market brief -...
TRANSCRIPT
1
MARKET BRIEF
PPAASSAARR CCAASSAAVVAA SSTTAARRCCHH ((TTEEPPUUNNGG TTAAPPIIOOKKAA))
DDII FFIILLIIPPIINNAA
Daftar isi
1. Pendahuluan
a. Penjelasan tentang Tapioka
b. Data perdagangan
c. Negara Pesaing
2. Selera konsumen
3. Kebijakan perdagangan dan produk turunannya di Filipina
4. Saluran Distribusi Pemasaran
5. Analisis
a. Kekuatan
b. Kelemahan
c. Peluang
d. Hambatan
6. Rekomendasi
7. Lembaga / Instansi yang harus dihubungi dalam kasus sengketa
8. Daftar Importir
2
11.. GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM
a. Deskripsi Produk
Singkong (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok banyak
orang di daerah tropis. Ini adalah tanaman kebun sumber
nafkah bagi para petani kecil berpenghasilan rendah yang
mengkonsumsi umbinya sebagai makanan primer, sekunder,
maupun tambahan. Tanaman ini terutama ditanam untuk diambil
umbinya yang merupakan sumber makanan kaya karbohidrat, dan
dapat berkembang dengan baik bahkan di tanah yang tandus.
Bagian tanaman yang dapat dimakan (daun dan umbia akar)
memberikan vitamin dan protein. Singkong memiliki banyak
nama di berbagai benua. Dalam bahasa Inggris singkong
disebut cassava, tetapi di Amerika Selatan di daerah sekitar
Brasil tanaman itu disebut madioca. Di Afrika di mana bahasa
Perancis lazim digunakan, tanaman singkong disebut manioc.
Di negara-negara berbahasa Spanyol, tanaman singkong disebut
yuca. Di Asia kita menyebutnya Singkong atau Tapioka.
Singkong digunakan dalam tiga bentuk: sebagai makanan
manusia, sebagai tepung atau pati, dan sebagai bahan pakan
ternak. Mirip dengan pasar domestik, persaingan harga dan
kualitas terjadi dalam pasar ekspor pati dan pakan ternak.
Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, kering, dingin dan
beku, singkong dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.
Persaingan terjadi kurang ketat dalam pasar ekspor singkong
sebagai makanan manusia. Penjelasan singkat pasar ini berisi
penelitian dan analisis pasar Pati singkong.
Tepung Tapioka/Pati Singkong terbuat dari potongan singkong
yang telah dikeringkan, kemudian ditumbuk. Untuk memproduksi
tepung singkong (Tapioka) yang baik, singkong yang digunakan
3
harus dalam keadaan baik dan cukup tua. Singkong yang
dipanen setelah ditanam selama 6 bulan masih memiliki kadar
air yang sangat tinggi sehingga kandungan zat Pati hanya
sedikit. Pati singkong umumnya digunakan sebagai bahan untuk
membuat berbagai jenis makanan.
Pati singkong, seperti pati jagung, beras, dan kentang,
bersifat tidak lengket (glutinous) sehingga berbeda dari
Pati gandum rye, triticale, barley dan oat. Zat gluten
(perekat) dalam pati-pati inilah yang membuat roti dan
makanan yang dipanggang lainnya menyatu dan tidak hancur.
Sifat ini telah membuat gluten banyak digunakan dalam
pembuatan banyak makanan olahan dan kemasan. Sifat yang
tidak biasa dari Pati Singkong yaitu bahwa pati yang
berwarna sangat putih, ringan dan bertekstur halus ini
berubah dari buram ke transparan, saat dimasak. Dan ini
menjadi salah satu alasan mengapa Singkong sangat sering
digunakan dalam masakan. Pati Singkong dapat digunakan dalam
pembuatan roti, biskuit, bumbu salada, bubuk puding, tepung
es krim, flakes, bihun, dll.
Pati Singkong merupakan salah satu pilihan ketika ingin
memanggang kue, karena jenis pati ini menghasilkan sebuah
kerenyahan yang sangat diinginkan untuk produk yang
dipanggang seperti kue pastel, muffin, dan biskuit. Tidak
peduli memanggang roti Prancis atau roti tawar, Pati
Singkong sangat cocok untuk tujuan tersebut, yang
memungkinkan Anda menghasilkan roti berwarna sangat putih.
Pati Singkong adalah pengental yang lebih ekonomis mengingat
bahwa pati singkong mengental dalam suhu yang relatif
rendah, yang dapat menghemat energi dalam prosesnya. Karena
4
bisa mengental dengan mudah, koreksi kekentalan saus pada
saat-saat terakhir lebih mudah dilakukan dengan Pati
Singkong dengan segera. Kekentalan tersebut juga tetap
stabil dan tidak menggumpal atau memisahkan saat
didinginkan, tidak seperti tepung jagung. Sehingga, ini
merupakan suatu pilihan yang alami untuk makanan yang
memerlukan pembekuan.
Pati Singkong dapat digunakan untuk mengentalkan isian kue,
saus, kuah, rebusan dan sup serta membuatnya tampak
mengkilap dan menggugah selera. Pati Singkong merupakan
pengental yang sangat baik untuk digunakan dalam panci Crock
Pot atau resep yang membutuhkan cara memasak yang
lama/lambat. Pati Singkong juga bisa digunakan sebagai pati
taburan yang menarik, bila dicampur dengan tepung jagung.
b. Data perdagangan
Bulir gandum masih menjadi bahan baku utama untuk
penggilingan Pati di Filipina. Sebagaimana halnya dengan
negara-negara tropis lainnya, Filipina sangat bergantung
pada impor gandum yang sebagian besar berasal dari Amerika
Serikat, Kanada, dan Australia. Filipina adalah importir
terbesar keempat untuk gandum, setelah Jepang, Mesir dan
China. Karena Pati dihasilkan dari bahan baku impor, bahan-
bahan alternatif yang diproduksi secara lokal sangat dicari.
Kajian yang diadakan oleh Pusat Penelitian dan Pelatihan
Bahan Makanan Umbi Filipina atau Philippine Root Crop
Research and Training Center, yang bekerjasama dengan Ilmu
Kimia Pertanian dan Pangan, menunjukkan bahwa banyak roti
dan produk makanan lainnya dapat diganti dengan Pati
singkong (yang dalam bahasa setempat disebut sebagai
5
"kamoteng kahoy") yang tanpa mempengaruhi kualitasnya.
Namun, Pati Singkong belum berkembang dan meluas sebagai
komoditas komersial, dan belum diproduksi pada skala
komersial.
Filipina adalah salah satu produsen singkong utama di Asia,
bersama dengan Thailand, Indonesia, India, Cina, dan
Vietnam. Pada tahun 2006, negara ini mengekspor 33 metrik
ton dari dua kelompok produk utama senilai US$ 15,648, turun
sebesar 45% dalam hal tonase dan naik 8,7% dalam hal
pendapatan ekspor dari tahun sebelumnya. Meskipun melakukan
ekspor pati singkong, Negara ini juga mengimpor 57,391
metrik ton produk ini pada tahun 2006 senilai AS $ 12 Juta,
naik sebesar 10,6% dalam hal tonase dan naik sebesar 3,9%
dalam hal nilainya dibandingkan dengan tahun 2005. Thailand
memasok setengah dari permintaan negara ini atas pati
singkong senilai AS $ 6 Juta, sementara Vietnam menempel
ketat di belakangnya, yang memasok 46% dari kebutuhan lokal
senilai AS $ 5,6 juta.
