pembuatan serum dan widal kelompok 4
DESCRIPTION
laporan[TRANSCRIPT
Pembuatan Serum
Waktu dan Tempat Praktikum :Praktikum pembuatan serum metode
Sentrifugasi, dilaksanakan pada hari jum’at,21 Maret 2014. Di laboratorium Biologi Sekolah
Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung.
Tujuan
-Untuk mengetahui cara pembuatan serum
-Untuk mengetahui cara mendapatkan serum
Prinsip
Sejumlah volume darah dimasukkan kedalam tabung sentrifuge lalu dibiarkan
membeku sehingga fibrinogen berubah menjadi fibrin. Kemudian disentrifuge dengan
kecepatan 1500 rpm selama 10 menit. Serum yang telah dipisahkan diambil dan disimpan,
lalu diberi label/etiket.
Dasar Teori
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-
paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah
aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut
pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava
superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari :
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai
sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah
merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan
menderita penyakit anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau
bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang
kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan
leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
4. Garam
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
albumin
bahan pembeku darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
berbagai jenis protein
berbagai jenis garam
Serum
Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang bukan
berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi : serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen,
(bahasa Latin: serum ) berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada proses
pembuatan keju.
Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)
termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous.
Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi.
Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam berbagai uji
diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.
Alat dan Bahan
1. Tabung Sentrifuge
2. Pipet Tetes
3. Tempat Serum
4. Darah
Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Ambil darah dari pembuluh vena sebanyak 3 cc (atau yang diperlukan)
3. Masukkan darah kedalam tabung reaksi atau tabung sentrifuge lewat dinding
tabung
4. Darah dibiarkan membeku didalam tabung pada suhu kamar selama 1 jam
5. Setelah membeku usahakan darah tidak menempel pada dinding tabung
dengan cara mengailnya menggunakan lidi.
6. Sentrifuge darah tersebut dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit
7. Setelah disentrifuge, pisahkan serum / bagian cair dari bekuan menggunakan
pipet kedalam tabung lain.
Hasil Pengamatan
Gambar 4. Darah yang diambil sebanyak 3 cc dari pembuluh darah vena di
masukkan kedalam tabung sentrifuge (21 Maret 2014)
Gambar 5. Dibiarkan membeku selama 1 jam,lalu di sentrifuge (21 Maret
2014 )
Gambar 6. Hasil yang sudah di sentrifuge, bagian atas yang berwarna kuning
yaitu serum, dan bagian bawah adalah bekuan darah (21 Maret 2014)
Gambar 7. Serum yang sudah di pipet dan di pindahkan kedalam tempat
serum.
Serum yang di dapat sebanyak 0,7 mL (21 Maret 2014)
Pembahasan
Untuk pemeriksaan kimia klinik umumnya digunakan serum. Serum adalah cairan
yang terperas dari bekuan yang berwarna kuning muda, oleh karena dalam proses pembekuan
darah fibrinogen diubah menjadi fibrin, maka serum tidak mengandung fibrinogen lagi, tetapi
zat-zat yang lain masih terkandung didalamnya.
Kesimpulan
Didapat cairan berwarna kuning jernih sebanyak 0,7 ml dari 3 cc darah vena.
Daftar pustaka :
heri-analis.blogspot.com/2011/08/pembuatan-serum-dan-plasma.html. [ 28 April
2013 ]
http://alchudorisblog.blogspot.com/2010/06/membuat-serum.html [ 28 April 2013]
http://id.wikipedia.org/wiki/Darah. [ 28 April 2013 ]
http://id.wikipedia.org/wiki/Serum_darah [ 28 April 2013 ]
Pemeriksaan Widal Slide
Waktu dan Tempat Praktikum : Praktikum pemeriksaan widal slide,
dilaksanakan pada hari senin,jum’at 28 maret 2014. Di laboratorium Biologi Sekolah Tinggi
Analis Bhakti Asih Bandung.
Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi Salmonella pada sampel serum.
Prinsip
Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspense antigen
Salmonella typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara
antigen dan antibodi (agglutinin). Antigen yang digunakan pada tes widal ini berasal dari
suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dalam laboratorium. Dengan jalan
mengencerkan serum, maka kadar anti dapat ditentukan. Pengenceran tertinggi yang masih
menimbulkan reaksi aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.
