manifestasi oral akibat penggunaan obat antihipertensi
DESCRIPTION
Gigi & mulutTRANSCRIPT
Manifestasi Oral akibat Penggunaan Obat Antihipertensi
Manifestasi oral akibat penggunaan obat antihipertensi adalah:
A. Xerostomia
Xerostomia atau mulut kering merupakan keadaan rongga mulut yang paling banyak
dikeluhkan. Keadaan ini umumnya berhubungan dengan berkurangnya aliran saliva,
namun adakalanya jumlah atau aliran saliva normal tetapi seseorang tetap mengeluh
mulutnya kering. Obat-obatan adalah penyebab paling umum berkurangnya saliva,
dan obat antihipertensi termasuk kedalam golongan obat yang dapat menyebabkan
efek samping berupa xerostomia.
Obat-obatan tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem syaraf
autonom atau dengan secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan
untuk saliva. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi saliva
dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi
aliran darah ke kelenjar
B. Ulser
Ulser pada mukosa mulut, terasa sakit, tanpa ada tanda-tanda sistemik dan tidak
diketahui dengan pasti penyebabnya.Tidak ada teori yang seragam tentang adanya
immunopatogenesis dari ulser . Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa adanya
respon imun yang diperantarai sel secara berlebihan pada pasien sehingga
menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa. Respon imun itu berupa aksi sitotoksin dari
limfosit dan monosit pada mukosa mulut dimana pemicunya tidak diketahui.
C. Reaksi Likenoid
Etiologi likenoid diyakini berasal dari respon immune abnormal yang diperantarai sel-
T dalam sel-sel epitel basal yang dikenali sebagai benda-benda asing karena adanya
antigenitas permukaan selnya. Penyebab rusaknya sel basal yang diperantarai immun
ini tidak diketahui. Karena itu, tidak diketahui apakah reaksi likenoid mewakili suatu
proses penyakit tunggal atau berkaitan dengan penyakit yang memiliki penampilan
klinis yang sama.
Pada lesi likenoid terdapat white striae atau papula seperti liken planus, lesi dapat
terlihat ulseratif dengan adanya rasa peka terhadap rasa sakit serta lokasi yang paling
sering adalah mukosa bukal dan gingival cekat, namun daerah lain dapat
dikenai.Reaksi likenoid dapat bersifat unilateral.
D. Gingival Enlargement (Pembesaran Gingiva)
Salah satu efek samping obat-obatan pada jaringan periodonsium yang paling sering
adalah pembesaran gingiva atau juga dikenal dengan hiperplasia gingiva. Pembesaran
ukuran dari gingiva diperparah dengan buruknya oral hygiene seseorang.
Patogenesis terjadinya pembesaran gingiva yang disebabkan oleh obat-obatan ini
sebagai akibat dari terjadinya peningkatan sintesa/produksi kolagen oleh fibroblast
gingiva, pengurangan degradasi kolagen akibat diproduksinya enzim kolagenase yang
inaktif dan pertambahan matriks non-kolagen, sebagai contoh glikosaminoglikans dan
proteoglikans, dalam jumlah yang lebih banyak dari matriks kolagen.
E. Eritema Multiform (EM)
Merupakan penyakit kulit dan membrana mukosa dengan tanda-tanda klinis yang
luas, gangguan inflamasi akut, sering berulang dan merupakan reaksi hipersensitifitas
yang berdampak pada jaringan mukokutaneus yang dapat menyebabkan beberapa
jenis lesi kulit, maka dinamakan multiforme.Pada mulut terlihat peradangan yang
luas, dengan pembentukan vesikel kecil serta erosi yang luas dengan dasar yang
berwarna merah. Dapat terjadi pada bibir dan terbentuk ulser yang luas.
EM terbagi atas 2 tipe yaitu tipe minor dan tipe mayor. Tipe minor terjadi hanya pada
satu daerah saja. Dapat mengenai mulut saja, kulit atau mukosa lainnya. Tipe mayor
juga dikenal dengan istilah Steven-Johnson syndrome dimana hampir seluruh mukosa
mulut terlibat dan juga dapat mengenai mata, laring, esophagus, kulit, dan genital.
Eritema multiform yang dipicu oleh obat-obat antihipertensi terjadi sebagai reaksi
hipersensitifitas imunitas dari tubuh ditandai dengan hadirnya sel-sel efektor
sitotoksik dan CD8limfosit T pada epitel yang menyebabkan apoptosis dari keratinosit
sehingga sel menjadi nekrosis.