Berdasarkan data terlampir yang diperoleh dari Kantor
Statistik Nasional atau National Statistics Office (NSO)
yang berjudul Impor & Ekspor Filipina untuk PATI SINGKONG
(UBI KAYU), Indonesia merupakan salah satu negara
perdagangan utama yang mengekspor produk makanan ini ke
Filipina sebesar total AS $ 98.000 pada tahun 2010, AS $
299.000 pada tahun 2011, AS $ 363.000 untuk tahun 2012, dan
AS $ 274.000 untuk bulan Januari 2013. Mengenai kinerja
perdagangan Indonesia dalam impor Filipina untuk pati
singkong terhadap Dunia pada tahun 2012, Indonesia mendapat
persentase tertingginya pada tahun 2012 untuk periode 5
tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, namun masih
6
sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara pesaing
seperti Thailand dan Vietnam. Pangsa pati singkong Indonesia
dalam impor Filipina berkisar sekitar 0,08% - 1,31%, naik
dari peringkat ke-5 pada tahun 2009 ke peringkat ke-3 pada
tahun lalu. Indonesia menempati pringkat ke-3 dengan
memperoleh bagian 1,31% persen dari total impor Filipina
untuk produk tersebut pada tahun 2012. Terlihat jelas,
persentase pangsa Indonesia untuk impor pati singkong di
Filipina ini terbilang tidak signifikan, tetapi menawarkan
prospek yang besar untuk ekspansi perdagangan dan augmentasi
ekspor, mengingat tingginya nilai impor pati singkong
Filipina. (Lihat Grafik 1)
Grafik 1
IMPOR FILIPINA UNTUK PATI SINGKONG (UBI KAYU)
DARI INDONESIA DAN DUNIA,
TAHUN 2008-2012
7
Ekspor pati singkong Indonesia ke Filipina sejak tahun 2008
hingga tahun 2012 telah secara konsisten ditandai dengan
masuknya Indonesia secara stabil dalam 10 mitra impor teratas
untuk komoditas tersebut. Namun secara jujur, perdagangan pati
singkong Indonesia tidak kompetitif jika dibandingkan dengan
dua negara pengekspor teratas. Dengan jelas, kinerja
perdagangan Indonesia untuk impor tepung singkong ke Filipina
mencapai stabilitas dan pergerakan perdagangan yang positif
dengan keuntungan yang lebih tinggi, terutama pada tahun 2011
dan 2012. Bahkan, selama tiga tahun terakhir dari tahun 2010-
2012, produk pati singkong Indonesia ke Filipina terus
meningkat. Kinerja perdagangan Indonesia untuk impor pati
singkong yang dikirim ke Filipina mengalami penurunan tajam
pada tahun 2009 dengan hanya mendapatkan AS $ 17.000 yang
setara dengan pangsa 0,08%.
8
Tabel 1
IMPOR/EKSPOR FILIPINA UNTUK PATI SINGKONG (UBI KAYU)
TAHUN: 2008-2012, JANUARI 2013/2012
NILAI: '000 FOB US$
VALUE Trend
(%) % Share
%
Change January %
Change
COMMODITY 2008 2009 2010 2011 2012 2008-
2012 2012 (2012-
2011) 2013 2012 (2013-
2012)
HS: 1108.14.00.00
Manioc (Cassava)
Starch
Imports
World 21,537 22,275 24,437 27,250 27,765 7.35 100.00% 1.89% 2,298
3,232
-
28.90%
Indonesia 73 17 98 299 363 83.59 1.31% 21.40% 274
19 1342%
% Share 0.34% 0.08% 0.40% 1.10% 1.31% 11.92% 0.59%
1. Thailand 7,310 15,092 20,278 20,197 16,464 21.11 59.30% -18.48% 1,405
1,459 -3.70%
2. Vietnam 13,910 6,698 4,016 6,467 10,628 -5.57 38.28% 64.34% 605
1,593
-
62.02%
3. Indonesia 73 17 98 299 363 83.59 1.31% 21.40% 274
19 1342%
4. USA - - - - 140 - 0.50% - -
138 -100%
5. Malaysia 21 276 - 158 48 - 0.17% -69.62% 6
23
-
73.91%
9
6. Singapore 16 29 - - 45 - 0.16% - 8 - -
7. France - - - - 33 - 0.12% - - - -
8. Taiwan 76 107 40 - 23 - 0.08% - - - -
9. Korea, Rep of - - - - 21 - 0.08% - - - -
Others 131 56 5 129 - - 0.00% - - - -
Exports
World 12 14 834 - - - - - - - -
Indonesia - - - - - - - - - - -
% Share 0.0% 0.0% 0.0% - - - - - - - -
1. PROC - - 543 - - - - - - - -
2. India - - 237 - - - - - - - -
3. Taiwan - - 25 - - - - - - - -
4. Turkey - - 26 - - - - - - - -
5. Hongkong - 5 3 - - - - - - - -
Myanmar 12 9 - - - - - - - - -
Source: National Statistics Office, Manila (NSO)
10
Saat ini, Filipina dianggap sebagai negara pengimpor pati
singkong dari dunia. Selain itu, neraca rata-rata
perdagangan sebesar 6,7 persen per tahun dengan lebih
mendukung impor dari AS $ 21.500.000 pada tahun 2008 menjadi
AS $ 27.800.000 pada tahun 2012. Neraca perdagangan untuk
pati singkong secara konsisten mengakibatkan defisit untuk
Filipina dari tahun 2008-2012. Untuk impor, pada tahun 2010,
Filipina mengimpor 60 juta kilogram bersih pati singkong
senilai AS $ 21.500.000. Ada peningkatan konstan dalam nilai
impor untuk pati singkong untuk periode 5 tahun tersebut.
Impor mencapai puncaknya pada tahun 2012 di angka 63 juta
kilogram bersih senilai AS $ 27.800.000.
Di sisi lain, data trend impor Filipina untuk pati singkong
dari Indonesia dan Dunia menunjukkan bahwa pangsa Indonesia
dalam produk impor pati ubi kayu dari Filipina telah
mengalami pergerakan naik turun dari peringkat 4 teratas
importir pati singkong Filipina pada tahun 2007, turun ke
peringkat 5 pada tahun 2008, dan bergerak naik ke peringkat
ke-3 pada tahun 2009 hingga tahun 2013, menyusul di belakang
Thailand dan Vietnam.
Mitra dagang utama Filipina lainnya untuk impor pati
singkong adalah Thailand, Vietnam, Amerika Serikat,
Malaysia, Singapura, Perancis, Taiwan, dan Korea Selatan.
Negara-negara Asia Tenggara khususnya Thailand dan Vietnam
sangat kompetitif dalam perdagangan antarnegara ASEAN dengan
Filipina sejauh bersangkutan dengan impor pati singkong,
yang telah mampu menjadi 2 negara teratas pengekspor
komoditas tersebut untuk Filipina. Data tren pada Grafik 2
menunjukkan konsistensi pasar Thailand dan Vietnam dalam
tagihan total impor Filipina untuk pati singkong. Secara
11
terus-menerus selama lima tahun terakhir dari tahun 2008
sampai tahun 2012, kedua negara ini memiliki volume ekspor
tepung singkong yang cukup besar yang dikirim ke Filipina.
Indonesia juga termasuk dalam 5 negara teratas pengekspor
pati singkong ke Filipina. Namun, tampak jelas bahwa ekspor
tepung singkong Indonesia ke Filipina sangat kecil
dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam. Namun demikian,
Indonesia mampu mengungguli negara-negara pengekspor pati
singkong lainnya, seperti Malaysia dan Taiwan.
Grafik 2
IMPORTIR TERATAS UNTUK PATI SINGKONG (UBI KAYU)
DI FILIPINA
TAHUN 2008-2012
Thailand adalah eksportir teratas dalam impor pati singkong
Filipina untuk tahun 2009-2012. Kinerja perdagangan Thailand
ini tidak pernah dikalahkan oleh Indonesia yang hanya
menempati peringkat ketiga dalam dua tahun berturut-turut,
12
2011 dan 2012. Sementara itu, Vietnam menjadi sumber utama
pati singkong untuk Filipina pada tahun 2008, mengalahkan
Thailand yang hanya menempati peringkat kedua.
Di sisi lain, kinerja ekspor Filipina untuk pati singkong
untuk dunia dari 2008-2012 terbilang rendah dan monoton,
dengan hanya mendapatkan AS $ 834.000 sebagai nilai ekspor
tertinggi. Selain itu, kinerja ekspor ini hanya terjadi di
tahun 2010, karena dua tahun berikutnya tidak ada nilai
barang dagangan tercatat untuk ekspor pati singkong dari
Filipina.
