makalah budaya kerja syariah

30
BUDAYA KERJA SYARIAH Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Disiplin Ilmu DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 Rizki Apriliyandi - 434334022014083 Marya Hartanty Oktaviany – 43433402014365 Aris Trianto - 434334022014440 Citra Anggraeni - 434334022014458 Nisa Nur Aisyah - 434334022014425

Upload: rizki-ogawa

Post on 16-Apr-2017

1.296 views

Category:

Spiritual


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

BUDAYA KERJA SYARIAHMakalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam Disiplin Ilmu

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

Rizki Apriliyandi - 434334022014083

Marya Hartanty Oktaviany – 43433402014365

Aris Trianto - 434334022014440

Citra Anggraeni - 434334022014458

Nisa Nur Aisyah - 434334022014425

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PASUNDAN

Page 2: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta

taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Budaya Kerja Syariah”

ini dengan baik meskipun ada kekurangan di dalamnya. Kami haturkan terima kasih pada

Bapak Drs. H. Dadang Wahidin, M.M. selaku Dosen mata kuliah Islam Disiplin Ilmu yang

telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai budaya kerja syariah, dan juga bagaimana aplikasinya dalam

kehidupan sehari-hari. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan

datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun

orang yang membacanya.

Bandung, April 2015

Tim Penyusun

i

Page 3: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Masalah 2

1.3. Tujuan Pembahasan 2

BAB II 3

2.1. Budaya 3

2.2. Budaya Kerja 4

2.3. Syariah 5

2.4. Budaya Kerja Syariah 6

2.5. Sifat-Sifat Rasul (Uswatun Hasanah) 6

BAB III 8

3.1. Shiddiq 8

3.2. Istiqomah 9

3.3. Fathanah 10

3.4. Amanah 12

3.5. Tabligh 14

BAB IV 17

DAFTAR PUSTAKA 18

ii

Page 4: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak

awal bagaimana seharusnya kita memilih dan menjadi seorang pemimpin.

Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta apalagi

dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang

yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab

melayani rakyat.

Dalam menjalankan kepemimpinan yang islami, seorang pimpinan harus tegas,

paham visi misi dan tujuan organisasi, selalu melakukan musyawarah dalam

menentukan sebuah keputusan dan bersikap terbuka. Dengan demikian, maka

pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberi teladan, memberikan motivasi

kepada bawahan, menempatkan bawahan sesuai skillnya dan kemudain memberi

reward kepada bawahan.

Setelah seseorang mampu memiliki sifat pemimpin yang islami dan memiliki

kemampuan pemimpin yang islami, maka hendaknya seorang pemimpin harus dapat

memaknai jabatannya dalam organisasi, bahwa jabatan yang diemban oleh seorang

pemimpin seharusnya dijadikan sebagai peluang untuk beribadah kepada Allah,

peluang untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada orang lain,

(masyarakat), peluang untuk mensejahterakan kehidupan bersama, dan peluang untuk

meningkatkan dakwah islamiyah dalam berbagai bidang kehidupan.\

Seorang pemimpin juga harus mempunyai etos kerja yang islami, yaitu

mempunyai keterkaitan individu terhadap Allah, berusaha dengan cara yang halal,

semua elemen harus dipekerjakan secara professional dan wajar, tidak melakukan

pekerjaan yang mendurhakai Allah, dan professionalisme dalam setiap pekerjaan.

Dalam dunia bisnis saat ini, seseorang dituntut untuk memiliki sifat dan

kemampuan sebagai seorang pemimpin, karena disamping untuk memimpin perusahaan

dan anak buahnya, seseorang tersebut harus dapat mempimpin dirinya sendiri. Oleh

karena itu, seorang pemimpin harus menerapkan beberapa hal yang dapat mendukung

1

Page 5: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

lingkungan kerja dalam perusahaanya. Hal-hal tersebut diantaranya sifat Shiddiq,

Tabligh, Amanah, Fathonah. Keempat sifat ini adalah sifat-sifat Nabi Muhammad

SAW, ditambah Istiqomah untuk menyempurnakannya. Sehingga kelima sifat ini

disebut Budaya Kerja Syariah.

