makalah stroke

53
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan hidup. Usia harapan hidup di Indonesia tahun 2000 mencapai 67 tahun . Pada tahun 2000 jumlah penduduk usia lanjut mencapai 7,28%. Jumlah ini akan terus meningkat dan pada tahun 2020 diproyeksikan jumlah lansia akan mencapai 11,34 %. Menurut perkiraan pada tahun 2020 usia harapan hidup di Indonesia akan mencapai 71 tahun dan jumlah penduduk lansia diperkirakan sebanyak 28 juta jiwa. Lansia adalah dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastik dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus meningkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005). Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya tentu siap menerima keadaan baru dalam setiap

Upload: eriyansah-farwa

Post on 05-May-2017

256 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah stroke

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia

harapan hidup. Usia harapan hidup di Indonesia tahun 2000 mencapai 67 tahun .

Pada tahun 2000 jumlah penduduk usia lanjut mencapai 7,28%. Jumlah ini akan

terus meningkat dan pada tahun 2020 diproyeksikan jumlah lansia akan mencapai

11,34 %. Menurut perkiraan pada tahun 2020 usia harapan hidup di Indonesia

akan mencapai 71 tahun dan jumlah penduduk lansia diperkirakan sebanyak 28

juta jiwa. Lansia adalah dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75

tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastik dan ahli demografi

memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus meningkat sampai abad

selanjutnya (Potter & Perry, 2005). Lansia adalah fase menurunnya kemampuan

akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.

Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,

seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya yaitu

usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya tentu siap

menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan

diri dengan kondisi lingkungannya (Darmojo, 2004).

Lansia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan).

Pengertian dan penggolongan lansia menurut UU Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 1998 tentang lansia sebagai berikut lansia adalah seseorang yang telah

mencapai usia 60 tahun keatas dan ada dua kategori yaitu lansia usia potensial

adalah lansia masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat

menghasilkan barang atau jasa, lansia tak potensial adalah lansia yang tidak

berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada orang lain.

Page 2: makalah stroke

Menurut WHO batasan lansia meliputi :

1. Usia pertengahan adalah usia antara 45-59 tahun

2. Usia lanjut adalah usia antara 60-74 tahun

3. Usia lanjut tua adalah usia 75-90 tahun

4. Usia sangat tua adalah usia 90 tahun keatas

Prevelensi lansia di Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang berusia 60

tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun

2006 sebesar kurang lebih dari 19 juta, dengan usia harapan hidup 66 tahun. Pada

tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010

mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun

2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67

tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia

harapan hidup 71 tahun (Depkes, 2012). Berdasarkan data UNESCAP tahun 2011,

jumlah penduduk di kawasan Asia mencapai sebanyak 4,22 miliar jiwa atau 60%

dari penduduk dunia. Strok termasuk penyakit serebrovaskular yang terjadi karena

berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak, penyebab terjadinya stroke karena

sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. Stroke pada lansia di

Indonesia menurut WHO (2011) telah menempati peringkat ke 97 dunia untuk

jumlah penderita stroke terbanyak dengan jumlah kematian 138.268 orang atau

9,70% dari total kematian yang terjadi pada tahun 2011. Stroke merupakan

penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Mengacu pada laporan

American Heart Association, sekitar 795.000 orang di Amerika serikat terserang

stroke setiap tahunnya. Dari jumlah ini, 610.00 diantaranya merupakan serangan

stroke pertama, sedangkan 185.000 merupakan stroke yang berulang. Saat ini ada

4 juta orang di Amerika Serikat yang hidup dalam keterbatasan fisik akibat stroke

dan 15-30% di antaranya menderita cacat menetap (Centers for Disease Control

and Prevention, 2009). Stroke merupakan masalah utama kesehatan di

negara maju, stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak dan

penyebab utama kecacatan pada orang dewasa.

Page 3: makalah stroke

Di Amerika serikat ada 500.000 populasi yang terserang stroke baru dan

200.000 serangan stroke ulang pertahun.3 Menurut data Riskesdas Depkes RI,

2007 dalam laporan nasionalnya mendapatkan bahwa penyebab kematian utama

untuk semua usia adalah stroke (15,4%), TB (7,5%), hipertensi (6,8%). Stroke

iskemik memiliki persentase paling besar yaitu sebesar 80% , terbagi atas

subtipe stroke trombotik dan embolik yang dapat mengurangi sirkulasi atau

kebutuhan darah diotak atau mengakibatkan kematian neuron yang diperlukan

otak. Data WHO menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit pembuluh dara

lebih banyak dibanding penyakit lain, yaitu sekitar 15 juta tiap tahun atau

sekitar 30 % dari kematian total pertahunnnya dan sekitar 4,5 juta diantaranya

disebabkan oleh stroke. Dari seluruh kematian di negara-negara industri, 10

- 12 % disebabkan oleh stroke dan sekitar 88 % kematian akibat stroke terjadi

pada usia diatas 65 tahun.

Penyakit serebrovaskuler dapat menyebabkan kemunduran kognitif.

Penyakit serebrovaskuler fokal dapat terjadi akibat trombosis atau emboli

vaskuler serta perdarahan otak. Frekuensi gangguan kognitif pasca stroke

iskemi berkisar antara 20-30%, dan makin meningkat risikonya, bahkan sampai

2 tahun pasca stroke. Gangguan kognitif pasca stroke termasuk dalam suatu

kelompok gangguan kognitif yang disebut dengan vascular cognitive impairment

(VCI) yang meliputi gangguan kognitif ringan dan tidak mengganggu aktivitas

sehari-hari sampai yang paling berat berupa demensia vaskuler. Gangguan

kognitif dapat mengenai satu atau lebih domain kognitif seperti atensi,

bahasa, memori, visuospasial dan fungsi eksekutif. Penelitian Ivan dkk

didapatkan adanya penurunan kognitif pada pasien pasca stroke yaitu 19,3%

kasus, sedangkan kontrol 11% kasus. Ballard dkk dalam penelitiannya

mendapatkan penurunan kognitif 3 bulan pasca stroke adalah 50% dan dengan

bertambahnya usia, penurunan kognitif meningkat secara signifikan sebanyak

9%, terutama untuk kategori kognitif secara umum, memori dan atensi. Martini S

mendeteksi gangguan kognitif pasca stroke dan mendapatkan 57,1% mengalami

gangguan kognitif.

