makalah uji widal

22
REAKSI WIDAL Disusun oleh: Nama :Winey Tillich Wahyuni NPM : 1443057050 Mata Kuliah: Serulogi dan Imunologi PROGRAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA JAKARTA 2015 Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 1

Upload: winniey-tillich-wahyuni

Post on 12-Aug-2015

246 views

Category:

Science


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH UJI WIDAL

REAKSI WIDAL

Disusun oleh:

Nama :Winey Tillich Wahyuni

NPM : 1443057050

Mata Kuliah: Serulogi dan Imunologi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

JAKARTA

2015

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 1

Page 2: MAKALAH UJI WIDAL

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana yang telah

direncanakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah yaitu mata kuliah Serulogi

dan Imunologi.

Makalah ini disusun dari beberapa sumber yang menjelaskan tentang reaksi widal

dan disetiap lembaran jilid dari makalah ini terdapat beberapa penjelasan mengenai reaksi

widal. Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca

makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari pada sempurna, maka kami

mengharapkan  kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini. Atas kritik

dan saran dari pembaca penyusun ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juni 2015

Winiey Tillich Wahyuni

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 2

Page 3: MAKALAH UJI WIDAL

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori........................................................................................ 3

2.1.1 Petanda Serologi Demam Typhoid ..................................... 3

2.1.2 Tujuan dari Uji Widal ......................................................... 4

2.1.3 Antigen Parameter Uji Widal .............................................. 5

2.1.4 Interpretasi Uji Widal .......................................................... 6

2.1.5 Penilaian Uji Widal.............................................................. 6

2.1.6 Mencari Pembawa Kuman Tifoid........................................ 7

2.1.7 Keterbatasan Uji Widal........................................................ 7

BAB III METODE KERJA

3.1 Pra Analitik Pada Pasien dan Prosedur Uji Widal ........................... 9

3.2 Alat yang digunakan dalam Uji Widal.............................................. 9

3.3 Bahan yang digunakan dalam Uji Widal .......................................... 9

3.4 Cara Analisa Uji Widal..................................................................... 9

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 10

BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 3

Page 4: MAKALAH UJI WIDAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan penyakit internasional, menjangkit 13,5 juta individu

tiap tahunnya. Sejak 1948 kloramfenikol digunakan untuk mengurangi kasus yang fatal

dari 20% menjadi 1%. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi merupakan

penyakit infeksi sistemik, bersifat endemis dan masih merupakan masalah kesehatan di

Indonesia. Diagnosis dini demam tifoid sangat diperlukan agar pengobatan yang tepat

dapat segera diberikan, sehingga komplikasi dapat dihindari. Diagnosis pasti demam

tifoid dengan cara mengisolasi kuman S. typhii, memerlukan waktu yang cukup lama (4–

7 hari) dan tidak semua laboratorium mampu melaksanakannya. Diagnosis demam tifoid

sering ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis dan tes serologis saja (Verma, 2010).

Uji widal merupakan salah satu uji serologis yang sampai saat ini masih

digunakan secara luas, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Uji widal

dapat dilakukan dengan metode tabung atau dengan metode peluncuran (slide). Uji widal

dengan metode peluncuran dapat dikerjakan lebih cepat dibandingkan dengan uji widal

tabung, tetapi ketepatan dan spesifisitas uji widal tabung lebih baik dibandingkan dengan

uji widal peluncuran (Wardhani, 2005).

Antigen merupakan suatu substansi yang dapat merangsang hewan atau manusia

untuk membentuk protein yang dapat berikatan dengannya dengan cara spesifik.

Antibodi merupakan suatu substansi yang dihasilkan sebagai jawaban (respon) terhadap

antigen yang reaksinya spesifik terhadap antigen tersebut. Antibodi yang dihasilkan tadi

hanya akan bereaksi dengan antigennya atau dengan antigen lain yang mempunyai

persamaan dekat dengan antigen pertama. Antibodi yang terdapat dalam cairan tubuh

biasanya disebut antibodi humoral dan beberapa diantaranya dapat menghasilkan reaksi

yang dapat dilihat dengan mata (visibel). Antibodi spesifik dibentuk di dalam sel tertentu

yang bereaksi secara spesifik dan langsung terhadap antigen. Antibodi semacam ini

dikenal sebagai antigen seluler (Soenarjo, 1989).

