blok gastro entero hepatogi
DESCRIPTION
fisiologiTRANSCRIPT
1
Blok Gastro Entero Hepatologi
dr. Simon Marpaung, M.Kes
Dept. Fisiologi
FK UMI
2
Sistem PencernaanMulut
Mulut : rongga oral, terdiri dari : Bibir berotot Memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan Berbicara Reseptor sensorik Langit-langit (palatum) : palatum durum, mole, untuk bernafas,
mengunyah, mengisap → bersamaanBagian belakang → uvula (anak lidah)
l
3
Lidah : Memandu makanan Untuk berbicara Tertanam papil pengecap (taste buds) Faring : Bersama sistem pencernaan :
mulut – faring – esofagus Bersama sistem pernafasan :
hidung – faring – trakea
4
GigiMaloklusi, karena kelainan posisi gigi/terlalubanyak →
Mengunyah tidak efisien Keausan permukaan gigi Nyeri sendi temporo mandibulae (Temporo
Mandibular Joint TMJ)
5
Tujuan mengunyah : Menggiling dan memecah makanan Mencampur makanan dengan air liur Merangsang papil pengecap Secara refleks → sekresi saliva, lambung,
pankreas, dan empedu
6
Tindakan mengunyah dapat : Bersifat volunter Refleks → akibat respons tekanan makanan
ke jaringan mulut → pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir, pipi, dan lidah
7
Saliva (Air Liur)Disekresi 1 – 2 liter air liur per hariKecepatan spontan : 0,5 ml/menit → 5 ml/menitDihasilkan oleh : Kelenjar sublingual Kelenjar submandibulae Kelenjar parotisKelenjar liur minor : → kelenjar bukal
8
Komposisi saliva adalah : 99,5% H2O 0,5% protein dan elektrolit Protein air liur : amilase, mukus, lisozim
9
Fungsinya adalah : Pencernaan karbohidrat Memudahkan proses menelan Efek anti bakteri, oleh lisozim → bakteriolisis
→ membilas bahan makanan bakteri Pelarut → untuk dapat bereaksi dengan papil
pengecap Berbicara Higiene mulut Penyangga bikarbonat dalam air liur →
menetralkan asam → mencegah karies gigi
10
Respons kecepatan sekresi liur terhadap rangsangan kuat, misalnya ketika makananjeruk lemonPenurunan sekresi air liur dikenal :Xerostonia → : Kesulitan mengunyah dan menelan Artikulasi bicara tidak jelas Peningkatan karies gigi
11
Sekresi air liur dapat ditingkatkan melalui 2 jenis refleks yang berbeda, yaitu : Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) Adanya makanan → respons terhadap
kemoreseptor dan reseptor tekanan → aferen → pusat saliva (medulla batang otak) → saraf otonom ekstrinsik → kelenjar air liur → sekresi meningkat
Tindakan gigi → manipulasi terhadap reseptor tekanan → sekresi meningkat
12
Refleks saliva didapat (terkondisi)Dengan berfikir, melihat, bau, mendengar → korteks serebrum → pusat saliva di medivila batang otak → sekresi meningkat
Pusat saliva di medula batang otak →mengontrol derajat pengeluaran air →melalui saraf otonom
13
Pusat saliva di medula batang otak →mengontrol derajat pengeluaran air →melalui saraf otonom.
Jumlah Karakteristik Mekanisme
Saraf simpatis Lebih Kental Kaya mukus sedikit
Sekresi meningkat
Parasimpatis Banyak Encer Kaya enzim
14
Sekresi Air liur, dipengaruhi oleh kontrol Pencernaan saraf
Lainnya, dipengaruhi oleh refleks sistem saraf dan hormon
Di mulut : Pencernaan minimal → oleh amilase →
polisakarida → disakarida Tidak terjadi penyerapan :
(penting → sebagian obat diserap melalui mukosa mulut → contoh : vasodilator nitrogliserin
15
Faring dan EsofagusMenelan (De Glutition) Proses pemindahan makanan dari mulut ke
lambung Refleks all or none Terprogram secara sekunsialBolus makanan → merangsang reseptortekanan di faring → aferen → pusat menelan di medula → secara refleks otot proses menelan aktif → menelan
16
Mula-mula volunter → menelan involunter selama tahap orofaring menelan → esofagusMakanan dicegah kembali ke mulut melalui aktivitas Posisi tidak menekan palatum durum Uvula terangkat dan tersangkut di bagian
belakang tenggorokan → saluran hidung tertutup
17
Laring (kotak suara) bagian awal trakea → tempat pita suara. Selama menelan → Kontraksi otot-otot laring → pita suara
merapat erat Epiglotis tertekan ke belakang → menutupi
glotisMencegah makanan masuk ke saluran
pernafasan Tidak melakukan usaha bernafas Laring dan trakea tertutup → otot faring
berkontraksi → mendorong bolus ke esofagus
18