Page 4: makalah stroke

Setyopranoto, Lamsudin dan Dahlan dalam penelitiannya membuktikan

bahwa pada pasien pasca stroke terjadi penurunan nilai MMSE atau dapat

dikatakan terjadi penurunan nilai kognitif bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol (bukan stroke).

Christopher dkk dalam penelitiannya mendapatkan bahwa diabetes mellitus

(DM) berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif. Diabetes mellitus

berhubungan dengan penurunan kecepatan psikomotorik, fungsi lobus

frontalis/eksekutif, memori verbal, kecepatan proses, fungsi motorik kompleks,

memori kerja, ingatan segera, ingatan tunda, kelancaran verbal, retensi visual,

dan atensi. Tes validasi MoCA telah dilakukan di Indonesia, dari hasil penelitian

ini didapatkan nilai Kappa total antara 2 orang dokter adalah 0,820 .

Didapatkan kesimpulan bahwa tes MoCA versi Indonesia (MoCA Ina) telah

valid menurut kaidah validasi transkultural sehingga dapat digunakan baik oleh

dokter ahli saraf maupun dokter umum.

2. Tujuan.

1. Mengetahui definisi gangguan neurologis (stroke)

2. Mengetahui etiologi stroke.

3. Mengetahui manifestasi klinis stroke

4. Mengetahui patofisiologi cystic fibrosis

5. Mengetahui penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi stroke

6. Mengetahui asuhan keperawatan stroke.

7. Mengetahui Evidence based nursing tentang stroke

Page 5: makalah stroke

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang

cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala

yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian

tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo,

2000)

Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan

disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara

spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya

pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994)

2. Etiologi stroke

2.1. Factor penyebab neurologis

a. Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah

tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),

Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga,

b. Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak

sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur,

Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

c. 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut

statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan

penyakit tekanan darah tinggi.

Page 6: makalah stroke

d. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman

(marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang

mengkonsumsi makanan yang berlemak.

2.2 Faktor resiko gangguan neurologis stroke

a. Usia

Sebagai National Institute of Neurological Gangguan dan Stroke

menyatakan, usia merupakan faktor risiko untuk penyakit Parkinson jelas.

Rata-rata, pemogokan Parkinson orang pada usia 60 tahun. Semakin tua

Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengembangkan penyakit.

Sekitar 5 persen sampai 10 persen kasus Parkinson, bagaimanapun,

didiagnosis sebelum usia 50.

b. Jenis kelamin

Menurut National Institute of Neurological Gangguan dan Stroke,

penyakit Parkinson mempengaruhi laki-laki sekitar 50 persen lebih dari

wanita. Para peneliti saat ini tidak dapat menjelaskan perbedaan ini.

c. Sejarah Keluarga

Sebagai National Institute of Neurological Gangguan dan Stroke

menjelaskan,para peneliti telah mengidentifikasi beberapa mutasi genetik

yang berkaitan dengan risiko penyakit Parkinson. Menurut Yayasan

Michael J. Fox untuk Riset Parkinson, para ilmuwan telah menentukan

bahwa, dalam kasus yang jarang Parkinson disebabkan oleh mutasi

genetik tunggal yang diturunkan melalui keluarga, menyebabkan sejumlah

besar kasus penyakit Parkinson pada beberapa generasi. Dalam

kebanyakan kasus, bagaimanapun, para ilmuwan percaya bahwa faktor

genetik berinteraksi dengan faktor lingkungan untuk produksi Parkinson.

Hal ini menjelaskan mengapa, sebagai National Institute of Neurological

Gangguan dan titik waktu, yang walaupun memiliki kerabat dekat

Parkinson meningkatkan risiko Parkinson, kemungkinan tertular penyakit

ini masih hanya sekitar 2 persen sampai 5 persen kecuali ada mutasi

genetik yang dikenal dalam keluarga Anda.

Page 7: makalah stroke

d. Racun lingkungan

Menurut National Institute of Neurological Gangguan dan Stroke, paparan

racun lingkungan juga diyakini menjadi faktor risiko penyakit Parkinson.

MPTP, misalnya, racun yang ditemukan di beberapa jenis heroin sintetis,

diketahui menyebabkan gejala Parkinson. Pestisida telah dikaitkan dengan

peningkatan risiko untuk penyakit Parkinson, menurut Michael J. Fox

Yayasan Penelitian Parkinson.

e. Penelitian lebih lanjut diperlukan

Sebagai Yayasan Michael J. Fox untuk Riset Parkinson mengatakan,

penelitian signifikan lebih diperlukan menyamar dan menjelaskan faktor

risiko penyakit Parkinson. Penelitian semacam ini dapat membantu

mencegah timbulnya penyakit lebih lanjut serta membantu para ilmuwan

mengembangkan lebih pengobatan yang efektif untuk orang yang sudah

menderita penyakit Parkinson.

3. Manifestasi

Manifestasi klinis dari stroke perdarahan ditinjau berdasarkan jenisnya

sebagai berikut.

1. Perdarahan intraserebral

Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus

stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak dan sisanya di batang otak

dan serebelum.

Gejala klinisnya sebagai berikut.

Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu

melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala

prodromal berupa peningkatan  tekanan darah yaitu nyeri

kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung,

perdarahan retina, dan epistaksis.

Page 8: makalah stroke

Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai

hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal /

umum.

Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral,

refleks pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasi

Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial

(TTIK), misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid.

2. Perdarahan subarakhnoid

Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi

perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara primer.

Gejala klinisnya adalah sebagai berikut.

Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti

meledak, dramatis, berlangsung dalam 1 – 2 detik sampai 1

menit.

Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah

terangsang, gelisah dan kejang.

Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar

dalam beberapa menit sampai beberapa jam.

Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen

Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan

gejala karakteristik perdarahan subarakhnoid.

Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi,

hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan

meningkat, atau gangguan pernafasan

4. Patofisiologi stroke

Page 9: makalah stroke

Perdarahan intraserebral ke dalam jaringan otak (parenkim) paling

sering terjadi akibat cedera vascular yang dipicu oleh hipertensi dan rupture

salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan

otak. Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral paling sering

terjadi pada saat pasien terjaga dan aktif, sehingga kejadiannya sering

disaksikan oleh orang lain. Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri

dalam, basal ganglia dan kapsula interna sering menerima beban terbesar

tekanan dan iskemia yang disebabkan oleh stroke tipe ini.

