makalah resensi buku kapita selekta hubungan internasional

8/16/2019 Makalah Resensi Buku Kapita Selekta Hubungan Internasional

1/29

Makalah Resensi Buku

KAPITA SELEKTA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Penulis: Dr. Syarifudin Tippe, S.IP., M.Si. dan Dr. Agus Subagyo, S.IP.,M.Si.

diajukan unuk !e!enuhi salah sau ugas Penganar Il!u "ubungan

Inernasional

Dosen: Dr. Agus Subagyo,S.IP.,M.Si

#leh

$a!a : Dian #ka%ia &usu!a De'i

$IM : ()***+**(

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2016

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : &apia Seleka: "ubungan Inernasional


2/29

P!ul"# : - Dr. Syarifudin Tippe, S.IP., M.Si.

$ Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.

T%&l Buku : )) hala!an

P!'%"( : Alfabea, /%

T'%"( : 0uli )*+

Uku'&! %uku : *1,+ 2 ),+ /!

C(&k&! : 3eakan I, ahun )*+

ISBN : 45-()-)4-*((-(

Ju)l&* H&l&)&! : 6%i 7 )1 hala!an

Ju)l&* B&% : *) Bab

T+( B&*& : Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN

2


3/29

Dala! &a!us Besar Bahasa Indonesia, resensi iu sendiri diarikan

sebagai peri!bangan aau pe!bi/araan enang buku dan sebagainya. Se/ara

garis besar resensi diarikan sebagai kegiaan unuk !engulas aau !enilai sebuah

hasil karya baik iu berupa buku, no%el, !aupun fil! dengan /ara !e!aparkan

daa-daa, sinopsis, dan kriikan erhadap karya ersebu. Resensi ber!anfaa agar

kia !engeahui enang banyak hal, selain iu juga ber!anfaa agar dapa !elaih

kia unuk !e!ba/a dan !enilai suau karya dari orang lain. Selain !anfaa

!e!ba/a yang !ena!bah 'a'asan, !e!ba/a juga dapa !e!buka pe!ikiran

kia erhadap per!asalahan agar per!asalahan yang kia hadapi dapa dipe/ahkan

dengan pe!ikiran yang luas dan idak erbaas.

Peningkaan !ina sudi hubungan inernasional di era refor!asi saa ini di

dorong pula oleh adanya arus globalisasi, pasar bebas, perdagangan bebas,

perke!bangan eknologi infor!asi, dan se!akin !eningkanya !obilias

!anusia, barang, dan jasa anar negara sehingga banyak !asyaraka yang

erdorong unuk !e!aha!i koneks global dan regional dari seiap per!asalahan

nasional dan okal.

Buku ini berisi enang berbagai perke!bangan hubungan inernasional

yang !enjadi isyu do!inan pada !asa seelah berakhirnya Perang Dingin dan

a'al abad )*. Pengga!baran isyu-isyu yang berke!bang dala! hubungan

inernasional ini hanya bersifa deskripif dan hanya a'al dari sebuah perkenalan

dan penganar.

Se/ara sise!aika, buku ini erdiri dari dua belas bab. Bab pera!a berisi

pendahuluan. Bab kedua !enguraikan enang pengerian dan eorisasi de!okrasi.

Bab keiga !e!aparkan enang "ak Asasi Manusia 8"AM9. Dala! perspekif

"ubungan Inernasional, dikenal dua Perspective.Bab kee!pa !enjelaskan enang good governance, baik dari

pengeriannya, unsur-unsurnya, sa!pai dengan karakerisik dan perbedaan anara

governance dan goverment . Sedangkan bab keli!a berupaya !e!bedah hakika

eroris!e, pengerian eroris!e, ipologi eroris!e sa!pai dengan upaya

pen/egahannya.

Bab keena! berusaha !ena!pilkan sebuah ga!baran enang feno!ena

globalisasi. Definisi globalisasi, kerangka state centris; dan transnsional ;

3


4/29

dala! sudi hubungan inernasional unuk !e!aha!i globalisasi, da!pak negaif

dan posiif globalisasi, sa!pai dengan gerakan ani globalisasi sebagai efek dai

!e'abahnya %irus; globalisasi.

Bab keujuh !e!perkenalkan perspekif gender dala! kajian hubungan

inernasional. Di!ulai dari pengerian gender, perbedaan dengan se6;, perhaian

dunia erhadap !asalah gender, fakor yang !elaarbelakangi !un/ulnya gender,

sa!pai dengan penelusuran berbagai aliran dala! gender dan for!ulasi

pe!bangunan yang ber'a'asan gender.

