makalah toksikologi pengaruh logam berat pb pada bahan bakar kendaraan bermotor
DESCRIPTION
MAKALAH TOKSIKOLOGIPENGARUH LOGAM BERAT Pb PADA BAHANBAKAR KENDARAAN BERMOTORTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bensin merupakan bahan bakar mesin (BBM) yang digunakan pada
kendaraan bermotor ataupun alat-alat mesin. Di dalam bensin mengandung
berbagai macam logam berat.
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari
5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah pada Sistem Periodik Unsur (SPU),
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22
sampai 92 dari periode 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb),
Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) merupakan zat pencemar berbahaya. Timbal,
kadmium dan merkuri terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses
transformasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa
fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya. Logam berat masih termasuk
golongan logam-logam dengan kriteria yang sama dengan logam-logam lain.
Perbedaan terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan
dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup.
Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-
efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat
dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup seperti
timah hitam (Pb). Dimana bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan
akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh
makhluk hidup.
Timbal (Pb) merupakan logam berat. Pb dapat berupa 2 bentuk yaitu
inorganik dan organik. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil
banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin. Komponen Pb
organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit
dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran
pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.
1
Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di
dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung
akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena
dipengaruhi oleh ukuran partikulat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tentang logam berat dan Timbal ?
2. Bagaiman permasalahan logam berat pada bahan bakar kendaraan
bermotor ?
3. Bagaimana alternatif pemecahan masalah dalam pencemaran logam berat
Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor ?
4. Bagaimana dampak bagi kesehatan dan lingkungan ?
C. Tujuan1. Ingin mengetahui tentang logam berat pada bahan bakar kendaraan
bermotor.
2. Ingin mengetahui permasalahan logam berat Pb yang ada pada bahan
bakar kendaraan bermotor.
3. Ingin memberikan alternatif pemecahan masalah dalam pencemaran
logam berat Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Ingin menjelaskan dampak bagi kesehatan dan lingkungan.
2
D. Manfaat
1. Bagi MasyarakatDalam makalah ini penulis ingin memberikan informasi tentang logam
berat, permasalahan yang terjadi tentang logam berat Pb pada bahan bakar
kendaraan bermotor, dan pengaruh logam berat pada kesehatan dan
diharapkan masyarakat dapat mewaspadai tentang bahaya Timbal/Timah
hitam (Pb) dan dapat mewaspadai Pb demi kesehatan.
1. Bagi Institusi
Sebagai bahan perbendaharaan informasi dan bahan pustaka Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto dalam bidang bahaya logam berat.
2. Bagi penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang bahaya
logam berat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Toksikologi
Toksikologi betasal dari kata toksik yang berarti racun dan logam yang
berarti ilmu. Secara sederhana toksikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang membahas tentang racun.
Pengertian lain yang dikemukakan tentang toksikologi adalah semua
subtansi yang digunakan, dibuat atau hasil dari suatu formulasi dan produk
sampingan dari industri yang masuk ke lingkungan dan punya kemampuan untuk
menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif bagi manusia.
B. Sejarah Singkat Toksikologi
Jauh sebelum toksikologi sebagai suatu bidang ilmu khusus. Sebetulnya
pengetahuan ini telah banyak dipergunakan. Sejak dari pola kehidupan manusia
yang sangat primitif, pengetahuan tentang bahan-bahan yang bersifat toksik telah
berkembang.
Melalui penelitian arkheologi, dapat diketahui bahwa racun telah
digunakan oleh manusia primitif. Mereka menggunakan tumbuhan yang
mempunyai daya racun untuk keperluan mereka dalam mempertahankan
kehidupan. Sebagai contoh, adalah suku bangsa Bushman dari Benua Afrika.
Penduduk suku Bushman, telah menggunakan campuran dari beberapa jenis
tumbuhan herba sebagai bahan racun yang dioleskan pada ujung-ujung panah
mereka.
