perbandingan antara tes widal dengan kultur darah

10
PERBANDINGAN ANTARA UJI WIDAL DENGAN KULTUR DARAH UNTUK DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID PADA PASIEN FEBRIS LATAR BELAKANG Demam typhoid disebabkan oleh Salmonella dengan serotip Salmonella Typhi, S. parathypi, S. paratyphi B dan S. paratyphi C. Manusia merupakan host dari penyakit ini, ditularkan melalui feses dan makanan yang terkontaminasi. Penyebab tersering di India, Amerika dan Afrika dengan kondisi padat populasi, kurangnya kebersihan air dan sistem kesehatan yang kurang. Diagnosis demam typhoid di awal fase sangat penting juga untuk mengidentifikasi individu pembawa/ carier, terutama apabila terjadi wabah. Dalam mendiagnosis demam typhoid, dibuat berdasarkan gejala dan tanda, serologi, kultur darah, deteksi antigen serta DNA. Kultur darah, bone marrow serta feses merupakan metode paling mahal yang terpecaya dan ketersediaanya di beberapa fasilitas kesehatan masih sedikit. Beberapa daerah di Euthopia menggunakan metode Uji Widal , karena harganya yang cukup terjangkau serta memiliki prosedur yang tidak sulit. Meskipun Uji Widal sudah banyak dipakai untuk mendiagnosis typhoid, namun tes ini masih diperdebatkan, salah satunya adalah perbedaan cut-off antibodi dalam diagnosis fase akut typhoid di beberapa daerah .

Upload: diana-budiyono

Post on 12-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal2

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

PERBANDINGAN ANTARA UJI WIDAL DENGAN KULTUR DARAH

UNTUK DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID PADA PASIEN FEBRIS

LATAR BELAKANG

Demam typhoid disebabkan oleh Salmonella dengan serotip Salmonella Typhi,

S. parathypi, S. paratyphi B dan S. paratyphi C. Manusia merupakan host dari penyakit

ini, ditularkan melalui feses dan makanan yang terkontaminasi. Penyebab tersering di

India, Amerika dan Afrika dengan kondisi padat populasi, kurangnya kebersihan air dan

sistem kesehatan yang kurang.

Diagnosis demam typhoid di awal fase sangat penting juga untuk

mengidentifikasi individu pembawa/ carier, terutama apabila terjadi wabah. Dalam

mendiagnosis demam typhoid, dibuat berdasarkan gejala dan tanda, serologi, kultur

darah, deteksi antigen serta DNA. Kultur darah, bone marrow serta feses merupakan

metode paling mahal yang terpecaya dan ketersediaanya di beberapa fasilitas kesehatan

masih sedikit. Beberapa daerah di Euthopia menggunakan metode Uji Widal , karena

harganya yang cukup terjangkau serta memiliki prosedur yang tidak sulit.

Meskipun Uji Widal sudah banyak dipakai untuk mendiagnosis typhoid, namun

tes ini masih diperdebatkan, salah satunya adalah perbedaan cut-off antibodi dalam

diagnosis fase akut typhoid di beberapa daerah . Penelitian ini dilakukan untuk

mengevaluasi interpretasi Uji Widal oleh kultur darah untuk diagnosis thyphoid pada

pasien demam di Rumah Sakit ST.Pauls General Specialized Hospital, Addis Ababa,

Ethiopia.

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit ST.Pauls General Specialized Hospital,

Addis Ababa, Ethiopia dari Desember 2010 sampai Maret 2011. Rumah sakit ini

merupakan umah sakit terbesar kedua di Ethiopia yang memiliki 392 tempat tidur

dengan karyawan sekitar 800 yang diperkirakan mampu melayani lebih dari 110.000

Page 2: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

orang tiap tahunnya. ST.Pauls General Specialized Hospital, berada dibawah bimbingan

Kementrian Kesehatan Ethiopia.

Jenis Penelitian dan Populasi

Penelitian ini merupakan jenis penelitian prospective . Screening dilakukan pada pasien

dengan demam dua hari atau lebih , dan memiliki gejala lain dari demam typhoid serta

tidak didiagnosis penyakit lain, dimasukkan dalam penelitian ini. Mereka kemudian

dikirim ke laboratorium untuk pengambilan sampel darah Uji Widal guna penegakkan

diagnosis. Pasien dengan demam yang sudah melakukan pengobatan antibiotik sebelum

masuk ke Rumah Sakit dan sudah didiagnosis penyakit lainnya, tidak dimasukkan

dalam penelitian. Dari kriteria inklusi dan eksklusi tersebut, didapatkan 277 pasien yang

akan dilakukan pegambilan dan pemeriksaan sampel darah dalam penelitian ini.

Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darah menggunakan jarum suntik steril, sebanyak 8-10 ml pada

orang dewasa dan 3-5 ml pada anak-anak. Kemudian, 5-7 ml pada sampel dewasa dan

2-3 ml pada anak-anak, dimasukkan dalam botol yang mengandung 45 ml Tryptic Soy

broth (OXOID, England) dan di inkubasi pada suhu 370C.

Kultur dan identifikasi biokimia

Setelah dilakukan inkubasi dan kultur oleh Typtic Soya broth XLD (OXOID,England),,

dilakukan pengamatan. Apabila kultur tersebut menunjukkan hasil yang positif maka

akan dilakukan proses selanjutnya. Tetapi apabila hasilnya adalah negatif, di inkubasi

selama 7 hari. Suspect colonies dilakukan pengamatan dengan menggunakan tes

biokimia Triple Sugar Iron agar (TSI) (BBL™), citrate utilization test, motility

(Difco™), urease test (Himedia ltd. India) dan lysine decarboxylation (LDC) [Difco™]

test.

Uji Widal

Qualitative slide agglutinantion dan semiqualitative tube agglutination mampu

menunjukkan reaksi antigen Salmonella typhi. Slide agglutination merupakan uji

Page 3: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

screening untuk menentukan reaktif atau tidaknya serum pasien terhadap antigen O dan

H. Untuk slide agglutination, serum pasien ditetesi antigen O dan H yang diputar

100rpm selama satu menit dan hasilnya reaktif atau tidak reaktif. Untuk hasil yang

reaktif dan reaktif lemah akan dilakukan tube agglutination. Sampel serum akan

diberikan 0.95% saline, dari 1:20 sampai 1:640 untuk anti TO dan TH pada 12 tube.

Kemudian pada tiap tube akan ditetesi antigen O dan H dan dilihat proses

agglutinasinya. Nilai cut off pada titer O dalah 1:80 dan 1:160 pada titer H.

Kontrol Kualitas

Standar operasional prosedur, dilakukan selama pengambilan sampel dan semua alat

yang digunakan telah di cek setiap hari untuk mengetahui fungsi alat tersebut sudah

baik. E.coli ATCC 25922 telah digunakan untuk sterilitas.

Analisis Data

Analisis data menggunakan SPSS Version 16.0, untuk mengetahui nilai sensivitas,

spesifitas, Positive Predictive Value dan Negative Predictive Value dari Uji Widal

Ethical Clearance

Ethical Clearance dari penelitian ini didapatkan dari Research Ethical committee of the

department of Microbiology, Immunology and Parasitology of Addis Ababa Unversity.

Perijinan untuk melakukan penelitian, didapatkan dari tempat bersangkutan, yaitu

St.Paul’s General Specialized Hospitals bagian administrasi. Pengambilan data dan

sampel dilakukan setelah mendapat inform consent dari pasien.

HASIL

Dari 277 pasien , hanya 270 pasien yang dilakukan analisis data, karena 3 pasien sampel

darah tidak dapat dinilai, terjadi insufisiensi serum plasma. Tiga pasien lainnya, data

sosial demografinya tidak lengkap dan satu pasien mengalami insufisiensi serum plasma

dalam Uji Widal serta data sosial demografinya tidak lengkap. Usia rata-rata pada

penelitian ini adalah 8-80 tahun dan paling banyak adalah usia 15-19 tahun.

Page 4: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

Qualitative Slide Agglutination Test (SAT)

Qualitative Slide Agglutination merupakan uji widal untuk screening reaksi

agglutinasi serum pasien terhadap antigen O dan H pada S.typhi. Slide Agglutination

yang reaktif terhadap antigen O adalah 127 pasien dan 72 pasien reaktif terhadap

antigen H.

153 pasien tidak reaktif terhadap antigen H pada S.typhi. 66 pasien reaktif

terhadap kedua antigen yaitu antigen O dan H dan 61 pasien reaktif pada antigen O saja.

Hanya 6 pasien yang reaktif pada antigen H saja. Secara keseluruhan 133 pasien reaktif

pada Slide Agglutination pada antigen O dan H S.typhi. 26 pasien mengami reaktif

lemah pada kedua antigen O dan H. 6 pasien mengalami reaktif lemah pada antigen O

dan tidak reaktif pada antigen H, sementara itu satu pasien mengalami reaktif lemah

antigen O dan reaktif pada antigen H. Dari 55 pasien dengan reaktif lemah pada antigen

H, 25 darinya mengalami reaktif antigen O, sementara itu hanya empat pasien yang

tidak reaktif pada antigen O.

Tabel 1. Hasil Qualitative Slide Agglutination Test

Semiquantitative Tube Agglutination Test (Titration)

Dilakukan pada pasien yang menunjukkan hasil reaktif dan reaktif lemah terhadap

Qualitative Slide Agglutination Test. Terdapat 160 pasien yang mengalami reaktif dan

reaktif lemah terhadap antigen O dan 127 pasien reaktif serta reaktif lemah terhadap

antigen H. Hasil ini ditunjukkan pada tabel 2.