Filipina telah mengekspor pati singkong ke enam negara yaitu
Republik Rakyat China, India, Taiwan, Turki, Hong Kong, dan
Myanmar (Lihat Grafik 3). Filipina tidak mengekspor pati
singkong ke Indonesia pada periode tahun 2008-2012. Dengan
demikian, pangsa persentase Indonesia dalam ekspor pati
singkong Filipina selalu nol persen.
13
Grafik 3
PASAR EKSPOR PATI SINGKONG
DARI FILIPINA
TAHUN 2008-2012
Secara konsisten, dari tahun 2008-2012, neraca perdagangan
antara Filipina dan Indonesia untuk perdagangan singkong
selalu menguntungkan Indonesia. Terlepas dari kenyataan
bahwa Filipina mengekspor pati singkong dengan jumlah
tertentu pada tahun 2008, 2009, dan 2010 ke dunia, neraca
perdagangan selalu condong mendukung Indonesia selama lima
tahun terakhir sejak Indonesia tidak mengimpor pati ubi kayu
dari Filipina. Neraca perdagangan antara Filipina dan
Indonesia untuk komoditas Pati Singkong tidak pernah
kompetitif, dan tetap dalam tingkatan yang biasa. Surplus
perdagangan bagi Indonesia sebesar AS $ 299.000 pada tahun
2011, dan minimal meningkat pada tahun 2012 mencapai surplus
perdagangan sebesar AS $ 363.000.
14
c. Negara Pesaing
Thailand saat ini merupakan produsen dan eksportir terbesar
Pati singkong (yang juga disebut dengan tapioka) di dunia.
Singkong dianggap salah satu tanaman pangan ekonomi yang
paling penting di Thailand. Namun, singkong bukanlah makanan
pokok bagi warga Thailand, yang merupakan tanaman komersial
yang diproduksi oleh petani kecil. Hampir semua umbi dipanen
diolah menjadi keripik dan pelet kering untuk diekspor
sebagai pakan ternak, serta menjadi pati, baik untuk
keperluan rumah tangga dan ekspor. Sekitar 80% dari produksi
tersebut diekspor. Singkong saat ini ditanam di sekitar 1,12
juta hektar lahan di 48 provinsi di Thailand, yang
memproduksi lebih dari 20 juta ton singkong. Lima puluh
persen produksi ini digunakan sebagai bahan baku untuk
produksi Pati Singkong dan pati. Singkong komersial pertama
kali ditanam di Thailand Selatan, di mana tanaman tersebut
ditanam di antara deretan pohon karet alami. Banyak tanaman
singkong ditanam di provinsi Songkhla, sehingga banyak
pabrik yang didirikan di sana yang memproduksi pati singkong
dan pati mutiara untuk diekspor ke Singapura dan Malaysia.
Namun, jumlah singkong yang ditanam menurun secara bertahap
karena dominasi pohon karet ketika telah sepenuhnya tumbuh.
5 provinsi teratas dengan jumlah daerah perkebunan terluas
adalah Nakhon Ratchasima, Kampangpetch, Chaiyaphum, Srakaew
dan Chachoengsao. Area tanam tersebut kemudian bergeser ke
arah Timur, seperti Chonburi dan Rayong. Seiring dengan
meningkatnya permintaan pasar, area tanam diperluas ke
provinsi lain, terutama di bagian timur laut. Pasar
pentingnya meliputi Jepang, Taiwan, Cina, dan Indonesia.
Pati Tapioka dan pati dari Thailand juga diminati oleh
negara-negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Selama
beberapa dekade terakhir, jumlah pabrik tapioka asli telah
15
ditingkatkan untuk merespons permintaan pelanggan dan,
akibatnya, industri Pati singkong menjadi lebih kompetitif.
Dengan demikian, pabrik Pati singkong tersebut diharuskan
untuk memberikan jaminan kualitas produk, menawarkan harga
produk yang kompetitif, dan meningkatkan produktivitas
mereka.
Vietnam saat ini mungkin merupakan eksportir terbesar kedua
produk singkong setelah Thailand. Negara ini memiliki
sekitar 560.400 hektar singkong dalam masa produksi, 9,45
juta ton singkong yang dipanen, naik 2.700 ha dan meningkat
59.200 ton dibandingkan tahun 2008. Singkong dalam bahasa
Vietnam disebut bột năng. Produksi singkong pada tahun 2009
adalah sekitar 9,45 juta ton, naik dari hanya 1,99 juta ton
pada tahun 2000. Hasil panen dan produksi singkong di
berbagai provinsi telah naik dua kali lipat, yang didorong
oleh pembangunan pabrik baru pengolahan singkong skala
besar. Sementara dua puluh tahun yang lalu tidak ada pabrik
pati singkong sekala menengah maupun skala besar di Vietnam,
sekarang ada 60 pabrik pengolahan singkong yang beroperasi
dengan kapasitas pengolahan sebesar 3,2-4,8 juta ton umbi
segar/tahun. Jumlah produksi pati singkong di Vietnam adalah
sekitar 800.000-1.200.000 ton, di mana 70% diekspor dan 30%
digunakan di dalam negeri. Cina Daratan tetap menjadi
pengimpor terbesar singkong Vietnam dan menyumbang 90 persen
dari pendapatan ekspor industry singkong tersebut. Korea
Selatan dan Taiwan adalah importir terbesar kedua dan
ketiga. Vietnam telah membuat kemajuan tercepat dalam
penerapan teknologi baru dalam pemuliaan dan
pengembangbiakan varietas baru di Asia. Output singkong di
setiap provinsi/wilayah telah sesuai dengan luas lahan yang
ditanami dan hasilnya yang sangat tergantung pada penerapan
16
varietas baru singkong yang memiliki produktivitas tinggi di
setiap provinsi dan penerapan praktik-praktik produksi yang
berkelanjutan. Kemajuan tersebut telah dianggap sebagai
hasil dari banyak faktor, di antaranya keberhasilan dalam
pemuliaan dan penerapan teknologi baru adalah faktor
utamanya.
Grafik 4
IMPOR FILIPINA UNTUK PATI SINGKONG (UBI KAYU)
2011 dan 2012
NILAI: '000 FOB AS $
Jan-Dec 2011 Jan-Dec 2012
Grafik 4 menampilkan kinerja perdagangan Vietnam dan
Thailand yang berlaku di pasar impor Filipina untuk pati
singkong. Untuk tahun 2011, Thailand adalah eksportir Pati
Singkong terdepan dengan mendapatkan pangsa sangat besar
yaitu 74% senilai AS $ 20,200 juta. Vietnam di urutan kedua
dengan pangsa ekspor pati singkong sebesar 24% senilai AS $
6,5 juta. Tahun lalu, Thailand berhasil mempertahankan
peringkat teratas dengan pangsa 59% setelah menerima ekspor
tepung singkong senilai AS $ 16,4 juta yang dikirim ke
Filipina, sedangkan Vietnam meskipun mengalami peningkatan
17
nilai ekspor, tetap berada di tempat ke-2 dengan AS $ 10,6
juta atau setara dengan 38%. Sementara itu, Indonesia tetap
stabil di posisi ke-3 di belakang Thailand dan Vietnam untuk
periode 2011 dan 2012, dengan mendapatkan pangsa 1%.
Grafik 5
IMPORTIR TERATAS PATI SINGKONG (ubi kayu)
DI FILIPINA
Periode: Januari 2012/2013
Prospek untuk mewujudkan ekspor pati singkong yang lebih
besar dari Indonesia yang dikirim ke Filipina sangat
menjanjikan sebagaimana yang dengan jelas ditunjukkan oleh
data ekspor untuk Januari 2013. Indonesia mengekspor 655.000
kilogram bersih pati singkong sebesar AS $ 274.000 untuk
bulan pertama tahun berjalan. Jika nilai ini dibandingkan
dengan ekspor untuk periode yang sama tahun lalu, Indonesia
hanya mengekspor 42.400 kilogram bersih pati singkong
senilai AS $ 19.000. (Lihat Grafik 5)
18
22.. SSEELLEERRAA KKOONNSSUUMMEENN
Pati Singkong di Filipina akan menghadapi pasar pertumbuhan
alternatif, sebagai pengganti (sebagian) gandum yang lebih
murah dalam industri roti dan kue. Sejauh ini, hanya
pengalaman-pengalaman khusus yang telah dilaporkan.