Bangsa Mesir tercatat telah menggunakan racun sejak tahun 1552 sebelum
Masehi sebagai bahan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Disebabkan juga bahwa telah dikenal toksisitas atau daya racun dari timah (Pb),
antimony (Logam keputih-putihan yang rapuh yang dapat digunakan untuk
membuat obat dan juga campuran pengeras logam) dan tembaga (Cu). Pada
tahun 460 Sebelum Masehi, Hipocrates, seorang ilmuan berkebangsaan Yunani,
4
telah menuliskan cikal bakal dari toksikologi sebagai suatu bidang ilmu. Ia
mengungkapkan bahwa arsenikum (Ar), hitam(Pb) digolongkan sebagai logam-
logam beracun.
C. Pengertian Logam Berat
Logam berat adalah benda padat atau cair yang mempunyai berat
5gramatau lebih untuk setiap cm3. Sedangkan logam yang beratnya kurang dari
5gram disebut logam ringan.
Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar
rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah
Hg, Cr, Cd, As, dan Pb (Am.geol. Inst., 1976). , antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan
Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada
tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup (Subowo dkk, 1999).
Istilah logam berat sebetulnya telah dipergunakan secara luas, terutama
dalam perpustakaan ilmiah, sebagai suatu istilah yang menggambarkan bentuk
dari logam tertentu. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai
berikut :
1) Memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4).
2) Mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan
aktinida.
3) Mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup.
Beberapa jenis logam berat diantaranya Aluminium (Al), Barium (Ba),
Berilium (Be), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg), Besi (Fe), Arsene (As), Timbal(Pb),
Kromium (Cr), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Selenium (Se), Zink (Zn), Cuprum (Cu),
Mangan (Mn) (Anonim, 2010).
Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang
diakibatkan oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Zat-zat
beracun dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit, dan
5
mulut. Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih
tambang, tanah, air, dan udara. Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan
udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produk-
produk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan
logam, pertambangan logam, dan pemurnian logam. Contohnya penggunaan
25.000-125.000 ton raksa per tahun pada pabrik termometer, spigmanometer,
barometer, baterai, saklar elektrik, dan peralatan elektronik (Anonim, 2010).
Sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu
(Anonim, 2009):
a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb,
Cu, dan Zn.
b. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co.
c. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.
Niebor dan Richardson menggunakan istilah logam berat untuk
menggantikan pengelompokkan ion-ion logam kedalam 3 kelompok biologi dan
kimia (bio-kimia), pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu
dengan unsur oksigen atau disebut juga dengan oxygen-seeking metal.
2) Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu
dengan unsur nitrogen dan atau unsur belerang (sulfur) atau disebut juga
nitrogen/sulfur seeking metal.
3) Logam antara atau logam transisi yang memiliki sifat khusus (spesifik)
sebagai logam pengganti (ion pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion
logam.
Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek
khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat
menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup.
Dengan pesatnya penggunaan berbagai bahan baku logam bisa berdampak
negatif, yaitu munculnya kasus pencemaran yang melebihi batas sehingga
6
mengakibatkan kerugian dan meresahkan masyarakat yang tinggal disekitar
daerah perindustrian maupun masyarakat pengguna produk industri tersebut.
Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia,
tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh
serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi
kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi,
bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan.
D. Pengertian timbal (Pb)
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.
Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum. Dan logam ini disimbolkan
dengan Pb , logam ini termasuk kedalam kelompok logam golongan IV-A pada
Tabel Periodik Unsur Kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot
atau berat atom (BA) 207,2.
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Pb dan nomor atom 82.
Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal (Pb) adalah
logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal
bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali
lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bum.Pb
terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang
industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan
pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya
yang toksik (beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam
tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar
Pb.
Timbal secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan
sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya
7
pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja
kendaraan bermotor meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam
mesin. Sisanya ± 70% keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran. Dan
timbal yang terbuang lewat knalpot itu adalah satu diantara zat pencemar udara.
