manifestasi oral pada anak penderita atritis idiopatik juvenil

33
MAKALAH PEDODONSIA MANIFESTASI ORAL PADA ANAK PENDERITA ATRITIS IDIOPATIK JUVENIL Disusun Oleh : Inneke Rachmawaty Syam, S.KG 2014-16-167 Pembimbing : drg. Ika Anisyah, Sp. KGA 1

Upload: inneke-rachmawaty-syam

Post on 16-Feb-2016

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Artritis Idiopatik Juvenil (AIJ) adalah merupakan penyakit kronis yang merusak dan menghancurkan sendi-sendi tubuh. Kerusakan disebabkan oleh peradangan yang merupakan respon normal dari sistem kekebalan tubuh. Peradangan pada sendi menyebabkan nyeri, kekakuan, dan bengkak serta gejala lainnya. Selain itu, peradangan sering mempengaruhi organ lain dari sistem tubuh. Jika peradangan tidak dihambat atau dihentikan, akhirnya akan menghancurkan sendi yang terkena dan jaringan lainnya.1 Namun, efek AIJ pada gigi dan mulut tidak banyak diketahui. Efek AIJ terhadap gigi dan mulut antara lain adalah karies, penyakit periodontal, abnormalitas saliva, ketidaknyamanan pada temporomandibular (TMJ) dan efek pada pertumbuhan fasial. Selain itu, efek sistemik dari penyakit kronis dapat mempengaruhi kesehatan gigi.

TRANSCRIPT

Page 1: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

MAKALAH PEDODONSIA

MANIFESTASI ORAL PADA ANAK

PENDERITA ATRITIS IDIOPATIK JUVENIL

Disusun Oleh :

Inneke Rachmawaty Syam, S.KG 2014-16-167

Pembimbing :

drg. Ika Anisyah, Sp. KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIV. PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

2015

1

Page 2: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

BAB I

PENDAHULUAN

Artritis Idiopatik Juvenil (AIJ) adalah merupakan penyakit kronis yang merusak

dan menghancurkan sendi-sendi tubuh. Kerusakan disebabkan oleh peradangan yang

merupakan respon normal dari sistem kekebalan tubuh. Peradangan pada sendi

menyebabkan nyeri, kekakuan, dan bengkak serta gejala lainnya. Selain itu, peradangan

sering mempengaruhi organ lain dari sistem tubuh. Jika peradangan tidak dihambat atau

dihentikan, akhirnya akan menghancurkan sendi yang terkena dan jaringan lainnya.1

Namun, efek AIJ pada gigi dan mulut tidak banyak diketahui. Efek AIJ terhadap gigi dan

mulut antara lain adalah karies, penyakit periodontal, abnormalitas saliva,

ketidaknyamanan pada temporomandibular (TMJ) dan efek pada pertumbuhan fasial.

Selain itu, efek sistemik dari penyakit kronis dapat mempengaruhi kesehatan gigi.2

Insiden JRA diperkirakan 2 - 20 kasus per 100.000 anak dengan prevalensi 16-

150 kasus per 100.000 anak diseluruh dunia. Artritis Idiopatik Juvenil (AIJ) biasanya

muncul sebelum usia 16 tahun. Namun onset penyakit juga dapat terjadi lebih awal,

dengan frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun. Perempuan lebih sering terkena dari

pada laki-laki.3

Saat ini masih sedikit studi ilmiah yang dilaporkan dalam literatur tentang anak-

anak yang di diagnosis AIJ yang mempunyai gejala berkaitan dengan daerah orofasial

