makalah penilaian kkm
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan surat Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004 tentang Pengkajian
Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau Kretyeria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kurikulum 2004 dan sesuai dengan pelaksanaan Standar Isi, yang menyangkut masalah
Standar Kopetensi (SK) dan Kopetensi dasar (KD maka sesuai dengan petunjuk dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006, maka dipandang perlu setiap sekolah-
sekolah untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal (KKM)-nya masing-masing sesuai
dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berada Artinya antara sekolah A dengan sekolah
B bisa KKM-nya berbeda satu sama lainnya.
Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang study yang
belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami kesulitan untuk
menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan
Rapor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan KKM?
2. Sebutkan fungsi penetapan KKM?
3. Bagaimana mekanisme penetapan KKM?
4. Bagaimana format penulisan KKM?
5. Bagaimana menafsirkan kriteria menjadi nilai?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian KKM
2. Mengetahui fungsi penetapan KKM
3. Mengetahui mekanisme penetapan KKM
4. Mengetahui format penulisan KKM
5. Mengetahui cara menafsirkan kriteria menjadi nilai
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KKM
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan
pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersam pendidik, peserta didik, dan orang
tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di
sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH) sebagai acuan
dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
B. Fungsi KKM
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai KD mata
pelajaran yang diikuti.
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapainnya berdasarkan KKM yang
diterapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan.
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran.
Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan
dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam
mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak
biasa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu
diperbaikan.
3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dari hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan
pencapaian KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi
2
tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan
dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah.
4. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua atau wali murid).
Keberhasilan pencpaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara
pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan dan orang tua. Pendidikan
melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan
penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif
mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesains
pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan
penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan
satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pembeljaaran dan penilaian di sekolah.
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran.
Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampui KKM yang
ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja
satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan
dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggug jawab dapat menjadi
tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat (Depdiknas, 2008)
C. Mekanisme Penetapan KKM
1. Prinsip penetapan KKM
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui
profesinal judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik
dan pengalaman pendidik mengajarkan mata pelajaran di sekolah. Sedangkan metode
kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
criteria yang ditentukan.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan
intake peseta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3
Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar (KD) merupakan rata-rata dari
indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD
tersebut.
Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM
kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK
yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam
laporan hasil belajar (LBH atau rapor).
Indikator merupakan acuan/tujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik
ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS) maupun ulangan akhir semester
(UAS). Soal ulangan maupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan atau menampilkan
pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan
pembobotan seluruh hasil ulangan karena semunya memiliki hasil yang setara.
Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal (Depdiknas, 2008)
2. Langkah-langkah penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran, langkah
penetapan KKM adalah sebahai berikut:
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan Intake peserta didik dengan
skema sebagai berikut:
Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.
4
KKMIndikator
KKMKompetensi Dasar
KKMMata Pelajaran
KKMStandar kompetensi
b. sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakkan penilaian.
c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan.
d. KKM dicantumkan dalam LBH pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua
atau wali peserta didik.
3. Penentuan KKM
Dari berbagai rambu-rambu yang ada itu, selanjutnya melalui kegiatan Musyawarah
Guru Bidang Study (MGMP) maka akan dapat diperoleh berapa KKM dari masing-masing
bidang study.
Ada beberapa kreteria penetapan KKM yang dapat dilaksanakan , diantaranya :
a. Kompleksitas indikator ( kesulitan dan kerumitan)
b. Daya dukung ( sarana dan prasarana yang ada, kemampuan guru, lingkungan, dan juga
masalah biaya)
c. Intake siswa ( masukan kemampuan siswa )
D. Format KKM
Kompetensi Dasar
dan Indikator
KKM
Kriteria Penetapan KetuntasanNilai KKM
Kompleksitas Daya Dukung Intake
E. Menafsirkan Kriteria Menjadi Nilai
Dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan beberapa cara, dainataranya:
1. Dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang ditetapkan (dalam bentuk %):
a) Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )
Kompleksitas tinggi pointnya = 1
Kompleksitas sedang pointnya = 2
Kompleksitas rendah poinya = 3
5
b) Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya)
Daya dukung tinggi pointnya = 3
Daya dukung sedang pointnya = 2
Daya dukung rendah pointnya = 1
c) Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)
Intake siswa tinggi pointnya = 3
Intake siswa sedang pointnya = 2
Intake siswa rendah poinnya = 1
Contoh :
Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut:
Kompleksitas rendah =3, daya dukung tinggi =3, intake siswa sedang = 2, maka KKM-
nya adalah ((3 + 3 + 2) x 100/9) = 88,89 %
2. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kreteria, yakni :
a) Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )
Kompleksitas tinggi rentang nilainya = 50-64
Kompleksitas sedang rentang nilainya = 65-80
Kompleksitas rendah rentang nilainya = 81-100
b) Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya)
Daya dukung tinggi rentang nilainya = 81-100
Daya dukung sedang rentang nilainya = 65-80
Daya dukung rendah rentang nilainya = 50-64
c) Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)
Intake siswa tinggi rentang nilainya = 81-100
Intake siswa sedang rentang nilainya = 65-80
Intake siswa rendah rentang nilainya = 50-64
Jika indikator memiliki Kreteria sebagai berikut: kompleksitas sedang, daya
dukung tinggi, dan intake sedang, maka KKM-nya adalah rata-rata setiap unsur dari
kreteria yang telah kita tentukan ( Dalam menentukan rentang nilai dan menentuikan nilai
dari setiap kreteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP).
