makalah pribadi blok 5 kelumpukan otot wajah

20
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Berbagai macam kelainan pada otot sering menjadi penghambat dalam sebuah aktifitas di masyarakat, contohnya saja kelumpuhan pada otot wajah yang mengakibatkan hilangnya estetika wajah dan terganggunya proses komunikasi. Dengan mengetahui struktur, mekanisme, fungsi dan fisiolois dari otot kiranya dapat kita ketahui apa saja yang menjadi factor penyebab kelemahan otot wajah tersebut. 1.2 Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah, sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam keterampilan belajar, mahasiswa mengetahui dan mengerti struktur otot secara makro dan mikro, fungsi dari otot, mekanisme kontraksi-relaksasi otot dan berdasarkan LMN dan UMN, serta dapat mengembangkannya dikemudian hari. 1

Upload: muenk-muengan

Post on 27-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

bn,bm.bn

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam kelainan pada otot sering menjadi penghambat dalam sebuah aktifitas di

masyarakat, contohnya saja kelumpuhan pada otot wajah yang mengakibatkan hilangnya

estetika wajah dan terganggunya proses komunikasi. Dengan mengetahui struktur,

mekanisme, fungsi dan fisiolois dari otot kiranya dapat kita ketahui apa saja yang menjadi

factor penyebab kelemahan otot wajah tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah, sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam

keterampilan belajar, mahasiswa mengetahui dan mengerti struktur otot secara makro dan

mikro, fungsi dari otot, mekanisme kontraksi-relaksasi otot dan berdasarkan LMN dan UMN,

serta dapat mengembangkannya dikemudian hari.

1

Page 2: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Otot

Seperti halnya semua organ, untuk memahami bagaimana otot bekerja perlu dipelajari,

terlebih dahulu struktur otot baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Struktur makroskpis

ini penting dalam menjelaskan otot sebagai sumber energy yang dapat menggerakan tubuh dan

menghasilkan gaya yang bekerja pada sumbu tertentu menurut kedudukan dan persendian.

Stuktur otot mikroskopis juga penting dalam memahami proses pembentukan energy mekanik

dalam sel otot serta berbagai factor yang mempengaruhinya. Dalam PBL kali ini, saya akan lebih

banyak menjelaskan tentang otot rangka saja.

2.1.1 Makroskopis

Jaringan otot yang membentuk alat gerak kita yang aktif oleh kemungkinannya

berkontraksi yang sangat besar. Pembawa kemungkinan kontraksi yang besar itu ialah myofibril

yang terdapat di dalam sel-sel otot, yang dapat kita bedakan sebagai otot halus, otot jantung dan

otot rangka.

Otot Halus

Yang membentuk otot-otot yang perlahan berkontraksinya dan yang dapat mempertahankan

kontraksinya untuk waktu yang lama dengan menggunakan energy yang sedikit. Otot-otot ini

terdapat misalnya dalam dinding usus halus, pembuluh darah, dsb. Persarafan otot halus

otonom, simpatis, maupun parasimpatis,--- involuntery yaitu tidak dibawah kemauan kita

2

Page 3: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

Otot Rangka

Disebut juga sebagai otot skelet, terbentuk dari serat otot skelet dan jaringan penyambung antar

serat. Berfungsi menggerakkan skelet / rangka tulang yang dapat berkontraksi dan berelaksasi

sehingga semua aktifitas semuanya digerakan oleh otot skelet dan rangka tulang. Bekerja secara

cepat tetapi cepat lelah juga, bentuk serat otot skelet silindris panjang dan ujung tumpul panjang

rata – rata 3 cm ---dapat / ada yang lebih panjang 15 – 30 cm, yang paling panjang terdapat pada

m.sartorius. persarafan otot skelet adalah voluntary yaitu bekerja dibawah kesadaran kita.

Otot Jantung

Jaringan otot jantung terdiri dari sel / serat otot jantung dan jaringan penyambung antar serat

Bentuk serat otot jantung silindris dan bercabang bercabang, Bersifat seperti serat otot skelet

bercorak dan serat ot.polos yang memiliki inti ditengah, diameter kira – kira 14 mm. Persarafan

otot jantung involuntery yaitu tidak dibawah kemauan kita.

Otot Badan

Umumnya setiap otot yang membentuk tubuh menpunyai dua ujung yang masing-masing

dinamakan kepala (caput) dan ekor ( cauda), sedankan bagian yang terdapat di tengah-tengah

ialah empal (venter). Kedua ujungnya itu dengan perantaraaan suatu urat (tendo) yang biasanya

melekat pada tulang, tetapi kadang-kadang salah satu ujung otot melekat pada kulit, misalnya

otot wajah, atau pada suatu anyaman jaringan ikat yang kokoh, misalnya otot-otot serong dinding

perut. Tempat kepala otot melekat pada tulang dinamakan tempat asal (origo) dan tempat

melekatnya ekor adalah tempat lekat (insertio). Origo meripakan titik yang tidak bergerak

(punctum fixum) atau kurang bergerak daripada ujung yang lain, sedangkan insertion merupakan

titik yang dapat bergerak luas (punctum mobile) atau yang terletak jauh dari batang badan

3

Page 4: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

Alat Penolong otot

a. Tendo dan aponeurosis : otot melangsungkan pekerjaanya atas rangka dengan

perantaraan tendo. Tendo ini terdiri dari jaringan ikat yang kuat yang hanya sedikit

direnggangkan. Tendo yang rata dan lebar dinamakan aponeurosis.

b. Fascia merupakan pembungkus otot dan kumpulan otot-otot. Sobeknya fascia dapat

menyebabkan bahwa massa otot yang lembek menonjol keluar dari selubungnya.

Keadaan semacam ini dinamakan burut (hernia) otot

c. Kandung sega (bursae mucosae) untuk mengurangi geseran misalnya antara urat dengan

alat disekitarnya. Dindingnya terdiri dari stratum fibrosum dan stratum synovaile.

d. Sarung urat (vagina tendinum) ialah semacam bursa mucosa, tetapi vagina tendinum itu

mengelilingi satu atau lebih urat sehingga menurangi gesekan.1

2.1.2 Mikroskopis

Setiap otot dilapisi oleh jaringan konektif yang disebut epimesium. Otot rangka disusun oleh

fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap fasikula dilapisi

oleh jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh endomisium.

Organisasi otot rangka terdiri dari otot, fasikula srabut otot, myofibril dan mikrofilamen. Secara

mikroskopis ( gambar 1.1) sel otot rangka terdiri dari :

1. Sarkolema (membrane sel serabut otot)

2. Miofibril (mengandung filament aktin dan myosin)

3. Sarkoplasma (cairan intar sel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein dan enzim)

4. Reticulum sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium)

5. TubulusT(sistemtubuluspadaotot)

4

Page 5: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

Gambar 1.1

2.2 Mekanisme Kerja Otot

Otot rangka adalah organ peka rangsang yang dipersarafi oleh saraf mototrik somatik

dalam kesatuan yang disebut unit mototrik (motor unit). Penghantaran Impuls (potensial aksi)

saraf mototrik alfa menuju motor endplate di membran otot rangka, merupakan peristiwa yang

memulai kontraksi otot. Sebelum terjadi potensial aksi saraf mototrik alfa, di motor endplate

telah terjadi depolarisasi ( EPP = endplate potensial) sebagai akibat terlepasanya (release) Ach

(Asetilkolin) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi disaraf

motoriknya, penglepasan Ach akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi

potensial aksi otot yang kemudian akan menjalar sepanjang mebran sel otot dan tubulus T.

akibatnya, pintu Ca di reticulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel

otot. Ion Ca kemudain menyebar ke seleuruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. ikatan

ion Ca dan troponin C mengakibatkan perubahan transformasi molekul troponin, membuka

binding sites untuk kepala myosin dimolekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut

5

Page 6: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin dan miosin yang

memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga mikrofilamen bergerak saling bergeser

(sliding of myofilaments) kearah pertengahan sarkomer menghasilkan kotraksi otot. Seluruh

peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan saraf motorik hingga pergeseran

miofilamen disebut sebagai excitation-contracting coupling.

Gambar 1.2- perjalanan impuls dari ujung saraf motorik hingga menghasilkan pergesean filament.

Berdasarkan urutan kejadian Pada perangsangan otot rangka tersebut, dapat dimengerti

bahwa jika dilakukan rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka akan diperoleh

gambaran seperti tercantum di gambar 1.2 dapat dilihat perbedaan lama berlangsungnya

perubahan listrik dan mekanik, yaitu perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 10-100

milidetik, bergantung pada tipe serat otot rangkanya. Selain itu, dengan menggabungkan

informasi dari gambar 1.2 dan gambar 1.3 dapat dipahami peran ion Na dan K dalam

menghasilkan potensial aksi di membran serat otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa

pergeseran miofilamen. Jika kemudian impuls di saraf motorik berhenti, makan ion Ca dalam

sitoplasma akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa aktif.

Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament aktin tertutup kembali,

ikatan aktin dan miosin terlepas hingga terjadilah relaksasi otot.2

6

Page 7: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

Gambar 1.3- diagram yang menggambarkan hubungan waktu terjadinya potensial aksi saraf motorik (grafik paling atas)- potensial aksi serat otot rangka(grafik ditengah)- kontraksi serat otot rangka (grafik dibawah). Perhatikan bahwa di serat otot rangka peristiwa listrik selesai sebelum peristiwa listrik selesai sebelum peristiwa mekanik dimulai.

2.3 SISTEM MOTORIK

Pola tertentu keluaran neuron mototrik bertanggung jawab atas berbagai aktifitas mototrik,

yang berksar dari pemeliharan postur dan keseimbangan sampai gerakan lokomotor stereotipik,

misalnya berjalan , sampai aktifitas motorik individual dengan keterampilan tinggi, misalnya

senam. Control atas setiap gerakan motorik, sebarerapapun tingkat kerumitannya, bergantung

pada masukan konvergens ke neuon motorik pada unit motorik spesifik. Neuron-neuron motorik,

pada gilirannya, mencetuskan kontraksi serat-serat otot didalam unit motorik masing-masing

melalui kejadian-kejadian yang berlangsung di taut neuromuskulus. 3

7

Page 8: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

Terdapat tiga kegiatan dasar motorik yaitu :

Gerakan kemauan sendiri

Penyesuaian sikap : dasar gerak tangkas

Koordinasi otot-lancar

Daerah Sistem saraf pusat yang mengatur kegiatan motorik :

I. Korteks motorik: Broadman 4 ( tractus piramidalis) (Upper Motor Neuron)

II. Korteks premotorik : Broadman 6+8 (tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)

III. Basal ganglia(tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)

Fungsi , Inhibisi tonus otot, koordinasi gerak lambat dan sustained, koordinasi pola irama

dan gerak, serta supresi pola gerak yang tidak bermanfaat.

IV. Serebelum(tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)

terdapat beberapa bagian pada serebelum serta fungsional yang berbeda, seperti

spinoserebelum sebagai sensorik, vermis(bagian medial dari serebelum) sebagai

pengendali otot axial dan extr. Proximal, sereboserebelu sebagai perencanaan motorik

dan vestibuloserebelum pusat keseimbangan dan gerak mata.

V. Formasio retikularis(tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)

Sangat berkaitan dengan proses sleep and away (tidur dan melek) dalam arti siklus tidak

sadar, pada saat mata mengalami suatu kesegaran setelah tidur otak juga akan segera

kembali sadar, akan tetapi semua funsi motorik akan terganggu bila formasio retukularis

dalam keadaan tertekan atau sedang menagntuk, contohnya saja pengaruh otot lurik orang

yang sedang tidur sambil berjalan akan tersandung dan jalan tak seimbang.

8

Page 9: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

VI. Medulla spinalis (Lowwer Motor Neuron)

Fungsi sebagai seksekusi alat gerak dan reflex dasar yang terbagi menjadi : reflex regang

(pusatnya di medulla spinalis), withdrwal reflex (reflek kejut menjauhi ransang bahaya),

supporting reflex (refleks gerak yg menjaga tubuh pada saat jatuh), serta reflex otonom

seperti berkemih.4

Kerusakan UMN

Paresis/ paralysis : gerak volunteer turun atau naik

Hipertoni ; gerak pasif

Hiperfleksi ; klonus (reflex regang membalik)

Disuse atrophy

Kerusakan kontralateral, kerusakan otak kanan akan mempengaruhi tubuh bagian kiri

Kerusakan LMN

Paresis/paralysis

Hipotoni/atoni( kerusakan medulla spinalis –lumpuh layu)

Hiporefleksi/arefleksi(sebagian reflex/tida ada reflex sama sekali)

Disuse atrophy

Gambaran Klinis dari segi UMN dan LMN

9

Page 10: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

Dalam kasus PBL C (seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa istrinya ke dokter dengan

keluhan kelumpuhan otot wajah )

Kelemahan pada otot-otot ekspresi wajah dan ptosis. Wajah seperti terjatuh dan tertarik

ke sisi lainnya saat tersenyum. Kelopak mata tidak dapat menutup sempurna dan dapat

menyebabkan keruasakan pada conjunctiva dan cornea. Pada paralisis partial, wajah sebelah

bawah umumnya lebih sering terkena. Pada kasus yang parah, seringkali terdapat hilangnya

kemampuan pengecapan pada lidah bagian depan dan intoleransi terhadap suara nada tinggi atau

volume suara tinggi. Dapat menyebabkan dysarthria ringan dan kesulitan saat makan.. Adalah

penting untuk mengetahui apakah lesinya terdapat pada upper motor neurone (UMN) atau pada

lower motor neurone (LMN) untuk membantu mengetahui kelainan penyebabnya.

Pada suatu lesi LMN pasien tidak dapat mengerutkan dahinya – jalur komunikasi akhir ke otot-

otot mengelami kerusakan. Lesinya bisa terjadi pada pons, atau di luar batang otak (fossa

posterior, canalis osseosa, telinga tengah ataupun diluar tulang tengkorak).

Pada lesi UMN, otot-otot wajah sebelah atas sebagian tidak terganggu karena jalur alternatif di

batang otak sehingga pasien dapat mengerutkan dahinya (kecuali lesinya bilateral) sehingga

kerutan-kerutan wajah yang terlihat pada lower motor neurone palsies tidak terlalu mencolok.

Tampaknya terdapat jalur yang berbeda antara pergerakan volunter adn emosional.

Kelemahan otot pada wajah kebanyakan dari lesi LMN pada saraf cranial VII facialis yang dapat

berupa penyumbatan saraf akibat beberapa factor dalam dan luar.

Kekurangan Kalsium

Selain akibat gangguan persyarafan yg mengganggu otot wajah, terdapat juga beberapa

factor yang membuat otot wajah tidak dapat berkontraksi seperti kekurangan ion kalsium

sehingga menyebabkan kepala aktin tidak dapat mengikat ion kalsium dan tidak dapat berikatan

10

Page 11: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

pada troponin C akhirnya tidak dapat menangkap molekul ATP yang mengakibatkan aktomiosin

tidak bekerja dan tidak terjadi sliding dan kontraksi, selain itu adanya Inhibitor kompetitif sepeti

enzim curare yang menyebabkan reseptor asetilkolin tertutup sehingga potensial aksi tidak dapat

terjadi juga dapat menjadi alasan terjadinya kelemahan pada otot wajah. 5

2.3 Berbagai gangguan pada otot

Penyebab gangguan pada otot dapat berasal dari berbagai factor antara lain factor luar dan

factor dalam. Factor dalam dapat berupa kesalahan gerak dan tidak pernah melatih otot dan

factor usia, serta factor luarnya adalah kecelakaan dan serangan organism.

Macam macam gangguan otot

a. Gangguan karena serangan organism :

1. Tetanus : adalah suatu kondisi yang terus menerud berkontraksi yang disebabkan oleh

bakteri Colostridium tetani.

2. Atrofi otot : adalah kondisi mengecilnya otot, misalnya akibat serangan virus polio.

b.Gangguan karena aktifitas :

1. Kaku leher(stiff) : terjadi karena salah gerak atau gerak yang menghentak sehingga

menyebabkan otot trapesius yg meradang

2. Kram : terjadi karena otot terus menerus melakukan aktifitas, sehingga otot menjai

kejang dan tidak mampu lagi berkontraksi

3. Artrofi : kondisi mengecilnya atau turunnya fungsi otot karena otot tidak pernah

digunakan untuk melakukan aktifitas.

11

Page 12: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

c. Gangguan otot bawaan / distrofi otot : merupakan penyakit kronis otot sejak masa kanak-

kanak

d.Hernia abdominalis : terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus melorot

kebawah masuk dalam rongga perut.

e. Miastenia Gravis : adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur dan menyebabkan

kelumpuhan

12

Page 13: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

BAB III. PENUTUP

3.1 Ringkasan

Kelemahan pada otot wajah dapat disebabkan oleh beberapa factor dari luar atau pun dari

dalam yang membuat mekanisme kerja otot terganggu. Terdapat berbagai penyebab terjadinya

kelemahan otot pada wajah ini, seperti terganggunya saraf cranial N.VII, kurangnya ion kalsium,

dan terdapatnya inhibitor kompetitif pada otot, dimana semuanya dapat mengganggu mekanisme

otot.

3.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam mempelajari gangguan pada mekanisme kerja

otot sehingga dapat diketahui apa saja penyebabnya secara langsung dan tidak langsung dan

bagaimana cara mengobatinya.

13

Page 14: Makalah Pribadi Blok 5 Kelumpukan Otot Wajah

DAFTAR PUSTAKA

1. Munandar A. Iktisar anatomi alat gerak dan ilmu gerak. hal 21-23, Penerbit Buku

Kedokteran EGC ; 2001.

2. Sudarsono NC. Pengantar praktikum faal otot. 2005

3. Sherwood L. fisologi manusia. Dari sel ke sistem. Edisi 2. Hal 239 . 2001

4. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, Yustina S, Sutardhio H, Wibawani N, et all.

muskuloskletal 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida;2010

5. IwantonoH.facialpalsy.Maret2008.Diunduhdarihttp://hsilkma.blogspot.com/2008/03/

facial-palsy.html , 8 Februari 2010.

14