makalah syariah islam

35
Syari’ah Islam ...............................................24 BAB I PENDAHULUAN Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah SWT yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah). Sebagian dari syari’ah terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum. Sumber syari’ah adalah Al- Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syari’ah dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Pengertian dan ruang lingkup syari’ah islam 1

Upload: bocah-gendeng

Post on 24-Oct-2015

160 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

..................................................................................................................24

BAB I

PENDAHULUAN

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala

pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh

dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah SWT yang

telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan

sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup

yang dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan

tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang

Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah).

Sebagian dari syari’ah terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah

umum. Sumber syari’ah adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang belum

diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syari’ah dapat

dilaksanakan apabila pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga

dengan bimbingan syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Pengertian dan ruang lingkup syari’ah islam

2. Pengertian, tujuan, ruang lingkup muamalah dan ibadah

3. Arti dan tujuan thaharah

4. Pengertian, hikmah, dan pengaruh shalat dalam kehidupan

5. Pengertian, jenis, dan ketentuan zakat

6. Pengertian, tujuan, hikmah, dan ketentuan puasa

7. Pengertian, hikmah, dan pelaksanaan haji

1

Page 2: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Syari’ah Islam

Kata syari’ah Islam merupakan pengindonesiaan dari kata Arab, yakni as-syarî‘ah al-

Islâmiyyah. Ditinjau dari sudut etimologi (bahasa) syariah bermakna jalan menuju sumber

air. Orang Arab tidak menyebut sumber tersebut dengan sebutan syarî‘ah kecuali jika sumber

tersebut airnya berlimpah dan tidak pernah kering. Dalam bahasa Arab, syara‘a berarti

nahaja (menempuh), awdhaha (menjelaskan), dan bayyana al-masâlik (menunjukkan jalan).

Syara‘a lahum-yasyra‘u-syar‘an berarti sanna (menetapkan). Syari’ah dapat juga berarti

madzhab (mazhab) dan tharîqah mustaqîmah (jalan lurus).

Dalam terminologi (istilah) syari’ah sendiri berarti agama yang ditetapkan oleh Allah SWT

untuk hamba-hamba-Nya yang terdiri dari berbagai hukum dan ketentuan yang beragam.

Hukum-hukum dan ketentuan tersebut disebut syari’ah karena memiliki konsistensi atau

kesamaan dengan sumber air minum yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

Dengan demikian, syari’ah dan agama mempunyai konotasi yang sama, yaitu berbagai

ketentuan dan hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya.

Sementara itu, kata al-Islâm (Islam), secara etimologis mempunyai konotasi inqiyâd (tunduk)

dan istislâm li Allâh (berserah diri kepada Allah). Istilah tersebut selanjutnya dikhususkan

untuk menunjuk agama yang disyariatkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Dalam

konteks inilah, Allah menyatakan kata Islam sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:

ن�ا﴾ ﴿ د�ي م م� س ل س�� ال م� م� م� م� د�ي م� م� د�ي �م �س د� �س م� سي م� �م �م �س �م س م!ا م� �س م� م� د"ي �س م� م� �م س� �م س# م!ا م$ س� مي س� اHari ini Aku telah menyempurnakan untuk kalian agama kalian, mencukupkan nikmat-Ku

atas kalian, dan meridhai Islam sebagai agama bagi kalian. (QS al-Mâ’idah [5]: 3).

Karena itu, secara syar‘î, Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada

junjungan kita, Muhammad SAW, untuk mengatur hubungan manusia dengan Pencipta-Nya,

dirinya sendiri, dan sesamanya. Hubungan manusia dengan Pencipta-Nya meliputi masalah

akidah dan ibadah; hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi akhlak, makanan, dan

pakaian; hubungan manusia dengan sesamanya meliputi muamalat dan persanksian.

2

Page 3: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Dengan demikian, syari’ah Islam merupakan ketentuan dan hukum yang ditetapkan oleh

Allah atas hamba-hamba-Nya yang diturunkan melalui Rasul-Nya, Muhammad saw., untuk

mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dan dengan

sesamanya. Artinya, cakupan syari’ah Islam meliputi akidah dan syari’ah. Dengan kata lain,

syari’ah Islam bukan hanya mengatur seluruh aktivitas fisik manusia (af‘âl al-jawârih), tetapi

juga mengatur seluruh aktivitas hati manusia (af‘âl al-qalb) yang biasa disebut dengan akidah

Islam. Karena itu, syari’ah Islam tidak dapat direpresentasikan oleh sebagian ketentuan Islam

dalam masalah hudûd (seperti hukum rajam, hukum potong tangan, dan sebagainya); apalagi

oleh keberadaan sejumlah lembaga ekonomi yang menjamur saat ini semisal bank syariah,

asuransi syariah, reksadana syariah, dan sebagainya.

2.2 Ruang Lingkup Syari’ah Islam

Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan sebagai berikut :

1) Ibadah khusus, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan

Allah SWT (ritual), yang terdiri dari

a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan naik

haji.

b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam

1. Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu, mandi, tayamum, pengaturan

menghilangkan najis, peraturan air, istinja, adzan, qomat, I’tikaf, do’a, sholawat,

umroh, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain.

2. Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah, dan

lain-lain.

2)Ibadah Umum ( Muamalah dalam arti luas ) yaitu peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam lainnya. Dalam

istilah kontemporer, aspek mu’amalah ini meliputi aturan hidup yang sangat luas, yaitu :

a) Ahkamul Akhwal Syakhsiah yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan rumah

tangga, Dalam Al Qur’an terdapat sekitar 70 ayat yang membahas masalah ini.

b) Al Ahkamul Madaniyah yaitu hukum-hukum yang mengatur transaksi ekonomi

sesama anggota masyarakat, seperti jual beli, pegadaian, sewa menyewa, hutang

piutang, syirkah dan seterusnya. Dalam Al Qur’an terdapat sekitar 70 ayat yang

membahas masalah ini.

