manifestasi klinis cor pulmonale

3
MANIFESTASI KLINIS COR PULMONALE Dalam perjalanan penyakit kor pulmonal dibedakan dalam 5 fase, yaitu: Fase I Pada fase I, belum ada gejala klinis yang jelas selain adanya permulaan penyakit paru obstruktif kronik, tuberkulosis lama, bronkiektasis, dan lain-lain. Penderita biasanya sudah berumur lebih dari 50 tahun, sering dalam anamnesis terdapat kebiasaan banyak merokok. Fase II Pada fase II sudah mulai ada tanda-tanda berkurangnya ventilasi. Gejala batuk yang lama sering disertai dahak banyak terutama pada bronkiektasis. Sesak napas dan napas berbunyi apabila ada konstriksi bronkus akibat asma bronkial. Sesak napas terutama timbul pada waktu berjalan menanjak atau sesudah banyak berbicara, dan penderita sering disebut dengan istilah pink puffers. Sianosis belum tampak. Pada pemeriksaan fisik sudah tedapat kelainan toraks berupa suara ketokan hipersonor, suara napas berkurang, ekspirasi mamanjang, terdengar ronkhi basah kasar dan kering (wheezing). Diafragma letak rendah dan suara jantung terdengar lebih redup, karena sudah mulai tertutup oleh paru yang mengembang. Pada pemeriksaan foto toraks tampak penerawangan yang lebih, corakan pembuluh darah berkurang, diafragma lebih rendah, mendatar dan kurang bergerak. Posisi jantung vertikal.

Upload: putri-laraswati

Post on 16-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Manifestasi Klinis Cor Pulmonale

TRANSCRIPT

MANIFESTASI KLINIS COR PULMONALEDalam perjalanan penyakit kor pulmonal dibedakan dalam 5 fase, yaitu:Fase IPada fase I, belum ada gejala klinis yang jelas selain adanya permulaan penyakit paru obstruktif kronik, tuberkulosis lama, bronkiektasis, dan lain-lain. Penderita biasanya sudah berumur lebih dari 50 tahun, sering dalam anamnesis terdapat kebiasaan banyak merokok. Fase IIPada fase II sudah mulai ada tanda-tanda berkurangnya ventilasi. Gejala batuk yang lama sering disertai dahak banyak terutama pada bronkiektasis. Sesak napas dan napas berbunyi apabila ada konstriksi bronkus akibat asma bronkial. Sesak napas terutama timbul pada waktu berjalan menanjak atau sesudah banyak berbicara, dan penderita sering disebut dengan istilah pink puffers. Sianosis belum tampak.Pada pemeriksaan fisik sudah tedapat kelainan toraks berupa suara ketokan hipersonor, suara napas berkurang, ekspirasi mamanjang, terdengar ronkhi basah kasar dan kering (wheezing). Diafragma letak rendah dan suara jantung terdengar lebih redup, karena sudah mulai tertutup oleh paru yang mengembang. Pada pemeriksaan foto toraks tampak penerawangan yang lebih, corakan pembuluh darah berkurang, diafragma lebih rendah, mendatar dan kurang bergerak. Posisi jantung vertikal.Fase IIIPada fase III, terjadi gejala hipoksemia yang lebih jelas. Timbul keluhan nafsu makan berkurang. Berat badan berkurang dan terasa cepat lelah. Pada pemeriksaan fisik penderita tampak sianotik. Sesaknya lebih nyata disertai tanda-tanda emfisema paru lebih jelas. Pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya polisitemia. Fungsi paru menandakan turunnya tekanan O2 arterial. Penderita sudah masuk ke dalam fase blue bloater.Fase IVFase ke IV ditandai dengan timbulnya hiperkapnia. Penderita menjadi lebih gelisah, mudah tersinggung dan mulai tampak adanya kelainan mental, sampai kadang-kadang timbul gejala somnolensi. Pada keadaan berat dapat terjadi koma, penderita kehilangan kesadaran. Kadar CO2 meningkat dalam darah arteri. PaCO2 naik sampai lebih dari 60-100 mmHg. Timbul asidosis, pH darah turun. Pada fase ini sudah timbul tanda-tanda kor pulmonal potensial dan tekanan pulmonal sudah mulai meningkat.Fase V Pada fase V sudah tampak kelainan di jantung. Tekanan di arteri pulmonal mulai meningkat. Mula-mula tekanan rata-rata arteri pulmonal kurang dari 25 mmHg tetapi kemudian akan naik sampai melampaui di atas 25 mmHg. Penderita sudah masuk ke dalam fase impending cor pulmonale. Sudah tampak kerja ventrikel kanan yang lebih berat agar dapat mengatasi kenaikan tekanan di arteri pulmonal, tetapi fungsi jantung kanan masih dapat mengadakan kompensasi. Ventrikel kanan menjadi hipertrofi dan akhirnya terjadilah gagal jantung kanan.Pada pemeriksaan klinis, penderita tampak sianotik, vena jugularis di leher tampak terbendung, hati membesar karena kongesti, timbul edema di tungkai, kaki, dan kadang disertai asites.