aul lbm 2 entero

Upload: aulia-fitriani

Post on 03-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    1/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    1. Mengapa nafsu makan berkurang?

    Selain menyebabkan demam, IL-1 juga bertanggung jawab terhadap gejala lain

    seperti timbulnya rasa kantuk/tidur, supresi nafsu makan, dan penurunan sintesis

    albumin serta transferin. Penurunan nafsu makan merupakan akibat dari kerjasama

    IL-1 dan TNF- . Keduanya akan meningkatkan ekspresi leptin oleh sel adiposa.

    Peningkatan leptin dalam sirkulasi menyebabkan negatif feedback ke hipothalamus

    ventromedial yang berakibat pada penurunan intake makanan (Luheshi et al.,

    2000)

    2. Mengapa perut tidak nyaman?

    Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan

    oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid,

    amoeba, penimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia,

    kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Keluhan

    dari hepatomegali ini gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan

    muntah, nyeri perut kanan atas, kuning bahkan buang air besar hitam.

    Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya

    hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh. Jika

    pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    2/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    3. Mengapa semakin mual muntah dan demam tidak terlalu tinggi?

    Mekanisme efektor dimulai dengan aktivasi sel T helper (CD4), T sitotoksik

    (CD8), dan sistem komplemen oleh sel fagosit yang terinfeksi. Th selanjutnya

    berdiferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Th1 akan melepaskan IFN- , IL-2, dan

    limfokin sedangkan Th2 melepaskan IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10. Selanjutnya

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    3/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    IFN- akan merangsang monosit melepaskan TNF- , IL-1, PAF, IL-6, dan

    histamin. Limfokin juga merangsang makrofag melepas IL-1. IL-2 juga

    merupakan stimulan pelepasan IL-1, TNF- , dan IFN- . Pada jalur

    komplemen, kompleks imun akan menyebabkan aktivasi jalur komplemen

    sehingga dilepaskan C3a dan C5a (anafilatoksin) yang meningkatkan jumlah

    histamin. Hasil akhir respon imun tersebut adalah peningkatan IL-1, TNF- ,

    IFN- , IL-2, dan histamin (Kresno, 2001; Soedarmo, 2002; Nainggolan et

    al., 2006).

    IL-1, TNF- , dan IFN- dikenal sebagai pirogen endogensehingga timbul

    demam. IL-1 langsung bekerja pada pusat termoregulator sedangkan TNF-

    dan IFN- bekerja tidak secara langsung karena merekalah yang merangsang

    pelepasan IL-1. Bagaimana mekanisme IL-1 menyebabkan demam? Daerah

    spesifik IL-1 adalah pre-optik dan hipothalamus anterior dimana terdapat

    corpus callosum lamina terminalis (OVLT). OVLT terletak di dinding rostral

    ventriculus III dan merupakan sekelompok saraf termosensitif (cold dan hot

    sensitive neurons). IL-1 masuk ke dalam OVLT melalui kapiler dan merangsang

    sel memproduksi serta melepaskan PGE2. Selain itu, IL-1 juga dapat

    memfasilitasi perubahan asam arakhidonat menjadi PGE2. Selanjutnya PGE2

    yang terbentuk akan berdifusi ke dalam hipothalamus atau bereaksi dengan cold

    sensitive neurons. Hasil akhir mekanisme tersebut adalah peningkatan

    thermostatic set point yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis untuk

    menahan panas (vasokontriksi) dan memproduksi panas dengan menggigil

    (Kresno, 2001; Abdoerrachman, 2002).

    4. Mengapa ada sclera ikterik?

    Derajat serum bilirubin paling baik dilihat pada sklera, sklera memiliki afinitas

    terhadap bilirubin karena memiliki elastin yang banyak. Adanya sklera ikterikmengindikasikan kadar bilirubin setidaknya 3.0 mg/dl (normal

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    4/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Harrisons Principles of Internal Medicine

    5. Mengapa urin kecoklatan spt air teh?

    Terdapat 4 mekanisme dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat terjadi :

    1. Pembentukan bilirubin berlebihan2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonyugasi oleh hati

    3. Gangguan konyugasi bilirubin

    4. Pengurangan eksresi bilirubin terkonyugasi dalam empedu akibat faktor

    intra hepatik dan ekstra hepatik yang bersifat obstruksi fungsional/mekanik.

    Penyebab ikterus kholestatik bisa intra hepatik atau ekstrahepatik. Penyebab

    intra hepatik adalah inflamasi, batu, tumor, kelainan kongenital duktus biliaris.

    Kerusakan dari sel paremkim hati menyebabkan gangguan aliran dari garambilirubin dalam hati akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan kedalam

    duktus hepatikus karena terjadinya retensi dan regurgitasi. Jadi akan terlihat

    peninggian bilirubin terkonyugasi dan bilirubin tidak terkonyugasi dalam serum.

    Penyumbutan duktus biliaris yang kecil intrahepatal sudah cukup menyebabkan

    ikterus. Kadang-kadang kholestasis intra hepatal disertai dengan obstruksi

    mekanis didaerah ekstra hepatal. Obstruksi mekanik dari aliran empedu intra

    hapatal yang disebabkan oleh batu/hepatolith biasanya menyebabkan fokal

    kholestasis, keadaan ini biasanya tidak terjadi hiperbilirubinemia karena

    dikompensasi oleh hepar yang masih baik. Kholangitis supuratif yang biasanya

    disertai pembentukan abses dan ini biasanya yang menyebabkan ikterus. Infeksi

    sistemik dapat mengenai vena porta akan menyebabkan invasi kedinding

    kandung empedu dan traktus biliaris. Pada intra hepatik kholestasis biayanya

    terjadi kombinasi antara kerusakan sel hepar dan gangguan metabolisme

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    5/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    (kholestasis dan hepatitis). Ekstra hepatik kholestatik disebabkan gangguan

    aliran empedu kedalam usus halus sehingga akibatnya terjadi peninggian bilirubin

    terkonyugasi dalam darah.

    6.