Esofagus Dijaga Sfingter di Kedua Ujungnya
Menelan → sfingter gastro esofagus tetap berkontraksiApabila isi lambung mengalir ke esofagus → iritasi esofagus → heart burnSfingter gastro esofagus melemas → bolus makanan masuk ke dalam lambung → sfingter gastro esofagus berkontraksi
19
Pada suatu keadaan “aklasia” → sfingter esofagus bawah tidak dapat melemas sewaktu menelan, malah berkontraksi lebih kuat → penimbunan makanan di esofagus → perjalanan makanan ke lambung terhambat → rentan pneumonia aspirasi
20
Sekresi esofagus adalah mukus → bersifat protektif terhadap : Bagian-bagian tajam makanan Asam dan enzim getah lambung apabila
refluks lambungWaktu transit di esofagus 6” – 10” → penyerapan dan pencernaan tidak terjadi
21
Lambung Menyimpan makanan Memulai pencernaan protein dengan
mensekresi HCl dan enzim-enzim protein, mencampur, dan menghaluskan → kimus
Motilitas Lambung : kompleks, dikontrol oleh beberapa faktor, yaitu : Pengisian lambung (gastric filing) Penyimpanan lambung (gastric storage) Pencampuran lambung (gastric mixing) Pengosongan lambung (gastric emptying)
22
Pengisian lambung (50ml – 1000 ml), oleh karena adanya 2 faktor, yaitu :
Plastisitas otot polos lambung→ Kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan.Pada pengisian → serat-serat otot polos teregang → serat-serat melemas tanpa peningkatan ketegangan.
23
Interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam (rugae) → makan → rugae mengecil dan mendatar → melemas dengan peningkatan tekanan yang kecil, disebut relaksasi reseptif.
Penyimpanan lambung (gastric storage)Kontraksi peristaltik lambung dikoordinasi oleh gastric slow wave atau basic electrical rhytme (BER), merupakan pacemaker untuk peristaltik antrum → BER atau slow wave berperan penting pada pengendalian pengosongan lambung.
24
Kecepatan pengosongan lambung bergantung kepada:
Keadaan lambung : Jenis makanan di lambung Volume lambung Keadaan di duodenum : Volume dan peregangan dinding Hiperosmolaritas, kimus pH Hasil pencernaan protein lemak
25
Kesemuanya menginhibisi pengosongan lambung dengan perantaraan : Saraf (refleks entero gastrik) Hormon
Lapisan otot di fundus dan korpus tipis →kontraksi peristaltik lemas → makanan tersimpan tanpa pencampuranAntrum → otot tebal → pencampuran makanan → kimus
26
Pencampuran LambungKontraksi peristaltik lambung → pencampuran makanan → kimus Kontraksi tonik sfingter pilorus → sfingterhampir tertutup → air dan cairan lewat, tetapi kimus sulit untuk melewatinya. Gerakan maju mundur kimus, disebut retropulsi→ kimus bercampur secara merata di antrum
27
Pengosongan LambungDiatur oleh faktor lambung dan duodenumDepolarisasi/hiperpolarisasi otot polos lambung → ekstabilitas otot → menentukan tingkat aktivitas peristaltikEksitabilitas meningkat → BER menghasilkan potensial aksi meningkat → antrum/aktivitas. Peristaltik di antrum meningkat → pengosongan lambung meningkat
28
Faktor di lambung : Jumlah kimus di lambung meningkat →
pengosongan meningkat Peregangan lambung → motilitas lambung
meningkat Derajat keenceran (fluidicity) kimus di dalam
lambung meningkat → pengosongan lambung meningkat
29
Faktor di duodenum, ada 4 faktor, yaitu : Lemak ASam Hipertonisitas Peregangan
Rangsangan → reseptor di duodenum → saraf/hormon → eksitabitas lambung menurun → mengerem motilitas lambung → pengosongan lambung menurun
30
Respons saraf : Pleksus intrinsik refleks enterogastrik Saraf otonom Respons hormon → hormon enterogastron :
sekretin, kolesistokinin, peptide inhibitorik lambung → lambung
LemakLemak dicerna/diserap lambat → siap di usus halus → pengosongan lambat
31
Asam HCl Asam HCl dinetralkan dulu oleh NaHCO3 yang
disekresi pankreas ke dalam duodenum → pengosongan lambung
HipertonisitasHipertonisitas : protein/kanji → asam amino/glukosa → meningkatkan osmolaritas di duodenum → air dari plasma masuk ke dalam duodenum → volume plasma berkurang
32
HipertonisitasHipertonisitas : protein/kanji → asam amino/glukosa → meningkatkan osmolaritas di duodenum → air dari plasma masuk ke dalamduodenum → volume plasma berkurang →
peregangan duodenumUntuk mencegah ini pengosongan lambung ditunda.
