makalah obligasi syariah (putli)

43
OBLIGASI SYARIAH A. PENDAHULUAN Obligasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “Obligatie” yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan “obligasi” yang berarti kontrak. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan hutang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten (Badan Pelaksana Pasar Modal). Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat hutang yang dikelaurkan oleh emiten (bisa berupa badan hukum atau persuahaan, bisa juga dari pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam memajukan investasi yang mereka laksanakan. Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yakni obligasi korporasi dan obligasi negara. Obligasi Negara terdiri dari beberapa jenis yaitu pertama; obligasi rekap yakni obligasi yang diterbitkan dalam rangka porgram rekpitulisasi perbankan. Kedua; surat utang negara (SUN), yakni obligasi yang diterbitkan untuk membiayai defisit APBN, ketiga; obligasi ritel, yakni obligasi yang sama dengan surat utang negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit anggaran negara, tetapi nilai nominalnya dibuat secara kecil agar dapat dibeli secara ritel

Upload: anis-danar

Post on 04-Jul-2015

1.137 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

OBLIGASI SYARIAH

A. PENDAHULUAN

Obligasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “Obligatie” yang dalam bahasa Indonesia

disebut dengan “obligasi” yang berarti kontrak. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK

001/1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan hutang atas

pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya

tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah

ditentukan terlebih dahulu oleh emiten (Badan Pelaksana Pasar Modal). Dari pengertian di atas

dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat hutang yang dikelaurkan oleh emiten (bisa berupa

badan hukum atau persuahaan, bisa juga dari pemerintah) yang memerlukan dana untuk

kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam memajukan investasi yang mereka laksanakan.

Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yakni obligasi korporasi dan

obligasi negara. Obligasi Negara terdiri dari beberapa jenis yaitu pertama; obligasi rekap yakni

obligasi yang diterbitkan dalam rangka porgram rekpitulisasi perbankan. Kedua; surat utang

negara (SUN), yakni obligasi yang diterbitkan untuk membiayai defisit APBN, ketiga; obligasi

ritel, yakni obligasi yang sama dengan surat utang negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai

defisit anggaran negara, tetapi nilai nominalnya dibuat secara kecil agar dapat dibeli secara ritel

oleh para investor menengah ke bawah, keempat; obligasi sukuk, sama dengan surat utang

negara, tetapi sukuk ini dikeluarkan berdasarkan prinsip syariah. Sebagai suatu efek, obligasi

bersifat dapat diperdagangkan di Pasar Modal. Ada dua jenis pasar obligasi, yakni yang pertama;

pasar primer, yaitu pasar yang merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai

diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Paasar Modal, obligasi harus dicatat di bursa efek

untuk ditawarkan kepada masyarakat. Dalam hal ini lazimnya dicatat di Bursa Efek Surabaya

(BES). Kedua; pasar sekunder merupakan tempat diperdagangkannya obligasis Setelah

diterbitkan dan tercatat di Bursa Efek Surabaya (BE), perdagangan akan dilakukan secara Over

the Counter (OTC). Artinya tidak ada tempat perdagangan secara fisik.

Page 2: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

B. PEMBAHASAN

1. JENIS DAN PERINGKAT OBLIGASI

Heru Sudarsono membagi jenis dan peringkat obligasi yang dikenal di Pasar Modal

Indonesia, sebagai berikut :

1. Berdasarkan Penerbitan

a. Obligasi Pemerintah Pusat

b. Obligasi Pemerintah Daerah

c. Obligasi Badan Usaha Milik Negara

d. Obligasi Perusahaan Swasta

2. Berdasarkan Jaminan

a. Unsecured bonds / debentures atau obligasi tanpa jaminan

b. Indenture atau obligasi dengan jaminan

c. Mortgage bond atau obligasi yang dijamin dengan properti

e. Collateral trust atau obligasi yang dijamin dengan sekuritas

f. Equipment trust certificates atau obligasi yang dijamin aset tertentu

g. Collateralized mortgage atau obligasi yang dijamin pool of mortgages atau portofolio

mortgage-backed securities

Page 3: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

3. Berdasarkan Jenis Kupon

a. Fixed rate, obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap sejak diterbitkan hingga jatuh

tempo

b. Floating rate, obligai yang tingkat bunganya mengikuti tingkat kupon yang berlaku di

pasar

c. Mixed rate, obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap untuk periode tertentu

4. Berdasarkan Peringkatnya

a. Investement grade bonds, minimal BB+

b. Non-investment-grade bonds, CC atau speculative bond dan D atau junk bond

5. Berdasarkan Kupon

a. Coupon bonds pada obligasi berkupon

b. Zero coupon bonds, untuk obligasi nirkupon

6. Berdasarkan Call Feature

a. Freely collable bond, obligasi yang dapat ditarik kembali oleh penerbitnya setiap waktu

sebelum masa jatu tempo

b. Non-collable bond, setelah obligasi diterbitkan dan terjual, tidak dapat dibeli/ditarik

kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo

c. Deffered collable bond, adalah kombinasi antara freely collable bond dan non-collable

bond

7. Berdasarkan Konversi

a. Convertible bond, obligasi yang dapat ditukarkan saham setelah jangka waktu tertentu

b. Non-convertible bond, obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi saham

Page 4: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

8. Jenis Obligasi Lainnya

a. Income bond, obligasi yang membayarkan kupon jika emiten penerbitnya mendapatkan

laba

b. Guaranteed bon, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan cabang tetapi tidak didukung

oleh perusahaan induk

c. Participating bond, obligasi yang memiliki hak menerima atas laba selain penghasilan

bunga secara periodik

d. Voting bond, obligasi yang mempunyai hak suara

e. Serial bond, obligasi yang pelunasannya berdasarkan nomor seri

f. Inflation Index bond, atau disebut juga treasury inflation protection securities (TIPS),

obligasi yang nilai nominalnya (principal) selalu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang

berlaku.