Contoh:
Kompleksitas sedang =75, daya dukung tinggi= 90, intake sedang = 70 maka KKM-nya
adalah (( 75 + 90 +70)/3) = 78,3
6
3. Dengan cara memberikan pertimbangan profesional judgment pada setiap kreteria untuk
menetapkan nilai :
a) Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )
Kompleksitas tinggi
Kompleksitas sedang
Kompleksitas rendah
b) Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya)
Daaya dukung tinggi
Daya dukung sedang
Daya dukung rendah
c) Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)
Intake siswa tinggi
Intake siswa sedang
Intake siswa rendah
Contoh:
Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut : kompleksitas rendah, daya dukung
tinggi dan intake siswa sedang, maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga komponen diatas
hanya satu komponen saja yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan masimal 100
yaitu intake (sedang). Jadi dalam hal ini guru dapat menetapkan kreteria ketuntasan antara
90-80. ( Pedoman penetapa KKM dar BSNP, 20006)
Dalam menafsirkan KKM sebelumnya kita harus mengetahui bagaimana tingkatan-
tingkatan dari komponen seperti kompleksitas, daya dukung, dan intake. Hal ini dimaksudkan
agar guru bidang study melalui MGMP atau pihak sekolah jangan sampai salah dalam
menetapkan KKM, karana bila salah dalam menentukan KKM akan sangat merugikan pada
siswa.
Karena sesuai dengan peraturan apabila sampai mata pelajaran diperoleh anak berada
dibawah KKM ( tidak tuntas ), maka anak tersebut tidak memenuhi syarat untuk naik kelas,
bila sampai minimimal tiga mata pelajaran yang tidak tuntas.. Artinya kompetensi dasar yang
diharapkan pada siswa tersebut tidak tercapai.
Untuk komponen kompleksitas misalnya, kapan kompleksitas ( kesulitan/ kerumitan)
itu dikatakan Tingkat Kompleksitas Tinggi ? yakni bila dalam pelaksanaannya menuntut
Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk didalamnya memahami kopetensi yang harus
dicapai oleh siswa, kreatif dan inofatif dalam melaksanakan pembelajaran. Kemudian waktu,
7
diantaranya waktunya cukup lama, karena perlu pengulangan. Serta Penalaran dan
Kecermatan siswa yang tinggi. Sedangkan Kemampuan Sumber Daya pendukung, yaitu
tenaga pengajar yang memadai(sesuai dengan latar belakang keahliannya), sarana dan
prasarana pendukung dalam bidang pendidikan, biaya manajemen, komite sekolah dan
stakeholders sekolah.
Terakhir Intake ( tingkat kemampuan rata-rata siswa), untuk memperoleh gambaran
intake ini kita bisa melihat dari berbagai cara, diantaranya dari hasil seleksi penerimaan siswa
baru, dari hasil raport kelas terakhir dari tahun sebelumnya, dari tes seleksi masuk atau
psikotes, dan juga bisa dari ujian nasional pada jenjang sebelumnya.
Setelah KKM diperoleh, maka selanjutnya KKM itu dimasukkan pada Laporan Hasil
Belajar Siswa. Dari KKM inilah kita nantinya akan dapat mengetahui apakah siswa tuntas
atau tidak tuntas dalam pencapaian Kompetensi Dasar serta indikator yang diharapkan.
Kalau nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM maka diartikan bahwa siswa itu
belum tuntas, dan begitu juga sebaliknya bila nilai siswa berada diatas KKM maka siswa
tersebut dinyatakan tuntas dalam pencapaian kompetensi dasar serta indikator-indikator yang
dilaksanakan oleh guru. Untuk itu, sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu
harus ditetapkan KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal ) terlebih dahulu.
Penetapan KKM
Dengan memberi poin
8
Contoh: Mata pelajaran Fisika kelas X semester 2
9
Penulisan KKM pada LBH Peserta Didik
Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Hasil analisis ditindaklanjuti dengan memberikan
perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum tuntas dan pengayaan (enrichment) bagi
yang sudah tuntas.
Manfaat Analisis antara lain:
1. Sebagai dasar untuk menetapkan KKM pada tahun berikutnya
2. Perbaikan proses pembelajaran
Contoh Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik Per KD
10
Rekapitulasi Pencapaian Ketuntasan Belajar Minimal
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan
2. ungsi penetapan KKM adalah sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai KD mata pelajaran yang diikuti, sebagai acuan bagi peserta didik
untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran, dapat digunakan sebagai
bagian komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah, sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua atau wali murid) serta sebagai target satuan pendidikan dalam
pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.
3. Mekanisme penentuan KKM melalui langkah-langkah tertentu, pertama Guru atau
kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek
kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan Intake peserta didik, kedua, sekolah untuk
dijadikan patokan guru dalam melakkan penilaian, kemudian KKM yang ditetapkan
disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua
dan dinas pendidikan, terakhir KKM dicantumkan dalam LBH pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua atau wali peserta didik.
4. Format penulisan KKM
Kompetensi Dasar
dan Indikator
KKM
Kriteria Penetapan KetuntasanNilai KKM
Kompleksitas Daya Dukung Intake
5. Dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan beberapa cara, dainataranya
dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang ditetapkan (dalam bentuk %),
Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kreteria, atau dengan cara memberikan
pertimbangan profesional judgment pada setiap kreteria untuk menetapkan nilai.
12
B. Saran
Kami sarankan agar KKM setiap tahunnya berubah sebab kalau kami amati, setiap
tahunnya, sarana dan prasarana sekolah semakin bertambah
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Kriteria Ketuntasan Minimal, (Online), (www.sman70-jkt.sch.id/kriteria-
ketuntasan-minimal.htm), diakses 10 Februari 2012.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2007. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
14