Aglutinasi merupakan reaksi serologi klasik yang dihasilkan gumpalan suspensi

sel oleh sebuah antibodi spesifik yang secara tidak langsung meyerang spesifik antigen.

Beberapa uji telah digunakan secara luas untuk mendeteksi antibodi yang menyerang

penyakit yang dihasilkan mikroorganisme pada serum dalam waktu yang lama. Fase

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 4

Page 5: MAKALAH UJI WIDAL

pertama aglutinasi adalah penyatuan antigen-antibodi terjadi seperti pada presipitasi dan

tergantung pada kekuatan ion, pH dan suhu. Fase kedua yaitu  pembentukan kisi-kisi

tergantung pada penanggulangan gaya tolak elektrostatik partikel-partikel (Olopoenia

dan King, 1999).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Serulogi dan

Imunologi tentang Uji widal.

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 5

Page 6: MAKALAH UJI WIDAL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar TeoriDemam typhoid (Typhoid Fever) merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang

disebabkan oleh Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi A, B dan C yang masih

dijumpai secara luas di negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan

subtropics (Musyaffa, 2010).

2.1.1 Petanda Serologi Demam Typhoid

Tubuh yang kemasukan Salmonella akan terangsang untuk membentuk antibodi

yang bersifat spesifik terhadap antigen yang merangsang pembentukannya.

Antibodi yang dibentuk merupakan petanda demam typhoid, yang dapat

dikategorikan sebagai berikut (Musyaffa, 2010):

a) Aglutinin O (Somatik)

Titer aglutinin O akan naik lebih dulu dan lebih cepat hilang daripada

aglutinin H atau Vi, karena pembentukannya T independent sehingga dapat

merangsang limfosit B untuk mengekskresikan antibodi tanpa melalui limfosit

T. Titer aglutinin O ini lebih bermanfaat dalam diagnosa dibandingkan titer

aglutinin H. Bila bereaksi dengan antigen spesifik akan terbentuk endapan

seperti pasir. Titer aglutinin O 1/160 dinyatakan positif demam typhoid dengan

catatan 8 bulan terakhir tidak mendapat vaksinasi atau sembuh dari demam

typhoid dan untuk yang tidak pernah terkena 1/80 merupakan positif.

b) Aglutinin H (flageller)

Titer aglutinin ini lebih lambat naik karena dalam pembentukan

memerlukan rangsangan limfosit T. Titer aglutinin 1/80 keatas mempunyai nilai

diagnostik yang baik dalam menentukan demam typhoid. Kenaikan titer

aglutinin empat kali dalam jangka 5-7 hari berguna untuk menentukan demam

typhoid. Bila bereaksi dengan antigen spesifik akan terbentuk endapan seperti

kapas atau awan.

c) Aglutinin Vi (Envelop)

Antigen Vi tidak digunakan untuk menunjang diagnosis demam thypoid.

Aglutinin Vi digunakan untuk mendeteksi adanya carrier. Antigen ini

menghalangi reaksi aglutinasi anti-O antibodi dengan antigen somatik. Selain

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 6

Page 7: MAKALAH UJI WIDAL

itu antigen Vi dapat untuk menentukan atau menemukan penderita yang

terinfeksi oleh Salmonella typhi atau kuman-kuman yang identik antigennya.

2.1.2 Tujuan dari Uji Widal

Salah satu pemeriksaan yang bertujuan

untuk menegakan diagnosa demam typhoid

adalah pemeriksaan widal. Widal atau uji

widal adalah prosedur uji serologi untuk

mendeteksi bakteri Salmonella enterica yang

mengakibatkan penyakit thypoid.

Pemeriksaan widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (di dalam

darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi (reagen). Uji ini

merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering diminati terutama

di negara dimana penyakit ini endemis seperti di Indonesia. Sebagai uji cepat

(rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya

aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Untuk

menentukan seseorang menderita demam typhoid atau bukan, tetap harus

didasarkan atas gejala-gejala yang sesuai dengan penyakit tifus. Uji widal hanya

dapat dikatakan sebagai penunjang diagnose jika seseorang tanpa gejala dengan uji

widal positif, tidak dapat dikatakan menderita tifus (Wiki,Tt).