Sementara penggunaan Pati Singkong merupakan hal yang umum,
penggantian sebagian terhadap gandum oleh Pati Singkong
dalam produk roti baru diaplikasikan belum lama ini, dan
sebagian besar sebagai bagian dari proyek penelitian dan
pengembangan. Pati Singkong yang dibuat dengan metode parut-
peras (grating-pressing) dapat menggantikan 100% Pati gandum
dalam kue mentega dan kue sifon. Empat puluh persen Pati
Singkong ditambah 10% Pati kedelai dapat menggantikan 50%
Pati gandum dalam mie Miki. Produk makanan yang mengembang
juga bisa dibuat dari Pati Singkong. Langkah-langkah
pengolahan untuk produk ini mirip dengan pengolahan Kropeck
(Krupuk di Indonesia) dan dapat diadopsi oleh petani dan
pengolah makanan berskala kecil. Singkong merupakan andalan
beberapa masakan Muslin daerah di Filipina. Ini adalah
tanaman pangan paling penting di Lanao, Zamboanga, dan Sulu
di mana singkong parut menjadi makanan pokok.
Untuk memenuhi pilihan konsumen Filipina, pemain
internasional harus perlu sedikit lebih melokalisasi rasa.
Perusahaan lokal semakin kompetitif di sektor roti dan
mereka memahami pentingnya memasukkan pilihan lokal ke dalam
rasa standar roti dan produk berbahan dasar singkong
lainnya.
Ada perubahan signifikan di pasar dalam menanggapi pilihan
konsumen, peraturan untuk keamanan pangan, dan teknologi
baru untuk memproduksi dan membuar makanan yang memenuhi
19
permintaan konsumen untuk meningkatkan kualitas makanan.
Banyak perubahan terbaru ditujukan pada minat konsumen
terhadap makanan yang mendukung kesehatan. Informasi tentang
pilihan konsumen dan nilai yang ditempatkan oleh konsumen
pada makanan yang disempurnakan (mendukung kesehatan)
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keputusan dan
kesediaan konsumen untuk membayar pilihan makanan sehat
tersebut.
Telah ada peningkatan minat dalam bidang keselamatan dan
kualitas pada produk singkong, termasuk potensi sianogen dan
kontaminasi aflatoksin. Keselamatan dan kualitas merupakan
focus utama tantangan yang dihadirkan oleh perkembangan
produk ini dan banyak yang telah dilakukan untuk mengatasi
hal ini melalui upaya berbagai penelitian nasional dan
internasional dan lembaga pembuat regulasi. Jaminan
keselamatan dan kualitas produk makanan termasuk Pati
Singkong merupakan aspek terpenting dari produksi dan
pengolahan makanan melalui pelaksanaan sistem manajemen yang
ditetapkan dengan baik, yang ditujukan pada pencegahan
bahaya kesehatan di semua proses di sepanjang rantai nilai
makanan.
Harga merupakan faktor penjualan penting untuk semua pasar
tapi harga selalu harus dipertimbangkan bersama dengan
kualitas produk. Harga merupakan faktor yang sangat penting
terutama di segmen pasar Pati singkong yang lebih rendah,
sedangkan di segmen yang lebih tinggi faktor seperti
kualitas dan produk yang lebih baik lebih penting daripada
harga. Roti singkong memiliki keberterimaan pasar yang
tertinggi karena sudah tersedia dan dapat dibeli dengan
harga terjangkau. Umumnya, konsumen Filipina menjadi lebih
20
sensitif terhadap harga. Karenanya, mereka menghitung nilai
suatu produk sebelum membelinya, dengan memperbandingkan-
bandingkan harga eceran mereka. Konsumen Filipina terdorong
untuk lebih memilihh mengkonsumsi produk singkong dengan
nilai tambah karena lebih murah, banyak tersedia dan lebih
terjangkau harganya bila dibandingkan dengan produk
pengganti lainnya.
33.. KKEEBBIIJJAAKKAANN PPEERRDDAAGGAANNGGAANN DDAANN PPRROODDUUKK TTUURRUUNNAANNNNYYAA DDII FFIILLIIPPIINNAA
ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN 2012) yang
menggabungkan Executive Order 61 seri 2011 untuk Tarif MFN
dan Executive Order 850 seri 2009, Executive Order No. 617
seri 2007, dan Executive Order 703 seri 2008, untuk Tarif
CEPT/ATIGA, yang terdaftar dalam Daftar Barang Impor Kena
Bea yang meliputi Pati Ubi Kayu (Singkong), yang ditentukan
berdasarkan Pasal 11 - Produk industri penggilingan; malt;
pati; inulin; gluten gandum; Ayat II - Produk Sayuran,
Volume I - Tarif dan Kode Bea Cukai Filipina. (Lihat Tabel
2).
21
Tabel 2
Struktur Tarif Filipina (ad valorem persen)
untuk Pati Singkong (Ubi Kayu)
Tingkat tarif yang diterapkan pada nilai c.i.f.
(Biaya, asuransi, angkutan) impor.
AHTN Hdg.
DESCRIPTION
MFN
ATIGA
ASEAN
Member
States
Enjoying
Concession
1108.14.00
-- Manioc (cassava) starch
-- Manioc (cassava) starch
20%
0%
All.
Salah satu peraturan perundang-undangan tentang pati
singkong di Filipina adalah UNDANG-UNDANG REPUBLIK NO. 657 –
UNDANG-UNDANG UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TEPUNG SINGKONG,
UNTUK MENGATUR IMPOR TEPUNG TERIGU DAN UNTUK KEPERLUAN
LAINNYA. Undang-undang ini mendorong dan me ningkatkan
produksi, pengolahan, dan konsumsi tepung singkong sebagai
sebuah langkah untuk menghemat dolar, untuk mencegah
kelangkaan tepung terigu, dan mengatur impornya, sesuai
dengan komitmen Republik Filipina berdasarkan Perjanjian
Gandum Internasional.
Undang-Undang Republik 657 juga berwenang dan mengarahkan
Korporasi Stabilisasi Harga untuk menentukan suatu syarat
penerbitan izin untuk mengimpor tepung terigu dari luar
negeri bahwa importir harus membeli tepung singkong dalam
22
perbandingan tersebut, tidak lebih dari tiga puluh (30%)
persen tepung gandum berdasarkan berat, sebagaimana dapat
ditentukan oleh Pengatur Koordinasi Ekonomi, dan harus
menjual tepung tapioka dan tepung terigu dalam proporsi yang
sama. Setiap importir tepung terigu yang menolak atau dengan
sengaja menghindari atau sengaja tidak mematuhi syarat
sebagaimana yang diberikan dalam bagian sebelumnya tidak
akan diberikan izin untuk impor tepung terigu. Izin untuk
mengimpor tepung terigu dari setiap importir yang diberikan
oleh Korporasi Stabilisasi Harga yang telah menjual tepung
terigu tanpa perbandingan tepung singkong yang sesuai harus
segera dibatalkan dan importir tersebut wajib untuk jangka
waktu yang tidak lebih dari lima (5) tahun dilarang untuk
terlibat dalam impor tepung terigu.
Executive Order No. 15, s. 1954 yang dikeluarkan oleh
Presiden Filipina Ramon Magsaysay menetapkan aturan-aturan
pelaksanaan dan peraturan untuk Undang-Undang Republik 657.
Aturan ini lebih lanjut mewajibkan Korporasi Stabilisasi
Harga untuk membayarkan biaya jasa setengah persen (1/2%)
dari nilai nominal tepung singkong untuk membuat sertifikasi
wajib tersebut ke Bank Sentral Filipina, biaya tersebut akan
digunakan untuk menanggung biaya sertifikasi, regulasi, dan
pengawasan. Tidak ada biaya lain yang akan dikenakan. Setiap
saldo yang tidak terpakai daripadanya akan dibelanjakan oleh
PRISCO untuk survei dan penelitian, promosi dan publisitas,
dan pengembangan umum industri singkong.