33
Di lambung yang hampir kosong terjadi kontraksi peristaltik sebelum makan berikutnya → gerakan menyapu antrum yang hampir kosong ituRasa lapar disebabkan oleh penurunan glukosa yang dimetabolisasi oleh otakEmosi mempengaruhi motilitas lambungKesedihan/rasa takut, nyeri yang hebat mengurangi motilitas lambungMarah/agresi meningkatkan motilitas lambung
34
Muntah (Emesis)Muntah yaitu ekspulsi secara paksa → isi lambung keluar melalui mulut →d/o motilitas abnormalLambung, esofagus, sfingter gastroesofagus, dan sfingter pilorus semua melemas → kontraksi otot-otot pernafasan, yaitu diafragma dan otot abdomen → inspirasi dalam dan penutupan glotis → muntah
35
Penyebab muntah adalah : Stimulasi taktil (sentuh) Iritasi atau peregangan berlebihan lambung dan
duodenum Peningkatan tekanan intrakranium Rotasi atau akselerasi kepala → pusing Nyeri yang hebat Bahan kimia (toxin, obat-obatan), bekerja di bagian
atau saluran pencernaan, merangsang kemoreseptor di chemoreceptor triger zone khusus di otak
Muntah psikis, disebabkan oleh faktor emosi
36
Muntah berlebihan : Volume plasma menurun → gangguan
sirkulasi Alkalosis metabolik
Kantong lambung : sumbu sekresi getah lambungVolume : 2 liter getah lambung/hari
37
Mukosa lambung ada 2 bagian, yaitu : Mukosa oksintik, melapisi korpus dan fundus
Mensekresi : Mukus (encer) Proenzim pepsinogen Asam HCl Faktor intrinsik Daerah kelenjar pilorik (PGA = Pyloric Gland
Area), melapisi antrumMengandung sel endokrin, mensekresi hormon gastrin
38
Di daerah korpus dan fundus : Di bagian kelenjar lebih dalam : Sel parietal (sel oksintik) → sekresi HCl dan
faktor ekstrinsik Sel utama (chief cell) → pepsinogen Sel di bagian leher kelenjar (mukus neck all)
→ mukus Lambung, sekresi : Pepsin → protein → peptide, tetapi masih
molekul besar dan bermuatan listrik → belum bisa diabsorpsi
39
Lipase → lemak → molekul masih besar → belum bisa diabsorpsi
HCl : sel parietal → sekresi ke dalam lambung → pH = 2
Fungsi HCl adalah : Mengaktifkan pepsinogen → pepsin
Dan membuat pH optimal untuk kerja pepsin Memecah partikel besar → partikel kecil HCl dengan lisozym air liur → mematikan
kuman
40
Pepsinogen Konstituen pencernaan utama pada getah
lambung Enzim inaktif dibentuk sel utama Disimpan dalam sel utama sebagai granula
zimogen Disekresi ke dalam lumen lambung →
pepsinogen HCl pepsin, kemudian pepsin mengkatalisis molekul pepsinogen → pepsinogen (otokatalitik “self activating”)
41
Protein pepsin peptida (pH < 7)Untuk mencegah pepsin jangan mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk → pepsin disimpan dalam bentuk pepsinogen
Sekresi MukusDihasilkan oleh sel epitel permukaan dan sel leher mukosa
42
Sekresi MukusDihasilkan oleh sel epitel permukaan dan sel leher mukosaMukus berfungsi : Sawar protektif mukosa lambung dari : Cedera mekanis Pencernaan sendiri (self digestion) Cedera asam → netralisasi HCl dengan mukus
yang bersifat alkalis
43
Sekresi Faktor Intrinsik Faktor intrinsik K = produk sekretorik sel
parietal selain HCl Penting untuk penyerapan vitamin B12 yang
penting untuk eritropoiesis Definisi vitamin B12 → anemia pennisiosa
(pada atrofi mukosa lambung)
44
Sekresi GastrinOleh sel endokrin khusus “sel G” yang terletak di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung → ke dalam darah → kembali ke mukosa oksintik → gastrin → merangsang sel utama dan sel parietal → sekresi lambung meningkat dengan pH menurun.Gastrin bersifat “trofik” (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus.
45
Kontrol sekresi lambung melibatkan 3 fase, yaitu : Fase sefalik
Respons pada kepala (feed forward) → saraf vagus 2 cara, yaitu :
Stimulasi pleksus intrinsik → sekresi HCl dan pepsinogen oleh siekretorik.