Teknik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji

hapusan/ peluncuran (slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji

tabung membutuhkan waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang

lebih rumit dan uji widal slide hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja

yang biasanya digunakan dalam prosedur penapisan (srenning). Umumnya

sekarang lebih banyak digunakan uji widal slide. Sensitivitas dan spesifitas tes ini

amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan (Risnawati,2012).

Teknik slide test biasanya hanya digunakan untuk skrining (deteksi dini)

dan dapat digunakan untuk menentukan kehadiran dari antibodi homolog, jika

antibodi muncul di serum kemudian test tabung digunakan untuk menentukan titer

antibodi tersebut (Kit alat).

Antigen yang digunakan dalam reagen pada tes widal ini berasal dari

suspense Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium.

Dengan jalan mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan.

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 7

Page 8: MAKALAH UJI WIDAL

Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan

titer antibodi dalam serum. (Wiki,Tt)

2.1.3 Antigen Parameter Uji Widal

Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai sebagai

parameter penilaian hasil uji widal. Berikut ini penjelasan macam antigen

tersebut (Risnawati,2012):

a) Antigen O

Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh kuman.

Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap

pemanasan 100°C selama 2–5 jam, alkohol dan asam yang encer. Antigen O

atau antigen somatik akan membentuk aglutinasi dengan serum yang

mengandung antibodi yang ditunjukan dengan adanya gumpalan berpasir,

antigen yang terdapat antigen O terutama IgM. Sifat dan ciri khas antigen O

yaitu merupakan lapian terluar dari kuman, suatu lipopolisakarida, bersifat

sebagai endotoxin, tahan terhadap pemansan, asam dan alkohol dan tidak tahan

terhadap formalin.

b) Antigen H

Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau fili S.

typhi dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di

atas suhu 60°C dan pada pemberian alkohol atau asam. Antigen ini

mengandung beberapa unsur imunologik, dalam satu spesies Salmonella

antigen flagel dapat ditemukan dalam fase 1 dan 2, ini dinamakan variasi fase

antibodi terdapat antigen H terutama Ig C. Sifat dan ciri khas antigen H yaitu

terdapat pada flagella/fimbriae, merupakan suatu protein termolabil, tahan

terhadap formalin, tidak tahan terhadap panas dan alkohol dan bersifat sangat

imunogenik.

c) Antigen Vi

Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang melindungi kuman

dari fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan rusak bila dipanaskan

selama 1 jam pada suhu 60°C, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen ini

digunakan untuk mengetahui adanya karier. Sifat dan ciri khas antigen Vi yaitu

terdapat pada kapsul kuman, berperan pada karier, bersifat termolabil, tidak

menggumpal dengan serum anti O, dapat digumpalkan lagi jika dididihkan atau

dipanaskan pada suhu 60°C selama 1 jam.

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 8

Page 9: MAKALAH UJI WIDAL

d) Outer Membrane Protein (OMP)

Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak di luar

membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap

lingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu protein porin dan

protein nonporin. Porin merupakan komponen utama OMP, terdiri atas protein

OMP C, OMP D, OMP F dan merupakan saluran hidrofilik yang berfungsi

untuk difusi solut dengan BM < 6000. Sifatnya resisten terhadap proteolisis dan

denaturasi pada suhu 85–100°C. Protein nonporin terdiri atas protein OMP A,

protein a dan lipoprotein, bersifat sensitif terhadap protease, tetapi fungsinya

masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti menemukan antigen

OMP S typhi yang sangat spesifik yaitu antigen protein 50 kDa/52 kDa.

2.1.4 Interpretasi Uji Widal

1) Agglutinasi mulai positif pada akhir minggu pertam. Titernya meningkat secara

tetap.

2) Hasil uji widal lebih bermakna jika menunjukkan kenaikan titer antibodi pada

dua kali pemeriksaan atau lebih.

3) Hasil uji tunggal dengan titer 1/100 dan 1/200 atau lebih titer O dianggap cukup

bermakna.

4) Pada imunisasi antibodi terhadap S thypi maupun S parathypi tinggi.

5) Penderita yang sudah diimunisasi atau penderita yang pernah mendapat infeksi

sebelumnya dapat menunjukkan suatu reaksi anamnestik selama menderita

penyakit demam lain.

6) Suspensi bakteri harus bebas dari fimbria supaya tidak terjadi rekasi positif

palsu.

7) Penderita yang sudah diobati menunjukkan respons aglutinasi yang kurang baik.