Timbal(Pb) merupakan logam berat. Pb dapat berupa 2 bentuk yaitu
inorganik dan organik. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil
banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin. Komponen Pb
organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit
dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran
pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.
Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di
dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung
akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena
dipengaruhi oleh ukuran partikulat.
Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal
yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat
yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil berbahan bakar yang mengandung
timbal melepaskan 95 persen timbal yang mencemari udara di negara
berkembang. Sedangkan dalam air minum, timbal dapat berasal dari kontaminasi
pipa, solder dan kran air.
E. Kandungan logam berat pada bahan bakar kendaraan bermotor
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak
digunakan sebagai zataditif pada bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka
oktan secara ekonomi danmerupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke
atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih
masing-masing 110 ºC dan 200 ºC. Karenadaya penguapan kedua senyawa
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka
8
penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-
tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnyadengan
adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa
halogenasam atau oksidator.Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan
dapat berbentuk gas dan partikel.Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama
berkaitan sekali berasal dari buangan.
Bahan aditive yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan
bermotor pada umumnya terdiri dari 62% tetraetil-Pb, 18% etilendikhorida, 18%
etilendibromida dan sekitar 2% campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain.
Jumlah senyawa Pb yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa
lain dan tidak terbakar musnahnya Pb dalam peristiwa pembakaran pada mesin
menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan
menjadi sangat tinggi.
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam,
dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan
Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada
Tabel Periodik Unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau
berat atom (BA) 207,2. Pb merupakan logam lunak berwarna abu-abu kebiruan
mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal meleleh pada suhu
328oC (662oF), titik didih 1740oC (3164oF), dan memiliki gravitasi 11,34 dengan
berat atom 207,20.
Sehari-hari timbal dikenal dengan nama timah hitam, yang terdiri dari 4
macam yakni:
1) Timbal 204 dengan jumlah sebesar 1,48% dari seluruh isotop timbal
2) Timbal 206 sebanyak 23,06%
3) Timbal 207 sebanyak 22,60
4) Timbal 208 yang merupakan hasil akhir dari peluruhan radioaktif thorium
(Th)
9
Logam timbal atau Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti berikut :
a. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan
pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
b. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga
logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating.
c. Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5oC.
d. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam
biasa, kecuali emas dan merkuri.
e. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
F. Sumber Pencemar pb dan alur Pajanan
Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas
manusia yang mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal
digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan
aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi. Sumber potensial pajanan
timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi.
Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah
satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara yaitu akibat kegiatan
transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar. Bahan logam timah hitam
(timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk
menurunkan nilai oktan.
Gambar alur pejanan timbal pada manusia
10
G. Penyebaran dan Pembuangan limbah logam berat Pb pada kendaraan
bermotor
Penyebaran logam berat Pb di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang
terdapat diseluruh lapisan bumi hanyalah 0.0002% dari jumlah seluruh kerak
bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kandungan
logam berat lainnya yang ada di bumi. Isotop-isotop timbal tersebut merupakan
hasil akhir dari peluruhan unsur-unsur radio aktif alam. Melalui proses-proses
geologi, timbal terkonsentrasi dalam deposit seperti bijih logam. Persenyawaan
bijih logam timbal ditemukan dalam bentuk galena (PbS), anglesit (PbSO4) dan
dalam bentuk minim (Pb3O4).Bijih-bijih logam timbal yang diperoleh dari hasil
penambangan hanya mengandung sekitar 3% sampai 10% timbal. Hasil ini akan
dipekatkan lagi sampai 40%, sehingga didapatkan logam timbal murni.
Pembuangan logam berat Pb sangat luas di bumi,salah satunya pada
kendaraan bermotor yang akan menggagu kualitas udara dibumi kita. Proses
pembuangan limbah tersebut yaitu:
1. Fase eksposisi
Dimana pada fase ini, premium yang digunakan pada kendaraan bermotor
dibakar oleh mesin kendaraan bermotor tersebut. Keluarnya buangan
pembakaran hasil bahan bakar tersebut akan menyebar ke seluruh bumi yang
dapat menyebabkan udara dibumi terkontaminasi oleh gas emisi yang
dihasilkan pada kendaraan bermotor.
