makalah heat stroke

33
TUGAS KELOMPOK PENCEMARAN FISIK DAN KESEHATAN Pengaruh Suhu Panas Terhadap Heat Stroke pada Jemaah Haji di Mekkah disusun Oleh: Anggita Sawitri 0706272521 Rina Nur Fitriany 0706273871 Rouli Sonika 0706273940 Ruth Luciana 0706273966 Sandra Yossi 0706273972

Upload: rina-nur-fitriany

Post on 19-Jun-2015

3.352 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Heat Stroke

TUGAS KELOMPOK

PENCEMARAN FISIK DAN KESEHATAN

Pengaruh Suhu Panas Terhadap Heat Stroke pada Jemaah

Haji di Mekkah

disusun Oleh:

Anggita Sawitri 0706272521

Rina Nur Fitriany 0706273871

Rouli Sonika 0706273940

Ruth Luciana 0706273966

Sandra Yossi 0706273972

Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Depok, 2009

Page 2: Makalah Heat Stroke

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga

makalah yang berjudul Pengaruh Suhu Panas Terhadap Heat Stroke pada Jemaah Haji

di Mekkah dapat penulis selesaikan.

Makalah ini dapat tersusun berkat kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis juga megucapkan terima kasih kepada drg. Ririn Arminsih, M. Kes selaku

dosen mata ajaran Pencemaran Fisik dan Kesehatan yang telah membimbing kami

dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga kami ucapkan kepada orang tua kami

yang selalu memberikan semangat dan doa kepada kami.

Ada pribahasa mengatakan ”Tak ada gading yang tak retak”. Penulis juga

menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan

jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kiranya makalah

ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Selamat membaca.

Depok, Mei 2009

Penulis

Page 3: Makalah Heat Stroke

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................

1.3 Perumusan Masalah ...........................................................................

1.4 Metode Penulisan ...............................................................................

1.5 Sistematika Penulisan .........................................................................

BAB II: LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Jenis Suhu .................................................................

2.2 Sumber-sumber Panas .......................................................................

2.3 Mekanisme Perpindahan Panas .........................................................

2.4 Indeks Pengukuran Panas di Lingkungan .........................................

2.5 NAB Panas ........................................................................................

2.6 Mekanisme Fisiologis Pengaturan Suhu ...........................................

2.7 Gangguan akibat Panas .....................................................................

BAB III: KASUS

3.1 Penggambaran Kasus ........................................................................

3.2 Kerangka Konsep ..............................................................................

3.3 Pencegahan ........................................................................................

BAB IV: PENUTUP

4.1 Kesimpulan .......................................................................................

4.2 Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Heat Stroke

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan pada manusia yang terjadi di lingkungan sekitar

sekitar adalah masalah panas. Panas adalah suatu keadaan di lingkungan dengan suhu

tinggi. Pada manusia, panas berkaitan dengan suhu tubuh. Suhu tubuh manusia yang

dapat dirasakan tidak hanya berasal dari metabolisme tetapi dipengaruhi oleh panas

lingkungan. Semakin tinggi panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya

terhadap suhu tubuh. Beban panas dari lingkungan tersebut dapat menyebabkan beban

fisiologis, misalnya meningkatnya kerja jantung. Jika peningkatan kerja jantung terjadi

secara terus-menerus dan tidak dilakukan penanganan lebih lanjut, maka kondisi

tersebut dapat menyebabkan kematian. Adanya hubungan antara respon tubuh terhadap

peningkatan suhu hingga dapat menimbulkan kematian merupakan alasan yang

melatarbelakangi penulis untuk membuat tulisan ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara mekansime respon tubuh terhadap peningkatan suhu lingkungan dan melakukan

pencegahan untuk mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan..

1.3 Perumusan Masalah

Apakah pengertian suhu?

Apakah jenis-jenis suhu dan cara pengukurannya?

Apa saja sumber-sumber panas?

Bagaimana proses perambatan panas dari lingkungan ke tubuh manusia?

Bagaimana indeks pengukuran panas di lingkungan?