Stimulasi DKP → gastric → HCl + pepsinogen meningkat
46
Fase lambungDi dalam lambung ada :
Protein (peptida) Peregangan Kafein → Alkohol Refleks pendek lokal → sel sekretorik →
sekresi lambung meningkat Refleks panjang → saraf vagus ekstrinsik Sel sekretorik → gastrin → sekresi HCl dan
pepsinogen
47
Fase usus : ada 2 komponen, yaitu : Komponen eksitatorik : produk pencernaan
protein di duodenum → sekresi lambung meningkat → gastrin usus ke lambung
Komponen inhibitorik → kimus ke usus halus → sekresi lambung menurun
48
Melalui 3 cara berbeda, yaitu : Makanan ke usus → protein di lambung (-) →
sekresi lambung menurun Makakan ke usus → getah lambung
menumpuk → pH menurun → sekresi lambung menurun → menghambat DKP menghasilkan gastrin → sekresi lambung menurun
Lemak asam, hipertonisitas atau peregangan → motilitas lambung menurun → sekresi lambung menurun
49
Dinding dalam lambung dilindungi dari sekresi lambung oleh sawor mukosa lambungProteksi dinding dalam lambung : Sawor mukosa lambung (gastric mucosal
barrier) Mukus Pertukaran sel yang cepatKadang-kadang proteksi ini rusak → dinding lambung cedera oleh asam dan enzimatik → erosi (mukus peptikum)
50
Penyebab mukus peptikum adalah : Kerusakan proteksi dinding lambung Refleks berlebihan isi lambung ke esofagus Penyaluran berlebihan isi lambung ke
duodenum Infeksi bakteri helicobacter piptoric (± 90%
kamus ulkus) Zat kimia seperti etil alkohol dan aspirin Stress (emosi) → sekresi lambung meningkat
→ asam dan pepsin berdifusi ke dalam mukosa
51
Asam → histamin meningkat → sekresi asam meningkat → histamin → asam meningkatErosi mukosa (ulkus) → konsekuensinya adalah : Pendarahan Perforasi dinding lambungPengobatan : anti histamin (simetidin) menghambat reseptor H2, yaitu : Diet lunak, tanpa alkohol dan kafein Pemotongan saraf vagus ke lambung Pengangkatan antrum lambung → mengeliminir
sumber gastrin
52
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung, sedangkan pencernaan protein dimulai di antrum.Lambung menyerap alkohol dan aspirin, tetapi tidak menyerap makanan.
53
Sekresi Pankreas dan Empedu
Pankreas adalah jaringan eksokrin dan endokrinPankreas : Eksokrin → enzim-enzim pencernaan (oleh sel
asinus) larutan NaHCO3 (sel duktus) Endokrin → insulin dan glukagon
Pankreas Eksokrin→ getah pankreas → 2 komponen : enzimatik protein dan sekresi alkali encer (cair)
54
Sel asinus → 3 enzim pankreas, yaitu : Enzim-enzim proteolitik Amilase pankreas Lipase pankreas
3 enzim proteolitik, yaitu : Inaktif Aktif Tripsinogen enterokinase tripsin Kimotripsinogen tripsin kimotripsin Prokarboksipeptidase tripsin karboksipeptidase
55
Sebagai perlindungan : Tetap inaktif sampai tercapai dalam lumen Inhibitor tripsin
Amilase pankreas (aktif) : Polisakarida → disakarida
Lipase pankreas :Trigliserida (aktif) → monogliserida + asam lemak bebas
56
Insufisiensi pankreas eksokrin adalah steatorea → kelebihan lemak tidak dicerna di feses → 60% – 70% lemak dalam fesesPencernaan protein dan karbohidrat → kurang terganggu oleh karena ada enzim-enzim dari liur, lambung, dan usus
57
Sekresi Alkali Encer PankreasVolume sekresi pankreas : 1 – 2 liter per hari→ NaHCO3 disekresikan oleh pankreas
menetralkan kimus asam-asam yang dikosongkan dari lambung ke duodenum
Sekresi pankreas diatur secara hormonal untuk mempertahankan netralitas isi duodenum dan untuk mengoptimalkan pencernaan
58
Hati melaksanakan berbagai fungsi penting, termasuk pembentukan empeduKe dalam lumen → getah pankreas dan empeduSistem empedu → hati, kandung empedu, duktus-duktus terkaitHati adalah organ metabolik terpenting, sekresi garam empedu Pengolahan metabolik nutrien utama Detoksifikasi Sintesis berbagai protein plasma
59
Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin
Pengaktifan vitamin D Pengeluaran bakteri dan sel darah merah
yang usang Ekskresi kolesterol dan bilirubinSel-sel hati (hepatosit) → berbagai fungsiAktivitas fagositik oleh makrofag residen dikenal sebagai sel Kupffer
60