Semua produk makanan olahan yang ditawarkan untuk penjualan
eceran di Filipina harus terdaftar di BFAD. Pendaftaran
produk impor hanya dapat dilakukan oleh badan Filipina,
meskipun beberapa dokumentasi dan, untuk beberapa jenis
23
produk, sampel harus disediakan oleh eksportir. Produk
dibagi menjadi dua kategori dengan kelompok yang berbeda
menurut persyaratan pendaftaran dan prosedur.
Kategori I meliputi: bakery & produk terkait bakery; minuman
non-alkohol & minuman campuran; permen & produk permen;
kakao & produk yang berhubungan dengan kakao; kopi, teh &
krimer non-susu; bumbu; saus & bumbu; produk kuliner;
gelatin; Persiapan & campuran makanan penutup; produk susu;
saus & olesan; Tepung/Campuran Tepung & pati, ikan & produk
laut lainnya; buah-buahan, sayuran & jamur dapat dimakan
(siap saji); daging dan produk unggas (siap saji); mie,
pasta & pembungkus pastel; kacang & produk kacang; hidangan
asli; minyak, lemak & lemak shortening; makanan ringan &
sereal sarapan dan; gula & produk terkait lainnya.
Permohonan pendaftaran harus diajukan oleh importir Filipina
untuk impor dan distribusi/penawaran penjualan masing-masing
kelas per merek produk. Hanya produk dengan Sertifikat
Pendaftaran Produk dari BFAD yang berlaku yang akan
diizinkan untuk melakukan penjualan eceran/retail di
Filipina.
Berikut ini adalah daftar persyaratan untuk pendaftaran
produk makanan:
Kategori I
• Surat permohonan pendaftaran dari importir /
distributor;
• Surat Pernyataan Kesanggupan, diketik dan diaktakan;
• Daftar produk menurut klasifikasi produk, tiga (3)
lembar;
24
• Surat Izin Penyelenggaraan (dari BFAD) yang masih
berlaku dengan nama pemasok/sumber produk pangan impor;
• Fotokopi faktur penjualan;
• Satu sampel dari masing-masing produk dalam presentasi
komersial dan satu salinan label yang sesuai dengan
Peraturan Pelabelan (Codex Labelling Regulation) dan
persyaratan BFAD. Sebagai pengganti sampel produk,
sebuah gambar berwarna dari setiap produk dapat
disampaikan. Sebuah stiker yang menunjukkan nama dan
alamat importir harus ditempelkan jika informasi
tersebut tidak dicetak pada label;
• Biaya Pendaftaran 200 peso per produk
Sebuah Sertifikat Pendaftaran Produk atau Certificate of
Product Registration (CPR) diterbitkan oleh BFAD dan berlaku
selama 1 (satu) tahun. Pembaharuan CPR berikutnya berlaku
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Biaya pembaharuan
berkisar dari 1.000 peso untuk produk Kategori I hingga
5.000 peso untuk produk Kategori II dan 5.000 peso untuk
suplemen makanan dan air kemasan.
Eksportir juga harus tahu bahwa sebuah importir Filipina
perlu memilki Ijin Penyelenggaraan atau License to Operate
(LTO) dari BFAD, yang sebenarnya merupakan prasyarat untuk
pendaftaran setiap produk makanan. Lisensi ini berisi daftar
nama-nama pemasok asing atau sumber dari produk yang
didaftarkan. Dengan demikian, importir diwajibkan untuk
memperoleh dari eksportir dan menyerahkan kepada BFAD
dokumen-dokumen berikut: (1) satu salinan Perjanjian Badan
Asing yang telah disahkan oleh Konsulat Filipina di negara
asal dan, (2) Sertifikat Status Industri oleh eksportir yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah negara di mana
25
produk tersebut diproduksi; dokumen ini juga harus disahkan
oleh Konsulat Filipina. Biaya lisensi satu tahun awal adalah
4.000 peso. Pembaharuan Ijin Penyelenggaraan, yang berlaku
selama dua (2) tahun, adalah 8.000 Peso.
Pada bulan Maret 2007, BFAD mengeluarkan Edaran Biro No. 6-A
(2007) yang menerapkan persyaratan tambahan untuk produk
impor untuk dijual di Filipina. Badan Makanan dan Obat-
obatan atau Food and Drug Authority (FDA) mewajibkan semua
importir untuk memperoleh Sertifikat Bebas Jual untuk produk
tersebut dari badan pengawas dari negara pengekspor. FDA,
sebagaimana diamanatkan oleh hukum, memonitor masuknya
produk-produk Makanan, Obat, dan Personal Care tertentu.
Persetujuan yang diperlukan dari FDA terhadap produk
tertentu dapat memakan periode waktu yang lama.
Sebelum suatu impor ke Filipina dapat dibuat, item atau sub-
item tertentu diidentifikasi dalam Manual Klasifikasi
Komoditas Standar Filipina atau Philippine Standard
Commodity Classification Manual (PSCM) yang mengklasifikasi
suatu produk. Klasifikasi komoditas ini merupakan dasar umum
untuk menentukan apakah item tersebut bebas diimpor,
dilarang, atau diatur.
Pajak Impor dan Biaya Tambahan - Sebuah PPN (pajak
pertambahan nilai) sebesar 12 persen diterapkan pada barang.
PPN diterapkan pada nilai c.i.f. ditambah bea, cukai, dan
biaya lainnya (biaya lainnya mengacu pada biaya impor
sebelum rilis dari bea cukai, termasuk asuransi dan komisi).
Masuk Sementara / Sampel - Produk untuk ditampilkan dalam
pameran publik dapat masuk ke Filipina sementara, bebas dari
26
bea masuk. Biro Bea Cukai membutuhkan jaminan, biasanya
sebesar satu dan satu-setengah kali dari bea, pajak dan
biaya lainnya yang dikenakan pada barang, dengan ketentuan
bahwa barang tersebut akan diekspor. Bea, pajak dan biaya
lainnya harus dibayarkan dalam waktu enam bulan sejak
tanggal masuknya impor. Komisaris Bea Cukai dapat
memperpanjang waktu untuk ekspor atau pembayaran bea masuk,
pajak dan biaya lainnya. Telah dilaporkan bahwa sampel yang
diimpor tanpa nilai komersial harus disahkan oleh Departemen
Keuangan
44.. SSAALLUURRAANN DDIISSTTRRIIBBUUSSII PPEEMMAASSAARRAANN
Beberapa perusahaan memiliki mitra distribusi di berbagai
bagian di dalam negeri dan luar negeri. Saluran distribusi
membuka peluang bagi Indonesia untuk memasuki pasar Filipina
melalui saluran berikut:
1. Saluran B2B (Business to Business) atau perusahaan
dengan perusahaan melalui kerjasama dengan perusahaan
perdagangan di Filipina;
2. Melacak penjualan langsung produk melalui
perwakilan ritel di Filipina;
3. Via internet (jumlah kecil).
Pati Singkong, dipasarkan melalui kontrak bilateral
langsung, perusahaan dengan perusahaan (pemasok/ produsen
dan pengolah/pengguna) atau negara dengan negara. Penjualan
biasanya dilakukan dan kontrak dibuat dalam dolar AS. Roti
dan biskuit, sebagai produk jadi, dibongkar di pelabuhan
besar seperti Manila dan Poro Point di Luzon; Iloilo,
Bacolod, dan Cebu di Visayas; dan Cagayan de Oro, Davao, dan
General Santos di Mindanao.
27
Jika mengekspor ke pasar untuk pertama kalinya, Anda mungkin
ingin menggunakan agen (perwakilan) atau distributor. Jika
mereka merupakan agen atau distributor yang telah mapan,
Anda akan mendapatkan konsumen tetap dan informasi pasar
lokal, sementara mereka mendapatkan persentase (agen) maupun
margin (distributor).