F. Angioderma
Angioedema adalah pembengkakan pada lapisan dermis, jaringan subkutaneus atau
submukosa yang mempengaruhi setiap bagian tubuh terutama kelopak mata, bibir,
lidah, dan bahkan jaringan dari dasar mulut yang dapat menyebabkan terbentuknya
edema laryngeal.
Angioedema sebagai manifestasi dari pemakaian obat-obatan digolongkan sebagai
angioedema yang bukan disebabkan karena reaksi alergi karena tidak ada keterlibatan
IgE dan histamine dalam hal ini. Melainkan terjadi karena meningkatnya kadar dari
bradikinin atau berubahnya fungsi dari C1 inhibitor.
G. Sindroma Mulut Terbakar (SMT)
SMT didefenisikan sebagai gejala dan karakteristik rasa sakit dan rasa terbakar pada
salah satu atau beberapa struktur rongga mulut dengan atau tanpa adanya perubahan
klinis di rongga mulut. Gangguan ini ditandai dengan adanya rasa terbakar atau rasa
gatal pada ujung dan lateral lidah, bibir, dan palatum anterior, dan terkadang dikaitkan
dengan perubahan pengecapan dan mulut kering. Manifestasi SMT biasanya bilateral
namun pada beberapa kasus ada yang unilateral. Sindroma ini pada umumnya terjadi
pada wanita dimana prevalensi yang tinggi terjadi pada wanita yang sudah
menopause.
Klasifikasi dari SMT berdasarkan gejalanya dapat dibagi menjadi 3 tipe sebagai
berikut :
1. SMT tipe 1 : Rasa terbakar tidak terjadi pada waktu bangun pagi hari tetapi akan
terasa bila hari telah siang.
2. SMT tipe 2 : Rasa terbakar dirasakan pada pagi hari segera setelah bangun tidur
dan menetap sampai penderita tidur lagi.
3. SMT tipe 3 : Rasa terbakar hilang timbul dan menyerang tempat-tempat yang
tidak umum, seperti dasar mulut dan tenggorokan.
H. Dysgeusia (Gangguan Pengecapan)
Dysgeusia adalah suatu keadaan dimana terjadinya gangguan dalam hal pengecapan
dan terkadang disertai gangguan dalam hal penciuman. Dysgeusia dapat disebabkan
oleh beberapa hal. Sebagai contoh flu, infeksi sinus, sakit tenggorokan dapat
menyebabkan dysgeusia. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan dysgeusia
seperti rokok, xerostomia, defisiensi vitamin dan mineral, depresi, radiasi di daerah
leher dan kepala, obat-obatan seperti ACE-inhibitor, antibiotik, dan obat-obat
kemoterapi. Dysgeusia juga dihubungkan dengan sindroma mulut terbakar atau
glossitis dan kondisi oral lainnya.
Perawatan dari dysgeusia adalah dengan menghilangkan faktor penyebabnya. Jika
dysgeusia terjadi karena kerusakan saraf yang permanen maka dysgeusia tidak bisa
diobati.
Obat – obat antihipertensi dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan dengan
manifestasi oral efek sampingnya, antaranya:
1. Diuretic
Manifestasi oral: xerostomia, reaksi likenoid, dysgeusia, angioderma, eritema.
2. Penghambat adrenoreseptor Beta( β-blocker)
Manifestasi oral: xerostomia, reaksi likenoid, dysgeusia, angioderma.
3. Calcium Channel Blockers ( Antagonis Kalsium)
Manifestasi oral: pembesaran gingival, xerostomia, dysgeusia, ulser
4. Penghambat Angitensin-Converting Enzyme ( ACE-Inhibitor)
Manifestasi oral: xerostomia, ulser, dysgeusia, angioderma, reaksi likenoid, sindroma
mulut terbakar(SMT)
5. Antagonis Reseptor Angiotensin II (Angiotensin receptor blocker, ARBs)
Manifestasi oral: xerostomia, angioderma
* Daftar pustaka:Yunita A. 2010. Prevalensi dan Distribusi Manifestasi Oral Akibar Penggunaan Obat – obatan Antihipertensi pada pasien hipertensi di RSUP H.Adam Malik dan RSU DR. Pirngadi Medan. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21489 [Accessed on 16 November 2012]