masalah eliminasi urin
DESCRIPTION
urinTRANSCRIPT
II. Konsep Kebutuhan Eliminasi Urin
A. Masalah Eliminasi Urin
1. Retensi
Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan kandung
kemih untuk mengosongkan sendiri.
Kemungkinan penyebabnya :
Operasi pada daerah abdomen bawah.
Kerusakan ateren
Penyumbatan spinkter.
Tanda-tanda retensi urine :
Ketidak nyamanan daerah pubis.
Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
Meningkatnya keinginan berkemih.
Enuresis
2. Eniorisis
Ialah keluarnya kencing yang sering terjadi pada anak-anak umumnya malam hari. Kemungkinan
peyebabnya :
Kapasitas kandung kemih lebih kecil dari normal.
Kandung kemih yang irritable
Suasana emosiaonal yang tidak menyenangkan
ISK atau perubahan fisik atau revolusi.
3. Inkontinensia
Inkontinesia Urine ialah bak yang tidak terkontrol.
Jenis inkotinensia:
· Inkontinensia Fungsional/urgensi
Inkotinensia Fungsional ialah keadaan dimana individu mengalami inkontine karena kesulitan
dalam mencapai atau ketidak mampuan untuk mencapai toilet sebelum berkemih.
Faktor Penyebab:
Kerusakan untuk mengenali isyarat kandung kemih.
Penurunan tonur kandung kemih
Kerusakan moviliasi, depresi, anietas
Lingkungan
Lanjut usia.
· Inkontinensia Stress
Inkotinensia stress ialah keadaan dimana individu mengalami pengeluaran urine segera pada
peningkatan dalam tekanan intra abdomen.
Faktor Penyebab:
Inkomplet outlet kandung kemih
Tingginya tekanan infra abdomen
Kelemahan atas peluis dan struktur pengangga
Lanjut usia.
· Inkontinensia Total
Inkotinensia total ialah keadaan dimana individu mengalami kehilangan urine terus menerus
yang tidak dapat diperkirakan.
Faktor Penyebab:
Penurunan Kapasitas kandung kemih.
Penurunan isyarat kandung kemih
Efek pembedahan spinkter kandung kemih
Penurunan tonus kandung kemih
Kelemahan otot dasar panggul.
Penurunan perhatian pada isyarat kandung kemih
Perubahan pola
Frekuensi
Meningkatnya frekuensi berkemih karena meningkatnya cairan.
Urgency
Perasaan seseorang harus berkemih.
III. Asuhan Keperawatan dengan Pemenuhan Kebutuhan Urin
Pengkajian
1. Kebiasaan berkemih
Pengkajian ini meliputi bagaimana kebiasaan berkemih serta hambatannya. Frekuensi berkemih
bergantung ada kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang berkemih setiap hari pada waktu
bangun tidur dan tidak memerlukan waktu berkemih pada malam hari.
2. Pola berkemih
· Frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih menentukan berapa kali individu berkemih dalam waktu 24 jam.
· Urgensi
Perasaan sesorang untuk berkemih seperti seseorang sering ke toilet karena takut mengalami
inkontinensia jika tidak berkemih.
· Disruria
Keadaan rasa sakit atau kesulitan saat berkemih. Keadaan demikianlah dapat ditemukan pada
striktur uretra, infeksi saluran kemih, trauma pada vesika urinaria, dan uretra.
· Poliuria
Keadaan produksi urin yang abnormal pada jumlah yang besar tanpa adanya peningkatan asupan
cairan.
· Urinaria supresi
Keadaan produksi urin yang berhenti secara mendadak.
3. Volume Urin
Volume urin menentukan berapa jumlah urin yang dikeluarkan dalam waktu 24 jam.
4. Faktor yang mempengaruhi kebiasaaan buang air kecil
a. Diet
b. Gaya hidup
c. Stres psikologis
d. Tingkat aktivitas
5. Karakteristik urin
Warna
* Normal : pucat, kekuningan, kuning coklat.
* Merah gelap : perdarahan diginjal / ureter
* Merah terang : perdarahan KK atau uretra
* Coklat gelap : peningkatan bilirubin akibat disfungsi hati bila dikocok busa kuning.
Kejernihan
* Normal : transparan
* Peningkatan protein : keruh atau berbusa
* Bakteri : pekat dan akeruh.
* Bau : Amonia
* Urin berbau buah : DM dan kelaparan akibat aseton dan asam asetoasetik.
Pemeriksaan urin
* Urinalisis
* Berat jenis urin
* Kultur urin
* Bersih tapi tidak harus steril
* Untuk urinalisis/ mengukur BJ, PH, kadar glukosa
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan
· Obstruksi pd uretra
· Defisit perawatan diri: toileting yg berhubungan dengan
· Keterbatasan mobilitas
· Kerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas kulit b.d
· Inkontinensia urin
· Perubahan eliminasi urin
· Kerusakan sensorik motorik
· Resiko infeksi berhubungan dengan
· Higiene personal yg tidak baik
· Insersi kateter uretra
b. Inkontinensia fungsional berhubungan dengan
· Terapi deuretik
· Keterbatasan mobilitas
c. Inkontinensia refleks berhubungan dengan
· Penggunaan anestesi untuk pembedahan
· Inkontinensia stress berhubungan dengan
· Peningkatan tekanan intraabdominal
· Kelemahan otot panggul
· Inkontinensia urgensi
· Iritasi mukosa kendung kemih
· Penurunan kapasitas kandung kemih
· Retensi urin
· Obstruksi leher kandung kemih
Intervensi
- Tingkatkan kesehatan untuk memelihara serta melindungi fungsi sistem kemih yang sehat
- Penyuluhan klien
- Tingkatkan perkemihan normal
- Mempertahankan kebiasaan eliminasi
- Mempertahankan asupan cairan yg adekuat
- Meningkatkan pengosongan kandung kemih secara lengkap.
- Pencegahan infeksi
- Asupan cairan yang adekuat
- Mempertahankan kebiasaan eliminasi
- Obat-obatan (merelaksasikan kandung kemih, menstimulasi kontraksi kandung kemih,
merelaksasi otot polos prostat.