Ekspor secara langsung melibatkan menjual langsung ke target
konsumen Anda di pasar. Ini bisa dilakukan dari Indonesia
melalui internet dan kunjungan perdagangan reguler, atau
dengan mendirikan cabang, kantor, atau perusahaan di negara
tujuan. Menjual langsung ke konsumen mencegah bisnis lain
mengambil bagian margin Anda. Namun pendekatan ini
memerlukan komitmen sumber daya keuangan dan manusia yang
besar.
Menjual ke atau melalui perantara adalah cara yang relatif
murah dan mudah untuk memasuki pasar baru. Perantara
biasanya berupa agen atau distributor yang berbasis di pasar
ekspor target Anda yang menjual produk atau jasa kepada
pengguna akhir. Sebuah perantara yang baik akan memiliki
pengalaman pasar, reputasi dan kontak. Menggunakan mereka
bisa jadi merupakan cara cepat untuk mengantarkan produk dan
jasa kepada pengguna akhir.
Filipina menempati urutan ke-44 dari 155 negara dalam Indeks
Kinerja Logistik 2010 Bank Dunia. Indeks ini didasarkan pada
survei terhadap operator di seluruh dunia (pengirim muatan
dan kurir ekspres global), yang memberikan umpan balik
tentang "keramahan" logistik negara-negara tempat mereka
beroperasi dan orang-orang yang mereka libatkan dalam
28
perdagangan. Agen dan distributor Filipina telah menunjukkan
kreativitas dan inovasi dalam berhubungan dengan distribusi
barang dan telah membentuk jaringan besar sistem yang sukses
mengingat fitur kepulauan Negara tersebut. Namun, sistem dan
proses yang ada cukup rumit dan paling baik dinavigasikan
oleh agen lokal yang akrab dengan rutenya.
Pemasaran Pati Singkong akan menelan biaya yang mahal jika
strategi pemasaran melibatkan mendidik konsumen tentang
produk yang tidak diketahui dan kemudian menciptkan selera
makan untuk produk tersebut. Para pemain yang telah mapan di
pasar memiliki kepentingan dalam menghambat penyebaran Pati
singkong karena mereka telah berinvestasi dalam teknologi
untuk mendukung produk-produk berbasis gandum. Untuk
memperkenalkan produk singkong ke dalam jenis pasar ini
dengan tingkat permintaan saat ini, kita harus
mengeksplorasi jalur distribusi alternatif dan menekankan
manfaat kesehatan dari mengkonsumsi Pati Singkong dan produk
turunan singkong lainnya dibandingkan dengan produk
alternatif lain berbahan dasar gandum, kentang, atau jagung.
Pati Singkong di Filipina belum berkembang menjadi produk
komersial, dan belum diproduksi pada skala komersial. Dengan
latar belakang ini, saluran distribusi primer yang telah
teridientifikasi baru terbatas pada importir dan/atau
distributor, tetapi belum pada supermarket, hipermarket atau
saluran ritel umum lainnya di Filipina.
29
55.. AANNAALLIISSIISS
a. Kekuatan
Diberkati dengan sumber daya alam yang kaya, produk turunan
pertanian Indonesia telah lama menjadi sumber bahan pangan
dan produk samping lainnya di dunia. Misalnya, sistem
produksi tepung tapioka di Indonesia dirancang sebagai model
inti-plasma. Tepung tapioka dapat menggantikan tepung gandum
dan tepung beras serta pati singkong di berbagai tingkatan
sesuai dengan jenis produk pangan.
Produk roti Indonesia memiliki harga yang kompetitif dan
lebih murah.
Indonesia, merupakan kekuatan potensial di pasar
internasional untuk pati singkong, terutama untuk Filipina.
Keunggulan kompetitif terbesar di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. biaya yang lebih murah;
2. tenaga kerja murah, demografi yang baik untuk angkatan
kerja;
3. kapasitas produksi yang tinggi (ketersediaan pasokan);
4. Posisi strategis - kedekatan geografis untuk lama
waktu pengiriman dan biaya; Indonesia memiliki posisi
yang strategis untuk memasok pelanggan pasar roti dan
biskuit di seluruh Asia Pasifik;
5. Tingkat pertumbuhan berulang - pertumbuhan ekonomi
yang stabil dan cepat
6. Stabilitas politik, infrastruktur yang efisien dan
skema perdagangan/pemasaran/pembiayaan yang lunak
(suasana bisnis).
30
Sebagian besar produksi industri pati ubi kayu berada dalam
sektor skala kecil dan menengah di Indonesia dengan
teknologi yang sederhana. Tapi, sekarang banyak perusahaan
skala besar telah terlibat dalam bisnis ini. Produksi pati
singkong Indonesia diharapkan meningkat di tahun-tahun
mendatang dengan potensi pasar baik pasar domestik maupun
pasar ekspor untuk perusahaan multinasional.
Di Indonesia, produk halal sangat penting di negara di mana
sebagian besar penduduknya beragama Islam, yang berlaku
terutama di Filipina Selatan. Hal yang juga penting adalah
fortifikasi vitamin/mineral dalam campuran produk secara
keseluruhan.
b. Kelemahan
Meskipun produktivitas singkong lebih rendah dibandingkan
dengan Thailand dan Vietnam, yang dapat dihubungkan dengan
fakta bahwa tanaman tersebut ditanam secara tradisional
dengan input pertanian minimal, potensinya, baik dalam hal
hasil maupun prospek pasar belum sepenuhnya dieksplorasi
atau diupayakan.
Hambatan selanjutnya adalah bahwa orang-orang yang mencoba
untuk bersaing dengan manufaktur besar makanan ringan
biasanya harus menemukan suatu celah produk yang dapat
dijual melalui pasar alternatif terlebih dahulu, seperti
toko makanan kesehatan atau pasar khusus produk daerah
(ethnic market).
Industri seperti tepung dan pati singkong juga layu/terpuruk
karena mereka tidak mampu mencapai potensi mereka untuk
31
mencapai produksi yang lebih tinggi, dengan tidak adanya
kebijakan industri pengolahan makanan yang konkret.
Jaringan pemasaran masih perlu peningkatan lebih lanjut yang
akan menyebar ke pasar luar negeri.
Selain dari rantai yang terbatas tersebut, dan adanya
jaringan distribusi yang tak berkembang (yaitu jalanan yang
padat dan rusak, infrastruktur pelabuhan dan bandara yang
berkualitas rendah), biaya yang ditanggung oleh transportasi
atau angkutan telah menjadi perhatian bagi sebagian importir
karena hal ini telah dilaporkan mempengaruhi penetapan harga
produk makanan ritel.
Kurangnya minat menggenjot nilai perdagangan antarnegara
ASEAN (dengan terlibat dengan negara-negara tetangga di Asia
Tenggara seperti Filipina) karena orientasi perdagangan
terdahulu berpusat pada negara-negara maju.
Importir dengan demikian mengambil produk serupa yang lebih
murah yang tersedia di negara-negara tetangga karena
mayoritas pasar konsumen lokal sensitif terhadap harga.
Kurangnya promosi dari para pengusaha Indonesia. Kurangnya
inisiatif pemasaran – para pengusaha dalam industri Roti dan
Biskuit di Indonesia tidak begitu proaktif berpartisipasi
dalam pameran internasional dan pameran dagang.
c. Peluang
Permintaan di seluruh dunia untuk produk sampingan singkong
memiliki tren yang meningkat, seperti Thailand, produsen
pati singkong terkemuka di dunia. Indonesia harus menjalani
32
transformasi menuju pemanfaatan industri. Diversifikasi pati
singkong menjadi produk bernilai tambah tampaknya menjadi
cara untuk meningkatkan permintaan tersebut dan agar pasar
ini memanfaatkan potensinya.
Karena lebih tingginya harga komoditas pertanian seperti
tepung dan pati gandum, skenario ini akan bermanfaat bagi
kepentingan industri singkong, yang menjadi alternatif yang
lebih disukai dibandingkan dengan komoditas lain berbiaya
tinggi seperti pati gandum.