    Mengapa ada nyeri tekan di kanan atas?

    Nyeri perut bagian atas kanan

    Hati(hepatomegali yang disebabkan oleh karena hati berlemak,hepatitis,atau

    disebabkan oleh kanker hati)

    Kandung empedudan saluran empedu (batu empedu, radang kandung empedu,

    cacing gelang)

    Nyeri usus besar (di bawah daerah hati) (obstruksi usus, gangguan fungsional,

    akumulasi gas, kejang, radang, kanker usus besar)

    7. Bagaimana px enzim transaminase dan mengapa?

    SGOT

    serum glutamic-oxaloacetic transaminase

    )atau disebut juga AST

    aspartate transferase

    )dapat ditemukan di jantung, hati, otot rangka, otak,

    ginjal, dan sel darah merah. Peningkatan SGOT dapat meningkat pada penyakit

    hati, infark miokard, pankreatitis akut, anemia hemolitik, penyakit ginjal akut,penyakit otot, dan cedera.

    SedangkanSGPT serum glutamic-pyruvic transaminase)atau disebut juga

    dengan ALT alanine transferase)terutama ditemukan di hati, dan sedikit di

    ginjal, jantung, dan otot rangka. Penyakit pada jaringan hati menyebabkan

    ensim ini keluar ke dalam darah, sehinga kadarnya meningkat. Jadi SGPT lebih

    http://id.wikipedia.org/wiki/Liverhttp://id.wikipedia.org/wiki/Liverhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_hatihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kandung_empedu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_gelanghttp://drdjebrut.files.wordpress.com/2011/12/sgot-sgpt.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_gelanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kandung_empedu&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_hatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Liver
  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    6/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    sensitif dan spesifik pada jaringan hati daripada SGOT. Secara umum,

    peningkatan SGPT disebabkan oleh penyakit hati. Pada penyakit hati selain

    dari virus, rasio SGPT/SGOT (DeRitis ratio) 1.

    Kedua ensim tersebut bisa meningkat tanpa adanya penyakit yang mendasari,

    seperti latihan atau olahraga yang berlebihan, sebelumnya dilakukan suntikan

    intramuskuler, dan pemberian obat-obatan.

    Kadar normal SGOT: 4-35 unit/L; SGPT: 4-36 unit/L (bervariasi tergantung

    laboratorium yang memeriksa)

    Sumber: Diagnostic and Laboratory Test Reference, 2009

    8. Selain enzim transaminase apakah ada yg lain?

    Produk berikut biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati:

    ALT (alanin aminotransferase), juga dikenal sebagai SGPT (serum glutamik

    piruvik transaminase)

    AST (aspartat aminotransferase), juga dikenal sebagai SGOT (serum

    glutamik oksaloasetik transaminase)

    Fosfatase alkali

    GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT)

    Bilirubin

    Albumin

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    7/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Enzim Hati

    ALT SGPT)adalah lebih spesifik untuk kerusakan hati. ALT adalah enzim yang

    dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati

    dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila adakerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan

    peningkatan pada ALT. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis

    virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan

    empedu.

    AST SGOT)adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal

    dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus

    peradangan hati, peningkatan ALT dan AST akan serupa.

    Fosfatasealkali meningkat pada berbagai jenis penyakit hati, tetapi peningkatan ini

    juga dapat terjadi berhubungan dengan penyakit tidak terkait dengan hati.

    Fosfatase alkali sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim yang serupa, yang dibuat

    dalam saluran cairan empedu dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan dalam

    banyak jaringan lain. Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    8/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    empedu dihambat karena alasan apa pun. Di antara yang lain, peningkatan pada

    fosfatase alkali dapat terjadi terkait dengan sirosis dan kanker hati.

    GGT sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang

    beracun pada hati secara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain

    hati. Serupa dengan fosfatase alkali, GGT dapat meningkat dalam darah pasien

    dengan penyakit saluran cairan empedu. Namun tes GGT sangat peka, dan tingkat

    GGT dapat tinggi berhubungan dengan hampir semua penyakit hati, bahkan juga

    pada orang yang sehat. GGT juga dibuat sebagai reaksi pada beberapa obat dan

    zat, termasuk alkohol, jadi peningkatan GGT kadang kala (tetapi tidak selalu)

    dapat menunjukkan penggunaan alkohol. Penggunaan pemanis sintetis sebagai

    pengganti gula, seumpamanya dalam diet soda, dapat meningkatkan GGT.

    9. Macam macam ikterik

    Klasifikasi ;

    1. Ikterus prehepatik (unconjugated prehepatic hyperbilirubinemia)

    2. Ikterus hepatik (unconjugated hepatic hyperbilirubinemia)

    3. Ikterus hepatik (conjugated hepatic hyperbilirubinemia)

    4. Ikterus posthepatik (conjugated posthepatic hyperbilirubinemia)

    1. Unconjugated prehepatic hyperbilirubinemia :

    Etiologi : anemia hemoltik dan malaria

    Patofisiologi :

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    9/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Pemusnahan ertirosit yang berlebihan akan menyebabkan terbentuknya bilirubin

    indirek banyak, yang kadang-kadang melebihi kemampuan hepar untuk

    mengkonjugasinya sehingga bilirubin direk serum meninggi. Hepar akan berusaha

    untuk mengkonjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk sehingga bilirubin direk

    yang masuk ke intestin bertambah, urobilinogen yang terbentuk bertambah

    sehingga urobilinogen urine dan feses bertambah pula.

    Pemeriksaan laboratorium :

    a. Bilirubin indirek serum meninggi

    b. Urobilinogen urine dan feses positif kuat

    c. Bilirubin terkonjugasi urine positif

    2.

    Unconjugated hepatic hyperbilirubinemia :

    Etiologi : kelainan kogenital (Gilbert syndrome, Crigler-Najar syndrome)

    Patofisiologi :

    Hal ini terjadi karena pemindahan bilirubin indirek dari darah ke sel-sel hepar atau

    konjugasi bilirubin indirek di dalam hepar terganggu.