Lobulus-lobulus hati dipisahkan oleh pembuluh vaskular dan empeduHati tersusun unit-unit fungsional → lobulus, yaitu susunan heksagonal di tengah-tengah vena sentralDi setiap sudut ada 3 pembuluh, yaitu : Cabang arteri hepatika Cabang vena porta Duktus biliaris
61
Dari cabang arteri hepatika/cabang vena porta → sinusoid → vena hepatika → vena central → vena hepatika → keluarPenyalur empedu → kanalikulus biliaris → duktus biliaris → duktus biliaris komunis, menyalurkan empedu ke duodenum
62
Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kantung empedu di antara waktu makan Sekresi : 250 ml/hari – 1 liter/hari Empedu masuk ke duodenum melalui duktus
biliaris, dijaga oleh sfingter oddi
Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi enterohepatikEmpedu = cairan alkali encer, terdiri dari : Garam-garam empedu Kolesterol, lesitin, dan bilirubin
63
Fungsinya untuk : Proses pencernaan Penyerapan lemakGaram empedu : turunan kolesterolGaram empedu → empedu/duodenum → sebagian besar direabsorpsi → darah → sistem porta hepatika → hati → ke dalam kandung empedu→ Pendaurulangan antara usus halus dan hati → disirkulasi enterohepatik
64
Dalam tubuh 3 gr – 4 gr garam empedu Daur ulangGaram empedu ke duodenum : 3 gr – 15 gr
Bilirubin adalah produk sisa yang diekskresikan di empedu
65
Penimbunan bilirubin di tubuh menyebabkanikterus (jaundice)Ditimbulkan oleh 3 mekanisme, yaitu : Ikterus prahepatik atau hemolitik → hemolisis
meningkat Ikterus hepatik → hati sakit, tidak mampu
menangani bilirubin normal Ikterus paskahepatik atau obtruktif → duktus
biliaris tersumbat oleh batu empedu → tidak dieliminasi melalui feses
66
Garam empedu adalah stimulus terkuat untuk meningkatkan sekresi empeduSekresi empedu dapat ditingkatkan melalui mekanisme kimiawi (garam empedu), hormonal, dan saraf
Mekanisme kimiawi : setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu disebut koleretikKoleretik : garam empedu
67
Mekanisme hormonal (sekretin) : sekresi empedu alkalis encerMekanisme saraf (saraf vagus) : aliran empedu Hati sebelum makanan → lambung dan usus meningkat
Kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu di antara waktu makan, serta mengeluarkannya pada waktu makan
68
Sekresi empedu oleh hati terus menerus Transportasi garam aktif + air keluar kandung
empedu → empedu pekat → kans menjadi batu kandung empedu
Hepatitis dan sirrhosis adalah gangguan hati yang paling sering dijumpaiHepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh virus, toxic → alkohol, CCl4, dan obat
penenang
69
Peradangan hati yang berulang/berpanjangan → sirrhosisJaringan hati memiliki kemampuan regenerasi melalui pembelahan sel-sel yang sehatMal fungsi muncul ± 70% – 80% jaringan hati rusak
70
Usus Halus Panjang ± 6,3 m (21 kaki) Lebar ± 2,5 cm ( 1 inch) Dibagi 3 segmen, yaitu : Duodenum 20 cm (8 inch) Jejenum 2,5 m (8 kaki) Ileum 3,6 m (12 kaki)
71
Kontraksi segmental mencampur dan mendorong kimus secara perlahanSegmentasi adalah metode motilitas utama usus halus, mencampur dan mendorong kimus secara perlahanIntensitas kontraksi segmental dipengaruhi oleh : hormon gastrin dan aktivitas saraf ekstrinsik.Refleks gastro ileum → keberadaan kimus di lambung → gastrin → segmentasi ileum → mencampur dan mendorong kimus
72
Isi usus biasanya 3 – 5 jam melintasi seluruh panjang usus halus
Sekresi usus halus tidak mengandung satu pun enzim pencernaanKelenjar eksokrin di mukosa usus halus → 1,5 liter/hari sukus enterikus Tidak ada enzim Fungsinya untuk proteksi dan lubrikasi Menghasilkan banyak H2O
73
Stimulasi lokal kimus pada mukosa usus halus → sekresi sukus enterikus
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, sedangkan enzim-enzim usus halus bekerja intra selDi permukaan luminal sel-sel epitel usus halus → tonjolan seperti rambut disebut brush border, mengandung 3 kategori enzim, yaitu : Enterokinase Disakaridase → sukrase, maltase, dan laktase Amino peptidase
74
Kelainan yang sering terjadi : Intoleransi Laktosa → : (defisiensi laktase) Diare Tidak enak di abdomen
Usus halus beradaptasi dengan baik untuk melaksanakan tugas menyerap zat gizi
75
Usus halus beradaptasi dengan baik untuk melaksanakan tugas menyerap zat gizi. Ca dan Fe diserap sesuai kebutuhan.