1.2. Batasan Masalah

Membahas mengenai Budaya Kerja Syariah yang ditekankan pada dunia bisnis

dan kaitannya dengan sifat-sifat Naibi Muhammad SAW.

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan Budaya Kerja Syariah ini diantaranya :

1. Mengetahui sifat-sifat Nabi Muhammad SAW

2. Mengetahui implementasi sifat-sifat tersebut dalam dunia bisnis

2

Page 6: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut

culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa

diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang

diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,

dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur

sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Adapun Pengertian menurut beberapa ahli, diantaranya adalah

a. Koentjaraningrat

Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang

dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya

dengan belajar.

b. E.B. Taylor

Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan

kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

c. Linton

Budaya adalah : Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang

merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu

masyarakat tertentu.

d. Kluckhohn dan Kelly

3

Page 7: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

Budaya adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang

eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai

pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.

Jadi, bisa diartikan bahwa budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan

dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan

politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

2.2. Budaya Kerja

Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai

nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam

suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat,

pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

Menurut Sjafrie Mangkuprawira budaya kerja merupakan sistem nilai, persepsi,

perilaku dan keyakinan yang dianut oleh tiap individu karyawan dan kelompok

karyawan tentang makna kerja dan refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan

organsiasi dan individual.

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM

yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai

tantangan di masa yang akan datang.

Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :

1. meningkatkan jiwa gotong royong

2. meningkatkan kebersamaan

3. saling terbuka satu sama lain

4. meningkatkan jiwa kekeluargaan

5. meningkatkan rasa kekeluargaan

6. membangun komunikasi yang lebih baik

7. meningkatkan produktivitas kerja

8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.

4

Page 8: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

2.3. Syariah

Ada beberapa definisi syariah yang diungkapkan oleh para pakar, memang

berbeda-beda karena istilahnya yang sulit untuk dimaknai secara lugas. Berikut ini

adalah beberapa pengertian syariah menurut para ahli.

a. Imam Al-Quthurbi

Syariah adalah agama yang ditetapkan oleh Allah SWT untuk hamba-hamba-

Nya yang terdiri atas berbagai hukum dan ketentuan.

b. Ar-Razi

Syariah yang berasal dari syara'a bisa bermakna nahaja(menempuh), awdhaha

(menjelaskan) dan bayyan-al masilik (menunjukkan jalan).

c. Muhammad Ali A-Sayis

Syariah adalah jalan yang lurus.

d. Al-Jurjani

Syariah adalah mazhab dan jalan yang lurus.

e. Syekh Mahmud Syaltut

Syariah adalah hukum-hukum dan tata aturan yang disyariatkan oleh Allah bagi

hamba-Nya untuk diikuti.

f. Faruq Nabhan

Syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-

Nya.

g. Manna Al-Qaththan

Syariah adalah segala ketentuan yang disyariatkan bagi hamba-hamba-Nya, baik

menyangkut aqidah, ibadah, akhlak, maupun muamalat.

Dari beberapa pengertian syariah menurut para ahli di atas, kita bisa

menyimpulkan secara sederhana bahwa syariah adalah segala macam aturan yang

berkaitan dengan tingkah laku manusia, baik yang berkaitan dengan hukum pokok

maupun hukum cabang yang berasal dari Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Syariah atau syariat Islam akan tetap sama dalam segi hukum dan penerapannya, tetapi

5

Page 9: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

bisa diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Hal

tersebut dikarenakan petunjuk-petunjuk yang dibawa dalam hukum syariat tersebut bisa

membawa manusia kepada kebaikan dan kebahagiaan yang sesungguhnya. Mematuhi

segala syariah Islam tidak akan ada ruginya. Hati dan iman kita akan semakin tebal dan

tenang, menjalani hidup juga akan menjadi lebih baik, penuh berkah, dan pastinya

mendapat rahmat dari Allah SWT.