    Pemriksaan laboratorium :

    a. Bilirubin indirek serum meninggi

    b. Urobilinogen urine dan feses masih positif

    c. Bilirubin urine negatif

    3. Conjugated hepatic hyperbilirubinemia Ikterus parenkhimatosa) :

    Etiologi : virus hepatitis dan sirosis hepatis

    Patofisiologi :

    Peradangan dari sel-sel hepar menyebabkan hepar membengkak, menekankholangiole sehingga permiabilitas dari saluran empedu meningkat. Keutuhan

    saluran empedu terganggu karena nekrosis dari sel-sel hepar. Hal ini menyebabkan

    bocornya bilirubin ke dalam darah. Kemampuan hepar untuk mengkonjugasi

    berkurang karena functio laesa dari sel-sel hepar.

    Pemeriksaan laboratorium :

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    10/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    a. Bilirubin indirek dan direk dalam serum meninggi

    b. Urobilinogen urine dan feses masih positif

    c. Bilirubin urine positif

    4. Conjugated posthepatic hyperbilirubinemia Icterus obstructiva

    extrahepatal):

    Etiologi : sumbatan pada duktus hepatikus, duktus choledokus, ampula Vateri oleh

    karsinoma, batu atau pankreatitis akut, karsinoa pancreas..

    Patofisiologi :

    Bilirubin tidak dapat masuk ke intestinum karena sumbatan tersebut sehinggaurobilinogen tidak terbentuk (urobilinogen urine dan feses negatif), bila

    sumbatannya total. Bilirubin masih dapat masuk ke dalam intestin bila

    sumbatannya tidak total sehingga urobilinogen masih terbentuk (urobilinogen urine

    dan feses positif).

    Sumbatan akan menyebabkan cairan empedu tertahan sehingga tekanan dalam

    saluran empdeu ekstra dan intrahepatal bertambah, permeabilitas bertambah,

    bilirubin bocor ke dalam darah. Selain itu tekanan dalam saluran empedu

    intrahepatal yang bertambah akan menekan sel-sel parenkhim hepar sehingga

    terjadi nekrosis dari sel-sel tersebut dan menyebabkan bocornya bilirubin ke dalam

    darah.

    Pemeriksaan laboratorium :

    a. Bilirubin direk serum sangat meninggi

    b. Urobilinogen urine dan feses negatif pada yang total dan positif pada yang

    partial

    c. Bilirubin urine positif

    IKTERUS OBSTRUKTIF

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    11/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Ikterus jenis ini terjadi pada pascahepatik. Bilirubin yang sudah tekonjugasi

    akan dialirkan melalui duktus biliaris yang kecil dalam hepar. Duktus biliaris yang

    kecil bersatu dan membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari

    permukaan bawah hepar sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang segera

    bersatu menjadi duktus hepatikus komunis. Duktus hepatikus komunis bergaung

    dengan duktus sistikus menjadi duktus kholedekus yang akan bersatu dengan

    duktus pankreatikus membentuk ampula vateri yang bermuara di duadenum. Jika

    terjadi penyumnbatan pada duktus-duktus tersebut maka akan mengakibatkan

    regurgistasi pada cairan empedu yang mengandung bilirubin terkonjugasi. Bilirubin

    akan menumpuk sehingga permeabilitas meningkat mengakibatkan bilirubin kembali

    ke aliran darah. Bilirubin terkonjugasi tersebut akan mewarnai mata dan seluruh

    kulit, karena bilirubin terkonjugasi maka larut air dan akan diekskresi memlalui

    ginjal yang meyebabkan urin berwarna kehijauan. Karena cairan empedu terhalang

    oleh tahanan di duktus-duktus pasca hepatic maka fungsi dari cairan empedu dan

    bilirubin terkonjugasi akan berkurang bahkan hilang seperti emulsi lemak berkurang

    sehingga proses penyerapan lemak di intestine juga menurun ditambah lagi tidak

    adanya bilirubin ke saluran cerna mengakibatkan feses banyak mengandung lemak

    dan berwarna dempul. Jika terjadi sumbatan yang lebih distal hingga menahan

    duktus pankreatikus maka akan terjadi penurunan pengeluaran enzim-enzim

    pancreas yaitu peptidase, amylase dan lipase.

    klasifikasi

    1. Ikterus Hemolitik

    2. Ikterus Hepatoselular

    3. Ikterus Obstruktif

    Gambaran Hemolitik Hepatoseluler Obstruktif

    Warna Kulit Kuning Pucat Oranye-kuning

    mudaatau tua

    Kuning hijau

    muda atau tuaWarna Urine Normal ( atau gelap

    dengan urobilin)

    Gelap ( bilirubin

    Terkonjugasi )

    Gelap ( bilirubin

    Terkonjugasi )

    Warna Feses Normal atau gelap (

    lebih banyak

    sterkobilin )

    Pucat ( lebih sedikit

    Sterkobilin )

    Warna Dempul (

    Tidak ada

    strkobilin )

    Pruritus Tidak ada Tidak menetap Biasanya menetap

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    12/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Bilirubin serum

    indirek atau tak

    terkonjugasi

    Meningkat Meningkat Meningkat

    Bilirubin Serum

    direk atauterkonjugasi

    Normal Meningkat Meningkat

    Bilirubin Urine Tidak ada Meningkat Meningkat

    Uriobilinogen

    Urin

    Meningkat Sedikit Meningkat Menurun

    Buku ajar Patofisiology ,Silvia A . Price

    10.

    Mengapa virus hepatitis hanya menyerang dihepar?

    Ciri-ciri khas virus hepatitis A :

    HAV merupakan anggota famili pikornaviradae. HAV merupakan partikel

    membulat

    berukuran 27 hingga 32-nm dan mempunyai simetri kubik, tidak mempunyai

    selubung

    serta tahan terhadap panas dan asam. Partikel ini mempunyai genom RNA

    beruntaitunggal dan linear dengan ukuran 7,8 kb, sehingga cukup jelas virus ini menjadi

    genus pikornavirus yang baru, Heparnavirus. Hepatitis A mempunyai pravelansi

    yang tinggi

    11.