Yang lain diserap tanpa pandang bulu. Penyerapan vitamin B12 dan garam empedu di
ileum terminal. Semua yang lain diserap di seluruh usus halus.
76
Mukosa usus halus beradaptasi karena 2 alasan, yaitu : Luas permukaan yang sangat besar Sel-sel epitel memiliki mekanisme
transportasi khususModifikasi mukosa usus halus secara keseluruhan, lipatan, vilus, mikrovilus menyebabkan usus halus memiliki 600 x lebih besar usus halus biasaMalabsorpsi dapat disebabkan oleh kerusakan atau penurunan luas permukaan usus halus.
77
Lapisan mukosa mengalami pertukaran yang cepatDi antara vilus-vilus terdapat invaginasi disebut Kriptus Lieberkuhn → tidak mengeluarkan enzim pencernaanSel-sel epitel terkelupas diganti dengan cepat oleh sel yang baru setiap 3 hariSel-sel bermigresi menuju puncak vilus → enzim-enzim brush border meningkat → penyerapan dan pencernaan meningkat
78
Mekanisme khusus mempermudah penyerapan sebagian besar nutrien
Penyerapan garam dan airNa diserap secara aktif dan pasifDengan adanya gradien elektrokimia → Na+ dari lumen → ke dalam darah difusi pasif Na+ di antara sel-sel epitel, Na+ ke sel epitel di permukaan luminal, dikotransportasi bersama glukosa + asam amino
79
Aktif : Na+ masuk ke antar sel → kapilerPenyerapan Cl-, H2O, glukosa asam amino dari
usus halus dikaitkan dengan Na+ → tekanan osmotik meningkat di antara sel → pemindahan H2O dari lumen menembus sel ke ruang antar
sel → tekanan osmotik menurun, tekanan hidrostatik meningkat → H2O terdorong ke
dalam kapiler → penyerapan H2O meningkat
80
Penyerapan KarbohidratKarbohidrat makanan di usus halus : laktosa, maltosa, sukrosa. Di brush border usus halus → glukosa, galaktosa, dan fruktosaGlukosa dan galaktosa diserap transportasi aktif sekunder → ke darah di dalam vilusFruktosa diserap ke dalam darah melalui difusi terfasilitasiSebagian besar nutrien yang diserap segera disalurkan ke hati untuk diolah
81
Polisakarida → disakarida diserap monosakarida brush border→ glukosa transport bersama Na+ → galaktosa aktif sekunder (kotransport)ke dalam darah (kapiler)
82
Penyerapan Protein Protein makanan (eksogen) Protein endogen (enzim pencernaan, sel
epitel yang terlepas → protein plasma yang bocor) → ke dalam lumen, ± 20 – 40 gr protein setiap hari
Keduanya dihidrolisis menjadi asam amino dan peptida kecil oleh pepsin lambung dan enzim proteolotik pankreas
83
Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke dalam darah melalui mekanisme transportasi aktif sekunder yang bergantung kepada Na+ dan energiPeptida-peptida kecil diuraikan menjadi asam amino oleh amino peptidase yang terdapat di brush border atau oleh peptidase intrasel → ke dalam darah kapiler
84
Penyerapan LemakButir-butir lemak trigliserida oleh garam empedu, menjadi emulsi lemak oleh lipase pankreas menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Produk-produk yang tidak larut air ini diangkut dalam misel yang larut air yang dibentuk oleh garam empedu → sel epitel → usus halus, kemudian terbentuk kembali trigliserida di sel epitel
85
Trigliserida-trigliserida ini bersatu (beragregasi) oleh lipoprotein membentuk kilo mikron yang larut airAsam lemak rantai pendek dan sedang → kapiler darahKilo mikron tidak mampu menembus kapiler darah → ke dalam pembuluh limfe, yaitu lakteal pusat
86
Penyerapan Vitamin Vitamin larut air → secara pasif diserap
bersama dengan air Vitamin larut lemak → misel → secara pasif
diserap bersama pencernaan lemak Vitamin B12 + faktor intrinsik lambung →
diserap di ileum terminal
87
Penyerapan Besi Besi tidak diserap oleh sel Besi dalam → dalam feses makanan Besi yang dapat diserap → ke dalam sel Ke dalam darah, berikatan
dengan transferrinBesi dalam sel Ferritin, cadangan besi yang tidak diserap dalam darah → besi dalam feses
88
Penyerapan Ca2+ dapat melalui : Proses difusi pasif Transportasi aktifVitamin D hormon respons terhadap Ca yang
paratiroid menurunKebutuhan Ca2+ 1000 mg per hari :2/3 diserap dan 1/3 feses
89
Keseimbangan Biokimia Antara Lambung, Pankreas, dan UsusDalam normal, penambahan asam, basa, atau zat kimia = penguranganSelama sekresi HCl oleh sel parietal → sel parietal lambung : Mengekstraksi Cl-, CO2, dan H2O dari darah
Menambah HCO3- ke darah
Selama sekresi NaHCO3, sel-sel duktus
pankreas mengekstraksi HCO3- serta Na+ dari
darah
90
Di dalam lumen usus halus NaHCO3 pankreas