mereka. AIJ adalah penyakit radang yang paling umum pada anak-anak yang ditandai

dengan nyeri dan disfungsi pada sendi, biasanya melibatkan sendi TMJ Retardasi

pertumbuhan rahang mempengaruhi penampilan wajah, menimbulkan rasa nyeri dan

disfungsi yang lebih parah di kemudian hari.4

2

Page 3: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

BAB II

PEMBAHASAN

I. Atritis Idiopatik Juvenil

A. Definisi & Klasifikasi Atritis Idiopatik Juvenil

Atritis Idiopatik Juvenil (AIJ) adalah salah satu penyakit yang paling

sering ditemui pada anak dan merupakan kelainan yang paling sering

menyebabkan kecacatan. Ditandai dengan kelainan karakteristik yaitu

sinovitis idiopatik dari sendi kecil, disertai dengan pembengkakan dan

efusi sendi.4,5

AIJ di definisikan sebagai adanya tanda objektif arthritis pada

sedikitnta satu sendi yang berlangsung lebih dari 6 minggu pada anak usia

kurang dari 16 tahun.4,5

Arthritis itu sendiri merupakan pembengkakan pada sendi atau

ditemukannya dua atau lebih tanda berikut : keterbatasan gerak, adanya

nyeri tekan, nyeri saat bergerak, atau sendi terasa hangat.4,5

Pada tahun 1970, dua kriteria digunakan untuk mengklasifikasikan

JRA pada anak yaitu klasifikasi oleh American Collage of Rheumatology

(ACR), dan European League Against Rheumatism (EULAR). Pada

tahun1993, klasifikasi ketiga muncul dari International League of

Association for Rheumatology (ILAR). Karakteristik klinis JRA yang

sering digunakan adalah oligoartritis, poliartritis dan onset sistemik.6

3

Page 4: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Tabel 1.Karakteristik JRA tipe onset penyakit 6

Karakteristik Poliartritis Oligoartritis Sistemik

Presentase kasus 30 % 60% 10%

Sendi terlibat ≥ 5 ≤ 4 Bervariasi

Usia onset Seluruh masa anak, puncak usia 1-3 tahun

Awal masa anak, puncak usia 1-2 tahun

Seluruh masa anak, tidak ada puncak

Rasio jenis kelamin ( laki-laki: perempuan )

1:3 1:5 1:1

Keterlibatan sistemik

Penyakit sistemik sedang

Tidak ada penyakit sistemik, penyebab utama morbiditas adalah uveitis

Penyakit sistemik sering sembuh sendiri, sebagian mengalami destruksi artritis kronik

Adanya uveitis kronik

5% 5-15% Jarang

Frekuensi seropositif faktor rheumatoid

10% ( meningkat dengan usia )

Jarang Jarang

Antibodi antinuclear

40-50% 75-85% 10%

Prognosis Sedang Baik, kecuali untuk penglihatan

Buruk

B. Penyebab Atritis Idiopatik Juvenil

Atritis idiopatik juvenil terjadi ketika sistem kekebalan tubuh

menyerang sel dan jaringannya sendiri. Tidak diketahui mengapa hal ini

bisa terjadi, namun faktor keturunan dan lingkungan tampaknya memiliki

peranan tersendiri. Mutasi gen tertentu dapat membuat seseorang lebih

rentan terhadap faktor lingkungan - seperti virus - yang dapat memicu

penyakit.4,5

4

Page 5: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

C. Gejala

Artritis

Adalah gejala klinis utama yang terlihat secara obyektif. Ditandai

dengan salah satu dari gejala pembengkakan  atau efusi sendi, atau paling

sedikit 2 dari 3 gejala peradangan yaitu gerakan yang terbatas, nyeri jika

digerakkan dan panas. Nyeri atau sakit biasanya tidak begitu menonjol.

Pada  anak kecil, yang lebih jelas adalah kekakuan sendi pada pergerakan,

terutama pada pagi  (morning stiffness).5

Tipe onset poliartritis

Terdapat pada penderita yang menunjukkan gejala arthritis pada lebih

dari 4 sendi, sedangkan tipe onset oligoartritis 4 sendi atau kurang pada 6

bulan pertama. Pada tipe oligoartritis sendi besar lebih sering terkena dan

biasanya pada sendi tungkai. Pada tipe poliartritis lebih sering terdapat

pada sendi-sendi jari dan biasanya simetris, bisa juga pada sendi lutut,

pergelangan kaki, dan siku.5

Tipe onset sistemik

Ditandai dengan demam intermiten dengan puncak tunggal atau ganda,

lebih dari 39o C selama 2 minggu atau lebih, artritis disertai kelainan

sistemik lain berupa ruam rematoid serta kelainan viseral misalnya

hepatosplenomegali, serositis atau limfadenopati.5

D. Diagnosa

5

Page 6: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Seperti telah dijelaskan maka diagnosis Artritis Idiopatik Juvenil (AIJ).

dibuat semata-mata secara klinis. Walaupun beberapa pemeriksaan

imunologik tertentu dapat menyokong harus tetap diingat bahwa tidak ada

pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk diagnosis AIJ.