2. Fase toksikokinetik
Pada fase ini, gas emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor akan
terbawa arus angin yang berkumpul mengikuti arah mata angin.
3. Fase toksikodinamik
Fase toksikodinamik ini merupakan kiumpulan gas emisi yang mengandung
logam berat yang telah dibawa oleh arus angin akan menempel pada pohon-
pohon yang ada di pinggir jalan. Semakin banyaknya kandungn logam yang
menempel pada tumbuhan akan menyebabkan bahaya bagi kesehatan
makhluk hidup melalui proses pernafasan atau respirasi.
11
4. Efek
Efek yang ditimbulkan dalam penyebaran logam berat Pb yang terkandung
pada hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yaitu keracunan.
Keracunan terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut kedalam
tubuh. Selain menyebabkan keracunan efek yang lain yaitu dapat
menyebabkan kematian karena menumpukknya logam berat dalam tubuh.
12
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang kandungan logam berat Pb
pada bahan bakar kendaraan bermotor. Ternyata bahan bakar kendaraan bermotor
terutama bensin mengandung logam berat Pb yang dapat membahayakan kesehatan
dan lingkungan masyarakat.
Emisi Pb ke dalam lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat.
Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas, terutama sekali berasal dari buangan gas
kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping dari pembakaran yang
terjadi dalam mesin-mesin kendaraan. Pb yang merupakan hasil samping dari
pembakaran ini berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb yang selalu
ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk
(anti-knock) pada mesin-mesin kendaraan.
Disamping itu, dalam bahan bakar kendaraan bermotor biasanya ditambahkan
pula bahan scavenger, yaitu etilendibromida (C2H4Br2) dan etilendikhlorida
(C2H4C12). Senyawa ini dapat mengikat residu Pb yang dihasilkan setelah
pembakaran, sehingga di dalam gas buangan terdapat senyawa Pb dengan halogen.
Senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini
disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan
dalam lapisan udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari.
Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua
senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang spesifik seperti bau
bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi semua senyawa turunan ini dapat
larut dengan baik dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam keadaan kering dapat
terdispersi di dalam udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernafas, dan
sebagian akan menumpuk di kulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan.
Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada mesin yang
menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan
menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi sekitar 80-90% Pb di udara ambien
13
berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain
karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk
mereduksi kandungan Pb pada bensin.
Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian yaitu dengan asap kendaraan
bermotor yang dihasilkan dari pembakaran bensin menyebabkan efek yang buruk
bagi kesehatan masyarakat maupun lingkungan. Apalagi dengan semakin
meningkatnya kendaraan bermotor saat ini pengaruh rusaknya lingkungan maupun
kesehatan juga semakin menurun.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Sesuai permasalahan yang ditemukan tentang logam berat Pb pada bahan
bakar kendaraan bermotor dan semakin meningkatnya kendaraan bermotor yang ada,
maka pemerintah diharuskan membuat peraturan untuk program penghapusan Pb
dalam bensin.
A. Upaya Pengendalian
Upaya penghapusan kandungan Pb dalam bahan bakar bensin di Indonesia
sudah dilakukan sejak tahun 1996 dimana pada bulan Oktober 1996 Presiden RI
mengintruksikan program penghapusan kandungan Pb dalam bahan bakar bensin
yang dipasarkan di wilayah RI pada tahun 1999. Adapun dengan terjadinya krisis
moneter program ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Pada bulan Oktober 1999
Menteri Pertambangan RI mencanangkan untuk menghapuskan Pb dalam bahan
bakar bensin pada tahun 2003 dan program ini dimasukkan sebagai salah satu
komitmen pemerintah seperti tertera dalam Letter of Intent (LOI) antara Pemerintah
RI dengan IMF.