Bagaimana mekanisme fisiologi pengaturan suhu?

Apa saja gangguan yang ditimbulkan akibat panas?

Bagaimana langkah pencegahan yang dapat dilakukan terhadap gangguan akibat

panas?

Page 5: Makalah Heat Stroke

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah dengan studi

pustaka dari buku-buku referensi yang berkaitan dan jurnal penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama terdiri dari latar

belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan maslah, metode penulisan, dan

sistematika penulisan. Bab ke dua terdiri dari pengertian suhu dan jenis-jenis suhu,

sumber-sumber panas, mekanisme perpindahan panas, indeks pengukuran panas

lingkungan, mekanisme fisiologi pengukuran suhu, dan gangguan atau kelainan akibat

panas. Bab ke tiga terdiri dari gambaran kasus, kerangka konsep, dan pencegahan. Bab

ke empat terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 6: Makalah Heat Stroke

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Jenis

Suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur (panas atau dingin) yang

diukur dengan termometer (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005).

Temperatur terbagi menjadi 2 (dua):

1. Panas

Terdapat 2 pengertian ‘panas’:

Panas sebagai bentuk energi, dalam bentuk aliran energi panas

Alat ukur: kalorimeter atau bomb calorimeter

Satuan: kalori

Panas sebagai derajat, yaitu temperatur/suhu suatu objek

Alat ukur: termometer

Satuan: derajat

2. Dingin

2.2 Sumber Panas

Sumber panas:

1. Lingkungan

• Matahari

Matahari merupakan sumber panas terbesar di lingkungan. Menurut perhitungan

para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat Celsius namun ada

juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau

logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur

tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta

derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius.

Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000°C.

Page 7: Makalah Heat Stroke

Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan

kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H

Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan

bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen

helium sintetis.

• Peralatan yang melepaskan panas

Banyak peralatan di sekitar kita yang mengeluarkan panas. Biasanya benda yang

bisa mengeluarkan panas adalah benda yang bergetar. Contoh dalam kehidupan sehari-

hari di antaranya televisi, kompor, setrika, dan lain-lain.

• Suhu udara

Udara adalah

3. Tubuh

• Proses metabolisme

Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat tepung dan energi. Energi

yang dilepas oleh tubuh berupa panas. Semakin banyak dan cepat metabolisme yang

dilakukan oleh tubuh, semakin banyak juga energi berupa panas yang dihasilkan.

2.3 Mekanisme Perpindahan Panas

Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus

menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh

yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Cara perpindahan panas terbagi menjadi 3

(tiga):

• Konduksi: perpindahan panas dengan media penghantar tanpa diikuti dengan

perpindahan media penghantar

• Konveksi: perpindahan panas dengan media penghantar diikuti dengan

perpindahan media penghantar

• Radiasi: perpindahan panas tanpa melalui media penghantar (melalui pancaran)

Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh

mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh kelingkungan sekitar melalui kulit

dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK, 1996: 82).

Page 8: Makalah Heat Stroke

(1) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda

sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas

dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah

panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia.

(2) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan

melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh

udara sekitar tubuh.

(3) Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari.

(4) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat

menguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi

pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya

suhu badan bisa menurun.

2.4 Indeks Pengukuran Panas Lingkungan

Seperti telah disebutkan bahwa suhu dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu

udara, kelembaban, gerakan/aliran udara dan radiasi. Efek keempat aktor tersebut pada

suhu tubuh merupakan hasil kompensasi dari faktor-faktor tadi. Dapat saja terjadi

variasi dari faktor-faktor tersebut, tetapi efe yang dihasilkan tetap sama.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh panas lingkungan pada tubuh, para ahli telah

berisaha untuk mencari metode pengukuran sesederhana mungkin yang mencakup

pengaruh keempat faktor di atas yang dinyatakan dalam bentuk skala atau indeks. Di

bawah ini disebutkan beberapa indeks saja, yaitu:

1. Predicted Four-Sweat Rate (P4SR)

Skala P4SR dirancang secara empiris berdasarkan pengamatan banyaknya

keringat pada seseorang yang berada di lingkungan panas selama 4 jam.