Pemeriksaan Klinis

Terdapat beberapa pengelompokan dalam mendiagnosis JRA, di

antaranya:

Kriteria diagnosis Juvenile Rheumatoid Arthritis menurut American

College of Rheumatology (ACR) :2

1. Usia penderita < 16 tahun

2. Artritis (bengkak atau efusi, adanya dua atau lebih tanda :

keterbatasan gerak, nyeri saat gerak dan panas pada sendi) pada satu

sendi atau lebih

3. Lama sakit > 6 minggu

4. Tipe onset penyakit (dalam 6 bulan pertama) :

a. Poliartritis : ≥ 5 sendi

b. Pausiartikular : < 5 sendi

c. Sistemik : artritis dengan demam minimal 2 minggu, mungkin

terdapat ruam atau keterlibatan ekstraartikular, seperti limfadenopati,

hepatosplenomegali atau perikarditis

5. Kemungkinan penyakit artritis lain dapat disingkirkan

Kriteria diagnosis Juvenile Chronic Arthritis menurut European

League Against Rheumatism (EULAR) :2

6

Page 7: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

1. Usia penderita < 16 tahun

2. Artritis pada satu sendi atau lebih

3. Lama sakit > 3 minggu

4. Tipe onset penyakit :

a. Poliartritis : > 4 sendi, faktor reumatoid negatif

b. Pausiartikular: < 5 sendi

c. Sistemik : artritis dengan demam

d. Artritis reumatoid juvenil : > 4 sendi, faktor reumatoid positif

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dipakai sebagai penunjang diagosis. Bila

diketemukan Anti Nuclear Antibody (ANA), Faktor Reumatoid (RF) dan

peningkatan C3 dan C4 maka diagnosis AIJ menjadi lebih sempurna.1

Selama penyakit aktif, LED dan CRP biasanya meningkat. Anemia

pada umumnya dijumpai, biasanya dengan angka retikulosit rendah dan

uji Coomb negatif. Selain itu ditemukan peningkatan sel darah putih.