2. PROSEDUR MELAKUKAN INVESTASI OBLIGASI

Keuntunga.n dalam berinvestasi dengan obligasi dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya

adalah pengetahuan tentang peluang para individu dalam melihat peluang dan mempeljari seluk

beluk sarana investasi itu sendiri. Dalam mencapai berbagai tujuan keuangan keluarga beragam

produk investasi tersedia, tinggal para investor untuk memilih produk alternative mana yang

akan dijadikan andalan investasi, apa reksadana, saham, emas, dan investasi di sektor properti di

pasar modal. Selain produk ini pasar modal juga menawarkan investasi melalui surat utang

jangka panjang atau obligasi. Jika pilihan para investor jatuh pada obligasi, maka ada beberapa

tahap yang perlu dilalui supaya tujuan investasi melalui obligasi memberikan hasil yang

maksimal dan sesuai dengan rencana. Tahapan tersebut seperti di bawah ini2 :

1. Membuka rekening

Page 5: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Tahap awal yang harus dilakukan dalam proses transaksi obligasi adalah memilih

perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan

penjualan obligasi. Pilih perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid baik trader / dealer

ataupun riset serta fee yang kompetitif. Dengan membuka rekening, investor bisa mendapatkan

informasi perkembangan dan perdagangan obligasi setiap saat, sehingga investor mendapatkan

pengetahuan pergerakan pasar obligasi secara akurat dan up to date.

2. Memahami produk obligasi

Pada tahap ini, investor dianjurkan untuk mempelajari seluk beluk informasi yang

dibutuhkan mengenai obligasi, baik mengenai investasinya sendiri, potensi resiko yang

terkandung, maupun potensi keuntungannya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajarinya

secara mandiri, bertanya kepada bagian riset perusahaan sekuritas, dimana investor membuka

rekening atau melalui internet. Dengan mempelajari instrumen obligasi secara lengkap,

diharapkan investor mengenal investasi tersebut dengan baik, sehingga mempermudah

pengambilan keputusan investasi. Mempelajari instrumen, dimana investor ingin menempatkan

investasi, akan memberikan manfaat maksimal dalam mencapai rencana yang diinginkan.

3. Melakukan analisis

Analisis dilakukan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang diinginkan,

yaitu kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan seperti kupon, jangka waktu, nilai

penerbitan dan peringkat. Latar belakang serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan sendiri.

Dengan informasi yang lengkap, diharapkan keputusanyang diambil tidak menimbulkan

kerugian yang cukup besasr. Dianjurkan untuk membandingkan antara obligasi sejenis.

4. Memberikan amanat beli

Setelah melalui analisis, investor memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli. Tahap

selanjutnya adalah memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah

kita pilih. Pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang

diinginkan. Misalkan pembeli akan melakukan pembelian obligasi ASII (Astra Internasional)

Page 6: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

tahun 2002 dengan harga 105 atau harga premium. Biasanya nilai pari atau nominal adalah

sebesar Rp 100.

5. Menyiapkan dana

Membeli obligasi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi

biasanya bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk dapat ikut berinvestasi

dalam obligasi. Namun ada juga yang menawarkan satuan bernilai Rp 50 juta atau Rp 100 juta.

Setelah amanat pembelian diajukan, sebaiknya dana tersebut sudah dialokasikan. Jangan sampai

dikenakan penalty, karena keterlambatan dalam pembayaran. Selain itu, penempatan dana tunai

yang serba mendadak mungkin bisa mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan investor

dan keluarga.

6. Menyelesaikan pembayaran obligasi

Pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan

sekuritas tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka investor sebagai pembeli tinggal menunggu

proses settlement atas transaksi tersebut. Obligasi yang telah dibeli akan tercantum di dalam

rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

Pemindahtanganan hak atas obligasi akan sangat mudah dilakukan secara elektronik, karena saat

ini fisik obligasi tidak lagi berupa sertifikat, namun sudah scriptless (tahap warkat). Administrasi

pembukuan akan dilakukan oleh bank kustodian perusahaan sekuritas. Untuk hal ini, tentunya

bank bersangkutan akan memungut biaya tertentu.

3. PRINSIP-PRINSIP OBLIGASI SYARIAH

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 32/DSNMUI/ IX/2002 menjelaskan, yang

dimaksud dengan obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan

prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang

mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi

hasil / margin / fee, serta membayar kembali dana obligas pada saat jatuh tempo. Menurut Heru

Sudarsono, obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap sebagaimana yang terdapat

dalam obligasi konvensional, tetapi lebih merupakan penyerta dana yang didasarkan pada prinsip

Page 7: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini

lazim dinamakan muqaradhah bond, dimana muqaradhah merupakan nama lain dari

mudharabah. Dalam bentuknya yang sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah

perusahaan atau emiten sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau shahib

maal. Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama atau pembangunan

suatu unit baru yang benarbenar berbeda dari usaha lama. Bentuk alokasi dana yang khusus

(specially dedicated) dalam syariah dikenal dengan istilah mudharabah muqayyadah. Atas

penyertaannya, investor berhak mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang dihitung secara

proporsional dan dibayarkan secara periodik.

Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu bahwa obligasi adalah surat hutang, dimana

pemegangnya berhak atas bunga tetap, prinsip obligasi syariah tidak mengenal adanya hutang,

tetapi mengenal adanya kewajiban yang hanya timbul akibat adanya transaksi atas aset / produk

maupun jasa yang tidak tunai, sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Obligasi syariah lebih

merupakan penyerta dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad

utang pituang, melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini lazim dinamakan muqaradhah bond,

dimana muqaradhah merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya yang sederhana

obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan (emiten) sebagai pengelola (mudharib) dan

dibeli oleh investor (shahib maal). Dalam harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat

jatuh tempo, dan rating antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional tidak ada

perbedaannya. Perbedaan terdapat pada pendapatan dan return. Perbedaan yang paling mendasar

antara obligasi syariah dan obligasi konvensional terletak pada penetapan bunga yang besarnya

sudah ditetapkan / ditentukan di awal transaksi dilakukan. Sedangkan pada obligasi syariah saat

dilakukan transaksi (jual beli) belum ditentukan besarnya bunga. Yang ditentukan adalah berapa

proporsi pembagian hasil apabila mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Perbedaan

obligasi konvensional dengan obligasi syariah dapat dilihat di bawah ini4 : Keterangan Obligasi

Syariah Obligasi Konvensional Harga penawaran 100% 100% Jatuh tempo 5 tahun Pokok

obligasi saat jatuh tempo 100% 100% Pendapatan Bagi hasil Bunga Return 15,5 – 16% indikatif

15,5 – 16% Rating AA+ AA+ Namun dalam obligasi syariah lebih kompetitif disbanding

obligasi konvensional sebab pertama: Kemungkinan perolehan dari bagi hasil pendapatan lebih

tinggi daripada obligasi konvensional. Kedua : Obligasi syariah aman karena untuk mendanai

Page 8: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

proyek prospektif. Ketiga: Bila terjadi kerugian (di luar kontrol), investor tetap memperoleh

aktiva. Keempat: Terobosan paradigma, bukan lagi surat utang, tapi surat Investasi.

4. BENTUK-BENTUK OBLIGASI SYARIAH

Obligasi syariah dapat diterbitkan dengan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah,

ijarah, istisna, salam, dan murabahah. Tetapi diantara prinsip-prinsip instrumen obligasi ini yang

paling banyak dipergunakan adalah obligasi dengan insturmen prinsip mudharabah dan ijarah.

1. Obligasi Mudharabah

Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang mengunakan akad

mudahrabah. Akad mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik modal (shahibul maal/

investor) dengan pengelola (mudharib / emiten). Ikatan atau akad mudahrabah pada hakikatnya

adalah ikatan penggabungan atau percampuran berupa hubungan kerjasama antara pemilik usaha

dengan pemilik harta, dimana pemilik harta (shahibul maal) hanya menyediakan dana secara

penuh (100%) dalam suatu kegiatan usaha dan tidak boleh secara aktif dalam pengelolaan usaha.

Sedangkan pemilik usaha (mudharib / emiten) memberikan jasa, yaitu mengelola harta secara

penuh dan mandiri (directionery) dalam bentuk aset pada kegiatan usaha tersebut.

Dalam Fatwa No. 33 / DSN-MUI / X / 2002 tentang obligasi syariah mudharabah,

dinyatakan antara lain bahwa:

a. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah

yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten

untuk membayar pendapatn kepada pemegang obligasi syariah merupakan bagi ahsil,

margin atau fee serta membayar dana obligasi pada saat obligasi jatuh tempo.

Page 9: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

b. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad mudarabah

dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No. 7 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang

Pembiayaan Mudharabah.

c. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola modal), sedangkan

pemegang obligasi mudharabah bertindak sebagai shahibul maal (pemodal).

d. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.

e. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad.

f. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib menjamin pengambilan

dana dan pemodal dapat meminta emiten membuat surat pengakuan utang.

g. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindahtangankan selama disepakati dalam akad.

Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan struktur obligasi mudharabah, di

antaranya :

a. Obligasi syariah mudharabah merupakan bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk

investasi dalam jumlah besar dan jangka waktu yang relatif panjang.

b. Obligasi syariah mudharabah dapat digunakan untuk pendanaan umum (general

financing), seperti pendanaan modal kerja ataupun capital expenditure.

c. Mudharabah merupakan percampuran kerjasama antara modal dan jasa (kegiatan usaha),

sehingga membuat strukturnya memungkinkan untuktidak memerlukan jaminan

(collateral) atas aset yang spesifik. Hal ini berbeda dengan struktur yang menggunakan

dasar akad jual beli yang mensyaratkan jaminan atas aset yang didanai.

d. Kecenderungan regional dan global, dari penggunaan struktur murabahah dan ba‟i

bi‟thaman ajil menjadi mudharabah dan ijarah.

Page 10: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Adapun ketentuan atau mekanisme obligasi syariah mudharabah adalah :

a. Kontrak atau akad mudharabah dituangkan dalam perjanjian perwaliamanatan.

b. Rasio atau presentase bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan komponen

pendapatan (revenue sharing) atau keuntungan (profit sharing). Namun berdasarkan fatwa

No. 15/DSN-MUI/IX/2000 bahwa yang lebih maslahat adalah penggunaan revenue

sharing.

c. Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara konstan, meningkat, ataupun menurun dengan

mempertimbangkan proyeksi pendapatan emiten, tetapi sudah ditetapkan di awal kontrak.

d. Pendapatan bagi hasilmerupakan jumlah pendapatan yang dibagihasilkan yang menjadi

hak dan oleh karenanya harus dibayarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah.

Bagi hasil yang dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah

dengan pendapatan / keuntungan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam

laporan keuangan konsolidasi emiten.

e. Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan dapat dilakukan secara periodik (tahunan,

semesteran, kwartalan, maupun bulanan).

f. Karena besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukan oleh kinerja aktual emiten, maka

obligasi syariah memberikan indicative return tertentu. Produk obligasi mudharabah juga

dapat dikonversi menjadi saham setelah dalam jangka waktu tertentu dengan persetujuan

pemiliknya. Sehingga pemilik surat ini berubah menjadi musyarrik muaqqat (mitra

kerjasama kontemporer) bagi perusahaan. Dalam keuntungan investasinya menjadi

pemilik saham atau mitra kerjasama selamanya. Pada prinsipnya, obligasi mudharabah

yang dikonversi menjadi saham sama dengan obligasi mudharabah baik yang muthlaqah

maupun muqayyadah. Persamaan adalah samasama menggunakan prinsip musyarakah

dan al-ghunm bi alghurm dalam hal pembagian keuntungan, sehingga dalam hal ini

sesuai dengan kaidah-kaidah Islam dalam distribusi keuntungan investasi.

