makalah penilaian

23
PENILAIAN PEMBELAJARAN MAKALAH Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah: Perencanaan sistem pembelajaran Dosen pengampu: Ust.amir Mahrudin M.Pd.I Oleh: 1. M.MANAHILUL IRFAN 2. DEDI 3. SUNARYA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIDAYAH KOTA BOGOR 2013 M/1434

Upload: sunaryaarya

Post on 27-Oct-2015

685 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Penilaian

PENILAIAN PEMBELAJARAN

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah: Perencanaan sistem

pembelajaran

Dosen pengampu: Ust.amir Mahrudin M.Pd.I

Oleh:

1. M.MANAHILUL IRFAN

2. DEDI

3. SUNARYA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AL-HIDAYAH KOTA BOGOR

2013 M/1434

Page 2: Makalah Penilaian

2

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan

ampunan kepada-nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami

dan kejelekan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah beri petunjuk maka

tidak ada yang dapat menyesatkannya,dan barang siapa yang Allah sesatkan,

maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.”kami bersaksi tidak ada ilah

yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu

baginya,dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu

alaihi’wasallam adalah hamba dan rasulnya.”

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa

kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama

Islam.”(Qs.Ali-Imron:102)

Alhamdulillah kami dapat menyusun Makalah dengan tema"Penilaian

pembelajaran ” Walaupun kami sadari masih banyak kekurangan yang belum

bisa kami tutupi dalam pembuatannya. Dengan adanya makalah ini mudah-

mudahan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan terutama penyusun

dan semoga makalah ini dapat menjadi pelengkap nilai dalam mata kuliah

Perencanaan sistem pembelajaran.

Saran dan masukan sangat kami harapkan agar dapat menjadi lebih baik di masa yang

akan datang. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada

umumnya. Amin.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bogor, Juni 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Penilaian

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 02

DAFTAR ISI ................................................................................................... 03

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 04

A. Latar belakang ........................................................................................... 04

B. Rumusan masalah...................................................................................... 05

C. Tujuan ....................................................................................................... 05

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 06

A. Definisi Penilaian kelas ................................................................................... 06

B. Manfaat dan tujuan penilaian kelas ................................................................. 06

C. Fungsi penilaian kelas ..................................................................................... 08

D. Prinsip penilaian ............................................................................................. 09

E. Jenis dan sistem penilaian ............................................................................... 10

F. Alat penilaian .................................................................................................. 11

G. Hakikat dan prinsip penilaian ......................................................................... 14

H. Ruang lingkup dan teknik penilaian ................................................................ 16

BAB III PENUTUP......................................................................................... 22

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 22

B. Saran ................................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Penilaian

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu

pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran,

dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi

penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi

diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil

pendidikan. Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang

berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa.

Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang

diterapkan guru dalam proses pembelajaran.

Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi

yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu

menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang

digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan

dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara dan alat

yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa. Hasil evaluasi

pelaksanaan Kurikulum menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan di kelas

kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil belajar siswa, yaitu:

1. mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan dan

tertulis;

2. mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram, atau

simbol lainnya;

3. mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan fisik, sosial, dan budaya;

4. menggunakan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumberdan

media belajar

Page 5: Makalah Penilaian

5

5. membuat laporan penelitian dan membuat sinopsis; dan

6. mengembangkan kemampuan bereksporasi dan mengaktualisasi diri.

B. Rumusan Masalah

Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain :

1. Pengertian Penilaian

2. Manfaat Penilaian

3. Fungsi Penilaian

4. Prinsip penilaian berbasis kompetensi

5. Teknik dan Prosedur Penilaian

6. Aspek penilaian

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengkaji lebih mendalam tentang pengertian penilaian.

2. Memberikan informasi seputar penilaian kelas

Page 6: Makalah Penilaian

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENILAIAN KELAS

Penilaian kelas merupakam tugas guru berkaitan dengan pengambilan keputusantentang

pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik. Keputusan tersebut berhubungan

dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah

perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melaui sejumlah bukti

yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan

informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui

berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (perpormance), penilaian sikap, penilaian

tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui

kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (porto folio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun non formal diadakan dalam suasana

yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang

dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan

untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki

peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi

oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

B. MANFAAT DAN TUJUAN PENILAIAN KELAS

1. Manfaat penilaian

a) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan

kelemahannya dalm proses pencapaian kompetensi.

b) Untuk mengetahui kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami

peserta didik sehingga dapat dilkukan pengayaan dan remedial.

c) Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan

sumber belajar yang digunakan.

d) Untuk masukan guru guna merancang kegiatan belajar.

e) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang

efektivitas pendidikan.

Page 7: Makalah Penilaian

7

2. Tujuan Penilaian

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya

untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan,

diagnosis, dan prediksi.

1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan

kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.

Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan

dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk

grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga

lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta

didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang

boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi

penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah

tertentu.

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai

kompetensi.

4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar

peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,

membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan

program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar

yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu

remidiasi atau pengayaan.

6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan

berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah

tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Page 8: Makalah Penilaian

8

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan

kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam

penilaian.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau

tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses

pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam

kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan

kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance),

penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa

(portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian

adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar

peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun

dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai

dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

C. FUNGSI PENILAIAN KELAS

Penilaian kelas berfungsi sebagai berikut

a. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

b. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik

memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk

pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan/penempatan

murid.

c. Menemukan kesulitan belajar dan memungkinkanprestasi yang bisa dikembangkan

peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah

seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung

guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

Page 9: Makalah Penilaian

9

D. PRINSIP PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

Agar penilaian berbasis kompetensi dapat berlangsung dengan semestinya maka guru dan

sekolah serta semua guru kelompok mata pelajaran menyusun sejumlah criteria penilaian

yang sesuai dengan setiap jenis kekhususan yang ada di sekolah yang bersangkutan.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

pencapaian hasil belajar peserta didik.(PPRI no 19 tahun 2005, psl 1 ayat 17). Dalam

criteria penilaian hendaknya memnuhi criteria

1) Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya diniai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapaidan isinya mencakup semua kompetensi yang terwakili secara proporsional.

2) Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang

reliable (ajeg/dapat dipercaya) memungkinkan perbandingan yng reliabel dan menjamin

konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliable jika hasil yang

diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakuakan lagi dengan kondisi yang relatif

sama.

3) Terfokus pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus

pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi

(pengetahuan). Kompetensi-kompetensi itu diukur dengan membandingkan kemampuan

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran/pelatihan. Kemampuan mengembangkan kepekaan

rasa untuk mendeteksi, mensikapi suatu kondisi tertentu dengan kemampuan merespon yang

berkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Dalam hal-hal tertentu seperti kompetensi

menggunakan alat peraga atau alat praktek pada kekhususan tertentu pada suatu eksperimen

harus dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam ketaatan mengikuti prosedur

penggunaan alat, larangan dan suruhan yang harus ditaati saat mengoperasikan peralatan

untuk bereksperimen serta aturan-aturan ain yang menyertainya.

Page 10: Makalah Penilaian

10

4) Keseluruhan/komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai

beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik dalam mengembangkan sikap yang

tergambar dalam standar kompetensi lulusan, sehingga tergamabr profil kemampuan peserta

didik. Aspek kreativitas siswa seperti mengembangkan alternative pengukuran dengan alat-

alat lainnya termasuk dalam criteria penilaian.

5) Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif dan adil. Pemahaman penilaian harus adil.

Yang dimaskud dengan adil disini adalah adil terhadap semua siswa tanpa membedakan latar

belakang social ekonomi, budaya, bahasa, dan gender (kelamin). Untuk itu, disamping harus

adil, juga menyesuaiakan dengan karakteristik kekhususan, jenjang dan usia siswanya. Pada

penilaian yang menggunakan pola pengamatan hendaknya dilakukan dengan tegas, jujur,

terukur, menerapkan criteria yang jelas dalam pemnbuatan keputusan atau pemberian angka

(Skor). Kriteria disusun berdasarkan kesepakatan para guru mata pelajaran.

6) Mendidik

Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan

meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik khususnya dalam mendidik siswa

berpikir, berbuat dan berprilaku ilmiah. Disamping itu penilaian harus memberikan

sumbangan yang positif terhadap pencapaian belajar siswa, artinya, hasil penilaian harus

dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai pemberian

motivasi bagi siswa yang kurang/belum berhasil.

E. JENIS DAN SISTEM PENILAIAN

Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu penilaian formatif,

penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakasnakan pada akhir program belajar-

mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan

Page 11: Makalah Penilaian

11

demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar. Dengan

penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi

pelaksanaanya.

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu

akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil

yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh

para siswa. Penilaian ini berorieantasi kepad produk, bukan kepada proses.

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-

kelemahan siswa serta factor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan

bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching), menemukan kasus-kasus,

dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang

dihadapi oleh para siswa.

Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, mislanya

ujian saringan masuk kelembaga pendidikan tertentu.

Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditunjukkan untuk mengetahui

keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan

belajar seperti yang diprogramkan ebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.

Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk

menghadapai program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.

F. ALAT PENILAIAN

Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau

perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Penggunaan bentuk alat

penilaian disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta didik. Tes ini ada yang

diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban

secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).

Page 12: Makalah Penilaian

12

1) Tes uraian

Tes uraian, yang dalam literature disebut juga essay examination, merupakan alat

penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan

yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,

mendiskusikan, membandingkan, memberikan alas an, dan bentuk lain yang sejenis

sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.

Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hl mengekspresikan

gagasannya memlalui bahasa tulisan. Dalam hal ini inilah kekuatan ataukelebihan tes

essai dari alat penilaian lainnya. Sungguh pun demikian, dejak tahun 1960-an bentuk tes

ini banyak ditinggalkan orang karena munculnya tes objektif. Bahkan sampai saat ini tes

objektif sangat populer dan digunakan oleh hamper semua guru mulai tingkat SD sampai

di pergururan tinggi.

Ada semacam kecendrungan di kalangan para pendidik dan guru untuk kembali

menggunakan tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, terutama di perguruan tinggi,

disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

a. Adanya gejala menurunya hasil belajar atau kualitas pendidikan di perguruan tinggi yang salah satu di antaranya berkenaan dengan tes objektif.

b. Lemahnya para mahasiswa dalam menggunakan bahasa tulisan sebagai akibat penggunaan objektif yang berlebihan

c. Kurangnya daya analisis para mahasiswa karena terbisa dengan tes objektif yang memungkinkan mereka main tebak karena terbiasa dengan tes objektif yang memungkinkan mereka main tebak jawaban manakala menghadapi kesulitan dalam menjawabnya. Kondisi seperti ini sangat menunjang penggunaan tes uraian di perguruan tinggi akhir-akhir ini dengan harapan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan di perguruan tinggi.

Harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan daripada tes

objektif, terutama dalam hal meningkatkan kemampuan menalar di kalangan mahasiswa

dan siswa. Hal ini ialah karena melalui tes ini para mahasiswa dapat mengungkapkan

aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis-sintesis-evaluasi, baik secara lisan maupun

secara tulisan. Siswa juga dibiasakan dengan kemampuan memecahkan masalah

(problem solving), mencoba merumuskan hipotesis, menyusun dan mengekspresikan

gagasannya, dan menarik kesimpulan dari pemecahan masalah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes uraian ini

antara lain adalah:

Page 13: Makalah Penilaian

13

a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi; b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan

baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa; c) Dapat melatih kemampuan berpikir tertaur atau penalaran, yakni berpikir logis,

analitis, dan sistematis; d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving); e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan

waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir siswa.

Dilain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah:

a) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banayak hal melalui sejumlah pertanyaan;

b) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanayakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya.

c) Tes ini biasanya kurang reliael, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relative besar.

2) Tes objektif

Soal-soal objektif banayak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan

antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya

menilai jawaban yang diberikan. Soal-soal objektif ini di kenal ada beberapa bentuk,

yakni jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Kecualai bentuk

jawaban singkat, dalam soal-soal bentuk objektif telah tersedia kemungkinan-

kemungkinan jawaban (options) yang dapat dipilih.

a. Bentuk soal jawaban singkat Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk

kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya dalam bentuk kata, bilangan, kalimat,

atau simbol dan jawabannyahanya dapat dinilai benar atau salah.

Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk

pertanyaan tidak lengkap.

Contoh:

1. Berapakah luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6cm?

Luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm adalah…………

Page 14: Makalah Penilaian

14

Tes bentuk soal jawaban singkat cocok untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan

dengan istilah terminology, fakta, prinsip, metode, prosedur, penafsiran data yang

sederhana.

Contoh:

Pengetahuan tentang istilah:

Sikap untuk memperoleh keuntungan semaksimal mengkin dengan pengorbanan yang

sekecil-kecilnya disebut prinsip…………..

Pengetahuan tentang prinsip:

Jika temperature gas dalam keadaan tetap, sementara tekanan dinaikkan, apakah yang akan

terjadi dengan volumenya?............

G. HAKIKAT DAN PRINSIP PENILAIAN

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis

kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk

mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau

pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar

peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata

pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata

pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat

satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar

Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan

satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran.

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan

penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui

kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang

digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah

ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara

Page 15: Makalah Penilaian

15

tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian

juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai

peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila

peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus

pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus

mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang

ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi.

Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu

atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan

latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga

merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi

peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai

dengan kemampuannya.

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian

merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik

profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang

dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan

pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik.

Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses

pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian

yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu

pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. menurut aturan tertentu (Guilford,

1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi

observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu

standar.

Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat

kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif

hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat

baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi

Page 16: Makalah Penilaian

16

peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan

kegiatanpenilaian.

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang

biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik.

Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian

belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah

fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991).

Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian

tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik

metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian

untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal

untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat

berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah,

dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil

pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan

belajar.

I. RUANG LINGKUP DAN TEKNIK PENILAIAN

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1)

domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan

kecerdasan logika – matematika),

(2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan

kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan

(3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,

kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap

sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi

kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-

matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya

sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk

domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan

Page 17: Makalah Penilaian

17

kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang

termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses

belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain

kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran,

yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang

terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani,

keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi

pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran

agama dan kewarganegaraan.

Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan

proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan

kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta

bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak

hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga

termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam

paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan

cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang

direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif, namun terkadang

penilaian afektif dan psikomotorik suka di abaikan.

1. Teknik Penilaian

Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi (SI) Untuk

satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal dan

tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan

pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara

pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur

Page 18: Makalah Penilaian

18

dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik

untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur

ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak

terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan ketentuan tersebut,

penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat mengukur dan memberikan

informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui

kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara

komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,

inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

a. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau

salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes

tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis

berupa pilihan dan/atau isian.Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi

pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya

berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes

yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik

dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan.Tes praktik

(kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan

perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan keterampilan.

Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai

macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

b. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap

peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan

pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan

Page 19: Makalah Penilaian

19

kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik

secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai

penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran

estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

c. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara

perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di

laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.

d. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam

bidang tertentu yang diorganisasikan untuk men tahui minat,perkembangan prestasi,

dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui

perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau

tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi

untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan

karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya

dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian

portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang

dinilai sedikit.

e. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu

tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,

pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian

projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.

f.menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan,

pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.

g. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang

dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap

objek psikologis.

Page 20: Makalah Penilaian

20

h. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang

berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik

yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan

secara deskriptif.

i. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri,

setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara

jujur.

j. Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal

secara jujur.

Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan informasi

yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik. Karena pembelajaran

pada KTSP meliputi kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur, maka penilaianpun harus dilaksanakan seperti itu. Tabel

berikut menyajikan contoh penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran melalui

kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur.

2. Aspek Penilaian

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi

yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif

adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri

atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat

pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada

tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas

pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau

konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan

Page 21: Makalah Penilaian

21

konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta

untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,

membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada

tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis,

atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta

didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan

termasuk di dalamnya melakukan judgement (pertimbangan) terhadap hasil analisis

untuk membuat keputusan.Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif

(adaptive movement) atau gerak terlatih dan keterampilan komunikasi

berkesinambungan (nondiscursivecommunication) – (Harrow, 1972). Gerak adaptif

terdiri atas keterampilan adaptif sederhana (simple adaptive skill), keterampilan

adaptif gabungan (compound adaptive skill), dan keterampilan adaptif komplek

(complex adaptive skill). Keterampilan komunikasi berkesinambungan mencakup

gerak ekspresif (expressive movement) dan gerak interpretatif (interpretative

movement). Keterampilan adaptif sederhana dapat dilatihkan dalam berbagai mata

pelajaran, seperti bentuk keterampilan menggunakan peralatan laboratorium IPA.

Keterampilan adaptif gabungan, keterampilan adaptif komplek, dan keterampilan

komunikasi berkesinambungan baik gerak ekspresif maupun gerak interpretatif dapat

dilatihkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan. Kondisi afektif peserta didik berhubungan dengan sikap, minat, dan/atau

nilai-nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui

angket, inventori, atau pengamatan yang sistematik dan berkelanjutan. Sistematik

berarti pengamatan mengikuti suatu prosedur tertentu, sedangkan berkelanjutan

memiliki arti pengukuran dan penilaian yang dilakukan secara terus menerus. Dalam

laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang umumnya

merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik yang melibatkan aspek

psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitandengan kondisi afektif peserta

didik terhadap mata pelajaran tertentu.

Page 22: Makalah Penilaian

22

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah

perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melaui sejumlah bukti yang

menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi

tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti

penilaian unjuk kerja (perpormance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil

test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya

peserta didik (porto folio), dan penilaian diri.

B. Saran

Demikian materi makalah “pengelolaan kelas” yang dapat kami suguhkan,

semoga dengan uraian sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku

penyusun dan para pembaca yang budiman pada umumnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ust.amir Mahrudin M.Pd.I, Dosen

mata kuliah Materi Perencanaan sistem pembelajaran.

yang telah memberikan tugas makalah sehingga penyusun mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan dalam mempelajari suatu penilaian pembelajaran.

Semoga dengan ini kita semua dapat meningkatkan kualitas ilmu kita secara

maksimal sehingga kita menjadi hamba Alloh yang bermanfaat dengan ijin-Nya.

Kami sadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam isi makalah ini, dan

kami mohon koreksinya kembali akan kekurangan dari makalah yang kami buat ini

agar dapat menjadi lebih baik di masa yang akan datang, karena sesuai dengan sebuah

peribahasa “Tak ada gading yang tak retak.”

Page 23: Makalah Penilaian

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan

Penilaian;Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat

PendidikanMenengah Umum.

2. Rasyid, Harun dan Mansur, (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT.

Wacana Prima

3. Sudjana, nana, 2009, penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung: Pt

remaja rosdakarya