menetralkan HCl lambung untuk membentuk NaCl + H2CO3 yang kemudian terurai menjadi
CO2 dan H2O
Kemudian sel-sel usus menyerap Na+, Cl-, CO2,
dan H2O ke dalam darah sehingga konstituen
yang sebelumnya diekstraksi dari darah → dapat diganti
91
Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolitDiare dan muntah → : Proses netralisasi terganggu Dehidrasi Kehilangan nutrien Asidosis metabolisme akibat keluarnya HCO3
-
92
Penyebab diare adalah : Motilitas usus berlebihan, baik disebabkan
oleh iritasi lokal oleh karena infeksi bakteri, virus, atau stress emosi
Partikel-partikel osmotik aktif → cairan masuk ke dalam lumen, bertahan dalam lumen
Toksin bakteri vibrio cholerae → sekresi cairan meningkat → diare
93
Usus BesarUsus besar terutama berfungsi sebagai organ penyimpan dan pengeringUsus besar terdiri dari : sekum (apendiks), kolon asendens, transversum, desendens, sigmoid, rektumDinding terdiri dari lapisan otot polos longitudinal → taenia koliLapisan otot di bawahnya berkumpul dalam kantong → haustra
94
Kolon menerima ± 500 ml kimus dari usus halus, terdiri dari : Residu makanan (contoh : sellulosa) Komponen empedu yang tidak diserap Sisa cairan → faesesKontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi kolon maju mundur, sementara gerakan masa mendorong isi kolon ke jarak yang jauh
95
Feses dikeluarkan oleh refleks defekasiGerakan masa didorong ke dalam rektum → merangsang reseptor regang di dinding rektum → refleks defekasi → sfingter anus internus melemas, rektum dan kolon sigmoid kontraksi lebih kuat, sfingter anus eksternus juga melemas → defekasi
96
Konstipasi terjadi apabila feses terlalu keringPenyebabnya : Mengabaikan keinginan buang air besar Penurunan motilitas kolon pada usia lanjut,
gangguan emosi, diet rendah serat Obstruksi gerakan feses di usus besar oleh
karena tumor lokal dan spasme kolon Gangguan refleks defekasi Feses tersangkut di apendiks → apendisitis
97
Sekresi usus besar bersifat protektif alamiSekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (NaHCO3), yang fungsinya untuk : Melindungi mukosa usus besar dari cedera
kimiawi dan mekanis Pelumasan, memudahkan feses lewat HCO3
- untuk menetralkan asam-asam
98
Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi lumen menjadi feses500 ml bahan masuk kolon → menyerap 350 ml → feses 150 gr, terdiri dari : 100 gr air, 50 gr bahan padat, terdiri dari : sellulosa, bilirubin, bakteri, dan garam
99
Gas di dalam usus diserap atau dikeluarkanGas yang keluar dari anus (flatus) berasal dari 2 sumber, yaitu : Udara yang tertelan Gas yang dihasilkan fermentasi bakteri di
kolonGas yang menimbulkan suara berdeguk di lumen disebut borborigimGas sebagian diserap, sebagian lagi dikeluarkan melalui anus (flatus)
100
Gambaran Umum Hormon Pencernaan4 hormon pencernaan, yaitu : gastrin, sekretin, kolesistokinin, dan gastric inhibitory peptide (peptida inhibitory lambung)Kimus di lambung (mengandung protein) → gastrin → pada sel parietal dan sel utama → sekresi HCl dan pepsinogen → memulai pencernaan protein
101
Gastrin : Motilitas lambung meningkat Motilitas ileum meningkat Melemaskan sfingter ileosekum Memicu gerakan masa di kolon
102
Sekresi gastrin menurun oleh akumulasi asam di lambungLambung mengosongkan diri → duodenum → sekretin ke dalam darah → 4 fungsi : Menghambat pengosongan lambung,
mencegah asam banyak ke duodenum Menghambat sekresi lambung Merangsang sel-sel pankreas → NaHCO3 →
menetralkan asam Merangsang sekresi empedu (NaHCO3) oleh
hati
103
Kimus dari lambung → duodenum → kolesistokinin (CCK) disekresi oleh mukosa duodenum, berfungsi untuk : Menghambat motilitas dan sekresi lambung
waktu mencerna dan menyerap makanan di duodenum cukup
Merangsang sel-sel asinus pankreas → sekresi enzim pankreas meningkat (terutama lipase)
104
Kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi → empedu mengalir ke duodenum → pencernaan dan penyerapan lemak meningkat
Pengatur asupan makanan yang penting → rasa kenyang
105
Gastric Inhibitory Peptide (GIP), fungsi : Menghambat motilitas dan sekresi lambung,
sebagai respons terhadap lemak asam, hipertonisitas, dan peregangan di duodenum
Merangsang pengeluran insulin → GIP (Glucose-dependent Insulinotropic Peptide (GIP)
106
Simple Receptors: Unencapsulated
Table 13.1.1
107
Simple Receptors: Encapsulated
Table 13.1.2
108
Simple Receptors: Encapsulated
Table 13.1.3
109
