makalah penilaian obligasi

27
BAB I PENDAHULUAN Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang tanggal jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya. Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai bunga tetap setiap tahun Karakteristik utama obligasi, yaitu: Nilai nominal (nilai pari/face value) Adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. Kupon (the interest rate) Adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase. Jatuh tempo (maturity) Adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang

Upload: sophia-ririn-kali

Post on 30-Nov-2015

2.784 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Penilaian Obligasi

BAB IPENDAHULUAN

Obligasi adalah surat pengakuan utang yang disertai dengan kepastian tentang

tanggal jatuh tempo, jumlah, tingkat bunga dan tanggal pembayaran bunganya.

Jenis utang atau surat kesanggupan membayar jangka panjang yang dikeluarkan

peminjamn, berjanji membayar kepada pemegangnya, pembayaran dengan nilai

bunga tetap setiap tahun

Karakteristik utama obligasi, yaitu:

Nilai nominal (nilai pari/face value)

Adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang

obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

Kupon (the interest rate)

Adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala

(kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah 3 atau 6 bulanan). Kupon

obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

Jatuh tempo (maturity)

Adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran

kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang

akan jatuh tempo dalam 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga

memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki

periode jatuh tempo dalam 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh

tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon/bunganya.

Penerbit/emiten (issuer)

Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting

dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur resiko dan kemungkinan

dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau

pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat

(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti

PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

Page 2: Makalah Penilaian Obligasi

BAB IIPEMBAHASAN

Penilaian Obligasi dan Alternatif Penilaian Saham

1. Zero-Coupon Bond

Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik.

Namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari.

Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh

tempo obligasi dengan kata lain penerbit obligasi hanya akan membayar

pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Investor mendapatkan keuntungan dari

bunga intrinsik pada saat jatuh tempo serta selisih dari harga discounted

dengan nilai par-nya. Investor yang membeli obligasi zero coupon bond

memang tidak akan mendapatkan bunga sama sekali sampai jatuh tempo. Jika

obligasi itu diterbitkan untuk masa 10 tahun misalnya, maka uang investor

akan mengendap di sana selama masa tersebut, kecuali jika investor

menjualnya kembali ke pasar.

Contoh :

Zero-coupon bond selalu ditawarkan dengan harga diskon yang tinggi.

Ketika membeli, investor akan membeli dengan harga diskon dan ketika jatuh

tempo ia akan menerima pembayaran penuh. Gambarannya begini.

Perusahaan ABC menerbitkan obligasi tanpa bunga sebesar Rp100 miliar

dengan masa jatuh tempo 10 tahun. Obligasi ini dilepas pada harga 60 persen.

Dengan harga penawaran sebesar itu berarti investor yang membeli obligasi

ABC tadi tidak perlu membayar senilai harga nominal 100 persen. Jika

investor X misalnya akan membeli sebanyak Rp100 juta maka ia hanya

membayar sebesar Rp60 juta.

Meski investor X tadi hanya membayar Rp60 juta, tapi pada saat jatuh

tempo nanti (10 tahun kemudian) ia akan menerima pokok obligasi sebesar

Rp 100 juta. Jadi dalam kurun 10 tahun, uang investor X tadi tumbuh sebesar

66,6 persen dari Rp 60 juta menjadi Rp100 juta. Dari kacamata investor, jelas

Page 3: Makalah Penilaian Obligasi

zero-coupon bond merupakan instrument investasi jangka panjang yang

imbal hasillnya tidak bisa dipanen cepat satu tahun atau dua tahun. Jika

investor membutuhkan dana tunai, jalan satu-satunya hanya menjual obligasi

tersebut di pasar.

Harga zero coupon bond akan naik dari waktu ke waktu mendekati

tanggal jatuh tempo. Disitulah keuntungan yang bisa dinikmati investor.