Bab kedelapan !ena!pilkan risalah enang lingkungan hidup dala!

koneks kajian hubungan inernasional. Bab ini !enunjukan per!asalahan

lingkungan hidup sanga era kaiannya dengan sudi hubungan inernasional. Bab

kese!bilan !engusung e!a pari'isaa dala! injauan sudi hubungan

inernasional. Bab ini !enunjukan kegiaan dibalik pari'isaa, ersi!pan sebuah

pola dan inerksi berbagai akor dala! hubungan inernasional.

Bab kesepuluh !enge!ukakan enang $


5/29

1- B&% II D).k'" D&l&) Hu%u!/&! I!('!".!&l

M!/k'&!/k&" D).k'"

Se/ara ei!ologis, isilah de!okrasi berasal dari bahasa

=unani, yakni “demos”yang berari rakya, dan “kratos” yang

berari kekuasaan aau berkuasa, sehingga dapa disi!pulkan adlah

rakya berkuasa; aau “government of rule by the people”.

Menuru Abraha! >in/oln, de!okrasi adalah “government of the

people, by the people, for the people” 8pe!erinah dari rakya,

oleh rakya, dan unuk rakya9. Se/ara er!inologi, de!okrasi

adalah !ekanis!e hubungan anara penguasa dengan rakyanya.

Sie! poliik yang de!okrais didasarkan pada kedaulaan rakya.

Rakya diasu!sikan sediki aau lebih kua dari pada pe!erinah.

Bila pe!erinah lebih kua dari rakya akan erjadi sise! oorier.

Dala! de!okrasi !odern, 'ajah dan !enifesasi

de!okrasi berubah !enjadi bersifa idak langsung (indirect

democracy), aau orang banyak !enyebu sebagai de!okrasi berdasarkan per'akilan (representative democracy). "al ini erjadi

karena kondisi yang ko!pleks dan !ulidi!ensional, 'ilayah

luas, dan ju!lah penduduk yang !en/apai juaan orang. $a!un

hal yang !enarik dari de!okrasi !odern adalah budak, 'ania

dan penduduk asing diberi hak pilih sesuai auran yang berlaku.

Sebelu!nya hanya laki-laki sajalah yang !e!iliki hak pilih dan

akif di kegiaan poliik dan pe!erinahan.

Ti!bulnya ke!bali gagasan de!okrasi !odern diandai

dengan berakhirnya abad perengahan yang ke!udian didorong

oleh seju!lah renean perisi'a besar yang berlangsung hingga

akhir abad ke-). Pertama, !un/ulnya enaissance 8*?-*(

M9. !edua, Re%olusi Indusri 8*((59 di Inggris dan Re%olusi

Peran/is 8*549. !etiga, Perang Dunia I dan II.

5


6/29

&alangan eoriisi !odernisasi !engasu!sikan adanya

suau !odel de!okrasi yang didasarkan pada pengala!an @ropa

Bara dan A!erika ara. Model ersebu !e!iliki iga /iri ua!a,

yaiu: 8*9 @kono!i yang !ak!ur dan !eraa 8)9 srukur sosial

yang !odern, !egenal di%esifikasi dan dido!inasi kelas

!enengah yang independen 8?9 budaya poliik nasional yang

se/ara i!plisi sudah de!okrais, yaiu oleran erhadap perbedaan

dan /enderung ako!odaif.

"ipoesis eoriisi !odernisasi yang !engaikan

!odernisasi sosial ekono!i dan poliik sering dianggap gagal

!enghadapi uji %erifikasi. &arena oerieris!e !un/ul di beberapa

negara, eoriisasi !odern sanga !e!perhiungkan fakor !ilier

di kehidupan poliik, erua!a di $egara-negara Dunia &eiga.

Hu%u!/&! A!(&'& D).k'" d&! P)"lu

Terdapa beberapa argu!enasi unuk !enjelaskan

hubungan anara De!okrasi dan Pe!ilu. Pertama, Pe!ilu adalah/iri pening bagi suau sise! poliik yang !e!enuhi sandar aau

krieria unuk disebu de!okrais. !edua, Pe!ilu sendiri

!erupakan produk dari proses de!okraisasi, di!ana Pe!ilu

!erupakan konsekuensi logis dari diperluasnya ha-hak poliik

rakya unuk berperan sera dala! !enenukan proses-proses

penga!bilan kepuusan. !etiga, Pe!ilu !erupakan ala unuk

!engukurdan !eneukan kualias dan kuanias de!okrasi.

!eempat, De!okrasi sendiri !erupakan produk dari kekuasaan

poliik. Suau negara idak bisa dikaakan de!okrais kalau idak

!elaksanakan pe!ilu. Sebaliknya, suau negara idak akan

!elaksanakan Pe!ilu yang De!okrais jika negara ersebu idak

!e!iliki sise! poliik yang de!okrais.

P!dk&(&!$!dk&(&! d&l&) D).k'"

6


7/29

Cernon Can Dyke !engakan bah'a suau pendekaan;

(approach) adalah krieria unuk !enyeleksi !asalah dan daa

yang rele%an. Dla! sejrah perke!bangannya, de!okrasi elah

!engenal dua pendekaan : Pendekaan Prosedural dan

Pendekaan Subsansial. Pendekaan subsansial adalah de!okrasi

idak akan efekif dan lesari anpa subsansi yang ber'ujud ju'a ,

kulur dan ideologide!okrais yang !e'arnai pengorganisasian

inernal Parai Poliik, le!baga-le!baga pe!erinahan !upun

perku!pulan !asyaraka dan keaga!aan. De!okrasi subsansial

lebih /enderung rasional, uopian, dan ideal. Arinya, ia lebih

!enekankan pada %ariabel ideologis, kulur sera inernalisasi

nilai-nilai dala! !asyaraka. Sikap-sikap seperi /enderung

ako!odaif, oleran erhadap perbedaan, konsensual dan

ko!pro!isis !erupakan prasyaraua!a jika ingin

!enge!bangkan de!okrasi. Pendekaan de!okrasi se/ara

prosedural /enderung !eliha de!okrasi sebagai sebuah prosedur

pen/ipaan prosedur dan aa /ara pe!erinahan sera proses

pele!bagaannya.

S%&%$#%&% )u!ul!& D).k'"

Berdasarkan injauan konsepual eoriik, ada beberapa eori

enang de!okrasi yang di/euskan oleh para il!u'an bara,

anara lain:

13 S('uk(u' S.#"&l d&! D).k'"

Menuru Barringon Moore, de!okrasi !un/ul dala! kondisi

di!ana segolongan borjuasi yang kua dan independen !un/ul

dengan kepeningan yang berenangan dengan rei! !asa lalu

dan !a!pu !enerapkan konrol aas kebijakan nasional.

Srukur dan pola sosial dala! !asyaraka sanga !enenukan

lahir idaknya de!okrasi. Pola dan srukur yang di!aksud

adalah:

7


8/29

$ MC 4 LC 5 UC 7 S"#() P.l"("k D).k'"

$ UP 4 MC 5 LC 7 S"#() P.l"("k F"#)

$ UP 4 LC 5 MC 7 S"#() P.l"("k K.)u!"#)

&eerangan:

P E "pper #lass

M3 E $iddle #lass

>3 E %o&er #lass

23 K&"(&l d&! D).k'"

Menuru Therborn, !un/ulnya de!okrasi sanga dienukan

oleh srukur kapial aau !odal yang di!iliki oleh sebuah

negara. Ri/hard Robinson !engaakan bah'a fakor kapial

sanga !enenukan u!buh ke!banya de!okrasi dala!

sebuah negara.

83 El"( P.l"("k d&! D).k'"

Menuru #FDonnell dan S/h!ier, de!okrasi akan lahir

karena disebabkan oleh sikap para eli, perhiungan-

perhiungan dan kesepakaan yang dibuanya. Dia!ond >i

dan >ipse !enyaakan bah'a di seluruh dunia sedang

berke!bang, yang paling banyak !enyu!bang perke!bangan

de!okrasi adalah gaya kepe!i!pinan yang fleksibel,

ako!odaif, dan konsensual.

93 Bud&& P.l"("k d&! D).k'"

Menuru Al!ond dan Cerba, budaya poliik dala! sebuah

negara sanga !enenukan sebuah negara akan !enjadi

de!okrais aau idak.

8


9/29

:3 T'&!#"#" d&! D).k'"

Menuru "uningon, !un/ulnya de!okrasi dari sebuah negara

yang oorier akan !elahirkan suau !asa ransisi. Menrunyaada e!pa pola ransisi yaiu:

a. Pola Transfor!asi, eli pengusaha !enga!bil prakarsa

!e!i!pin upaya de!okraisasi

b. Pola Repla/e!en;, kelo!pok oposisi !e!i!pin

perjuangan de!okrasi

/. Pola Transpla/e!en;, de!okraisasi berlangsung

sebagai akiba negosiasi, dan bargaining; anaara

pe!erinah dengan kelo!pok oposisi

d. Pola Iner%ensi, le!baga-le!baga de!okrais dibenuk

dan dipaksakan berlakunya oleh aor dari luar.

D).k'" d&! P.l"("k Lu&' N/'"

Dala! sudi hubungan inernasional, de!okrasi

!erupakansebuah konsep yang sanga pening, karena dala!

perke!bangannya, de!okrasi sering kali dijadikan ala bagi

sebuah negara unuk !enyerang aau !enjauhkan negara lain.

De!okrasi sendiri bersifa uni%ersal, na!un i!ple!enasi

de!okrasi sanga berbeda oleh !asing-!asing negara. Dapa

dise!pulkan bah'a de!okrasi adalah sebuah konsep yang

sebenarnya bebas nilai dan bersifa uni%ersal, na!un de!okrasi

!enjadi sara nilai dan ber!uka ja!ak, karena adanya penafsiran

yang berbeda dan ber!a/a!-!a/a! dari negara-negara di dunia.

9


10/29

2- B&% III H&k A#" M&!u#"& D&l&) Hu%u!/&! I!('!".!&l

P!/'("&! HAM

*9 Menuru 0an Marenson 8saf ahli &o!isi "AM PBB9,

“Human rights could be generally defined as those right

&hich are inherent in our nature &ithout &hich & cannot live

as human being” 8hak asasi !anusia iu !erupakan hak yang

!eleka pada sifa !anusia yang anpa hak ersebu, !anusia

!usahil dapa hidup sebagai !anusia9.

)9 Menuru Mirria! Budiardjo, hak asasi !anusia adalah hak

yang di!iliki !anusia yang elah diperoleh dan diba'anya

bersa!aan dengan kelahiran aau kehadirannya di dala!

kehidupan !asyaraka.

?9 Menuru Roali Abdullah, hak asai !anusia !erupakan hak-

hak dasar yang diba'a !anusi se!enjak lahir sebagai

anugrah Tuhan =ang Maha @sa.

19 Menuru &risna "arahap, pengerian hak asasi !anusia

sanga luas, na!un lahirnya hak asasi !anusia dapa

digolongkan dala! iga konsep, yaiu:

a. Bersu!ber dari huku! kodra (natural la&)'

b. Merupakan karunia Tuhan =ang Maha @sa.

/. Merupakan hak yang diaur dala! perauran (legal

rights). "ak asasi !anusia dibagi !enuru hak-hak dasar

yaiu hak yang bersifa klasik (de klassieke gronrechten)

dan hak yang bersifa sosial (de sociable gronrechten)

S;&'&* P'k)%&!/&! HAM

10


11/29

Se/ara hisoris-e!piris, onggak-onggak pening pe!ikiran

dan gerakan hak asasi !anusia dapa dila/ak ke!bali pada

lahirnya beberapa piaga! aau perjanjian beriku ini:

*9 $agna #harta 8Piaga! Agung, *)*+9

)9 Petition of ights 8ahun *()9

?9 Habeas #orpus ct 8ahun *(549

19 he *lorious evolustion 8ndang-undang hak, *(49

+9 +eclaration of ndependence 8Deklarasi &e!erdekaan

A!erika, *55(9

(9 +eclaration des droits de l-homme et du citoyen

8Pernyaaan hak-hak asasi !anusia dan 'arga negara,

*549

59 .ill of ights 8ndang-undang "ak, *549

9 Pe!ikiran Trias Poliika dan &onrak Sosial

49 he /our /reedoms 8@!pa &ebebasan, *41* aau a'al

Perang Dunia II9

*9 "niversal +eclaration of Human ights 8Pernyaaan

Sedunia enang "ak Asasi Manusia, *419

**9 nternational #ovenant on #ivil Political ights 8&on%ensi

Inernasional enang "ak-hak Sipil dan Poliik9 dan

nternational #ovenant on Social, 0conomic, and #ultural

ights 8&on%ensi Inernasional enang "ak-hak sosial,

@kono!i, dan Budaya

*)9 /inal ct of Helsinki 8Perjanjian "elsinki, *45+9

11


12/29

*?9 frican #harter on Human and Peoples ights 8Piaga!

Afrika !engenai hak asasi !anusia dan bangsa-bangsa,

*4*9

*19 #airo +eclaration on Human ights in slam 8Deklarasi

3airo !engenai "ak Asasi dala! Isla!, *449

*+9 Singapore 1hite Paper on Shared 2alues 8Buku Puih

!engenai $ilai Bersa!a, ** 0anuari *44*9

*(9 .angkok +eclaration 8Deklarasi Bangkok, april *44?9

T"/& K.!##" T!(&!/ HAM

*9 &onsep "AM Paha! >iberal

"ak asasi !anusia !enuru paha! liberalis, lebih !enekankan

kepada indi%idualis!e bara. "ak hakiki dan idak dapa

dia'ar lagi adalah hak sipil dan hak poliik.

)9 &onsep "AM Paha! Sosialis

"ak asasi !anusia !enuru paha! sosialis, idak !enekankan

pada hak erhadap !asyaraka , api lebih !enekankan pada

ke'ajiban erhadap !asyaraka, aau lebih !endahulukan

kesejaheraan daripada kebebasan.

?9 &onsep "AM Paha! Dunia &eiga

Di dala! dunia keiga, ada iga kelo!pok pandanga, yaiu:

kelo!pok pera!a yang dipengaruhi konsep sosialis, Mar6is,

kelo!pok kedua yang dipengaruhi konsep bara, dan kelo!pok

keiga, negara-negara yang karena filsafa hidupnya, ideologi

dan laar belakang sejarahnya, !erupakan suau konsep

ersendiri enang hak asasi !anusia.

E)&( Sudu( P&!d&!/ HAM

12


13/29

*9 $egara aau kelo!pok yang berpandangan "niversal3absolut ,

"AM diliha sebagai nilai-nilai uni%ersal dan idak !enghargai

profil sosial budaya yang !eleka pada !asing-!asing bangsa.

)9 $egara aau kelo!pok yang berpandangan "niversal3relatif ,

"AM dipandang sebagai !asalh uni%ersal eapi asas-asas

huku! inernasional eap diakui keberadaannya.

?9 $egara aau kelo!pok yang berpandangan Particularistic3

absolut , "AM dipandang sebagai persoalan-persoalan !asing-

!asing bangsa sehingga !ereka !enolak berlakunya

doku!en-doku!en inernasional.

19 $egara aau kelo!pok yang berpandanagan Particularistic3

relatif , "AM dipandang sebagai !asalah uni%ersal juga

persolan !asing-!asing negara. Berlakunya doku!en-

doku!en inernasional diselaraskan dan diserasikan dengan

budaya bangsa.

Dari e!pa sudu pandang ersebu, erdapa dua aliran

pe!ikiran !engenai "AM, yakni:

Bersifa in&ard3looking . &elo!pok yang !erasa

sudah !engenal "AM sejak dulu sehingga idak

perlu !enghirauan pendapa luar.

Bersifa out&ard3looking . Di'akili kelo!pok

Human ights ctivities yang sering !anga/u pada

peru!usan persepsi dunia bara. &elo!pok ini

berpendapa bah'a kia idak !e!punyai /uup

'aku unuk !e!pelajarai kebudayaan yang banyak

raga!nya se/ara !endala!, padahal pelanggaran

"AM erus berjalan.

HAM d&l&) P'#k("< Hu%u!/&! I!('!".!&l

13


14/29

*9 utonomy of States

a. Menekankan pada pengakuan aas prinsip

kedaulaan negara dala! hubungan inernasional.

b. &arena aas kedaulaan negara, hubungan

inernasional harus !engor!ai hak-hak

!enenukan nasib sendiri (the rights of self3

determination) suau negara.

/. >ebih banyak !eliha aau !engklai! negara

sebagai pe!egang kedaulaan dan hak !enenukannasib sendiri 'arganya.

)9 #osmopolitan Perspective

a. Beru!pu pada pengakuan "AM pada ingka

indi%idu se/ara uni%ersal.

b. &os!opolianis!e !e!peranyakan asu!si-

asu!si !oral prinsip kedaulaan negara yang

!enuup ke!ungkinan /a!pur angan negara lain

karena adanya pelanggaran hak asasi.

/. Iner%ensi poliik dan ekono!i diperlukan unuk

!en/ipakan keadilan dunia, er!asuk di dala!nya

"AM.

d. Sebagian besar penganu kos!opolian !enolelir

ke!ungkinan iner%ensi !ilier ke negara yang

dianggap !elanggar "AM aau pe!erinahnya

idak absah (illegetimate) aau idak de!okrais

14


15/29

8- B&% IV Good Governance D&l&) Hu%u!/&! I!('!".!&l

P!/'("&! Good Governance

Menuru Gorld Bank, konsep governance adalah: “he

&ay state po&er is used in managing economic and social

resources for development society”, dan dapa diperoleh sebuah

ga!baran bah'a ari governance adalah /ara bagai!ana

kekuasaan negara digunakan unuk !engelola su!berdaya-

su!berdaya ekono!i dan sosial guna pe!bangunan !asyaraka.

3ara; di sini lebih !enunjukan pada hal-hal yang bersifa eknis.

$DP !enge!ukakan bah'a definisi governance adalah:

“he e4ercise of political, economic and administrative authorithy

to manage nation-s affairs at all levels”, kaa governance !erujuk

pada penggunaan aau pelaksanaan, yakni pengunaan ke'enangan

poliik, ekono!i, dan ad!inisraif unuk !engelola !asalah-

!asalah nasional pada se!ua ingkaan. Berdasarkan definisi

$DP, governance !e!iliki iga kaki, yakni:

0conomic *overnance

Political *overnance

dministrative *overnance

Menuru $DP, governance !e!iliki iga do!ain, yaiu 8*9

$egara aau Pe!erinah (state) 8)9Sekor s'asa aau dunia usaha

(private sector) 8?9 Masyaraka (society).

15


16/29

NEGARA

atauPEMERINT

AH

RAKYAT

SEKTOR

SWASTA


17/29

Apabila proses *overnance yang dijalankan oleh keiga

do!ain ersebu berlangsung selaras, serasi dan sei!bang, !aka

governance ersebu !asuk dala! kaegori yang baik (good). Ari

good dala! good governance !elipui dua pe!aha!an sebagai

beriku: Pertama, nilai yang !enjunjung inggi keinginan aau

kehendak rakya dan nilai yang dapa !eningkakan ke!a!puan

rakya dala! pen/apaian ujuan nasional, pe!bangunan

berkelanjuan, dan keadilan sosial. !edua,aspek fungsional dari

pe!erinahan yang efekif dan efisien dala! pelaksaan ugasnya

unuk !en/apai ujuan ersebu.

Taa pe!erinahan yang baik (*ood governance) adalah

suau kesepakaan !enyangku pengauran negara yang

di/ipakan bersa!a oleh pe!erinah, !asyaraka !adani dan

sekor s'asa.

K&'&k('"#("k Good Governance

$DP !engajukan se!bilan karakerisik good governance,yakni:

*9 Parisipasi

)9 Supre!asi "uku!

?9 Transparansi

19 3epa Tanggap

+9 Me!bangun &onsensus

(9 &esearaan

59 @fekif dan @fisien

9 Beranggung 0a'ab

17


18/29

49 Cisi Sraegis

Menuru Denis #sborne, syara bagi pen/apaian good

governance adalah sebagai beriku: 8*9 Peningkaan parisipasirakya 8)9 Peningkaan akunabilias pe!erinah 8?9 Pengurangan

peran dan belaja !ilier.

Menuru Ale6ander >o%e, unsur-unsur yang harus dipenuhi

unuk !en/ipakan good governance adalah sebagai beriku: 8*9

Adanya auran !ain huku! yang jelas dan pasi 8)9 Peningkaan

!anaje!en sekor publik 8?9 Sraegi pe!beranasan &orupsi

8sraegi ani korupsi9 819 Pengurangan belanja !ilier dan konrol

erhadap anggaran !ilier sera !en/iukan ju!lah personel

!ilier.

P'%d&&! Government d&! Governance

Tabel * Perbedaan *overnance dan *overnment

N.

-

U!#u'

P'%&!d"!/&!Government

Governance

* Pengerian Dapa berari

badanHle!baga aau fungsi

yang dijalankan oleh suau

organisasi eringgi dala!

suau negara

Dapa berari /ara,

pengunaan aau

pelaksanaan

) Sifa "ubungan "ierarki, dala! ari yang

!e!erinah berada di aas,

sedangkan 'arga negara

yang diperinah ada di

ba'ah

"ierarki, dala! ari ada

kesearaan kedudukan

dan hanya berbeda

dala! fungsi

? &o!ponen yang

erliba

Sebagai subyek hanya ada

sau insiusi, yaiu insiusi

Ada iga ko!ponen

yang erliba, yaiu:

18


19/29

pe!erinahan *9 Sekor publik

)9 Sekor s'asa

?9 Masyaraka

1 Pe!egang peran

yang do!inan

Sekor Pe!erinah Se!ua !e!egang peran

sesuai dengan fungsinya

!asing-!asing

+ @fek yang

diharapkan

&epauhan 'arga negara Parisipasi 'arga negara

( "asil akhir yang

diharapkan

Pen/apaian ujuan negara

!elalui kepauhan 'arga

negara

Pen/apaian ujuan

negara dan ujuan

!asyaraka !elalui

parisipasi sebagai

'arga negara !aupun

sebagai !asyaraka

5 or!a danSubsansi (/ormat

5 Substansi)

Berisi le!baga dan personil8benuk9. Arinya, berisi

le!baga-le!baga dan

srukur-srukur poliik

seperi legislaif, eksekuif,

yudikaif dan pejaba-

pejaba poliik, seperi

presiden, perdana !eneri,

dan !eneri

Berisi kegiaan dan proses pe!erinahan

8isi9. Arinya, berisi

!anaje!en dan kualias

!e!erinah. Bukan

srukur pe!erinahan,

eapi kebijakan yang

dibua dan efeifias

penerapan kebijakan iu

9- B&% V T'.'"#) D&l&) Hu%u!/&! I!('!".!&l

D


20/29

*9 Menuru #6ford @nglish Di/ionary, eroris!e !e!iliki dua

ari pokok, yaiu: Pertama, sebagai suau sise! dari eror,

yaiu pe!erinah !enggunakan ini!idasi. !edua, sebagai

penerapan !eode ini!idasi.

)9 Menuru $oa! 3ho!sky, eroris!e sebenarnya adalah sebuah

isilah yang !erujuk kepada aksi kekerasan yang dilakukan

oleh siapapun 8negara aau bukan9 unuk ujuan-ujuan poliik

erenu.