2.4. Budaya Kerja Syariah

Berdasarkan dua poin sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Budaya Kerja

Syariah adalah suatu falsafah dengan didasari pada Al-Qur’an dan hadits Nabi

Muhammad SAW sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong

yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku,

cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

Budaya Kerja Syariah diadaptasi dari keempat sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu

Shiddiq, Tabligh, Amanah dan Fathonah yang sering disebut juga Uswatun Hasanah.

Kemudian ditambahkan sifat Istiqomah untuk melengkapinya.

2.5. Sifat-Sifat Rasul (Uswatun Hasanah)

Secara terminologi, kata al – uswah berarti orang yang ditiru, bentuk jamaknya

adalah usan . Sedangkan hasanah berarti baik. Dengan demikian uswatun hasanah

adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru, contoh indentifikasi, suri tauladan atau

keteladanan.

Definisi uswatun hasanah dalam Al –Qur’an dijelaskan dalam QS. Al-

Mumtahanah : 4 dan 6

6

Page 10: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

“ Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri Ibrahim dan

orang – orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata pada kaum mereka :

“sesungguhnya kami berlepas diri daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami

ingkari kekafiranmu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian

buat selama – lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja, kecuali perkataan

Ibrahim kepada bapaknya , “sesungguhnya aku kan memohonkan ampunan bagi kamu

dan tiada dapat menolak sedikitpun dari siksaan Allah’’, Ibrahim Ibrahim berkata : “ ya

tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah

kami kembali(: 4)”

“ Sesungguhnya pada mereka itu ( Ibrahim dan umatnya ) ada teladan yang baik

baginya, yaitu bagi orang yang mengharap pahala Allah dan keselamatan pada hari

kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha

Kaya lagi Maha Terpuji (:6)”

7

Page 11: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Shiddiq

Shiddiq berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta

perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan yang

disengaja antara ucapan dan perbuatan. Oleh karena itu, Allah memerintahkan orang-

orang yang beriman untuk senantiasa memiliki sifat shiddia dan menciptakan

lingkungan yang shiddiq. Perhatikan firman-Nya,

Artinya : "Hai orang-orangyang beriman bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (At-Taubah: 119).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda,

"Hendaklah kalian jujur (benar) karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan.

Dan kebaikan akan mengantarkan ke dalam surga. Seseorang yang selalu berusaha

untuk jujur akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kamu

sekalian kidzb (dusta), karena dusta itu akan mengantarkan kepada kejahatan. Dan

kejahatan akan mengantarkan ke dalam neraka. Seseorang yang selalu berdusta akan

dicatat oleh Allah sebagai pendusta." (HR Bukhari).

Dalam dunia kerja dan usaha, kejujuran ditampilkan dalam bentuk kesungguhan

dan ketepatan (mujahadah dan itqan), baik ketepatan waktu, janji, pelayanan,

pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi) untuk kemudian

diperbaiki secara terus menerus, serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu

(baik pada diri, teman sejawat, perusahaan maupun mitra kerja).

8

Page 12: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

Begitu pula seorang pemimpin senantiasa berperilaku benar dan jujur dalam

sepanjang kepemimpinannya, benar dalam mengambil keputusan-keputusan dalam

perusahaan yang bersifat strategis. Keputusan strategis tersebut menyangkut visi/misi,

dalam menyusun rencana dan sasaran secara objektif, serta efektif dan efisien dalam

implementasi dan operasionalisasinya di lapangan. Pemimpin berlaku jujur, baik

kepada company (pemegang saham), customer (nasabah), competitor (pesaing),

maupun kepada people (karyawannya sendiri), sehingga bisnis ini benar-benar

dijalankan dengan prinsip-prinsip kebenaran dan kejujuran.

Sifat shiddiq bagi seorang pemasar haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam

melakukan pemasaran. Ia akan senantiasa shidiq dalam berhubungan dengan

pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan

mitra bisnisnya. Ia senantiasa mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan

jujur dalam menjelaskan keunggulan produk-produk yang dimilikinya. Sekiranya dalam

produk yang dipasarkan terdapat kelemahan atau cacat, maka ia menyampaikan secara

jujur kelemahan atau cacat dalam produknya kepada calon pembeli.