Page 10: makalah stroke

Dengan mengingat bahwa ganglia basal memodulasi fungsi motorik

volunter dan bahwa semua saraf aferen dan eferen di separuh korteks

mengalami pemadatan untuk masuk dan keluar dari kapsula interna, maka

dapat dilihat bahwa stroke di salah satu bagian ini diperkirakan

menimbulkan defisit yang sangat merugikan. Biasanya perdarahan di bagian

dalam jaringan otak menyebabkan defisit neurologik fokal yang cepat dan

memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam.

Hemiparesis di sisi yang berlawanan dari letak perdarahan merupakan tanda

khas pertama pada keterlibatan kapsula interna. Infark serebrum setelah

embolus di suatu arteri otak mungkin terjadi sebagai akibat perdarahan

bukan sumbatan oleh embolus itu sendiri. Alasannya adalah bahwa, apabila

embolus lenyap atau dibersihkan dari arteri, dinding pembuluh setelah

tempat oklusi mengalami perlemahan selama beberapa hari pertama setelah

oklusi. Dengan demikian, selama waktu ini dapat terjadi kebocoran atau

perdarahan dari dinding pembuluh yang melemah ini. Karena itu, hipertensi

perlu dikendalikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada minggu-

minggu pertama setelah stroke embolik. Perdarahan yang terjadi di ruang

supratentorium (di atas tentorium serebeli) memiliki prognosis baik apabila

volume darah sedikit. Namun perdarahan ke dalam ruang infratentorium di

daerah pons atau serebelum memiliki prognosis yang jauh lebih buruk

karena cepatnya timbul tekanan pada struktur-struktur vital di batang otak.

Perdarahan subarachnoid (PSA) terjadi akibat pembuluh darah

disekitar permukaan otak pecah, sehingga terjadi ekstravasasi darah ke

ruang subarachnoid lapisan meningen dapat berlangsung cepat, maka

kematian sangat tinggi-sekitar 50% pada bulan pertama setelah perdarahan.

Penyebab tingginya angka kematian ini adalah bahwa empat penyulit utama

dapat menyebabkan iskemia otak serta morbiditas dan mortalitas “tipe

lambat” yang dapat terjadi lama setelah perdarahan terkendali. Penyulit-

penyulit tersebut adalah :

1. vasospasme reaktif disertai infark,

2. ruptur ulang,

3. hiponatremia, dan

4. hidrosefalus

Page 11: makalah stroke

5. Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi stroke

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis

sebagai berikut:

1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan

a) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan

pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu

lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.

b) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,

termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.

2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.

3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.

4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan

secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan

dilakukan latihan-latihan gerak pasif.

PENGOBATAN KONSERVATIF

1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara

percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat

dibuktikan.

2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin

intra arterial.

3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk

menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi

sesudah ulserasi alteroma.

Page 12: makalah stroke

PENGOBATAN PEMBEDAHAN

Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :

1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu

dengan membuka arteri karotis di leher.

2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan

manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.

3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut

4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

6. Komplikasi

Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami komplikasi ,

komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:

1. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada

daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.

2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung,

dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh

3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.

4. Hidrocephalus

7. Asuhan keperawatan stroke

Analisis pengkajian

Tanggak pengkajian : 22 oktober 2013

Biodata klien

Nama : Pak ikhwan

Alamat : Tamanrirto

TTL : Yogyakrta 5 juni 1953

Page 13: makalah stroke

Pekerjaan : Pensiunan depak ( Depertemant Agama )

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Kepala rumah tangga

Agama : Islam

Kasus

Klien sudah mengalami stroke selama 2 tahun dan selama 2 tahun

pak Iikwan menggunkan alat bantu jalan untuk membantu pak Ikwan

dalam bergerak. Klien mengatakan penyakit tersebut kemungkinan

diakibatkan karena jarang berolahraga,kurang beraktifitas sehingga sering

lelah, selain itu bapak Ikhwan sering mengonsumsi maka- makanan yang

kurang sehat seperti suka makan tongseng kambing,gulai kambing dan

lain-lainya. Sebelumnya klien juga pernah mengalami vertigo. Setelah

diobati selama beberapa bulan,akhirnya penyakit vertigonya sembuh.

Selain itu klien juga pernah memiliki riwayat hipetensi. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang berkisar 180/100 mmhg , HR : 66 kali/menit, suhu:

37,5°c, RR : 24 kali/menit,BB : 70 kg dan riyawat keluarga dari pihat ibu

pak ikwan yang rata-rata mengalami penyakit stroke. Sebelumnya juga

klien pernah mengalami operasi atau pengangkatan empedu 5 tahun yang

lalu, setelah menjalani operasi pengangkatan empedu pak Ikwan pola

makan pak Ikwan tidak terkontrol karena pak Ikwan mengatakan bahwa

setelah operasi empu tersebut beliau merasakan tidak ada keluhan dalam

dirinya. Hali ini yang menyebabkan pak Ikwan semakin mengonsumsi

makanan yang tinggi akan kolesterol dan makanan yang memacu

peningkatan tekanan darah. Namun setelah pak Ikwan menderita penyekit

stroke ini pola makan pak Ikwan lebih terkontrol dengan baik karena

dukungan keluarga pak Ikwan yang merawat beliau namun, kerena

kesibukan keluarga khususnya ibu Nining yang mencari nafkah karena

pak Ikhwan sudah tidak bisa mencari nafkah lagi sehingga ibu Nining

kurang memperhatikan dan mengatur pola makan pak Ikwan yang

menderita stroke ini dan keluarga dirumah yang memiliki resiko

hipertensi.

Page 14: makalah stroke

Namun untuk kebutuhan personal hyaegen, sholat dan sebagainya

dibantu oleh keluarga hanya sebagian namun untuk berjalan pak Ikhwan

memerlukan bantuan sepenuhnya dari istri dan keluarganya. Menurut ibu

Nining bapak Ikwan rutin melakukan cek up diRS JIH Yogyakarta 2

minggu sekali dengan bermodalkan askes dalam memenuhi biaya

pengobatan selain itu bapak Ikwan juga kadang-kadang mendapat bantuan

dana dari sanak sodara dalam memenuhi kebutuhan hidup hal ini

dikarenakan bapak ikwan memiliki 5 orang anak yang masih bersekolah.