Simple Receptors: Encapsulated
Table 13.1.4
110
Processing at the Circuit Level
Chains of three neurons (first-, second-, and third-order) conduct sensory impulses upward to the brain
First-order neurons – soma reside in dorsal root or cranial ganglia, and conduct impulses from the skin to the spinal cord or brain stem
Second-order neurons – soma reside in the dorsal horn of the spinal cord or medullary nuclei and transmit impulses to the thalamus or cerebellum
Third-order neurons – located in the thalamus and conduct impulses to the somatosensory cortex of the cerebrum
111
Processing at the Perceptual Level The thalamus projects fibers to:
The somatosensory cortex Sensory association areas
First one modality is sent, then those considering more than one
The result is an internal, conscious image of the stimulus
112
PAIN Pain is an unpleasant sensory and emotional experience
associated with actual or potential tissue damage or described in terms of such damage. (Pain, Suppl 3, 1986)
Function : warning that something is wrong Cause :
Physiologic / acute pain Pathologic :
1. inflammatory pain
2. neuropathic pain
113
Neuropathic pain arises from disordered, ectopic nerve signals. It is burning or shocklike pain.
Classic cases are post-stroke pain and tumor invasion of the brachial plexus.
114
Receptors & Pathway Receptors : naked nerve endings Categories of pain receptors :
1. Mechanical nociceptors (cutting, crushing, pinching)
2. Thermal nociceptors (temp.extremes)3. Polymodal nociceptors (irritating chemicals)
Fibers :1. Myelinated Aδ (2-5 μm)2. Unmyelinated C (0.4-1.2 μm)
115
Pathway
Pain receptors transmit stimuli through sensory nerves into the dorsal horn.
These impulses synapse in the dorsal horn, cross the cord, and ascend by either the neospinothalamic tract (fast pain) or the paleospinothalamic tract (slow/dull pain).
116
The neospinothalamic tract ascends to the thalamus (pain sensation) and proceeds further to the cortex (precision and discrimination).
The paleospinothalamic tract ascends and branches into the brain stem (pons and medulla) and limbic system.
117
Function of the Reticular Formation, Thalamus, and Cerebral Cortex in the Appreciation of Pain
Pain impulses entering the brain stem reticular formation, the thalamus, and other lower brain centers cause conscious perception of pain.
This does not mean that the cerebral cortex has nothing to do with normal pain appreciation;
However, it is believed that the cortex plays an especially important role in interpreting pain quality, even though pain perception might be principally the function of lower centers.
118
Characteristic of PainFast Pain Slow Pain
Occurs on stimulation of mechanical & thermal nociceptors
Occurs on stimulation of polymodal nociceptors
Carried by myelinated A-delta fibers
Carried by unmyelinated C fibers
Produces sharp, prickling sensation
Produces dull, aching, burning sensation
Easily localized Poorly localized
Occurs first Occurs second; persist for longer time; more unpleasant.
119
Deep Pain The deep structures is relative deficiency
of Aδ fibers. Poorly localized, nauseating, and
frequently associated with sweating & changes in blood pressure.
120
Muscle spasm & Rigidity
Visceral pain can initiates reflex contraction of nearby skeletal muscle. Usually in the abdominal wall → rigid.
Muscle Spasm as a Cause of Pain. This pain probably results from the direct
effect of muscle spasm in stimulating mechanosensitive pain receptors, or
effect of muscle spasm to compress the blood vessels and cause ischemia.
121
122
Pain Suppression(“Analgesia”) System in the Brain and Spinal Cord
Several transmitter substances are involved in the analgesia system; especially are enkephalin and serotonin.
Many nerve fibers derived from the periventricular nuclei and from the periaqueductal gray area secrete enkephalin at their endings.
Thus, the endings of many fibers in the raphe magnus nucleus release enkephalin .
Fibers originating in this area send signals to the dorsal horns of the spinal cord to secrete serotonin at their endings.
123
The serotonin causes local cord neurons to secrete enkephalin as well.
The enkephalin is believed to cause both presynaptic and postsynaptic inhibition of incoming type C and type Ad pain fibers where they synapse in the dorsal horns.
Thus, the analgesia system can block pain