Pengamatan dilakukan dalam berbagai variasi lingkungan, pemakaian energi

(perbedaan aktivitas) dan perbedaan pakaian (memakai pakaian lengkap/tidak).

Sebagai objek pengamatan adalah orang muda, sehat, dan telah teraklimatisasi.

2. Heat Stress Index (HSI)

Indeks ini diperolah dari koefisien pertukaran panas lingkungan melalui radiasi

dan konveksi (R+C) dan produksi panas hasil metabolisme (M) yang bersama-

Page 9: Makalah Heat Stroke

sama menghasilkan sejumlah panas yang harus disalurkan melalui evaporasi (E)

untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh. Pengukuran menjadi kurang tepat

karena di sini perlu diperhitungkan bahwa rang yang diobservasi masih

memakai pakaian (walaupun minimal) dan ini mengurangi proses pertuaran

panas melalui R, C, dan E.

3. Wet Bulb Globe Temperature Index (Index WBGT)

Alat yang dipakai disebut WBGT-meter yang merupkan suatu alat yang kompak

yang secara sendiri-sendiri diukur “dry bulb, wet bulb, da globe temperature”,

juga kecepatan gerakan udara. Kemudin, variabel yang diperoleh menghasilkan

suatu nilai yang disebut indeks WBGT. Variabel yang dipakai, yaitu:

a. Dry bulb temperature (DB)

b. Wet bulb temperature (WB)

c. Globe bulb temperature (G)

Nilai dari pengukuran ketiga alat tersebut menghasilkan suatu nilai indeks yng

merupakan penjumlahan dari 70% WB, 20%

2.5 NAB Panas

Screening Criteria for Heat Stress exposure (WBGT values in 0C)

Acclimatized Unacclimatized

Work Demands

Light Moderate Heavy Very Heavy

Light Moderate Heavy Very Heavy

100% work 29,5 27,5 26 27,5 25 22,5

75% work; 25% rest

30,5 28,5 27,5 29 26,5 24,5

50% work; 50% work

31,5 29,5 28,5 27,5 30 28 26,5 25

25% work; 75% rest

32,5 31 30 29,5 31 29 28 26,5

Sumber: TLVs and BEIs 2004 ACGIH

Page 10: Makalah Heat Stroke

2.6 Mekanisme Fisiologi Pengukuran Suhu

Proses metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimiawai dan proses ini

berlangsung supaya kehidupan manusia dapat dipertahankan. Hasil dari prses

metabolisme ini antara lain adalah energi dan panas. Panas yang dihasilkan inilah yang

merupakan sumber utama panas tubuh manusia. Dengan demikian, panas tubuh akan

terus dibentuk walaupun dalam keadaan istirahat, selama proses metabolisme

berlangsung.

Bila suhu tubuh perlu diturunkan, terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit yang

menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh sehingga panas yang hilang melalui

radiasi dn konduksi juga lebih banyak. Sebaliknya, pada suhu dingin, reseptor dingin

pada kulit terangsang. Impuls diteruskan ke neuron peka dingin pada hipotalamus

posterior. Sebagai respon, hipotalamus meningkatkan impuls konstriksi ke pembuluh

darah perifer serta menghambat aktivitas kelenjar keringat. Tampak kulit pucat karena

penyempitan pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pelepasan panas tubuh melalui kulit

berkurang. Impuls ini juga dapat disalurkan melalui susunan saraf otonom. Proses

kehilangan panas tubuh ini tidak boleh terjadi secara berlebihan dan harus dicegah. Oleh

karena itu, hipotalmus mengatur agar pembentukan panas meningkat dengan

mengeluarkan hormon yang mempengaruhi metabolisme. Mula-mula hipotalamus akan

memproduksi zat yang merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) oleh

kelenjar pituitrin anterior. TSH merangsang kelenjar troid untuk memproduksi tiroksin

yang mempengaruhi proses metabolisme bertambah sehingga panas yang dihasilkannya

pun bertambah. Sebaliknya, kadar tiroksin yang meningkat, menghambat seksresi TSH

sehingga kelenjar tiroid dihambat untuk berekskresi.

Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan volume plasma.

Keadaan ini juga mempengaruhi “carsiac output”. Bila keadaan telah lanjut, cardiac

output yang menurun diikuti oleh penurunan sirkulasi ke kulit dan akibatnya proses

berkeringat juga menurun. Bila keadaan telah mencapai taraf ini, berarti proses

berkeringat juga menurun, atau berarti proses penurunan suhu tubuh yang paling

penting terhenti. Oleh karena panas teruss diproduksi dari proses metabolisme, suhu

tubuh juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun, sampai akhirnya seluruh sistem

kolaps.

Page 11: Makalah Heat Stroke

Kemampuan tubuh untuk mengatur panas terbatas. Bila panas yang berlebihan

ini tidak cepat dibuang, siklus berantai yang buruk akan timbul. Ini terjadi sebab proses

metabolisme pun akan dipacu sesuai dengan kenaikan suhu, sama seperti kebanyakan

reaksi kimia lainnya. Dengan meningkatnya metabolisme, panas yang dihasilkan juga

bertambah dan ini akan meningkatkan suhu tubuh lagi. Bila tidak segera di atasi, dapat

terjadi kegagalan sistem kardiovaskular, ginjal dan kerusakan ireversible dari sistem

saraf dan jaringan otot. Siklus ini hanya akan dapat dihentikan bila kebetulan waktunya

tepat dan dilakukan tindakan yang cermat.

2.7 Gangguan/kelainan akibat tekanan panas

Kelainan atau gangguan yag tampak secara klinis akibat gangguan mekanisme

pengatur suhu, dibagi atas 4 kategaori dasar:

1. Milliria Rubra (Heat Rash)

Sering dijumpai di kalangan militer atau pekerja fisik lainnya yang tinggal

didaerah beriklim panas. Tampak adanya bintik papulovesikal kemerahan pada kulit

yang terasa nyeri bila kepanasan. Hal ini terjadi sebagai akibat sumbatan kelenjar

keringat dan terjadi retensi keringat disertai reaksi peradangan.

Kelainan ini dapat mengganggu tidur sehingga efisiensi fisiologik menurun dan

meningkatkan kelelahan kumulatif. Keadaan ini merupakan faktor predisposisi untuk

terjadinya kelainan yang lebih serius. Adanya kelainan kulit mengakibatkan proses

berkeringat dan evaporasi terhambat, sehingga proses pendiginan tubuh terganggu.

Keadaan ini memudahkan sengatan panas.

Pengobatan:

a. Menjaga agar kulit tetap terlindung dan tetap kering

b. Istrirahat di lingkungan yang sejuk.

2. Kejang Panas (Heat Cramps)

Dapat terjadi sebagai kelainan tersendiri atau bersama dengan kelelahan panas.

Kejang otot timbul secara mendadak, terjai setempat atau menyeluruh, terutama pada

otot-otot extremitas dan abdomen. Kejang otot yang berat dalam udara panas,

menyebabkan keringat diproduksi banyak. Bersama dengan keluarnya keringat, hilang

sejumlah air dan garam.

Gejala:

Page 12: Makalah Heat Stroke

a. Gelisah, kadang-kadang berteriak kesakitan

b. Suhu tubuh normal atau sedikit tinggi

c. Suhu rektal 36,70—37,80 C

d. Denyut nadi cepat

e. Tekanan darah normal

f. Kejang otot perut dan ekstremitas kadang-kadang sangat hebat

Pemeriksaan laboratorium:

a. Darah lebih pekat

b. Kadar NaCl menurun

c. Kadar P, kalsium meningkat

d. Gula darah, K normal

Gejala dapat berlangsung terus sampai berjam-jam bila tidak segera diatasi.