Trombositosis dapat terjadi terutama pada penyakit. Analisis urin normal,

selama terapi non-steroid mungkin ditemukan sedikit eritrosit dan sel

tubuler ginjal. Terdapat kenaikan fraksi α2-dan gamma globulin dalam

serum dan penurunan albumin. Salah satu atau semua kadar

imunoglobulin serum dapat naik.7

ANA ditemukan pada beberapa anak dengan penyakit faktor

reumatoid-negatif (25%), faktor reumatoid positif (75%), atau

pausiartikular tipe I (90%) tetapi jarang, pada mereka yang dengan

penyakit sistemik atau pausiartikuler tipe II. Penemuan ANA tidak

7

Page 8: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

berkolerasi dengan keparahan penyakit.7

Faktor reumatoid ditemukan pada sekitar 5% anak JRA dan berkolerasi

dengan JRA yang mulai pada umur yang lebih tua. Hasil uji positif paling

sering dihubungkan dengan penyakit poliartikular, yang mulai pada akhir

masa kanak-kanak, artritis destruksi berat, dan nodulus reumatoid.7

Cairan sinovial pada JRA tampak seperti berawan dan biasanya berisi

jumlah protein yang naik. Jumlah sel dapat bervariasi dari 5000-80.000

sel/mm3; sel-sel tersebut terutama netrofil. Kadar glukosa pada cairan

sendi mungkin rendah; kadar komplemen mungkin normal atau menurun.7

Faktor reumatoid adalah kompleks IgM-anti IgG pada dewasa dan

mudah dideteksi, sedangkan pada JRA lebih sering IgG-anti IgG yang

lebih sukar dideteksi laboratorium. Anti-Nuclear Antibody (ANA) lebih

sering dijumpai pada JRA. Kekerapannya lebih tinggi pada penderita

wanita muda dengan oligoartritis dengan komplikasi uveitis. Pemeriksaan

imunogenetik menunjukkan bahwa HLA B27 lebih sering pada tipe

oligoartritis yang kemudian menjadi spondilitis ankilosa. HLA B5 B8 dan

BW35 lebih sering ditemukan di Australia.1

Radiologi

Pemeriksaan radiologi JRA dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

kerusakan yang terjadi pada keadaan klinis tertentu. Kelainan radiologik

yang terlihat pada sendi biasanya adalah pembengkakan jaringan lunak

sekitar sendi, pelebaran ruang sendi, osteoporosis, dan kelainan yang agak

jarang seperti formasi tulang baru periostal. Pada tingkat lebih lanjut

(biasanya lebih dari 2 tahun) dapat terlihat erosi tulang persendian dan

8

Page 9: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

penyempitan daerah tulang rawan. Ankilosis dapat ditemukan terutama di

daerah sendi karpal dan tarsal. Gambaran nekrosis aseptik jarang dijumpai

pada JRA walaupun dengan pengobatan steroid dosis tinggi jangka

panjang.1

Tidak semua sendi kelompok JRA menunjukkan gambaran erosi,

biasanya hanya didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak,

sedangkan erosi sendi hanya didapatkan pada kelompok poliartikular.1

Gambaran agak khas pada tipe oligoartritis dapat terlihat berupa erosi

tulang pada fase lanjut, pengecilan diameter tulang panjang, serta atrofi

jaringan lunak regional sekunder. Kauffman dan Lovell mengajukan

beberapa gambaran radiologik yang menurut mereka khas untuk JRA

sistemik, yaitu a)tulang panjang yang memendek, melengkung, dan

melebar, b)metafisis mengembang, dan c)fragmentasi iregular epifisis

pada masa awal sakit yang kemudian secara bertahap bergabung ke dalam

metafisis. 1

Pemeriksaan foto rontgen tidak sensitif untuk mendeteksi penyakit

tulang atau manifestasi jaringan lunak pada fase awal. Selain dengan foto

rontgen biasa kelainan tulang dan sendi JRA dapat pula dideteksi lebih

dini melalui skintigrafi dengan technetium 99m. Pemeriksaan

radionuklida ini sensitif namun kurang spesifik. Skintigrafi menunjukkan

keadaan hemodinamik dan aktivitas metabolik di tulang dan sendi saat

pemeriksaan dilakukan, sehingga dapat menunjukkan inflamasi sendi

secara dini. Ultrasonografi merupakan sarana paling baik untuk

mengetahui keadaan cairan intra-artrikular, terutama pada sendi-sendi

yang susah dilakukan pemeriksaan cairan secara klinis, seperti pinggul

9

Page 10: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

dan bahu.1

Ultrasonografi juga dapat menilai efusi atau sinovitis dengan menilai

penebalan membran sinovial dari sendi yang meradang, bursa dan

pembungkus tendon. Pemeriksaan MRI yang dipadu dengan gadolinium

juga dapat membedakan inflamasi sinovial dengan cairan sinovial. Sarana

MRI dapat digunakan untuk menilai aspek inflamasi dan destruktif dari

penyakit artritis. Berlawanan dengan foto rontgen, pemeriksaan MRI

dapat digunakan untuk mendeteksi inflamasi jaringan lunak dan

perubahan tulang pada fase awal, selain itu dapat menilai progresifitas

penyakit.1

II. Manifestasi Oral pada Atritis Idiopatik Juvenil