    DD

    Definisi

    Etiologi

    Etiologi:

    Hati hampir pasti terlibat dalam infeksi yang di salurkan melalui darah , baik

    sistemik mawpun timbul dalam abdomen. Penyakit yang lesi hatinya menonjol

    adalah Tubekulosis milaris, bakteremia stafilokokus, salmonelosis, malaria,

    kandidiasis dan amebiasis. Namun infeksi hati yang utama adalah Hepatitis Virus.

    Patologi Anatomi Robin Kumar.

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    13/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus

    hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E.

    Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis

    infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.

    Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

    www.medicastore.com

    Transmisi secara enteric

    Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV):

    virus tanpa selubung

    tahan terhadap cairan empedu

    ditemukan di tinja

    tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik

    tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal

    virus hepatitis A (HAV)

    digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus

    diameter 27-28 nm dengan bentuk kubus simetrik untai tunggal (single stranded), molekul RNA linier: 7,5 kb

    pada manusia terdiri atas satu serotype, tiga atau lebih genotype

    mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal

    mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer

    replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti yang nyata

    adanya replikasi di usus

    menyebar pada primate non manusia dan galur sel manusia

    virus hepatitis E (HEV)

    kemungkinan diklasifikasikan pada family yang berbeda yaitu pada virus yang

    menyerupai hepatitis E

    diameter 27-34 nm

    molekul RNA linier; 7,2 kb

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/
  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    14/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    genome RNA dengan tiga overlap ORF (open reading frames) mengkode protein

    srtuktural dan protein non-struktural yang terlibat pada replikasi HEV. RNA

    replicase, helicase, cystein protease, methyltransferase

    pada manusia hanya terdiri atas satu serotype, empat sampai lima genotype

    utama

    lokasi netralisasi imunodominan pada protein structural dikodekan oleh ORF kedua

    dapat menyebar pada sel embrio diploid paru

    replikasi hanya terjadi pada hepatosit

    Transmisi melalui darah

    Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis C

    (HCV):

    virus dengan selubung (envelope)

    rusak bila terpajan cairan empedu/detergen

    tidak terdapat dalam tinja

    dihubungkan dengan penyakit hati kronik

    dihubungkan dengan viremia yang persisten

    virus hepatitis B

    virus DNA, hepatotropik, hepadnaviridae

    terdiri atas 6 genotipe (A sampai H), terkait dengan derajat beratnya dan

    respon terhadap terapi

    42 nm partikel sferis dengan:

    o Inti nukleokapsid, densitas electron, diameter 27 nm

    o Selubung luar lipoprotein dengan ketebalan 7 nm

    Inti HBV mengandung ds DNA partial (3,2 kb) dan:

    o Protein polymerase DNA dengan aktivitas reverse trancriptase

    o Antigen hepatitis B core (HBcAg), merupakan protein structural

    o Agen hepatitis B e (HBeAg), protein non structural yang berkorelasi secara

    tidak sempurna dengan replikasi aktif HBV

    Selubung lipoprotein HBV mengandung:

    o Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg), dengan tiga selubung protein:

    utama, besar, dan menengah

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    15/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    o Lipid minor dan komponen karbohidrat

    o HBsAg dalam bentuk partikel non infeksius dengan bentuk sferis 22 nm

    atau tubular

    Satu serotype utama dengan banyak subtype berdasarkan keanekaragaman protein

    HBsAg

    Virus HBV mutan merupakan konsekuensi kemampuan proof reading yang terbatas

    dari reverse transcriptase atau munculnya resistensi, hal tersebut meliputi:

    o HBeAg negative mutasi precorelcore

    o

    Mutasi yang diinduksi oleh vaksin HBV

    o

    Mutasi YMDD oleh karena lamivudin

    Hati merupakan tempat utama replikasi disampin tempat lainnya

    Virus hepatitis D (HDV)

    Virus RNA tidak lengkap, memelutkan bantuan dari HBV untuk ekspresinya,

    patogenesitas tapi tidak untuk replikasi

    Hanya dikenal satu serotype dengan tiga genotype

    Partike sferis 35-27 nm, diselubungi oleh lapisan lipoprotein HBV (HBsAg) 19

    nm struktur mirip inti.

    Mengandung suatu antigen nuclear phosphoprotein (HDV antigen)

    o Mengikat RNA

    o Terdiri dari 2 isoforms: yang lebih kecil mengandung 195 asam amino

    dan yang lebih besar mengandung 214 asam amino

    o Antigen HDV yang lebih kecil mengangkut RNA ke dalam inti;

    merupakan hal esensial untuk replikasi

    o Antigen HDV yang lebih besar: menghambat replikasi HDV RBA dan

    berperan pada perakitan HDV

    RNA HDV merupakan untai tunggal, covalently close dan sirkular

    Mengandung kurang dari 1680 nukleotida, merupakan genom RNA terkecil

    diantara virus binatang

    Replikasi hanya pada hepatosit

    Virus hepatitis C (HCV)

    Selubung glikoprotein. Virus RNA rantai tunggal

    Partikel sferis, inti nukleokapsid 33 nm

    Termasuk klasifikasi Flaviridae, genus hepacivirus

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    16/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Genom HCV terdiri atas 9400 nukleotida, mengkode protein besarsekitar residu

    3000 asam amino

    o 1/3 bagian dari poliprotein terdiri ats protein structural

    o Protein selubung dapat menimbulkan antibody netralisasi

    o

    Region hipervariabel terletak di E2

    o Sisa 2/3 dari poliprotein terdiri atas protein non structural (dinamakan

    NS2, NS3, NS4A, NS4B, dan NS5B) terlibat dalam replikasi HCV

    Hanya ada satu serotype yang dapat diidentifikasi, terdapat banyak genotype

    dengan distribusi yang bervariasi di seluruh dunia.