Dari 40 serum pasien dengan reaktif dan reaktif lemah pada qualitative slide

agglutination test terhadap antigen O, tidak mengalami reaksi agglutinasi pada

semiquantitative tube agglutination test. Dari 37 pasien yang mengalami reaktif dan

reaktif lemah pada qualitative slide agglutination test terhadap antigen H, tidak

mengalami reaksi agglutinasi pada semiquantitative tube agglutination test.

Page 5: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

Pada semiquantitative tube agglutination test yang mengalami reaktif, 42 pasien dengan

titer 1:80 pada antigen O dan 33 pasien dengan titer 1:20 pada antigen H. Tidak ada titer

1:640 tau lebih pada antigen H, namun terdapat empat pasien yang mengalami reaktif

dengan titer 1:640 pada antigen O.

Titer antibody 1:80 pada antigen O dan 1:160 pada antigen H, merupakan nilai cut off

point untuk diagnosis demam typhoid. Pada antigen O yang memiliki titer antibody ≥80

adalah 73 pasien dan antigen H yang memiliki titer antibody ≥160 adalah 37 pasien.

Dari keselurahan, yang mengami infeksi baik antigen O ataupun H adalah 88 pasien.

Dan 20 pasien mengalami reaktif pada kedua antigen O dan H.

Tabel 2. Frekuensi Distribusi Semiquantitative Tube Agglutination Test

Kultur Darah

Dari 270 kultur darah pasien, hanya 7 pasien yang terisolasi S.typhi, dan 4 orang

terisolasi S.paratyphi. Dari kultur darah, terdapat 51 pasien positif terhadap spesies lain

dari bakteri salmonella. Terdapat 5/7 pasien yang memiliki titer antibodi 1:80, memiliki

hasil positif terhadap S.typhi pada hasil kultur darah, dan 2/4 positif terhadap

S.paratyphi dan 3/7 menunjukkan non typhoidal salmonella. Pada 46 pasien yang

memiliki hasil negative pada kultur darah, memiliki titer widal positif terhadap antigen

O dan 25 darinya positif titer antigen H.

Dari keseluruhan yang memilik titer widal positif kultur karena S, typhi , 5 diantaranya

positif titer O dan 2 positif titer H. Maka, sensivitas, spesifitas, PPV dan NPV adalah

71.4%, 68.44%, 5.7% dan 98.9%

Page 6: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

Tabel 3. Hasil Kultur Darah

Tabel 4. Hasil Kultur Darah Salmonella

PEMBAHASAN

Dari keseluruhan hasil, nilai sensivitasnya Widal adalah 71.4%, sama dengan anti TO

karena tidak ada anti H positif yang memberikan hasil positif pada kultur darah. Hal ini

sama dengan penelitian yang dilakukan di Vietnam, yang mengevaluasi serodiagnostik

pada pasien dengan demam akut. Penelitian lainnya di Kenya, menunjukkan hasil yang

sama pada fase akut, serum pasien menunjukkan hasil sensivitas yang rendah dimana

26% diantaranya karena typhoid dan diagnosis titer hanya 53.6% pada titer O dan titer

H kurang dari 1:40.

Page 7: Perbandingan Antara Tes Widal Dengan Kultur Darah

Pada cut off titer O ≥80 dan TH≥160, didapat nilai NPV baik (98.9%) namun nilai PPV

rendah (5.7%), hal ini bisa saja terjadi kesalahan waktu pengambilan data atau karena

reaksi cros antibody dari serum pasien demam dengan jenis penyakit lain, seperti

malaria.

False negative dapat ditemukan pada penelitian ini, hasil kultur positif thypoid namun

hasil titernya negative. Hal ini dapat terjadi karena kemungkinan sampel darah diambil

terlalu dini pada fase penyakit atau inokulasi bakteri tidak mampu menimbulkan reaksi

antibodi. Pemberian antibiotik sebelumnya juga dapat mempengaruhi hasil.

Slide agglutination merupakan tes yang cepat untuk menuntukkan seseorang reaktif atau

tidak, namun pada beberapa instasi yang ingin menjelaskan secara detail, tes ini tidak

begitu bagus karena tidak mampu menjelaskan seberapa titer antibody yang

dimunculkan.

Kesimpulan

Sudah kesepakatan bahwa qualitative slide agglutination lebih dipilih dibanding dengan

tube agglutination. Titer antibody yang tinggi dapat ditemukan pada pasien demam

dengan hasil kultur nontyphoidal. Secara keseluruhan, hanya Uji Widal yang baik

digunakan untuk diagnosis demam typhoid.