Adapun ketentuan-ketentuan yang berlaku berkaitan dengan konversi obligasi

mudharabah menjadi saham adalah:

Page 11: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

a. Wajib menjaga kaidah-kaidah yang ditetapkan untuk pertambahan modal sesuai dengan

undang-undang negara tempat perusahaan yang mengeluarkan obligasi.

b. Wajib menjaga keseimbangan keuangan dengan sumbersumbernya, baik dari dalam

maupun dari luar.

c. Tanggal dan syarat-syarat konversi menjadi saham harus dijelaskan, serta jangka waktu

yang mana pemilik surat obligasi tersebut meminta untuk mengkonversikan ke dalam

saham.

d. Wajib menjelaskan kadar batas maksimal pengeluaran bagi saham yang baru jika ada.

e. Penjelasan tanggal pengembalian harga obligasi dalam kondisi tidak dikonversikan ke

dalam saham.

2. Obligasi Ijarah

Obligasi Ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad ijarah. Akad ijarah adalah suatu

jenis akad untuk mengambilmanfaat dengan jalan penggantian. Artinya, pemilik harta

memberikan hak untuk memanfaatkan objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara

atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan membayar imbalan kepada pemilik

objek. Ijarah mirip dengan leasing, tetapi tidak sepenuhnya sama. Dalam akad ijarah disertai

dengan adanya perpindahan manfaat tetapi tidak terjadi perpindahan kepemilikan. Ketentuan

akad ijarah sebagai berikut :

a. Objeknya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak bergerak, harta

perdagangan) maupun berupa jasa.

b. Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan disepakati oleh kedua belah

pihak.

c. Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan secara spesifik.

d. Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam bentuk imbalan atau

sewa / upah.

Page 12: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

e. Pemakai manfaat (penyewa) harus menjaga objek agar manfaat yang diberikan oleh

objek tetap terjaga.

f. Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.

Secara teknis, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Investor dapat bertindak sebagai penyewa (musta‟jir). Sedangkan emiten dapat bertindak

sebagai wakil investor. Dan propery owner, dapat bertindak sebagai orang yang

menyewakan (mu‟jir). Dengan demikian, ada dua kali transaksi dalam hal ini; transaksi

pertama terjadi antara investor dengan emiten, dimana investor mewakilkan dirinya

kepada emiten dengan akad wakalah, untuk melakukan transaksi sewa menyewa dengan

property owner dengan akad ijarah. Selanjutnya, transaksi terjadi antara emiten (sebagai

wakil investor) dengan property owner (sebagai orang yang menyewakan) untuk

melakukan transaksi sewa menyewa (ijarah).

b. Setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan kembali objek sewa

tersebut kepada emiten. Atas dasar transaksi sewa menyewa tersebut, maka diterbitkanlah

surat berharga jangka panjang (obligasi syariah ijarah), dimana atas penerbitan obligasi

tersebut, emiten waib membayar pendapatn kepada investor berupa fee serta membayar

kembali danaobligasi pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh transaksi obligasi ijarah

adalah pemegang obligasi memberi dana kepada Toko Matahari untuk menyewa sebuah

ruangan guna keperluan ekspansi. Yang mempunyai hak manfaat atas sewa ruangan

adalah pemegang obligasi, tetapi ia menyewakan / mengijarahkan kembali kepada Toko

Matahari. Jadi harus membayar kepada pemegang obligasi sejumlah dana obligasi yang

dikeluarkan ditambah return sewa yang telah disepakati. Obligasi ijarah lebih diminati

oleh investor, karena pendapatannya bersifat tetap. Terutama investor yang paradigmanya

masih konvensional konservatif dan lebih menyukai fixed income.

5. KENDALA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBLIGASI

SYARIAH

Kendala dalam pengembangan obligasi syariah diantaranya sebagai berikut :

Page 13: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

1. Belum banyak masyarakat yang paham tentang keberadaan obligasi syariah, apalagi sistem

yang digunakannya. Hal tersebut tidak lepas dari ruang sosialisasi obligasi syariah yang

dikondisikan hanya terbatas oleh para pemodal yang memiliki dana lebih dari cukup.

2. Masyarakat dalam menyimpan dananya cenderung didasarkan atas pertimbangan

pragmatis. Hal ini yang menjadikan tren tingkat bunga yang cenderung bisa dipastikan di

masa yang akan datang menjadikan investor lebih memilih obligasi konvensional

daripada obligasi syariah.

3. Di usia yang masih relatif muda dan sistem yang berbeda, obligasi syariah dikondisikan

untuk menghadapi masyarakat yang kurang percaya akan keberadaan sistem yang belum

ia kenal.

Sedangkan usaha yang perlu dilakukan untuk menjawab kendala-kendala obligasi syariah

adalah sebagai berikut :

1. Langkah-langkah sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman masyarakat akan

keberadaan obligasi syariah di tengah-tentah masyarakat. Keterlibatan praktisi,

akademisi dan ulama sangat diperlukan dalam usaha-usaha obligasi syariah.

2. Usaha untuk menarik pasar emosional secara statistik relative lebih sedikit daripada

pasar rasional. Oleh karenanya obligasi syariah tidak bisa hanya sekedar menunggu

sampai adanya perubahan paradigma setidaknya obligasi syariah mampu menangkap

kondisi yang ada sebagai peluang yang bisa digunakan untuk meningkatkan

produktivitasnya.

3. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, usaha untuk meningkatkan

profesionalitas, kualitas, kapabilitas, dan efisiensi untuk selalu dilakukan oleh obligasi

syariah.

6. EMISI OBLIGASI SYARIAH

Syarat-syarat untuk menerbitkan obligasi syariah adalah sebagai berikut:

Page 14: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa

No.20/DSNMUI/ IV/2001.

Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang betentangan dengan syariah Islam

diantaranya adalah :

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi

konvensional.

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan dan

minuman haram.