JIA adalah penyakit persendian, dimana sebagian kasus mengenai TMJ

dan mempengaruhi pertumbuhan kranofasial, fungsi rahang, dan sistem

mukoskeletal yang menyebabkan ketidak nyamanan dan rasa saki. Kelejar

saliva, jaringan gingiva dan periodontal dapat terpengaruh. Hal ini

disebabkan oleh aktivitas synovitis yang tinggi yang menyebabkan

bertambahnya mediator inflamasi bersirkulasi dan menyebar ke jaringan

lain. Pengobatan pada JIA dapat memberikan efek yang buruk terhadap

gigi, mukosa oral, dan saliva. Resiko peningkatan infeksi oral juga dapat

terjadi.4

Saliva dan mikroflora oral

Lebih dari 800 spesies bakteri yang berbeda dapat di

identifikasi pada oral kavitas dan sebagian besar terdapat pada dental

10

Page 11: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

plak. Kelenjar saliva mensekresikan protein dan peptide dalam jumlah

banyak dan diintegrasikan dalam sistem neuroendrokrin. Saliva pada

anak-anak yang menderita JIA ditemukan memilik volume yang lebih

sedikit dan komposisi yang berbeda, sebagai indikasi adanya aktivitas

penyakit.2,4

Penyakit rematik dan periodontitis

Rheumatoid arthritis (RA) dan JIA diidentifikasi dengan adanya

proses inflamasi destruktif pada perbatasan tulang dan jaringan ikat

sendi yang mirip dengan proses inflamasi pada jaringan pendukung

disekitar gigi. Penyebabnya diperkirakan adalah deregulasi respon

imun terhadap inflamasi dan hubungan infeksius pada bakteri dan agen

virus. Porphyromonas gingivalis agen bakteri yang umum ditemukan

pada periodontitis juga ditemukan pada cairan synovial dan dapat

memicu respon autoimun. Peningkatan attachement loss pada pasien

JIA dan kerusakan periodontal pada orang dewasa penderita RA dapat

membaik dengan mengkonsumsi obat-obatan dan kontrol plak.2,4

Dental Plak dan Gingivitis

Menyikat gigi dengan berbagai alat dan berkumur dengan obat

kumur penting untuk mempertahankan lingkungan yang anaerobic dan

ber gram positif. Kegiatan pendukung oral hygine yang regular dan

kontrol bakteri membantu untuk mempertahankan komposisi bakteri

sehat yang konstan. Secara klinis kontrol bakteri berhubungan dengan

tidak adanya inflamasi yang terlihat dan kedalaman poket kurang dari

3mm. Biofilm adalah komunitas bakteri yang terdiri dari beberapa

11

Page 12: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

organisme secara kolektif. Biofilm oral pada dental plak memiliki

karakterisrik yaitu jumlah anaerob yang besar, spiroseta dan spesies

bakteri yang bergerak. Jika kolonisasi pada biofilm melebihi batas

normal pertahan imunologis akan bereaksi dengan menciptakan

beberapa reaksi yang terjadi pada jaringan ikat. Secara klinis hal ini

berhubungan dengan bertambahnya tanda klinis dari inflamasi (BOP /

Perdarahan yang lebih parah) dan pendalaman poket. Pada level seluler

hal ini diidentifikasi dengan adanya peningkatan parameter inflamasi,

penguraian produk seluler dan peningkatan crevicular fluid flow.

Inflamasi gingiva meningkatan pravalesi bakterimia secara

signifikan.2,4

Gingivitis pada JIA

Sebagiaan besar studi telah menemukan frekuensi plak dan

gingivitis pada pasien penderita JIA dibandingkan dengan orang yang

sehat. BOP dapat berkurang dengan pengobatan dengan NSAID.2,4

Karies Gigi

Karies dental adalah penyakit yang infeksius, dimana bakteri

berpenetrasi kedalam bagian yang memiliki vaskularisasi yang tinggi

yaitu pulpa dan dapat menyebar, dan menyebabkan infeksi dan rasa

sakit. Karies dental sering ditemukan pada anak kecil yang menderita

JIA.2,4

Frekuensi dan faktor resiko TMJ pada AIJ

12

Page 13: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Studi yang dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik

imaging menemukan pravelensi TMJ atritis pada anak-anak dengan

JIA sebanyak 38% - 93%. Anak-anak dengan atritis polyartikular lebih

banyak terkena masalah TMJ. TMJ atritis dapat muncul tanpa adanya

penyakit lain saat dilakukan terapi imun sitemik.2,4

III. Perawatan

Dasar pengobatan AIJ adalah suportif, bukan kuratif. Tujuan

pengobatan adalah mengontrol nyeri, menjaga kekuatan dan fungsi otot

serta rentang gerakan (range of motion), mengatasi komplikasi sistemik,

memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan yang normal. Karena itu

pengobatan dilakukan secara terpadu untuk mengontrol manifestasi klinis

dan mencegah deformitas dengan melibatkan dokter anak, ahli fisioterapi,

latihan kerja, pekerja sosial, bila perlu konsultasi pada ahli bedah dan

psikiatri.6

Tujuan penatalaksanaan AIJ ini tidak hanya sekedar mengatasi nyeri.