Ada peluang luar biasa untuk bisnis di masa depan dalam
memperluas pasar konsumen baru terutama di negara-negara
ASEAN seperti Filipina. Selain itu, di kawasan Asia-Pasifik
penjualan yang kuat terus tumbuh dan merupakan peluang yang
baik untuk menciptakan pasar baru.
Para produsen pati singkong Indonesia memiliki reputasi yang
baik untuk produk makanannya. Pasar lokal mengakui bahwa
produk buatan Indonesia terjangkau, aman, dan berkualitas
tinggi.
Melalui penggunaan Teknologi Komunikasi Informasi, penjualan
melalui internet tumbuh secara signifikan sebagai sarana
untuk berdagang dan pertumbuhan tersebut akan tumbuh lebih
lanjut. Ini juga akan memberikan jalan untuk menambahkan
target pasar baru dengan cara yang lebih efisien dan
efektif, terutama untuk perdagangan ekspor bakery skala
kecil.
33
d. Hambatan
Pergeseran dalam pasar Cina menghadirkan peluang dan
tantangan bagi para pelaku rantai nilai domestik di industri
singkong Indonesia. Di satu sisi, saat ini permintaan Cina
untuk produk yang belum olahan menunjukkan hambatan masuk
yang lebih rendah, dan dalam beberapa kasus dapat lebih
akomodatif terhadap petani kecil dan produsen produk dengan
nilai tambah rendah, serta UKM. Di sisi lain, keuntungan
dari inklusivitas yang lebih besar mungkin ada pada biaya
pembangunan kemampuan dinamis yang hilang dalam industri
singkong Indonesia, yang menyebabkan hilangnya daya saing
dalam jangka panjang.
Ancaman lain untuk industri pati singkong adalah semakin
meningkatnya peran dari tanaman umbi dalam sektor biofuel
sebagai sumber energi alternatif, mengingat arah yang
diambil oleh China. Pilihan kuat seperti ini akan berdampak
pada industri makanan singkong yang bersaing dengan sektor
bio-energi.
Kompetisi dengan produsen skala besar yang telah mapan dan
para eksportir dari sumber utama seperti Thailand dan
Vietnam.
Beberapa produk Indonesia dan Filipina relatif sama dan
bersaing satu sama lain. Filipina adalah salah satu produsen
singkong utama di Asia, bersama dengan Thailand, Indonesia,
India, Cina, dan Vietnam.
Adanya tarif yang tinggi (20%) dan langkah-langkah
perlindungan yang semakin protektif terhadap para produsen
pati singkong dalam negeri.
34
66.. RREEKKOOMMEENNDDAASSII
Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk mengatasi tantangan
tersebut di atas:
Produktivitas singkong dan produk turunannya termasuk pati
singkong dapat ditingkatkan dengan pemilihan varietas yang
paling tepat serta dengan menggunakan metode budidaya
produksi yang paling tepat, termasuk aplikasi pupuk yang
tepat, pengendalian erosi tanah, dan tumpang sari.
Mengingat pengalaman internasional perusahaan produsen
makanan Indonesia, tidak ada keraguan bahwa mereka akan dapat
melayani pasar pati singkong global yang terus meningkat.
Mereka siap untuk melakukannya, karena mereka telah memahami
harapan dan kebutuhan konsumen internasional. Dengan
demikian, sangat penting untuk melakukan riset pasar untuk
mengidentifikasi calon klien dan mitra bisnis.
Perusahaan yang mengekspor produk pati singkong harus
mengembangkan sistem tata kelola perusahaan untuk memajukan
usaha mereka untuk meningkatkan keberhasilan dalam bisnis
mereka. Presisi sangat penting, dengan demikian, fokus harus
diberikan pada pengiriman yang tepat waktu, tepat jumlah,
tepat jenis, tepat tempat, tepat kualitas dan tepat harga.
Kalangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti
koperasi harus memberikan kredit petani kecil untuk UKM yang
terlibat dalam industri pati singkong. Tanpa kredit tersebut,
akan sulit untuk mengembangkan produksi mereka.
35
Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan
produk denan lebih banyak nilai tambah dari produk makanan
yang diproduksi di Indonesia, semakin banyak investasi dalam
produksi pati singkong yang harus ditarik ke Indonesia, untuk
memberikan pasokan yang aman untuk bahan baku dan tenaga
kerja. Investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk
diversifikasi pemanfaatan singkong diperlukan untuk
mengeksploitasi pasar ini dan dapat memberikan harapan bagi
petani singkong saat ini terpinggirkan.
Pemerintah harus menetapkan peraturan yang memberlakukan
prosedur standar untuk keselamatan dan kualitas Pati Singkong
dengan mengembangkan dan menerapkan sistem analisis bahaya
dan praktik-praktik manufaktur yang baik. Ini akan membantu
perusahaan pengolahan singkong untuk memenuhi dan mencapai
standar tinggi melalui sistem dan prosedur mutu, yang
memastikan bahwa standar mikrobiologi, fisika, dan kimia
produk terpenuhi. Ini juga akan membantu badan hukum di
negara pertanian singkong lain, terutama negara-negara
tetangga ASEAN, untuk mengatur dan menyelaraskan sasaran mutu
yang harus dicapai untuk menghasilkan Pati Singkong
berkualitas tinggi.
Para produsen yang ada perlu meningkatkan investasi jika
mereka ingin meningkatkan penjualan untuk memenuhi permintaan
internasional yang terus tumbuh, jika tidak maka pemain baru
kemungkinan akan mengambil peluang pasar tersebut. Produsen
lebih diharapkan untuk on line yang didorong oleh prospek
yang baik. Banyak investor yang masih tertarik pada industri
kembang roti ini. Pemerintah, oleh karena itu, perlu
memfasilitasi investasi di sektor ini.
36
Pemerintah harus memberikan intervensi dan peraturan yang
memungkinkan untuk pengembangan pemasaran produk singkong
termasuk pati dan tepung singkong. Peningkatan dalam
pemasaran telah diakui secara luas sebagai salah satu cara
yang paling efektif untuk meningkatkan produktivitas
pertanian. Langkah ini dapat membantu petani dalam banyak
cara dan dapat mendorong pengembangan pasar yang lebih baru
dan aman untuk produk-produknya. Hal ini dapat mengurangi
biaya jasa pembayaran, penyimpanan dan transportasi, sehingga
mengurangi kesenjangan antara harga pertanian dan harga
konsumen untuk keuntungan bersama kedua belah pihak.
Eksportir roti dan biskuit Indonesia jangan mengabaikan
negara-negara ASEAN. Perdagangan antarnegara ASEAN harus
terus-menerus meningkatkan pangsa impor/ekspor antara negara-
negara di kawasan ini. Ini akan membawa perkembangan positif
yang akan menguntungkan Indonesia dan Filipina sebagai roda
penggerak kawasan ini menuju integrasi ekonomi.
Pemerintah juga harus memfasilitasi penyediaan dana yang
memadai untuk penelitian dan pengembangan serta program
ekstensi lain, termasuk pelatihan; dukungan penelitian
bersama antara perusahaan swasta dan universitas negeri;
akses terhadap produk serupa yang baru dari negara-negara
ASEAN (penelitian dan kerjasama teknis lainnya dengan Vietnam
dan Thailand); dukungan dalam pemasaran dan promosi
perdagangan melalui penyesuaian bisnis, pameran dan fasilitas
perdagangan; dan akses yang meningkat ke pembiayaan jangka
panjang.
Harus ada penguatan Penelitian dan Pengembangan serta
pembelajaran dan penerapan teknologi dan produksi nilai
37
tambah yang ekstensif untuk lini produk lain dan turunan dari
singkong. Pati Singkong sebagai alternatif untuk Pati gandum
harus lebih dieksplorasi melalui penelitian dan pengembangan
karena meningkatnya harga pati gandum, yang dipicu oleh
kenaikan harga gandum sebagai bahan baku. Produsen pati
gandum di Indonesia masih sangat tergantung pada bahan baku
impor.