Dasar Teori
Sel-sel dalam suspensi seperti bakteri atau sel-sel darah merah biasanya
mengaglutinasi ketika dicampur dengan antiserumnya. Aglutinasi menyediakan metode yang
berurutan untuk mengidentifikasi variasi bakteri, jamur, dan tipe sel darah merah (Pelczar
and Chan, 1988).
Antigen merupakan suatu substansi yang bila memasuki inang vertebrata
menimbulkan respon kekebalan yang membawa kepada terbentuknya kekebalan padatan.
Respon ini mengakibatkan pembentukan antibodi spesifik yang beredar dalam aliran darah
(imunitas humoral) atau merangsang peningkatan jumlah sel-sel reaksi khusus yang disebut
limfosit (Pelczar and Chan, 1988).
Molekul antigen yang mungkin terdapat beberapa tempat di permukaannya yang
dapat bereaksi secara khas dengan antibodi, tempat ini disebut determinan antigen. Bahan
yang mempunyai berat molekul rendah sehingga tidak dapat bersifat antigen dan hanya dapat
menimbulkan produksi antibodi bila bahan ini bergabung dengan protein lain, kemudian
dapat bereaksi secara khas dengan antibodi itu disebut hapten (Staf Pengajar FKUI, 1994).
Definisi yang lebih tinggi dari pengertian antigen muncul melalui penemuan bahwa
bakteri pasti memproses flagella, sehingga dua antigen dapat dibedakan yaitu antigen flagella
dan antigen somatik atau antigen dinding bakteri (Flynn, 1966).
Antibodi yaitu protein yang diproduksi sebagai akibat pemberian suatu antigen dan
mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan antigen yang merangsang produksinya.
Antigen yaitu suatu zat yang dapat dideteksi bila dimasukkan ke dalam tubuh hewan serta
dapat menginduksi respon imun (Jawetz, 1966).
Uji Widal dirancang secara khusus untuk membantu diagnosis demam typhoid dengan
cara mengaglutinasikan Basilus typhoid dengan serum penderita. Namun, istilah ini kadang-
kadang diterapkan secara tidak resmi pada uji aglutinasi lain yang menggunakan biakan
organisme yang dimatikan dengan panas selain Salmonella typhii (Pelczar and Chan, 1988).
Widal atau uji Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri
Salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit Thipoid. Uji ini akan memperlihatkan
reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-somatik dan H-flagellar di dalam darah.
Tekhnik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/
peluncuran (slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung membutuhkan
waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit dan uji widal
peluncuran hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam
prosedur penapisan. Umumnya sekarang lebih banyak digunakan uji widal peluncuran.
Sensitivitas dan spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan.
Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang dibuat dari jenis strain
kuman asal daerah endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi
daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar daerah enddemis
(import). Walaupun begitu, menurut suatu penelitian yang mengukur kemampuan Uji Tabung
Widal menggunakan antigen import dan antigen local, terdapat korelasi yang bermakna
antara antigen local dengan antigen S.typhi O dan H import, sehingga bisa dipertimbangkan
antigen import untuk dipakai di laboratorium yang tidak dapat memproduksi antigen sendiri
untuk membantu menegakkan diagnosis Demam tifoid.
Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai sebagai parameter
penilaian hasil uji Widal. Berikut ini penjelasan macam antigen tersebut :
Antigen O
Antigen O merupakan somatik yang terletak di lapisan luar tubuh kuman. Struktur
kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemanasan 100°C selama
2–5 jam, alkohol dan asam yang encer.
Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di flagela, fimbriae atau fili S. typhi dan
berstruktur kimia protein. S. typhi mempunyai antigen H phase-1 tunggal yang juga dimiliki
beberapa Salmonella lain. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60°C dan pada
pemberian alkohol atau asam.
Antigen Vi
Antigen Vi terletak di lapisan terluar S. typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari
fagositosis dengan struktur kimia glikolipid, akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada
suhu 60°C, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen ini digunakan untuk mengetahui
adanya karier.
Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP S typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak di luar membran
sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap lingkungan sekitarnya.
OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu protein porin dan protein nonporin. Porin merupakan
komponen utama OMP, terdiri atas protein OMP C, OMP D, OMP F dan merupakan saluran
hidrofilik yang berfungsi untuk difusi solut dengan BM < 6000. Sifatnya resisten terhadap
proteolisis dan denaturasi pada suhu 85–100°C. Protein nonporin terdiri atas protein OMP
A, protein a dan lipoprotein, bersifat sensitif terhadap protease, tetapi fungsinya masih belum
diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti menemukan antigen OMP S typhi yang sangat
spesifik yaitu antigen protein 50 kDa/52 kDa.
Penilaian
Kegunaan uji Widal untuk diagnosis demam typhoid masih kontroversial diantara
para ahli. Namun hampir semua ahli sepakat bahwa kenaikan titer agglutinin lebih atau sama
dengan 4 kali terutama agglutinin O atau agglutinin H bernilai diagnostic yang penting untuk
demam typhoid. Kenaikan titer agglutinin yang tinggi pada specimen tunggal, tidak dapat
membedakan apakah infeksi tersebut merupakan infeksi baru atau lama. Begitu juga kenaikan
titer agglutinin terutama agglutinin H tidak mempunyai arti diagnostic yang penting untuk
demam typhoid, namun masih dapat membantu dan menegakkan diagnosis tersangka demam
typhoid pada penderita dewasa yang berasal dari daerah non endemic atau pada anak umur
kurang dari 10 tahun di daerah endemic, sebab pada kelompok penderita ini kemungkinan
mendapat kontak dengan S. typhi dalam dosis subinfeksi masih amat kecil. Pada orang
dewasa atau anak di atas 10 tahun yang bertempat tinggal di daerah endemic, kemungkinan
untuk menelan S.typhi dalam dosis subinfeksi masih lebih besar sehingga uji Widal dapat
memberikan ambang atas titer rujukan yang berbeda-beda antar daerah endemic yang satu
dengan yang lainnya, tergantung dari tingkat endemisitasnya dan berbeda pula antara anak di
bawah umur 10 tahun dan orang dewasa. Dengan demikian, bila uji Widal masih diperlukan
untuk menunjang diagnosis demam typhoid, maka ambang atas titer rujukan, baik pada anak
dan dewasa perlu ditentukan.
Salah satu kelemahan yang amat penting dari penggunaan uji widal sebagai sarana
penunjang diagnosis demam typhpoid yaitu spesifitas yang agak rendah dan kesukaran untuk
menginterpretasikan hasil tersebut, sebab banyak factor yang mempengaruhi kenaikan titer.
Selain itu antibodi terhadap antigen H bahkan mungkin dijumpai dengan titer yanglebih
tinggi, yang disebabkan adanya reaktifitas silang yang luas sehingga sukar untuk
diinterpretasikan. Dengan alas an ini maka pada daerah endemis tidak dianjurkan
pemeriksaan antibodi H S.typhi, cukup pemeriksaan titer terhadap antibodi O S.typhi.
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer.
Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada
pasiendengan gejala klinis khas.
Alat dan Bahan
1. Mikropipet
2. Pengaduk
3. Slide Putih
4. Serum
5. Antigen Salmonella thypi H
6. Antigen Salmonella parathypi BH
7. Antigen Salmonella parathypi CH
8. Antigen Salmonella thypi O
9. Antigen Salmonella parathypi AO
10. Antigen Salmonella parathypi BO
Cara Kerja
1. Diambil serum dengan mikropipet (80uL)
2. Lalu ditambahkan 1 tetes reagen antigen
3. Dicampur dan goyang-goyang selama 2 menit
4. Diamati terbentuknya aglutinasi
5. Untuk cara semu kuantitatif, dilakukan pengenceran dengan mengurangi
volume pemipetan (40uL, 20uL, 10uL dan 5uL)
Pembacaan Hasil:
Sampel yang positif akan bereaksi dan memperlihatkan hasil reaksi berupa butiran
butiran aglutinasi. Untuk pembacaan titer semi kuantitatif, jumlah titer dibaca sampai
pengenceran terkecil yang masih bereaksi memperlihatkan aglutinasi.