?9 Menuru Galer S. 0ones, eroris!e adalah sebuah indakan

poliik yang dilakukan oleh kelo!pok-kelo!pok eksre!is

nasional dan ransnasional !aupun negara-negara sebagai

sponsornya. &eerlibaan negara bisa berupa pendanaan hingga

perlindungan huku!.

19 Menuru 0a!es Ada!s, eroris!e adalah penggunaan aau

ana/a!an kekerasan fisik oleh indi%idu-indi%idu aau

kelo!pok-kelo!pok unuk ujuan-ujuan poliik, baik unuk

kepeningan aau !ela'an kekuasaan yang ada.

+9 Menuru 3hrisopher


21/29

eror aau kekerasan erhadap 'arga negaranya. Tindakan

kekerasan dan eror dilakukan oleh negara erhadap rakyanya

unuk !enja!in keaaannya.

)9 Teroris!e $on $egara, eroris!e yang dilakukan oleh

kelo!pok-kelo!pok di luar srukur pe!erinahan. &elo!pok

eroris bukan negara dapa dikelo!pokan dala! li!a

kelo!pok, yaiu:

a. eroris Nasional , kelo!pok eroris yang 'ilayah

aki%iasnya berada dala! suau nation state.

b. "rban *uerrilla *roup, kelo!pok eroris yang

diga!baran sebagai kelo!pok bersenjaa yang

diasosiasikan sebagai uni polisi sebelu!ya kelo!poknya

kalah aau diisolasi.

/. 6ld Style *uerrilla, kelo!pok eroris A!erika >ain yang

!enjadikan Mar6is!e dan >eninis!e sebagai ideologi

perjuangan.

d. Publicity Seeking, kelo!pok eroris yang !e!ilii ujuan

!en/ari publisias dan perhaia dari !asyaraka

inernasional.

e. eligiusm errorism, kelo!pok eroris ini !e!iliki

perbedaan egas dengan kelo!pok eroris lainnya.

Teroris!e ini !e!iliki ideologi yang berbeda dengan

kelo!pok eroris lainnya. Mereka !enyebu aksinya

sebagai perang su/i aau holy &ar , di !ana ujuan

akhirnya adalah ke!enangan oal.

?9 Teroris!e yang disponsori oleh negara, negara !e!banu aau

!endukung gerakan-gerakan eroris!e yang dilakukan oleh

kelo!pok eroris bukan negara.

21


22/29

K&'&k('"#("k T'.'"#)

13 Pengekspoliasian !anusia se/ara sise!ik, kengerian aau

keakuan yang !elu!puhkan erhadap kekerasanH

kekeja!anH penganiayaan fisik.

23 Pengunaan aau an/a!an penggunaan keerasan fisik.

83 Adanya unsur pendadakanH kejuan.

93 Me!punyai ujuan poliik yang jauh lebih luas dari sasaranH

korban langsungnya.

:3 Sasaran pada u!u!nya non ha!baan.

63 Diren/anakan dan dipersiapkan se/ara rasional

Tu;u&! T'.'"#)

13 Me!peroleh konsensi-konsensi erenu, seperi uang ebusan

, pe!bebasan ahanan 8poliik9, dan penyebarluasan pesan.

23 Me!peroleh publisias luas.

83 Meni!bulkan keka/auan luas, de!oralisasi, dan disfungsi

sise! sosial.

93 Me!an/ing konraeror dari pe!erinah sehingga

!eni!bulkan siuasi yang akan !engunungkan para eroris,

yang akhirnya !ungkin saja dapa !enggulingkan

pe!erinah.

:3 Me!aksakan kepauhan dan keaaan. Ini adalah !aksud

yang ipikal dari suau pe!erinah oalierH fasisH

dikaorH!onolii.

22


23/29

63 Menghuku! yang bersalah aau dipandang sebagai si!bol

dari sesuau yang jahaH salah.

U&& M!/&* P'&k("k T'.'"#)

*9 Men/ipakan sise! poliik yang de!okrais.

)9 Penegakan huku!(la& enforcement'

?9 Menghindarkan !un/ulnya pelapisan sosial.

19 &erjasa!a inernasional dan regional.

:- B&% VI Gl.%&l"#" D&l&) Hu%u!/&! I!('!".!&l

M.dl I!('&k#" “State Centrist”

Model hubungan state centrist adalah !erujuk pada akor

negara (nation7state) sebagai uniH pe!ain poliik pera!a dan

ua!a dala! per/auran poliik inernasional. Isu-isu yang

berke!bang dan !enjadi kajian dala! !odel hubungan ini adalah

isu-isu kea!anan !ilier (militer security). Para penganu dan

pendukung !odel inerasi state centrist dikenal sebagai penganu

pendekaan realis sengan okohnya yang ua!a adalah @d'ard ".