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang atau

jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

2. Peringkat investasi grade

a. Memiliki fundamental usaha yang kuat.

b. Memiliki fundamental keuangan yang kuat.

c. Memiliki citra yang baik bagi publik.

3. Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index (JII).

C. PENUTUP

Demikianlah, beberapa hal mengenai obligasi syariah. Oleh karena terbatasnya waktu, dan

sulitnya memperoleh literatur yang membahas masalah obligasi secara luas dan mendalam, maka

Page 15: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

makalah yang sederhana ini tidak luput dari kekurangan. Namun demikian, Penulis berharap

semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Heru Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia-FH UII, Yogyakarta, 2007.

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2004/0423/eur1.html

Dr. Muhammad Firdaus, dkk. Konsep Dasar Obligasi Syariah, Renaisan,2005.

http://habibieprofit.blogspot.com/2009/01/makalah-obligasi-syariah.html

Page 16: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

PENDAHULUAN

Perkembangan sukuk di Indonesia dimulai sejak 2002 lalu mengalami kemajuan, dimana tahun

ini undang-undang sukuk atau dikenal dengan SBSN (Surat Berharga Hutang Negara) telah

disahkan oleh parlemen. Sejak penerbitan sukuk korporasiyang pertama tersebut, selalu berakhir

dengan over subscription.

Fatwa dewan syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Obligasi syari`ah adalah

surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikelurkan emitten kepada

pemegang obligasi syariah, tersebut berupa bagi hasil/margin/fee, serta membyar kembali dana

obligasi pada saat jatuh tempo.”

Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang memggunakan

istilah bond, dimana istilah bond mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan

Islamic maka kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang (loan)

adalah interest, sedangkan dalan Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk

itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah Sukuk sebagaimana disebutkan dalam

peraturanm di Bapepam LK.

Page 17: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penertaan dana (investasi)

yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan musyarakah.

Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan.

Setelah lima tahun perkembangan Sukuk di Indonesia, Sukuk tersebut belum berkembang secara

optimal, hal ini disebabkan karena belum adanya sukuk Negara.[1]

OBLIGASI SYARIAH

Obligasi Konvensional

Obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu obligatie yang dalam bahasa Indonesia disebut

sebagai obligasi yang berarti kontrak. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 775/KmK 001/19

disebut bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan utang atas pinjaman uang dari

masyarakat dalam bentuk tertentu.

Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan

oleh emiten (bisa berupa badan hukum atau perusahaan, bisa juga dari pemerintah) yang

memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam mengajukan investasi

yang mereka laksanakan.

Dilihat dari pihak yang mengeluarkan obligasi, maka obligasi dapat dikeluarkan oleh pemerintah

pusat, pemerintah daerah, pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau bisa juga dikeluarkan

oleh pihak swasta seperti (1) participative bonds, yakni pemilik obligasi selain memperoleh

bunga tetap, juga memperoleh bagian keuntungan yang dicapai perusahaan (2) client bond, 

yakni obligasi yang diberikan kepada langganan perusahaan dalam rangka mengembangkan

pemilik efek kepada masyarakat (3) departure bond, yakni obligasi yang tidak dijamin atau tanpa

suatu jaminan.

Obligasi termasuk salah satu jenis efek namun, berbeda dengan saham yang kepemilikannya

menandakan pemilikan sebagian dari suatu perusahaan yang menerbitkan saham obligasi

menunjukan utang dari penerbitnya. Dengan demikian pemegang obligasi memiliki hak dan

Page 18: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

kedudukan sebagai kreditor dari penerbit obligasi. Obligasi merupakan instrumen utang jangka

panjang, yang pada umumnya diterbitkan dalam jangka berkisat antara sepuluh tahun lamanya.

Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya yakni obligasi korporasi dan obligasi

negara. Obligasi negara terdiri dari beberapa jenis yaitu (1) obligasi rekapm (2) surat utang

negara (SUN), (3) obligasi ritel.[2]

Sejarah obligasi syariah

Secara terminoogi sukuk adalah sebuah kertas atau catatan yang padanya terdapat perintah dari

seorang untuk membayar uang dengan jumlah tertentu pada orang lain yang namanya tertera

pada kertas tersebut. Kata sukuk berasal dari bhasa persia yaitu jak, lalu masuk dalam bahasa

arab dengan nama shak. Goiten menyebutkan bahwa shak adalah asalkata dari kata chek yang

terdapat dalam bahasa inggris dimana ia pada dasarnya  adalah surat hutang. Kemudian surat

hutang  model ini bekembang di eropa. Sukuk sudah pakai sebagai salah satu alat pembayaran

sejak awal islam dimana jatah (santunan negara) atau gaji para pegawai negara kadangkala

dibayar dengan memakai kertas tersebut. Dalam sejarah disebutkan bahwa khalifah Umar Ibn al-

Khatab adalah khalifah pertama yang membuat shak dengan membubuhkan setempel dibawah

kertas shak tersebut.

Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa

yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain

(BMA – Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari

dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama

meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam internasional. Inilah sukuk global

yang pertama kali muncul di pasar internasional.

Selanjutnya, penerbitan sukuk di pasar internasional terus bermunculan bak cendawan di musim

hujan. Tidak ketinggalan, pemerintahan di dunia Islam pun mulai melirik hal tersebut. Sebagai

contoh, pada tahun 2002 pemerintah Malaysia menerbitkan sukuk dengan nilai 600 juta dolar AS

dan terserap habis oleh pasar dengan cepat, bahkan sampai terjadi over subscribe. Begitu pula

pada Desember 2004, pemerintah Pakistan menerbitkan sukuk di pasar global dengan nilai 600

juta dolar AS dan langsung terserap habis oleh pasar. Dan masih banyak contoh lainnya.

Page 19: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu bentuk terobosan baru

dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah

yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem

keuangan syariah kontemporer. (http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/sukuk.html).

