makalah pribadi adriyan

Download Makalah Pribadi Adriyan

If you can't read please download the document

Upload: adriyan-sikumalay

Post on 01-Feb-2016

254 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mapri pauh

TRANSCRIPT

Case Report SessionPELAKSANAAN PROGRAM KLINIK SANITASI DI PUSKESMAS PAUHOleh:ADRIYAN SIKUMALAY BP. 1110312094PreseptorAbdiana, SKM, M.EpidBAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALASPADANG2015KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report Session (CRS) dengan judul Pelaksanaan Program Klinik Sanitasi di Puskesmas Pauh. Dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tahap Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / Rumah Sakit DR M. Djamil Padang. Dalam pembuatan CRS ini saya mengambil referensi dari literatur dan jaringan internet.Penulis mengucapkan terimakasih kepada Abdiana, S.KM, M.Epid selaku preseptor yang telah memberikan bimbingan dan dukungannya dalam proses penyelesaian CRS ini,. Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Puskesmas Pauh dr. Hj. Ratna Sari serta seluruh tim dan pemegang program.Penulis menyadari bahwa CRS ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan CRS ini kedepannya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.Padang, November 2015 Penulis BAB 1PENDAHULUANLATAR BELAKANGSanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan yang merupakan mata rantai penularan penyakit.1 Sanitasi yang buruk dapat menjadi media transmisi dan perkembangan berbagai agen penyakit. Penyakit yang penyebab utamanya berakar pada masalah kesehatan lingkungan adalah penyakit berbasis lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan ini di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare, malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberculosis (TB), kecacingan, dan penyakit kulit.2 Tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih dan jamban, yang dapat memicu terjadinya penyakit diare serta masih kurangnya rumah yang memenuhi syarat kesehatan sehingga penyakit ISPA juga semakin meningkat.3 hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47 % masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai sawah, kolam, kebun, dan tempat terbuka. Hasil studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air besar 12%, membersihkan tinja bayi dan balita 7%, dan sebelum menyiapkan makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,2% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,5% dari air tersebut masih mengandung Escherichia coli.4Penyakit berbasis lingkungan berhubungan dengan sanitasi yang buruk, jika dalam pemberantasannya hanya menonjolkan aspek kuratif dan rehabilitatif, tentu tidak akan maksimal. Dalam memberantas penyakit ini, yang perlu dilakukan adalah mengubah pola hidup dan tingkah laku masyarakat dengan menggencarkan aspek promotif dan preventif.5Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.6 Salah satu program puskesmas yang menelaah masalah sanitasi lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi. Idealnya, setiap puskesmas memiliki klinik sanitasi.5 Klinik sanitasi merupakan wahana masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan unit pelayanan yang berdiri sendiri melainkan merupakan bagian integral dari kegiatan puskesmas, bekerja sama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas.5Oleh karena itu, mengingat begitu pentingnya Program Klinik Sanitasi dalam mencapai indikator kesehatan masyarakat maka penulis ingin menyusun makalah ini tentang Pelaksanaan Program Klinik Sanitasi di Puskesmas Pauh sebagai bentuk evaluasi bagi Puskesmas Pauh sendiri sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik di masa yang akan datang, serta dapat menjadi perbandingan bagi puskesmas lainnya. RUMUSAN MASALAHBagaimanakah Pelaksanaan Program Klinik Sanitasi serta pencapaiannya di Puskesmas Pauh?TUJUAN PENULISANMengetahui program Klinik Sanitasi dan pelaksanaannya di Puskesmas Pauh.Mengetahui pencapaian program Klinik Sanitasi di Puskesmas PauhMengetahui permasalahan dalam pelaksanaan program Klinik Sanitasi di Puskesmas Pauh.METODE PENULISANPenulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur, laporan triwulan atau bulanan Puskesmas Ambacang Kuranji, serta diskusi dengan pemegang program KIA.BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat.Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.Hidup dalam lingkungan sehat.Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.62.2 Klinik Sanitasi2.2.1 Pengertian Klinik SanitasiKlinik sanitasi merupakan wahana masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan unit pelayanan yang berdiri sendiri melainkan merupakan bagian integral dari kegiatan puskesmas, bekerja sama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas.5Ada beberapa pengertian lain yang harus dipahami dalam pelaksanaan program klinik sanitasi. Pasien klinik sanitasi adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke ruang klinik sanitasi. Klien klinik sanitasi adalah masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke puskesmas untuk berkonsultasi mengenai masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh petugas konseling dengan pasien atau kliennya, agar klien memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi, sehingga mampu membuat keputusan dan memecahkan masalahnya.5,72.2.2 Tujuan Klinik SanitasiSecara umum, klinik sanitasi bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif, dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah, dan terus menerus.8Secara khusus, tujuan klinik sanitasi yaitu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien dan klien) serta masyarakat di sekitarnya akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat, masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan, terciptanya keterpaduan antar program kesehatan dan antar sektor terkait yang dilaksanakan di puskesmas dengan pendekatan secara holistik terhadap penyakit-penyakit berbasis lingkungan, dan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit penyakit berbasis lingkungan melalui Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) secara terpadu, yaitu PWS terhadap lingkungan dan penyakit.72.2.3 Ruang Lingkup Klinik SanitasiRuang lingkup kegiatan klinik sanitasi mencakup berbagai upaya, antara lain penyediaan dan penyehatan air bersih/jamban dalam rangka pencegahan penyakit diare, kecacingan, dan penyakit kulit, penyehatan perumahan/pemukiman dalam rangka pencegahan penyakit ISPA, TB Paru, Demam Berdarah dengue (DBD), dan malaria, penyehatan lingkungan tempat kerja dalam rangka pencegahan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau penyakit akibat kerja, penyehatan makanan dan minuman dalam rangka pencegahan penyakit saluran pencernaan atau keracunan makanan, pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan dan penanggulangan keracunan pestisida, dan penanganan penyakit atau gangguan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.72.2.4 Sasaran Klinik SanitasiProgram klinik sanitasi dalam pelaksanaannya memiliki beberapa sasaran, yaitu penderita penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan yang datang ke puskesmas, masyarakat umum (klien) yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan yang datang ke puskesmas, dan lingkungan penyebab masalah bagi pasien/klien dan masyarakat sekitarnya.72.2.5 Sumber Daya Klinik SanitasiSumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan klinik sanitasi secara umum adalah tenaga pelaksana, sarana dan prasarana, dan dana. Tenaga pelaksana yang dibutuhkan terdiri dari tenaga inti di bidang kesehatan lingkungan seperti sanitarian atau Diploma III Kesehatan Lingkungan, dan tenaga pendukung, seperti dokter, bidan, perawat, dan petugas gizi yang telah ditunjuk kepala puskesmas dalam pelaksanaan program dan tenaga-tenaga pelaksana di atas telah mendapat pelatihan dan orientasi tentang program klinik sanitasi. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah ruangan tempat pemberian konseling, alat peraga penyuluhan dan media penyuluhan, yaitu media cetak, sound system, media elektronik, dan formulir untuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan. Dana untuk program ini dapat diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kabupaten/kota, APBD provinsi BLN (Bantuan Luar Negeri), kemitraan, dan swadaya masyarakat.72.2.6 Strategi OperasionalAgar program klinik sanitasi dapat mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan, maka perlu adanya strategi operasional, yaitu:1. Penajaman masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat dan mengatasi dengan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan.2. Masalah dalam tiap puskesmas tidaklah sama, baik antar lingkungan maupun antar kelurahan, oleh sebab itu harus dipahami peta masalah kesehatan yang berkenaan dengan kesehatan lingkungan, sehingga penanganannya menjadi lebih spesifik dan berorientasi pada hasil.3. Membuat skala prioritas penanganan masalah kesehatan lingkungan dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang ada, karena sulit untuk menangani semua