3arr, "ans 0. Morgenhau, dan &enneh Gal. $egara adalah

sesuau yang !e!iliki dan !engagung-agungkan kedaulaan, dan

globalisasi bukan sesuau yang bisa !enghenikan struggle for

po&er dari negara bangsa. Ininya, globalisasi !ungkin hanya

akan !e!pengaruhi kehidupan sosial dan ekono!i dari u!a

!anusia, aan eapi ida berari akan !enrans!isi sise! poliik

inernasional dari negara bangsa.

M.dl I!('&k#" =T'&!#!".!&l>

23


24/29

Model hubungan ransnasional adalah !erujuk pada akor-

akor non negara sebagai uniH pe!ain poliik pening dala! polii

global. Akor-akor non negara yang di!aksud adalah perusahaan

!ulinasional, >SM, organisasi eroris!e, organisasi keaga!aan,

organisasi perjuangan ke!erdekaan, indi%idu, dan lain-lain. Isu-

isu yang berke!bang dan !enlingkupi dina!ika hubungan

ransnasional ini adalah isu-isu ekono!i (lo& politics)' Para

penganu !odel ransnasional sering disebu dengan penganu

pendekaan pluralis, seperi Rober #. &eohane, 0oseph S. $ye,

dan Ri/hard Mansba/h.


25/29

(value loaded 9.


26/29

die!bangkan dan hanya dierapkan

di Toyoa.

1


27/29

*9 akor @kono!i

a. 6ver Productions7 produksi yang berlebihan'

b. Perluasan Pasar'

/. Pe!bagian kerja se/ara inernasional aau comparative

advantage dan spesialisasi produksi.

)9 akor Poliik

a. Pen/egahan Perang

b. "al ini sejalan dengan proposisi kau! pluralis yang

!engaakan bah'a se!akin besarnya ingka inegrasi

dan inerdependensi ekono!i dunia, se!akin ke/il

peluang suau negara !elakukan perang karena resiko

ekono!i yang dianggungnya.

KEKUATAN,KELEBIHAN ? KELEMAHAN BUKU

KEKUATAN, KELEBIHAN BUKU@

Dala! pendahulan, penulis !enjabarkan bab-bab apa saja yang akan

dibahas dala! buku ini, sehingga hal ersebu !e!udahkan pe!ba/a

dala! !engeahui pe!bahasan yang ada dala! buku &apia Seleka

"ubungan Inernasional ini.

Penulis juga !e!berikan /onoh-/onoh yang konkre dan !udah

dipaha!i bagi pe!ba/a sehingga selain !e!ba/a buku ini, pe!ba/a dapa

lebih !engeri dan !e!aha!i enang hal yang dibahas se/ara deail

dala! opik dibuku ini.

3o%er buku /ukup !enarik dan !engga!barkan isi buku

27


28/29

Isi buku ersusun se/ara rapi dan !enarik.

Isi buku /ukup lengkap unu dijadikan sebagai buku panduanH referensi

pe!belajaran

Penulis juga !en/anu!kan su!ber-su!ber referensi dengan lengkap

sehingga isiH subsansi buku jelas dan dapa diperanggung ja'abkan.

KELEMAHAN BUKU@

Bahasa yang digunakan suli di!engeri karena ada yang !enggunakan

bahasa il!iah, erua!a bagi pe!ba/a yang baru !e!pelajari dunia

hubungan inernasional.

Banyak kaa yang idak di!engeri dan idak ada pengeriannya sehingga

penulis harusnya !enyediakan glosariu!.

Penyajian buku yang kurang ber'arna dan idak !e!iliki illusrasi

ga!bar, sehingga !e!bua pe!ba/a !eras bosan dan !udah !enganuk.

KONTRIBUSI BUKU DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

&onribusi buku ini dala! hubungan inernasional, sudah sanga jelas.

Seperi judul buku ini yaiu, &apia Seleka "ubungan Inernasional;, buku ini

!e!bahas !engenai hal-hal apa saja yang erjadi dan !enjadi pe!bahasan dala!

hubungan inernasional. Buku ini dapa !enjadi panduan dan sebagai bahan

referensi dala! proses pe!belajaran aau sebagai bahan rujukan dala! proses

pe!buaan karya il!iah karena buku-buku dan lieraur yang idak erlalu banyak

yang !e!bahas !engenai hubungan inernasional. Dengan adanya buku ini,

dapa !ena!bah 'a'asan bagi pensudi hubungan inernasional dan dapa

28


29/29

!e!berikan sudu pandang yang berbeda dala! !enyingkapi hal-hal yang erjadi

di dunia inernasional.

makalah resensi buku kapita selekta hubungan internasional

Documents