3

Page 4: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

c) Al Ahkamul Jinaiyah (hukum-hukum pidana), mengatur segala hal yang berkaitan

dengan tindak pidana kejahatan serta hukumannya. Dalam Al Qur’an terdapat sekitar

30 ayat yang membahas masalah ini.

d) Al Ahkamul Dusturiyah (hukum ketatanegaraan): mengatur mekanisme

penyelenggaraan negara berikut hubungan antara penguasa dan rakyat. Dalam Al

Qur’an terdapat sekitar 10 ayat yang membahas masalah ini.

e) Ahkamul Murafa’at (hukum perdata): mengatur hal-hal yang berkaitan dengan dunia

peradilan, kesaksian dan sumpah. Dalam Al Qur’an terdapat sekitar 13 ayat yang

membahas ini.

f) Al Ahkamul Iqtishodiyah wal Maliyah (ekonomi dan moneter) ; mengatur

pendapatan dan belanja negara serta interaksi antara kaum kaya dan miskin

sertanegara dan warga negara dalam masalah ekonomi. Dalam Al Qur’an terdapat

sekitar 10 ayat yang membahas masalah ini.

g) Al Ahkam Ad Duwaliyah : mengatur hubungan antara negara Islam dengan negara

lain dan hubungan negara dengan warga negara kafir dzimmi dalam negara Islam.

Dalam Al Qur’an terdapat sekitar 10 ayat yang membahas masalah ini.

[Tarikhu Al Tasyri' Al Islami hal. 84-86, Al Madkhal Ila Dirasati Syari'ah Islamiyah hal.

49-53 dan 156-158, Ilmu Ushulil Fiqhi hal. 32-33 ].

Hukum-hukum ini dibukukan dan diatur lagi secara detail dalam As Sunah An Nabawiyah

yang jumlahnya sangatlah banyak. Demikianlah, syariah Islam merupakan aturan hidup

dan perundangundangan paling lengkap dan sempurna yang Allah SWT turunkan untuk

umat manusia sampai akhir zaman nanti.

2.3 Muamalah

a. Definisi

Secara etimologi, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti

perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan..

Secara terminologi, pengertian muamalah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pengertian muamalah dalam arti luas:  “Peraturan-peraturan Allah yang diikuti dan ditaati oleh mukallaf dalam hidup 

bermasyarakat untuk menjaga kepentingan bersama.”

4

Page 5: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

  “Aturan-aturan (hukum) Allah yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam

urusan keduniaan dan sosial kemasyarakatan.”

Pengertian muamalah dalam arti sempit:

  “Akad yang membolehkan manusia saling menukar manfaat.”

  “Aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

hidup jasmani.”

Meskipun penekanan kebutuhan dalam muamalah adalah aspek keduniaan/materi, namun hal

ini tidak dapat dilepaskan dari aspek ukhrawi. Jadi, aktivitas muamalah, baik dalam

memperoleh, mengelola dan mengembangkan harta (mal) sudah semestinya mengikuti aturan

main yang ditetapkan oleh syara’.

.

b. Tujuan Muamalah Dalam Islam

Dalam syariah yang mengatur urusan muamalah memiliki tujuan-tujuan mengapa

dalam interaksi antar sesama dalam urusan dunia perlu diatur sedemikian rupa. Di

antara tujuan-tujuan tersebut adalah

1. Merupakan pengabdian kepada Allah.

2. Berorientasi pada akhirat. Hal ini didasarkan pada Al Qur’an Surat Al Qashash

ayat 77.

3. Harta yang diberikan Allah diberikan kepada orang-orang yang memerlukan.

4. Tidak melakukan kerusakan di masyarakat. Sehingga, pada dasarnya hukum-

hukum yang dijelaskan oleh ajaran muamalah adalah untuk menciptakan

kemaslahatan bagi manusia dengan memperhatikan keadaan, waktu dan

tempat.

Menurut para Ulama fiqih dengan merujuk kepada 2 sumber utama hukum Islam: al-

Qur`an dan Hadits, tujuan muamalah antara lain:

5

Page 6: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

• Untuk kemaslahatan umat manusia

• Untuk mengatur aktivitas tiap orang agar mengikuti panduan Islam

c. Ruang Lingkup Muamalah

1. Hal harta (jual-beli, sewa menyewa, serikat usaha)—fiqh muamalah

2. Hal penyaluran nafsu (pernikahan dan perceraian)—fiqh munakahat

3. Hal pemilikan harta akibat kematian (warisan)—fiqh mawarits

4. Hal kejahatan/pidana—fiqh jinayat

5. Hal untuk mendapatkan keadilan di pengadilan—fiqh murafa’at

6. Hal kehidupan bernegara—fiqh siyasah

7. Hal kehidupan antar negara –fiqh duwaliyah

8. Fiqh lingkungan—fiqh al-alam

9. Fiqh perempuan-fiqh al-nisa

10. Dll.

2.4 Ibadah

a. Definisi

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut

syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.

Definisi itu antara lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-

Nya. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk

yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

2. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa

Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

3. Menurut Muhammad bin abdul wahab dalam kitabnya fathul al masjid(syarah kitab tauhid)

Ibadah adalah konsep untuk semua bentuk (perbuatan) yang dicintai dan diridhai oleh allah

dari segi perkataan dan perbuatan yang konkret (nyata) dan yang abstrak( tidak nyata /

tersembunyi).

( Drs.KH.abdul hakim MAg. Dan Drs. Bani ahmad saebani, MSi. Fiqh ibadah, pustaka setia

bandung, hal 62.)

b. Tujuan Ibadah

Ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba, pada dasarnya memiliki tujuan :

6

Page 7: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

1. Pertama, untuk memperlihatkan perasaan hina di hadapan Allah SWT, sehingga diharapkan

muncul dalam dirinya sebuah prinsip, bahwa Allah lah satu-satunya Dzat Yang Maha Mulia.

Dan seorang hamba tidak dibenarkan untuk bersikap sombong; karena pada dasrnya, tidak ada

seorang hambapun yang paling mulia dihadapan Allah SWT, apapun bangsanya, warna

kulitnya, ataupun kedudukannya, semuanya tidak akan menjadikannya mulia di hadapan Allah

SWT, kecuali dibarengi dengan kualitas ketakwaan yang sesungguhnya (melaksanakan perintah

Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya).

2. Kedua, memperlihatkan rasa cinta yang sesungguhnya kepada Allah SWT. Rasa cinta

merupakan anugerah dari Allah SWT, oleh karenanya, harus senantiasa disyukuri dan

diarahkan atau diporsikan sesuai dengan kehendak Dzat Yang Memberikannya.

3. Ketiga, memperlihatkan rasa takut kepada Allah SWT (dari adzab-Nya), dan memperlihatkan

pengharapan yang seutuhnya kepada rahmat-Nya.

4. Keempat, memperlihatkan rasa syukur yang mendalam terhadap semua ni’mat Allah SWT yang

telah diberikan.

5. Merupakan tujuan utama dari penciptaan manusia seperti yang tertuang dalam QS Adz Dzariyat

56

Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku (QS Adz

Dzariyat 56)

c. Ruang Lingkup Ibadah

Ibadah bukan hanya berupa shalat, zakat, puasa dan haji seperti yang menjadi

pengertian banyak orang. Ibadah mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu.

1) Ibadah umum

Semua perbuatan yang diizinkan Allah, bila dikerjakan dengan tujuan memperoleh

keridhoan Allah. Unsur terpenting (niat) yang ikhlas (menempuh jalan yang halal

dan menjauhi jalan yang haram).

2). Ibadah Khusus

Di antara ibadah khusus adalah sebagai berikut :

Ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya ditentukan dalam syara’.

7

Page 8: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Bersifat tetap, mutlak, manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan

tuntunan yang ada, tidak boleh mengubah, menambah, mengurangi. Seperti :

wudlu, shalat, puasa ramadlan, zakat,dan haji.

2.5 Thaharah (Bersuci)

a. Pengertian Thaharah

Thaharah menurut etimologi, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut

terminologi, thaharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis

dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat menganjurkan kepada

umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang yang sanggup menjaga

kesuciannya sangat dicintai Allah.

b. Dalil-Dalil Thaharah

Dalil-dalil tentang thaharah, yaitu:

(122ن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين . )البقرة : ا

Artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

menyukai orang-orang yang bersuci. (Al-Baqarah : 122).

%م$ان" )رواه المسلم( عن ابي سعيد الخدرى "الطهور شط%ر' اإلي

 Artinya: Kebersihan itu sebagian dari iman

ع%د9, ق00ال: دخ00ل عب00د الل00ه بن عم00ر على ابن س00عوده وه00و عن م'ص%ع$ب بن س$00

=ي س00معت' رس00ول الل00ه مريض فقال: اال تدعو الله لي, ي00ا ابن عم00ر؟ ق00ال: إن

صلى الله عليه وسل=م, يقول: ال تقبل الصالة بغير طهور9, وال صدقة من% غل00ول9

.وكنت على البصرة

Artinya: dari mus”ab bin sa,id berkata: Abdullah bin umar pernah

menjenguk ibnu amir yang sedang sakit. Ibnu amir berkata: “Apakah kamu

tidak mau mendo’akan aku, hai ibnu umar?”. Ibnu umar berkata: “saya

pernah mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: “Shalat yang tanpa bersuci

tidak diterima begitu pula sedekah dari hasil korupsi”. Sedang kamu adalah

penguasa bashrah”

c. Tujuan Thaharah 

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan disyariatkannya thaharah, diantaranya:

8

Page 9: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

1.      Guna menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.

2.      Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba.

Rasulullah SAW bersabda:

 “Allah tidak  menerima shalat seorang diantara kalian jika ia berhadas, sampai ia

wudhu”, karena termasuk yang disukari Allah, bahwasanya Allah SWT memuji

orang-orang yang bersuci : firman-Nya, yang  artinya : “sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan dirinya”.)Al-

Baqarah:122(

Thaharah memiliki hikmah tersendiri, yakni sebagai pemelihara serta pembersih

diri dari berbagai kotoran maupun hal-hal yang mengganggu dalam aktifitas

ibadah seorang hamba.Seorang hamba yang seanantiasa gemar bersuci ia akan

memiliki keutamaan-keutamaan yang dianugerahkan oleh Allah di akhirat nanti.

Thaharah juga membantu seorang hamba untuk mempersiapakan diri sebelum

melakukan ibadah-ibadah kepada Allah. Sebagai contoh seorang yang shalat

sesungguhnya ia sedang menghadap kepada Allah, karenanya wudhu membuat

agar fikiran hamba bisa siap untuk beribadah dan bisa terlepas dari kesibukan-

kesibukan duniawi, maka diwajibkanlah wudhu sebelum shalat karena wudhu

adalah sarana untuk menenangkan dan meredakan fikiran dari kesibukan-

kesibukan duniawi untuk siap melaksanakan shalat..

2.6 Shalat

Definisi

Latar belakang disyariatkannya shalat di satu sisi sebagai pembuktian ketundukan dan

penghambaan diri terhadap Allah dan di sisi lain sebagai bentuk syukur terhadap nikmat dari

Yang Maha Besar. Di antaranya adalah, nikmat penciptaan makhluk.  Di samping itu, shalat

akan memberikan manfaat atau hikmah yang akan dirasakan para ahli shalat baik di dunia

dan di akhirat kelak, apabila melaksanakannya dengan sempurna, memenuhi syarat rukun,

khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT.

Shalat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a. Sedangkan secara Istilah/Syari'ah

(Terminologi), shalat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai

dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.

9

Page 10: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Hikmah-hikmah Shalat

Shalat merupakan tiang agama Islam. Tentunya ada banyak sekali hikmah di dalamnya, baik

di dunia dan terutama di akhirat kelak. Banyak sekali hadits-hadits Rasulullah saw. yang

menyebutkan tentang Hikmah Shalat, diantaranya ialah:

1. "Shalat itu merupakan tiang agama yang di dalamnya terkandung sepuluh hal, yaitu: dapat

mencerahkan wajah; dapat menerangi hati; dapat menyehatkan badan; menjadi faktor

ketenangan di dalam kubur; menjadi sebab turunnya rahmat; merupakan kunci langit;

dapat memberatkan timbangan amal; tempat keridhaan tuhan; bernilai surga; dan menjadi

tabir dari siksa neraka.

2. Barang siapa menegakkannya, berarti telah menegakkan agama; dan barang siapa

meninggalkannya, berarti telah meruntuhkan agama." (HR. Abu Hurairah)

3. "Shalat seseorang menjadi penerang hatinya. Barang siapa berkeinginan agar hatinya

terang, maka terangilah hatinya dengan shalat." (HR. Dailami)

4. "Shalat adalah sarana pendekatan diri kepada Allah bagi setiap insan yang bertaqwa."

(HR. Qadha'i dari 'Ali)

5. "Berdirilah engkau untuk mengerjakan shalat, karena shalat itu dapat menjadi obat." (HR.

Ahmad dan Ibnu Majah)

6. "Sesungguhnya orang yang tengah mengerjakan shalat itu berarti tengah mengetuk pintu

Dzat Yang Mahakuasa; dan sesungguhnya orang yang mengetuk pintu secara terus-

menerus itu pasti akan dibukakan untuknya." (HR. Dailami)

Pengaruh Shalat dalam kehidupan

Ibadah shalat memiliki kedudukan yang utama dalam keseluruhan ibadah kepada Allah. Dari

beberapa hadits Rasul yang menjelaskan kedudukan shalat dapat disimpulkan :

1. Shalat merupakan “mi’rajul mukminin” (mikrajnya orang-orang beriman)

2. Shalat sebagai tiangnya agama, barangsiapa menegakkan shalat berarti telah menegakkan

agama, dan barangsiapa meninggalkan shalat berarti merusak agama

3. Shalat sebagai amal ibadah yang membedakan antara umat Islam dan orang kafir (al farqu

baina ‘abdi walkufri)

4. Shalat merupakan ibadah yang pertama dihisab di yaumil qiyamah.

10

Page 11: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Diantara hikmah yang terkandung dalam shalat apabila dilaksanakan secara sempurna memiliki

beberapa manfaat bagi kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Disiplin waktu

2. Kebersihan

Shalat tidak sah bila tanpa bersuci. Hikmahnya, orang yang shalatnya khusyu’ akan cinta

dengan hidup yang bersih. Akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya bisa selalu bersih.

3. Niat lurus karena Allah

4. Cinta keteraturan

Hikmahnya adalah shalat mengajarkan agar mukmin senantiasa tertib, teratur dan prosedural

dalam hidupnya.

5. Tawadhu’

Ketika sujud, kepala dan kaki sama derajatnya, bahkan dalam shalat setiap orang sama

derajatnya. Ini bermakna dalam hidup kita harus tawadhu’. Sebab kemuliaan yang hakiki

hanya pantas di miliki Allah SWT.

6. Muslim tidak akan pernah berbuat zhalim pada orang lain

Shalat di tutup dengan salam, yang merupakan sebuah doa agar orang di sekitar kita di beri

keselamatan dan keberkahan dari Allah. Ucapan salam inì sekaligus garansi bahwa bahwa

seorang muslim akan memberikan dan menyebarkan keselamatan, rahmat dan barokah

kepada orang-orang di sekitarnya, sebab shalat menjadi pencegah perbuatan fahsya dan

munkar.

Sesuai dengan fungsinya sebagai pencegah perbuatan fahsya dan munkar sebagaimana dalam

QS. Al-Ankabut : 45

7. Muslim selalu sadar dalam pengawasan Allah dan takut kepada Allah

Selalu berlangsung hubungan munajah antara hamba dan Tuhannya dalam ketaatan yang

kontinyu, sehingga dia selalu sadar berada dalam pengawasanNya dan selalu takut kepada-

Nya.

8. Shalat meningkatkan ketahanan rohani, menimbulkan kedamaian jiwa dan membangkitkan

ketenangan jiwa

9. Membina rasa persatuan dan persaudaraan sesama muslimin

10. Shalat dapat membangun kesadaran keseimbangan (tawazun) antara masalah ukhrowi dan

duniawi.

11

Page 12: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

2.7 Zakat

a. Definisi

Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik. Dinamakan zakat

karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari

bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi

suci dan bersih serta berkembang secara maknawi.

Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah swt.

untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al-quran. Atau bisa juga

berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu. Lafal zakat

dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang yang berzakat.

b. Jenis jenis zakat dan ketentuannya

1. Zakat Fitrah (zakat badan)

Zakat fitrah, adalah mengeluarkan harta kekayaan yang berupa makanan pokok  yang sudah

ditentukan  jumlah dan waktunya lalu di berikan kepada yang berhak menerima dengan

syarat yang sudah di tentukan. Zakat fitrah juga di sebut zakat badan dengan tujuan untuk

membersihkan orang yang berpuasa dari kotoran rohani dan untuk memperbaiki puasa yang

rusak.

Zakat fitrah diwajibkan setiap orang  islam, di keluarkan pada malam  harinya sebanyak 2,5

kg  untuk setiap jiwa. Bentuk zakat fitrah yaitu makanan yang dimakan menurut keadaan

tiap-tiap negeri atau daerah, misalnya: beras, jagung, gandum dan lain-lain. Hal ini

ditegaskan dalam hadist dari Ibnu Umar, berkata

 “Dari Umar R.A berkata : Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah, sebanyak satu sha’ (2,5

kg) kurma atau gandum  atas setiap hamba atu merdeka, laki-laki atau perempuan, kecil

atau besar dari orang islam. Beliau menyuruh melaksanakannya sebelum orang-orang pergi

shalat(‘idul fitri).    “(H.R. Bukhari dan muslim).

1.      Syarat-syarat wajib zakat fitrah

Islam

Memiliki kelebihan makanan sehari semalam bagi seluruh keluarganya pada waktu

terbenam matahari dan pada penghabisan bulan ramadhan. Kelebihan harta yang

12

Page 13: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

dimaksud tentu saja bukan barang yang dipakai sehari – hari seperti rumah, perabotan

dan lain-lain. Jadi tidak perlu menjual sesuatu untuk membayar  zakat fitrah.

Orang-orang yang hidup pada hari raya idul fitri atau bagi yang baru lahir sebelum

idul fitri.

2.          Rukun  zakat fitrah

a.       Niat untuk menunaikan zakat fitrah dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

b.      Ada pemberi zakat fitrah (muzaki).

c.       Ada penerima zakat fitrah (mustahik).

d.      Ada harta benda yang di zakatkan.

e.       Waktu mengeluarkan zakat sesuai dengan ajaran agama.

f.       Besar nya zakat fitrah yang di keluarkan sudah sesuai ajaran agama.

3.          Waktu membayar zakat

a.       Waktu yang diperbolehkan yaitu, awal ramadhan hingga akhir ramdhan.

b.      Waktu yang diharuskan yaitu, mulai terbenam matahari pada akhir ramadhan.

c.       Waktu yang lebih baik yaitu, di bayar sesudah sesudah shalat subuh sebelum pergi

shalat idul fitri.

d.      Waktu yang tidak di perbolehkan yaitu, membayar zakat fitrah sesudah shalat idul

fitri.

4.          Ukuran zakat fitrah

Benda yang digunakan zakat fitrah adalah makanan pokok menurut tiap-tiap daerah.

Misalnya beras, gandum, kurma untuk setiap orang kadar ukuran zakatnya adalah 3,1 liter

atau 2,5 kg beras. Misalnya harga beras 1 kg Rp4.000, maka zakat untuk setiap orang adalah

Rp10.000.

5.          Akibat orang yang tidak mengeluarkan zakat fitrah

a.       Dia akan berdosa karena zakat fitrah wajib.

b.      Puasa yang dikerjakan pada bulan ramadhan kurang sempurna.

c.       Dia akan menjadi orang yang kupur nikmat.

d.      Sama saja memakan sebagian hak orang lain.

e.      Di dalam dirinya akan terbentuk sifat kikir(bakhil)dan egois.

f.        Rezekinya akan sempit.

13

Page 14: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

6.    Mustahik zakat fitrah adalah orang-orang  yang berhak menerima zakat fitrah ada 8

ashraf(golongan): Zakat termasuk ibadah mahdhoh, yakni ibadah yang sudah diatur

secara rinci tata cara pelaksanaannya, termasuk yang berhak menerimanya. Orang yang

berhak menerima zakat fitrah (mustahik zakat)  di terangkan Allah SWT dalam Q.S At

Taubah ayat 60.

Artinya:

 “Sesungguhnya  zakat –zakat itu,  hanyalah untuk orang – orang Fakir,  orang-orang

Miskin, Pengurus zakat (amil), para mu’allaf  yang  dibujuk hatinya, Untuk (memerdekakan)

budak, orang yang berhutang (gharim), untuk  jalan Allah dan allah maha mengetahui lagi

maha bijaksana ” (Q.S. At taubah : 60)

Penjelasan ayat tersebut menurut imam syafi’i sebagai berikut :

1. Fakir, adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai penghasilan

untuk memenuhi kebutuhannya

2. Miskin, adalah orang yang memiliki harta dan penghasilan, namun belum cukup

untuk memenuhi keperluan minimum bagi dirinya dan keluarganya yang menjadi

tanggungan.

3. Amil, adalah orang yang  perlu melaksanakan semua kegiatan urusan pengumpulan

dan pendayagunaan zakat.

4. Muallaf, adalah Orang yang baru masuk Islam karena Imannya belum kuat.

5. Riqab (budak), adalah orang yang sudah dijandikan oleh pemiliknya bahwa ia boleh

menebus dirinya jadi, budak itu di beri zakat  untuk menebus kemerdekaan dirinya.

6. Gharim, adalah orang yang  mempunyai hutang untuk kemaslahatan diri sendiri.

7. Musafir , adalah orang  yang  sedang  mengadakan perjalanan dalam  rangka mencari

ridho Allah.

8. Sabilillah, adalah  suatu  kemashalatan (kebaikan), pada umumnya  yang di ridhoi

Allah SWT.

9. Ibnu sabil, adalah musafir yang kehabisan bekal.

7.          Tujuan zakat fitrah

a.       Membersihkan diri dari berbagai dosa yang dilakukan selama berpuasa ramadhan.

14

Page 15: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

b.      Memberi  makan bagi kepada orang fakir dan miskin.

8.          Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan zakat fitrah

a.       Orang yang wajib dibayarkan zakat fitrahnya adalah seluruh anggota keluarga dan

orang yang ditanggungnya.

b.      Bayi yang lahir sebelum waktu magrib tanggal 1 syawal wajib dizakati. Termasuk

wanita yang dinikahi sebelum waktu magrib tanggal 1 syawal wajib dizakati oleh

suaminya.

c.       Orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah untuk diri dan keluarganya

adalah mereka yang punya kelebihan makanan di hari idul fitri.

d.      Waktu pengeluaran adalah pada malam hari sampai menjelang pelaksanaan shalt idul

fitri.

e.      Zakat fitrah berupa makanan pokok masyarat setempat.

2. Zakat Mal (zakat harta)

Zakat mal (harta) ialah zakat yang berhubungan dengan harta benda yang menjadi hak milik

seseorang  yang wajib di tunaikan  (dikeluarkan) bagi pemilik harta setiap tahun sekali.tujuannya

untuk membersihkan atau mensucikan harta yang dimiliki.pembayaran zakat mal hukumnya wajib

bagi yang tergolong mampu kaya). Pembayaran zakat harus sesuai dengan ketentuan agama, yakin

mencapai satu nisab atau haul (batas minimal wajib zakat).

Harta yag wajib dizakati dan nisabnya

a.       harta kekayaan berupa emas,perak dan uang

b.      zakat perniagaan (zakat tijarah)

c.       zakat hasil pertanian (zakat ziar’ah)

d.      Zakat binatang ternak (Zakat An’am)

e. Zakat hasil tambang

f.       Zakat hasil temuan (zakat luqatah)

Akibat orang yang tidak mau berzakat

a.       Berdosa besar, karena tidak melaksanakan perintah Allah SWT.

b.      Melanggar HAM, karena mengambil hak orang lain.

15

Page 16: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

c.       Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesame manusia.

d.      Diancam siksa neraka

2.8 PuasaPuasa secara bahasa (etimologi) adalah “As-shoum atau As-shiam” yang berarti Al-imsaak

(menahan). Maksudnya menahan diri dari segala hal. Menahan diri dari bicara berarti puasa bicara,

menahan diri dari tidur berarti puasa tidur, menahan diri dari makan dan minum berarti puasa makan

dan minum dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT. Dibawah ini:

artinya: “sesungguhnya aku telah bernadzar kepada Tuhan yang maha pemurah untuk berpuasa

(menahan diri dari bicara)” (Qs. Maryam : 26)

Sedang menurut istilah ulam fiqih (terminology), puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang

membatalkan puasa, disertai niat pada malam harinya, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya

matahari.

Adapun puasa menurut pandangan para ulama Sufi puasa mempunyai pengertian yang sangat luas dan

tinggi, bukan hanya sekedar menahan makan dan minum sebagaimana puasa menurut syar’I namun

mereka mendefinisikan puasa adalah menahan makan dan minum serta menahan semua anggota

tubuh, fikiran dan hati dari segala macam perbuatan dosa.

Tujuan dan Hikmah puasa

Dalam Al-Q S.Albaqarah :183 Allah SWT menjelaskan bahwa puasa adalah sebagai jalan

menuju ketaqwaan. ( la’alakum tattakuun = dengan tujuan agar kalian bertaqwa )

Taqwa itu : adalah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangannya

(menuju Islam yang kaffah menjadi manusia yang mulia di sisi Allah).

Hikmah atau manfaat puasa adalah untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjaga kesucian

: dalam sebuah hadist Rosulullah bersabda “ Wahai pemuda barang siapa di antara kalian

bilamana telah mampu untuk menikah hendaklah menikah, dan bilaman tidak mampu

hendaklah ia bershaum” Rosulullah dalam hadits ini menyatakan bahwa shaum dapat

mengendalikan nafsu syahwat dan menjaga kesucian diri

a) Selain itu dengan melaksanakan puasa kita dapat terhindar dari hasrat jahat dan keinginan

untuk berbuat maksiat, puasa juga adalah sebagai media untuk melatih ke jujuran dan

kesabaran diri

16

Page 17: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

b) Juga dengan rasa lapar dan haus yang kita rasakan pada waktu melaksanakan puasa, dapat

mengingatkan kita bahwa diantara saudara-saudara kita masih banyak yang kelaparan

yang membutuhkan bantuan sehingga ia tergugah hatinya dan mau mengasihi,

menyayangi dan menolong mereka.

c) Selain itu pula puasa itu dapat menyehatkan tubuh, dengan puasa mengosongkan perut

dari semua bakteri yang sifatnya destruktif atau merusak tubuh kita, mengistirahatkan

pencernaan, membersihkan darah, menormalkan kerja hati, membuat ruh menjadi cerah,

jiwa menjadi bersih jasmani dan rohani menjadi sehat sehingga kalau jasmani dan rohani

kita sehat maka ahlaq akan menjadi baik.

d) Puasa juga adalah alat pemersatu umat muslimin, kaum muslimin sedunia sama puasa

pada waktu yang bersamaan bln Ramadhan dan buka pada saat yang sama pula.

Ketentuan Puasa

Syarat sah puasa:

1. Islam

2. Berakal

3. Bersih dari haid dan nifas

4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.

Berarti tidak sah puasanya orang kafir, orang gila walaupun sebentar,perempuan haid atau

nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, sepertihari raya atau hari tasyriq.

Adapun perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah

dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi.

Syarat wajib puasa:

1. Islam

2. Mukallaf (baligh dan berakal).

3. Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lanjut usia atau orang  sakit).

Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk

sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu

satu mud (7,5 ons) makanan pokok untuk setiap harinya.

4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82 km dan keluar dari batas daerahnya sebelum

fajar).

17

Page 18: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Rukun-rukun puasa:

1. Niat. Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya mataharisampai terbitnya fajar di setiap

harinya. Sedangkan niat untuk puasa sunnah,sampai tergelincirnya matahari (waktu duhur)

dengan syarat:

diniatkan sebelum masuk waktu dzuhur

tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain

sebelum niat

.

2. Menghindari perkara yang membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau karena

kebodohan yang ditolerir oleh syari’at (jahil ma’dzur). Jahil ma’dzur/kebodohan yang ditolerir

syariat ada dua yaitu

hidup jauh dari ulama’.

baru masuk islam.

Hal-hal yang membatalkan puasa :

a) Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti

mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui

keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak

mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya

tetap sah.

b) Murtad, sekalipun masuk islam seketika.

c) Haid, nifas dan melahirkan sekalipun sebentar.

d) Gila meskipun sebentar.

e) Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih adakesadaran sekalipun sebentar, tetap sah.

f) Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya.

g) Mengeluarkan mani dengan sengaja

h) Muntah dengan sengaja.

Masalah masalah yang berkaitan dengan puasa:

a) Apabila seseorang berhubungan dengan istrinya pada siang hari Ramadhan dengan

sengaja, tanpa terpaksa dan mengetahui keharamannya maka puasanya batal,berdosa,

18

Page 19: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghribd an wajib

mengqodhoi puasa serta wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu:

membebaskan budak perempuan yang islam

jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan berturut turut,

jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing

berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok. Dendaini wajib dikeluarkan hanya bagi laki

laki.

b) Hukum menelan dahak :

Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, makaharam menelan dan membatalkan

puasa.

Jika masih di batas dalam tenggorokan, makaboleh dan tidak membatalkan puasa.

Yang dimaksud batas luar menurut pendapat ImamNawawi (mu’tamad) adalah makhroj

huruf kha’ (?),dan dibawahnya adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama’

batas luar adalah makhroj huruf kho’(?),dan di bawahnya adalah batas dalam.

c) Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan syarat:

Murni (tidak tercampur benda lain)

Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut,sedangkan menelan ludah yang berada

pada bibir luar membatalkan puasa karena sudah di luar mulut.

d) Hukum masuknya air mandi ke dalam rongga dengan tanpa sengaja

Jika sebab mandi sunnah seperti mandi untuk shalat jum’at atau mandi wajib seperti

mandi janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika sengaja atau menyelam.

Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi untuk membersihkan badan maka

puasanya batal baik disengaja atau tidak.

e) Hukum air kumur yang tertelan tanpa sengaja:

Jika berkumur untuk kesunnahan seperti dalam wudhu’ tidak membatalkan puasa

asalkan tidak terlalu ke dalam (mubalaghoh).

19

Page 20: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Jika berkumur biasa, bukan untuk  kesunnahan maka puasanya batal secara mutlak,baik

terlalu ke dalam (mubalaghoh) atau tidak.

f) Orang yang muntah atau mulutnya berdarah wajib berkumur dengan mubalaghoh

(membersihkan hingga ke pangkal tenggorokan) agar semua bagian mulutnya suci.

Apabila ia menelan ludah tanpa mensucikan mulutnya terlebih dahulu maka puasanya

batal sekalipun ludahnya nampak bersih.

g) Orang yang sengaja membatalkan puasanya atau tidak berniat di malamhari, wajib

menahan diri di siang hari Ramadhan dari perkara yang membatalkan puasa (seperti

orang puasa) sampai maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi puasanya.

h) Berbagai konsekuensi bagi orang yang tidak berpuasa atau membatalkanpuasa

Ramadhan:

Wajib qodho’ dan membayar denda :

Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan

menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja.

Mengakhirkan qodho’ hinggadatang Ramadhan lagi tanpa ada udzur.

Wajibqodho’ tanpa denda.

Berlaku bagi orang yang tidakberniat puasa di malam hari, orang yang membatalkan

puasanya dengan selainjima’ (bersetubuh) dan perempuan hamil atau menyusui yang

tidak puasa karenakuatir pada kesehatan dirinya saja atau kesehatan dirinya dan

anaknya.

Wajib denda tanpa qodho’.

Berlaku bagi orang lanjut usia dan orang sakit yang tidak punya harapan sembuh, jika

keduanya tidak mampuberpuasa.

Tidak wajib qodho’ dan tidak wajib denda. : Berlaku bagi orang yang gila tanpa

disengaja.

Yang dimaksud denda di sini adalah 1 mud (7,5 ons) makanan pokok daerah setempat untuk

setiap harinya.

20

Page 21: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

2.9 Ibadah Haji

Definisi Haji

Secara etimologi pengertian haji adalah Menyengaja. Sedangkan menurut terminologi

adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi Baitullah di makkah

dengan maksud beribadah secara ikhlas mengharap keridhaan Allah dengan syarat dan rukun

tertentu.

Menunaikan ibadah haji adalah melakukan rukun islam yang kellima , oleh sebab itu

hukumnya wajib bagi setiap orang islam sekali dalam hidup bagi yang bisa melaksanakannya

dan mampu. Ibadah haji wajib dikerjakan dengan segera bagi orang-orang yang sudah

memenuhi syaratnya. Jika seseorang telah memenuhi syarat-syaratnya dan tidak segera

menunaikan ibadah haji, maka ia berdosa karena telah melalaikannya

Hikmah dan pelaksanaan haji

Kewajiban Ibadah Haji mengandung banyak hikmah besar dalam kehidupan rohani seorang muslim,

dan tentunya mengandung kemaslahatan bagi seluruh ummat Islam dari segi dunia dan akhirat.

Berikut adalah beberapa hikmah yang bisa di dapat dari pelaksanaan haji,

Meningkatkan disiplin

Melaksanakan ibadah haji dan ibadah umrah di mekkah dan madinah harus terbiasa untuk

disiplin ketika melaksanakan ritual ibadah haji. Pola disiplin ini harus bisa terus

berkelanjutan meski waktu pelaksanaan ibadah telah selesai.

Meningkatkan kualitas diri

Dosa yang kita punya akan dihapuskan oleh allah ketika kita mau melaksanakan ibadah

secara tulus dan ikhlas. Kita akan tedorong untuk lebih taat menjalankan jenis ibadah yang

lain selain ibadah haji dan ibdah umrah.

 Memunculkan sifat sabar

Banyak cobaan yang muncul ketika kita melaksanakan ibadah haji dan ibadah umrah.

Berbagai orang dari segala penjuru dunia berkumpul dalam satu tempat. Ini menyebabkan

21

Page 22: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

maslah berkenaan dengan fasilitas yang harus digunakan bersama karena jumlahnya yang

terbatas.

Melahirkan rasa solidaritas

Banyak umat yang berkumpul dalam satu tempat yaitu mekkah akan menimbulkan rasa

persatuan umat yang tinggi, tanpa membedakan golongan, ras dan lain-lain. Perbedaan

tersebut tidak perlu menimbulkan perpecahan, namun justru akan membuat ikatan

persaudaraan  sesama muslim diseluruh dunia.

Meningkatkan dakwah

Umat Islam dari segala penjuru dunia berkumpul, akan menjadi media yang tepat untuk

meningkatkan dakwah islamiyah secara efektif. Kita bisa belajar bertukr pengalaman

terhadap pelaksanaan ibadah ataupun penamaan nilai-nilai islami dalam kehidupan masing-

masin Negara atau wilayah.

Tentunya masih banyak hikmah yang lain yang dapat kita ambil dari ibadah lain selain ibadah

haji. Namun yang terpenting adalah setelah kita pulang dari ibadah haji dan ibadah umrah

kita harus memiliki pencerahan jiwa baru dengan wujud amal shaleh. Khususnya bagi diri

sendiri dan umumnya untuk masyarkat dan lingkungannya.

Waktu melaksanakan haji di mulai tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah.

Melaksanakan ibadah haji dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara yaitu ifrad,

tamattu, dan qiran.

1. Ifrad adalah mengerjakan haji lebih dahulu, baru mengerjakan umrah. Apabila cara ini

dilakukan, maka orang yang melaksanakannya tidak wajib membayar dam, yaitu

menyembelih hewan.

2. Tamattu ialah mengerjakan umrah lebih dahulu, baru mengerjakan haji. Cara ini

mewajibkan orang yang melakukannya untuk membayar dam.

3. Qiran adalah mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus.

Cara ini juga mewajibkan orang yang melakukannnya untuk membayar dam.

22

Page 23: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

Dalam ibadah haji terdapat syarat, rukun dan wajib haji. Rukun haji adalah sesuatu yang tidak

bisa di tinggalkan dalam pelaksanaan ibadah haji. Jika rukun haji tidak dipenuhi maka ibadah

hajinya dinyatakan tidak sah.

Syarat Haji

1. Islam

2. Baligh (dewasa)

3. Berakal

4. Merdeka

5. Mampu

Rukun haji terdiri atas :

1. Ihram, yaitu niat untuk memulai mengerjakan haji/umrah dengan memakai kain ihram.

2. Wukuf di Arafah, yaitu hadir di Arafah pada waktu tergelincir matahari tanggal 9 sampai

terbit fajar tanggal 10 Zulhijah.

3. Tawaf Ifadah, yaitu tawaf yang apabila tidak di laksanakan, maka hajinya tidak sah.

Tawaf adalah perjalanan mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali keliling.

4.     Sa’i, yaitu berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali.

5.     Bercukur, yaitu mencukur atau menggunting rambut minimal tiga helai rambut.

6.     Tertib.

Adapun wajib haji terdiri atas :

1.   Niat ihram dari Miqat.

2.   Mabit (bermalam) di Muzdalifah.

3.   Mabit di Mina.

4.    Melontar Jamrah Ula, Wusta dan Aqabah. Jamrah adalah melontarkan marma (dasar

bawah tugu) di Mina dengan batu kerikil pada Hari Tasyik.

5.   Tidak melakukan perbuatan yang diharamkan pada waktu melakukan ibadah haji.

6.   Tawaf Wada, yaitu tawaf penghormatan terakhir kepada Baitullah sebelum meninggalkan

Mekah.

23

Page 24: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Syariat islam merupakan peraturan yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an dan hadish

bagi umat islam tidak hanya segi ibadah namun juga bidang sosial, ekonomi, budaya agar

tercipta kehidupan teratur, aman sentosa dunia dan akhirat.

Ruang lingkupnya mencakup pertama ibadah khusus, yaitu peraturan-peraturan yang

mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual), seperti rukun islam dan Ibadah

lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam

Kedua Ibadah Umum yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan

sesamanya dan hubungan manusia dengan alam lainnya.

B.    Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya memabangun bagi para

pembacanya seabgai keempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa menjadi acuan

24

Page 25: Makalah Syariah Islam

Syari’ah Islam

untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan

terkhusus buat kami. Amin.

25