Sedangkan ibu nining bekerja sebagai penjahit dirumahnya. Selain usaha

menjahit yang digeluti ibu Nining, ibu nining juga mengelola kost putra

untuk pemenuhan biaya kebutuhan hidup mereka.

Analisis data

Diagnosa

NO Data etiologi Problem

1 DO :

1. TD : 180/100 mmHg

2. HR : 60 x/menit

3. Suhu : 37,5°c

4. RR : 24 x/menit

DS :

1. Bapak Ikwan mengatakan

sudah 2 tahun menderita

stroke.

2. Bapak Ikwan mengatakan

setiap 2 minggu cek up RS

JIH Ypogyakarta.

3. Bapak Ikwan mengatakan

biaya pengobatannya berasal

dari askes pensiunan dan

biaya dari saudara-

saudaranya.

4. Bapak Ikwan mengatakan

Ketidak cukupan

sumber daya (dana)

Ketidalefektifan

pemeliharaan

kesehatan

Page 15: makalah stroke

bahwa keluarga bapak

ikwan masih kurang

mengontrol pola makan

beliau karena kesibukan

istrinya dalam mencari

nafkah

2 DO :

1. Terlihat istri dari bapak

ikwan membuka jahitan

dirumahnya.

2. Terlihat bapak ikwan tiidak

bekerja lagi karena

kelumpuhan yang diderita

bapak ikwan.

DS :

1. Bapak Ikwan mengatakan

sudah 2 tahun tidak bekerja

lagi

2. Baak ikwan mengatakan

biaya pemenuhan hidup

ditanggung oleh istriinya

dan bantuan dari saudara-

saudaranya.

Penyakit fisik Ketidakefektifan

performa peran

3 DO :

1. BB : 70 kg

2. TD : 180/100 mmhg

3. HR : 60 x/menit

4. Suhu : 37,5°c

5. RR : 24 x/menit

DS :

1. Bapak Ikwan mengatakan

saat ini dirinya menjalani

diet rendah garam,.

Fakktor biologis Resiko

ketidakseimbngan

nutrisi kurang dar

kebutuhan tubuh

Page 16: makalah stroke

2. Bapak Ikwan mengatakan

terkadang dirinya bosan

dengan makanan-makanan

yang rendah garam sehingga

terkadang masih tidak

mematuhinya.

3. Bapak ikwan mengatakan

diri selalu makanan yang

berserat-serat saja.

4 DO :

1. Bapak ikwan terlihat

menggunakan alat bantu

jalan.

2. Bapak ikwan terlihat

kesulitan untuk

menggerakan badannya

dikarenakan kelumpuhan

badan sebelah kiri akibat

strokenya.

DS :

1. Bapak Ikwan mengatakan

sudah 2 tahun menggunkan

alat bantu jalan

2. Bapak ikwan mengatakan

dirinya dibantu oleh

keluarganya dalam

beraktifitas.

3. Bapak ikwan mengatakan

tubuhnya tidak bisa

menahan keseimbangan

tubuhnya.

Gangguan

neurologis

Hambatan mobilisasi

fisik

5 DO :

3. Bapak ikwan terlihat

Gangguan

neurologis

Hambatan

kemampuan berjalan

Page 17: makalah stroke

menggunakan alat bantu

jalan.

4. Bapak ikwan terlihat

kesulitan untuk

menggerakan badannya

dikarenakan kelumpuhan

badan sebelah kiri akibat

strokenya.

DS :

4. Bapak Ikwan mengatakan

sudah 2 tahun menggunkan

alat bantu jalan

5. Bapak ikwan mengatakan

dirinya dibantu oleh

keluarganya dalam

beraktifitas.

Bapak ikwan mengatakan tubuhnya

tidak bisa menahan keseimbangan

tubuhnya.

6 DO :

1. Terliahat keluarga masih

sering dan senang

mengonsumsi makanan

yang bersantan.

2. Terlihat keluarga bapak

ikwan memiliki body mass

index diatas normal.

DS :

1. Ibu Nining mengatakan

bahwa kesibukan

menyebabkan dirinya

senang membeli makanan

diluar.

2. Bapak Ikwan mengatakan

Kurang minat dalam

belajar

Defisiet penegtahuan

Page 18: makalah stroke

7 DO :

1. Bapak ikwan terlihat

menggunkan alat bantu

jalan.

DS :

1. Bapak ikwan mengatakan

terkadang kaki dan

tangannya terasa nyeri bila

digerakan.

Ketunadayaan fisik

kronis

Nyeri kronik

Perencanaan

NO Diagnosa NOC NIC Rasional

1 Ketidalefektifan

pemeliharaan

kesehatan b.d

Ketidak cukupan

sumber daya (dana)

d.d DO :

1. TD : 180/100

mmHg

2. HR : 60 x/menit

3. Suhu : 37,5°c

4. RR : 24 x/menit

DS :

1. Bapak Ikwan

mengatakan

sudah 2 tahun

menderita stroke.

2. Bapak Ikwan

mengatakan

setiap 2 minggu

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam pada

keluarga bapak Ikwan

pengetahuan tentang

menagement

hypertensi meningkat

dengan kriteri hasil :

1. kisaran normal

untuk tekanan

darah sistolik:

3

2. Kisaran

normal untuk

tekanan darah

diastolik: 3

3. Metode untuk

mengukur

tekanan darah:

Health education

O:

mengidentifikasi

karakteristik

populasi.

O:

mengidentifikasi

faktor internal atau

eksternal yang

dapat

meningkatkan atau

mengurangi

untuk

mempermudah

intervensi

seharusnya kita

mengenali

karakteristik

populasi yang

akan kita teliti.

Karena dari

kasus dapat kita

lihat bahwa

tekanan darah

bapak ikhwan

sangat tinggi

sehingga perlu

Page 19: makalah stroke

cek up RS JIH

Ypogyakarta.

3. Bapak Ikwan

mengatakan

biaya

pengobatannya

berasal dari askes

pensiunan dan

biaya dari

saudara-

saudaranya.