    IPD FK UI, Jilid I

    1. patofisiologi

    1. system imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    a.

    melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    b. produksi sitokin di hati dan sistemik

    2. efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien dengan immunosupresi

    dengan replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung

    IPD FK UI

    1. ikterus prahepatik

    akibat produksi bilirubin yang meningkat, yang terjadi pada hemolisis seldarah merah ( ikterus hemolitik ). Kapasitas sel hati untuk mengadakan

    konjugasi terbatas apalagi bila disertai oleh adanya disfungsi sel hati.

    Akibatnya bilirubin indirec akan meningkat. Dalam batas tertentu bilirubin

    direk juga meningakt dan akan segera diekskresikan kedalam saluran

    pencernaan, sehingga akan didapatkan peninggian kadar urobilinogen didalam

    feses dan urine.

    2. ikterus pascahepatik ( obstruktif )

    bendungan dalam saluran empedu akan menyebabkan peninggian bilirubin

    konjugasi yang larut dalam air. Sebagai akibat bendungan, bilirubin ini akan

    mengalami regurgitasi kembali kedalam sel hati dan terus memasuki

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    17/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    peredaran darah. Selanjutnya akan masuk ke ginjal dan diekskresikan oleh

    ginjal sehingga kita akan menemukan bilirubin dalam urine. Karena adanya

    bendungan, maka pengeluaran bilirubin kedalam saluran pencernaan

    berkurang, sehingga akibatnya feses akan berwarna dempul karena tidak

    mengandung strekobilin. Urobilinogen dalam feses dan urine akan menurun.

    Akibat penurunan bilirubin direc, maka kulit dan sklera akan berwarna

    kuning kehijauan. Kulit akan terasa gatal

    3. iketrus hepatoseluler

    kerusakan sel hati akan menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu, sehingga

    bilirubin direc akan meningkat. Kerusakan sel hati juga akan menyebabkan

    bendungan di dalam hati sehingga bilirubin darah akan mengalami regurgitasi

    kedalam sel hati yang kemudian akan menyebabkan peninggian kadar bilirubin

    konjugasi di dalam aliran darah. Bilirubin direc ini larut dalam air sehingga

    mudah diekskresikan oleh ginjal. Adanya sumbatan intrahepatik akan

    menyebabkan penurunan ekskresi bilirubin dalam saluran pencernaan yang

    kemudian akan menyebabkan feses berwarna pucat, karena sterkobilinogen

    menurun.

    patogenesis

    Patofis

    Gejala

    Klasifikasi

    HEPATITIS A

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    18/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    sifat A

    masa tunas

    penularan

    kronitas

    karrier kronik

    penyebab

    5-45 hari

    fekal-oral

    tidak

    tidak

    corna Virus (RNA)

    Dahulu sebelum tahun 1968 Hepatitis Virus A disebut Hepatitis infectiosa. Virus Hepatitis A (HAV) termasuk famili Picorna virus dengan genome RNA.Namun penelitian

    terakhir memasukkan HAV ke dalam golongan virus entero 72.

    Bentuk partikel sferis 27-32 nm dengan bentuk kubus simetri

    Virus ini tahan terhadap pemanasan, eter ataupun klorin. (tahan terhadap pemanasan 35C

    sampai 30 menit, tahan terhadap eter/ klorin sampai 30 menit).

    Dapat bertahan sampai 1 bulan dalam keadaan kering.

    Tahan pada kelembaban 42%

    Tahan dalam suhu -20C bertahun tahun

    Rusak jika

    1. Dimasukkan Autoklaf (121C selama 20 menit)

    2. Dididihkan dalam air selama 5 menit

    3. Pemanasan kering 180C selama 1 jam

    4. Sinar UV 1,1 watt 1menit selama 3hari pada 37C

    5. Khlorin 10-15 ppm selama 30 menit

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    19/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Patofisiologi

    a. sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    - melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    - produksi sitokin di hati dan sistemik

    b.efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan tetapi tidak

    ada bukti langsung.

    IPD, jilid 1 edisi IV)

    gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu :

    - Fase Inkubasi

    Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.

    -Fase Prodormal pra ikterik)

    Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dpt

    singkat atau insidious ditandai dg malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran

    napas atas dan anoreksia. Diare atau konstipasi dpt terjadi. Nyeri abdomen biasanya ringan

    dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dg aktivitas akan

    tetapi jarang menimbulkan kolesistisis.

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    20/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    - Fase Ikterus

    Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dpt jg muncul bersamaan dg munculnya gejala.

    - Fase konvalesen penyembuhan)

    Diawali dg menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsihati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut

    biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu.

    IPD, jilid 1 edisi IV)

    1. Manifestasi klinis

    1.

    Fase inkubasi

    merupakan waktu diantara masuknya virus dan saat timbulnya

    gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk setiap virus hepatitis.

    Panjang fase ini tergantung pada inokulum yang ditularkan dan jalur penularan.,

    makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini.

    2. Fase prodromal (pra ikterik)Fase diantar timbulnyakeluhan-keluhan pertama

    dan gejala timbulnya ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai

    dnegan malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas

    dan anoreksia. Mual muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan

    penghidu dan rasa kecap. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Serum sickness

    dapat terjadi pada hepatitis B akut di awal infeksi. Demam derajat rendah

    umumnya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan

    menetap di kuadran kanan atas dan epigastrium, kadang diperberat dengan

    aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.

    3. Fase ikterus Ikterus muncil setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul

    bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    21/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    terdeteksi. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal,

    tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.

    4. Fase konvalesen (penyembuhan) Diawali dengan menghilangnya ikterus dan

    keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada.

    Munculnya perasaan sudah lebih sehat, kembalinya nafsu makan. Keadaan akut

    biasanya membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan

    laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk Hepaitis B.

    Pada 5%-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya 19 th; 2 dosis dengan interval 6-12 bln

    anak> 2 th; 3 dosis

    - indikasi: pengunjung risiko tinggi, homoseks & biseksual, anak di daerah risiko >>, pasien

    yang rentan, pekerja lab, pramusaji, pekerja pemb air.

