118. batu pembalik waktu.pdf

Upload: almizan17

Post on 03-Jun-2018

278 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    1/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 1

    BASTIAN TITO

    Mempersembahkan :

    PENDEKAR KAPAK NAGA GENI 212

    Wiro SablengEpisode ke 118 :

    Batu Pembalik Waktu

    Ebook by : Tiraikasih (Kang Zusi)Scanning kitab by : Aby Elziefa

    mailto:[email protected]

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    2/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 2

    Sinopsis :

    PAKAIAN PERI ANGSA PUTIH ROBEK DI BAGIANPINGGANG. BATU BERWARNA TUJUH MENYEMBULDI ATAS PERUTNYA YANG PUTIH. PERI ANGSAPUTIH TERPEKIK. BARU SADAR APA YANG TERJADI.

    DIA CEPAT MENGHANTAM TAPI TERLAMBAT. BATUPEMBALIK WAKTU TELAH BERADA DALAMGENGGAMAN LAMANYALA. BEGITU DAPATKANBATU SAKTI TERSEBUT LAMANYALA SIAPBERKELEBAT KABUR. PADA SAAT ITULAH TIBA-TIBASUARA PEREMPUAN MENGGERUNG KERAS. "LASEDAYU SUAMIKU! SIAPA YANG BERANIMENCELAKAI DIRIMU!" SATU BAYANGAN KUNING BERKELEBAT. SATUTENDANGAN KERAS MELABRAK DADA LAMANYALAHINGGA TUBUHNYA MENCELAT MENTAL SAMPAITIGA TOMBAK DAN BATU PEMBALIK WAKTU YANGADA DALAM GENGGAMAN TANGAN KANANNYATERLEMPAR KE UDARA LALU JATUH KE TANAH. PERI ANGSA PUTIH CEPAT MEMBURU, GULINGKANDIRI DI TANAH DAN MENYAMBAR BATU SAKTI ITU.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    3/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 3

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    1 SATUpemandangan luar biasa terlihat di dalam rimbabelantara Lasesatbuntu. Dua sosok aneh berlari cepatmengusung sebuah tandu kayu. Sosok di sebelah depantinggi kurus hanya mengenakan sehelai cawat. Sekujurtubuhnya mulai dari kepala sampai ke kaki termasuksepasang matanya berwarna kuning. Kulitnya ditumbuhiduri-duri panjang kaku seperti bulu landak. Sambil berlarisesekali makhluk ini membuang ludah berwarna kuning.Seperti diketahui, di Negeri Latanahsilam hanya ada duamakhluk yang sekujur tubuhnya berwarna kuning.Orang pertama adalah Hantu Selaksa Angin aliasHantu Selaksa Kentut alias Luhpingitan dan diketahuisebagai istri Hantu Langit Terjungkir alias Lasedayu.Orang ke dua ialah makhluk yang mengusung tandudi sebelah depan tadi yang bukan lain adalah HantuJatilandak. Pengusung tandu sebelah belakang tak kalahhebatnya. Seluruh permukaan tubuhnya tertutup lapisananeh berbentuk sisik hitam. Sisik ini seolah kepingan-kepingan baja hitam yang mencuat keluar.

    Makhluk satu ini dikenal dengan nama TringgilingLiang Batu. Menurut riwayat dialah yang telah memeliharadan membesarkan Hantu Jatilandak, lalu menganggapHantu Jatilandak sebagai cucunya sendiri. (Untuk lebihjelas mengenai nwayat Hantu Jatilandak dan TringgilngLiang Batu harap baca episode Wiro Sableng di NegeriLanahsilam berjudul "Hantu Jatilandak") Di atas tandu kayu yang diusung Hantu Jatilandak danTringgiling Liang Batu, terbujur sosok seorangperempuan tua renta, berambut putih awut-awutan.Sepintas mukanya terlihat seolah tengkorak karena kulit

    wajahnya yang pucat memulih sangat tipis. Sepasangmata orang ini tertutup Dan mulutnya yang agakmenganga tiada henti keluar suara erangan. Sesekalierangannya tersendat lalu dari sela bibirnya melelehdarah merah kehitaman. Sebilah pisau menancap didadanya sebelah kiri. Gagang pisau maut ini terbuat darisejenis batu berbentuk singa berkepala dua! "Jatilandak!" tiba-tiba Tringgiling Liang Batu berseru."Hentikan larimu. Ada yang perlu kita bicarakan!" "Wahai! Kita tidak ada waktu lagi!" MenjawabHantu Jatilandak. Lalu dia menyambung. "Nenek ini

    siap meregang nyawa! Kalau ajalnya putus sebelumkita menemui orang yang dicarinya, rahasia besar

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    4/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 4

    yang diketahuinya tidak pernah akan terungkap! Danaku akan merasa berdosa seumur-umur terhadapgadis bernama Luhcinta itu!" "Justru karena aku khawatir dia akan menemuiajal maka aku perlu bicara denganmu! Lekas kauhentikan larimu!" berteriak Tringgiling Liang Batu.

    Tapi Hantu Jatilandak tidak pedulikan ucapankakeknya. Terpaksa makhluk bersisik itu salurkantenaga dalamnya ke kaki. Dua kakinya yang tengahberlari cepat itu tiba-tiba menjadi berat sekali. HantuJatilandak terkejut ketika merasakan bagaimana gerakandua kakinya terasa sangat berat hingga dia tidak bisa lagiberlari cepat. "Kakek ini hendak memaksaku berhenti berlari!"kata Hantu Jatilandak dalam hati. Diam-diam dia kerahkantenaga dalam. Dua tenaga sakti tingkat tinggi salingbentrok. Akibatnya Hantu Jatilandak lari tertahan-tahan.Duri Landak di sekujur tubuhnya mencuat kaku. Disebelah belakang dua kaki Tringgiling Liang Batu laksanadua batu besar, terseret di tanah, mengepulkan pasir dandebu. Sosok perempuan tua di atas tandu berguncang-guncang. Suara erangannya mengeras. Hantu Jatilandak kucurkan keringat di sekujur tubuhnyaketika dia berusaha berdiri terus. Dua kakinya memangbergerak cepat, tapi gerakannya tetap disitu-situ juga! Diatidak mampu bergerak maju barang satu jengkalpun!Akhirnya Hantu Jatilandak terpaksa hentikan larinya.

    "Kek! Aku mengalah! Apa yang hendak kau bicarakan!" "Sebelum bicara, kita turunkan dulu tandu ini."berkata makhluk bersisik kepingan baja hitam. Tandu kayu di atas terbujur sosok perempuan tuayang dadanya ditancapi pisau perlahan-lahan diturunkanke tanah. Hantu Jatilandak memandang pada TringgilingLiang Batu. Menunggu apa yang hendak dikatakan kakekitu "Jatilandak, tahukan kau di mana kita berada saat ini '"Trenggiling Liang Batu ajukan pertanyaan. Walau heran mendengar pertanyaan kakeknya itu

    tapi Hantu Jatilandak memandang juga berkeliling."Heh! Bukankah kila berada dalam rimba belantaraLasesat buntu?!" "Kau betul! Kita berada di dalam rimba keramat.Penuh dengan seribu satu macam petakal Kila telahtersesat. Berarti kita harus segera mencati jalan keluarsebelum mendapat celaka'" "Aku ingat Kek, di hutan ini konon pernah saha-batku tersesat dan mendapat malapetaka. Tapi akutidak takut! Kalau memang harus menembus hutanini, walau ada seribu bahaya akan tetap kulewati. Lagi

    pula bukankah menembus ribuan belantara ini kitabisa lebih cepat sampai di Lembah Katak Hijau tempat

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    5/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 5

    kediaman nenek bernama Luhmasigi itu? Atau mungkinkau merasa takut Kek?" Tringgiling Liang Batu tertawa dicap sebagai penakut"Sejak lahir sampai kelak aku menemui kematian, akutidak akan pernah mengenal rasa takut." "Kalau begitu mengapa kita tidak meneruskan

    perjalanan?" tanya Hantu Jatilandak. "Waktu kita sangat singkat! Lihat keadaan perempuantua di atas tandu itu! Ajalnya tak akan lama. Jika kitadihadang marabahaya di tengah hutan berarti sebagiandari waktu kita akan habis percuma. Aku tidak yakin kitabisa menemui salah satu dari tiga orang yangdikatakannya. Apa lagi ke tiga-tiganya." Dengan suaraagak perlahan makhluk bersisik ini berkata "Perempuanmalang ini akan menemui Kematiannya sebelum menemuiorang-orang itu!" "Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? IngatKek, sebelumnya kita telah berjanji untuk menolongnya!"kata Jatilandak pula seraya menatap pada pisaubergagang dua kepala singa yang menancap di dadaperempuan tua di atas tandu. "Aku ingat. Janji adalah satu kebajikan yang harusdipenuhi! Tapi kesia-siaan adalah satu hal yang harusdihindarkan! Kita harus bisa memaksanya bicara saatini juga! Kalau nasibnya buruk, dia meninggal sebelumsempat menemui salah satu dari tiga orang itu, sebelumsempat mengungkap rahasia besar yang katanya telah

    dipendamnya selama puluhan tahun, celakalah kitaberdua yang telah berusaha menolongnya!" "Aku mengerti maksudmu Kek," menyahuti HantuJatilandak. "Tapi apa kau lupa? Sebelum kita mulaimengusungnya empat hari lewat, bukankah kita sudahmeminta agar dia mengungkapkan saja pada kitarahasia besar yang diketahuinya. Lalu kita yang akanmenyampaikan pada orang-orang itu. Tapi dia tegas-tegas menolak. Dia tetap meminta kita mengusungnya,mencari orang-orang itu. Karena katanya semua rahasiabesar itu harus terungkap dari mulutnya sendiri. Harus

    disampaikan langsung pada salah satu dari orang-orangitu. Kalau hal itu tidak dapat dilakukannya maka dia akanmenanggung satu dosa besar, Rohnya akan dikutuk paraDewa dan akan tergantung sengsara antara langit danbumi!" Tringgiling Liang Batu terdiam sejurus. Dia pandangisosok perempuan tua di atas tandu. Lalu dia membungkukdi samping sosok malang yang tengah meregang nyawaitu. Mulutnya didekatkan ke telinga kiri orang. "Luhmundinglaya, kau dapat mendengar suaraku?" Mulut yang mengerang tidak memberikan jawaban.

    Mata yang terpejam tidak bergerak. "Luhmundinglaya, kau belum mati! Kuatkan diri-

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    6/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 6

    mu, tabahkan hatimu! Jika kau ingin bebas dari bebandosa besar, dengar apa yang akan kutanyakan!" Sosok perempuan tua bernama Luhmundinglayatetap tidak bersuara dan tidak bergerak. TringgilingLiang Batu memandang pada cucunya. "Jatilandak,bantu aku mengalirkan hawa sakti ke dalam tubuh

    perempuan ini. Kita harus bisa membuatnya bicara!" Makhluk bersisik ini lalu tempelkan dua telapaktangannya ke dada. Dia memberi isyarat agar Jati-landak menempelkan tangannya di atas kening orang.Jatilandak segera melakukan. Begitu ke duanya me-ngerahkan hawa sakti dan hawa ini menerobos masukke dalam tubuh Luhmundinglaya lewat dada dan kening,tubuh perempuan tua itu menggeliat keras danmengepulkan asap putih! Darah meleleh di sela bibirnya.Setelah mengerang pendek, sepasang matanya kelihatanbergerak lalu mulutnya terbuka. "Apa yang kalian lakukan terhadapku? Mengapaberbuat jahat menambah kesengsaraanku?!" "Luhmundinglaya, jangan kau salah paham!" berkataTringgiling Liang Batu. "Kami tidak berbuat jahatmenambah deritamu. Kami justru ingin menolongmulepas dari azab sengsara ini! Dengar Luhmundinglaya.Kami khawatir kau tak bisa bertahan dan melepas ajallebih dulu sebelum menemui orang-orang yang kausebutkan empat hari lalu itu! Keadaanmu sangat gawatLuhmundinglaya...."

    "Tringgiling Liang Batu, kau tua bangka buta matabuta pikiran! Ajalku bukan di tangan kalian, juga bukandalam diriku sendiri. Ajalku berada di tangan YangMaha Kuasa di atas sana. Aku yakin para Dewa masihmelindungi diriku...." "Nek, sebaiknya kau katakan saja rahasia apayang hendak kau sampaikan pada orang-orang itu,kakekku tidak bicara dusta. Bukan mustahil kau keburumati sebelum sempat menemui Luhcinta atau Luhmasigiatau Luhniknik...." "Kalau rahasia itu memang ingin kukatakan pada

    kalian, mengapa tidak sejak empat hari lalu ketikapertama kali bertemu dengan kalian? Mengapa harusmenyengsarakan diri dalam perjalanan panjang ini?" "Luhmundinglaya, aku...." "Tringgiling Liang Batu, aku mengutuk dirimu jika saatini kau tidak segera melanjutkan perjalanan mencariorang-orang itu!" Hantu Jatilandak dan Tringgiling Liang Batu jaditerdiam dan saling pandang. Makhluk bersisik gelengkankepala dan berkata. "Baiklah, jika memang itu maumu.Mengingat hubungan baik kita dimasa lalu aku dan cucuku

    akan mengusungmu sampai keujung dunia sekalipun.Tapi jika nyawamu putu;, di tengah jalan jangan salahkan

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    7/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 7

    aku dan cucuku!" Makhluk bersisik ini memberi isyaratpada Jatilandak. Keduanya segera hendak mengusungtandu. Namun gerakan mereka tertahan ketika tiba-tiba ditempat itu menyeruak santar sekali bau godokan rempah-rempah. Tidak menunggu lama, satu sosok besar gemukmuncul di depan Hantu Jatilandak dan Tringgiling Liang

    Batu. Hantu Raja Obat!" seru kakek dan cucu itu hampirbersamaan. Saat itu juga tempat itu dipenuhi suara gelak tawakeras. Hantu Jatilandak dan Tringgiling Liang Batumerasa tanah yang mereka pijak bergetar hebat. Cepat-cepat keduanya kerahkan tenaga dalam lalu bangkitberdiri. Sambil berdiri Tringgiling Liang Batu berbisikpada cucunya. "Hati-hati terhadap makhluk satu ini.Dia bisa baik seperti Dewa. Tapi juga bisa membedolusus, mengorek jantung atau merengkah batok kepalamengambil otak kita untuk ramuan obat-obatnya!"

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    8/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 8

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    2 ORANGgemuk luar biasa yang tegak tertawa dihadapan Hantu Jatilandak dan Tringgiling Liang Batumengenakan jubah putih gombrang. Di atas kepalanyayang bermuka bulat dan ada tompel (tahi lalat besarberbulu) di pipi kiri, terdapat sebuah sorban besar. Di atassorban ini terletak sebuah belanga tanah mengepulkanasap dan keluarkan suara mendidih. Dari dalam belangaitu menebar bau rempah-rempah aneh. "Dua sahabat lama Hantu Jatilandak dan TringgilingLiang Batu! Tidak disangka kita bertemu di tempat ini. Apayang tengah kalian lakukan di sini?!" Si gemuk Hantu RajaObat bertanya. "Hantu Raja Obat sobatku lama! Kau datang disaatyang tepat Kami butuh bantuanmu untuk menolong orangini!" Mendengar ucapan Tringgiling Liang Batu sepasangmata si gemuk bersorban itu melirik ke arah sosokLuhmundinglaya di atas tandu. "Hemm.... Apa yang terjadi dengan perempuan ini?Kalau tidak salah mataku melihat bukankah dia yang

    bernama Luhmundinglaya? Sejak muda sampai tua sukabergentayangan dari satu hutan ke hutan lain?! "Dugaanmu siapa dia memang tepai! Seperti kaulihat sendiri dia tengah meregang nyawa!" "Wahai! Kalau soal nyawa mana ada obatnya didunia ini!" ujar Hantu Raja Obat pula "Kau orang pandai! Kau pasti bisa menolongnya!Paling tidak mencabut pisau di dadanya lalu mengobatilukanya!" kata Tringgiling Liang Hatu pula. Hantu Raja Obat perhatikan pisau bergagang batuberbentuk singa berkepala dua yang menancap di

    dada kiri Luhmundinglaya. Lalu gelengkan kepalanya. "Aku tak bisa menolongnya. Pisau itu bukan pisaubiasa. Begitu menembus sasaran, ujungnya akan terbelahmenjadi tiga membentuk cakar terbalik. Jika dicabutbagian tubuh yang tertancap akan terbongkar. Malah bisa-bisa jantungnya ikut tertarik keluar!" "Ganas sekali! Hantu Raja Obat, apa kau tahusiapa yang mencelakai nenek ini dengan pisau itu?!" "Tak bisa kuduga. Tak pernah kulihat senjatabergagang dua kepala singa seperti itu sebelumnya.Tapi, sejak Istana Kebahagiaan dibangun oleh Hantu

    Muka Dua, berbagai keanehan dan angkara murkamuncul di Negeri Latanahsilam ini. Bukan mustahil ini

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    9/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 9

    pekerjaan Hantu Muka Dua atau orang-orangnya. Jikaorang-orang Istana Kebahagiaan berlaku sekejam inipasti ada sebab musababnya. Apa kalian tahu permu-suhan apa yang menguak antara Luhmundinglaya danHantu Muka Dua?" "Wahai! Kami tidak tahu menahu. Bahkan Luh-

    mundinglaya tidak tahu siapa makhluk jahat yangmenginginkan nyawanya. Namun saat ini perlu kauketahui. Ada satu rahasia besar yang harus disampai-kannya pada tiga orang tertentu. Sejak empat hari lalukami mengusungnya mencari orang-orang itu. Yangkami khawatirkan dia akan menemui ajal sebelumsempat menemui salah satu dari ke tiga orang itu." "Rahasia besar! Rahasia apa?" tanya Hantu Raja Obat. "Dia tidak mau mengatakan!" menjawab HantuJatilandak. "Katanya dia akan menanggung bebandosa teramat besar jika rahasia itu tidak disampaikannyalangsung pada orang-orang itu!" "Siapa tiga orang yang dimaksudkannya itu?"Kembali Hantu Raja Obat bertanya. "Yang pertama seorang gadis bernama Luhcinta.Lalu seorang nenek bernama Luhmasigi dan yangketiga seorang nenek lagi bernama Luhniknik!" "Luhcinta!" kata Hantu Raja Obat setengah berseru."Wahai, gadis cantik sahabatku itu. Walau banyak kabarkudengar tentang dirinya dan dia pernah menolong dirikunamun entah dimana dia sekarang berada. Jika memang

    Luhmundinglaya punya satu rahasia besar dan harusdisampaikannya langsung pada gadis itu, aku merasapunya kewajiban untuk membantu. Tapi, sayang, saat iniaku punya satu urusan sangat penting. Ada seorangsahabat yang perlu ditolong. Soal nenek-nenek bernamaLuhmasigi dan Luhniknik itu aku kenal siapa mereka.Luhniknik bukan lain nenek bobrok yang biasa dipanggildengan sebutan Hantu Penjunjung Roh. Dia adalah nenekLuhcinta. Sedang Luhmasigi lebih dikenal denganpanggilan Hantu Lembah Laekatakhi|au Dia adalah guruLuhcinta. Aku tidak begitu suka pada dua nenek itu.

    Tapi mengingat bi di baik Luhcinta di masa lalu biarlahaku menolongnya dengan cara lain " Habis berkata begitu Hantu Ma|a Obat gerakkantangan kirinya. Dia turunkan belanga besar panas yangada di atas sorbannya. Mulut belanga didekatkannyake bibir Luhmundinglaya yang agak terbuka. Lalu enaksaja cairan panas yang ada dalam belanga itu diguyur-kannya ke dalam mulut si nenek. Hantu Jatilandak danTringgiling Liang Batu melengak kaget. Mereka tahucairan yang ada dalam belanga itu panasnya bukanmain. Justru cairan itu diguyurkan ke dalam mulut

    nenek yang sedang sekarat! "Glekk... glekkkk...! Cesss! Cesss! Cesss!"

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    10/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 10

    Hantu Raja Obat tertawa gelak-gelak. SementaraJatilandak dan Tringgiling Liang Batu sama tercekat. Dari mulut Luhmundinglaya tiba-tiba menggelegar satujeritan dahsyat. Cairan aneh bercampur buku-buku darahmenyembur. Bersamaan dengan itu sosok si nenekbangkit terduduk. Sepasang matanya membeliak

    kemerahan. Sesaat kemudian tubuh itu terbantingkembali ke atas tandu. "Mati!" seru Hantu Jatilandak. Hantu Raja Obat tertawa. "Jangan khawatir. Diamasih hidup. Mudah-mudahan para Dewa member-katinya. Kuharap obatku bisa membuatnya bertahansampai tujuh hari dimuka. Aku harus pergi sekarang.Jika kalian bertemu dengan Luhcinta, katakan padagadis itu. Aku tengah menuju ke satu tempat untukmenolong seorang pemuda yang dicintainya...." HantuRaja Obat putar tubuhnya yang gemuk luar biasa. "Tunggu dulu!" berkata Tringgiling Liang Batu. Tubuh gemuk itu berputar kembali. "Sahabatku Hantu Raja Obat, apakah kau telahmendengar kabar mengenai undangan dari IstanaKebahagiaan. Ada satu upacara besar di sana padahari ke lima belas bulan dua belas. Apakah kau berniatmenghadiri undangan itu?" Hantu Raja Obat tertawa gelak-gelak. "Upacaramakan minum aku tidak begitu suka. Tapi mengingatdi sana bakal banyak orang pandai bermunculan, aku

    akan usahakan datang. Belanga obatku perlu tambahanisi perut orang-orang berkepandaian tinggi! Ha...ha...ha...!" Si gemuk berjubah putih ini berkelebat.Walau tawanya masih mengumandang di rimba be-lantara itu namun sosoknya lenyap tak berbekas! "Makhluk luar biasa..." kata Tringgiling Liang Batusambil gelengkan kepala. Lalu dia berpaling padacucunya. "Jatilandak, tadi Hantu Raja Obat berkatabahwa dia tengah menuju ke satu tempat untuk me-nolong seorang pemuda yang dicintai Luhcinta. Cucu-ku, apakah kau tahu siapa gerangan pemuda itu?"

    Hantu Jatilandak tak segera menjawab. Dia sepertitengah merenung. Tringgiling Liang Batu pandangiwajah cucunya yang kuning ditumbuhi duri-duri panjang.Dalam hatinya mendadak muncul satu perasaan."Jangan-jangan cucuku ini memendam rasa menyimpancinta terhadap gadis bernama Luhcinta itu. Kasihan dia....Sebaiknya tadi aku tidak bertanya siapapemuda yang dicintai gadis itu Aku telah membuathatinya bersedih... Bukan mustahil cucuku ini hanyabertepuk sebelah tangan Hantu Jatilandak tatap wajah kakeknya dengan

    sayu. Lalu dengan suara perlahan dia berkala "WiroSableng.... Dia sahabatku. Pemuda asing itulah yang

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    11/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 11

    dicintai Luhcinta. Lalu dalam bati Mandi Jatilandakada suara lain ikut bicara. "Wiro memang lebih lantasuntuk dicintai gadis itu. Dari pada aku yang buruk rupabegini...." Sisik hitam keras di wajah Tringgiling Liang Batubergerak naik. Sepasang matanya menatap ke arah

    Hantu Jatilandak tak berkedip. "Wiro Sableng? Bukankahpemuda itu yang dulu pernah menolong kita sewaktuHantu Muka Dua hendak menghabisi kita di pulau?" Hantu Jatilandak mengangguk. Tringgiling Liang Batu menghela nafas dalam.Hatinya berkata. "Memang tidak mungkin gadis ber-nama Luhcinta itu mengasihi cucuku. Dibanding de-ngan pemuda asing dari negeri seribu dua ratus tahunmendatang, cucuku ketinggalan segala-galanya. Bu-kan cuma ketinggalan ilmu kesaktian dan kepandaiansilat, tapi dalam ujud nyata saja tak mungkin me-nandingi Wiro Sableng. Kasihan cucuku.... Semogapara Dewa menabahkan hatinya. Semoga rahmat danberkah akan jatuh atas dirinya dalam cara yang lain."

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    12/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 12

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    3 NENEKberjubah coklat yang di atas kepalanya adagulungan asap merah berbentuk kerucut hentikan larinya,berpaling ke belakang, pada nenek yang sekujurtubuhnya tertutup ratusan katak hijau. "Luhmasigi! Kita sudah menghabiskan banyak harisecara percuma! Hanya gara-gara mengikuti kemauanmu.Menyelidik arti mimpi gilamu itu! Padahal bukankah lebihpenting mencari Luhmundinglaya, orang yang kononhendak menyampaikan sesuatu berita besar pada kita?" Nenek bernama Luhmasigi yang di NegeriLatanahsilam dikenal dengan sebutan Hantu LembahLaekatakhijau pencongkan mulutnya lalu menjawabucapan temannya. "Luhniknik! Kau masih saja mengomel tak karuan!Mimpiku bukan bunga tidur! Aku yakin apa yang akulihat dalam mimpi merupakan satu kenyataan! Apalagijika dihubungkan dengan firasatku suatu peristiwabesar akan terjadi di Negeri ini. Ingat undangan per-temuan besar di Istana Kebahagiaan? Aku yakin dibalikundangan itu ada satu rahasia busuk!"

    "Rahasia itu akan kita singkapkan! Bukankah kitasudah sama memutuskan untuk hadir di Istana itu?Jika Hantu Muka Dua punya maksud jahat hendakmencelakai kita, aku akan beset tubuhnya hinggahanya tinggal tulang belulang!" berkata nenek ber-nama Luhniknik alias Hantu Penjunjung Roh yangmerupakan nenek kandung Luhcinta. "Sudahlah, jangan bicara saja. Beri aku kesempatanuntuk meneliti keadaan. Rasa-rasanya alam dikawasan inimenyerupai keadaan yang aku lihat di dalam mimpi!" "Aku melihat sesuatu di sebelah sana!" Hantu

    Penjunjung Roh berkata lalu membuat dua kali lom-patan. Di satu tempat di bawah sebatang pohon diamembungkuk mengambil sesuatu. "Apa yang kau temukan?" tanya Hantu Laekatakhijauyang ikut berkelebat ke tempat Hantu Penjunjung Rohberada. Hantu Penjunjung Roh perlihatkan pada sahabatnyabenda apa yang barusan dipungutnya. Ternyata seuntairantai besi. "Potongan rantai besi..." kata nenek yang tubuhnyadipenuhi ratusan katak hijau. "Dari mana asalnya

    benda ini, bagaimana bisa berada di sini? Coba kauperiksa...." Ketika Luhmasigi memegang rantai besi

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    13/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 13

    itu dia merasakan satu hawa dingin aneh menjalar padadua lengannya terus hinggap di kuduknya. "Aku merasaada hawa aneh. Aku yakin rantai besi ini bukan bendasembarangan. Agaknya datang dari alam gaib...." Mendengar ucapan sahabatnya itu Hantu PenjunjungRoh pejamkan dua matanya dan mendongak ke langit

    "Mungkin aku bisa menduga..." kata nenek ini dengansuara perlahan. Setelah merenung beberapa lamanya diakembali berucap. "Menurut riwayat yang pernah kudengarmenyangkut diri orang bernama Lakasipo bergelar HantuKaki Batu, besar dugaanku rantai besi ini adalah rantaiyang dulu pernah mengikat dua kakinya. Aku...." Belum habis Luhniknik alias Hantu PenjunjungRoh berucap tiba-tiba ratusan katak hijau yangmenempel di kepala, muka dan sekujur tubuhkemudian keluarkan jeritan-jeritan aneh keras sekali. "Katak celaka! Kalian mau membuat pecah gendang-gendang telingaku!" teriak Hantu Penjunjung Roh marah. Ratusan katak hijau kembali menjerit keras membesetudara. Lalu puluhan binatang itu melesat belasan tombakke kiri di mana terdapat satu kawasan berumput "Tidak biasanya anak-anakku bertingkah aneh sepertiini!" kata Hantu Lembah Laekatakhijau terheran-heran."Aku harus menyelidiki! Agaknya mereka melihat sesuatuyang tak bisa kulihat dengan mataku!" Lalu Luhmasiginenek yang adalah guru Luhcinta ini berkelebat menyusulpuluhan kataknya. Luhniknik melompat pula mengikuti.

    Di satu pedataran berumput, di samping sebuahbatu besar yang tertutup lumut, tergeletak tak bergerakseekor katak hijau luar biasa besarnya, hampir sebesarbuah kelapa. Dua matanya yang coklat membeliak takbergeming. Di sekitar sosok katak besar itu berkelilingpuluhan katak hijau yang tadi melompat dari tubuhHantu Laekatakhijau. Puluhan katak ini berjongkok ditanah, menatap ke arah katak besar dengan sikap seolahmenghormat. Puluhan katak yang masih menempel ditubuh Luhmasigi tiba-tiba berlompatan dan bergabungbersama teman-temannya mengelilingi katak besar.

    Kalau sebelumnya binatang-binatang itu berteriak-teriakkeras setinggi langit, kini semuanya mendekam takbersuara dan juga tak bergerak. Malah pandangan matamereka pun tidak berkesip! "Yang kita temukan hanya seekor katak besaryang sudah jadi bangkai! Apa anehnya!" kataLuhniknik tak acuh lalu memandang berkeliling. "Wahai! Justru aku melihat keanehan! Apa matamubuta tidak melihatnya?" kata Luhmasigi pula. "Apa maksudmu?!" tanya Luhniknik alias HantuPenjunjung Roh agak penasaran mendengar kata-kata

    Luhmasigi tadi. "Aku sudah puluhan tahun hidup di tengah katak-katak

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    14/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 14

    hijau. Tapi baru sekali ini aku melihat katak sebesar ini.Katak besar itu memang sudah jadi bangkai. Tapimengapa sosoknya tidak rusak dan mengapa tidakmembusuk menebar bau busuk?! Lalu kau saksikansendiri. Ratusan katak yang selama ini melekat ditubuhku duduk mengelilingi katak hijau besar itu.

    Tadinya mereka berteriak-teriak. Kini mereka semuamendekam duduk seperti menghormat!" Hantu Penjunjung Roh hendak tertawa gelak-gelak mendengar ucapan Hantu Laekatakhijau itu.Namun niatnya dibatalkan karena khawatir sahabatnyaakan tersinggung. Dalam pada itu dia sendiri diam-diammengakui memang ada keanehan dengan katak besaryang telah mati itu seperti yang dikatakan Luhmasigi. Saat itu Luhmasigi telah melangkah mendekatibatu besar. Dia jongkok di hadapan mayat katak hijaubesar. "Tak ada kulihat penyebab keanehan pada kulittubuh binatang ini. Mungkin keanehan itu ada di se-belah dalam badannya. Kalau tidak ada satu kekuatansakti, tidak mungkin katak ini bisa bertahan sepertiini. Katak ini menemui ajalnya pasti sudah lama sekali.Bagaimana aku memeriksa menyingkapkan keanehanini?" Luhmasigi merenung sejenak. Dia melirik padapuluhan katak yang berada di sekelilingnya. Lalu diabangkit berdiri. "Anak-anak, aku perlu bantuan kalian!" Luhmasigiberucap pada katak-kataknya. "Beset tubuh katak hijau

    besar itu. Aku ingin melihat apa yang ada dalamperutnya!" Luhmasigi kerenyitkan kening. Setelah ditunggutak seekorpun dari katak-katak hijau itu melakukanapa yang tadi dikatakan si nenek. Padahal jangankanseekor katak besar, seekor kudapun jika diserbu dandibeset oleh ratusan katak itu pasti akan berubahmenjadi tulang belulang dalam waktu singkat! "Anak-anak! Apa kalian telah jadi tuli semua hinggatidak melakakan apa yang aku perintahkan?!" Luhmasigialias Hantu Laekatakhijau berucap dengan suara keras.

    Tetap saja tak ada seekor katakpun yang bergerak. "Wahai!" Luhmasigi berseru dan delikkan matanya."Jangan membuat aku marah! Puluhan tahun akubersama kalian! Tak pernah ada satu perintahkupuntidak kalian laksanakan! Mengapa hari ini kalian semuadiam membisu, tak bersuara tak bergerak! Tidak men-jalankan apa yang aku perintahkan?!" "Luhmasigi, kurasa ada apa-apanya. Antara katakmudan katak besar itu ada kaitan hubungan yang tidak kauketahui..." berkata Hantu Penjunjung Roh. "Lihat saja gerak gerik mereka. Semuanya mendekam

    dengan sikap seolah menghormati katak besar yangsudah jadi bangkai itu."

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    15/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 15

    Sepasang mata Luhmasigi masih membeliakbesar. Pelipisnya bergerak-gerak. "Untung saja akutidak membawa tongkat bambu kuning lagi! Kalautidak sudah kugebuk kalian satu persatu!" "Luhmasigi, biar aku membantumu! Biar aku yangmembongkar isi perut katak hijau itu!"

    "Luhniknik! Tungggu!" Luhmasigi berkata. "Jikaanak-anakku berlaku hormat pada katak besar itu, kitaberdua juga harus perduli. Jangan melakukan sesuatuyang menyakitkan mata dan hati mereka...." "Kalau begitu terserah padamu! Bagaimana kaumau melihat apa yang ada dalam perut binatang itukalau tidak menjebol badannya?!" ujar Hantu PenjunjungRoh pula. Hantu Laekatakhijau kembali membungkuk.Diangkatnya sosok katak hijau besar. Dengan tangankirinya dipegangnya tinggi-tinggi dua kaki belakangbinatang itu. Lalu dengan jari-jari tangan kanannyaperlahan-lahan dipencetnya tubuh katak di bagianpunggung dan perut. Mendadak si nenek tersentak.Kakinya tersurut dua langkah dan wajahnya berubah. "Ada apa?" tanya Hantu Penjunjung Roh ingin tahu. "Ada hawa aneh dingin mencucuk masuk ke dalamtubuhku," menerangkan Hantu Lembah Laekatakhijau."Aku... aku merasakan ada sesuatu dalam perutbangkai katak ini...." Si nenek merasakan jari-jari ta-ngannya bergetar. Dia kuatkan hati, kerahkan tenaga

    dalam dan kembali memencet punggung serta perutkatak hijau. Puluhan katak di sekitarnya keluarkansuara mendesah panjang seolah-olah mereka turutmerasakan sesuatu. Saat itu memang Hantu Lembah Laekatakhijaumerasakan ada sesuatu dalam perut bangkai katak.Dia kerahkan tangan ke ujung-ujung jari. Benda didalam perut terasa meluncur ke bawah, ke arah teng-gorokan katak hijau. Tiba-tiba dari dalam mulut katak hijau keluar suaramendesis panjang. Menyusul memancarnya cahaya

    aneh tujuh warna. Lalu menyusul keluar lelehan cairanputih. Warna putih ini kemudian berubah membentuktujuh warna. Hantu Laekatakhijau merasakan tangannyabergetar. Tengkuknya semakin dingin. Jari-jaritangannya menekan terus. Mulut katak yang sudahjadi bangkai bergerak membuka secara aneh. Sesaatkemudian dari mulut itu menyembul sebuah bendakeras dibalut tujuh macam warna, makin panjang,makin panjang. "Dess!" Benda aneh keluar lepas dari mulut katak hijau,

    jatuh ke bawah. Sesaat lagi benda itu akan terhempasjatuh di tanah berumput Hantu Penjunjung Roh me-

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    16/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 16

    lompat ke depan, cepat menyambutnya. Ternyata bendaitu sebuah batu pipih aneh sebesar batu pengasah pisau.Memiliki tujuh macam warna. Pada bagian atas berbentukagak bulat menyerupai kepala manusia dan pada sisi kirikanan ada bagian yang menonjol seperti telinga. Mendadak ratusan kodok yang masih bertebaran

    di tanah sekeliling batu besar keluarkan teriakan-teriakan keras. Hantu Laekatakhijau merasa tidak enak.Dia melangkah mendekati sahabatnya yang tengahmemperhatikan terheran-heran benda yang ada ditelapak tangannya yakni yang keluar dari perut katakbesar. Pada saat itulah tiba-tiba di langit ada suara men-deru keras. Laksana sambaran kilat satu benda putihmelesat rendah di udara. Pedataran berumput seolahditerpa topan. Dua nenek terjengkang di tanah! Ber-samaan dengan itu satu benda biru berkelebat dahsyat,menyambar ke tangan kanan Hantu Penjunjung Rohyang memegang benda aneh. Sebelum dua nenek itumengetahui apa yang terjadi, benda putih yangmelesat sebat dan benda biru yang barusan menyambarmembumbung ke udara lalu lenyap seolah menembuslangit. "Jahanam! Ada yang merampas benda itu!" teriakHantu Penjunjung Roh. Hantu Laekatakhijau terkejutbesar. Dua nenek ini cepat melompat bangkit danhantamkan tangan kanan masing-masing ke udara.

    "Wuuuttt!" "Wuttt!" Dua gelombang angin melesat ke atas. Yang jadisasaran ternyata sudah lenyap. Walau demikian adasepotong benda putih tiba-tiba melayang jatuh dariatas langit. Hantu Penjunjung Roh dan Hantu LembahLaekatakhijau sama-sama melompat, berebut cepatmenangkap benda putih itu. "Rontokan bulu burung..." kata si nenek serayamemperlihatkannya pada sahabatnya Hantu Laekatak-hijau.

    Hantu Laekatakhijau ambil benda itu dan mem-perhatikan. "Hemmm..." si nenek bergumam. "Buluburung tidak ada yang sebesar ini...." Dia memandangke langit "Aku sudah bisa menduga siapa adanyamakhluk yang berusaha merampas batu aneh tujuhwarna itu...." "Siapa?" bertanya Hantu Penjunjung Roh. "Tidak akan kukatakan sekarang. Aku tak inginpikiranmu ikut bercabang. Makhluk itu kelak akanmuncul sendiri. Yang penting kita harus lebih dulumencari nenek bernama Luhmundinglaya itu. Rahasia

    apa konon yang hendak disampaikannya pada kita...." "Aku kecewa kau tak mau memberitahu siapa adanya si

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    17/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 17

    perampas batu berwarna tujuh itu. Apa boleh buatAku tak mau memaksa! Tapi apa kau mau mengatakanbenda apa sebenarnya yang tadi keluar dari mulut katakhijau itu?" tanya Hantu Penjunjung Roh pula. "Tak dapat kupastikan apa adanya," jawab HantuLaekatakhijau. Lalu dia menambahkan. "Tapi jika ada

    seseorang merampasnya, pasti benda itu sangat ber-harga. Jangan-jangan...." Si nenek mendadak hentikanucapannya. Wajahnya yang keriput berubah. "Kau tidak meneruskan ucapanmu. Wajahmu ku-lihat berubah. Apa yang ada dalam pikiranmu wahaisahabatku Luhmasigi?" "Aku ingat pada peristiwa beberapa waktu lalu.Konon Hantu Tangan Empat pernah diutus Hantu MukaDua pergi ke negeri seribu dua ratus tahun mendatanguntuk mencari sebuah batu sakti bernama Batu SaktiPembalik Waktu. Dengan mempergunakan ilmu itusiapapun bisa menembus perbedaan waktu dan bisamuncul datang ke negeri asing itu lalu kembali lagi kesini setiap saat yang dikehendakinya...." "Aku memang pernah mendengar riwayat itu,"kata Luhniknik alias Hantu Penjunjung Roh pula."Tetapi setahuku Hantu Tangan Empat tidak berhasilmendapatkan batu sakti itu. Lalu bagaimana batu itubisa berada di sini, jika dugaanmu memang benarbahwa benda yang tadi dirampas orang itu adalahBatu Pembalik Waktu ? Bagaimana bisa berada di

    dalam perut katak hijau?" "Memang sulit untuk dipercaya. Namun bukanmustahil batu itu tadinya dibawa oleh orang-orang darinegeri seribu dua ratus tahun mendatang itu...." "Jika pendapatmu benar, mengapa mereka tidakmempergunakan untuk kembali ke kampung halamanmereka di Tanah Jawa? Mengapa menyengsarakandiri dalam bahaya di negeri ini?" "Aku tidak tahu mau mengatakan apa lagi," kataLuhmasigi. Si nenek garuk-garuk kepalanya yang di-tumbuhi rambut putih lalu memandang pada ratusan

    katak hijau yang bertebaran di tanah. "Anak-anak, kitaakan segera tinggalkan tempat ini!" Mendengar ucap-an si nenek ratusan katak hijau segera berlompatanke kepala, muka dan tubuh Hantu Laekatakhijau. Untuk mengingatkan pembaca pada riwayat BatuPembalik Waktu perlu kita kembali pada Episode Per-tama dari petualangan Wiro di Negeri Latanahsilamberjudul "Bola Bola Iblis". Dituturkan dalam Episodetersebut secara tak sengaja Naga Kuning telah me-nekan bagian menonjol di kiri kanan batu yang ber-akibat membawa mereka melesat ke alam seribu dua

    ratus tahun silam dan muncul di Negeri Latanahsilam. Secara tidak sengaja Batu Pembalik Waktu yang

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    18/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 18

    dibawa oleh Naga Kuning terjatuh di satu tempat danditemui oleh katak hijau besar yang langsung me-nelannya. Pada saat menginjakkan kaki pertama kali di Ne-geri Latanahsilam Wiro dan dua kawannya bertemudengan Lakasipo alias Hantu Kaki Batu. Walau tadinya

    Lakasipo berniat membunuh ke tiga orang itu namunpersahabatan kemudian terjalin. Bahkan Lakasipomenganggap Wiro, Naga Kuning dan Setan Ngompolsebagai saudara-saudara angkatnya. Lakasipo jugaberusaha membantu mereka untuk menemukan kem-bali Batu Pembalik Waktu agar ketiganya bisa kembalike Tanah Jawa. Namun usaha itu sia-sia belaka karenasang batu tidak dapat ditemukan. Pada saat bersamaan sampainya Wiro dan dankawan-kawan di Negeri Latanahsilam, muncul pulaseekor katak hijau besar. Binatang inilah yang me-nemukan Batu Pembalik Waktu lalu menelannya. Ka-rena batu itu bukan benda biasa, sehari setelah me-nelan batu katak tadi menemui kematiannya. Anehnyawalau telah jadi bangkai sosoknya tidak rusak ataumembusuk. Apa yang terjadi selanjutnya adalah sepertiyang dituturkan di atas.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    19/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 19

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    4 DERUlima air terjun seolah menjadi pengantarkekhusukan samadi yang tengah dilakukan kakekberambut putih riap-riapan itu. Orang tua ini memilikikening, hidung dan dagu sama rata dengan pipinya. Diaduduk bersila mengapung satu jengkal di atas batu rata didalam bangunan berbentuk gapura. Orang tua ini bukan lain adalah Hantu Tangan Empat,salah seorang tokoh rimba persilatan yang diseganidi Negeri Latanahsilam. Di langit matahari mulai condongke barat. Peri Angsa Putih sampai saat itu masih sajatetap duduk bersila di hadapan si orang tua. Sikapnyayang sepanjang hari memperlihatkan kesabaran kini mulaigoyah. Peri ini mulai gelisah, apa lagi setelah melihatpetang mulai merayap siap membawa sang surya ke titiktenggelamnya. "Cucuku Peri Angsa Putih, sifat manusia luar rupanyamulai mempengaruhi dirimu. Dimana kau simpan rasakesabaranmu selama ini?" Tiba-tiba kesunyian dankeresahan menunggu dipecahkan oleh suara aneh yangseolah datang dari empat jurusan hingga sulit mengetahui

    siapa adanya orang yang bicara. Mulut si kakek tidaktampak bergerak. Matanyapun masih terpejam. Itulahilmu Empat Penjuru Angin Menebar Suara. Di NegeriLatanahsilam hanya ada tiga makhluk yang memiliki ilmukesaktian ini. Pertama Datuk Tanpa Bentuk Tanpa Ujud.Ke dua Hantu Tangan Empat dan ke tiga adalah Pendekar212 Wiro Sableng yang beruntung mendapat ilmu tersebutdari Luhpingitan, istri Lasedayu alias Hantu LangitTerjungkir. Peri bermata biru itu terkesiap kaget mendengarsuara tadi. Dia menatap wajah Hantu Tangan Empat

    sesaat lalu jatuhkan diri berlutut. "Kek, harap maafkan diriku kalau kedatangankumengganggu semedimu...." Dua mata Hantu Tangan Empat yang sejak taditertutup perlahan-lahan terbuka. Dia pandangi PeriAngsa Putih sejenak lalu berkata. "Terakhir sekali kaudatang ke tempat kediamanku ini dulu lama sekali.Kau muncul membawa pemuda asing dan dua kawannya.Apakah kali ini kedatanganmu juga ada sangkut pautnyadengan diri pemuda itu?" Peri Angsa Putih berusaha tersenyum untuk menutupi

    perubahan wajahnya. "Saya menemuimu karena ada satumimpi datang berulang kali sejak beberapa hari ini...."

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    20/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 20

    "Begitu?" Alis putih Hantu Tangan Empat naik keatas. Keningnya mengerenyit. "Sebelum kau mene-rangkan mimpi apa yang kau alami, ada satu hal inginkuketahui. Di Negeri Latanahsilam sejak belakanganini tersiar banyak berita. Satu diantaranya menyangkutdirimu yang dihubungkan dengan pemuda asing bernama

    Wiro Sableng itu. Konon kabar itu mengatakan bahwa kautergila-gila pada pemuda itu dan melakukan apa sajauntuk mendapatkannya. Aku inginkan kejujuranmu.Apakah berita itu benar adanya?" "Kakek Hantu Tangan Empat, berbagai berita bisasaja tersebar dan tersiar kemana-mana. Namun kebe-narannya perlu diteliti dan dikaji. Seingat saya sampaisaat ini saya masih bisa menjaga diri. Masih menyadaribahwa saya adalah bangsa Peri yang tidak samadengan manusia biasa...." "Hemmm.... Aku berharap kau tetap berada dalamkeadaan seperti itu," kata Hantu Tangan Empat pula."Namun perlu kau ketahui wahai cucuku. Pengaruhzaman mendatangkan banyak perubahan di alam kehi-dupan kita. Perubahan ini berpengaruh pula pada sifatdan sikap serta tindakan kita, termasuk kalian bangsaPeri. Perbedaaan antara kaum Peri dan makhluk biasasemakin menipis. Pengaruh dunia luar semakin terasa.Kuharap kau berlaku hati-hati.... Termasuk berhati-hatidengan pemuda asing bernama Wiro Sableng itu. Akumendengar banyak sekali kabar buruk menyangkut

    diri pemuda itu...." "Semua ucapan Kakek akan saya perhatikan,"kata Peri Angsa Putih pula. "Bagus, sekarang kau boleh menceritakan padakuperihal mimpimu." "Saya kedatangan mimpi, tiga malam berturut-turut. Dalam mimpi itu muncul seorang tua mem-perlihatkan sebuah benda berbentuk segi empat.Agaknya merupakan sebuah batu. Setiap dia hendakmemberikan batu itu kepada saya, saya tersentakbangun dan mimpi saya terputus. Saya lalu merenung

    apa arti mimpi itu. Tidak bisa saya memecahkannya.Lalu saya ingat pada peristiwa beberapa waktu lalu.Ketika Kakek diperintahkan oleh Hantu Muka Dua untukberangkat menembus waktu, pergi ke Tanah Jawa. Bu-kankah saat itu Kakek ditugaskan untuk mencari sebuahbenda bernama Batu Sakti Pembalik Waktu?" "Kau benar. Hantu Muka Dua memang menugas-kan diriku mencari benda itu sampai ke Negeri SeribuDua Ratus Tahun Mendatang yang disebut TanahJawa. Aku terpaksa melakukannya karena dia men-culik dan menyekap istriku Luhbarini...."

    "Mengenai Batu Pembalik Waktu itu, Kek. Dapat-kah kau mengatakan bagaimana bentuknya?" ber-

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    21/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 21

    tanya Peri Angsa Putih. "Aku sendiri belum pernah melihatnya. Sepertikau ketahui aku tidak berhasil mendapatkan batutersebut Hanya dari Hantu Muka Dua aku pernah diberitahu bentuk dan ciri-cirinya." "Coba kau katakan, mungkin sama dengan batu

    yang saya lihat dalam mimpi." "Menurut Hantu Muka Dua, batu itu berbentukempat persegi. Salah satu ujungnya agak bulat. Me-miliki tujuh warna. Apakah penjelasanku cocok de-ngan batu yang kau lihat dalam mimpimu?" Peri Angsa Putih menggeleng. "Bentuknya mungkinsama. Tapi mengenai warnanya tidak terlalu jelas...." Hantu Tangan Empat tatap wajah Peri Angsa Putihsejenak lalu bertanya. "Mengenai orang tua dalammimpi itu. Yang katamu hendak menyerahkan batutersebut padamu, apakah kau mengenali siapa diaadanya. Atau pernah melihat sebelumnya?" "Saya tidak mengenali siapa dia. Juga belumpernah melihatnya...." "Kalau begitu tidak banyak hal lain yang bisakuberitahu padamu...." "Penjelasan Kakek sudah lebih dari cukup. Sayasangat berterima kasih. Sekarang izinkan saya mohondiri berpamit pergi...." "Sebentar lagi hari akan malam. Mengapa kautidak menginap saja di sini? Mungkin banyak hal lain

    yang bisa kita bicarakan." "Saya ingin sekali bermalam di sini. Tapi masihada beberapa urusan penting lainnya yang harus sayalakukan. Mungkin Kakek sudah mendengar kabar bah-wa Peri Bunda tengah ditimpa musibah...." "Aku mendengar. Aib besar bagi bangsa Peri!Lagi-lagi karena perbuatan pemuda bernama WiroSableng itu! Peri Bunda sampai hamil! Jika tiba saatnyapemuda itu perlu dimintai pertanggungan jawabnya.Dengan darah bahkan kalau perlu dengan nyawanya!Aku mengerti cucuku. Pergilah. Selalu berlaku hati-hati

    dimana kau berada, dengan siapapun kau berhadapan." Peri Angsa Putih bersujud di hadapan Hantu TanganEmpat lalu tinggalkan bangunan berbentuk gapura itu. Sesaat setelah Peri Angsa Putih meninggalkantempat kediamannya, Hantu Tangan Empat usap-usapjanggut putihnya, menatap ke arah pedataran berumput diseberang sana. Rumput di pedataran itu tidak berwarnahijau seberapa lazimnya warna rumput melainkanberwarna biru. "Batu Sakti Pembalik Waktu..." desis Hantu TanganEmpat. "Batu keramat itu tidak berhasil aku

    dapatkan. Tidak ada yang tahu dimana beradanya.Cucuku datang membawa cerita tentang mimpi me-

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    22/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 22

    lihat batu sakti itu. Apakah dia berkata benar...? Bu-kankah sejak beberapa lama belakangan ini cara ber-pikir dan gerak geriknya banyak dipengaruhi olehorang-orang dari negeri seribu dua ratus tahun men-datang itu? Aku curiga. Jangan-jangan batu itu mung-kin sudah ada padanya. Paling tidak dia mengetahui

    dimana beradanya. Cuma dia tidak tahu pasti bagai-mana bentuknya. Itu sebabnya dia datang ke sinimencari keterangan untuk memastikan..." Hantu Ta-ngan Empat menyeringai dan usap-usapjanggut putih-nya. "Cucuku Peri Angsa Putih. Kau sudah pandaibercerdik diri. Tapi kau tidak bisa menipu kakekmuini!" Hantu Tangan Empat tepukkan tangannya tigakali berturut-turut. Saat itu juga muncullah satu makh-luk luar biasa yang sekujur sosoknya mulai dari kepalasampai ke kaki dikobari api. Selain itu bagian tubuhnyasebelah kanan sangat mengerikan untuk dipandang.Karena bagian tubuh ini hanya berbentuk satu lobangbesar, menggeroak demikian rupa hingga tulang-tu-lang iga, isi dada dan isi perutnya kelihatan dengannyata! Siapa gerangan adanya makhluk dahsyat ini?! Sebelumnya dalam Episode berjudul "Hantu MukaDua telah diriwayatkan mengenai seorang Utusan atauWakil Para Dewa bernama Lamanyala yang bertempurhabis-habisan melawan Lasedayu alias Hantu LangitTerjungkir. Lamanyala berusaha mengambil Jimat Hati

    Dewa yang dilarikan Lasedayu. Tapi Lasedayu keburumenelan jimat itu hingga kesaktiannya berlipat ganda.Lamanyala tidak berdaya menghadapi Lasedayu,akhirnya melarikan diri setelah tubuhnya sebelah ka-nan dihantam hancur oleh lawan dengan pukulan saktibernama Pukulan Tangan Dewa Warna Kuning. Sejak peristiwa itu dengan sendirinya Lamanyalamendekam dendam kesumat besar terhadap Lasedayualias Hantu Langit Terjungkir. Di dalam Episodeberjudul "Hantu Langit Terjungkir" dia muncul kembalipada saat Lasedayu berusaha mengejar Hantu Kaki

    Batu (Lakasipo) yang diduganya adalah puterakandungnya sendiri. Lamanyala berani menghadang Lasedayu karenadia mengetahui bahwa seluruh kesaktian yang adapada Lasedayu telah dirampas oleh Hantu Muka Dualewat Sendok Pemasung Nasib. Dugaan Lamanyalameleset. Karena selama berada di Lembah SeribuKabut diam-diam Lasedayu menciptakan satu ilmukesaktian yang didasarkan pada kekuatan alamsekitarnya. Dalam keadaan terdesak Lamanyalabermaksud hendak melarikan diri. Namun tidak terduga

    muncullah Hantu Lumpur Hijau membantu. Dikeroyok duaLasedayu jadi tak berdaya. Apalagi setelah Lamanyala

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    23/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 23

    mengeluarkan ilmu kesaktiannya berupa kobaran apiraksasa menelikung seputar Lasedayu. Pada saat-saat dimana Lasedayu akan ditumpashabis dan menemui ajal, tiba-tiba muncullah Pendekar212 Wiro Sableng bersama dua kawannya yakni NagaKuning dan Setan Ngompol. Untuk menyelamatkan si

    kakek, Wiro keluarkan ilmu kesaktian bernama Angin Es.Kobaran api ganas Lamanyala bukan saja padam tapikakek jahat ini bersama-sama Hantu Lumpur Hijauserta merta berubah menjadi patung es! Penuh kagum akan kehebatan ilmu kesaktian Wiroyang sanggup membuat Lamanyala dan Hantu Lum-pur Hijau berubah menjadi patung es, Hantu LangitTerjungkir bertanya. "Berapa lama dia akan jadi patunges seperti itu?" Wiro menjawab. "Jika mereka tetap berada diudara terbuka tapi terkena cahaya matahari, merekabaru bisa bebas sekitar tujuh hari. Jika tidak terkenamatahari bisa-bisa dua puluh hari. Tapi jka merekaberada dalam air bisa-bisa empat puluh hari." Sambil menyeringai Naga Kuning lalu menyambungucapan Wiro itu. "Kek, waktu kau ke sini, kami melihat ada satucomberan busuk. Dalamnya sekitar seleher. Di dalam-nya ada macam-macam kotoran, ular air, kodok danlintah. Mengapa tidak dijebloskan saja dua kakek jahatitu ke sana?!"

    Hantu Langit Terjungkir menyeringai geli. "Memang,ada baiknya aku mengikuti usulmu itu wahaisahabat kecil yang nakal! Ha... ha... ha!" Apa yang dikatakan Naga Kuning itu kemudianbenar-benar dilaksanakan. Diikuti dari belakang olehHantu Langit Terjungkir, Wiro, Naga Kuning dan SetanNgompol menyeret sosok Lamanyala dan Hantu LumpurHijau ke sebuah kubangan busuk yang bukan saja penuhberbagai kotoran tapi juga banyak binatangnya. Duakakek itu mereka cemplungkan ke dalam kubangan.Masih untung kepalanya sengaja dibiarkan timbul.

    Kalau sampai diceburkan kaki ke atas kepala ke bawahniscaya keduanya akan menemui kematian secaramengenaskan! Lamanyala dan Hantu Lumpur Hijaumemaki menyumpah habis-habisan! Seperti yang dikatakan Wiro jika merekaterpendam dalam kubangan atau comberan busuk itumaka baru empat puluh hari kemudian lapisan es anehyang membuat tubuh mereka kaku akan mencair danmereka bisa bebas kembali. Ternyata nasib keduanyatidak seburuk itu. Baru tiga hari mendekam dalamkubangan busuk, Hantu Tangan Empat yang kebetulan

    lewat di tempat itu menemukan mereka. Keduanyaditarik keluar dari dalam kubangan. Selama satu hari

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    24/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 24

    satu malam Hantu Tangan Empat mengerahkankesaktiannya baru dia berhasil melelehkan lapisan esyang membungkus sosok dua kakek itu. Setelah mengucapkan terima kasih Hantu LumpurHijau meninggalkan tempat itu. Sedang Lamanyalayang merasa berhutang budi dan nyawa terhadap

    Hantu Tangan Empat memutuskan untuk mengabdidan mengikuti Hantu Tangan Empat kemanapun kakekitu pergi. Tapi diam-diam sebenarnya Lamanyala mem-punyai satu maksud rahasia dalam memperhambakandiri pada tokoh utama Negeri Latanahsilam itu.

    * * * BEGITU berhadapan dengan Hantu TanganEmpat, Lamanyala segera menghormat menjura dalam."Hantu Tangan Empat, kau memanggilku. Tentu adaurusan penting. Harap kau memberi tahu agar aku bisasegera melaksanakan." "Lamanyala, kau tentu tahu. Barusan saja akumendapat kunjungan cucuku makhluk Peri bernamaPeri Angsa Putih. Dia datang kemari menanyakanperihal sebuah batu bernama Batu Pembalik Waktu.Kurasa kau pernah mendengar tentang batu keramatitu...." "Sedikit banyaknya aku memang sudah pernah

    mendengar," jawab Lamanyala. "Apa yang harus akulakukan wahai Hantu Tangan Empat?" "Ikuti Peri Angsa Putih. Selidiki sampai kau me-ngetahui apakah dia memiliki batu sakti itu atau tidak.Jika benda itu memang berada di tangannya kau harusdapat merampasnya...." "Perintahmu akan segera aku lakukan. Namunsebelum pergi aku ada dua pertanyaan ..." kata Lama-nyala pula. "Ajukan apa pertanyaanmu!" "Pertama, apakah cucumu Peri Angsa Putih tahu

    kalau aku telah menjadi abdimu?" "Tidak, Peri Angsa Putih tidak mengetahui. Jugatidak ada orang lain yang tahu. Mungkin Hantu LumpurHijau karena dia yang melihat kau dan aku bersama-sama terakhir sekali. Tapi itupun baru dugaan. Apapertanyaanmu yang ke dua?" "Jika Batu Pembalik Waktu itu ternyata memangada di tangan Peri Angsa Putih, namun dia menolakmenyerahkan padaku, apa yang harus aku lakukan?" "Wahai, kau tahu apa yang harus kau lakukanLamanyala! Nyawa manusia dan nyawa seorang Peri

    tak ada bedanya. Kuharap kau mengerti maksud ucap-anku itu...."

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    25/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 25

    "Aku mengerti Hantu Tangan Empat Tapi untukmenghindarkan kesalah pahaman biar aku bertanyaberterus terang. Apakah kau mengizinkan aku mem-bunuhnya?!" Hantu Tangan Empat menatap tajam ke sepasangmata Lamanyala yang dikobari api. Lalu kakek ini

    tertawa gelak-gelak. "Kau sudah tahu apa yang akuinginkan, Lamanyala! Apakah aku harus bicara sejelaskilat di langit mendung?! Ha... ha... ha... ha!" Lamanyala merenung. Lalu setelah anggukkankepala dan menjura dalam, makhluk yang sosoknyadikobari api ini berkelebat pergi dari hadapan HantuTangan Empat

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    26/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 26

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    5 DALAMEpisode sebelumnya ("Muka Tanah Liat")diceritakan bagaimana Luhcinta, mengalami bencana,dikeroyok oleh kaki tangan Hantu Muka Dua yakniLuhjahilio dan Lajahilio yang dikenal dengan julukanSepasang Hantu Bercinta. Dalam pertempuran hebat duakakek nenek jahat ini menyerang denganmempergunakan sejenis bubuk beracun sehinggaLuhcinta roboh pingsan tak sadarkan diri. Sebelumbencana lebih hebat menimpa gadis murid Hantu LembahLaekatakhijau ini muncullah Si Penolong Budiman aliasLatampi memberikan pertolongan. Orang yang wajahnyaselama ini selalu ditutup tanah liat hitam itu kinimenampakkan diri dengan wajah aslinya. Hantu Muka Dua yang ada di tempat itu cobamenghadang ketika Si Penolong Budiman menyela-matkan Luhcinta. Tapi gagal. Penguasa Istana Keba-hagiaan ini kemudian melarikan diri menghindari ben-trokan dengan Pendekar 212 Wiro Sableng. Wiro sen-diri yang merasa khawatir akan keselamatan Luhcinta,bersama Hantu Selaksa Angin alias Luhpingitan se-

    gera melakukan pengejaran sementara Naga Kuning,Setan Ngompol dan Betina Bercula menyusu! bela-kangan.... Latampi baru memperlambat larinya ketika sangsurya yang condong ke barat mulai memudar sinarnya. "Sudah cukup jauh. Pasti aman sekarang. Akuharus mencari tempat yang baik. Gadis ini harussegera diselamatkan..." Latampi perhatikan wajahLuhcinta yang pucat pasi sedang bibirnya yang selamaini merah menawan kini kelihatan kebiru-biruan per-tanda ada racun jahat merasuk dalam aliran darahnya.

    Memandang berkeliling lelaki berjubah hitam itumelihat satu bukit kecil di ujung sana. Tak jauh darikaki bukit tampak beberapa ekor belibis hutan. "Jika ada belibis berarti ada mata air tak jauh daritempat ini," membatin Si Penolong Budiman. Lalu diamelarikan Luhcinta ke arah bukit Benar saja. Sebelumdia mencapai kaki bukit di tengah jalan dia menemuisatu telaga kecil. Belasan ekor belibis coklat berenangseputar telaga. Latampi mencari tempat yang keringdan baik lalu membaringkan Luhcinta. Dirabanya ke-ning gadis itu. Terasa panas. Lalu ditempelkannya

    telinganya ke dada. Dia mendengar suara detak jan-tung yang tidak teratur.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    27/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 27

    Si Penolong Budiman menarik nafas dalam. "Luh-cinta, belasan tahun mengarungi negeri, akhirnya ku-temui juga dirimu. Sayang pertemuan ini tidak dalamsuasana menggembirakan.... Tidak mungkin akanmenggembirakan. Karena..." Si Penolong Budimanmerasakan dadanya sesak. Kemudian dia sadar. "Aku

    tak boleh hanyut dalam perasaan. Aku harus segerabertindak! Para Dewa, beri aku petunjuk dan kekuatanuntuk menyelamatkan gadis ini!" Si Penolong Budimanberdoa. Lalu dia memijit urat besar di atas duatumit Luhcinta. Hal yang sama dilakukannya pada uratbesar dii lekukan siku serta pangkal leher. Dari balikpakaiannya dia mengeluarkan sebuah kantong kecilberisi bubuk berwarna biru. Bubuk ini dituangkannyake atas daun yang dibentuk menyerupai corong. Laluke dalam corong daun dimasukkannya air telaga.Kemudian sedikit demi sedikit air bercampur bubukbiru itu dituangkannya sampai habis ke dalam mulutLuhcinta. Latampi menunggu. Dia mulai khawatir ketikasosok Luhcinta masih belum bergerak dan hembusannafasnya tidak berubah. Dipegangnya kening gadisitu. Diusapnya beberapa kali. "Masih panas.... Kalau obat itu tidak mampu mem-buat dia memuntahkan racun jahat yang ada dalamtubuhnya, terpaksa aku mempergunakan cara lain...."Si Penolong Budiman menunggu beberapa saat lagi.

    Disamping tidak sabar kini dia mulai merasa cemas."Tak ada jalan lain. Aku harus mengambil tindakanpertolongan secara langsung. Aku harus menyedotracun yang ada di dalam tubuhnya...." Sesaat Latampi tatap wajah Luhcinta yang telahdiketahuinya sebagai anak kandungnya sendiri. Se-pasang matanya berkaca-kaca. "Kalau aku tidak dapatmenolong anak ini, aku rela mati bersamanya. Deritasengsaranya selama ini menjadi beban tambahan diatas derita sengsara diriku sendiri.... Wahai Para Dewa,tolong kami yang menderita ini...."

    Latampi merunduk mencium kening Luhcinta. Airmatanya jatuh mengucur di atas pipi si gadis. Laludengan memejamkan mata dia susupkan dua tangan-nya ke balik dada pakaian Luhcinta, meraba mencariletak urat besar di arah jantungnya. Perlahan-lahandia kerahkan hawa sakti yang ada dalam tubuhnya.Begitu jari-jarinya dapat menjajagi letak urat besar itu,Latampi membungkuk, dekatkan wajahnya ke wajahLuhcinta. Bibir mereka saling bertempelan. LaluLatampi menyedot. Sekujur tubuh lelaki ini bergetar.Mukanya merah keringatan. Tiba-tiba sosok Luhcinta

    menggeliat Dua matanya yang sejak tadi terpejammendadak terpentang lebar. Dia melihat satu wajah

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    28/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 28

    dekat sekali di atasnya. Gadis ini menjerit keras. Ber-samaan dengan jeritannya itu menyembur cairan biruberlendir, menyusul muntahan darah kehitam-hitaman,muncrat membasahi wajah orang yang meneduhimukanya. "Manusia kurang ajar! Siapa kau!" Luhcinta gerakkan

    kaki kanannya. "Bukkk!" Latampi mencelat mental sampai dua tombak.Ketika dia berusaha bangkit berdiri di hadapannyatahu-tahu telah tegak dua orang yang memandangpadanya dengan pandangan penuh amarah! "Penolong Budiman! Kemesumanmu rupanyatidak berhenti pada hanya mengintip saja! Sekarangkau berani menggerayangi tubuh gadis yang sedangpingsan! Menciumnya! Manusia sepertimu tidak adatempat di Negeri Latanahsilam ini!" Salah seorang dariyang tegak di hadapan Penolong Budiman membentak.Lalu pancarkan kentut. "Brut prett!" "Sobatku, aku tidak menyangka sekeji ini budipekertimu! Menggagahi gadis yang tidak berdaya!"Orang kedua ikut membentak. "Hantu Selaksa Angin! Wiro! Tidak! Tunggu! Biar aku..." Bayangan kuning berkelebat Satu tendangan melabrakke arah dada Si Penolong Budiman. Untung orang inibertindak cepat jatuhkan diri. Dia berguling menjauh

    namun mendadak satu sinar kuning menyerupai tombakberkiblat, menderu ke arah batok kepala Si PenolongBudiman! "Tahan serangan!" teriak Latampi alias Si PenolongBudiman. Tapi tombak kuning itu terus menderu. Malah darisamping satu tangan datang melesat menjambak ram-butnya membuat Latampi tak mungkin menghindar-kan diri dari hantaman cahaya kuning berbentuk tom-bak yang adalah ilmu pukulan sakti milik Hantu SelaksaAngin bernama Tombak Kuning Pengantar Mayatl

    "Wiro! Lepaskan jambakanmu!" teriak Latampi."Kau dan nenek itu salah sangka!" Pendekar 212 hanya menyeringai. Dia sengajamenarik rambut Latampi hingga sosok orang ini ter-betot ke arah datangnya sinar kuning! Tak ada jalan lain bagi Si Penolong Budiman. Daripada menemui ajal secara mengenaskan begitu rupamau tak mau dia harus menyelamatkan diri denganbalas menghantam. Tangan kanannya bergerak. "Wuuttt!" Selarik sinar hitam berbentuk kipas dipenuhi cahaya-

    cahaya terang seperti tebaranbunga api berkiblatdi udara!

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    29/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 29

    "Pukulan Menebar Budi!" teriak Pendekar 212.Tahu keganasan pukulan sakti itu dia segera lepaskanjembakannya pada rambut Si Penolong Budiman. Lalumelompat satu tombak ke belakang seraya lepaskanpukulan Benteng Topan Melanda Samudera. "Bummm!"

    "Bummm!" Dua letusan menggelegar di tempat itu. Air telagamuncrat setinggi tiga tombak. Belasan burung belibismenjerit keras ketakutan lalu beterbangan ke udara. Wiro jatuh terhenyak di tanah. Mukanya pucat dandadanya berdenyut sakit Hantu Selaksa Angin ter-sandar ke sebatang pohon. Lututnya goyah lalu nenekini jatuh berlutut. Di bagian lain Si Penolong Budimanterpental dan terguling-guling di tanah. Mukanya me-ngelam. Sosoknya menghuyung ketika dia coba ber-diri. Di sela bibirnya tampak lelehan darah. "Masih hidup manusia keji ini rupanya!" kertakHantu Selaksa Angin. Dia menggebrak ke depan sam-bil kembali menghantam. Kali ini tidak kepalang tang-gung dia lepaskan pukulan Salju Putih Latinggimerul "Nenek jubah kuning! Harap kau suka mundur!Biar aku yang menyingkirkan kekejian dari bumi NegeriLatanahsilam ini!" Satu suara membentak nyaring.Satu bayangan biru berkelebat ke arah Si PenolongBudiman. Orangnya bukan lain adalah Luhcinta! "Butt prett!"

    "Wahai! Kau yang diperlakukan keji, memangpantas kalau kau yang menghabisinya!" kata HantuSelaksa Angin lalu menarik pulang serangannya danmenyingkir ke samping, memberi jalan pada Luhcinta. "Luhcinta! Tahan seranganmu! Jangan teruskan!Aku harus menerangkan sesuatu padamu!" teriak SiPenolong Budiman. "Berikan keteranganmu pada semua roh jahatyang tergantung antar langit dan bumi!" jawab Luhcinta.Lalu gadis ini hamburkan serangan berantaiyang hebat sekali.

    "Bukk... bukkk... bukkk!" Si Penolong Budiman tidak berkelit tidak pulamenangkis. Sepertinya dia pasrah menerima hantamanlawan. Tiga pukulan keras melanda tubuh Si PenolongBudiman, membuatnya kembali terjengkang di tanahdan muntahkan darah segar! Dengan muka pucat, mulut dan pakaian berselomot

    darah Si Penolong Budiman merangkak di tanah lalubangkit berdiri. "Luhcinta, kau tidak memberi kesempatan untukku

    bicara! Aku tidak menyesal kalau harus mati ditanganmu.... Bunuhlah, aku tidak akan melawan!

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    30/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 30

    Mungkin ini satu-satunya cara untuk menebuskekeliruan dan dosa besarku di masa lalu!" Kalau saja Luhcinta tidak sedang dilanda amarah,kata-kata Si Penolong Budiman itu pasti akan menjadisatu tanda tanya besar baginya. Namun saat itu luapanamarah tengah menyungkup dirinya. Dia melihat sen-

    diri, juga ada beberapa orang menyaksikan betapatadi Si Penolong Budiman berbuat keji terhadapnya!Kata-kata yang diucapkan Si Penolong Budiman itumalah dianggap sebagai tantangan oleh Luhcinta. "Selama ini kasih sayang adalah pegangan hidup-

    ku! Tapi aku tidak akan pernah menyesal membunuhmakhluk keji sepertimu!" Didahului satu pekik dahsyat Luhcinta melesat kedepan. Dua tangannya bergerak. Satu menghantam-kan pukulan Tangan Dewa Merajam Bumi, satunyalagi melepas pukulan bernama Kasih MendorongBumi. Sekalipun Si Penolong Budiman memiliki ilmukesaktian setinggi langit sedalam samudera namuntidak mungkin baginya menyelamatkan diri dari duapukulan maut itu. Apalagi saat itu dia seperti memangsengaja memasang diri, siap untuk dihabisi! Sesaat lagi Si Penolong Budiman akan dibantaioleh dua pukulan sakti yang dilepaskan Luhcinta anakkandungnya sendiri, tiba-tiba dua bayangan berkele-bat sebat. Satu teriakan keras menggelegar di Seanterotempat!

    "Luhcinta! Tahan seranganmu! Jangan bunuhorang itu! Dia Latampi! Ayahmu sendiri!"

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    31/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 31

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    6 SEMUAorang yang ada di tempat itu tersentak kaget!Luhcinta sendiri merasa kalau ada setan kepala tujuhmenghambur keluar dari dalam tanah hendakmencekiknya, atau ada halilintar turun dari langit me-nyambar di puncak hidungnya, tidak akan seluar biasaitu kaget dirinya. Gerakan dua tangan si gadis serta merta tertahan.Mukanya sepucat kain kafan. Dua matanya meman-dang membeliak ke arah Latampi yang dari merangkakdengan susah payah berusaha bangkit berdiri tapihanya mampu tegak berlutut Mukanya tak kalah pucatdan pandangannya mengarah sayu pada Luhcinta. "Luhcinta.... Kau...." Si Penolong Budiman takKuasa meneruskan ucapannya. Dua tangannya diulurkanke depan. Dua lututnya beringsut di tanah. Dua matanyaberkaca-kaca. Luhcinta seperti melihat hantu. Gadis ini bersurutke belakang. Tubuhnya huyung. Dia tak kuat lagimenahan diri. Tubuhnya tersungkur ke depan. Tiba-tiba ada sepasang tangan merangkulnya. Memandang

    ke samping Luhcinta melihat satu wajah dan tubuhyang dipenuhi katak-katak hijau. "Guru..." desis Luhcinta. "Muridku, tabahkan hatimu, kuatkan jiwamumenghadapi kenyataan ini...." Luhcinta menarik ke samping kiri. Dia melihatsosok Hantu Penjunjung Roh memandang padanya.Nenek ini kelihatan tersenyum, tapi senyum itu begitusayu. Sambil memegang kepala gadis itu si nenekberkata. "Cucuku, kau telah sampai diakhir perjalananmu.Rahasia besar yang selama ini menjadi beban

    kehidupanmu kini telah tersingkap...." Nek..." suara Luhcinta bergetar. "Orang itu. Dia...." Hantu Penjunjung Roh usap kepala cucunya. Laluditolongnya gadis itu bangkit berdiri. "Ya, dia.... Diaadalah Latampi. Dia anak kandungku. Dia ayah yangselama ini kau cari. Aku akan memapahmu kepadanya.Bersimpuhlah di hadapannya, lalu peluk dan rangkuldia. Ayah yang kau cari selama ini kau temukan....Berkah para Dewa telah sampai atas diri kalianberdua...." Waktu berkata itu Hantu Penjunjung Rohtidak dapat lagi menahan kucuran air matanya.

    Luhcinta merasa dua kakinya seolah seberat baturaksasa. Dia tak sanggup melangkah. Bibirnya bergetar.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    32/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 32

    Sepasang matanya mulai basah. "Nek. saya....Saya tidak bisa mempercayai semua ini.... Si mukatanah liat ini. Sebelumnya dia telah berbuat keji atasdiri saya.... Tak mungkin Nek.... Tak mungkin.... Sayatidak pernah mengharapkan seorang ayah sekeji dirinya!" "Luhcinta, aku dan gurumu Hantu Laekatakhijau

    sudah menyelidik, sudah mendapat bukti-bukti bahwaorang itu adalah Latampi ayah kandungmu. Jangankau berani berkata tidak mungkin. Yang Kuasa telahmemperlihatkan kebesaran dan kasih sayangNya padakalian hingga hari ini kalian dipertemukan satu samalain...." Hantu Penjunjung Roh terus memapah Luhcinta.Di depan sana Pendekar 212 Wiro Sableng garuk-garukkepala. Sesaat dia tampak bingung. Lalu dia melangkahmendekati Si Penolong Budiman dan menolong orang iniberdiri. Seperti apa yang dilakukan Hantu PenjunjungRoh, Wiro kemudian membantu Si Penjunjung Rohmelangkah mendekati Luhcinta. Hantu Selaksa Angin menyaksikan apa yang ter-jadi di hadapannya itu dengan mata basah. Sejak tadidia menahan diri agar tidak memancarkan kentut.Sementara Hantu Laekatakhijau guru Luhcinta ter-sengguk-sengguk menahan tangis. Beberapa saat kemudian ayah dan anak itu tegakberhadap-hadapan, hanya terpisah dua langkah. Ke-duanya saling memandang berhamburan air mata.

    "Anakku Luhcinta..." ucap Latampi dengan suarabergetar dan dada menggemuruh. Dua tangannyadiulurkan hendak menyentuh bahu gadis itu. "Apayang aku lakukan bukan kekejian berselubung nafsumesum. Aku terpaksa menekan urat besar di dadamu.Aku terpaksa harus menyedot racun jahat lewat mulutmu.Hanya itu satu-satunya jalan menolong dirimu dari racunjahat yang ditebar kaki tangan Hantu Muka Dua...." Luhcinta sendiri tegak tak bergerak. Telinganyaterbuka, tapi dia seolah tidak mendengar apa yarudiucapkan Latampi. Mulutnya ikut terbuka. Bibirnya

    bergeletar. Ingin ia mengucapkan kata "Ayah" tetapilidahnya serasa kelu. Tak ada ucapan, tak ada suarayang keluar. Pada saat itulah tiba-tiba sekilas bayanganhitam masa lalu terpampang di depan matanya,menghujam di dalam benak Luhcinta. Yakni berupakenyataan bahwa ayah kandungnya itu sebenarnyaadalah kakak kandung dari ibunya sendiri, sang ibuyang bernama Luhpiranti memang melahirkan dirinya,tapi dia merupakan anak yang terlahir diluar nikah.Lalu sang ayah sendiri tidak pula syah menjadi ayahnyakarena dia adalah kakak kandung ibu yang

    melahirkannya! Luhcinta memandang ke arah Pendekar 212 Wiro

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    33/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 33

    Sableng. Dalam keadaan seperti itu ingin sekali diaberlari ke dalam pelukan pemuda itu. Bicara dengannya.Agaknya hanya Wirolah satu-satunya tempat diamenceritakan kemalangan hidup mengadukan nasib.Namun hatinya menjadi perih bila dia ingat bahwaWiro telah kawin dengan Luhrembulan dan menjadi

    milik orang lain. Air mata semakin deras mengucurjatuh ke pipi Luhcinta. Tubuhnya bergetar hebat. Tiba-tiba satu teriakan keras keluar dari mulutnya.'Tidak! Tidak!" Seperti ada kekuatan gaib memasuki dirinya, Luhcintameronta keras melepaskan pegangan dua nenek di kirikanannya lalu melompat meninggalkan tempat itu. "Luhcinta!" teriak Hantu Penjunjung Roh memanggil. Hantu Laekatakhijau coba mengejar. Pen-dekar 212 tak tinggal diam. Dia berusaha menghalangitapi hanya sempat menyentuh punggung gadis itu.Latampi sendiri jatuh berlutut di tanah, menutupi wa-jahnya dengan dua tangan menahan gemuruh tangisyang seolah hendak meledakkan tubuhnya! "Luhmasigi," kata Hantu Laekatakhijau padaHantu Penjunjung Roh. "Cucumu berada dalam ke-adaan kalut kacau pikiran. Keadaannya bisa berba-haya. Kita harus mengejarnya." Tanpa banyak bicara lagi dua nenek itu segeraberkelebat ke arah lenyapnya Luhcinta. Hantu Selaksa Angin memandang pada Wiro.

    "Kau tidak ikutan mengejar gadis itu?" Wiro tak bisa menjawab. Dia memang ingin sekalimengejar Luhcinta. Bukan saja untuk menyelamatkansi gadis tapi juga untuk membicarakan masalah per-kawinannya dengan Luhrembulan. Tanpa setahu Hantu Selaksa Angin dan Wiroataupun Latampi yang masih berlutut menahan tangis,di balik serumpun semak belukar tiga sosok salingberdesakan bersembunyi mengintai. Mereka adalahNaga Kuning, Betina Bercula dan si kakek tukangkencing Si Setan Ngompol.

    "Aneh, apa yang terjadi sebelumnya di tempat ini!Orang berjubah hitam yang berlutut di tanah seseng-gukan itu, bukankah dia Si Muka Tanah Liat yangdikenal dengan julukan Si Penolong Budiman? Setanapa yang masuk ke dalam tubuhnya hingga dia berlakuaneh seperti itu?!" Mendengar ucapan Naga Kuning, Betina Berculakepalkan dua tinjunya. "Memang dia! Terakhir sekalikita melihatnya waktu dia menolong Luhcinta. Waktuitu lapisan tanah liat hitam tidak lagi menutupi wajah-nya! Aku mengenali wajahnya! Ingat bagaimana dia

    menggebuki kita beberapa waktu lalu?!" Biar aku gantimenghajarnya saat ini juga!"

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    34/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 34

    "Tunggu!" bisik Setan Ngompol sambil menahanpundak dua temannya. "Kita intip saja dulu. Agaknyatelah terjadi satu peristiwa besar di tempat ini. Jikakita keluar mungkin semua keanehan ini tidak akantersingkap...." Saat itu si nenek muka kuning terdengar berkata.

    "Wiro, kata orang gadis itu mencintaimu. Apa kautidak mencintai dirinya? Kau harus mengejar danmenolongnya.... Aku tidak akan mengadu pada istrimuyang bernama Luhrembulan itu! Hik... hik... hik!" HantuSelaksa Angin tertawa menggoda. "Sstt... Nenek itu bicara tentang seorang gadis.Kau bisa menduga siapa gadis itu adanya?" NagaKuning memandang pada Setan Ngompol. Kakek inimenggeleng. "Jangan-jangan sebelumnya Luhcintaberada di tempat ini!" "Si nenek muka kuning tadi menyebut nama Luh-rembulan. Rupanya dia juga sudah tahu kalau Wirosudah kawin dengan gadis itu!" kata Betina Berculaperlahan. "Hai! Gadis itu sudah lari jauh! Kau tidak maumengejar dan menolongnya?" Hantu Selaksa Anginkembali bertanya pada Pendekar 212 Wiro Sableng. Murid Eyang Sinto Gendeng ini jadi garuk-garukkepala berulang kali. "Dalam bingungnya gadis itubisa saja melihat diriku seperti hantu. Tadi kita berduatelah menolongnya. Saat ini kita tidak bisa berbuat

    banyak. Dua nenek tadi sudah mengejar. Lagi pulaaku punya kewajiban padamu untuk mencari Lasedayu.Nenek suamimu itu belum kita temukan!" Nenek muka kuning tersenyum. "Tidak kusangkahatimu sebaik itu. Sampai-sampai mengorbankan gadiscantik yang mencintaimu demi menolong nenek keriputsepertiku!" "Aku berbuat baik kepada siapa saja yang aku sukaNek," kata Pendekar 212 pula. "Hemm.... Begitu? Aku suka pada orang yang maubicara jujur sepertimu. Lalu bagaimana dengan lelaki

    malang itu?" tanya si nenek sambil memandang padaLatampi. Wiro menarik nafas dalam lalu melangkah men-dekati Si Penolong Budiman. Dipandangnya pundakLatampi seraya berkata. "Sahabatku, maafkan kesalahpahaman kami berdua. Hidup ini memang penuh de-ngan hal tak terduga. Tidak semuanya sesuai dengankehendak kita. Aku percaya, Gusti Allah Yang MahaKuasa akan menolongmu!" Latampi tidak dapat lagi menahan tangisnya. Tu-buhnya berguncang keras. Lelaki ini akhirnya meratap

    memilukan sambil bersujud di tanah. Wiro dan si nenekmemperhatikan dengan perasaan sedih.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    35/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 35

    Murid Sinto Gendeng memandang dengan sangatharu. Dia lalu meraba ke balik pakaiannya dan merasalega. "Untung obat ini masih ada padaku...." Dari balikpakaiannya Wiro keluarkan satu kantong kecil. Kan-tong itu diletakkannya di tanah, di depan kepala SiPenolong Budiman.

    "Sahabatku, kau tertuka parah. Dalam kantongkecil ini ada dua butir obat. Mudah-mudahan mujarabmenyembuhkan lukamu. Aku tahu, luka di tubuh akansanggup kau hadapi. Namun luka hati agaknya me-mang sulit ditahan. Kuatkan jiwamu, tabahkan hatimusahabatku!" Tangis Si Penolong Budiman meledak. Ratapannyamenyayat hati. Karena tidak tahan melihat semuaitu Wiro segera memberi isyarat pada Hantu SelaksaAngin. Keduanya lalu tinggalkan tempat itu. belumjauh berjalan si nenek berkata. "Kau memang pantas berbuat baik pada Si PenolongBudiman itu. Siapa tahu satu hari dia kelak akanmenjadi ayah mertuamu! Hik... hik... hik!" "Butt prett!" "Mulutmu enak saja bicara Nek!" gerutu Wiromendengar ucapan si nenek muka kuning. Hantu Selaksa Angin tersenyum geli. "Tadi akudengar kau lagi-lagi menyebut nama Gusti Allah YangMaha Kuasa. Kapan kau mau menerangkan siapaadanya Gusti Allah itu. Lalu dimana aku bisa me-

    nemuiNya?" Kini Wiro yang tertawa. "Nanti Nek, kalau kausudah bertemu dengan suamimu Lasedayu, pada saatitulah kau akan merasakan kekuasaan dan kasihnyaGusti Allah...." "Jadi aku harus bertemu dulu dengan kakek sialitu, baru bisa tahu Gusti Allah?" Wiro tersenyum. Sulit baginya menerangkan padaHantu Selaksa Angin. Sebaliknya karena tidak men-dapat jawab si nenek muka kuning lalu pancarkankentutnya.

    "Buttt prett!" Habis kentut tiba-tiba si nenek berbalik. Wiro memandang dengan heran lalu bertanya."Ada apa Nek?" "Bicara soal Gusti Aliahmu itu, aku jadi ingat padaperintah guruku Datuk Tanpa Bentuk Tanpa Ujud.Bukankah aku harus mewariskan semua ilmu kepan-daianku padamu? Sampai saat ini tidak satu ilmukesaktianpun yang aku berikan. Aku takut melanggarperintah...." "Kau tak usah keliwat memikir hal itu Nek," jawab

    Wiro yang sejak sebelumnya memang tidak mau mene-rima ilmu kepandaian apapun dari si nenek. "Kau

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    36/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 36

    sudah punya niat menjalankan perintah tapi aku ber-terima kasih dan menolak pemberian ilmu itu. Berartikau tidak melanggar perintah, apalagi merasa ber-dosa...." "Aku memang tidak merasa berdosa. Tapi merasaberhutang! Ini membuat aku merasa tidak tenteram.

    Bagiku hutang jauh lebih berat dari pada dosa! Akutahu kau orangnya suka jahil. Jadi yang cocok untuk-mu adalah ilmu Menahan Darah Memindah Jazad." "Nek, jangan kau bergurau. Aku sudah bilang akungeri dengan ilmu kepandaianmu yang satu itu." Si nenek mendongak ke langit. "Mendung di mana-mana...." katanya. "Sebentar lagi pasti hujan akanturun! Dengar Wiro, aku akan berikan ilmu itu padamusebelum hujan mencurah!" "Tidak Nek, terima kasih...." Tapi saat itu Hantu Selaksa Angin tiba-tiba sekalitelah merangkul tubuh Pendekar 212. Wiro berusahameronta lepaskan diri. Tapi anehnya semakin diabersikeras mengeluarkan tenaga semakin dia tak bisabergerak malah nafasnya mulai megap-megap. "Apa yang hendak kau lakukan Nek...? Kau maumembunuh aku?!" tanya Wiro. "Perlu apa aku membunuhmu?!" "Kau... mungkin... mungkin kau tiba-tiba kema-sukan setan mesum. Kau hendak berbuat tidak se-nonoh padaku...?!"

    "Anak gila! Kau kira aku ini nenek bejat sepertiHantu Santet Laknat hah?!" Wiro jadi tersentak mendengar si nenek menyebutnama itu. "Dengar Wiro. Aku akan memberikan ilmu MenahanDarah Memindah Jazad sekarang juga padamu!" "Nek! Jangan paksa diriku!" "Kuremukkan tulang belulangmu jika kau beranimembantah!" mengancam Hantu Selaksa Angin. Lalubutt prett! Nenek ini pancarkan kentutnya. Bersamaandengan itu dia memperkencang pelukannya hingga

    Wiro merasa sekujur tubuhnya seperti mau remuk."Ilmu Menahan Darah Memindah Jazad tidak susahmenguasainya Kerahkan tenaga dalammu, pusatkanke perut, tahan nafas sambil menggosokkan ibu jaritangan kiri atau tangan kananmu pada empat jarilainnya. Kalau sudah kau lakukan, bagian tubuh manu-sia yang mana saja bisa kau pindahkan kemana kausuka! Kau dengar Wiro?" Di balik semak belukar Naga Kuning dan kawan-kawannya yang diam-diam terus menguntit Wiro dansi nenek, menggamit Si Setan Ngompol. "Kau dengar

    apa yang dikatakan nenek tukang kentut itu? Ternyatatidak sulit menguasai ilmu Menahan Darah Memindah

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    37/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 37

    Jazad itu! Aku juga pasti bisa melakukannya...." "Kalau orang tidak memberikan ilmu langsungpadamu, jangan jahil mencoba-coba. Nanti bisa kapiransalah kaprah!" kata Setan Ngompol pula. "Ah, kau cuma iri. Kaupun sebenarnya inginkanilmu itu!" menggoda Naga Kuning.

    "Jangan kau bicara tak karuan!" bentak SetanNgompol delikkan mata. "Dengar Kek," Naga Kuning masih belum berhentimengganggu orang. "Kalau aku dapatkan ilmu itu,nanti barangmu akan aku tukar dengan barang kuda.Agar kau sembuh tidak ngompol-ngompol lagi! Hik...hik... hik!" "Setan alas kau!" rutuk Setan Ngompol. Betina Bercula ikut-ikutan mengganggu si kakek."Naga Kuning, kalau barangnya sudah kau tukar de-ngan-punya kuda, jangan lupa memberi tahu aku. Inginsekali aku melihatnya! Hik... hik... hik...!" Sementara itu murid Sinto Gendeng tidak men-jawab pertanyaan si nenek muka kuning. Saat itu diasudah kelagapan tak bisa melepaskan diri dari pelukankencang si nenek. Hantu Selaksa Angin kembali ke-rahkan tenaganya. "Kreekkk!" Tulang punggung Wiro bergemeletak. Sang pen-dekar mengeluh kesakitan. "Sudah Nek, aku.... Terserah padamu saja! Tapi

    lepaskan pelukanmu! Aku tak tahan...." "Heh, kau tak tahan? Tak tahan apa? Kau mulaiterangsang rupanya dalam pelukanku? Dasar pemudacabul!" Si nenek membentak. "Bukan terangsang Nek. Tapi tak tahan bau ketiakmu!Hidungku mau tanggal rasanya!" jawab Wiro. "Hii... hik... hik!" Hantu Selaksa Angin tertawacekikikan mendengar kata-kata Wiro itu. "Sekarangaku akan tunjukkan bagaimana cara mengembalikanbagian tubuh atau benda apa saja kau pindahkan...." Naga Kuning memasang telinganya tajam-tajam,

    berusaha mencuri dengar petunjuk apa yang hendakdikatakan si nenek pada Wiro. Tapi saat itu tiba-tibadi langit mendung berkiblat petir. Cahaya putih ber-sabung laksana merobek langit. Bersamaan denganitu suara guntur menghunjam menggetarkan bumimemekakan telinga. Naga Kuning tidak dapat men-dengar apa yang dikatakan nenek muka kuning padaPendekar 212 Wiro Sableng. "Geledek jahanam! Budek telingaku! Aku tak bisamendengar apa yang diucapkan nenek itu!" NagaKuning memaki marah sambil bantingkan kaki.

    Setan Ngompol menyeringai. Sejak tadi kakek inisudah jengkel pada si bocah. Sekarang dia siap mela-

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    38/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 38

    kukan pembalasan. Dia susupkan telapak tangan kiri-nya ke dalam celananya yang basah oleh air kencing.Lalu tangan yang berselomotan air kencing pesing itudipeperkannya ke muka Naga Kuning seraya berkata."Makanya, jangan suka jahil mencuri rejeki mendengarucapan orang! Mendingan kau terima dulu hadiah

    dariku!" "Kakek sialan!" rutuk Naga Kuning sambil me-ludah-ludah dan seka mukanya berulang kali.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    39/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 39

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    7 SATUcahaya merah melesat dari langit, membuat PeriAngsa Putih yang tengah duduk di bawah keteduhanpohon besar di tepi kelokan sungai terkejut Cepat-cepatdia menyembunyikan benda yang sejak tadi dipegangnyake balik pakaian putihnya. Satu sosok terbungkusgulungan kain sutera merah tahu-tahu sudah berada dihadapan Peri Angsa Putih. Bau harum mewangimemenuhi udara di tempat itu. "Wahai, kau terkejut melihat kehadiranku yangtiba-tiba ini Peri Angsa Putih?" Satu suara paraumenegur. "Peri Sesepuh!" seru Peri Angsa Putih ketikamenyadari siapa yang tegak di hadapannya. Lalu diamenjura memberi hormat. "Keterkejutanku rasanya sangat beralasan wahaiPeri Sesepuh. Aku berada di tempat terpencil beginirupa. Bagaimana kau bisa mengetahui kehadiranku disini. Kemudian, bukankah sejak beberapa purnamaini kau diketahui mengucilkan diri menjauhi alammanusia dan alam Peri? Mengapa kini kau mendadak

    muncul? Apakah pengucilan dirimu telah berakhir?" Yang tegak di hadapan Peri Angsa Putih adalahseorang perempuan luar biasa gemuk, berkulit putih.Mukanya yang bulat gembrot sungguh tidak sedapuntuk dipandang. Selain hidung yang pesek lebar sertabibir tebal, pada pipi kirinya ada tahi lalat hitam sebesartelur burung dara. Makhluk ini mengenakan kain ber-warna merah tipis yang digelungkan ke sekujur tubuh-nya secara sembrono hingga beberapa bagian lekuktubuhnya yang terlarang kadang-kadang tersingkapjelas. Ketika dia tersenyum kelihatan gigi-giginya yang

    besar. Ketika dia mengangkat tangan kirinya agaktinggi untuk mematik gulungan rambutnya, bulu ke-tiaknya kelihatan berserabutan seperti ijuk! Dalam kisah di Negeri Latanahsilam si gemukberpakaian sutera merah tipis ini dikenal sebagai PeriSesepuh yang merupakan Peri pimpinan dari segalaPeri yang ada di Negeri Atas Langit Dalam Episodeberjudul "Rahasia Mawar Beracun" dikisahkan bagai-mana Peri Sesepuh terbongkar rahasianya sebagaiPeri yang hendak mencelakai Pendekar 212 WiroSableng dengan sekuntum mawar kuning beracun.

    Akibat perbuatannya itu Peri Angsa Putih dan PeriBunda, juga Luhjelita hampir terkena tuduhan sebagai

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    40/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 40

    pelaku. Malu karena perbuatan jahatnya diketahui, PeriSesepuh akhirnya meninggalkan Negeri Atas Angindan memencilkan diri di satu tempat yang tidak satuorang atau Peripun mengetahui. "Kerabatku Peri Angsa Putih, tidak heran kalaukau sampai terkejut. Diriku ini memang sengaja mun-

    cul dari alam pengasingan karena beberapa hal. Akuharap kau mau membagi waktu, bersabar hati men-dengar apa yang hendak aku katakan...." "Aku akan mendengar apa yang akan kau ucap-kan, wahai Peri Sesepuh," kata Peri Angsa Putih pula.Namun dalam hati Peri Angsa Putih merasa curiga."Jangan-jangan dia mengetahui kalau Batu PembalikWaktu berada di tanganku," pikir Peri Angsa Putih. "Pertama sekali aku merasa risau mendengar apayang terjadi dengan Peri Bunda. Sewaktu aku mening-galkan Negeri Atas Langit kepadanyalah aku perca-yakan untuk mewakili diriku selama aku bersunyi diridi tempat pengucilan. Ternyata kini satu musibahbesar menimpa dirinya. Dia diketahui hamil berbadandua. Diketahui pula bahwa pemuda asing bernamaWiro Sableng itulah yang telah melakukan perbuatankeji itu!" Peri Sesepuh terdiam sebentar lalu melan-jutkan ucapannya dengan pertanyaan. "Wahai PeriAngsa Putih, gerangan tindakan apakah yang telahatau akan dilakukan oleh kita kaum Peri?" Peri Angsa Putih tak segera menjawab.

    "Wahai, apakah ada keraguan dalam lubuk hatimuuntuk melakukan sesuatu pada pemuda itu?" tanyaPeri Sesepuh. Peri Angsa Putih masih diam. "Hemm.... Atau mungkin rasa cintamu terhadapnyasemakin mendalam hingga kau...." "Peri Sesepuh, aku sudah lama melupakan pemudaitu," kata Peri Angsa Putih pula. "Begitu?" Peri Sesepuh menatap tajam ke dalamsepasang mata biru Peri Angsa Putih. Hatinya takpercaya akan apa yang barusan dikatakan kerabatnya

    itu. "Terus terang aku juga telah melupakan semuakejadian di masa lalu. Tetapi hati sanubari kita tidakterlalu jauh berbeda dengan hati nurani manusia biasa,Hal-hal yang lama tetap akan menjadi kenangan se-dang semua hal yang kita hadapi saat ini merupakansatu kenyataan. Lalu segala hal di masa mendatangmerupakan satu tantangan. Kerabatku Peri AngsaPutih, saat ini aku tidak berkewenangan untuk turuntangan mengambil tindakan. Peri Bunda yang menjadiwakilku justru yang ditimpa musibah memalukan itu.Berarti hanya kau seorang kini yang bisa dipercaya

    untuk berbuat sesuatu.... Kau harus mencari pemudaasing itu. Kau harus meminta pertanggung jawabnya!

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    41/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 41

    Kalau Peri Bunda sampai melahirkan sungguh sangatmemalukan. Dan seribu kali lebih memalukan kalautidak diketahui atau tidak dapat dipastikan siapa ayahanak yang dilahirkannya itu! Walau kemudian orangitu harus menemui kematiannya! Peri Angsa Putih,tanggung jawab besar terletak di pundakmu!"

    "Aku memang sudah berniat mencari pemuda itu.Membawanya ke Puri kebahagiaan, mempertemukan-nya dengan Peri Bunda sebelum Peri Bunda me-lahirkan." "Aku gembira mendengar kau sudah memasangniat begitu rupa," kata Peri Sesepuh sambil angguk-anggukkan kepala. Sebenarnya Peri Angsa Putih ingin agar peri gemuk itucepat-cepat meninggalkannya. Namun PeriSesepuh malah kembali membuka ucapan. "Aku pernah mengimpikan dirimu, Peri AngsaPutih. Dalam mimpi kulihat kau duduk di atas sebuahtebing tinggi di sebuah teluk. Bulan purnama empatbelas hari bersinar indah di langit. Tiba-tiba bulan itumeluncur turun ke pangkuanmu. Agaknya satu berkahatau satu anugerah berupa sebuah benda sangatberharga akan jatuh ke haribaanmu. Atau mungkinbenda itu sudah berada di tanganmu?" "Benda apa maksudmu Peri Sesepuh? Bisakahkau menerangkan?" balik bertanya Peri Angsa Putih.Suaranya datar dan agak tercekat. Hal ini karena

    kekhawatiran yang muncul mendadak. Khawatir PeriSesepuh benar-benar telah mengetahui kalau BatuPembalik Waktu itu ada di tangannya. "Wahai, benda itu bisa saja berupa sebuah logam,berbentuk sebilah senjata. Mungkin juga berupa bendayang kelihatannya tidak berharga sama sekali. Sepertisebuah batu. Padahal benda itu menyimpan satu ke-saktian maha dasyat...." Peri Angsa Putih tersenyum. "Kalau aku memilikibenda atau senjata sakti pasti akan kuberi tahu semuasahabat para Peri dan akan kusimpan di dalam almari

    penyimpanan benda-benda pustaka di Negeri AtasLangit..." "Kalau begitu mimpiku hanya merupakan bungatidur yang tak ada artinya..." kata Peri Sesepuh pulasambil tersenyum. Di mata Peri Angsa Putih senyumperi gemuk itu seperti satu isyarat rasa tidak percaya. "Peri Sesepuh, aku ingin pergi ke Puri Kebahagiaantempat Peri Bunda mengasingkan diri selamakehamilannya. Maafkan kalau aku tidak bisa bicaraberlama-lama...." Peri Sesepuh mengangguk. "Kau boleh segera

    pergi wahai kerabatku. Namun ada satu hal lagi yangingin kukatakan. Pada hari lima belas bulan dua belas

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    42/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 42

    mendatang, pergilah ke Istana Kebahagiaan. Atasundangan Hantu Muka Dua disitu akan berkumpul semuatokoh utama Negeri Latanahsilam. Tapi berhati-hatilah.Satu hal besar menurut firasatku akan terjadi di tempatitu." "Aku memang sudah mendengar berita undangan

    itu. Dan aku juga sudah memutuskan untuk pergi..." Peri Sesepuh tersenyum. "Selamat tinggal PeriAngsa Putih. Aku akan kembali ke tempat pengasing-anku. Jangan lupa kewajibanmu mencari pemuda yangtelah mencemari kehidupan kita bangsa Peri. Sudahsejak lama kaum kita dipermalukan dan dipaksa ber-tekuk lutut di depan kaki laki-laki bangsa manusia.Kalau tidak diambil tindakan tegas, kejadian sepertiitu akan terulang berkali-kali...." "Aku tahu apa yang harus dilakukan," kata PeriAngsa Putih pula lalu menjura lebih dahulu sebelumPeri Sesepuh meninggalkan tempat itu. Sikap PeriAngsa Putih ini dirasakan oleh Peri Sesepuh sebagaisatu cara halus sengaja menyuruhnya pergi lebihcepat Peri Angsa Putih menghela nafas lega. "Peri Se-sepuh..." katanya dalam hati. "Apakah semua ucap-anmu itu bisa kau jamin kebenarannya. Aku tahu,sampai saat ini kau masih menaruh hati terhadappemuda asing bernama Wiro Sableng itu. Aku sendiriselama ini selalu hidup menipu diri. Kebencian yang

    kuperlihatkan di depan semua orang seolah membakardiriku sendiri. Wiro.... Kalau kau tahu bagaimana sebe-narnya hati ini. Aku bahkan tidak perduli kau sekarangini milik siapa. Aku tidak akan perduli sekalipun kaukawin sepuluh kali dalam sehari. Hatiku telah terlanjurluluh, seolah melebur masuk ke dalam aliran darahmu.Dewa manapun tak ada yang sanggup untuk menarikmelepas mengeluarkannya." Lama Peri Angsa Putih duduk termenung dalamkesendiriannya di bawah pohon di kelokan sungai itu.Begitu dia ingat akan batu sakti yang ada di balik

    pakaian putihnya, benda itu segera dikeluarkannya.Sambil memandangi batu berwarna tujuh itu, dalamhatinya Peri Angsa Putih berkata. "Wiro, aku terlalu cinta padamu. Tubuh dan cinta-ku saat ini seolah terbelah dua. Belahan pertama inginmemberikan batu ini padamu. Agar kau bisa kembalike negeri seribu dua ratus tahun mendatang, TanahJawa tanah kelahiranmu. Tetapi belahan kedua tidakmenginginkan aku kehilangan dirimu. Wiro, maafkandiriku kalau Batu Pembalik Waktu ini tidak akan ku-berikan padamu. Apapun yang akan terjadi. Aku terlalu

    takut kehilanganmu..." Peri Angsa Putih cium batusakti itu sambil pejamkan matanya penuh khidmat.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    43/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 43

    Namun dia tersentak kaget ketika mendadak di tempatitu membahana satu suara tawa bergelak.

  • 8/12/2019 118. Batu Pembalik Waktu.pdf

    44/77

    118 BATU PEMBALIK WAKTU 44

    BASTIAN TITOBatu Pembalik Waktu

    8 SATUbayangan merah berkelebat. Udara di tikungansungai itu mendadak menjadi panas. Memandang ke depan terkejutlah Peri AngsaPutih. Yang tegak di depannya adalah seorang kakekdengan sekujur tubuh mulai dari kepala sampai kakidikobari api. "Lamanyala!" desis Peri Angsa Putih. Angsa Putih besar yang mendekam tak jauh daritempat itu mengeluarkan suara halus. Suara binatangtunggangannya ini merupakan satu pertanda kurangbaik bagi sang Peri. Dia segera mengawasi ke depan. Kobaran api dalam mata makhluk bernama Lama-nyala menjilat ke luar. Ketika dia membuka mulutnya,kobaran api juga melesat keluar dari mulut itu. "Peri Angsa Putih, Peri tercantik dari Peri yangada di Negeri Latanahsilam. Sungguh heran aku me-nemukan kau bersunyi diri di tempat seperti ini. Ge-rangan apakah yang tengah menyelimuti hatimu hing-ga bersepi-sepi seorang diri?" Peri Angsa Putih tatap sosok makhluk yang di-

    kobari api itu. Dalam hati dia berkata. "Puluhan tahundiketahui makhluk ini bukan makhluk yang ramah.Puluhan tahun dikenal dirinya berhati culas. Tugasnyamenyelamatkan Jimat Hati Dewa gagal. Lasedayu