Sedangkan bagi issuer atau penerbit, meskipun nilai obligasi yang ditawarkan

mencapai Rp100 miliar, jika obligasi tanpa bunga tersebut terjual semua,

maka perusahaan ABC hanya akan menerika dana tunai sebesar Rp60 miliar

saja. Tentu ini belum dipotong biaya-biaya dalam rangka penerbitan. Dari sisi

issuer, obligasi tanpa bunga memiliki kelebihan bahwa perusahaan tidak

dipusingkan dengan bunga yang harus dibayar tiga bulan sekali sebagaimana

obligasi pada umumnya. Perusahaan hanya memikirkan agar saat jatuh tempo

10 tahun mendatang harus ada dana tunai Rp100 miliar untuk membayar

pokok obligasi tersebut.

2. Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate

Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai

dengan ketentuan penerbitnya.

Kupon bisa juga disebut sebagai tingkat bunga yang dibayarkan oleh pihak

yang mengeluarkan obligasi kepada investor.

Coupon Bond terdiri dari:

a. Fixed-Rate Bond

Fixed-rate bond adalah obligasi dengan tingkat kupon/bunga yang tetap,

berkebalikan dengan floating-rate bond. Fixed-rate bond adalah surat

hutang jangka panjang yang membawa tingkat bunga yang telah

ditentukan sebelumnya.Tingkat bunga dikenal sebagai tingkat kupon dan

bunga dapat dibayarkan pada tanggal tertentu sebelum obligasi tersebut

jatuh tempo.

Page 4: Makalah Penilaian Obligasi

Misal: Coupon obligasi 18% per tahun dengan nilai nominal Rp

1.000.000,00 selama 5 tahun, maka pembeli obligasi akan menerima Rp

180.000,00 per tahun selama 5 tahun ditambah dengan Rp 1.000.000,00.

b. Floating-Rate Bond

Floating-rate bond adalah obligasi yang mempunyai kupon yang berubah-

ubah, mengikuti tingkat bunga pasar uang seperti suku bunga Bank

Indonesia, dan juga spread. Spread adalah tingkat yang tetap konstan (bisa

dianggap sebagai tingkat keuntungan tambahan atas risiko). Hampir semua

floating-rate bond mempunyai kupon secara kuartal, tiga bulanan. Pada

tiap awal periode kupon, tingkat kupon dihitung dengan mengambil

referensi suku bunga pasar pada hari tersebut, kemudian menambahkan

spread.

Misalnya:

Pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19% (tetap), tapi pada

tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang (dikaitkan dengan

suku bunga beberapa bank ditambah dengan presentase tertentu). Sebagai

contoh : suku bunga mengambang ditawarkan sama dengan rata-rata suku

bunga deposito 6 bulan dari bank-bank umum di tambah 1,75%.

3. Callable Bond

Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali

obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. Callable bond

merupakan obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo. Hak penebusan

ini digunakan emiten jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari pada tingkat

bunga obligasi dan tidak digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi dari

pada tingkat bunga obligasi. Callable bond sangat menarik dan tidak

berbahaya. Karena callable bond memiliki "double-life" dan mereka lebih

kompleks dibandingkan obligasi pada umumnya serta membutuhkan lebih

banyak atensi dari investor.

Callable bonds memiliki dua cakupan kehidupan yang potensial, salah

satu berakhir pada original maturity date dan lainnya pada "callable date".

Page 5: Makalah Penilaian Obligasi

Pada callable date, issuer mungkin melakukan "recall" obligasi dari investor.

Hal ini secara mudah berarti bahwa issuer pensiun obligasi melalui

pengembalian dana investor.

Secara esensial, callable bonds merepresentasikan obligasi pada

umumnya dengan tambahan "call option". Opsi ini mengimplikasikan dijual

kepada issuer oleh investor dan menggariskan issuer untuk pensiunkan

obligasi pada waktu tertentu. Issuer mempunyai hak untuk melakukan "call

away" obligasi dari investor. Opsi ini memperkenalkan ketidakpastian

cakupan kehidupan obligasi. Guna memberikan kompensasi kepada investor

terhadap kondisi ketidakpastian ini, issuer akan membayarkan tingkat bunga

yang lebih tinggi dibandingkan obligasi lainnya (non-callable bond). Sebagai

tambahan, issuer mungkin menawarkan obligasi yang callable pada tingkat

harga melebihi original par value.

Biaya yang lebih tinggi terhadap issuer dan meningkatnya risiko

terhadap investor, obligasi ini dapat lebih atraktif dibandingkan lainnya.

Investor menyukainya karena mereka memberikan tingkat imbal hasil yang

lebih tinggi dibandingkan normal, paling tidak sampai obligasi tersebut called

away. Secara berlawanan, callable bond atraktif terhadap issuer karena

mereka mengizinkan untuk mengurangi biaya bunga pada masa yang akan

datang. Lebih jauh, mereka memberikan tujuan penting yang bertujuan

menciptakan kesempatan pada pasar keuangan bagi perusahaan dan individual

terhadap ekspektasi tingkat bunga. Callable bond menimbulkan masalah

dalam perhitungan harga wajar karena jangka waktu obligasi hingga dilunasi

tidak pasti.

Contoh soal:

PT XYZ menerbitkan obligasi dengan nilai par Rp 1 milyar berjangka waktu

20 tahun dengan bunga j2 = 12%. Obligasi itu dapat ditebus pada akhir tahun

ke-10 pada harga 110 atau pada akhir tahun ke-15 pada harga 105. Berapa

harga obligasi yang menjamin investor memperoleh yield minimum j2 = 11%?

Penyelesaian:

Page 6: Makalah Penilaian Obligasi

F = P20 = Rp 1.000.000.000

P10 = Rp 1.100.000.000

P15 = Rp 1.050.000.000

n = 20 tahun = 40 semester

npenebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)

c = 12% p.a. = 6% per semester

C = 6% x Rp 1.000.000.000 = Rp 60.000.000

i = 11% p.a. = 5,5% per semester

P=Rp 717 . 022. 949+Rp 377 . 001 .859 ,7P=Rp 1 .094 .024 .808 , 7

¿ Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 15 tahun :

P=(1−(1+5,5% )−30) Rp 60 . 000 .0005,5%

+Rp 1. 050 . 000. 000(1+5,5% )30

P=Rp 872 .024 .710 ,2+Rp 210 .676 . 216 ,4P=Rp 1 .082 . 700.926 ,6

4. Bond Rating

Dalam investasi, rating merupakan salah satu hal yang sangat penting

karena menentukan suatu perusahaan / negara bisa mendapatkan pendanaan

dari penerbitan obligasi atau tidak dan berapa besar kupon atau imbal hasil

yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Rating adalah

suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu negara atau

perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya. Karena terstandarisasi

artinya rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan

perusahaan atau negara yang lain sehingga dapat dibedakan siapa yang

mempunyai kemampuan lebih baik, siapa yang kurang.

Bond Rating adalah penilaian yang diberikan kepada obligasi yang

berindikasi pada kualitas kredit mereka. Ada badan khusus yang independen

dimana bergerak dalam bidang jasa yang memberikan penilaian standard

¿ Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 20 tahun :

P=(1−(1+5,5 % )−40) Rp 60. 000 . 0005,5 %

+Rp 1. 000 . 000 .000

(1+5,5 % )40

P=Rp 962 .767. 481, 1+Rp 117. 463 . 142, 3P=Rp 1 .080 . 230 .623 , 4

Page 7: Makalah Penilaian Obligasi

obligasi dan isu-isu mengenai kekuatan keuangan perusahaan dalam

pembayaran pokok obligasi beserta bunganya dalam peride tertentu tersebut.

Tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk

menentukan peringkat (rating) obligasi:

Kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya

sesuai dengan yang diperjanjikan.

Struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang.

Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat

hutang tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum yang

mempengaruhi hak-hak kreditur.

Ada beberapa peringkat obligasi dari Standar and Poor’s, yaitu:

AAA Ranking tertinggi dari Standar and Poor’s dan menujukkan

kemampuan yang sangat kuat dalam membayar pokok dan bunga.

AA Obligasi yang dikualifikasikan sebagai obligasi berkualitas tinggi,

dengan perbedaan sangat kecil dari AAA.

A Obligasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar pokok

dan bunga walaupun mereka lebih rentan terhadap efek merugi dari

perubahan situasi dan kondisi perekonomian.

BBB Obligasi yang dianggap memiliki kemampuan yang mencukupi

untuk membayar pokok dan bunga, walaupun mereka biasanya

menunjukkan parameter perlindungan yang memadai, namun kondisi

perekonomian yang merugi atau perubahan keadaan biasanya dapat

melemahkan kemampuan membayar pokok dan bunga obligasi,

dibandingkan kategori A.

BB, B, CCC, CC Obligasi pada peringkat BB, B, CCC, dan CC secara

berturut-turut semakin rapuh kemampuannya. Obligasi yang masuk ke

dalam peringkat ini mulai bersifat spekulatif dalam hal kemampuan

perusahaan membayar bunga dan pokok pinjaman.

C Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dnegan tidak ada

bunga dibayar.

Page 8: Makalah Penilaian Obligasi

D Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal, dengan pembayaran

bunga maupun pokok mengalami kemacetan.

Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih

mengenai kualitas kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan

menambah tanda plus dan minus untuk menunjukkan posisi relatif diantara

kategori peringkat utama.

Peringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual

obligasi. Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani

kesenjangan informasi antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor

melalui penyediaan informasi standar atas tingkat resiko kredit suatu

perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk

mengukur resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.

5. ORI, SUN, Obligasi Korporasi

a) ORI (Obligasi Ritel Indonesia)

Sebuah instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah (dijamin

pemerintah) tentunya tingkat keamanan sangat tinggi. Boleh jadi investor

di pasar perdana berebut untuk membeli instrumen yang zero risk tersebut.

Apalagi ori memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan deposito.

Apabila bunga deposito dibayarkan tiap bulan, begitupun kupon ori juga

dibayarkan setiap bulannya. Yang lebih menarik lagi bunga deposito tiap

bulan belum tentu sebesar kupon bunga yang ditawarkan ORI. ORI

merupakan investasi yang bebas terhadap resiko gagal bayar, yaitu

kegagalan pemerintah untu membayar kupon dan pokok kepada investor.

Nama pasar obligasi yang telah diterbitkan adalah Seri ORI 001 dan Seri

ORI 002.

Secara ringkas berikut ini merupakan keuntungan investasi ORI:

a) Aman dan terjamin karena pembayaran kupon dan pokoknya diajmin

oleh Undang-Undang.

Page 9: Makalah Penilaian Obligasi

b) Memberikan keuntungan yang menarik karena kupon yang lebih tinggi

dari suku bunga bank (di pasar perdana)

c) Dapat diperdagangkan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar

dan adanya potensi capital gain di pasar sekunder.

d) Prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan.

e) Pembayaran kupon dan pokok dilakukan tepat waktu dan secara online

ke dalam rekening tabungan investor.

f) Dapat dijadikan jaminan bank, dan deposit untuk bertransaksi saham.

g) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpatisipasi

langsung dalam Pembangunan Nasional.

Selain berbagai kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan dalam

berinvestasi ORI, terdapat resiko dalam investasi ini, yakni:

a) Resiko pasar (market risk); merupakan potensi kerugian bagi investor

bila harga ORI di pasar sekunder lebih rendah dari harga pembelian

(baik di pasar perdana maupun pasar sekunder)

b) Resiko likuiditas (liquidity risk); yaitu potensi kerugian apabila

sebelum jatuh tempo pemilik ORI yang memerlukan dana tunai

mengalami kesulitan dalam menjual ORI di pasar sekunder pada

tingkat harga (pasar) yang wajar.

Cara menghitung pendapatan investasi ORI

Sebuah ORI 002 dengan bunga yang ditawarkan pemerintah RI sebesar

9,28%

Menghitung nilai ORI sekarang

harga pari        = 1.000.000

kupon             = 9,28%x1000.000   =  92800 dibayar bulanan

jangka waktu 3 tahun

jika bunga deposito = 7%

Nilai sekarang = 92800 /12 [( 1 -1/(1+0,07/12)3.12]  +  1000000/

(1+0,07/12)3.12 = 1.064.000

Page 10: Makalah Penilaian Obligasi

Obligasi dengan harga yang biasa disebut pari atau par dengan

harga patokan 100, sedangkan obligasi yang ditawarkan dengan harga

diskon 2% dinyatakan bernilai 98% (benefit ini tentunya diluar kupon

bunga tetap yang ditawarkan yang biasanya diatas bunga deposito).

- Contoh Menghitung ORI (pada keadaan pasar yang bagus/naik)

Beli Rp 5 jt di Bank Permata setelah 3 bulan dijual dengan harga 102

(naik)

Keuntungan:

bunga 3 bulan =  9,28% x 3/12 x Rp 5 jt         =   116.000

capital gain     = (102%x Rp 5 jt) - Rp 5 jt       =   100.000

total keuntungan =   216.000

- Pajak

pajak atas obligasi  =20%x116.000                     =     23.200

pajak atas cap gain =20%x100.000                     =     20.000

total pajak                                                                 =     43.200

- Biaya-biaya

meterai 2×6.000                                     =     12.000

penyimpanan &kustodi +PPN= 3×2.2                     =      6.600

biaya penjualan ORI=0.5%x5jt                         =     25.000

total biaya                                                               =     43.600

- Keuntungan bersih= 216.000-43.200-43.600           =    129.200

- Contoh Menghitung ORI (pada keadaan pasar yang tidak bagus/turun)

Beli 5jt di Bank Permata setelah 3 bulan dijual dengan harga 98 (turun)

Keuntungan:

bunga 3 bln = 9,28%x3/12x5juta                         =  116.000

capital gain = (98%x5juta)-5juta                         = -100.000

total keuntungan                                                         =    16.000

Pajak

pajak atas obligasi =20%x116.000                     =   23.200

Page 11: Makalah Penilaian Obligasi

total pajak                                                             =   23.200

Biaya-biaya

meterai 2×6.000                                     =     12.000

penyimpanan &kustodi +PPN= 3×2.200                 =      6.600

biaya penjualan ORI=0.5%x5jt                       =     25.000

total biaya                                                               =     43.600

Kerugian bersih= 16.000-23.200-43.600               =   -48.600

b) Surat Utang Negara (SUN)

Surat utang negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat

pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang

dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik

Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN dan pengelolaannya

diatur oleh Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang

Negara.

Secara umum SUN dapat dibedakan ke dalam dua jenis:

a) Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu

sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Di

Amerika Serikat, SPN ini dikenal dengan sebutan Treasury Bills (T-

Bills).

b) Obligasi Negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan.

Di Amerika Serikat, obligasi negara ini dikenal dengan sebutan

Treasury Bonds (T-Bonds).

Pentingnya obligasi negara:

a) Bagi pemerintah

o Membiayai defisit APBN

o Menutupi kekurangan kas jangka pendek

o Mengelola portofolio utang negara

b) Pemerintah pusat berwenang untuk menerbitkan SUN setelah

mendapat persetujuan DPR dan setelah berkonsultasi dengan Bank

Indonesia. Atas penerbitan SUN, pemerintah berkewajiban untuk

Page 12: Makalah Penilaian Obligasi

membayar bunga dan pokok pinjaman dengan dana yang disediakan

dalam APBN.

c) Beberapa hal penting mengenai obligasi negara:

o Obligasi negara harus mencerminkan investasi bebas resiko

o Obligasi digunakan sebagai benchmark

o Obligasi negara dapat digunakan sebagai alat dalam menata

ekonomi

o Obligasi negara diharapkan dapat memudahkan pricing dan

evaluasi obligasi, baik di pasar primer maupun pasar sekunder.

o Obligasi negara dapat menjadi alat manajemen resiko.

Penerbitan dan Perdagangan Obligasi Negara:

a) Obligasi negara dengan kupon dapat dibedakan:

o Obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi negara seri FR (fixed

rate). Kupon obligasi ini telah ditetapkan ketika diterbitkan.

o Obligasi berbunga mengambang, yaitu obligasi negara seri VR

(variable rate).

b) Pembelian obligasi negara dapat dilakukan baik di pasar perdana

maupun di pasar sekunder.

c) Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi (perusahaan) merupakan sekuritas yang

diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo di masa

mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik.