    HEPATITIS B

    Etiologi

    - Virus Hepatitis B (HBV) termasuk famili Hepadna Virus, mempunyai genome DNA untai

    ganda.

    - Dahulu Hepatitis B disebut Hepatitis Serum.

    - Pada tahun 1965 Blumberg dkk menemukan Australian Antigen (AuAg), yang kemudian

    dapat dibuktikan bahwa AuAg tersebut merupakan Antigen permukaan dari HBV, kemudian

    disebut HBsAg.

    - Partikel DANE atau Virion Hepatitis B adalah partikel yang terbentuk sferis dengan diameter

    42 nm. Bagian terluar partikel Dane adalah envelop atau mantel yang membungkus

    nucleocapsid atau core di bagian dalam.- Partikel Dane yang ternyata adalah partikel dari HBV yang utuh terdiri dari:

    - - HBs Ag - HBcAg - HBe Ag

    - - DNA Polimerase - HBV DNA.

    - Virus hepatitis B dapat hidup pada suhu -20C selama 20 tahun atau lebih dan tahan

    pembekuan serta pencairan yang berulang kali.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Hepatitis_B_virus_01.
  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    23/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    - Pada suhu 39C dapat hidup sampai 60 menit,

    - Pemanasan 100C bertahan 10 menit.

    - Tahan terhadap iradiasi sinar ultraviolet.

    - Pada pH 2 4 selama 6 jam virus menjadi inaktif, tetapi antigenitasnya tetap.

    -Aktivitas antigenitasnya akan hilang bila dipanaskan pada suhu 86C selama 60 menit.

    -

    Patofisiologi

    a. sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    - melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    - produksi sitokin di hati dan sistemik

    b. efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan

    tetapi tidak ada bukti langsung.

    IPD, jilid 1 edisi IV)

    Penegakan diagnosis

    - HBsAg: adalah lapisan paling luar dari partikel Dane. Di dalam darah HBsAg selain didapatkan

    dalam keadaan utuh (membungkus partikel Dane) juga didapatkan dalam keadaan lepas sebagai

    partikel bulat dan partikel tubuler. HBsAg adalah suatu lipoprotein. Berdasarkan sifat

    imunologi dari lipoprotein ini HBV dibagi menjadi 4 subtipe: adw, ayw, adr, ayr. Dari segi

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    24/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    epidemiologi ternyata ada perbedaa geografis dan rasial dalam penyebaran masing-masing

    subtipe (misalnya suku Jawa: adw, suku Minang: adr).

    - HBsAg merupakan pertanda (marker) pertama yang muncul setelah terjadi infeksi dengan

    HBV. HBsAg ini dapat diperiksa dalam serum pada masa inkubasi, titernya akan meningkat

    terus dan mencapai puncaknya pada peningkatan aktivitas enzim-enzim transaminase pada fase

    akut. Dengan perbaikan secara klinis maka titer HBsAg juga menurun dan akhirnya menghilang.

    - Anti HBs: adalah antibodi dalam darah yang ditujukan terhadap HBsAg,antibodi ini akan

    muncul pada fase convalescen setelah HBsAg menghilang. Adanya anti HBs menunjukkan bahwa

    tubuh mempunyai pertahanan terhadap HBV, dan merupakan indikator untuk penyembuhan

    - HBcAg: Hepatitis B core antigen, yaitu salah satu antigen yang terdapat dalam inti

    (core). Dengan cara biasa HBcAg tidak dapat dikenal karena tertutup/ diliputi HBsAg.

    HBcAg dapat dideteksi dalam

    - hepatocit.

    - Anti HBc: adalah antibodi yang dibentuk terhadap HBcAg. Dengan teknologi terbaru telah

    dapat diperiksa IgM anti HBc selain anti HBc total. (Sedang anti HBs dan anti HBe masih

    dideteksi sebagai antibodi total yang tediri dari IgM dan IgG)

    - Anti HBc (total) biasanya menetap dalam tubuh seseorang yang terinfeksi HBV.

    - Bila IgM anti HBc positif dan HBsAg positif, berarti Hepatitis B akut.

    - Bila IgM anti HBc negatif, anti HBc positif, HBsAg positif, maka diagnosanya adalah Hepatitis

    B kronik. (Perlu diketahui bahwa pada Hepatitis B kronik, HBsAg akan positif terus). Anti

    HBc merupakan satu-satunya pertanda pada fase jendela (fase buta = fase window).

    -Modifikasi post translasi HBcAg yang dilepaskan ke dalam serum disebut HBeAg, yangmerupakan marker replikasi virus.

    - Marker replikasi virus yang lain adalah HBV-DNA.

    - HBeAg timbul beberapa saat setelah HBsAg positif, HBeAg menunjukkan bahwa virus sedang

    aktif berkembang biak, dan penderita sangat infeksius. Apalagi bila didapatkan HBV-DNA.

    - HBV-DNA digunakan sebagai test pendahuluan sebelum pemberian obat-obat anti virus, seperti

    Interferon, karena obat tersebut lebih efektif bila diberikan pada mereka yang HBV-DNA nya

    positif.

    - Anti Hbe akan timbul setelah HBeAg menghilang dan menunjukkan prognosis yang baik.

    -HBV-DNA merupakan indikator yang lebih baik daripada HBeAg untuk menunjukkan adanya

    replikasi aktif dari virus hepatitis B. Derajat DNA sebanding dengan jumlah partikel virus yang

    infeksius.

    HEPATITIS C

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    25/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Etiologi

    - Hepatitis C disebut juga Non A Non B Parenteral. Hepatitis Non A Non B banyak ditemukan

    pada penderita pasca transfusi.

    - Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa hepatitis C juga ditemukan pada penderita yang

    tidak ada kaitannya dengan transfusi.

    - Serum marker (penanda serologis) hepatitis C yang dapat dilakukan saat ini adalah anti HCV

    (total) dan HCV RNA

    - Berdasarkan homologi urutan nukleotidanya,HCV diklasifikasikan ke dalam genotip-genotipnya.