3. Kelelahan Panas (Heat Exhausation)

Kelelahan panas timbul sebagai akibat kolaps sirkulasi darh perifer karena

dehidrasi dan defisiensi garam. Dalam usaha untuk menurunkan panas, aliran darah ke

perifer bertambah. Penimbunan darah oeirfer menyebabkan darah yang dipompa dari

jantung ke organ-organ lain tidak cukup sehingga timbul gangguan.

Kelelahan panas dapat terjadi pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garam-

garam. Kelainan ini dapat dipercepat pada ornag-orang yang kurang minum, berkeringat

banyak, muntah-mutntah, diare atau penyebab lain yang mengakibatkan pengeluaran air

berlebihan.

Gejala:

a. Kulit pucat, dingin, basah, dan berkeringat banyak

b. Merasa lemah

c. Sakit kepala, pusing, vertigo

d. Badan terasa panas

e. Sesak napas, kadang bernapas dengan kepala dan pundak diangkat (Orthopneu)

f. Palpitasi

g. Gejala gastrointestinal: anorexia, muntah, mual

h. Otot-otot terasa nyeri dan sedikit kejang

i. Gangguan kesadaran dari ringan hingga berat

Pada pemeriksaan didapati:

Page 13: Makalah Heat Stroke

a. denyut nadi cepat 120—200/ menit

b. Tekanan darah sistolik mula-mula naik (180mmHg) kemudian menurun

c. Suhu oral sub normal atau sedikit tinggi

d. Suhu rektal 30—400 C tergantung pada macam dan lamanya aktivitas yang

dilakukan

Laboratorium:

a. Hematokrit meninggi

b. Volume plasma menurun

c. Uremis

d. Hiperkalsemia

e. NaCl urin dan keringat menurun

4. Sengatan panas (Heat Stroke, heat Pyrexia, Sun Stroke)

Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka kematian

yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu bekerja berlebihan tetapi

masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur suhu sudah tidak

berfungsi lagi disertai pula dengan terhambatnya proses evaporasi secara total.

Gejala prodormal seperti pada kelelahan panas (sakit kepala, malaise, badan

terasa panas), setelah itu secara tiba-tiba terjadi:

a. Penurunan kesadaran atau delirium

b. Kejang-kejang

c. Kulit panas, kemerahan, kering

d. Tidak ada keringat

e. Pernapasan lebih cepat dan dalam

f. Suhu rektal tinggi (>410C)

g. Nadai cepat dan penuh

h. Tekanan sistolik normal atau meninggi, tekanan diastolik menurun (60mmHg

atau kurang)

Pada keadaan lanjut:

a. Sianosis disertai dengan kegagalan sirkulasi perifer (nadi cepat, hipotensi)

b. Pernapasan dangkal, tak teratur

c. Udem paru

d. Petechiae

Page 14: Makalah Heat Stroke

e. Muntah dab diare, sering disertai adanya darah

f. Gaangguan tonus otot

g. Nekrosis miokardia

h. Opisthotonus

i. Meningismus

j. Ikterus

k. Albuminuria

l. Kegagalan ginjal diikuti hiperkalemia

Suhu lebih dari 42,20C menyebabkan kerusakan otak yang irreversible.

Penyembuhan dipersulit pada penderita penyaki jantung, ginjal, dan usia tua.

Page 15: Makalah Heat Stroke

BAB III

KASUS

3.1 Kasus

Heat stroke secara klasik digambarkan sebagai peningkatan ekstrim suhu,

gangguan system syaraf pusat, panas, dan kulit kering tanpa keringat. Pasien penderita

heat stroke biasanya memiliki suhu tubuh sebesar 38—43oC bergantung onset dari

gejala. Heat stroke berlanjut menjadi masalah kesehatan yang serius yang banyak terjadi

pada jemaah haji. Heat stroke terjadi pada jumlah orang tertentu selama masa naik haji

di puncak musim panas dengan suhu ambient mencapai 48oC. Jemaah haji memiliki

mobilitas yang tinggi dengan berpindah-pindah tempat untuk melakukan ritual

keagamaan sepanjang hari. Hal tersebut membuat para jemaah haji kelelahan dan

terpapar dengan panas matahari secara langsung. Electrocardiographic (ECG) non-

spesifik tertentu mengalami perubahan dan dihubungkan pada keabnormalan elektrolit.