Hasil Pengamatan
Sampel A
Reagen Titer
1/20 1/40 1/80 1/160 1/320
Salmonella typhi O + + + + + ≥ 1/320
Salmonella paratyphi AO + + + + + ≥ 1/320
Salmonella paratyphi BO + + + + + ≥ 1/320
Salmonella paratyphi CO + + + 1/80
Salmonella typhi H + + ≥ 1/40
Salmonella paratyphi AH + + ≥ 1/40
Salmonella paratyphi BH + + ≥ 1/40
Salmonella paratyphi CH + + ≥ 1/40
Pembahasan
Reaksi widal adalah reaksi serum (sero-test) untuk mengetahui ada tidaknya antibodi
terhadap Salmonella typhii dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan antigen O, H,
dan Vi dari laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, maka reaksi widal positif, berarti serum
orang tersebut mempunyai antibodi terhadap Salmonella typhii, baik setelah vaksinasi,
setelah sembuh dari penyakit tipus ataupun sedang menderita tipus. Reaksi widal negatif
artinya tidak memiliki antibodi terhadap Salmonella typhii (tidak terjadi aglutinasi).
Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:
1. Negatif Palsu
Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling sering di
negara kita, demam –> kasih antibiotika –> nggak sembuh dalam 5 hari –> tes Widal)
menghalangi respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
2. Positif Palsu
Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki
antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan
bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.
Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi makan
gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal
titer tertentu.
Kesimpulan
Salmonella typhi O : ≥ 1/320
Salmonella paratyphi AO : ≥ 1/320
Salmonella paratyphi BO : ≥ 1/320
Salmonella paratyphi CO : 1/80
Salmonella typhi H : ≥ 1/40
Salmonella paratyphi AH : ≥ 1/40
Salmonella paratyphi BH : ≥ 1/40
Salmonella paratyphi CH : ≥ 1/40
Daftar pustaka :
http://cabogun.blogspot.com/2009/08/laporan-praktikum-imunoserologi.html
http://cabogun.blogspot.com/2009/08/laporan-praktikum-imunoserologi.html .
http://id.wikipedia.org/wiki/Widal
http://rudy-infokesehatan.blogspot.com/2009/07/widal-test.html
http://rudy-infokesehatan.blogspot.com/2009/07/widal-test.html .
Diskusi
Pertanyaan Devi : Jelaskan apa yang dimaksud dengan serum ikterik, lifemik
dan hemolisis?
Jawab : 1. Serum Ikterik
Adalah serum yang berwarna kuning coklat akibat
adanya hiperbilirubinemia (peningkatan kadar bilirubin dalam
darah). Serum ikterik dapat mempengaruhi pengukuran pada
panjang gelombang 400 – 500 nm akibat warna kuning coklat
dari spesimen sehingga tidak mampu dibaca oleh fotometer.
2.Serum Lifemik
Adalah serum yang keruh, putih atau seperti susu karena
hiperlipidemia (peningkatan kadar lemak dalam darah atau adanya
kontaminasi bakteri)
3.Serum Hemolisis
Adalah pecahnya eritrosit disertai keluarnya zat – zat yang
terkandung didalamnya, sehingga serum atau plasma tampak
kemerahan dan dapat menyebabkan kesalahan dalam anallisis
Pertanyaan Alfiah : Sebutkan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan serologi
Widal slide?
Jawab : Antigen Salmonella thypi H
Antigen salmonella paratyphi AH
Antigen Salmonella parathypi BH
Antigen Salmonella parathypi CH
Antigen Salmonella thypi O
Antigen salmonella paratyphi AO
Antigen Salmonella parathypi BO
Antigen Salmonella parathypi CO
Pertanyaan Selviani : Jelaskan bagaimana terjadinya hasil positif dan negatif palsu?
Jawab : Negatif Palsu
Pemberian antibiotika yang dilakukan
sebelumnya (ini kejadian paling sering di negara kita, demam –> kasih
antibiotika –> tidak ada perubahan dalam 5 hari –> tes Widal) menghalangi
respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
Positif Palsu
Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya
(misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga
menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa
menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll