makalah presentasi
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan,
walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga
sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor
produksi.
Jenis-Jenis Badan Usaha di Indonesia
1. Koperasi
2. BUMN
Perjan
Perum
Persero
BUMD
3. BUMS
Perusahaan Persekutuan
Firma
Persekutuan Komanditer
Perseroan Terbatas
Yayasan
Dari badan usaha tersebut, kelompok kami akan membahas lebih dalam tentang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
BAB 2
PEMBAHASAN
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi
masyarakat.
Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar
pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang
sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian
BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN.
Ciri-Ciri BUMN
Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah.
Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh
pemerintah.
Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah.
Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara.
Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat.
Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan,
tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.
Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsip-
prinsip ekonomi.
Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.
Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.Indonesia
Jenis-Jenis BUMN
Jenis-jenis BUMN yang ada di Indonesia adalah:
1. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang
modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar
keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan
atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundang-
undangan
Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang
Modalnya berbentuk saham
Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan
Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris
Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah
Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika
hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas
RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan
Dipimpin oleh direksi
Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan
Tidak mendapat fasilitas negara
Tujuan utama memperoleh keuntungan
Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata
Pegawainya berstatus pegawai swasta
Kelebihan persero adalah:
Bertujuan mencari laba. Laba yang didapat digunakan untuk
kepentingannegara dan masyarakat.
Pad a pe r se ro k i ne r j anya l eb i h e f i s i en , ka r en a pe r se ro t i dak
me nda pa t fasilitas dari negara.
D e n g a n s t a t u s p e g a w a i p e r u s a h a a n s w a s t a , b u d a y a k e r j a d i
p e r s e r o umumnya lebih baik dibanding perjan dan perum. Karena, penghargaan
d a n p e n g g a j i a n p e g a w a i p e r u s a h a a n s w a s t a t i d a k
m e n g u t a m a k a n senioritas dan masa kerja, tetapi lebih mengutamakan
profesionalisme (keahlian).
J i ka pe r s e ro men ga l a mi ke r ug i an dan t e rb e l i t u t an g mak a
t a nggung jawab negara dalam menanggung kerugian, hanya terbatas pada
sahamyang dimiliki.
Adapun kelemahan persero adalah:
Ada nya p rog r am p r i va t i s a s i o l eh peme r in t ah , me mun gk inkan
pe r se ro untuk dikendalikan oleh badan usaha swasta asing.
Ada nya pa j ak a t a s bad an u saha b e rb en tuk pe r se ro
K e r a h a s i a a n b a d a n u s a h a d a n p e r u s a h a a n
k u r a n g t e r j a m i n , k a r e n a adanya pihak lain yang ikut memegang saham.
Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang ada
dalam perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi.
Direksi persero adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero baik di dalam
maupun diluar pengadilan. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan okeh RUPS.
Komisaris adalah organ persero yang bertugas dalam pengawasan kinerja persero itu, dan
melaporkannya pada RUPS.
Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi adalah
penjualan sebagian atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas.
Persero yang diprivatisasi adalah yang unsur usahanya kompetitif dan teknologinya cepat
berubah. Persero yang tidak bisa diubah ialah:
Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN
Persero yang bergerak di bidang hankam negara
Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat
Persero yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam yang secara tegas dilarang
diprivatisasi oleh UU
Di Indonesia sendiri yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan
Perumahan),PT Bank BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang
Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual
kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN lagi), dan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT.Garuda Indonesia Airways(GIA).
2. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang
berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri
Perusahaan Jawatan antara lain sebagai berikut:
memberikan pelayanan kepada masyarakat
merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau
dirjen departemen yang bersangkutan
status karyawannya adalan pegawai negeri
Kelebihan perjan adalah:
Men ang an i b i dang - b id ang u s aha pe n t i ng yang men guasa i ha j a t
h idup orang banyak.
Tuj uan u t ama nya ad a l ah memb er ikan l ayan an kepada ma sya rak a t .
S e l u r u h m o d a l n y a a d a l a h m i l i k n e g a r a .
Kelemahan Perjan adalah:
Sering terjadi pemborosan karena tidak adanya perusahaansaingan.
T i n g k a t p r o d u k t i v i t a s k u r a n g , k a r e n a
s t a t u s p e g a w a i n y a a d a l a h pengawai negeri sipil. Pada umumnya,
pegawai negeri sipil kurangproduktif karena dalam menghargai karyawan
lebih mementingkanunsu r s en io r i t a s dan masa ke r j a d iband ing unsu r
p ro fe s iona l i sme karyawan.
Sering menjadi alat politik kelompok tertentu, sehingga perjan menjadisapi
perahan untuk kepentingan kelompok tersebut.
J i k a pe r j an rug i , be r a r t i neg a ra yang d i r ug i kan .Sebagai catatan, sekarang
ini sudah tidak ada lagi BUMN yang berbentukperjan. Semua sudah berubah menjadi perum
atau persero
Contoh Perusahaan Jawatan (Perjan):
Perjan RS Jantung Harapan Kita
Perjan RS Cipto Mangunkusumo
Perjan RS AB Harahap Kita
Perjan RS Sanglah
Perjan RS Kariadi
Perjan RS M. Djamil
Perjan RS Fatmawati
Perjan RS Hasan Sadikin
Perjan RS Sardjito
Perjan RS M. Husein
Perjan RS Dr. Wahidin
Perjan RS Kanker Dharmais
Perjan RS Persahabatan
Perjan Kereta Api(PJKA) (sekarang PT Kereta Api Indonesia (Persero))
Perjan Pegadaian (sekarang Perum Penggadaian)
3. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan Umum(PERUM) adalah suatu perusahaan negara yang bertujuan untuk
melayani kepentingan umum,tetapi sekaligus mencari keuntungan.
Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum):
Melayani kepentingan masyarakat umum.
Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perusahaan
umum (PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.
Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara. Contohnya : Perum Pegadaian, Perum
Jasatirta, Perum DAMRI, PerumANTARA,Perum Peruri,Perum Perumnas,Perum Balai
Pustaka.
Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public.
Dapat menghimpun dana dari pihak.
Kelebihan Perum:
Menangan i b idang -b idang u saha yang pen t i ng .
Ber tu juan member ikan l ayanan kepada masya raka t s eka l i gus
menca r i keuntungan. Keuntungan yang didapat digunakan lagi sebagai
danapembangunan.
Se lu ruh moda lnya mi l i k pemer in t ah , ba ik pusa t a t au dae rah .
Diband ing pe r j an , pe rum beke r j a l eb ih e f i s i en ka r ena s e l a in
member i l a y a n a n k e p a d a m a s y a r a k a t , j u g a
d i t u n t u t u n t u k m e r a i h l a b a (keuntungan).
Dengan s t a t u s pegawa i pe rusahaan nega ra a t au dae rah , budaya
ke r j a d i perum umumnya lebih baik dibanding perjan.
Kelemahan Perum adalah:
M a s i h t e r j a d i p e m b o r o s a n ( inefisiensi) karena tidak adanya
perusahaansaingan.
Tingkat produktivitas pegawai umumnya masih di bawah pegawaiperseroan (PT).
Se r ing men j ad i a l a t po l i t i k ke lompok t e r t en tu s eh ingga pe rum
men jad i sapi perahan (diperas) untuk kepentingan kelompok tersebut.
Jika perum rugi, berarti negara yang dirugikan.
4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki
oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.
Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:
Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan
Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan
Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
Sebagai sumber pemasukan negara
Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara lain, baik berupa bank maupun
nonbank
Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan
Tujuan Pendirian BUMD:
Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara
Mengejar dan mencari keuntungan
Pemenuhan hajat hidup orang banyak
Perintis kegiatan-kegiatan usaha
Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
Contoh BUMD adalah:
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)
Diantara keempat badan hukum tersebut memang terdapat perbedaan dalam hal:
Dimasukkan tidaknya permodalan dari badan-badan usaha tersebut dalam Anggaran
Belanja Negara.
Kedudukan hukumnya.
Status karyawannya, apakah sebagai pegawai negeri atau naik.
Berbeda dengan ketiga jenis Perusahaan Milik Negara yang disebut terlebih dahulu
yang didirikan berdasarkan Undang-undang No. 9/1969 maka perusahaan daerah didirikan
dengan suatu peraturan daerah dan telah mendapat pengesahan dari instansi atasan yaitu:
Menteri Dalam Negeri bagi daerah tingkat I dan Gubernur bagi daerah tingkat II. Khusus
untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta pengesahannya adalah dari presiden.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas perusahaan milik
Negara, maka dikeluarkan SK Menteri Keuangan No. 840/KMK.00/1994 dimana dalam BAB
I pasal1 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan BUMN adalah sebagai berikut:
1. Badan usaha yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara.
2. Badan usaha uang sebagian sahamnya dimiliki oleh Negara, tetapi statusnya
disamakan dengan BUMN, yaitu:
1. BUMN patungan antara pemerintah dengan daerah.
2. BUMN patungan antara pemerintah dengan BUMN lain.
3. Badan usaha patungan BUMN dengan swasta nasional/asing dimana Negara
memiliki saham mayoritas (minimal 51 %).
4. Kekayaan Negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan peraturan
pemerintah.
Kelebihan dan Kekurangan BUMN
BUMN memiliki kelebihan-kelebihan adalah:
Seluruh keuntungan BUMN menjadi keuntungan Negara.
Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat.
Merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan.
Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat
pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.
Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja.
Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan
masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber
devisa,baik migas maupun non migas.
Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk
memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.
BUMN juga memiliki kekurangan-kekurangan adalah :.
Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpangan policy
direction yang merugikan BUMN sendiri
Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite BUMN yang
ditampilkan melalui formal policy
Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau professional
perusahaan, sehingga menimbulkan political cost yang sulitdiukur
Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment dan
pemborosan yang membebani BUMN itu sendiri
Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi rakyat
banyak
Perlakuan istimewa Negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka terhadap
lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban
mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian
Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan memberikan
kemudahan kepada pihak lain melalui policy direction yang menjadi political cost
bagi BUMN.
Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering menyulitkan
direksi untuk bertindak objektif.
BAB 3
KESIMPULAN
BUMN utama berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang
bertentangan dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang
BUMN bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi
sumberkorupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau partai.
Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan mengakhiri
berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan dari BUMN.
Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain
berhasil memperkokoh posisi bisnisnya.
Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai tujuan untuk
mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang
kuat.Karena,apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup
orang banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai
akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.
Kelebihan dan Kekurangan BUMN
BUMN memiliki kelebihan-kelebihan adalah:
Seluruh keuntungan BUMN menjadi keuntungan Negara.
Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat.
Merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan.
Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat
pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.
Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja.
Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan
masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber
devisa,baik migas maupun non migas.
Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk
memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.
BUMN juga memiliki kekurangan-kekurangan adalah :.
Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpangan policy
direction yang merugikan BUMN sendiri
Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite BUMN yang
ditampilkan melalui formal policy
Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau professional
perusahaan, sehingga menimbulkan political cost yang sulit diukur
Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment dan
pemborosan yang membebani BUMN itusendiri
Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi rakyat
banyak
Perlakuan istimewa Negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka terhadap
lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban
mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian
Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan memberikan
kemudahan kepada pihak lain melalui policy direction yang menjadi political cost
bagi BUMN.
Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering menyulitkan
direksi untuk bertindak objektif.
BUMN terdiri dari:
1. Perusahaan Jawatan(Perjan)
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang
berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN. Perjan
ini berorientasi pelayanan padamasyarakat, Sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada
perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk
memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun
2003 tentang BUMN. Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti
menjadi PT.KAI
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan Umum(PERUM) adalah suatu perusahaan negara yang bertujuan untuk
melayani kepentingan umum,tetapi sekaligus mencari keuntungan. Perum adalah perjan yang
sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi sudah profit oriented. Sama
seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai
Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum,
sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go
public) dan statusnya diubah menjadi persero.
3. Perusahaan Perseroan(Persero)
Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang
modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar
keuntungan. persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah.
Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari
keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal
sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham.
Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta.
Badan usaha ditulis PT < nama perusahaan > (Persero). Perusahaan ini tidak memperoleh
fasilitas negara.
4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki
oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.
Referensi
Ekonomi Kelas XII, Dra. Hj. Sukiwaty, Drs. H. Sudirman Jamal dan Drs. Slamet Sukanti
KASUS DAN SOLUSI
KEJAKSAAN GELAR PERKARA KASUS PT MERPATI
Kejaksaan Juga Menangani Dugaan Penggelembungan Harga Pembelian Pesawat
Ma60.
VIVAnews -Kejaksaan Agung akan
melakukan gelar perkara kasus dugaan
korupsi penyewaan pesawat MA60 oleh PT
Merpati Nusantara Airlines. Gelar perkara
dilakukan sebelum penetapan tersangka
kasus dugaan korupsi senilai Rp9 miliar ini.
"Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh
JAM Pidsus nanti sebelum menentukan
tersangkanya siapa, diharapkan dapat diekspos terlebih dahulu," kata Wakil Jaksa Agung
Darmono di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2011.
Darmono mengatakan perkara PT Merpati Nusantara Airlines ini masih dalam tahap
penyelidikan. "Nanti seterusnya akan kami informasikan, sebagai bentuk tranparasi kami
terhadap masyarakat," kata Darmono.
Darmono tidak mengungkapkan kapan gelar perkara akan dilakukan. Dia juga tak mau
mengatakan siapa tersangka yang sudah dibidik oleh kejaksaan terkait kasus ini. "Nanti akan
kami informasikan berdasarkan hasil penyelidikan secara menyeluruh. Siapa yang paling
bertanggung jawab secara pidana, akan djadikan tersangka," kata dia.
Dia juga menolak menyebutkan siapa saja yang akan diperiksa terkait kasus ini. Alasannya,
pemanggilan itu terlalu teknis untuk diungkapkan ke publik. "Kalau pemanggilan orang dan
sebagainya tidak etis untuk diinformasikan. Siapa yang akan diperiksa, siapa yang jadi
tersangka, tidak boleh," katanya.
Kasus ini berawal pada tahun 2006, saat Direksi PT Merpati Nusantara Airlines menyewa
dua pesawat Boeing 737 dari perusahaan TALG di Amerika Serikat. Biaya sewa untuk
masing-masing pesawat seharga US$500 ribu.
Uang sebesar US$1 juta sudah dibayarkan ke rekening Hume & Associates melalui transfer
Bank Mandiri. Namun, hingga kini pesawat tersebut belum pernah diterima PT Merpati
Nusantara Airlines.
Tim Jaksa Penyidik kemudian mengendus adanya indikasi tindak pidana korupsi sebesar satu
juta dolar AS dalam kasus tersebut, sehingga meningkatkan status kasus tersebut dari
penyelidikan ke penyidikan.
Kejaksaan sendiri telah memeriksa mantan Dirut Merpati Cucuk Suryosuprojo dan Hotasi
Nababan sebagai saksi. Selain itu, kejaksaan juga telah memeriksa Presiden Direktur Merpati,
Sardjono Jhoni, sebagai saksi.
Kasus ini mencuat setelah Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu melaporkan adanya
dugaan praktek penggelembungan harga pesawat Merpati tersebut ke Komisi Pemberantasan
Korupsi.
Selain kasus penyewaan pesawat, Kejaksaan juga menangani dugaan
penggelembungan harga pembelian pesawat MA60 di PT Merpati. Namun, belum diketahui
sejauh mana perkembangan kasus ini. (kd)
KORUPSI, KEJAKSAAN SITA DOKUMEN MERPATI AIRLINES
JAKARTA. Pengungkapan kasus korupsi di tubuh PT Merpati Nusantara Airlines
(MNA) terus berlanjut. Setelah pekan lalu pihak Kejaksaan Agung menetapkan tersangka
baru dalam kasus ini, kali ini Kejagung mengaku telah melakukan penyitaan sejumlah
dokumen terkait kasus tersebut.
Menurut Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Noor Rachmad,
penyitaan dilakukan oleh penyelidik kemarin, Rabu (11/1) di kantor PT MNA. "Penyidik
telah menyita dokumen yang terkait perjanjian sewa," kata Noor.
Adapun perjanjian sewa yang dimaksud yaitu perjanjian sewa yang dilakukan antara
PT MNA dengan perusahaan leasing asal Amerika Serikat, TALG. Seperti diketahui, Kasus
ini berawal ketika Merpati berniat menyewa dua unit pesawat Boeing 737-400 dan 737-500
dari TALG.
Selain itu, penyidik juga telah menyita dokumen-dokumen pendukung lainnya. Noor
mengungkapkan, dokumen-dokumen yang disita merupakan bahan sebagai pembanding
dalam penyelidikan yang masih dilakukan.
"Penyidik masih mencari kebenaran material terkait data penyewaan tersebut," tutur
Noor. Dengan adanya dokumen-dokumen tersebut, diharapkan penyidik bisa
mengembangkan lebih luas lagi kasus ini.
Hingga saat ini sudah ada tiga orang tersangka dalam kasus itu. Adapun tersangka
yang dimaksud di antaranya, mantan Direktur Utama Merpati Hotasi Nababan dan bekas
Direktur Keuangan Guntur Aradea. Selain itu, saksi yang terakhir ditetapkan adalah bekas
General Manager Procurement Merpati Toni Sudjiarto.
Ketiga tersangka tersebut diduga merupakan orang yang bertanggungjawab dalam
pengadaan pesawat di perusahaan milik pemerintah tersebut. Untuk menyewa pesawat itu,
Merpati telah mengirimkan security deposit ke TALG sebesar US$ 500.000.
Atas penyewaan tersebut, Merpati memberikan deposit senilai US$ 1 juta kepada
TALG. Namun, setelah menyerahkan deposit itu, pesawat ternyata tak kunjung datang. Hal
ini membuat negara mengalami kerugian sebesar US$ 1 juta.
Dari kedua artikel tersebut dapat dilihat bahwa kekuatan BUMN mengakibatkan
banyak oknum-oknum yang memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri. Kekuatan
BUMN antara lain:
Jumlah dan nilai aset yang besar
Posisi dan bidang usaha yang strategis
Akses ke kekuasaan lebih besar
Akses ke sumber pendanaan, khususnya Bank pemerintah lebih besar
Perlakuan birokrasi berbeda dengan swasta
Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator sulit untuk dipisahkan
dan melekat pada BUMN itu sendiri.
Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pembenahan dalam BUMN yaitu antara lain:
Meminimalkan keterlibatan birokrasi di BUMN
Redefinisi BUMN menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sehingga
pertanggungjawaban pengelola BUMN kepada rakyat.
Budaya mundur bagi direksi-komisaris BUMN harus mulai ditanamkan sehingga ada
kejelasan hubungan antara performance dan punishment.
Pengelola yang berprestasi dipertahankan dan dipromosikan sedangkan yang
bermasalah diberhentikan berdasarkan kriteria yang objektif
Melakukan review terhadap keberadaan BUMN melalui :
o BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang telah dilaksanakan masyarakat
atau swasta tidak perlu lagi ada BUMN. BUMN yang ada diprivatisasi 100%
o Prioritas utama adalah bank-bank BUMN dan perusahaan sekuritas diswastakan
100% karena menjadi beban negara
o BUMN yang memiliki posisi strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak
dan bidang usahanya tidak dilaksanakan swasta, perlu dipertahankan.
Hilangkan political cost dengan public accountability dan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan. Keterlibatan pemerintah melalui :
o Pola rekruitmen yang objektif dan terukur
o Perencanaan anggaran, misi dan sisi perusahaan
o Evaluasi kerja BUMN melalui mekanisme rapat umum pemegang saham (RUPS)
Selain artikel tersebut, mungkin artikel berikut ini dapat mewakili apa yang dirasakan
para pekerja BUMN.
MENGABDIKAH DI BUMN? LEBIH SULITKAH?
Benarkah menjadi eksekutif di BUMN itu lebih sulit dibanding di swasta? Benarkah
menjadi direksi di perusahaan negara itu lebih makan hati? Lebih tersiksa? Lebih
terkungkung birokrasi? Lebih terbelit peraturan? Lebih tidak ada hope? Jawabnya: entahlah.
Belum ada penelitian ilmiahnya. Yang ada barulah rumor. Persepsi. Anggapan.
Bagaimana kalau dibalik: tidak mungkinkah anggapan itu hanya cermin dari pepatah
“rumput di halaman tetangga lebih hijau”. Atau bahkan lebih negatif lagi: sebagai kambing
hitam? Yakni, sebuah kambing hitam untuk pembenaran dari kegagalan? Atau sebuah
kambing hitam untuk sebuah ketidakmampuan?
Agar lebih fair, sebaiknya didengar juga suara-suara dari kalangan eksekutif swasta.
Mereka tentu bisa banyak bercerita. Misalnya, cerita betapa stresnya mengejar target dari
sang pemilik perusahaan. Di sisi ini jelas menjadi eksekutif di swasta jauh lebih sulit. Bagi
seorang eksekutif swasta yang tidak bisa mencapai target, hukumannya langsung di depan
mata: diberhentikan. Bahkan, kalau lagi sial, yakni menghadapi pemilik perusahaan yang
mulutnya kotor, seorang eksekutif swasta tidak ubahnya penghuni kebun binatang.
Di BUMN konsekuensi tidak mencapai target tidak ada. Menteri yang mewakili
pemilik BUMN setidaknya tidak akan pernah mencaci maki eksekutifnya di depan umum.
Bagaimana dengan citra campur tangan yang tinggi di BUMN? Ini pun kelihatannya juga
hanya kambing hitam. Di swasta campur tangan pemilik jauh lebih dalam.
Katakanlah direksi BUMN mengeluh seringnya dipanggil DPR sebagai salah satu
bentuk campur tangan. Tapi, saya lihat, pemanggilan oleh DPR itu tidak sampai memiliki
konsekuensi seberat pemanggilan oleh pemilik perusahaan swasta. Apalagi, Komisi VI DPR
yang membawahkan BUMN sangat proporsional. Tidak banyak yang aneh-aneh. Bahkan,
salah satu anggota DPR di situ, Mumtaz Amin Rais, sudah seperti anggota parlemen dari
Inggris. Kalau bertanya sangat singkat, padat, dan langsung pada pokok persoalan. Tidak
sampai satu menit. Anggota yang lain juga tidak ada yang sampai menghujat tanpa alasan
yang kuat. Jelaslah, campur tangan pemilik perusahaan swasta jauh lebih mendalam.
Di swasta juga sering ditemukan kenyataan ini: banyak pemilik perusahaan swasta
yang maunya aneh-aneh. Kediktatoran mereka juga luar biasa! Sangat biasa pemilik
perusahaan swasta memaksakan kehendaknya. Dengan demikian, cerita soal campur tangan
pemilik, soal pemaksaan kehendak, dan soal kediktatoran pemilik di swasta jauh lebih besar
daripada di BUMN.
Bagaimana dengan iklim korporasinya? Sebenarnya juga sama saja. Hanya berbeda
nuansanya. Bukankah di swasta Anda juga sering terjepit oleh besarnya dominasi keluarga
pemilik? Apalagi kalau si pemilik akhirnya sudah punya anak dan anak itu tumbuh dewasa
dan menghasilkan menantu-menantu? Dengan demikian, tidak cukup kuat juga alasan bahwa
menjadi eksekutif di BUMN itu lebih sulit karena iklim korporasinya kurang mendukung.
Bagaimana soal campur tangan politik? Memang ada anggapan campur tangan politik
sangat menonjol di BUMN. Untuk soal ini pun saya meragukannya. Saya melihat campur
tangan itu lebih banyak lantaran justru diundang oleh eksekutif itu sendiri. Di swasta pun kini
akan tertular penyakit itu. Dengan banyaknya pemilik perusahaan swasta yang terjun ke
politik, bisa jadi kerepotan eksekutif di swasta juga bertambah-tambah. Tidakkah Anda
pusing menjadi eksekutif swasta yang pemiliknya berambisi terjun ke politik?
Maka, saya curiga orang-orang yang sering mengembuskan wacana bahwa menjadi
eksekutif di BUMN itu sulit adalah orang-orang yang pada dasarnya memang tidak bisa
bekerja. Di dunia ini alasan, dalih, kambing hitam, dan sebangsanya terlalu mudah dicari.
Orang yang sering diberi nasihat atasannya, tapi gagal dalam melaksanakan pekerjaannya, dia
akan cenderung beralasan “terlalu banyak dicampuri sih!”. Sebaliknya, orang yang diberi
kepercayaan penuh, tapi juga gagal, dia akan bilang, “Tidak pernah ditengok sih!”.
Maka, pada akhirnya sebenarnya kembali ke who is he! Kalau dibilang menjadi
direksi di BUMN itu sulit dan bekerja di swasta ternyata juga sulit, lalu di mana dong bekerja
yang enak? Yang tidak sulit? Yang tidak repot? Yang tidak stres? Yang gajinya besar? Yang
fasilitasnya baik? Yang bisa bermewah-mewah? Yang bisa semaunya?
Saya tidak bisa menjawab itu. Yang paling tepat menjawabnya adalah orang yang
tingkatan hidupnya lebih tinggi dari saya. Bukan Rhenald Kasali atau Tanri Abeng atau
Hermawan Kartajaya. Bukan Peter Drucker, bukan pula Jack Welch.
Yang paling tepat menjawab pertanyaan itu adalah seseorang yang lagi menikmati
tidurnya yang pulas pada hari Senin pukul 10 pagi di bawah jembatan kereta api Manggarai
dengan hanya beralaskan karton. Dialah seenak-enaknya orang. Sebebas-bebasnya manusia.
Tidak mikir utang, tidak mikir target, tidak mikir tanggung jawab. Orang seperti dialah yang
barangkali justru heran melihat orang-orang yang sibuk!
Maksud saya: maka berhentilah mengeluh!
Maksud saya: tetapkanlah tekad! Mau jadi direksi BUMN atau mau di swasta. Atau mau, he
he, memilih hidup yang paling nikmat itu!
Maksud saya: kalau pilihan sudah dijatuhkan, tinggallah kita fokus di pilihan itu. Sepenuh
hati. Tidak ada pikiran lain kecuali bekerja, bekerja, bekerja!
Daripada mengeluh terus, berhentilah bekerja. Masih banyak orang lain yang mau
bekerja. Masih banyak orang lain yang tanpa mengeluh bisa menunjukkan kemajuan!
Lihatlah direksi bank-bank BUMN itu. Mereka begitu majunya. Sama sekali tidak kalah
dengan direksi bank swasta. Padahal, direksi bank BUMN itu terjepit antara peraturan
birokrasi BUMN dan peraturan yang ketat dari bank sentral. Mana ada direksi yang dikontrol
begitu ketat dari dua jurusan sekaligus melebihi direksi bank BUMN” Buktinya, bank-bank
BUMN kita luar biasa.
Lihatlah pemilihan Marketeers of The Year yang sudah lima tahun dilaksanakan
Marks Plus-nya Hermawan Kartajaya. Empat tahun berturut-turut Marketeers of The Year-
nya adalah direksi BUMN! Swasta baru menang satu kali! Para Marketeers of The Year dari
BUMN itu adalah tipe orang-orang yang tidak pandai mengeluh! Mereka adalah tipe orang
yang bekerja, bekerja, bekerja!
Lihatlah tiga CEO BUMN yang minggu lalu terpilih sebagai CEO BUMN of The
Year: R.J. Lino (Dirut Pelindo 2), Tommy Soetomo (Dirut Angkasapura 1), dan Ignasius
Jonan (Dirut Kereta Api Indonesia). Mereka adalah orang-orang yang sambil mengeluh terus
bekerja keras. Mereka terus menghasilkan prestasi dari sela-sela jepitan birokrasi dan
peraturan. Bahkan, salah satu dari tiga orang itu terus bekerja keras sambil menahan sakitnya
yang berat.
Lihat pulalah para direksi BUMN yang malam itu memenangi berbagai kategori
inovasi di BUMN. Mereka adalah orang-orang andal yang mau mengabdi di BUMN.
Maaf, mungkin inilah untuk kali terakhir saya menggunakan kata “mengabdi di BUMN”.
Setelah ini saya ingin menghapus istilah “mengabdi” itu. Istilah “mengabdi di BUMN” tidak
lebih dari sebuah kemunafikan.
Selalu ada udang di balik batu di balik istilah “mengabdi di BUMN” itu. Setiap ada
pihak yang mengucapkan kata “mengabdi di BUMN”, pasti ada mau yang ingin dia
sampaikan. Banyak sekali mantan pejabat BUMN yang ingin terus memiliki rumah jabatan
dengan alasan sudah puluhan tahun mengabdi di BUMN. Terlalu banyak orang BUMN yang
memanfaatkan istilah mengabdi untuk tujuan-tujuan tersembunyi. Barangkali memang sudah
waktunya BUMN bukan lagi tempat mengabdi, dalam pengertian seperti itu. Kecuali mereka
benar-benar mau bekerja keras di BUMN tanpa digaji! Sudah waktunya BUMN hanya
sebagai tempat membuat prestasi.