Banyak hal yang harus diperhatikan selain mengatasi nyeri, yaitu

mencegah erosi lebih lanjut, mengurangi kerusakan sendi yang permanen,

dan mencegah kecacatan sendi permanen. Modalitas terapi yang

digunakan adalah farmakologi maupun non farmakologi. Selain obat-

obatan, nutrisi juga tak kalah penting. Pada pasien JRA pertumbuhannya

sangat terganggu baik karena konsumsi zat gizi yang kurang atau

menurunnya nafsu makan akibat sakit atau efek samping obat.6

Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS)

13

Page 14: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Pengelolaan nyeri kronik pada anak tidak mudah. Masalahnya sangat

kompleks, karena pada umumnya anak-anak belum dapat mengungkapkan

nyeri. Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) merupakan anti nyeri pada

umumnya yang dapat ditoleransi dengan baik oleh anak-anak. Selain untuk

mengurangi nyeri, OAINS juga dapat digunakan mengontrol kaku sendi.

Efek analgesiknya juga sangat cepat. OAINS yang sering digunakan adalah

ibuprofen dan naproxen.2,

Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) digunakan pada sebagian

besar anak dalam terapi inisial. Obat golongan ini mempunyai efek

antipiretik, analgetik, dan antiinflamasi serta aman untuk penggunaan

jangka panjang pada anak. Selain itu obat ini juga menghambat sintesis

prostaglandin. Sebagian besar anak dengan tipe oligoartritis dan sedikit

poliartritis mempunyai respon baik terhadap pengobatan OAINS tanpa

memerlukan tambahan obat lini kedua.2,6

Anak-anak biasanya mengunyah atau menghisap saat mengkonsumsi

obat tablet, hal ini mengakibatkan ulserasi pada rongga mulut dan juga

membuat erosi pada permukaan gigi. Belum ada studi yang menjelaskan

bahwa pada obat-obatan yang di konsumsi oleh penderita AIJ itu tidak

mengandung gula, maka dari itu pemakaian jangka panjang dapat

meningkatkan karies gigi. Obat sirup digunakan sebagai alternatif

dibandingkan obat tablet karena lebih mudah dikonsumsi. Pemberian obat

ini lebih baik diberikan pada saat malam hari sebelum tidur, karena

produksi saliva pada saat tidur rendah.2

Analgetik

14

Page 15: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Walaupun bukan obat antiinflamasi, asetaminofen dalam 2-3 kali

pemberian dapat bermanfaat untuk mengontrol nyeri atau demam terutama

pada penyakit sistemik. Obat ini tidak boleh diberikan untuk waktu lama

karena dapat menimbulkan kelainan ginjal.6

Imunosupresan

Imunosupresan hanya diberikan dalam protokol eksperimental untuk

keadaan berat yang mengancam kehidupan, walaupun beberapa pusat

reumatologi sudah mulai memakainya dalam protokol baku. Obat yang

biasa dipergunakan adalah azatioprin, siklofosfamid, klorambusil, dan

metotreksat. 6

Kortikosteroid

Diberikan bila terdapat gejala penyakit sistemik, uveitis kronik, atau

untuk suntikan intraartikular. Penggunaan kortikosteroid tunggal tidak

dianjurkan untuk menekan inflamasi sendi, namun dosis rendah dapat

digunakan pada anak dengan poliartritis berat yang tidak berespon dengan

terapi lain. Dosis rendah prednison (0,1-0,2 mg/kgBB) dapat digunakan

sebagai agen “jembatan” dalam terapi inisial anak yang sakit sedang atau

berat yang sebelumnya menggunakan obat antiinflamasi kerja lambat.