Misal, seorang pedagang buah-buahan hendaknya tidak mengurangi timbangan

dagangannya, sehingga pelanggannya merugi. Seorang pemasar perbankan harus

menerangkan resiko kepada calon nasabah dalam mengambil kredit di bank. Seorang

pimpinan perusahaan akan membagi keuntungan perusahaan kepada pemegang saham

sesuai dengan perjanjian.

Inilah bisnis syariah yang diwarnai oleh sifat shiddiq-nya Nabi Muhammad

SAW, sebagaimana beliau juga mencontohkan hal yang sama ketika melakukan

perdagangan.

3.2. Istiqomah

Istiqamah artinya konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang baik meskipun

menghadapi berbagai godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan

dengan keteguhan, kesabaran, serta keuletan, sehingga menghasilkan sesuatu yang

optimal. Istiqamah merupakan hasil dari suatu proses yang dilakukan secara terus

menerus. Misalnya interaksi yang kuat dengan Allah dalam bentuk sholat, zikir,

membaca Al Qur’an, dan lain-lain. Semua proses itu akan menumbuh-kembangkan

9

Page 13: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

suatu sistem yang memungkinkan kebaikan, kejujuran, dan keterbukaan teraplikasikan

dengan baik.

Orang dan lembaga yang istiqamah dalam kebaikan akan mendapatkan

ketenangan sekaligus mendapatkan solusi serta jalan keluar dari persoalan yang ada.

Firman Allah dalam surat Fushilat: 30-31.

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah

Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun

kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa

sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah

kepadamu". Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di

dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di

dalamnya apa yang kamu minta.” (Fushilat : 30-31)

Seorang pengusaha kecil yang istiqomah akan mendapat kesuksesan nantinya,

dikarenakan sikap yang teguh dan sabar menghadapi rintangan dalam proses menuju

kesuksesan tersebut. Begitupun karyawan atau pegawai, jika seorang karyawan biasa

mempunyai sikap yang istiqomah bukan tidak mungkin akan menjadi seorang manajer,

karena karyawan tersebut akan menunjukkan konsistensinya dalam bekerja di

perusahaannya.

3.3. Fathanah

Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala

hal yang menjadi tugas dan kewajiban. Sifat ini akan menumbuhkan kreativitas dan

kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan

inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seorang selalu berusaha untuk menambah

10

Page 14: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

berbagai ilmu pengetahuan, peraturan, dan informasi, baik yang berhubungan dengan

pekerjaannya maupun perusahaan secara umum. Sifat fathanah (perpaduan antara alim

dan hafidz) telah mengantarkan Nabi Yusuf a.s. dan timnya berhasil membangun

kembali Negeri Mesir.

Artinya : "Berkata Yusuf, Jadikanlah aku bendaharawan Negara (Mesir).

Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan." (Yusuf:

55)

Sifat fathanah pulalah yang mengantarkan Nabi Muhammad saw. (sebelum

menjadi nabi) mendapat keberhasilan dalam kegiatan perdagangan. (Riwayat Imam

Bukhari)

Sifat fathanah dapat dipandang sebagai strategi hidup setiap Muslim. Seorang

Muslim harus mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh-Nya untuk

mencapai Sang Kholiq. Potensi paling berharga dan termahal yang hanya diberikan

pada manusia adalah akal (intelektualitas). Allah dalam Al-Quran selalu menyindir

orang-orang yang menolak seruan untuk kembali (tobat) kepada-Nya dengan kalimat

"Apakah kamu tidak berpikir? Apakah kamu tidak menggunakan akalmu? Allah

menciptakan siang dan malam, menjadikan gunung-gunung, tanaman-tanaman yang

berbeda sebagai tanda kebesaran-Nya bagi kaum yang berpikir." Allah SWT. Berfirman

:

Artinya : "Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan

gunung-gunung dan sungai-sunqai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-

buahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya

11

Page 15: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

memikirkan" (AI-Ra'd : 3).

Implikasi ekonomi sifat fathanah dalam bisnis adalah segala sesuatu aktivitas

dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan kecerdasan. Yakni dengan

mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan.