Sebagai realisasi dari program Langit Biru, Kementerian Lingkungan Hidup
mengadakan pemantauan rutin tahunan terhadap kualitas bahan bakar bensin dan
solar di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan agar bahan bakar yang beredar dan
dikonsumsi oleh masyarakat dapat dikontrol kualitasnya. Dengan demikian, data yang
diperoleh diharapkan dapat mendorong dan memacu produsen secara bertahap untuk
memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan.
Secara umum, kegiatan ini dari tahun ke tahun secara bertahap menunjukkan
hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat diukur dari dua hal, yaitu bertambahnya
kota yang dipantau dan kualitas bahan bakar bensin dan solar. Pada tahun 2006, KLH
memantau kualitas bahan bakar kendaraan bermotor di 20 kota, sedangkan tahun ini,
terdapat penambahan jumlah kota yang dipantau menjadi 30 kota, yang antara lain:
Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Batam,
15
Bengkulu, Denpasar, Gorontalo, Jabodetabek, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang,
Makassar, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu,
Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Sorong, Surabaya, dan Yogyakarta.
Dari segi jumlah, kota-kota yang dipantau tersebut dapat mewakili seluruh wilayah
Indonesia yang berjumlah 33 provinsi.
Kualitas bahan bakar yang dipasarkan di Indonesia menunjukkan perbaikan
dari tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada tahun 2006 dari 20 kota yang
dipantau ditemukan bahan bakar bensin masih mengandung timbal dengan nilai rata-
rata 0,038 gr/l, sedangkan tahun ini dari 30 kota yang dipantau ditemukan nilai rata-
rata 0.0068 gr/lt. Dari 30 kota yang dipantau, 10 kota kandungan Timbalnya sudah
tidak terdeteksi atau unleaded gasoline, termasuk Kota Bandung (Sumber :
Kementrian Lingkungan Hidup).
Selain penghapusan Pb pada bahan bakar bensin, alternatif pemecahan
masalah lainnya yaitu pengurangan operasional kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar bensin untuk beralih ke bahan bakar yang tidak ada
kandungan logam berat Pb nya. Contohnya bahan bakar pertamax dll.
Ini merupakan cara untuk mengurangi kandungan Pb pada bumi yang di hasilkan dari
asap kendaraan bermotor, khususnya bahan bakar bensin.
Untuk menghindari terpaparnya logam berat yang disebabkan oleh sisa bahan
bakar kendaraan bermotor khususnya Pb yang telah diteliti banyak mengandung
logam berat timah hitam tersebut. Petugas pertamina atau masyarakat yang
kesehariannya selalu berkiprah dalam lalu lintas diwajibkan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) guna mengurangi resiko terpapar logam berat.
Macam APD yang digunakan meliputi :
1. Masker
Proses masuknya Pb dalam tubuh yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor
dapat melalui berbagai macam jalur, salah satunya yaitu melalui udara yang
akan dihirup oleh manusia. Sebagian besar dari Pb yang terhirup pada saat
bernafas akan masuk ke dalam pembuluh darah dan paru-paru.tingkat
penyerapan ini sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel dari senyawa Pb yang
16
ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat peristiwa bernafas
berlangsung. Makin kecil ukuran partikel debu, serta makin besarnya volume
udara yang mampu terhirup, maka akan semikin besar pula konsentrasi Pb
yang diserap oleh tubuh. Logam Pb yang masuk ke paru-paru melalui
peristiwa pernafasan akan terserap dan berikatan dengan darah paru-paru
untuk kemudian diedarkan keseluruh jaringan dan organ tubuh. Apalagi
kandungan udara bebas sekarang ini sudah terkontaminasi dengan bahan
logam berat yang dihasilkan pada bahan bakar kendaraan bermotor. Semakin
banyak kendaraan bermotor yang ada, maka semakin banyak pula kandungan
logam berat yang dihasilkan. Untuk itu diharapkan menggunakan masker
untuk mengurangi terpaparnya logam berat dalam tubuh.