Kendala dan strategi pengembangan obligasi syariah

1. Belum banyak masyarakat yang paham tentang keberadaan obligasi syariah, apalagi

sistem yang digunakannya

2. Masyarakat dalam penimpan dananya cenderung didasarkan atas pertimbangan pragmatis

3. Di usia yang masih relatif muda dan sistem yang berbeda, obligasi syariah dikondisikan

untuk menghadapi masyarakat yang kurang percaya akan keberadaan sistem yang belum

ia kenal

Usaha yang perlu dilakukan untuk menjawab kendala-kendala obligasi syariah adalah sebagai

berikut :

1.        Langkah-langkah sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman masyarakat akan

keberadaan obligasi syariah di tengah-tengah masyarakat

2.        Usaha untuk menarik pasar emosional secara statistik relatif lebih sedikit daripada pasar

rasional

3.        Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, usaha untuk meningkatkan profesionalitas,

kualitas, kapabilitas, dan efisiensi untuk selalu dilakukan oleh obligasi syariah.

Emisi Obligasi Syariah

Syarat-syarat untuk menerbitkan obligasi syariah adalah sebagai berikut :

1.      Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi

2.      Peringkat investasi grade

Page 20: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

3.      Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index (JII)

Obligasi Sukuk

Tinjauan Umum

Kata-kata sakk, sukuk dan sakaik dapat ditelusuri dengan mudah di litelatur islam komersial

klasik. Kata-kata tersebut terutama secara umum digunakan untuk perdagangan internasional di

wilayah muslim pada Abad Pertengahan, bersamaan dengan kata hawalah dan mudarabah. Akan

tetapi, sejumlah penulis barat tentang sejarah perdagangan Islam/Arab Abad Pertengahan

memberikan kesimpulan bahwa sakk merupakan kata dari Latin cheque atau check yang biasanya

digunakan pada perbankan kontemporer.

Tabel Emisi Obligasi Syariah

Emiten Nilai Emisi Waktu Penerbitan

PT. Indosat Tbk Rp. 175 Milyar Semester II 2006

PT. Berlian Laju Tanker Tbk Rp. 60 Milyar Semester I 2003

PT. Bank Bukopin Rp. 50 Milyar Semester I 2003

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Rp. 200 Milyar Semester I 2003

PT. Bank Syariah Mandiri Rp. 200 Milyar Semester II 2003

PT. Indofood Tbk Belum diketahui Semester II 2003

Daftar Tabel Obligasi Syariah

Nama Obligasi Emiten/PenerbitWaktu

Penerbitan

Bank Bukopin Syariah Mudarabah PT Bank Bukopin Tahun 2003

Bank Muamalat Syariah Mudarabah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Tahun 2003

BSM Syariah Mudarabah PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2003

Cilandra Perkasa Syariah Mudarabah PT Cilandra Perkasa Tahun 2003

Page 21: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Indosat Syariah Mudarabah PT Indosat Tbk Tahun 2002

PTPN VII Syariah Mudarabah PTPN VII Tahun 2004

Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Putra

Prima

PT Matahari Putra Tahun 2004

Obligasi Syariah Ijarah Sona Topas

Tourism Industri

PT Sona Topas Tourism Industri Tahun 2004

Berliana I Syariah Ijarah PT Berlian Laju Tanker Tahun 2004

Nama Obligasi Emiten/PenerbitWaktu

Penerbitan

HITS I Syariah Ijarah Tahun 2004

INdorent I Syariah Ijarah PT INdorent Tahun 2004

Citra Sari Makmur I Syariah Ijarah PT Indofood Tbk Tahun 2004

Obligasi Syraiah Berlina Laju Tanker PT Berliana Laju Tanker Tahun 2003

Arti sukuk dalam perspektif Islam modern, berdasar pada konsep aset monetisasi yang disebut

penjamin yang diterima melalui proses pengeluaran sukuk (taskeek). Potensial besarnya adalah

dalam mengubah dana masa depan menjadi dana saat ini. Sukuk dapat dikeluarkan untuk aset

yang sudah ada maupun yang ada di watu yang akan datang. Diperkirakan pada akhir 2006 ada

lebih dari US$ 50 bn pasar sukuk yang akan naik secara berlipat pada 2007 dengan setiap

dikeluarkannya sukuk yang didaftarkan 5 sampai 6 kali menunjukan pertumbuhan yang pesar di

negara-negara barat.

Di Malaysia, instrumen obligasi syariah digunakan untuk pembiayaan kegiatan pemerintah

maupun untuk keperluan industri keuangan syariah. Instrumen yang sudah pernah diterbitkan

berupa Goverment investmen Issue (GIIs), yaitu pinjaman kebaikan atau qardhul hasan yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Konsep ini tidak ada imbalan bagi pemilik

modal, namun demikian pemerintah boleh memberikan semacam hadiah. Oleh karena itu,

instrumen GIIs tidak dperdagangkan.

Disamping menerbitkan obligasi pemerintah, berbagai perusahaan di Malaysia juga menerbitkan

instrumen efek syariah, seperti Sandat Mudarabah Cagamas, adalah obligasi mudarabah dengan

Page 22: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

jangka waktu hingga 7 tahun yang duterbitkan untuk pembiayaan perumahan. Sementara itu, di

Bahrain juga telah menerbitkan beberapa surat berharga syariah. Salah satunya adalah Bahrain

Montary Agency – Sukuk Al-Jarah senilai US$ 70 juta yang digunakan untuk menbiayai

infrastruktur pemerintah.

Di Indonesia payung hukum yang menjadi landasan penerbitan obligasi sukuk, adalah UU No.

19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah. Menurut perkembangan, pencarian format

landasan hukum penerbitan payung hukum tentang surat berharga syariah ini, sesunggunya telah

mulai proses panjang, yaitu sejak tahun 2003 ketika Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI menyuarakan penerbitan  sukuk untuk menangkap peluang investasi

sekaligus perkembangan perekonomian syariah di Indonesia. DSN-MUI juga telah melontarkan

ide amandemen Undang-Undang Nomor 2002 tentang Surat Utang Negara  tetapi ide ini juga

kandas. Pada tahun 2005, DSN-MUI kembali mengajukan usulan agar pemerintah segera

mengeluarkan Undang-Undang tentang Surat Berharga Syariah, usaha tersebut telah berhasil

dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 19 tahun 2008 tersebut.

Pln Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah senilai Rp. 3 triliun

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menerbitkan Obligasi PLN XII Tahun 2010 senilai

maksimal Rp 2,5 triliun dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 senilai maksimal Rp 500 miliar.

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi

seluruhnya akan digunakan untuk mendanai kegiatan investasi jaringan distribusi tenaga listrik.

Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 yang berperingkat idAA+ (Double A Plus Syariah, Stable

Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari dua seri, yakni seri A

berjangka lima tahun dan seri B berjangka 12 tahun. Pembayarannya dilakukan setiap tiga bulan

(takwim, 30/360).

Perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah

Securities sebagai penjamin pelaksana emisi dalam penawaran umum ini. Sementara wali amanat

adalah PT Bank CIMB Niaga. Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor kelistrikan,

investasi ini penting guna memberikan keuntungan investor sekaligus meningkatkan kompetensi

perseroan.

Page 23: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Investasi juga dilakukan seiring proyeksi kenaikan permintaan tenaga listrik nasional yang rata-

rata mencapai  9% per tahun dalam 10 tahun ke depan. Sementara di satu sisi pasokan tenaga

listrik di Indonesia terbatas, sehingga memberi peluang bagi Perseroan untuk terus tumbuh.

Pertimbangan lainnya adalah perseroan selalu melunasi semua kewajiban pembayaran obligasi

tepat waktu, termasuk saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Hingga kini, Perseroan telah

menerbitkan obligasi konvensional Rupiah sebanyak sebelas kali, obligasi syariah empat kali dan

Global Bonds empat kali.

Pada tahun 2009 kinerja keuangan Perseroan sangat menggembirakan. Dukungan Pemerintah

dengan memberikan margin subsidi sebesar 5% membuat perseroan meraih laba bersih untuk

pertama kalinya dalam periode lima tahun terakhir. Tahun 2009 Perseroan mencatat laba bersih

Rp10.356 miliar dengan penjualan Rp145.222 miliar. Sektor rumah tangga dan industri masih

menjadi kontributor terbesar dari pendapatan perseroan. Berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 tanggal 25 Mei 2010,

telah ditetapkan pemberian margin PSO 8% tahun 2010.

Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 diperkirakan memperoleh

pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)

pada 30 Juni 2010. Masa penawaran awal (bookbuilding) akan dilangsungkan pada 16-24 Juni

2010, masa penawaran umum dijadwalkan 2-5 Juli 2010, dan diharapkan tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2010.[3]

Sifat Obligasi Sukuk

Sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrumen investasi yang diterbitkan

berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasi (underying transaction) yang dapat

berupa ijarah (sewa) mudarabah (bagi hasil). Sukuk yang sekarang sudah banyak

diterbitkanadalah berdasarkan akad sewa (sukuk al-ijarah) dimana hasil investasi berasal dan

dikaitkan dengan arus embayaran sewa aset tersebut.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan sukuk

Page 24: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Tingkat return yang dipastikan pada sukuk

Tingkat return pada sebagian besar sukuk secara pasti disetujui di awal bahkan tanpa provisi

tertentu untuk jaminan pihak ketiga. Beberapa sukuk yang diterbitkan menjadi sasaran kritikan

tajam disebabkan karena keterlibatannya dari bay’ al-inah, bay’ al-dayn dan sifat-sifat landasan

nonsyariah yang membuat sukuk sama dengan obligasi berdasarkan buka. Bay’ al-inah

merupakan penjualan dua kali di mana pinjam dan orang yang meminjam menjual dan kemudian

menjual kembali suatu objek di antara mereka sekali untuk tujuan memperoleh uang tunai dan

sekali lagi untuk tujuan harga yang lebih tinggi berdasarkan kredit, dengan hasil bersih dari suatu

pinjaman dengan bunga.

Menurut aturan syariah, pemegang sukuksecara bersama memiliki resiko terhadap harga aset dan

biaya-biaya yang terkait dengan kepemilikan dan bagian dari uang sewanya dengan melakukan

sewa pada pengguna tertentu.

Bay’ al Dayn

Perdagangan pasar sekunder untuk sekuritas Islam dimungkinkan melalui bay’ aldayn

sebagaimana berbagai kasus di Malaysia yang didasarkan pada sukuk. Akan tetapi, jumhur

ulama tidak menerima keadaan ini karena utang yang diwakili oleh sukuk didukung oleh aset-

aset utama. Ahli-ahli hukum mslim tradisional dengan suara bulat menyatakan bahwa bay’al-

dayn dengan diskon tidak diperbolehkan dalam syariah.

Macam – macam Sukuk

Sukuk Ijarah

Adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemilik nya (investor) dan melambangkan

kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikikan manfaat dan

kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli denagn harapan mendapatkan keuntungan dari

hasil sewa  yang berhasil direalisasikan berdasar transaksi ijarah.

Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:

Page 25: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Objeknaya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak bergerah, harta

perdagangan) maupun berupa jasa

Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan disepakati oleh kedua belah

piahak.

Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan secara spesifik.

Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam bentuk imbalan atau

sewa/upah

Pemakaian manfaat harus menjaga objek agar manfaat yang diberikan oleh objek tetap

terjaga

Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.

Secara teknis, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1.      Investor dapat bertindak sebagai penyewa , sedangkan emiten dapat bertindak sebagai

wakil investor.

2.      Setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan kembali objek sewa

tersebut kepada emiten.

Obligasi syariah musyarakah

Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah di mana

dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan modal untuk pembangunan proyek baru,

mengembangkan proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada atau membiayai kgiatan

usaha.

Obligasi syariah istishna’

Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna’ di mana para

pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang.

Ketentuan Umum obligasi syariah

Page 26: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

1.