2.1.5 Penilaian Uji Widal

a) Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.

Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+). Titer

1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer.

Jika ada, maka dinyatakan (+). Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640,

langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.

b) Uji Widal didasarkan pada Antigen O ( somatic / badan ) dan Antigen H

(flagel/semacam ekor sebagai alat gerak) Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka

timbul reaksi antigen-antibodi.

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 9

Page 10: MAKALAH UJI WIDAL

Catatan : Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).

Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa

mencapai 30 persen.

2.1.6 Mencari Pembawa Kuman Tifoid

Cara usap selokan sangat brguna untuk mencari pembawa kuman.

Pelaksanaan dengan meletakkan gulungan kain kasa pada selokan. Jika positif pada

biakan Salmonella typhi, diteruskan dengan menelusuri dari pipa pembuangan

utama sampai kerumah pembawa kuman. Pembawa kuman dapat dideteksi dengan

cara berikut:

1) Uji widal yang menunjukkan kenaikan titer antibodi.

2) Aglutinasi Vipositif dengan titer1/10 atau lebih.

3) Biakan tinja dapat mengasingkan kuman penyebab.

4) Kuman penyebab dapat dibiakan dari empedu yang diambil dari intubasi

duodenum.

2.1.7 Keterbatasan Uji Widal

Salah satu kelemahan yang amat penting dari penggunaan uji widal sebagai

sarana penunjang diagnosis demam typhpid yaitu spesifitas yang agak rendah dan

kesukaran untuk menginterpretasikan hasil tersebut, sebab banyak factor yang

mempengaruhi kenaikan titer. Selain itu antibodi terhadap antigen H bahkan

mungkin dijumpai dengan titer yanglebih tinggi, yang disebabkan adanya

reaktifitas silang yang luas sehingga sukar untuk diinterpretasikan. Dengan alas an

ini maka pada daerah endemis tidak dianjurkan pemeriksaan antibodi H S.typhi,

cukup pemeriksaan titer terhadap antibodi O S.typhi. Beberapa keterbatasan uji

Widal ini adalah (Rudy, 2009):

a) Negatif Palsu

Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling sering di

negara kita, demam –> kasih antibiotika –> nggak sembuh dalam 5 hari –> tes

Widal) menghalangi respon antibodi. Padahal sebenarnya bisa positif jika

dilakukan kultur darah.

b) Positif Palsu

1. Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C)

memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan

jenis bakteri lainnya (Enterobacteriaceae sp), dan bisa menimbulkan hasil

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 10

Page 11: MAKALAH UJI WIDAL

positif palsu (false positive). Padahal sebenarnya yang positif kuman non S.

typhi (bukan typhoid).

2. Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.

3. Pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi anamnestik (pernah sakit), dan adanya

faktor rheumatoid (RF).

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 11

Page 12: MAKALAH UJI WIDAL

BAB III

METODE KERJA

3.1.1 Pra Analitik Pada Pasien dan Prosedur Uji Widal

Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus

Persiapan sampel : Serum

3.1.2 Alat yang digunakan dalam Uji Widal

1) Batang pengaduk

2) Mikropipet (40ul, 20ul, 10ul, 5ul)

3) Tabung sentrifuge

4) Tip kuning

5) Sentrifuge

3.1.3 Bahan yang digunakan dalam Uji Widal

1) Alkohol 70% dan kapas

2) Reagen widal/Tydal

3) Spoit 3 ml

3.1.4 Cara AnalisaUji Widal

a) Disiapkan slide yang kering dan bersih dengan 4(empat) lingkaran.

b) Dengan mikropipet dimasukkan reagen Tydal dengan volume 40ul ke dalam

lingkaran-lingkaran tadi.

c) Selanjutnya dimasukkan serum denag tingkat titer 1/80 degan volume sampel

20ul.

d) Di campur dan di goyang.

e) Apabila hasil (+) aglutinasi, dilanjutkan lagi dengan tingkatan titer selanjutnya

yaitu 1/160 dan 1/320.

f) Di campur dan di goyang.

g) Catat dan laporkan hasil

Catatan : pemeriksaan tidak boleh dilakukan dengan waktu lebih dari 1 menit,

karena apabila lebih dapat menimbulkan hasil positif palsu.