Sebagai contoh, seorang pemasar harus memiliki product knowledge atau

pengetahuan tentang produk yang dipasarkannya, sehingga dia tahu kelebihan apa yang

perlu ditonjolkan dan dijelaskan untuk menarik minat pelanggannya. Contoh lainnya

adalah Seorang manajer yang mengerti akan tugas pokoknya di perusahaan akan

memiliki kinerja yang baik dibanding mereka yang tidak, karena dengan mengerti tugas

pokok maka setiap pekerjaan akan dilakukan secara fokus.

Memiliki sifat jujur, benar, dan bertanggung jawab saja tidak cukup dalam

mengelola bisnis secara profesional. Para pelaku bisnis syariah juga harus memiliki

sifat fathanah, yaitu sifat cerdas, cerdik, dan bijaksana, agar usahanya bisa lebih efektif

dan efisien serta mampu menganalisis situasi persaingan (competitive setting) dan

perubahan-perubahan (changes) di masa yang akan datang.

3.4. Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel. Amanah bisa

juga bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Seorang

pebisnis haruslah memiliki sifat amanah, karena Allah menyebutkan sifat orang-orang

mukmin yang beruntung adalah yang dapat memelihara amanat yang diberikan

kepadanya. Allah Swt. Berfirman:

Artinya : "Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janji janjinya"

(AI-Mu'minun : 8).

Konsekuensi amanah adalah mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya, baik

sedikit ataupun banyak, tidak mengambil lebih banyak daripada yang ia miliki, dan

tidak mengurangi hak orang lain, baik itu berupa hasil penjualan, fee, jasa atau upah

buruh.

12

Page 16: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

Amanah juga berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan

kewajiban yang diberikan kepadanya. Amanah dapat ditampilkan dalam bentuk :

keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah. Allah SWT.

berfirman,

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi

Maha Melihat" ( An-Nisa' : 58 ).

Rasulullah Saw. bersabda, "Bahwa amanah akan menarik rezeki, dan sebaliknya

khianat akan mengakibatkan kefakiran"(HR AI-Dailami).

Sifat amanah ini akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh

tanggung jawab pada setiap individu Muslim. Kumpulan individu dengan kredibilitas

yang tinggi akan melahirkan masyarakat yang kuat, karena dilandasi oleh saling

percaya antar anggotanya.

Dalam dunia bisnis dapat diambil contoh adanya kerja sama antara dua

perusahaan, perusahaan yang amanah akan memegang teguh pada perjanjian yang telah

disetujui kedua belah pihak sebelumnya. Apabila salah satu pihak ada yang melanggar

perjanjian, maka perjanjian tersebut batal. Dalam dunia bisnis kepercayaan itu mahal.

Praktik perdagangan yang Islami, mengenal adanya istilah "perdagangan atas

dasar amanah". Adanya salah satu pihak yang khianat atas amanah yang dipercayakan

kepadanya bisa mengakibatkan pembatalan akad perjanjian. Misalnya, pihak pengelola

13

Page 17: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

ternyata menggunakan dana tersebut untuk memperkaya diri sendiri, atau untuk bisnis

yang diharamkan Allah SWT. Karena itu, Rasulullah SAW. Mengatakan:

"Allah azza wa jalla berfirman: 'Aku adalah pihak ketiga dari kedua belah pihak

yang berserikat selama salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati temannya. Jika

salah satu dari keduanya telah mengkhianati temannya, Aku berlepas diri dari

keduanya" (HR Abu Dawud).

Dalam riwayat lain disebutkan,

"Tangan Allah menyertai kedua orang berserikat selama salah satu dari keduanya

tidak mengkhianati yang lain. Apabila salah satu dari keduanya telah mengkhianati

temannya, Dia mengangkat kembali tangan-Nya dari keduanya" (H R AI-Duruquthni).

3.5. Tabligh

Sifat tabliqh artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang memiliki sifat

tabligh, akan menyampaikan sesuatu dengan benar (berbobot) dan dengan tutur kata

yang tepat (bi al-hikmah). Seorang pemimpin dalam dunia bisnis haruslah menjadi

seseorang yang mampu mengkomunikasikan visi dan misinya dengan benar kepada

karyawan dan stakeholder lainnya.

