makalah penilaian kkm

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan surat Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004 tentang Pengkajian Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau Kretyeria Ketuntasan Minimal (KKM) Kurikulum 2004 dan sesuai dengan pelaksanaan Standar Isi, yang menyangkut masalah Standar Kopetensi (SK) dan Kopetensi dasar (KD maka sesuai dengan petunjuk dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006, maka dipandang perlu setiap sekolah-sekolah untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal (KKM)-nya masing-masing sesuai dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berada Artinya antara sekolah A dengan sekolah B bisa KKM-nya berbeda satu sama lainnya. Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang study yang belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami kesulitan untuk menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan Rapor. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan KKM? 2. Sebutkan fungsi penetapan KKM? 3. Bagaimana mekanisme penetapan KKM? 1

Upload: snurkhalimah

Post on 06-Aug-2015

1.406 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH penilaian KKM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan surat Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004 tentang Pengkajian

Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau Kretyeria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kurikulum 2004 dan sesuai dengan pelaksanaan Standar Isi, yang menyangkut masalah

Standar Kopetensi (SK) dan Kopetensi dasar (KD maka sesuai dengan petunjuk dari Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006, maka dipandang perlu setiap sekolah-

sekolah untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal (KKM)-nya masing-masing sesuai

dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berada Artinya antara sekolah A dengan sekolah

B bisa KKM-nya berbeda satu sama lainnya.

Dalam penetapam KKM ini masih ada beberapa sekolah atau guru bidang study yang

belum memahaminya. Akibatnya beberapa diantara guru mengalami kesulitan untuk

menetapkam KKM pada Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) atau dulu kita kenal dengan

Rapor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan KKM?

2. Sebutkan fungsi penetapan KKM?

3. Bagaimana mekanisme penetapan KKM?

4. Bagaimana format penulisan KKM?

5. Bagaimana menafsirkan kriteria menjadi nilai?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian KKM

2. Mengetahui fungsi penetapan KKM

3. Mengetahui mekanisme penetapan KKM

4. Mengetahui format penulisan KKM

5. Mengetahui cara menafsirkan kriteria menjadi nilai

1

Page 2: MAKALAH penilaian KKM

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KKM

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan

peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau

beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan

pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersam pendidik, peserta didik, dan orang

tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di

sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar

informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria

ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH) sebagai acuan

dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

B. Fungsi KKM

1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai KD mata

pelajaran yang diikuti.

Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapainnya berdasarkan KKM yang

diterapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian

kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan.

2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti

pembelajaran.

Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan

dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam

mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak

biasa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu

diperbaikan.

3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi program

pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

Evaluasi keterlaksanaan dari hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan

pencapaian KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi

2

Page 3: MAKALAH penilaian KKM

tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan

dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah.

4. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat

(khususnya orang tua atau wali murid).

Keberhasilan pencpaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara

pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan dan orang tua. Pendidikan

melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan

penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif

mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesains

pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan

penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan

satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pembeljaaran dan penilaian di sekolah.

5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata

pelajaran.

Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampui KKM yang

ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja

satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan

dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggug jawab dapat menjadi

tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat (Depdiknas, 2008)

C. Mekanisme Penetapan KKM

1. Prinsip penetapan KKM

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan

sebagai berikut:

Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan

melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui

profesinal judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik

dan pengalaman pendidik mengajarkan mata pelajaran di sekolah. Sedangkan metode

kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan

criteria yang ditentukan.

Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar

minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan

intake peseta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

3

Page 4: MAKALAH penilaian KKM

Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar (KD) merupakan rata-rata dari

indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah

mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai

ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD

tersebut.

Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM

kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.

Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK

yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam

laporan hasil belajar (LBH atau rapor).

Indikator merupakan acuan/tujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik

ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS) maupun ulangan akhir semester

(UAS). Soal ulangan maupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan atau menampilkan

pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan

pembobotan seluruh hasil ulangan karena semunya memiliki hasil yang setara.

Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai

ketuntasan minimal (Depdiknas, 2008)

2. Langkah-langkah penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran, langkah

penetapan KKM adalah sebahai berikut:

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan

tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan Intake peserta didik dengan

skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.

4

KKMIndikator

KKMKompetensi Dasar

KKMMata Pelajaran

KKMStandar kompetensi

Page 5: MAKALAH penilaian KKM

b. sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakkan penilaian.

c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu

peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan.

d. KKM dicantumkan dalam LBH pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua

atau wali peserta didik.