Riwayat klinis penderita heat stroke berdasarkan hubungannya dengan nyeri dada,

tekanan darah tinggi (hipertensi), Diabetes Mellitus, kebiasaan merokok, gangguan

ischemic hati, dan infarksi myocardium. Jemaah haji yang mengalami heat stroke

biasanya dikembalikan ke tempat tinggalnya setelah pemulihan.

3.2 Kerangka Konsep

VARIABEL INDEPENDEN

Karakteristik Individu

Umur

Berat badan

Aktivitas Fisik

Aklimatisasi

Pekerjaan

Jenis Pekerjaan

Lama Bekerja

Lingkungan

Suhu

Kecepatan Angin

Kelembaban Udara

VARIABEL DEPENDEN

Page 16: Makalah Heat Stroke

Aritmia atau gangguan irama jantung terjadi karena adanya gangguan suplai darah dan

oksigen pada otot jantung akibat penyempitan arteri koroner, maka pacemaker dan

jaringan konduksi jantung yang terganggu. Aritmia dipengaruhi oleh karakteristik

individu, pekerjaan, dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi:

1. Umur

Semakin tua usia seseorang, maka kemampuan pembuluh darah untuk

melakukan vasodilatasi semakin berkurang. Hal ini menyebabkan golongan ini

berkurang kemampuannya untuk mengeluarkan keringat.

2. Berat badan

Semakin besar berat badan seseorang, semakin tinggi metabolisme yang terjadi

di dalam tubuh orang tersebut untuk menghasilkan tenaga. Jika panas di dalam

tubuhnya tinggi dan ia juga terpajan oleh suhu lingkungan yang panas, maka

berisiko untuk terkena heat stroke.

3. Aktivitas fisik

Semakin banyak aktivitas seseorang, semakin tinggi metabolisme yang terjadi di

dalam tubuh orang tersebut. Jika panas di dalam tubuhnya tinggi, ia juga

terpajan oleh suhu lingkungan yang panas, maka ia akan terus-menerus

mengeluarkan keringat dalam jumlah besar. Kondisi ini menyebabkan orang

tersebut mengalami kekurangan cairan elektrolit sehingga tubuh tidak sanggup

menegeluarkan keringat lagi.

4. Aklimatisasi

Jika seseorang belum menyesuaikan diri sebelum melakukan pekerjaan di

lingkungan panas, maka terjadi perubahan mendadak dalam tubuhnya sehingga

sistem yang terjadi di dalam tubuhnya pun terganggu tak terkecuali denyut

jantungnya.

Karakteristik pekerjaan meliputi:

1. Jenis pekerjaan

Seseorang yang bekerja di luar ruangan lebih berisiko terserang heat stroke

daripada orang-orang yangbekerja di dalam ruangan karena orang-orang tersebut

lebih banyak terpajan sinar matahari langsung

Page 17: Makalah Heat Stroke

2. Lama pekerjaan

Semakin lama seseorang kontak baik langsung maupun tidak langsung terhadap

suhu panas, maka ia semakin berisiko terserang heat stroke. Oleh sebab itu, TLV

telah mengeluarkan pajanan maksimim yang diterima oleh seorang pekerja saat

bekerja di lingkungan panas.

Lingkungan meliputi:

1. Suhu

Peningkatan suhu dilingkungan akan berpengaruh terhadap peningkatan suhu

tubuh. Suhu tubuh yang meningkat kemudian akan berpengaruh terhadap

peningkatan pengeluaran keringat.

2. Kecepatan Angin

Angin dapat membawa suhu udara panas bergerak dari satu tempat ke tempat

lain. Jika kecepatan angin di suatu tempat meningkat, maka volum suhu udara

panas yang dibawanya pun juga akan meningkat.

3. Kelembaban udara

Keringat yang keluar akan cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Jika

panas yang diterima oleh tubuh lebih besar dibandingkan penguapan keringat

yang terjadi maka lambat laun tubuh tidak akan mampu lagi untuk

mengeluarkan panas.

3.3 Pencegahan

Untuk menghindari terjadinya gangguan/ kelainan yang tidak diinginkan, perlu

diperhatikan beberapa hal:

Air minum

Air merupakan unsur pendingin tubuh yang penting dalam lingkungan panas.

Air diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat berkeringat dan pengeluaran

urin. Pendapat bahwa seseorang dapat dilatih untuk mengurangi kebutuhan air adalah

tidak benar. Pada keadaan banyak keringat, tiap orang memerlukan 0,5L air atau lebih

tiap jam. Air tersebut sebaiknya diberikan dala jumlah kecil tapi frekuensinya lebih

sering, dengan interval 20—30 menit. Suhu optimum air minum 10—210 C.

Garam NaCl

Page 18: Makalah Heat Stroke

Kebutuhan rata-rata tiap orang adalah 15—20 gr/hari dan biasanya sudah cukup

dipenuhi dari makanan sehari-hari. Pada pengeluaran keringat yang banyak, perlu

menambah pemberian garam, akan tetapi tidak boleh berlebihan, karena dapat

menimbulkan haus dan mual. Penambahan dapat diberikan melalui makanan atau lebih

mudah melalui air minum dengan konsentrasi 0.1%.

Makanan

Sesudah makan, sebagian besar darah mengalir ke daerah usus untuk menyerap

hasil pencernaan. Bila latihan fisik dilakukan segera sesudah makan, darah yang

mengalir diperlukan juga untuk otot-otot. Akibatnya aliran darah menjadi tidak efisien

karena kebutuhan ganda dan ini dapat mengganggu fungsi normal. Karena itu

sebaiknya, latihan dilakukan setelah cukup istirahat.

Istrirahat

Aktivitas yang berat dilakukan pada lingkungan panas, terutama pada orang

yang belum terlatih, memerlukan istirahat yang diberikan singkat setiap sesudah latihan

(juga singkat). Cara ini sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya efek kelelahan

kumulatif.

Tidur

Untuk menghindari efek kelelahan kumulatif diperlukan istirahat tidur sekitar 7

jam sehari. Selama tidur, tubuh diberi kesempatan untuk membersihkan pengaruh-

pengaruh atau zat-zat yang kurang baik bagi tubuh yang terdapat otot-otot dan organ-

organ lain. Jaringan saraf juga mendapat kesempatan istirahat. Sebaiknya, suhu ruang

tidur diusahakan sejuk.

Pakaian

Pakaian melindungi permukaan tubuh terhadap radiasi sinar matahari tetapi juga

merupakan penghambat terjadinya konveksi antara kulit dengan aliran udara. Untuk

mendapatkan efek yang menguntungkan, beju yang dipakai harus cukup longgar

terutama dibagian leher, ujung lengan, ujung celana, dan sebagainya. Selain itu jenis

bahan juga harus yang tidak menghambat evaporasi (jangan jenis permeable).

Page 19: Makalah Heat Stroke

Aklimatisasi

Aklimatisasi panas adalah istilah yang diberikan pada suatu keadaan

penyesuaian fisiologik yang terjadi pada seseorang yang biasanya hidup di iklim

dingin, kemudian berada di iklim panas (WHO 1969).

Penyesuaian yang serupa ini terjadi pada seseorang yang biasa bekerja dalam

sikap duduk (aktivitas fisik ringan) ke pekerjaan dengan aktivitas fisik yang lebih berat.

Tubuh yang telah mengalami aklimatisasi dapat melakukan kegiatan fisik dalam

lingkungan panas tanpa menimbulkan gejala yang merugikan. Perubahan karakteristik

yang nyata dan menguntungkan adalah bertambahnya produksi keringat, disertai dengan

denyut jantung dan suhu rektal yang tetap rendah. Bertambahnya produksi keringat

dapat menimbulkan dehidrasi. Keadaan ini harus dihindarkan dengan minum lebih

sering dalam jumlah sedikit (100—200ml) tiap 15—20 menit.

Dalam proses terbentuknya aklimatisasi terdapat perubahan 2 faktor penting,

yaitu:

a. Pembentukan keringat terjadi lebih dini dan dalam jumlah yang lebih besar

b. Kemampuan dalam vasodilatasi pembuluh darah kulit bertambah

Pencegahan lain untuk megurangi panyakit yang berkaitan dengan panas:

1. Banyak minum air (non-alkohol), jangan tunggu hingga haus dan

kurangi tingkat aktivitasmu. Peringatan: jika biasanya doktemu

membatasi jumlah cairan yang kamu minum, tanyakan kepadanya berapa

banyak air yang harus kamu minum saat cuaca panas.

2. Jangan minum cairan yang mengandung alkohol atau gula dalam jumlah

yang besar. Hal tersebut dapt membuat kamu lebih banyak kehilangan

cairan tubuh. Juga hindari minum minuman dingin, karena dapat

membuat kejang perut

3. Tinggallah di ruangan tertutup, dan jika memungkinkan tinggallah di

ruangan yang memiliki air conditioner (AC). Jika tempat tinggalmu tidak

memiliki AC, datanglah ke pusat perbelanjaan seperti mal-mal,

perpustakaan umum yang memiliki AC selama beberapa jam. Hal

tersebut dapat membantu tubuhmu menjadi lebih sejuk saat kamu

kembali ke kondisi panas.

Page 20: Makalah Heat Stroke

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menolong korban heat stroke:

1. Angkat korban ke tempat yang teduh

2. Sejukkan korban secepatnya menggunakan metode apapun yang kamu bisa.

Contohnya; Celupkan korban ke dalam bak yang berisi air yang sejuk,

tempatkan korban di shower dengan air yang sejuk, semprot korban dengan air

sejuk yang berasal dari taman, apabila kelembaban rendah, selimuti korban

dengan kain yang sejuk atau basah.

3. Amati temperatur tubuh, lanjutkan untuk membuat tubuh sejuk hingga

temperatur tubuh menurun sebesar 101—1020 F.

4. Jika tindakan medis terlambat dilakukan, hubungi rumah sakit bagian emergency

untuk langkah selanjutnya

5. Jangan berikan korban cairan untuk diminum

6. Dapatkan penanganan secara medis secepat mungkin

Page 21: Makalah Heat Stroke

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Selain menguntungkan, panas juga memiliki kerugian apabila tidak dikelola

dengan baik. Salah satu kerugian yang ditimbukan akibat panas adalah menimbulkan

dampak buruk terhadap kesehatan manusia. Heat stress merupakan gangguan kesehatan

akibat berada pada lingkungan panas. Gejala heat stress meliputi, heat rash, heat

cramps, heat exhausation, dan heat stroke. Heat stroke merupakan gejala terparah dari

gejala-gejala heat stress yang ada. Salah satu gejala yang ditimbulkan dari heat stroke

adalah arithmia. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya arhitmia, adalah

karakteristik individu, lingkungan, dan pekerjaan. Sebenarnya heat stroke dapat dicegah

melalui beberapa cara, seperti memperbanyak konsumsi air minum, istirahat yang

cukup, memakai pakaian yang berwarna cerah dan menyerap keringat, serta

aklimatisasi individu.

4.2 Saran

Melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi heat stroke pada saat

melakukan ibadah haji dengan cara:

Memperbanyak konsumsi air mineral,

Mengurangi aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat,

Menggunakan waktu istirahat sebaik mungkin,

Menggunakan alat pelindung tubuh saat berada di luar area ibadah.

Apabila telah timbul gejala-gejala yang mengarah kepada heat stroke, segera

laporkan kepada tenaga medis terdekat.

Page 22: Makalah Heat Stroke

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Umar Fahmi, dkk. 1990. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di

Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

http://www.bt.cdc.gov/disasters/extremeheat/heat_guide.asp#emerg. “Extreme Heat: A

Prevention Guide to Promote Your Personal Health and Safety “

Kabo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

P.K., Suma’mur. 1976. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung

Agung

TLVs and BEIs 2004 ACGIH