2. Menggunakan pakaian panjang
Selain melalui pernafasan, senyawa Pb juga dapat masuk kedalam tubuh
melalui jalur penetrasi melewati kulit. Penyerapan melewati kulit ini dapat
disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak.
3. Melakukan tes medis berkala
Bagi pekerja yang beresiko terpaparnya logam berat Pb disarankan untuk
melakukan tes medis berkala demi mengetahui kondisi badan tubuh apakah
terpapar logam berat atau tidak.
4. Menggunakan sarung tangan
Logam berat Pb dapat diserap oleh kulit, maka dari itu untuk mengatasi
terpaparnya logam berat tersebut masuk ke kulit pekerja yang berkaitannya
dengan bahan bakar kendaraan bermotor harus menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) sarung tangan.
B. Dampak Pb terhadap Kesehatan
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan
dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap,
disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor
penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik
misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran
17
mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan
dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau
tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah
yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari
jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan
tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya.
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi
anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar,
memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku
dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan
reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak.
Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan
mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI.
Pada jaringan atau organ tubuh logam Pb akan terakumulasi pada tulang.
Karena dalam bentuk ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+
(kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Disamping itu pada wanita hamil logam
Pb dapat dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem
peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama
air susu. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam
Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan
efek racun terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh.
Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang dibentuk
oleh laogam Fe dengan gugus haeme dan globin. Sintesis dari kompleks tersebut
melibatkan dua macam enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase) atau asam
amino levulinat dehidrase dan enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara
aktif pada tahap awal sintesis dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung.
Adapun enzim ferrokhelatase termasuk pada golongan enzim mitokondria. Enzim
ferrokhelatase ini akan berfungsi pada akhir proses sintesis.
18
Keracunan akibat kontaminasi logam Pb dapat menimbulkan berbagai macam hal:
Meningkatkan kadar ALAD dalam darah dan urine
Meningkatkan kadar protopporhin dlam sel darah merah
Memperpendek umum sel darah merah
Menurunkan jumlah sel darah merah dan kadar sel-sel darah merah yang
masih muda
Meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah
Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh tubuh lebih sulit diperkirakan.
Distribusi ukuran partikel dan kelarutan Pb dalam partikel juga harus
dipertimbangkan biasanya kadar Pb di udara sekitar 2 g/m3 dan dengan asumsi 30%
mengendap di saluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14 g/per hari. Mungkin
perhitungan ini bisa dianggap terlalu besar dan partikel Pb yang dikeluarkan dari
kendaraan bermotor ternyata bergabung dengan filamen karbon dan lebih kecil dari
yang diperkirakan walaupun agregat ini sangat kecil (0,1 m) jumlah yang tertahan di
alveoli mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan menunjukkan bahwa Pb berada
dalam bentuk yang sukar larut. Hampir semua organ tubuh mengandung Pb dan kira-
kira 90% dijumpai di tulang, kandungan dalam darah kurang dari 1% kandungan
dalam darah dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam 24 jam terakhir).
Secara umum efek timbal terhadap kesehatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Sistem syaraf dan kecerdasan
Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi
kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan
menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah
lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan
kecepatan bereaksi, memburuknya koordinasi tangan-mata, dan menurunnya
kecepatan konduksi syaraf.
Efek timbal terhadap keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi menunjukkan
timbal memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah.
19
Peningkatan kadar timbal dalam darah sebesar 10 µg/dl hingga 20 µg/dl dapat
menurunkan IQ sebesar 2.6 poin. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan
kadar timbal dalam darah di atas 20 µg/dl dapat mengakibatkan penurunan IQ sebesar
2-5 poin.