1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir  harus terhndar dari

format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan uang) dan

gharar

2. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan

syariah seperti akad  kemitraan (musyarakah dan mudharabah), jual beli barang

(murabaha, salam, dan istishna)/

3. Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal dan

margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal transaksi

(prospectus atau sertifikat).

4. Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana sukuk yang

dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal.

5. Pemberian pendapat dapat dilakuakan secara periodek (sesuai karakteristik

masing-masing akad).

6. Tidak semua sertifikat sukuk sertifikat sukuk dapat diperjualkan  dan tidak semua

pendapat dapat bersifat mengambang (floating) atau indikatif.

7. Pengawasan terhadap pelaksanaa dilaksanakan oleh Dewan Pengawas Syariah

dari aspek syariah, dan oleh wali amanat atau SPV dari segi  operasional lapangan

khususnya terhadap usaha emiten

8. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian, dilakukan

pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang,

9. Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk sebagai alat  perlindungan resiko aset

sukuk.

Pembiayaan Usaha Syariah – Obligasi

Pembiayaan usaha berjangka panjang dalam bentuk bukan ekuitas dalam pasar modal dikena

sebagai pembiyaaan dengan menerbitkan obligasi. Menurut definisi obligasi adalah surat

Page 27: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

berharga (efek) hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah

(emiten) dengan ketentuan suku bunga dan tanggal jatuh tempo tertentu.

Prinsip syariah melarang untuk meminta atau memberi tambahan (imbalan) atas pemberian

hutang karena hutang dikategorikan sebagai kegiatan tolong menolong yang lebih sarat unsur

sosialnya.

Dalam konsep syariah pembiayaan dapat terjadi karena ada suatu pihak yang memberikan dana

untuk memungkinkan suatu  taransaksi.

Perbedaannya adalah dalam hal hubungan langsung antara pihak penjual dengan pembeli kedua

belah pihak adalah pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan perdaganagan obyek transaksi.

Dalam hal ini kegiatan investasi ini dapat mengikuti ikatan atau aqad mudharabah, kewajiban 

akan timbul bila:

1. investor berhak atas pembagian hasil yang posotif, atau bila

2. investor ingin menarik kembali (sisa) dana yang telah diinvestasikan.

Kegiatan investasi ini juga dapat mengikuti aqad ijarah dimana kewajiban akan timbul atas:

1. pembayaran sewa/upah atas pemakaian manfaat dari obyek pembiayaan serta

2. pembayaran nilai jual obyek pembiyaan pada akhir  masa sewa atas eksekusi aqad jaiz

dari emitten untik membeli obyek pembiayaan pada akhir  masa pembiayaan

Karena itu, definisi paling tepat untuk obligasi syariah adalah suatu kontrak pembiayaan tertulis,

yang:

berjangka panjang

untuk membayar kembali pada waktu tertentu

seluruh kewajiban yang timbul

akibat pembiyaan untuk kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan tertentu

serta membyar sejumlah manfaat secara peridik menurut aqad

Page 28: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

Perkembangan Pasar Sukuk Global

Perkembangan dana keuangan Islam di berbagai lembaga keungan islam seluruhnya mencapai

US $ 1.3 triliun yang dikelola lebih kurang 300 institusi lembaga keuangan disekitar 75 negara

yang  tersebar dari  London, New York dan Zurich hingga ke Timur  Tengah, afrika dan Asia.

Adapun pasar keungan Islam diperkirakan berjumlah US$ 400 miliyar dengan tingkat

perkembangan rata-rata 12%-15%. Seperti yang dilaporkan oleh IIFM pada bulan september

2006, Negara-negara yang paling maju dalam mengmbangkan keuangan Islam adlah Malysia,

Kuwait , saudi Arabia, United arab Emirates (UEA). Kingdom of bahrain, dan Qatar. Dimana

negara-negara tersebut telah sampai pada level peningkatan inovasi bisnis dan memiliki

kemampuan ekpansi pasar yang berkelanjutan.

Negara-negara seperti Brunei, Indonesia, afrika selatan, Maroko, Turki, dan Pakistan sedang

berusaha mengjar pada level berikutnya, yaitu sebagai kompetitor dalam pengembangan dan

ekspansi pasar yang diterima masyarakat luas. Adapun negara-negara yang sedang untuk

mengembang kan keungan Islam adlah Syiria, Lebanon, Germany, USA, dan Singapore. Dan

untuk negara-negara china, India, Hongkong, dan Australia masih menanti dan mengamati

peluang pasar.

Adapun perkirakan perkembangan keuangan Islam berikutnya akan lebih cepat, walaupun saat

ini  market share masih relatif kecil. Perkembangan pasar sukuk global saat ini telah meningkat

dan cukup matang, hal ini dimulai dari kesadaran para investor dan penetiban sukuk untuk

menggunakan momentum peningkatan harga minyak wangi dewasa ini.

Adapun untuk katagori Sukuk negara, maka yang terbesar adalah UEA yaitu 45%, kemudian

menyusul Bahrain 17%, dan Saudia Arabia 7%, Malaysia 6%. Saat jumlah Sukuk negara telah

mencapai 76 Sukuk dengan total jumlah US$ 1,2 Miliar (LMC, Juni 2007).

Kesimpulan

Sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang memggunakan istilah bond, dimana

istilah bond mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic maka kontradiktif

maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang (loan) adalah interest, sedangkan

Page 29: Makalah Obligasi Syariah (Putli)

dalan Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu sejak tahun 2007 istilah

bond ditukar dengan istilah Sukuk sebagaimana disebutkan dalam peraturanm di Bapepam LK.

Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penertaan dana (investasi)

yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan musyarakah.

Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan.

Macam – macam Sukuk :

1. Sukuk Ijarah

2. Obligasi  Syariah Musyarakah

3. Obligasi Istishna’

Daftar Pustaka

Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelengaraan Investasi di Pasar  Modal Syariah

Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

www.pln.co.id

http://hendrakholid.net/blog/2010/12/15/makalah-obligasi-syariah-5a-ps/