Bapak Ikwan

mengatakan

bahwa keluarga

bapak ikwan

masih kurang

mengontrol pola

makan

3

4. Komplikasi

potensial

hipertensi: 2

5. Direkomendasi

kan modifikasi

diet: 3

motivasi untuk

perilaku hidup

sehat.

N: menggunakan

presentasi

kelompok untuk

memberikan

dukungan dan

mengurangi

ancaman terhadap

peserta didik yang

mengalami

masalah serupa

untuk memberikan

tindakan yang

tepat.

N: menggunakan

diskusi kelompok

dan bermain untuk

mempengaruhi

keyakinan

kesehatan, sikap,

dan nilai.

untuk di kaji

faktor faktor

yang

mempengaruhin

ya

Karena faktor

eksternal sangat

berpengaruh

terhadap pola

hidup sehat

sehingga dapat

dilakukan

metode

kelompok untuk

melakkukan

pendidikan

terhadap bapak

ikhwan dan

keluarganya.

Karena faktor

eksternal sangat

berpengaruh

terhadap pola

hidup sehat

sehingga dapat

dilakukan

metode

kelompok untuk

melakkukan

pendidikan

terhadap bapak

ikhwan dan

keluarganya.

Page 20: makalah stroke

E: mengajarkan

yang strategis yang

dapat digunakan

menolak perilaku

yang tidak sehat

atau mengambil

resiko daripada

memberikan saran

untuk menghindari

atau mengubah

perilaku

C : -

Mengajarkan

secara individu

juga sekiranya

sangat perlu

untuk dilakukan

pendidikan

kesehatan secara

individu kepada

klien.

2 Ketidakefektifan

performa peran b.d

Penyakit fisik d.d

DO :

3. Terlihat istri

dari bapak

ikwan

membuka

jahitan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam pada

keluarga bapak Ikwan

pemahan tentang role

performance

meningkat dengan

kriteri hasil :

Role enhancement

O : Membantu

pasien untuk

mengidentifikasi

berbagai peran

dalam kehidupan.

Karena selama

menderita stroke

peran klien

mengalami

perubahan

sehingga sangat

perlu untuk

Page 21: makalah stroke

dirumahnya.

4. Terlihat

bapak ikwan

tiidak bekerja

lagi karena

kelumpuhan

yang diderita

bapak ikwan.

DS :

3. Bapak Ikwan

mengatakan

sudah 2

tahun tidak

bekerja lagi

4. Baak ikwan

mengatakan

biaya

pemenuhan

hidup

ditanggung

oleh istriinya

dan bantuan

dari saudara-

saudaranya.

1. Deskripsi

perubahan rore

dengan illnes

atau cacat

2. Deskripsi

peran cahnge

dengan

tanggungan

orang tua

3. Kinerja

perilaku peran

keluarga

4. kenyamanan

dilaporkan

dengan

perubahan

peran.

O: membantu

pasien untuk

mengidentifikasi

peran keluarga

biasa untuk

mengkompensasi

keluarga

N: memfasilitasi

diskusi adaptasi

peran keluarga

untuk semua

perubahan peran

anggota.

E: mengajarkan

perilaku baru yang

dibutuhkan oleh

patients / keluarga

untuk memenuhi

peran.

C : -

mengidentifikasi

perubahan peran

tersebut

Karena pasien

sangat perlu

ntuk

memahamai

fungsi keluarga

secara

menyeluruh.

Perawat harus

memfasilitasi

keluarga dengan

klien dalam

mendiskusikan

perubahan peran

yang terjadi.

Karena selama

stroke klien

mengalami

perubahan

dalam

beraktifitas

sehingga sangat

perlu untuk

dilakukan

pengajaran

perilaku yang

baru.

3 DO :

6. BB : 70 kg

7. TD : 180/100

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam pada

bapak Ikwan status

Nutrition status

O: pemantauan Karena gizi

Page 22: makalah stroke

mmhg

8. HR : 60

x/menit

9. Suhu : 37,5°c

10. RR : 24

x/menit

DS :

4. Bapak Ikwan

mengatakan

saat ini

dirinya

menjalani

diet rendah

garam,.

5. Bapak Ikwan

mengatakan

terkadang

dirinya bosan

dengan

makanan-

makanan

yang rendah

garam

sehingga

terkadang

masih tidak

mematuhinya

.

6. Bapak ikwan

mengatakan

diri selalu

makanan

yang

berserat-serat

saja.

nutrisi klien

meningkat dengan

kriteria hasil:

1. Asupan gizi: 4

2. Asupan

makanan: 3

3. Asupan

cairan: 3

4. Energi: 4

5. Tonus otot: 3

6. Hidrasi: 3

asupan direkam

untuk cantent gizi

dan kalori.

N: menyediakan

makanan pilihan.

N: menentukan

kemampuan pasien

untuk memenuhi

kebutuhan gizi.

E: mengajarkan

pasien bagaimana

cara untuk menjaga

diarly makanan

atau makanan yang

dibutuhkan.

C: kolaborasi

dengan Ahli gizi

pasien harus di

pantau agar

penyakitnya

tidak semakin

parah.

Karena penyakit

pasien

mempunyai

pantangan

dalam

mengkonsumsi

berbagai

makanan.

Karena diit

makanan klien

harus dijaga

untuk

menghindari

komplikasi yang

berat.

Karena harus

ada pengetahuan

yang lain dalam

pemberian

makanan yang

di butuhkan

klien.

Page 23: makalah stroke

4 Hambatan mobilisasi

fisik b.d Gangguan

neurologis d.d DO :

5. Bapak ikwan

terlihat

menggunaka

n alat bantu

jalan.

6. Bapak ikwan

terlihat

kesulitan

untuk

menggerakan

badannya

dikarenakan

kelumpuhan

badan

sebelah kiri

akibat

strokenya.

