makalah penggunaan jurnal pembalik fix

26
KATA PENGANTAR Pencatatan merupakan sebuah langkah awal untuk memulai suatu sikus akuntansi. Suatu perusahaan tentu memiliki cara pencatatan yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Hal tersebut didasarkan pada jenis, bentuk, kegiatan, serta kebutuhan tiap perusahaan yang berbeda- beda. Salah satu hal yang dapat membedakannya adalah penggunaan jurnal pembalik. Tidak semua perusahaan mrmbutuhkan penggunaan jurnal pembalik, namun tentu saja jurnal ini memiliki peran tertentu. Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk membuat makalah “Penggunaan Jurnal Pembalik sebagai Alat Bantu Pencatatan Transaksi”. Tujuan utama dari makalah ini sendiri adalah untuk memberi informasi mengenai peran jurnal pembalik dalam pencatatan transaksi suatu perusahaan. Bahasan utama makalah ini adalah peran jurnal pembalik. Peran yang penulis jabarkan meliputi bagaimana penggunaannya dalam kegiatan pencatatan, serta apa pengaruh penggunaan jurnal tersebut pada suatu siklus akuntansi. Penulis juga menjabarkan bagaimana jurnal pembalik dapat membantu membuat sebuah pencatatan menjadi

Upload: skolastikaelizabeth

Post on 29-Sep-2015

207 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

akuntansi, manajemen, ekonomi, perusahaan, laporan keuangan, keuangan, finance, jurnal, jurnal pembalik, pencatatan akuntansi, makalah, makalah akuntansi, makalah ekonomi,

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Pencatatan merupakan sebuah langkah awal untuk memulai suatu sikus akuntansi. Suatu perusahaan tentu memiliki cara pencatatan yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Hal tersebut didasarkan pada jenis, bentuk, kegiatan, serta kebutuhan tiap perusahaan yang berbeda-beda. Salah satu hal yang dapat membedakannya adalah penggunaan jurnal pembalik. Tidak semua perusahaan mrmbutuhkan penggunaan jurnal pembalik, namun tentu saja jurnal ini memiliki peran tertentu. Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk membuat makalah Penggunaan Jurnal Pembalik sebagai Alat Bantu Pencatatan Transaksi. Tujuan utama dari makalah ini sendiri adalah untuk memberi informasi mengenai peran jurnal pembalik dalam pencatatan transaksi suatu perusahaan.Bahasan utama makalah ini adalah peran jurnal pembalik. Peran yang penulis jabarkan meliputi bagaimana penggunaannya dalam kegiatan pencatatan, serta apa pengaruh penggunaan jurnal tersebut pada suatu siklus akuntansi. Penulis juga menjabarkan bagaimana jurnal pembalik dapat membantu membuat sebuah pencatatan menjadi lebih sederhana. Untuk menjabarkan pembahasan ini penulis menggunakan metode studi pustaka. Penggunaan metode tersebut penulis rasa sudah cukup membantu dalam pengerjaan makalah ini.Dalam penulisan makalah ini tentu banyak pihak yang membantu. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih kepada Ibu Wahyu Winiarsih selaku dosen pembimbing matakuliah Bahasa Indonesia, kedua orang tua yang senantiasa menjadi semangat dan inspirasi penulis, serta kepada teman-teman dari kelas CB yang selalu memberi dukungan. Tak lupa pula penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun kalaha ini tepat pada waktunya. Penulis berharap agar makalah Penggunaan Jurnal Pembalik sebagai Alat Bantu Pencatatan Transaksi dapat bermanfaat bagi pembaca serta bagi pengembangan ilmu Akuntansi khusunya dalam kegiatan pencatatan transaksi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIivBAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah...1.2 Rumusan Masalah.1.3 Tujuan Penulisan...1.4 Manfaat Hasil Penulisan...BAB II. LANDASAN TEORI..BAB III. PEMBAHASAN MASALAH3.1 Transaksi dalam Perusahaan yang Memerlukan Jurnal Pembalik.3.2 Alasan Jurnal Pembalik Membuat Pencatatan Menjadi Lebih Sederhana.3.3 Perbedaan Pencatatan Tanpa Jurnal Pembalik dengan Pencatatan Menggunakan Jurnal PembalikBAB IV. PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 Saran.DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu siklus Akuntansi dalam sebuah perusahaan harus disusun secara urut dan terstuktur. Siklus ini diawali dengan kegiatan identifikasi apakah sebuah kejadian termasuk dalam transaksi perusahaan atau tidak. Semua kejadian yang termasuk dalam kategori transaksi kemudian dicatat oleh akuntan dalam sebuah jurnal. Jurnal ini yang kemudian menjadi sumber informasi utama yang dibutuhkan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Oleh karena itu, kegiatan pencatatan transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang tidak mungkin dilewatkan apalagi ditinggalkan.Sebagai sumber informasi utama, merupakan hal mutlak bahwa semua transaksi harus dicatat dengan tepat. Idealnya setiap terjadi transaksi maka pada saat itu pula akuntan harus mencatatnya ke dalam jurnal. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketika dalam sebuah perusahaan terjadi sangat banyak transaksi dalam satu hari. Belum lagi adanya kemungkinan muncul transaksi-transaksi yang rumit. Keadaan ini akan sangat memberatkan pekerjaan akuntan. Padahal, perusahaan tidak mungkin mengurangi jumlah transaksi karena dapat mengganggu jalannya kegiatan perusahaan. Dengan demikian, akuntan dituntut untuk dapat mencatat begitu banyak transaksi yang terjadi tanpa kesalahan sekecil apapun.Oleh karena itu, untuk membuat pencatatan menjadi lebih sederhana, beberapa perusahaan menggunakan jurnal pembalik. Jurnal ini membantu akuntan sehingga akuntan tidak perlu mengidentifikasi ulang beberapa transaksi setiap periode. Namun perlu diingat bahwa tidak semua transaksi dapat disederhanakan dalam jurnal pembalik. Hal tersebut akan dijelaskan dalam makalah ini pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah1. Transaksi apa saja yang perlu dicatat ke dalam jurnal pembalik ?2. Mengapa jurnal pembalik dapat membuat pencatatan beberapa transaksi menjadi lebih sederhana ?3. Bagaimana perbedaan antara pencatatan menggunakan jurnal pembalik dengan tanpa jurnal pembalik ?

1.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui transaksi apa saja yang perlu dicatat ke dalam jurnal pembalik.2. Mengetahui alasan jurnal pembalik membuat pencatatan beberapa transaksi menjadi lebih sederhana.3. Mengetahui perbedaan antara pencatatan menggunakan jurnal pembalik dengan tanpa jurnal pembalik.

1.4 Manfaat Hasil PenulisanHasil pembahasan ini diharapkan bermanfaat:1. Bagi mahasiswa di jurusan Akuntansi sebagai tambahan informasi agar dapat memperluas pengetahuan di bidang Akuntansi dan memperdalam ilmu tentang penggunaan jurnal pembalik.2. Bagi dosen atau pengajar ilmu Akuntansi sebagai bahan referensi agar dalam pengajaran memiliki beberapa bahan pembanding sehingga tidak hanya terpaku pada satu sumber.3. Bagi perusahaan sebagai bahan acuan agar dapat menentukan metode siklus akuntansi yang tepat dan sesuai dengan kegiatan perusahaan.4. Bagi penulis sebagai pemenuhan tugas terstruktur matakuliah Bahasa Indonesia dan sebagai sarana untuk melatih kemampuan menulis dan menyusun makalah agar nantinya dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.

BAB IILANDASAN TEORI

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Sebagaimana sebuah metode, akuntansi juga mempunyai tahapantahapan yang harus dijalani untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Secara umum laporan keuangan yang akan didapatkan di akhir proses akuntansi adalah hasil dari semua proses pencatatan yang dilakukan, mulai dari pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang terjadi terus menerus dan berulang ulang. Proses inilah yang disebut dengan siklus akuntansi. Menurut Michell Suharli (2006:49) bahwapengertianSiklus akuntansiadalah urutan transaksi, peristiwa, aktivitas, dan proses dari awal sampai akhir dimulai dari awal seperti lingkaran yang tidak akan pernah putus. Sedangkanpengertian siklus akuntansimenurut Sofyan Syafri Harahap(2003:16) dalam bukunya Teori Akuntansi bahwaProses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput keproses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah analisis bukti transaksi dan kejadian tertentu lainnya. Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau lembaga. Transaksi-transaksi tersebut seperti transaksi penjualan, pembelian, transaksi-transaksi mengenai biaya dan hubungannya dengan bank di catat dalam bukti formil kemudian dikumpulkan secara sistematis sebagai dasar pencatatan selanjutnya.Setelah mendokumenkan bukti transaksi, langkah selanjutnya adalah mencatat transaksi dalam buku harian atau jurnal. Bukubuku harian tersebut minimal terdiri dari buku kas, buku penjualan, dan buku pembelian. Buku jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara kronologis (urut waktu).Setelah jurnal tersebut dibuat maka jurnaljurnal tersebut di posting kedalam buku besar. Buku besar merupakan kumpulan dari perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan dan yang merupakan suatu kesatuan tersendiri.Setelah semua jurnal diposting ke buku besar, maka selanjutnya dari buku besar tersebut dibuat neraca saldo. Hal ini untuk memeriksa kebenaran pencatatan dalam jurnal dan buku besar dengan melihat apakah jumlah debit sama besar dengan jumlah kredit.Neraca lajur terdiri dari kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laba rugi dan neraca. Pada dasarnya neraca lajur berfungsi untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan sekaligus untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan.Laporan keuangan sering kali tidak dapat disusun langsung dari neraca saldo, karena data yang tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian dengan cara membuat jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian berguna untuk mengoreksi akun-akun tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, pendapatan, beban dan modal yang sebenarnya. Akun-akun tertentu yaitu akun-akun yang timbul akibat adanya transaksi-transaksi seperti pembayaran di muka, perhitungan fisik persediaan, perubahan kebijaksanaan, penyesuaian non-rutin. Setiap jurnal penyesuaian akan berpengaruh paling tidak pada satu akun neraca dan satu akun laba rugi dalam jumlah yang sama.Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahu buku yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.Untuk akuntansi perusahaan kecil, akuntansi biasanya menyamakannya dengan system perusahaan perseorangan dikarenakan penerapannya sama-sama tidak terlalu rumit. Jurnal penutup adalah ayat yang dibuat untuk memindahkan saldo perkiraan-perkiraan sementara ke perkiraan tetap atau perkiraan-perkiraan neraca.Untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode akuntansi berikutnya, beberapa perusahaan menggunakan jurnal pembalik. Jurnal pembalik merupakan jurnal yang membalikkan transaksi yang telah dilakukan di jurnal penyesuaian (adjusting entries). Jurnal pembalik dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bukan merupakan keharusan meskipun tercantum dalam siklus akuntansi. Jurnal pembalik dibuat dengan tujuan agar pencatatan pada periode berikutnya dapat dilakukan secara wajar sesuai dengan sistem akuntansi yang dipakai. Namun tidak semua ayat jurnal penyesuaian dapat dibalik dalam jurnal pembalik.

BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH

3.1 Transaksi dalam Perusahaan yang Memerlukan Jurnal PembalikTransaksi-transaksi yang terjadi di dalam suatu persusahaan yang memerlukan jurnal pembalik, antara lain sebagai berikut : Beban yang akan dibayarBeban yang harusnya sudah dibayar tetapi belum terealisasikan. Karena suatu hal, ada kalanya perusahaan belum membayar beban, padahal laporan keuangan sudah diterbitkan. Itu sebabnya, muncullah beban terhutang yang mau tidak mau menjadi beban pada periode berikutnya. Hal-hal yang menyebabkan beban belum terbayarkan misalnya karena jatuh tempo penggajian tepay pada hari libur atau bisa jadi karena system informasi perusahaan sedang eror sehingga tidak bisa menangani masalah payroll. Namun, alasan terbanyak mengapa ada beban terhutang adalah alasan yang pertama.

Pendapatan yang masih belum diterima Penghasilan yang sudah dapat direalisasi dalam suatu periode, tapi belum diakui karena belum terjadi penyerahan.

Pendapatan diterima di mukaPendapatan atas suatu barang/jasa yang belum diserahkan, yang pada saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan. contoh pendapatan sewa untuk masa yang akan datang tetapi diterima pembayarannya di awal masa sewa, perusahaan mencatat sebagai Pendapatan Sewa.

Beban dibayar di muka Pengeluaran uang untuk suatu barang dan jasa yang akan digunakan atau memberi manfaat di masa mendatang dapat digolongkan dalam beban dibayar dimuka, yang pada saat pembayaran dicatat sebagai beban. Contoh pembayaran sewa untuk masa yang akan datang tetapi dibayar di awal masa sewa, perusahaan mencatat sebagai Beban Sewa.

Tabel 3.1 contoh pencatatan transaksi:No.Jenis AJPAyat Jurnal PenyesuaianJurnal Balik

1.Hutang BebanBeban GajiHutang Gaji100100Hutang GajiBeban Gaji100100

2.PiutangPiutang BungaPendapatan Bunga150150Pendapatan BungaPiutang Bunga150150

3.Pendapatan Diterima DimukaPendapatan TiketPendapatan Tiket DD200200Pendapatan Tiket DDPendapatan Tiket200200

4.Beban Dibayar DimukaSewa Dibayar DimukaBeban Sewa900900Beban SewaSewa Dibayar Dimuka900900

3.2 Alasan Jurnal Pembalik Membuat Pencatatan Menjadi Lebih Sederhana

Jurnal Pembalik menjaga konsistensi pencatatan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) merekomendasi untuk menggunakan metode pencatatan yang sama dari periode ke periode. Pada saat jurnal penyesuaian, pencatatan dimungkinkan menggunakan metode yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan perlu mencatatjurnal pembalik agarpencatatan konsisten dari waktu ke waktu.

Jurnal Pembalik mengantisipasi ketidak-konsistenan dimasa datang (pemunculan akun-akun baru) ketika mencatat jurnal penyesuaian perlu ditindak-lanjuti pada saat tertentu di masa datang. Untuk menghindari risiko kesalahan atau kelupaan maka perusahaan dapat mengantisipasi dengan jalan membalik akun-akun barutersebut di awal periode, sehingga di awal periode baru pencatatan akan terus konsisten

3.3 Perbedaan Pencatatan Tanpa Jurnal Pembalik dengan Pencatatan Menggunakan Jurnal Pembalik

Untuk menjelaskan perbedaan keduanya, berikut contoh kejadian dalam suatu perusahaan.1. Pada 31 Desember, Beban gaji karyawan yang belum dibayar PT. X adalah sebesar Rp6.000.000,- . penundaan pembayaran tersebut dikarenakan akhir Desember ada libur panjang yang menyebabkan perusahaan tidak beroperasi. Itu sebabnya, gaji karyawan terutang tersebut akan dibayarkan pada Januari tahun berikutnya.

a. Pencatatan tanpa jurnal pembaliktglJurnal Penyesuaian(dalam ribuan)Jurnal Umum (periode selanjutnya)(dalam ribuan)

31Beban gaji 6.000 Utang gaji 6.000Utang gaji 6.000 Kas 6.000

Keterangan : Pada akhir periode, transaksi tersebut dicatat pada jurnal penyesuaian untuk mengakui adanya hutang seperti pada tabel di atas. Selanjutnya setelah terjadi pelunasan, transaksi dicatat pada jurnal umum periode yang baru seperti pada tabel di atas.

b. Pencatatan menggunakan jurnal pembaliktglJurnal Penyesuaian(dalam ribuan)Jurnal Pembalik(dalam ribuan)Jurnal Umum (periode selanjutnya)(dalam ribuan)

31Beban gaji 6.000 Utang gaji 6.000Utang gaji 6.000 Beban gaji 6.000Beban gaji 6.000 Kas 6.000

Keterangan : Pada akhir periode, transaksi tersebut dicatat pada jurnal penyesuaian untuk mengetahui adanya hutang seperti pada tabel di atas. Selanjutnya di awal periode baru, ayat jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada jurnal pembalik, maka asumsinya perusahaan tidak lagi memiliki hutang. Setelah terjadi pembayaran, transaksi dicatat seperti biasa pada jurnal umum periode yang baru seperti pada tabel di atas.

2. Pada 31 Desember, PT. X memiliki piutang pendapatan atas jasa yang sudah dilakukannya pada bulan Desember, yaitu senilai Rp2.000.000,-. Piutang tersebut akan dilunasi pada bulan Januari tahun berikutnya.

a. Pencatatan tanpa jurnal pembaliktglJurnal Penyesuaian(dalam ribuan)Jurnal Umum (periode selanjutnya)(dalam ribuan)

31Piutang usaha 2.000 Pendapatan jasa 2.000Kas 2.000 Piutang usaha 2.000

Keterangan : Pada akhir periode, transaksi tersebut dicatat pada jurnal penyesuaian untuk mengakui adanya piutang seperti pada tabel di atas. Selanjutnya setelah terjadi pembayaran jasa, transaksi dicatat pada jurnal umum periode yang baru seperti pada tabel di atas.

b. Pencatatan menggunakan jurnal pembaliktglJurnal Penyesuaian(dalam ribuan)Jurnal Pembalik(dalam ribuan)Jurnal Umum (periode selanjutnya)(dalam ribuan)

31Piutang usaha 2.000 Pendapatan jasa 2.000Pendapatan jasa 2.000 Piutang usaha 2.000Kas 2.000 Pendapatan jasa 2.000

Keterangan : Pada akhir periode, transaksi tersebut dicatat pada jurnal penyesuaian untuk mengakui adanya piutang seperti pada tabel di atas. Selanjutnya di awal periode baru, ayat jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada jurnal pembalik, maka asumsinya perusahaan tidak lagi memiliki piutang. Setelah terjadi pembayaran jasa, transaksi dicatat seperti biasa pada jurnal umum periode yang baru seperti pada tabel di atas.

BAB IVPENUTUP

3.3 Simpulan

Jurnal Pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada periode sebelumnya. Jurnal Pembalik ini dibuat dengan tujuan agar pencatatan dalam periode berikutnya dapat dilakukan dengan mudah serta mencegah terjadinya kekeliruan menjurnal pada saat jatuh temponya.Transaksi dari jurnal penyesuaian yang perlu dibalik pada jurnal pembalik antara lain beban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, beban yang akan dibayar, dan pendapatan yang masih harus diterima.Jurnal pembalik dapat membuat pencatatan lebih sederhana karena jurnal pembalik menjaga konsistensi pencatatan dan mengantisipasi ketidak-konsistenan di masa datang.

3.4 Saran

Baik mahasiswa, dosen, maupun akuntan hendaknya lebih memahani penggunaan jurnal pembalik sebagai alat bantu opsional. Yang perlu diperhatikan adalah tidak semua transaksi pada jurnal penyesuaian perlu dibalik pada jurnal pembalik. Sebelum memutuskan untuk menggunakan jurnal pembalik, sebaiknya perhatikan dulu setiap aturan yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan.DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi Edisi 6 Jilid 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Niswonger, C. Rollin, dkk. 1999.Prinsip-Prinsip Akuntansi Edisi 19 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Soemarso, S. R. 2004.Akuntansi Suatu Pengantar Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Sugiarto dkk. 1999.Pengantar Akuntansi I.Jakarta: Universitas Terbuka.

Penggunaan Jurnal Pembalik sebagai Alat Bantu Pencatatan TransaksiMAKALAHDitulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Bahasa IndonesiaolehElizabeth Tri Utami (135020300111054)

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014Penggunaan Jurnal Pembalik sebagai Alat Bantu Pencatatan TransaksiMAKALAHDitulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Bahasa Indonesia

olehElizabeth Tri Utami (135020300111054)

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014