masalah yang ada dalam waktu bersamaan, baik luas wilayah maupun jenis penyakitnya.4. Dilaksanakan secara terpadu dan bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor di wilayah kerja puskesmas.5. Menumbuhkembangkan peran serta masyarakat melalui kelembagaan yang sudah ada, sepeti PKK, LSM, dan LKMD.6. Mengutamakan sesi penyuluhan, bimbingan teknis, dan pemberdayaan untuk menciptakan kemandirian masyarakat, penyuluhan juga dilakukan dengan pemberian contoh dan keteladanan.7. Mengupayakan dukungan dana dengan meningkatkan swadaya masyarakat termasuk swasta selain sumber dana dari pemerintah.72.2.7 Kegiatan Klinik SanitasiKegiatan klinik sanitasi dilaksanakan di dalam dan di luar gedung puskesmas:1. Dalam Gedung PuskesmasSemua pasien yang mendaftar di loket pendaftaran, setelah mendapat kartu status, kemudian diperiksa oleh petugas medis, paramedis puskesmas, apabila didapat penderita penyakit yang berhubungan erat dengan faktor lingkungan, maka pasien tersebut dirujuk ke klinik sanitasi.Di ruang klinik sanitasi, petugas mewawancarai pasien mengalami penyakit yang dialami dikaitkan dengan lingkungan, petugas mencatat keterangan pasien, serta memberikan penyuluhan dan data yang diperlukan ditulis dalam kartu status kesehatan lingkungan, petugas juga membuat janji dengan pasien untuk melakukan kunjungan rumah untuk melihat langsung faktor resiko penyakit yang dialami pasien tersebut. Selain itu, petugas membahas segala permasalahan kesehatan lingkungan, cara pemecahan masalah, hasil monitoring atau evaluasi, dan pelaksanaan klinik sanitasi dalam mini lokakarya puskesmas yang melibatkan seluruh penanggung jawab kegiatan dan dilaksanakan satu kali sebulan. Dengan demikian diharapkan dapat dilakukan penanganan klinik sanitasi secara integratif dan komprehensif.2. Di Luar Gedung PuskesmasKegiatan di luar gedung adalah kunjungan ke rumah/lokasi sebagai rencana tindak lanjut kunjungan pasien/klien ke klinik sanitasi di puskesmas, kunjungan rumah ini untuk mempertajam sasarannya karena pada saat kunjungan petugas sudah memiliki data pasti adanya sarana lingkungan bermasalah yang perlu diperiksa dan faktor-faktor perilaku yang berperan besar dalam proses terjadinya masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan.Dalam kunjungan rumah, petugas klinik sanitasi bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor, apabila dibutuhkan suatu perbaikan atau pengembangan sarana sanitasi dasar dengan biaya besar, seperti pembangunan sistem perpipaan untuk air bersih yang kurang terjangkau oleh masyarakat setempat, maka petugas dapat bekerja sama dengan lintas sektor, perlu diingat bantuan yang diberikan berupa stimulan masyarakat harus dimotivasi untuk swadaya, sehingga menjadi sarana sanitasi dasar yang lengkap.72.3 Penyakit Berbasis LingkunganPenyakit berbasis lingkungan merupakan suatu penyakit yang terjadi pada suatu kelompok masyarakat yang berhubungan, berakar, atau berkaitan erat dengan satu atau lebih komponen lingkungan di tempat mereka tinggal atau beraktivitas dalam jangka waktu tertentu, dan bisa dihilangkan.2Patogenesis penyakit berbasis lingkungan dapat dituangkan dalam empat simpul. Simpul satu adalah sumber penyakit, yaitu virus, bakteri, parasit, dll. Simpul kedua adalah komponen lingkungan yang menjadi media transmisi penyakit tersebut, baik berupa udara, air, maupun binatang vektor. Simpul ketiga adalah penduduk dengan berbagai variabel kependudukan, baik dari segi pendidikan, kepadatan, perilaku, dll. Simpul keempat adalah penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah mendapat paparan komponen lingkungan.9Sumber penyakit adalah titik yang menyimpan/menggandakan/mengeluarkan agen penyakit. Agen penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui media perantara. Agen penyakit terbagi tiga, yaitu agen fisik (kebisingan, getaran, cahaya, radiasi pengion dan radiasi non-pengion), agen kimia (senyawa toksik, pestisida, dan logam berat), dan agen biologi (virus, bakteri, dan parasit). Sumber penyakit secara umum dapat dibagi dua, yaitu: sumber penyakit alamiah (seperti gunung berapi yang mengeluarkan gas-gas dan debu beracun, proses pembusukan alamiah) dan hasil kegiatan manusia (seperti industri, rumah tangga, knalpot kendaraan bermotor, atau penderita penyakit menular).2Media transmisi penyakit terbagi lima, yaitu: udara, air, tanah/pangan, binatang penular penyakit/vektor, dan manusia melalui kontak langsung. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit jika tidak mengandung agen penyakit.2Agen penyakit masuk ke tubuh melalui suatu proses hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk dapat diukur dalam perilaku pemajanan (behavioral exposure). Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan agen penyakit.2Kejadian penyakit adalah hasil dari hubungan interaktif manusia dengan agen penyakit. Dalam hal ini kejadian penyakit dapat dibagi tiga, yaitu: kejadian akut (gejala khas dan umumnya dirawat), subklinik (gejala tidak khas, tapi dengan pemeriksaan tampak bahwa kelompok ini sedang sakit), dan subtle atau samar (gejala tidak khas, baik secara laboratorium, maupun klinis. Muncul sewaktu-waktu dalam bentuk KLB). Kejadian penyakit juga dipengaruhi oleh simpul kelima, yaitu variabel iklim, topografi, temporal, dan suprasistem, seperti keputusan politik seperti kebijakan makro yang dapat mempengaruhi semua simpul.2BAB 3ANALISIS SITUASI3.1 Gambaran Umum PuskesmasWilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh, pada 00 58 Lintang Selatan, 100 0 21 11 Bujur Timur sebelah timur pusat Kota Padang yang terdiri 9 (sembilan) kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km 2, terdiri dari 60 % dataran rendah dan 40 % dataran tinggi Curah hujan 471 mm / bulan , temperatur antara 28 0 310C dengan batas wilayah sebagai berikut :Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten SolokSebelah Barat berbatas dengan Wilayah kerja Puskesmas Andalas (Padang Timur)Sebelah Utara berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koto Tangah.Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.Gambar : 3.1 Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh10Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2014yang dipublikasikan pada tahun 2014jumlah Penduduk Kec. Pauh adalah sebanyak 63.624 jiwa dengan jumlah KK 12.986 RT Sebanyak 169 dan RW 50dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 489/km. 3.2 Pencapaian Program Puskesmas Pauh Tahun 2014 3.2.1 Program Kesehatan LingkunganTabel 3.1 Pencapaian Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) PuskesmasPauhTahun 2014NoPembinaan TTUJml Dibina1Januari132Februari83Maret74April95Mei96Juni77Juli48Agustus69September910Oktober2911November2412Desember4Jumlah129Tabel 3.2Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)PuskesmasPauhTahun 2014NoPembinaan TPMJml Dibina1Januari142Februari63Maret84April125Mei136Juni127Juli528Agustus129September1010Oktober3511November812Desember4Jumlah186Tabel 3.3 Pencapaian Survey Perumahan dan Lingkungan (SPL)Puskesmas PauhTahun 2014NoSurvey Perumahan, Jaga, SPAL, IS SABJml Dibina1Januari352Februari4023Maret414April1095Mei1216Juni957Juli548Agustus1059September14910Oktober16011November25512Desember128Jumlah1654Grafik 3.4 Kasus Klinik Sanitasi Puskesmas Pauh Tahun 2014Chart15843235397522Tercapai 103 dari sasaran 250JmlSheet1KegiatanTargetSasaranJumlah dibinaMS% MSbinaan( % )JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDesPembinaan TTU10015413879974692924410568%Pembinaan TPM1001471468121312521210358413189%Survey Perumahan100165435402411091219554105149160255128126877%Survey Jaga10016543540241109121955410514916025512880248%Survey SPAL10016543540241109121955410514916025512892656%Inspeksi Sanitasi SAB100165435402411091219554105149160255128117271%Klinik Sanitasi-2505843235397522--Pembinaan DAMIU10041328754514695122766%TTUPembinaan TTUJml DibinaPembinaan TPMJml DibinaSurvey Perumahan, Jaga, SPAL, IS SABJml DibinaJan13Jan14Jan35Feb8Feb6Feb402Mar7Mar8Mar41Apr9Apr12Apr109Mei9Mei13Mei121Jun7Jun12Jun95Jul4Jul52Jul54Ags6Ags12Ags105Sep9Sep10Sep149Okt29Okt35Okt160Nov24Nov8Nov255Des4Des4Des1281291861654Klinik SanitasiJmlPembinaan DAMIUJml DibinaJan58Jan3Feb4Feb2Mar3Mar8Apr2Apr7Mei3Mei5Jun5Jun4Jul3Jul5Ags9Ags14Sep7Sep6Okt5Okt9Nov2Nov5Des2Des1210380Sheet1Tercapai 90% : 129Jml DibinaPembinaan TTUSheet2Tercapai 100% : 186Jml DibinaPembinaan TPMTercapai 100% : 1654Jml DibinaSurvey Perumahan, Jaga, SPAL, IS SABTercapai 103 dari sasaran 250JmlKlinik SanitasiTercapai 100% : 80Jml DibinaPembinaan DAMIUKegiatanTargetSasaranJumlah dibinaMS% MSIndikator MDGs 7 ( Bidang Kesling )TargetPencapaian s/d Maret 2014 ( % )binaan( % )( % )JanFebMar% Penduduk akses air bersih6714Pembinaan TTU10015413872214%% Penduduk gunakan jamban sehat7517Pembinaan TPM10014714681712%% cakupan TTU memenuhi syarat8514Survey Perumahan1001654354024143126%% cakupan TPM memenuhi syarat7512Survey Jaga1001654354024127917%% cakupan rumah sehat8526Survey SPAL1001654354024131119%Inspeksi Sanitasi SAB1001654354024123514%Klinik Sanitasi-2505843--Pembinaan DAMIU10041328410%Pencapaian Program Kesling Januari s/d Maret 2014