DS :

6. Bapak Ikwan

mengatakan

sudah 2

tahun

menggunkan

alat bantu

jalan

7. Bapak ikwan

mengatakan

dirinya

dibantu oleh

keluarganya

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kepada bapak Ikwan,

ambulasi atau

pemiindahan pada

pasien dapat

meningkat dengan

kriteria hasil :

1. Berjalan

dengan kiprah

yang efektif

2. Berjalan pada

kecepatan

lambat

3. Berjalan

sampai

langkah

4. Berjalan

menyusuri

langkah

5. Berjalan pada

kecepatan

pendek <1

blok

6. Berjalan pada

kecepatan

moderat> 1 -

<5 blok

7. Berjalan

dengan

kecepatan

cepat> 5 blok

atau lebih

8. Berjalan di

Exercice therapy : ambulation

O : Pemantauan pasien menggunakan kruk atau alat bantu berjalan lainnya

Membantu pasien untuk menggunakan alas kaki yang memfasilitasi berjalan dan mencegah cedera

N : Terapkan atau menyediakan alat bantu (walker atau kursi juga) untuk ambulation dalam pasien goyah

E : Anjurkan pasien bagaimana posisi diri melalui bahwa prosesnya transfer kamiInstruksikan ketersediaan alat-alat bantu yang sesuai

Anjurkan pasien / pengasuh tentang transfer sate dan teknik ambulasi

Karena kondisi

klien saat ini

beresiko untuk

terjadinya

cidera.

Karena kondisi

klien saat ini

beresiko untuk

terjadinya

cidera.

Karena pasien

mengalami

kelemahan di

bagian kaki kiri.

Karena bagiann

kiri klien

mengalami

kelemahan

sehingga harus

di lakukan

pengaturan

posisi setiap dua

jam.

Karen terdapat

kelemahan pada

tubuh bagian

kiri pasien.

Page 24: makalah stroke

dalam

beraktifitas.

Bapak ikwan

mengatakan

tubuhnya tidak bisa

menahan

keseimbangan

tubuhnya.

sekitar ruangan Konsultasikan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan

5 Hambatan

kemampuan berjalan

b.d Gangguan

neurologis d.d DO :

7. Bapak ikwan

terlihat

menggunaka

n alat bantu

jalan.

8. Bapak ikwan

terlihat

kesulitan

untuk

menggerakan

badannya

dikarenakan

kelumpuhan

badan

sebelah kiri

akibat

strokenya.

DS :

8. Bapak Ikwan

mengatakan

sudah 2

tahun

Setealah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

kepada bapak Ikwan

status neurologis

mengalami

peningkatan dengan

kriteria hasil :

1. Keseimbngan :

2.

2. Pemeliharaan

postur: 3

3. Refleks

infantial: 2

4. Refleks

tendon dalam:

2

5. Gerakan tujuan

pada

commmand: 3

Neurologi

monitoring

O : monitoring

batuk dan refleks

muntah.

O: pemantauan

kekuatan

Pegangan.

O : pemantauan

tremor

O memantau tanda

vital

N: hindari kegiatan

yang menguras

tekanan

Karena klien

mengatakan

akan muntah

apabila

melakukan

aktifitas yang

padat.

Karena klien

kekuatanyya

sudah mulai

menurun.

Karena pasien

suhu tubuhnha

srring ,engalami

perubahan yang

signikan.

Karena dapat

mengakibaatkan

cidera kepala

Page 25: makalah stroke

menggunkan

alat bantu

jalan

9. Bapak ikwan

mengatakan

dirinya

dibantu oleh

keluarganya

dalam

beraktifitas.

Bapak ikwan

mengatakan

tubuhnya tidak bisa

menahan

keseimbangan

tubuhnya.

intrakranial

Beritahu dokter

dari perubahan

kondisi pasien

E: -

C: konsultasikan

dengan rekan kerja

untuk

mengkonfirmasi

data yang sesuai

pada klien.

Karena untuk

memvalidasi

kondisi klien.

6 Defisiet penegtahuan

b.d Kurang minat

dalam belajar d.d

DO :

3. Terliahat

keluarga

masih sering

dan senang

mengonsums

i makanan

yang

bersantan.

4. Terlihat

keluarga

bapak ikwan

memiliki

body mass

index diatas

normal.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam pada

keluarga bapak Ikwan

pengetahuan tentang

menagement

hypertensi meningkat

dengan kriteri hasil :

1. kisaran normal

untuk tekanan

darah sistolik:

3

2. Kisaran

normal untuk

tekanan darah

diastolik: 3

3. Metode untuk

Health education

O:

mengidentifikasi

karakteristik

populasi.

O:

mengidentifikasi

faktor internal atau

eksternal yang

dapat

meningkatkan atau

mengurangi

Karena sebelum

malakukan

penkes kita

harus

mengidentifikasi

karakteristik

klien untuk

memudahkan

komunikasi.

Karena untuk

meningkatan

koping keluarga

kita harus

mengetahui

kekuatan

Page 26: makalah stroke

DS :

3. Ibu Nining

mengatakan

bahwa

kesibukan

menyebabka

n dirinya

senang

membeli

makanan

diluar.

Bapak Ikwan

mengatakan

mengukur

tekanan darah:

3

4. Komplikasi

potensial

hipertensi:2

5. Direkomendasi

kan modifikasi

diet: 3

motivasi untuk

perilaku hidup

sehat.

N: menggunakan

presentasi

kelompok untuk

memberikan

dukungan dan

mengurangi

ancaman terhadap

peserta didik yang

mengalami

masalah serupa

untuk memberikan

tindakan yang

tepat.

N: menggunakan

diskusi kelompok

dan bermain untuk

mempengaruhi

keyakinan

kesehatan, sikap,

dan nilai.

E: mengajarkan

yang strategis yang

dapat digunakan

menolak perilaku

yang tidak sehat

atau mengambil

resiko daripada

memberikan saran

internal dan

eksternal

keluarga

Karena keluarga

perlu untuk

saling

mendiskusikan

masalah dan

penelesainanya

secara bersama

– sma

Karena klien

saat ini merasa

stress denfan

keadaanya

sehingga harus

menggunakn

tehnik ang

menghibur.

Karena saat ini

kondisi klien

harus di jaga

untuk

mengurangi

komplikasi.

Page 27: makalah stroke

untuk menghindari

atau mengubah

perilaku

C : -

7 Nyeri kronik b.d

Ketunadayaan fisik

kronis d.d

DO :

1. Bapak ikwan

terlihat

menggunkan

alat bantu

jalan.

DS :

Bapak ikwan

mengatakan

terkadang kaki dan

tangannya terasa

nyeri bila digerakan.