Kantor perdagangan luar negeri harus mendorong perusahaan
penghasil pati singkong untuk berpartisipasi dalam pameran
makanan internasional. Partisipasi dalam pameran dagang
adalah alat pemasaran yang efektif untuk mendekati pembeli
internasional dan mengidentifikasi calon distributor lokal.
Pameran tersebut juga berfungsi sebagai jalan untuk
mengevaluasi seberapa aktifnya suatu industri dan respons
serta perilaku pembelian konsumen. Mengintensifkan upaya
promosi ekspor di pasar utama di satu sisi dan menjelajahi
pasar-pasar baru untuk ekspor, di sisi lain. Melakukan survei
pasar luar negeri di pasar tertentu untuk mempelajari pola
permintaan mereka.
Mengingat sifat negosiasi perdagangan yang kontinyu,
berkembang dan kompleks, perwakilan pemerintah dalam
negosiasi perdagangan harus meningkatkan tingkat dukungan dan
memastikan kerjasama penuh dengan perusahaan/ industri yang
bersangkutan untuk menyusun sikap atau pertahanan perdagangan
yang lebih harmonis dan terkoordinasi.
38
77.. LLEEMMBBAAGGAA // IINNSSTTAANNSSII YYAANNGG DDIIHHUUBBUUNNGGII JJIIKKAA TTEERRJJAADDII SSEENNGGKKEETTAA
Instansi yang dapat dihubungi apabila terjadi perselisihan mengenai
prosedur sistem perdagangan impor dan ekspor adalah:
a) The Indonesian Embassy (Office of the Trade Attaché)
185 Salcedo Street, Legaspi Village,
Makati City, Philippines
Phone: +63 2 8925061 - 68
Fax No.: +63 2 8674192
b) Bureau of Import Services –
Department of Trade and Industry, Philippines
389 Sen Gil Puyat Avenue, Makati City 1200 Philippines
Phone: +63 2 8964431
c) PHILIPPINE BAKING INDUSTRY GROUP
c/o Mr. Walter Co - Creative Bakers Company Inc.
50 San Rafael, Mandaluyong City,
Metro Manila, Philippines
Phone: +63 2 531-8391, +63 2 535-7320
d) PHILIPPINE ASSOCIATION OF FLOUR MILLERS, INC.
Rm. 311, 3/F Atrium Bldg., Makati Avenue, Makati City
Makati Metro Manila
Phone: +63 2 811-4387; +63 2 811-4366
Fax: +63 2 811-4033
39
88.. DDAAFFTTAARR IIMMPPOORRTTIIRR
BOARD OF INVESTMENTS (BOI)
Address: Industry & Investments Building
385 Sen. Gil J. Puyat Ave., Makati City Philippines
Contact Person: Domingo I. Bagaporo,
Director, Investment Assistance and Services Dept.
Phone: +63 2 8953989; +63 2 8976682 local 270
Fax: +63 2 896.8329
E-mail: [email protected]
Website: http://www.boi.gov.ph
ASIA BREWERY INCORPORATED
6th Floor Allied Bank Center Ayala Avenue,
Makati City 1226 Philippines
Phone: +63 2 816-3421 to 40
Fax: +63 2 (632) 819-3463 – Marketing
Email: [email protected]
Website: http://asiabrewery.com/
BATAAN 2020 INC.
Rm 201/202 Narra Bldg. 2276 Pasong Tamo Ext.,
Makati City, Philippines
Phone: +63 2 813-5913; +63 2 813-5914
Fax: +63 2 813-5902
Website: http://www.bataan2020.net/index2.htm
CORBOX CORPORATION
Purok Gemelina, Tayud, Lilo-an 6002 Cebu Philippines
Phone: +63 (32)424-9181 to 424-9186
+63 (32)424-8433 to 424-8435
E-mail: [email protected]
Website: http://www.corboxcorp.com/
GOLDSMART PACKAGING & COMMODITIES CORPORATION
60 Dona Aurora Street Parang,
Marikina City 1809 Metro Manila Philippines
Contact Persons: Mr. Terence Magno Lee, Mr. Billie Anne M. Lee
Phone: +63 2 475-3186 to 87
KRAFT FOODS (PHILIPPINES) INC
8378 Dr. A. Santos Ave., Sucat, Paranaque City 1700 Philippines
Contact Person: Ms. Lylynn Lorico
Phone: +63 2 8157238
Website: http://www.mondelezinternational.com/ph/en/home/index.aspx
40
KSK FOOD PRODUCTS
9th Floor ACT Tower, 135 Sen. Gil Puyat Avenue, Brgy. Bel-Air,
Salcedo Village Makati City, Philippines
Phone: +63 2 478-5768 to 70; +63 2 478-5772;
+63 2 478-5776;
Fax: +63 2 478-5768 to 70 Loc. 120, 124
Email: [email protected]
Website: http://www.boybawang.com/index.htm
MACROLITE (TRADING) CORPORATION
8F Suite 808 West Tower, Philippine Stock Exchange Bldg. Exchange
Rd., Ortigas Center, Pasig City 1605 Philippines
Phone: +63 2 637-1488
Fax: +63 2 632-1245
Website: http://www.macrolite-phil.com/
MIRAGE INTERNATIONAL CORPORATION
MIRAX Bldg., Unit A G/F 2270 Don Chino Roces Ave., Makati City,
Philippines
Contact Person: Mr. Naresh Mirani
Phone: +63 2 8403374 - 75, +63 2 840-3994
Fax: +63 2 840-3390
Website: http://www.mirage.com.ph/
MORNING STAR MILLING CORPORATION
Penthouse, Morning Star Center, 347 Sen. Gil Puyat avenue,
Makati City, Philippines
Contact Person: Mr. Alexander Lim
Phone: +63 2 897-3305 to 07
Fax: +63 2 897-3308
Email: [email protected]
NEW FOOD COATINGS (PHILIPPINES) INC. /
NEWLY WEDS FOODS (PHILIPPINES)
Unit A 103 Excellence Ave., Carmelray Industrial Park 1,
Canlubang, Calamba City Laguna, Philippines
Phone: +63 2 8447324
NEWTON FOOD PRODUCTS MFG. CO.
84 Ramon Delfin Street, Marulas,
Valenzuela City 1405 Metro Manila Philippines
Phone: +63 2 291-6793; +63 2 361-1331
Fax: +63 2 291-6792
Email: [email protected]
Website: http://newtonfd.com/
41
PHILIPPINE FOREMOST MILLING CORPORATION
Lot 2 & 3, Block 1, B.V. Romero Boulevard, Manila Harbor Center,
Vitas, Tondo, Manila, Philippines
Contact Person: Mr. Alfonso A. Uy
Telephone: +63 2 255-0096; +63 2 252-2511
Fax: +63 2 252-2997
Email: [email protected]
RISEGAIN INTERNATIONAL TRADING
Unit 1623 City & Land Mega Plaza, ADB Ave, cor.
Garnet Road Pasig City Metro Manila 1605 Philippines
Contact Person: Mr. Lurich Lee
Telephone: +63 2 910-6342
SAN MIGUEL FOODS, INC.
17/F JMT Corporate Condominium ADB Ave Ortigas Center, Pasig City
Contact Person: Ms. Reynabeth De Guzman
Phone: +63 2 702-5017
Fax: +63 2 914-8750
Website: http://www.sanmiguelpurefoods.com
UNIVERSAL ROBINA CORPORATION
4F CFC Administration Bldg., #13 E. Rodriguez Jr. Ave.,
Bagong Ilog, Pasig City Metro Manila
Phone: +63 2 635-0751 to 85; +63 2 5598-872;
+63 2 633-7631
Fax: +63 2 240-9106; +63 2 633-9207
Website: http://www2.urc.com.ph/
WILLS INTERNATIONAL SALES CORP.
3107 Cityland Pasong Tamo Tower, 2210 Chino Roces Ave, Makati City
1231 Philippines
Phone: +63 2 830-2236
Fax: +63 2 830-2238
ZAGU FOODS CORPORATION
52 West Capitol Drive, Bo. Kapitolyo, Pasig City
Contact Person: Carlo Jalandoni
Telephone: +63 2 6874415; +63 2 687-0140