BAB IV

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 12

Page 13: MAKALAH UJI WIDAL

PEMBAHASAN

Uji widal merupakan suatu metode serologi baku dan rutin digunkan sejak tahun

1986. Uji widal adalah prosedur uji serologi untuk nmendeteksi bakteri Salmonella sp enteric

yang mengakibatkan typoid.

Tekhnik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/

peluncuran (slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung membutuhkan

waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit dan uji widal

peluncuran hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam

prosedur penapisan. Umumnya sekarang lebih banyak digunakan uji widal peluncuran.

Sensitivitas dan spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan.

Uji ini didasarkan pada reaksi aglutinasi antara antigen dalam reagen terhadap antibody

pada serum penderita demam typoid. Reaksi aglutinasi ini didasarkan pada kenaikan titer,

dimana titer awal atau yang biasa disebut aglutinasi awal yaitu 1/80 yaitu 40ul reagen + 20ul

serum penderita. Apabila terjadi aglutinasi (+) maka dapat dianjutkan dengan pemeriksaan

titer berikutnya yaitu 1/160 yaitu 40ul reagen + 10ul serum penderita, apabila diperoleh hasil

positif, dilanjutkan lagi pada titer berikutnya yaitu 1/320 yatu 40ul reagen +5ul serum

penderita, ini adalah titer tertinggi. Apabila telah mencapai titer 1/320 maka dapat di fonis

menderita demam tifoid. Namun apabila baru mencapai titer 1/80, untuk pasien yang pernah

menderita demam typoid maka ini merupakan titer normal, tetapi untuk pasien yang belum

pernah mengalami demam typoid maka perlu dilakukan pemerikasaan berikutnya pada 5-7

hari, untuk melihat apakah ada peningkatan titer atau tidak. Untuk titer 1/160, untuk pasien

yang pernah mengalami demam tifoid maka perlu dilakukan pemeriksaan dalam jangka

waktu 5-7 hari untuk meluhat kenaikan titernya, namun untuk pasien yang belum pernah

mengalami demam typoid maka sudah dapat dikatakan (+) typoid. Lalu berlanjut pada titer

1/320.

Untuk pemeriksan uji widal metode slide, pemeriksaan tidak boleh dilakukan apabila

telah melewati 1 menit setelah pencampura reagen dan serum karena dapta menghasilkan

nilai postif palsu yang dikarenakan apabila lebih dari 1 menit, antibody yang seharusnya tidak

berikatan akan berikatan sehingga terbentuk aglutinasi.\

Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang dibuat dari jenis

strain kuman asal daerah endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih

tinggi daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar daerah enddemis

(import).

BAB V

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 13

Page 14: MAKALAH UJI WIDAL

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Uji widal adalah prosedur uji serologi untuk nmendeteksi bakteri Salmonella sp

enteric yang mengakibatkan typoid. Uji widal ini tidak boleh dilakukan lebih dari 1 menit

karena dapat menyebabkan nilai positif palsu.

DAFTAR PUSTAKA

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 14

Page 15: MAKALAH UJI WIDAL

Riniwasih, Lilih. 2015 . Materi Mata Kuliah Serulogi dan Imunologi 2 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

Cinta, Surga. 2013. Catatan Kuliah di Analis Kesehatan.Blog (diakses 16 juni 2015)http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.com/2013/05/pemeriksaan-widal.html

Rahmat.2012. Test Widal Slide.Blog (diakses 16 juni 2015) http://kumpulanmateridiiianaliskesehatan.blogspot.com/2012/05/test-widal slide.html

Musyaffa, Ripani. 2010. Widal dan Typhoid Fever. (diakses 16 juni 2015) http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/02/widal-dan-typhoid-fever.html.

Risnawati.2012. Pemeriksaan Imunoserologi.Blog (diakses 16 juni 2015) http://Risnawati Hapilu.Blogspot.Com/2012/05/Pemeriksaan-Imunoserologi.html.

Rudy.2009. Widal Test. Blog (diakses 16 juni 2015)http://rudy-infokesehatan.blogspot.com/2009/07/widal test.html .

Sutrimo.2013. Uji Widal. Blog (diakses: 16 juni 2015)http://analiskesehatankendariangkatan5.blogspot.com/2013/01/uji widal.html

Wiki. Tt. Widal. http://id.wikipedia.org/wiki/Widal (diakses : 16 juni 2015)

Serulogi dan Imunologi, Uji Widal | 15