Efek sistemik
Studi menunjukkan hubungan antara meningkatnya tekanan darah dengan BLL
paling banyak ditemukan pada kasus pajanan terhadap laki-laki dewasa. Schwartz
(1995) dalam laporan WHO menunjukkan bahwa penurunan BLL sebesar 10 µg/dl to
5 µg/dl menyebabkan penurunan tekanan darah sebsar 1.25 mmHg. Pada wanita
dewasa, hubungan antara BLL dengan tekanan darah tidak terlalu kuat dan jarang
ditemukan.
Efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan timbal dapat
berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat
badan.
Efek timbal terhadap reproduksi
Efek timbal terhadap reproduksi dapat terjadi pada pria dan wanita dan telah
diketahui sejak abad 19, dimana pada masa itu timbal bahkan digunakan untuk
menggugurkan kandungan. Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah
dilaporkan dapat memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan,
dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah
sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal.
C. Dampak Pb terhadap Lingkungan
Kandungan Pb pada asap kendaraan bermotor selain menyababkan gangguan
pada kesehatan manusia juga dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan
lingkungan. Logam berat timbal pada kenyataannya berbahaya pada kesehatan
manusia dan kelangsungan kehidupan di lingkungan. Walaupun pada konsentrasi
yang sedemikian rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung hingga
20
terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumber-sumber polusi lingkungan
lainnya, logam tersebut dapat di transfer dalam jangkauan yang sangat jauh di
lingkungan, selanjutnya berpotensi mengganggu kehidupan biota lingkungan dan
akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam jangka waktu
yang lama dan jauh dari sumber posisi utamanya.
Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan estuaria merupakan suatu
proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia.
Kandungan logam berat dalam udara dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia
yaitu suhu, salinitas, padatan tersuspensi dan kelembaban.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam berat adalah benda padat atau cair yang mempunyai berat
5gramatau lebih untuk setiap cm3. Sedangkan logam yang beratnya kurang dari
5gram disebut logam ringan. Istilah logam berat sebetulnya telah dipergunakan
secara luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah, sebagai suatu istilah yang
menggambarkan bentuk dari logam tertentu
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa
Latin Plumbum. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di
dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas
manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami
yang terdapat pada kerak bum.Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih
logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan
pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan
campuran bahan bakar bensin tetraetil.
Macam APD yang digunakan meliputi :
Masker,
Pakaian panjang,
Tes medis berkala,
Sarung tangan
Efek Pb terhadap kesehatan :
Menimbulkan efek pada sistem syaraf dan kecerdasan
Efek pada sistemik
Efek timbal pada sistem reproduksi.
22
Efek terhadap lingkungan :
Kandungan Pb pada asap kendaraan bermotor selain menyababkan gangguan
pada kesehatan manusia juga dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan
lingkungan. Logam berat timbal pada kenyataannya berbahaya pada kesehatan
manusia dan kelangsungan kehidupan di lingkungan. Walaupun pada
konsentrasi yang sedemikian rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh
langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumber-
sumber polusi lingkungan lainnya, logam tersebut dapat di transfer dalam
jangkauan yang sangat jauh di lingkungan, selanjutnya berpotensi mengganggu
kehidupan biota lingkungan dan akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan
manusia walaupun dalam jangka waktu yang lama dan jauh dari sumber posisi
utamanya.
B. Saran Gunakanlah timbal sesuai ambang batas penggunaan.
Kurangi penggunaan bahan bakar yang mengandung timbal.
Gunakan APD pada saat akan melakukan eaksi kimia yang berhubungan
dengan pengggunaan timbal agar tidak terkontaminasi timbal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Logam Berat. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1921262-logam-berat/)
Anonim. 2010. Toksisitas Logam. http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam)
http://www.logamberat.com
Mukono. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Riyadi, Slamet. 1986. “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. Surabaya: Karya Anda.
Widowati, Wahyu dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Andi offset.
24
LAMPIRAN
Gambar. Antrian kendaraan bermotor untuk giliran pengisian bahan bakar
Gambar. Tempat pengisian bahan bakar kendaraan bermotor
25