Setelah dilakukan

timdakan keperawatan

kepada bapak Ikwan

nyeri dapat berkurang

dengan kriteria hasil :

Kontrol nyeri (3)

Melapotkan onset

nyeri (3)

Menjelaskan faktor

penyebab nyeri (3)

Menggunakan non

analgesik untuk

mereduk nyeri (3)

Melaporkan tanda dan

gejala nyeri (3)

Pain management

O : Diamati untuk isyarat verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya mereka yang tidak mampu berkomunikasi secara efektif

N :Gunakan langkah-langkah pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi parah

E : Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri

C : Berkolaborasi dengan pasien, Maknanya lainnya dan profesional kesehatan lainnya untuk memilih dan menerapkan langkah-langkah bantuan non nyeri

Karena psien

harus

ditingkatkann

kualita

shidupnya.

Karena klien

merasa nyeri

pada bagian

pinggang.

Karena klien

merasa resah

dengan

nyerinya.

Karena diit

pasien sangat

penting untuk

mengurangi

nyerinya

Page 28: makalah stroke

farmakologis yang sesuai

6. Evidence based nursing

Acupuncture for functional recovery after stroke:a systematic review of sham-controlled randomized

clinical trials

Jae Cheol Kong OMD PhD, Myeong Soo Lee PhD, Byung-Cheul Shin OMD PhD,

Yung-Sun Song OMD PhD, Edzard Ernst MD PhD

Department of Oriental Rehabilitation Medicine (Kong, Song), College of Oriental

Medicine, Wonkwang University, Iksan, South Korea; the Research and Development

Policy Team (Lee), Policy Division, Korea Institute of Oriental Medicine, Daejeon, South

Korea; the Division of Clinical Medicine (Shin), School of Korean Medicine, Pusan

National University, Yangsan, South Korea; Complementary Medicine (Ernst), Peninsula

College of Medicine and Dentistry, University of Exeter, Exeter, UK

Published: NOVEMBER 9, 2010

1. Background

Page 29: makalah stroke

Akupunktur sering digunakan sebagai tambahan untuk rehabilitasi post

stroke. Akupuntur adalah kegiatan penusukan sebuah jarum akupunktur ke dalam

kulit di titik-titik tertentu dari tubuh . Tekhnik ini dianggap efektif untuk

menyembuhkan beberapa penyakit , seperti sakit , gangguan muskuloskeletal ,

dan beberapa penyakit lainnya. Contohnya untuk pengobatan terapi neurologis,

mekanismenya adalah stimulasi proliferasi sel saraf , memfasilitasi plastisitas

saraf, pengurangan reaksi inflamasi post iskemik dan pencegahan apoptosis

neuronal. Beberapa penelitian menyebutkan efek dari akupunktur untuk stroke

telah ada

Namun tidak termasuk pada negara-negara Asia yang banyak

menggunakan intervensi selain akupunktur dan tradisional. Peneliti melakukan

kajian sistematis untuk mengevaluasi random shamz contolled trial untuk

meneliti efek akupunktur sebagai tambahan terapi rehabilitasi stroke.

2. Metode

Peneliti mencari 25 database dan 12 jurnal Kora terbaik tentang obat

tradisional dari awal mereka sampai Oktober 2009. Penelitian tersebut termasuk

percobaan acak terkontrol dengan semua bahasa yang membandingkan efek

akupunktur ( dengan atau tanpa stimulasi listrik ) dengan akupunktur sham .

Kemudian peneliti menilai kualitas metodologik dari percobaan menggunakan

Cochrane risk of Bias kriteria dan PEDRO (Fisioterapi Bukti Database) skala.

Dua dari peneliti yaitu JCK dan BCS secara independen melakukan studi klinis

prospektif jarum akupunktur ( dengan atau tanpa stimulasi listrik ) sebagai

pengobatan tambahan untuk pemulihan fungsional setelah stroke. Uji klinis acak

yang melibatkan pasien setiap usia atau jenis kelamin dengan stroke iskemik atau

hemoragik dalam akut , subakut atau tahap kronis yang memenuhi syarat .

Page 30: makalah stroke

Stroke harus telah didiagnosa dengan cara computed tomography atau

magnetic resonance imaging , atau secara klinis sesuai dengan Organisasi

Kesehatan Dunia. Intervensi Kontrol akupunktur sham ( akupunktur dengan atau

tanpa penetrasi jarum pada titik-titik akupunktur atau non titik-titik akupunktur )

atau akupunktur subliminal (electrostimulation menggunakan elektroda menempel

pada kulit ). Hasil yang diharapkan peneliti adalah peningkatan defisit neurologis,

aktivitas hidup sehari-hari dengan menggunakan Barthel Indeks atau Fugl - Meyer

Assessment) , pemulihan motorik dan kualitas hidup . Selain itu, peneliti juga

mencatat efek samping dari ekstraksi data , kualitas dan validitas assessment.

Peneliti membandingkan perubahan antara kelompok intervensi dan kontrol .

tertimbang rata-rata perbedaan atau perbedaan rata-rata standar dan kepercayaan

95 % interval (CI). Perbedaan dibandingkan dengan kontrol sham dianggap

relevan. Varian dari perubahan itu disimpulkan menggunakan faktor korelasi

0.5.12 Q -test Cochrane dan I2 digunakan untuk menilai heterogenitas .

Heterogenitas diasumsikan jika p value kurang dari 0,10 dalam tes χ2 dan nilai I2

adalah di atas 75 % .

3. Hasil

Sepuluh dari 664 studi yang berpotensi relevan dari criteria inklusi yaitu

tahap akut dan subakut setelah stroke. Sebuah meta-analisis dari lima studi yang

dinilai tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam mendukung

akupunktur, dengan heterogenitas yang tinggi. Sebuah posting-hoc analisis

sensitivitas dari tiga percobaan dengan risiko rendah bias tidak menunjukkan efek

menguntungkan dari akupunktur pada kegiatan sehari-hari hidup pada akhir

periode intervensi (n = 244; standar perbedaan rata-rata 0,07, 95% confidence

interval [CI] -0.18 to 0,32; I2 = 0%) atau setelah tindak lanjut (n = 244; standar

perbedaan rata-rata 0,10, 95% CI -0,15 sampai 0,35, I2 = 0%). Untuk kronis

panggung setelah stroke, tiga percobaan diuji efek akupunktur pada fungsi

Page 31: makalah stroke

menurut Skala Ashworth Modified; semua gagal untuk menunjukkan efek yang

menguntungkan.