3. Penentuan KKM

Dari berbagai rambu-rambu yang ada itu, selanjutnya melalui kegiatan Musyawarah

Guru Bidang Study (MGMP) maka akan dapat diperoleh berapa KKM dari masing-masing

bidang study.

Ada beberapa kreteria penetapan KKM yang dapat dilaksanakan , diantaranya :

a. Kompleksitas indikator ( kesulitan dan kerumitan)

b. Daya dukung ( sarana dan prasarana yang ada, kemampuan guru, lingkungan, dan juga

masalah biaya)

c. Intake siswa ( masukan kemampuan siswa )

D. Format KKM

Kompetensi Dasar

dan Indikator

KKM

Kriteria Penetapan KetuntasanNilai KKM

Kompleksitas Daya Dukung Intake

E. Menafsirkan Kriteria Menjadi Nilai

Dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan beberapa cara, dainataranya:

1. Dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang ditetapkan (dalam bentuk %):

a) Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )

Kompleksitas tinggi pointnya = 1

Kompleksitas sedang pointnya = 2

Kompleksitas rendah poinya = 3

5

Page 6: MAKALAH penilaian KKM

b) Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya)

Daya dukung tinggi pointnya = 3

Daya dukung sedang pointnya = 2

Daya dukung rendah pointnya = 1

c) Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)

Intake siswa tinggi pointnya = 3

Intake siswa sedang pointnya = 2

Intake siswa rendah poinnya = 1

Contoh :

Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut:

Kompleksitas rendah =3, daya dukung tinggi =3, intake siswa sedang = 2, maka KKM-

nya adalah ((3 + 3 + 2) x 100/9) = 88,89 %

2. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kreteria, yakni :

a) Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )

Kompleksitas tinggi rentang nilainya = 50-64

Kompleksitas sedang rentang nilainya = 65-80

Kompleksitas rendah rentang nilainya = 81-100

b) Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya)

Daya dukung tinggi rentang nilainya = 81-100

Daya dukung sedang rentang nilainya = 65-80

Daya dukung rendah rentang nilainya = 50-64

c) Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)

Intake siswa tinggi rentang nilainya = 81-100

Intake siswa sedang rentang nilainya = 65-80

Intake siswa rendah rentang nilainya = 50-64

Jika indikator memiliki Kreteria sebagai berikut: kompleksitas sedang, daya

dukung tinggi, dan intake sedang, maka KKM-nya adalah rata-rata setiap unsur dari

kreteria yang telah kita tentukan ( Dalam menentukan rentang nilai dan menentuikan nilai

dari setiap kreteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP).

Contoh:

Kompleksitas sedang =75, daya dukung tinggi= 90, intake sedang = 70 maka KKM-nya

adalah (( 75 + 90 +70)/3) = 78,3

6

Page 7: MAKALAH penilaian KKM

3. Dengan cara memberikan pertimbangan profesional judgment pada setiap kreteria untuk

menetapkan nilai :

a) Kompleksitas: ( tingkat kesulitan / kerumitan )

Kompleksitas tinggi

Kompleksitas sedang

Kompleksitas rendah

b) Daya dukung : ( Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan dan biaya)

Daaya dukung tinggi

Daya dukung sedang

Daya dukung rendah

c) Intake Siswa : ( masukan kemampuan siswa)

Intake siswa tinggi

Intake siswa sedang

Intake siswa rendah

Contoh:

Jika indikator memiliki kreteria sebagai berikut : kompleksitas rendah, daya dukung

tinggi dan intake siswa sedang, maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga komponen diatas

hanya satu komponen saja yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan masimal 100

yaitu intake (sedang). Jadi dalam hal ini guru dapat menetapkan kreteria ketuntasan antara

90-80. ( Pedoman penetapa KKM dar BSNP, 20006)

Dalam menafsirkan KKM sebelumnya kita harus mengetahui bagaimana tingkatan-

tingkatan dari komponen seperti kompleksitas, daya dukung, dan intake. Hal ini dimaksudkan

agar guru bidang study melalui MGMP atau pihak sekolah jangan sampai salah dalam

menetapkan KKM, karana bila salah dalam menentukan KKM akan sangat merugikan pada

siswa.

Karena sesuai dengan peraturan apabila sampai mata pelajaran diperoleh anak berada

dibawah KKM ( tidak tuntas ), maka anak tersebut tidak memenuhi syarat untuk naik kelas,

bila sampai minimimal tiga mata pelajaran yang tidak tuntas.. Artinya kompetensi dasar yang

diharapkan pada siswa tersebut tidak tercapai.