    Ada beberapa sistem klasifikasi,SIMMONDS mengklasifikasikan genotipe menjadi: 1a, 1b, 2a,

    2b, 3, dan 4. Ternyata genotipe yang berbeda memberikan respon yang berbeda-beda dengan

    interferon.

    Patofisiologi

    a. sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    - melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    - produksi sitokin di hati dan sistemik

    b.efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan tetapi tidak

    ada bukti langsung.

    IPD, jilid 1 edisi IV)

    Penegakan diagnosis

    - Perubahan serologik pada infeksi HCV ditandai dengan timbulnya HCV RNA pada fase dini,

    sebelum terjadinya peningkatan serum transaminase yang karakteristik fluktuatif. HCV RNA

    sudah positif rata-rata 1 2 minggu sesudah infeksi HCV, kemudian akan disusul timbulnya

    anti HCV yang lebih lambat.

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    26/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    HEPATITIS D

    Patofisiologi

    a. sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    - melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    - produksi sitokin di hati dan sistemik

    b.efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan tetapi tidak

    ada bukti langsung.

    IPD, jilid 1 edisi IV)

    Penegakan diagnosis

    - Secara klinik penyakit hepatitis D akut sukar dibedakan dengan hepatitis B akut yang klasik.

    Manifestasi peradangan karena HDV biasanya lebih berat dan kejadian hepatitis fulminan dan

    hepatitis kronis lebih tinggi. Pola penularan virus hepatitis D sama dedengan penularan virus

    hepatitis B.

    - Diagnosis adanya HDV dapat melalui deteksi HDAg pada jaringan hati/ darah atau serum IgM

    anti-HDV, atau antiHDV (total).

    Virus Hep-D HDV)

    Adl suatu partikel virus yg menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada

    infeksi Hep-B. dpt timbul bersamaan dg HBV atau suprainfeksi pd seorang pembawa

    HBV.

    Diagnose dilakukan dg : deteksi HDAg slm infeksi dini n anti HDV slm ato stlh infeksi

    Menimbulkan infeksi hanya jika terbungkus oleh HBsAg

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    27/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Berbeda dg HBV, HDV tergantung scr mutlak pd koinfeksi HBV u/ multipiklasinya so

    hep delta muncul dlm 2 keadaan :

    1. Koinfeksi akut sth pajanan ke serum yg mengandung HDV n HBV

    2.

    Superinfeksi inokulum br hDV pd pembawa kronis HBV

    HEPATITIS E

    Definisi

    Infeksi pada hepar yang disebabkan oleh virus HEV secara enteral

    Etiologi

    Virus hepatitis E yang memiliki ciri-ciri :

    - kemungkinan diklasifikasikan pada famili yang berbeda yaitu pada virus yang menyerupai

    hepatitis E

    - diameter 27-34 nm

    - molekul RNA linier; 7,2 kb

    - genome RNA dengan 3 overlap ORF (open reading frames) mengkode protein struktural dan

    protein non struktural yang terlihat pada replikasi HEV, RNA replikasi, helicase, cystein

    protease, methyltransferase

    - pada manusia hanya terdiri dari 1 serotipe, empat sampai lima genotipe utama

    - lokasi netralisasi imunodominan pada protein struktural dikodekan oleh ORF ke dua

    - dapat menyebar pada sel embrio diploid paru

    - replikasi hanya terjadi di hepatosit

    Patofisiologi

    a. sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    - melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    - produksi sitokin di hati dan sistemik

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    28/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    b.efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan tetapi tidak

    ada bukti langsung.

    IPD, jilid 1 edisi IV)

    Penegakan diagnosis

    - Diagnosis adanya hepatitis E akut dapat dibuat melalui pemeriksaan HEV-RNA dalam tinja

    dengan metode IEM (Immunne Electron Microscopy) dan PCR, atau dengan pemeriksaan IgM

    anti-HEV.

    -Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui FDA

    - IgM dan IgG anti HEV baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset

    - IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit

    - IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan

    Cara penularan

    Hepatitis E (Hepatitis Non A Non B enterik) sangat mirip dengan hepatitis A, baik dalam

    cara penularannya maupun gejala-gejala penyakitnya. Penyakit ini secara epidemi terdapat di

    daerah-daerah dengan sanitasi dan higiene yang buruk (banyak di negara-negara berkembang).

    Penularan virus hepatitis E terjadi secara fekal-oral. Infeksi virus ini pertama-tama dilaporkan

    di India, Pakistan, Afrika Utara, dan Mexico. Di Indonesia dilaporkan epidedmi di daerah

    Cicalengka, Jawa Barat pada tahun 1983 dan di Kalimantan pada tahun 1988. Perjalanan

    penyakit hepatitis E biasanya bersifat ringan, akut, akan sembuh dengan sendirinya bila tanpa

    komplikasi

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    29/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Virus Sinonim Agen Cara

    Penularan

    Masa

    inkubasi

    Usia Risiko penulara Keadaa

    kronis

    karier

    Penya

    kroni

    Pemeriksaa

    laboratoriu

    rofilaks

    HAV Hepatiti

    infeksisos

    Virus R Fekal-oral,

    makanan, a

    15-45 ha

    (rata-rat

    30 hr)

    Anak-ana

    ewasa mu

    Sanitasi buruk,

    hub. Seks deng

    orang terinfeks

    Tidak Tida gM anti HA

    infeksi akut

    IgG anti HA

    infeksi lama,

    imun terhad

    HAV

    -Vaksin

    - Va

    hepat

    dibe

    sebelum

    etelah

    HBV Hepatiti

    s serum

    Virus

    DNA

    Parenter

    al

    Rata-

    rata :

    60-90

    hr

    Setiap

    usia

    Aktivitas

    homoseksual,

    pengguna

    obat melalui

    suntikan i.v,

    bayi yang

    lahir dari ibu

    terinfeksi

    Ya Ya -HBsAg :

    pada

    awitan dan

    infeksi

    akut;Karie

    r HBV

    -Anti-HBs

    :

    memberika

    n imunitas

    terhadap

    HBV

    -Vak

    HBI

    HCV NANBH Virus

    RNA

    Terutam

    a melalui

    darah,

    hub.