4. Kesimpulan

Dari penelitian meta-analisis data dari sham controlled trial tidak

menunjukkan efek positif dari akupunktur sebagai pengobatan untuk

pemulihan fungsional setelah stroke.

Page 32: makalah stroke

Post-stroke infection: A systematic review and meta-analysis

Willeke F Westendorp, Paul J Nederkoorn1, Jan-Dirk Vermeij, Marcel G Dijkgraaf and Diederik van de Beek

Department of Neurology, Academic Medical Center, Amsterdam, Netherlands

Published: 2011

1. Background

Stroke adalah penyebab utama kecacatan di negara-negara maju , dan

merupakan penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia. Pasien dengan stroke

akut beresiko terkena infeksi. Infeksi merupakan komplikasi yang sering terjadi

pada fase akut setelah stroke. Prevalensi infeksi setelah stroke 5-65%. Infeksi

yang paling banyak yaitu pneumonia. Pneumonia adalah infeksi pasca stroke yang

paling sering diderita dan merupakan risiko untuk mortalitas yang sudah

dibuktikan alam sebuah penelitian terhadap 14.293 pasien dengan stroke. Saat ini

ada strategi pengobatan baru, yaitu dengan menggunakan antibiotik, nsmun untuk

msnfsstnys belum dibuktikan secara ilmiah. Dalam hal ini review sistematis dan

meta-analisis, peneliti akan menghitung tingkat infeksi pasca-stroke, kemudian

dikumpulkan, diidentifikasi, menentukan karakteristik populasi yang terkait

dengan infeksi, dan memperkirakan dampak pneumonia pada hasil setelah stroke.

2. Metode

Penelitian ini menggunakan metode kohort dan dengan random sampling

sample terhadap pasien stroke iskemik atau hemoragik dengan tingkat infeksi fase

akut yang nantinya akan dimasukkan pada criteria inklusi dan kriteria eksklusinya

adalah pasien dengan disfagia untuk meminimalkan bias seleksi .

Untuk setiap penelitian, peneliti menghitung proporsi keseluruhan infeksi,

yaitu pneumonia dan infeksi saluran kemih. Kemudian hasilnya dikumpulkan

dengan menggunakan Review Manager untuk mendapatkan satu perkiraan untuk

setiap infeksi . Model random sampling dipilih setelah tes dilakukan heterogenitas

(heterogenitas didefinisikan dengan p-value<0,05). Untuk analis data dilakukan

Page 33: makalah stroke

pada Intensive Care Unit (ICU) vs non-ICU. Selanjutnya, kami dilakukan

univariate analisis guna menyelidiki hubungan antara populasi, karakteristik dan

proporsi.

Dikumpulkan dari studi infeksi , pneumonia dan infeksi saluran kemih.

Korelasi Spearman, T-Test, Mann-Whitney U Test atau 1-way ANOVA

digunakan dan nilainya p < 0,10 yang termasuk dalam analisis regresi multivariat.

Untuk mengubah proporsi pneumonia dan infeksi saluran kemih menggunakan

variabel yang disebar menggunakan arc sin-square root and square root

transformations, Review Manager 5 and SPSS (version 16.0) yang digunakan

untuk analisis statistik .

3. Hasil

Penelitian menggunakan sample sebanyak 137.817 pasien. 8 penelitian

dibatasi untuk pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Ada

heterogenitas yang signifikan antara studi (P <0,001, I2 = 97%). Keseluruhan

tingkat infeksi dikumpulkan adalah 30% (24-36%), tingkat pneumonia dan infeksi

saluran kemih adalah 10% (95% confidence interval [CI] 9-10%) dan 10% (95%

CI 9-12%). Untuk studi ICU, angka ini jauh lebih tinggi dengan 45% (95% CI

38-52%), 28% (95% CI 18-38%) dan 20% (95% CI 0-40%). Tingkat pneumonia

lebih tinggi dalam studi yang secara khusus infeksi dievaluasi dan dalam studi

berturut-turut. Studi termasuk pasien yang lebih tua atau lebih perempuan yang

dilaporkan lebih tinggi tingkat infeksi saluran kemih. Pneumonia secara

bermakna dikaitkan dengan kematian (rasio odds 3,62 (95% CI 2,80-4,68)

4. Kesimpulan

Dari hasil penelitian meta - analisis menunjukkan infeksi tingkat pada fase

akut stroke sebesar 30% . Tingkat pneumonia dan infeksi saluran kemih berdua 10

% .

Karakteristik penyebab infeksi post stroke studi adalah karena faktor usia, jenis

kelamin , tingkat keparahan stroke , tingkat kesadaran dan pasien yang ada di ICU

. Pneumonia merupakan faktor risiko terbesar dan kematian setelah stroke . Data

menekankan perlunya intervensi untuk mencegah infeksi pada pasien dengan

stroke.

Page 34: makalah stroke

BAB III

KESIMPULAN

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat

akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung

selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang

jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000). Hypertensi juga merupakan penyakit

keturunan yang bisa diturunkan kepada keluarganya, selain itu hyypertens juga dapat

disebabkan karena faktor internal seperti,keturunan dan,usia jenis kelamin dan ekternal

life style.

Hypertensi memeliki resiko menyebakan komplikasi pada penderitanya salah

satunya yaitu kelumpuhan, oleh sebab itu sebaiknya penderita hypertensi melakukan

tindakan pengobatan yang sesuai, tepat dan segera untuk menghindari komplikasi.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Page 35: makalah stroke

Arif muttaqin, 2008. Asuahan keperawatan klien dengan gangguan sistem persyarafan.

Jakarta:Salemba medika.

Jae cheol kong, 2010. Acupuncture for functional recovery after stroke: a systematic review of sham-controlled randomized clinical trials. Korea selatan.

Tallley, nicholas J.1994. pemeriksaan klinis: pedoman diagnosis fisik. Jakarta: binarupa

Aksara.

Wahit iqbal mubarak, 2012. Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi edisi 2.

Jakarta : Salemba medika.

Dokumentas

Page 36: makalah stroke

Dokumentasi