Untuk komponen kompleksitas misalnya, kapan kompleksitas ( kesulitan/ kerumitan)

itu dikatakan Tingkat Kompleksitas Tinggi ? yakni bila dalam pelaksanaannya menuntut

Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk didalamnya memahami kopetensi yang harus

dicapai oleh siswa, kreatif dan inofatif dalam melaksanakan pembelajaran. Kemudian waktu,

7

Page 8: MAKALAH penilaian KKM

diantaranya waktunya cukup lama, karena perlu pengulangan. Serta Penalaran dan

Kecermatan siswa yang tinggi. Sedangkan Kemampuan Sumber Daya pendukung, yaitu

tenaga pengajar yang memadai(sesuai dengan latar belakang keahliannya), sarana dan

prasarana pendukung dalam bidang pendidikan, biaya manajemen, komite sekolah dan

stakeholders sekolah.

Terakhir Intake ( tingkat kemampuan rata-rata siswa), untuk memperoleh gambaran

intake ini kita bisa melihat dari berbagai cara, diantaranya dari hasil seleksi penerimaan siswa

baru, dari hasil raport kelas terakhir dari tahun sebelumnya, dari tes seleksi masuk atau

psikotes, dan juga bisa dari ujian nasional pada jenjang sebelumnya.

Setelah KKM diperoleh, maka selanjutnya KKM itu dimasukkan pada Laporan Hasil

Belajar Siswa. Dari KKM inilah kita nantinya akan dapat mengetahui apakah siswa tuntas

atau tidak tuntas dalam pencapaian Kompetensi Dasar serta indikator yang diharapkan.

Kalau nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM maka diartikan bahwa siswa itu

belum tuntas, dan begitu juga sebaliknya bila nilai siswa berada diatas KKM maka siswa

tersebut dinyatakan tuntas dalam pencapaian kompetensi dasar serta indikator-indikator yang

dilaksanakan oleh guru. Untuk itu, sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu

harus ditetapkan KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal ) terlebih dahulu.

Penetapan KKM

Dengan memberi poin

8

Page 9: MAKALAH penilaian KKM

Contoh: Mata pelajaran Fisika kelas X semester 2

9

Page 10: MAKALAH penilaian KKM

Penulisan KKM pada LBH Peserta Didik

Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Hasil analisis ditindaklanjuti dengan memberikan

perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum tuntas dan pengayaan (enrichment) bagi

yang sudah tuntas.

Manfaat Analisis antara lain:

1. Sebagai dasar untuk menetapkan KKM pada tahun berikutnya

2. Perbaikan proses pembelajaran

Contoh Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik Per KD

10

Page 11: MAKALAH penilaian KKM

Rekapitulasi Pencapaian Ketuntasan Belajar Minimal

11

Page 12: MAKALAH penilaian KKM

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan

peserta didik mencapai ketuntasan

2. ungsi penetapan KKM adalah sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi

peserta didik sesuai KD mata pelajaran yang diikuti, sebagai acuan bagi peserta didik

untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran, dapat digunakan sebagai

bagian komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan

di sekolah, sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat

(khususnya orang tua atau wali murid) serta sebagai target satuan pendidikan dalam

pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.

3. Mekanisme penentuan KKM melalui langkah-langkah tertentu, pertama Guru atau

kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek

kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan Intake peserta didik, kedua, sekolah untuk

dijadikan patokan guru dalam melakkan penilaian, kemudian KKM yang ditetapkan

disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua

dan dinas pendidikan, terakhir KKM dicantumkan dalam LBH pada saat hasil penilaian

dilaporkan kepada orang tua atau wali peserta didik.

4. Format penulisan KKM

Kompetensi Dasar

dan Indikator

KKM

Kriteria Penetapan KetuntasanNilai KKM

Kompleksitas Daya Dukung Intake

5. Dalam menafsirkan KKM dapat pula dilakukan dengan beberapa cara, dainataranya

dengan cara memberikan point pada setiap kreteria yang ditetapkan (dalam bentuk %),

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kreteria, atau dengan cara memberikan

pertimbangan profesional judgment pada setiap kreteria untuk menetapkan nilai.

12

Page 13: MAKALAH penilaian KKM

B. Saran

Kami sarankan agar KKM setiap tahunnya berubah sebab kalau kami amati, setiap

tahunnya, sarana dan prasarana sekolah semakin bertambah

13

Page 14: MAKALAH penilaian KKM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kriteria Ketuntasan Minimal, (Online), (www.sman70-jkt.sch.id/kriteria-

ketuntasan-minimal.htm), diakses 10 Februari 2012.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang

Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2007. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

14