Seorang pemasar harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan

produknya dengan jujur dan tidak berbohong dan menipu pelanggan. Dia harus menjadi

seorang komunikator yang baik yang bisa berbicara benar dan bi al-hikmah (bijaksana

dan tepat sasaran) kepada mitra bisnisnya. Kalimat-kalimat yang keluar dari ucapannya

"terasa berat" dan berbobot. AI-Quran menyebutnya dengan istilah qaulan sadidan

(pembicaraan yang benar dan berbobot) . Allah berfirman,

14

Page 18: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan

katakanlah perkataan yang benar (qaulan sadidan), niscaya Allah memperbaiki bagimu

amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah

dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yanq besar"

( AI-Ahzab : 70-71).

Dalam ayat yang lain disebutkan,

Artinya : ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada

Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. ( An-Nisa' : 9).

Alangkah mulianya jika dalam mengelola bisnis kita memiliki pemimpin,

karyawan, atau pemasar yang bisa dipercaya karena kesalehan dan kejujurannya, yang

di cintai karena kepribadian dan kecerdasannya, sehingga bisa menjadi panutan bagi

siapa saja yang berinteraksi dengannya. Kata-katanya selalu menjadi rujukan dan

didengarkan karena mengandung kebenaran dan memiliki makna yang dalam.

Antisipasinya jauh ke depan, menjangkau masa yang akan dilalui suatu bisnis. Seorang

pebisnis Islami selain harus memiliki gagasan-gagasan segar, ia juga harus mampu

mengkomunikasikan gagasan-gagasannya secara tepat dan mudah dipahami oleh siapa

pun yang mendengarkan.

15

Page 19: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

Misalkan seorang salesman yang mempunyai product knowledge yang baik,

apabila tidak bisa memaparkan dan menjelaskan produknya kepada pelanggan dengan

baik, maka hal itu tidaklah efektif. Berbeda dengan salesman yang cakap dalam

menjelaskan produknya kepada pelanggan, pastilah penjualan produknya akan lebih

efektif.

Contoh lainnya adalah ketika seseorang ditunjuk sebagai delegasi sebuah

perusahaan untuk bertemu dengan klien untuk membahas kerja sama. Apabila orang

yang ditunjuk tersebut kurang mampu memaparkan kelebihan perusahaannya, maka

akan sedikit kemungkinan kerja sama tersebut berhasil.

16

Page 20: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

BAB IV

KESIMPULAN

Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang meliputi : shiddiq, amanah, fathonah, dan

tabligh bersifat universal. Artinya sifat-sifat ini tidak hanya sebatas diterapkan di bidang

dakwah tetapi juga dapat diterapkan di bidang kehidupan lainnya, termasuk di bidang bisnis

syariah. Penerapan sifat-sifat tersebut dalam bisnis syariah biasanya disempurnakan dengan

sifat istiqomah. Empat sifat Nabi SAW dalam perspektif syariah dapat menjadi key success

factors (KSF) dalam mengelola suatu bisnis, agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang

tinggi. Sifat – sifat ini sudah sangat dikenal di kalangan ulama, tapi masih jarang

diimplementasikan khususnya dalam dunia bisnis.

Dalam dunia bisnis implementasi sifat-sifat ini dapat memberikan perubahan yang baik,

baik pada individu yang terikat dalam bisnis tersebut maupun perusahaan. Hal ini berlaku

juga apabila sifat-sifat ini diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

17

Page 21: MAKALAH Budaya Kerja Syariah

DAFTAR PUSTAKA

http://berbagiidedanpikiran.blogspot.com/2011/12/penerapan-sifat-sifat-nabi-saw-

dalam.html

Hafidudhin, Didin & Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Syariah Dalam Praktik.

Jakarta. Gema Insani

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/

Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM,

http://id.wikimedia.org/wiki/budaya kerja

http://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-budaya-kerja-dan-tujuan-

manfaat-penerapannya-pada-lingkungan-sekitar.html

Mangkuprawira,Sjafrie, Juni 2007 . Budaya Kerja. Internet – Rona Wajah

http://dilihatya.com/1646/pengertian-syariah-menurut-para-ahli

18