Ketika menerbitkan obligasi, perusahaan juga menyusun bond

indenture yang ringkasannya disediakan dalam prospektus.

Bond indenture : dokumen legal yang memuat perjanjian tertulis antara

perusahaan penerbit obligasi dan pemegangnya. Salah

satu isi penting dari bond indenture adalah call

provision.

Page 13: Makalah Penilaian Obligasi

Call provision : memberikan hak kepada perusahaan penerbitnya untuk

membeli kembali obligasi yang beredar dari para

pemegangnya sebelum tanggal jatuh tempo.

Berbagai Alternatif Penilaian Saham

A. Pengertian Saham

Saham adalah efek yang umumnya di perdagangkan di Bursa Efek,

dimana market price ditentukan oleh suplay dan demand di bursa, yang

merupakan bukti kepemilikan perorangan / lembaga atas suatu perusahaan.

B. Jenis Saham

1. Dari segi kemampuan dalam hak tagih/klaim

Saham Biasa

Saham biasa merupakan bagian sumber dana terbesar dalam

perushaan dan merupakan sumber dana terbesar dalam perusahaan,

dan apabila perusahaan dikuidasi, pemilik saham biasa akan

mendapatkan hak terakhir dalam pengembalian modalnya baik

dibayar penuh maupun dibayar sebagain dari aset perusahaan. Saham

biasa disebut juga common stock.

Saham Prioritas

Saham prioritas disebut juga preference share atau preffered stock

atau saham preferen atau saham istimewa. Saham prioritas dikatakan

memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,

karena menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi

juga bisa mendatangkan hasil sebagaimana yang dikehendaki investor.

Dan dikatakan sebagai saham biasa karena mewakili kepemilikan

ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar

dividen.

2. Dari Segi Peralihannya

Page 14: Makalah Penilaian Obligasi

a. Saham atas unjuk; saham yang tidak mencantunkan nama pemiliknya

sehingga mudah untuk dipindahtangankan.

b. Saham atas nama; saham yang mencantumkan nama pemiliknya

sehingga kalau dipindahtangankan harus melewati prosedur.

3. Dari Kinerja Perdagangan

a. Blue-chip stock; saham perusahaan yang dianggap memiliki reputasi

sebagai leader (pimpinan) di industri sejenis, memiliki pendapatan

relatif stabil dan konsisten membayar dividen. Blue-chip bukan bearti

selalu untung, tetapi selalu diperdagangkan, seperti saham Astra, BCA,

Bank Mandiri, Telkom, Indosat, dan Indofood.

b. Income stock; saham perusahaan yang mempunyai kemampuan

membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata.

c. Growth stock; saham emiten/perusahaan yang memiliki pertumbuhan

pendapatan yang lebih tinggi dan sebagai leader di industri sejenis.

d. Speculative stock; suatu saham yang nilainya tidak mencerminkan

kondisi yang sebenarnya dan harganya sering berfluktuasi tinggi (secara

tidak rasional).

e. Counter cyclical stock; saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi

ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Biasanya

perusahaanya berkaitan dengan kebutuhan pokok.

C. Alternatif Penilaian Saham

Cash Flow Approach

Contoh Soal :

Free cash flow $200 million di akhir tahun

Expected grow at constant rate 5% per tahun

WACC 9%

Present value dari expected future cash flows adalah present value dari

nilai pertumbuhan per tahun, jadi nilai pertumbuhan per tahun :