Untuk gejala penyakit sistemik berat yang tak terkontrol diberikan

prednison 0,25-1 mg/kgBB/hari dosis tunggal (maksimal 40 mg) atau dosis

terbagi pada keadaan yang lebih berat. Bila terjadi perbaikan klinis maka

dosis diturunkan perlahan dan prednison dihentikan. Efek samping yang

dapat terjadi pada pemakaian jangka panjang antara lain sindrom cushing,

15

Page 16: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

penekanan pertumbuhan, fraktur, katarak, gejala gastrointestinal dan

defisiensi glukokortikoid. 6

Pada pasien yang menggunakan obat kortekosteroid dalam jangka

waktu panjang menyebabkan proses penyembuhan apabila terjadi luka

menjadi lebih lama. Hal ini harus diwaspadai oleh dokter / dokter gigi

apabila ingin melakukan pembedahan atau pengobatan yang menyebabkan

trauma.2

Fisioterapi dan Latihan Fisik

Banyak manfaat terapi dengan fisioterapi. Kegunaannya antara lain

untuk mengontrol nyeri, dengan cara pemasangan bidai, terapi panas

dingin, dan hidroterapi. Hidroterapi pemanasan dengan air pada suhu 96 oF

sangat membantu mengurangi nyeri. Selain itu, fisioterapi berguna bagi

anak-anak untuk melakukan peregangan otot yang dapat berguna

memperbaiki fungsi sendi. Peregangan pasif sangat diperlukan, tetapi harus

dikerjakan dengan pengawasan. Latihan aktif dengan atau tanpa beban

sangat membantu menambah massa otot. Fisioterapi juga berguna untuk

mempertahankan fungsi gerak sendi serta mempertahankan pertumbuhan

normal.6,8

Latihan fisik bertujuan untuk meminimalisir nyeri, menjaga dan

mengembalikan fungsi dan mencegah deformitas dan disabilitas. Pada anak

dengan artritis aktif dianjurkan untuk beristirahat dan meningkatkan waktu

tidur saat malam hari. Pasien dengan JRA harus sedapat mungkin aktif,

namun kegiatan yang menyebabkan kelelahan berlebih dan nyeri pada sendi

perlu dihindari. 6,8

16

Page 17: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Psikoterapi

Dukungan psikologis bagi anak dan keluarganya sangat penting untuk

memperbaiki prognosis jangka panjang. Anak dengan RJA berat sering

mengalami retardasi pertumbuhan dan sering terlalu dilindungi oleh

keluarga, guru dan teman sekelasnya. Anak tersebut sering memanfaatkan

hal ini untuk tidak pergi ke sekolah, tidak melakukan pekerjaan di rumah

ataupun tidak melakukan tugas yang tidak menyenangkan. Terapis harus

dapat meyakinkan semua orang yang berinteraksi dengan anak pengidap

RJA untuk menghadapi anak tersebut secara normal sesuai anak seusianya

dan menekankan indepedensi serta pendewasaan sebanyak mungkin. Bila

hal itu tidak dilakukan, anak mungkin akan makin mengalami regresi atau

imatur seiring dengan waktu.9

Selain itu, memiliki anak berpenyakit kronik akan menimbulkan stress

besar pada interaksi anak tersebut dengan saudara-saudaranya dan pada

perkawina orang tua. Perlunya terapi fisik akan menjadi beban bagi oang

tua, sehingga membutuhkan banyak dukungan dan dorongan. Beban biaya

untuk semua penyakit kronik mungkin sangat besar. Terapis harus bekerja

sama dengan guru dan departemen pendidikan, untuk memastikan bahwa

anak diijinkan dan didorong untuk menjadi senormal mungkinselagi di

sekolah.9

Nutrisi

Nutrisi dan vitamin suplemen (vitamin B dan asam folat) menjadi

aspek penting dalam penatalaksanaan jangka panjang, karena adanya proses

17

Page 18: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

retardasi pertumbuhan dan kerusakan mineralisasi tulang akibat penyakit

dan pemberian kortikosteroid.6

Seringkali didapatkan gangguan pertumbuhan, baik lokal karena

kerusakan pusat pertumbuhan tulang maupun umum karena asupan nutrisi

yang kurang dan menurunnya produksi insulin like growth factor. Anak-

anak dengan inflamasi kronis mempunyai risiko untuk terjadi malnutrisi

oleh karena menahan sakit yang menyebabkan nafsu makan menurun.

Dengan demikian jumlah kalori yang didapat berkurang. Selain faktor

tersebut, efek samping obat-obatan juga mempengaruhi penurunan nafsu

makan. Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan antara lain

OAINS dan klorokuin.8

Obesitas mungkin dijumpai pada beberapa kasus, hal ini disebabkan

karena kurangnya aktivitas, intake makanan yang berlebihan atau akibat

efek samping kortikosteroid. Penanganan diet pada anak sangatlah

kompleks. Vitamin, zat besi, dan kalsium sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan anak, dan sebaiknya ditambahkan pada diet. Oleh karena

pemakaian steroid jangka panjang, maka diperlukan vitamin D. Dosis untuk

anak umur 1-10 tahun adalah vitamin D 400 IU dan kalsium 400 mg,

sedangkan kalsium 800 mg digunakan pada anak lebih dari 10 tahun.8

Bedah

Terapi bedah dilakukan hanya pada sebagian kecil JRA yakni pada

kasus dimana terdapat deformitas sendi, ketidakmampuan bergerak atau

nyeri yang parah. Pembedahan adalah pilihan pengobatan yang harus

18

Page 19: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

dipertimbangkan bila tidak ada perbaikan dengan obat maupun terapi fisik

serta tidak dapat berjalan dan mengerjakan pekerjaan sehari-hari. 1

BAB III

RINGKASAN

19

Page 20: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

Artritis Idiopatik Juvenil (AIJ) adalah peradangan kronis pada sendi yang

onsetnya terjadi sebelum usia 16 tahun dan menetap lebih dari 6 minggu. Artritis

Idiopatik Juvenil (AIJ) merupakan penyakit kronis yang merusak dan

menghancurkan sendi-sendi tubuh. Kerusakan disebabkan oleh peradangan yang

menyebabkan nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi. Peradangan sering

mempengaruhi organ lain dari sistem tubuh. Jika peradangan tidak dihambat atau

dihentikan, akhirnya akan menghancurkan sendi yang terkena dan jaringan lainnya.

Angka kematian tertinggi pada anak-anak dengan AIJ terjadi pada pasien AIJ

sistemik yang menunjukkan gejala-gejala sistemik. Dasar pengobatan AIJ adalah

suportif, bukan kuratif. Modalitas terapi yang digunakan adalah farmakologi maupun

non farmakologi. Modalitas farmakologi diantaranya obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS), analgetik, imunosupresan, obat antireumatik kerja lambat, dan

kortikosteroid. Sedangkan modalitas non farmakologi yaitu fisioterapi, latihan fisik,

dan nutrisi.

Pada kebanyakan kasus, AIJ berespon secara lambat dan berangsur-angsur

terhadap terapi yang cocok. AIJ biasanya sembuh sebelum dewasa. Pasien yang

menderita artritis hanya pada beberapa sendi memiliki prognosis lebih baik daripada

mereka yang telah menderita penyakit artritis sistemik, yang sulit untuk disembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. David DS. Juvenile Idiopathic Arthritis. Diunduh dari:

20

Page 21: Manifestasi Oral Pada Anak Penderita Atritis Idiopatik Juvenil

http://emedicine.medscape.com/article/1007276-overview#a0156, 2011.

2. Walton A. G, Welbury R.R, Thomason J. M, Foster H. E. Oral health and juvenile

idiopathic arthritis: a review. Rheumatology 39:550-555, 2000

3. Khan P. Juvenile Idiopathic Arthritis, An Update on Pharmacotherapy. Bulletin of

the NYU Hospital for Joint Diseases 2011; 69(3): 264-76.

4. Leksell E. Oral health in children with juvenile idiopathic arthritis. Stockholm:

Karolinska Instituted: 2012; 6,

5. Hwan Kim, Soo Kim. Juvenile idopathic arthritis: Diognosis and differential

diagnosis. Korean J Pediatr 2010;53(11):931-935

6. Akib AAP. Artritis Reumatoid Juvenil. Dalam: Akib AAP, Munasir Z, Kurniati N,

penyunting. Buku Ajar Alergi Imunologi Anak. Jakarta: IDAI. 2008; hal 322-44.

7. Kliegman R, Stanton BF, Geme JW, Schor NF, Behrman RE, Arvin A. Artritis

Reumatoid Juvenil. Juvenile Idiopathic Arthritis. Dalam: Kliegman Robert M ... [et

al.]. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th edition. Philadelphia: Elsevier. 2011;

2671-2689.

8. Yuliasih. Artritis Reumatoid Juvenil. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:

Interna Publishing. 2010; 2520-5.

9. Rudolph MA. Artritis Reumatoid Juvenilis. Dalam: Buku Ajar Pediatrik Rudolph.

Vol. 1. Ed : 20. Deborah Welt Kredich. Jakarta: EGC. 2006; 537-8.

21