    seksual

    Rata-

    rata :

    50hr

    Setiap

    usia

    Pengguna

    obat suntik,

    pasien

    hemodialisis,

    hub seks, bayi

    dari ibu yang

    terinfeksi

    Ya Ya Anti HCV

    RNA HCV

    mendeteksi

    infektivitas

    Tidak

    vaks

    yan

    diketa

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    30/35

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    31/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    riwayat suntik

    riwayat transfusi

    Point pemeriksaan fisik hepatitis

    ikterik

    hepatomegali , deskripsi pemeriksaannya : nyeri tekan, ukuran (berapa cm

    dari px dan ac), tepi tajam --> hepatitis akut, tepi tak rata --> sirosis,

    hepatoma, tepi tumpul --> hepatitis kronis, permukaan licin --> hepatitis,

    permukaan berbenjol --> hepatoma, konsistensi lunak/kenyal --> akut,

    konsistensi keras --> ganas)

    2.

    PenatalaksanaanObat Penghambat Proses Replikasi Virus :

    a. Interferon Alfanative Fahrein Heit/ bionative

    Komposisi: interferon pada leukosit alamiah manusia yang dimurnikan.

    Indikasi : terapi pada pasien penyakit yang resisten rekombinan interferon

    Dosis : Individual

    Kontraindikasi: Hipertensif, pasien yang akan melakukan transplantasi organ.

    Efek samping: Gejala seperti flu, Demam , nyeri otot, Anoreksia, lesu,

    nyeri sendi, mengigil, depresi.

    b. Lamivudine

    3TC- HBV GlaxoSmithKline

    Komposisi: Lamifudine

    Indikasi: Pengobatan infeksi Hepatitis B Kronik dengan replikasi aktif.

    Dosis: Dws: 100mg/hari. Pengobatan dapat di hentikan dengan terjadinya

    serokonvensi HBe AG.

    PO: bisa sesudah dan sebelum makan.

    Kontras indikasi: hipersensitif dgn lamivudin atau dgn obat lainnya.

    Perhatian: kerusakan Ginjal Berat, HAmil & laktasi.

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    32/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Efek Samping: Gejala yang di ikuti dengan infeksi saluran nafas bag. Atas,

    sakit kepala, mual, tidak enak badan, Diare

    Interaksi Obat: Trimetoprin dapat meningkatkan kadar lamivudine dalam

    darah.

    c. Ribavirin

    Rebetol Schering Plough

    Komposisi: Ribavirin

    Indikasi: dalam kondisi interferon -2b atau interferon -2 b pegylated

    untuk terapi hepatitis C Kronik pada pasien dewasa yang mengalami relaps

    setelah mendapat terapi interferon

    Dosis: Dws >18 thn> 75 Kg 600mg 2X / hari pada pagi dan malam

    hari, 75 Kg 400 mg pada pagi dan 600mg pada malam hr.

    PO: setelah makan

    Kontra Indikasi: Pernah terkena penyakit jantung yang berat setidak nya

    6 bulam yang lalu. Hemoglobulinopati

    Efek Samping: Hemolisis, neutropenia, mulut kering, lemah demam, sakit

    kepala, gejala menyerupai flu.

    Interaksi Obat: Zidovudin , Stavudin.

    MIMS Petunjuk dan Konsultasi Ed. 7 2007/2008

    Pengobatan

    Infeksi yang sembuh spontan

    1. rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan

    menyebabkan dehidrasi

    2. mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

    tidak ada rekomendasi diet khusus

    makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang

    paling baik ditoleransi

    menghindari konsumsi alcohol selama fase akut

    3. aktivitas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari

    4.

    penghambatan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan

    malaise

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    33/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    5. tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A, E, D. Pemberian

    interferon alfa pada hepatitis C akut dapat menurunkan risiko kejadian

    infeksi kronik. Peran lamivudin atau adefovir pada hepatitis B akut masih

    belum jelas. Kortikosteroid tidak bermanfaat.

    6.

    Obat2 yang tidak perlu harus dihentikan

    Gagal hati akut

    1.

    Perawatan di RS

    Segera setelah diagnosis ditegakkan

    Penanganan terbaik dapat dilakukan pada RS yang menyediakan program

    transplantasi hati

    2. Belum ada terapi yang terbukti efektif

    3. Tujuan

    Sementara menunggu perbaikan infeksi spontan dan perbaikan fungsi

    hati hati dilakukan monitoring kontinu dan terapi suportif

    Pengenalan diri dan terapi terhadap komplikasi yang mengancam nyawa

    Mempertahankan fungsi vital

    Persiapan transplantasi bila tak terdapat perbaikan

    4. Angka survival mencapai 65-75% bila dilakukan transplantasi dini

    Hepatitis kolestasis

    1.

    Perjalanan penyakit dapat dieprsingkat dengan pemberian jangka pendek

    prednisone atau asam ursodioksikolat. Hasil penelitian masih belum tersedia

    2. Pruritus dapat dikontrol dengan kolestiramin

    Hepatitis Relaps

    Penanganan serupa dengan hepatitis yang sembuh spontan

    IPD FK UI

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    34/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    Komplikasi

    Tertular oleh teman kost hepatomegali

    infeksi hepar akut

    mediator inflamasi

    Perut tdk

    nyaman,

    mual

    muntah

    Nafsu makan

    menurun

  • 8/11/2019 Aul Lbm 2 Entero

    35/35

    AULIA FITRIANI 012106096

    dan reseptor muntah

    obstruksi sel2 hepar karena infiltrate leukosit

    empedu tdk bisa disalurkan shingga terjadi hiperbilirubinemia

    Pemeriksaan enzim transaminase

    Direct : urine

    berwarna seperti airteh

    Indirect : sclera

    ikterik

    HEPATITIS

    VIRUS