta membantu pencernaan dan absorbsi lemak.

Dinding Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa

Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.

Epitel

Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel terdapat banyak microvilli.

Lamina Propria

Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus

2. Tunica Muscularis

Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis

Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa

Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.

Dinding kandung empedu terdiri dari mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia yang melekatnya pada hepar.

4. pancreas

Anatomi, fisiologi, histologi

Pancreas punya fungsi endokrin dan eksokrin , teltak retroperitoneal dan sebagain intreperitoneal. Panjang 15 cm, lebar 5 cm, terbentang mulai dari duodenum lien, pancreas dibagi menjadi 4 : caput, corpus, cauda. Pankreas dapat dibagi dalam :

1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung

duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena mesenterica

superior serta dinamakan Processus Uncinatus.

2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan

caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena

portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.

3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan

melintang sedikit berbentuk segitiga.

4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan

mengadakan hubungan dengan hilium lienale.

VASKULARISASI

Arteriae

1. Arteri pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )

2. Arteri pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)

3. Arteri pancreatica magna dan arteri pancretica caudalis dan inferior cabang arteri

lienalis

Venae

Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.

Aliran Limfatik

Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen

akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.

Eksokrin

Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu :

1. sekresi enzimatik poten dan

2. sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3).

Enzim pankreas disintesis oleh retikulun endoplasma dan kompleks Golgi sel asinus, dan kemudian disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis bila diperlukan.

Sel sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas yang bermuara ke duodenum.

Ketiga jenis enzim pankreas yaitu:

1. Enzim-enzim proteolitik, yang berperan dalam pencernaan protein.

Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.

Setelah disekresikan ke dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi

bentuk aktifnya, tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam diatas luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin kemudian secara oktokatalisis mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap inaktif dalam didalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia terbentuk.

Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya,

diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin dan karboksipeptidase, didalam lumen duodenum. Dengan demikian setelah eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung jawab untuk menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.

Ketiga jenis enzim pankreas yaitu:

1. Enzim-enzim proteolitik, yang berperan dalam pencernaan protein.

Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.

Setelah disekresikan ke dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi

bentuk aktifnya, tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam diatas luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin kemudian secara oktokatalisis mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap inaktif dalam didalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia terbentuk.

Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya,

diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin dan karboksipeptidase, didalam lumen duodenum. Dengan demikian setelah eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung jawab untuk menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.

2. Amilase pankreas, berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena amilase tidak membahayakan sel-sel sekretorik.

3. Lipase pankreas, sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang disekresikan diseluruh sistem pencernaan yang dapat menuntaskan lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.

Kolesterol esterase untuk hidrolisis ester kolesterol sedangkan fosfolipase untuk

memecah asam lemak dan fosfolipid.

Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik :

1. Asetikolin : disekresikan ujung nervus vagus parasimpatis dan saraf-saraf

kolinergenik.

2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.

3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.

Endokrin

Terdiri atas 4 sel, yaitu : sel , sel , sel , dan sel F.

Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans.Sekresi sel sel ini berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui pembuluh darah.Sel Hormon Target

utama Efek Hormonal Regulasi.

1. (Glukagon)

Target adalah hati, dan jaringan adiposa. Efek adalah merombak cadangan lipid,

merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.

Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin.

2. (Insulin)

Target adalah sebagian besar sel. Efek adalah membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh somatostatin.

3. (Somatostatin)

Target adalah sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan. Efek adalah menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.

4. F (Polipeptida pankreas)

Target adalah organ pencernaan. Efek adalah menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.

SUMBER :

Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007

5. Penyakit2 yang menyerang enterohepatik

6. ikterus : bila bilirubin bebas atu dikonjungasu tertimbun di dalam darah, sehingga kulit, sklera, dan membrana mukosa berubah menjadi kuning. Dan biasanya dapat dideteksi bila bilirubin plasma total lebih dari 2 mg/dLFisiologi Kedokteran. Ganong. EGCIkterus : gejala kuning karena pigmen empedu yang dapat terlihat pada plasma, kulit, selaput lendir penderita. Sering gejala ikterus merupakan satu-satunya manifestasi penyakit hati.Klasifikasi ikterus : ikterus hemolitik / prehepatikditemukan pada penyakit yang disertai dengan hemolisis eritrosit, misal :- anemia hemolitik didapat ( produksi Hb banyak- sickle cell anemia- malaria (parastit yg dapat melisiskan sel darah merah- thalasemia- keracunan, dsbpada penyakit ini terdapat bilirubin indireck yang meningkat akibat pembentukan yang berlebihan sehingga sel hati tidak dapat mengolahnya ikterus hepatoseluler / parenchymditemukan pada penyakit yang disertai dengan kerusakan hati, misal :- hepatitis virus- penyakit weil- keracunanm, dllyang meninggi adalah B1 dan B2; B1 meninggi karena fungsi sel hati terganggu; B2 meninggi akibat glukuronil transferase dan UDPGA (uridine diiphosphoglucuronic acid) yang keluar dari sel hati mati ikterus obstruktif / posthepatikbiasanya disebabkan oleh batu, radang atau neoplasma, misal :- batu dalam duktus choledochus- cholangitis- tumor saluran empedu, dsbPatologi. FKUIPerubahan patologis pada penyakit hati, kandung empedu, dan pankreas dapat dibagi menjdi 3 jenis : peradangan, fibrosis, dan neoplasma.Peradangan : hepatitis, kolesistitis, pankreatitisFibrosis : sirosis hati dan peradangan kronikNeoplasma : tumor primer hatiPatofisiologi. Sylvia. Buku 1. EGC

bilirubin dapat dibentuk setelah dikonjugasi di ileum dan usus besar. Bilirubin tidak bsa ditemukan di urin terutama pada penderita ikterus.

Syndroma yang bisa menaikkan kadar bilirubin : syndroma prehepatik, syndroma infraheptik, dan syndroma posthepatik

Hepatitis suatu proses inflamasi dan nekrosis yang mengenai sel2 hepatosit, etiologi dapat disebabkan oleh virus, alkohol, bahan kimia, parasit, proses autoimun, iskhemia, misalnya karena syok. Jenis2 virus yg :

Hepatitis A: HAV

HEPATITIS B : HBV

HEPATITIS C : HCV HEPATITIS D : HHDV

HEPATITIS AKUT suatu proses inflamasi dan nekrosis pada hati yang terjadi secara akut, proses tsb dpt disebakan oleh faktor2 disebut si atas. Penyebab yg tersering : hepato tropik

7. Hubungan antara organ2 enterohepatik

SGD 17| 18