Page 15: Makalah Penilaian Obligasi

V= FCF (1 + g) = $200 million (1.05) = $5,250 million

WACC – g 0.09-0.05

Free cash flow adalah cash flow yang tersedia untuk dibagikan

kepada seluruh investor, bukan hanya pemegang saham. WACC adalah

rata-rata rate of return yang diinginkan seluruh investor ,bukan hanya

pemegang saham. Oleh sebab itu, V adalah nilai seluruh operasi

perusahaan, bukan hanya nilai dari equity. Jika perusahaan tidak

mempunyai nonoperating assets, seperti investasi jangka pendek short

term investment di marketable securities,kita harus menambah ke V nya

untuk mencari total nilai nya. Contoh perusahaan di atas tidak mempunyai

nonoperating assets, jadi totalnya nilai nya $5,250 million. Untuk mencari

nilai equity maka kurangi dengan nilai klaim yang dilakukan oleh semua

kelompok selain pemegang common stock, debholders dan preferred

stockholders. Jika nilai hutang dan saham preferred $ 2,000 million. Maka

nilai equity $ 5,250 - $2,000 = $3,250 million. Jika saham yang beredar

325 million maka nilai intrinsik sahamnya $3,250/325 = $10 per lembar.

Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV)

Price Earning Ratio (PER)

PER adalah rasio harga dibagi laba per saham (earnings per

share) atau price/EPS. Ada dua macam PER yaitu past PER yang

berdasarkan past EPS dan prospective PER yang berdasarkan EPS akan

datang.

Tidak seperti past PER yang dihitung berdasarkan data

akuntansi, Prospective PER bersifat estimasi. EPS tahunan, untuk

mudahnya diestimasi dari EPS kuartal 1 dikali 4 (disetahunkan) atau

EPS semester 1 dikali 2. Dalam praktik, prospective PER lebih sering

digunakan karena harga saham lebih tergantung pada labanya pada

masa datang. Saham dibeli karena masa depannya bagus dan bukan

karena masa lalunya.

Page 16: Makalah Penilaian Obligasi

Price Earning Growth (PEG)

PEG adalah rasio PER saham dibagi pertumbuhannya atau

PER/g. PEG sebesar 1 berarti saham telah bernilai wajar. Saham

dengan PEG lebih dari satu adalah saham terlalu mahal. Sementara

saham dengan PEG di bawah satu adalah saham ber-PEG rendah dan

relatif murah.

Menurut analisa fundamental, saham yang layak dikoleksi

adalah saham dengan PEG rendah karena dapat memberikan return

tinggi. Saham dengan PEG tinggi mungkin saja menjanjikan

pertumbuhan yang lebih besar dari ekspektasi, sementara saham dengan

PEG rendah mungkin karena kurang mendapat respons positif pasar.

PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS

Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga

sahamnya adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan

perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya

suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E

Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.

Rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku (PB/V Ratio)

Rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku (PB/V Ratio) dihitung

dengan cara membagi ekuitas dengan rata-rata jumlah saham yang

beredar. Hasilnya dinyatakan dalam rupiah. Misalnya total ekuitas PT

Maju Jaya Rp 100 miliar sedangkan jumlah rata-rata saham beredarnya

1 miliar. Dengan kondisi seperti ini artinya nilai buku (BV) per saham

Maju Jaya adalah Rp 100 per saham (100/1).

Nilai buku (BV) memang bisa jadi sangat berbeda dengan harga

saham di pasar. Nilai buku per saham menggambarkan nilai setiap

saham tersebut dalam hitungan akuntansi. Adapun harga saham

menggambarkan ekspektasi investor atas nilai setiap saham.

Semakin tinggi PBV suatu saham, analis biasanya menganggap

harganya semakin mahal. Sebaliknya, semakin rendah PBV semakin

murah saham tersebut.

Page 17: Makalah Penilaian Obligasi

PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut

murah atau berada di bawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat

berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada

perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar

Rp 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp 70 milyar maka nilai buku

perusahan tersebut adalah Rp 30 milyar dan apabila saham yang beredar

500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp 600 nilai buku, dengan

harga per lembar saham sebesar Rp 1.200 maka berarti PB/V rasio

perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.

Residual Income (Abnormal Earnings Model)

Residual income merupakan ukuran yang tepat untuk perilaku

maksimalisasi para manajer dan untuk mengevaluasi kinerja. Residual

income di sini adalah laba akuntansi dikurangi dengan beban penggunaan

modal ekuitas.

RI = NOPAT – (k x Capital)

NOPAT = Net Operating Profit After Tax

K = biaya modal perusahaan

Capital = aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang

berkelanjutan

Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang

dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan

wealth bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya,

residual income yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham.