makalah pengembangan kurikulum

7
 MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SMK SULTAN AGUNG 1 TEBUIRENG SMK SULTAN AGUNG 1 TEBUIRENG JOMBANG Jl. Irian Jaya No. 55 B Tebuireng Cukir Diwek Jombang 2013 Disusun oleh : Chofsyotul Maryam, S.Ag

Upload: bagus-setyoko

Post on 13-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MAKALAHPENGEMBANGAN KURIKULUMDI SMK SULTAN AGUNG 1 TEBUIRENG

SMK SULTAN AGUNG 1TEBUIRENG JOMBANGJl. Irian Jaya No. 55 B Tebuireng Cukir Diwek Jombang2013Disusun oleh :Chofsyotul Maryam, S.Ag

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang SMK Sultan Agung 1 Tebuireng merupakan salah satu SMK yang menerapkan sistem kurikulum KTSP di lingkungan pendidikannya. Dalam pelaksanaannya, SMK Sultan Agung 1 Tebuireng menggunakan pendekatan pembelajaran. Yaitu Kurikulum ini dibuat kemudian dituangkan oleh guru atau tenaga pengajar di lingkungan SMK dalam bentuk silabus dan diuraikan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran dan diaplikasikan langsung ke peserta didik. Standar yang digunakan mengacu pada sederetan standar minimal yang diterapkan pemerintah kemudian dilengkapi dengan standar yang dibuat langsung oleh pihak sekolah.

B. Rumusan MasalahPembahasan makalah ini hanya dibatasi pada Manajemen kurikulum dilaksanakan pada SMK Sultan Agung 1 Tebuireng mengenai masalah yang dihadapi dan cara penyelesaiannya.

C. TujuanMaksud dan tujuan disusunnya makalah ini adalah :1. Mengetahui pelaksanaan dan hambatan kurikulum KTSP di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng.2. Memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Manajemen Kurikulum SMK Sultan Agung 1 Tebuireng1. Pertimbangan Perumusan KTSP a. Spektrum dari pemerintah Dalam menentukan kurikulum sistim KTSP dilingkungannya mengacu pada standar nasional pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15), dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.Seperti di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng, rumusan sistem KTSP dibuat oleh komite sekolah, kepala sekolah, staff kurikulum, perwakilan tenaga pengajar dan pihak dunia industri.Penyusunan KTSP ini memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan yang ditentukan oleh dinas pendidikan kemudian dikembangkan oleh pihak sekolah. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan. Pengembangan KTSP dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten atau kota serta departemen lain yang bertanggungjawab dibidang pendidikan.Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerimtah, orang tua, peserta duduk dan masyarakat pada umumnya sehingga sekolah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.b. Kesesuaian kebutuhan DU/DI Peranan dunia industri sangat berpengaruh terhadap hasil lulusan SMK, karena dengan terlibatnya dunia industri dalam perumusan KTSP. Siswa akan mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.Pihak dunia industri akan memberikan masukan kepada pihak sekolah mengenai kebutuhan lulusan atau calon pekerja untuk bisa mencapai kompetensi yang sesuaidengan DU/DI.

2. Acuan Dasar Pengembangan KTSP a. Standar isi Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik. standar isi untuk satuan pendidikan SMK Sultan Agung 1 Tebuireng mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompotensi minimal pada jenjang dan jenis pendidikan kejuruan. SMK Sultan Agung 1 Tebuireng mengembangkan cakupan lingkup materi kemudian tingkat kompetensi untuk mencapai tingkat kompetensi maksimal siswa dilingkungan SMK Sultan Agung 1 Tebuireng. Pengelompok mata pelajaran SMK Sultan Agung 1 Tebuireng ditentukan berdasarkan urutan sistem KTSP. Seperti kelompok mata pelajaran agama ditempatkan diurutan teratas karena kelompok mata pelajaran dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mencakup etika atau budi pekerti sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Kemudian mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Standar Kompetensi Lulusan SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan keterampilan dan sikap yang digunakan sebagi pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.Standar Kompetensi Lulusan yang diterapakan di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng meliputi standar kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.Standar Kompetensi di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan pengetahuan kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Acuan operasioanal penyusuan operasional KTSP meliputi 12 poin, yaitu : peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia ; peningkatan kompetensi; kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan serta kemampuan peserta didik; keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; agama; dinamika perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; kondisi sosial budaya setempat; kesetaraan gender dan karakteristik satuan pendidikan. Aspek-aspek diatas harus dijadikan acuan oleh pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah masing-masing tak terkecuali di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng.Meskipun demikian para pengembang kurikulum tidak harus terpaku pada acuan operasional di atas, tetapi mereka bisa mengembangkan dan menyesuaikan acuan tersebut dengan situasi dan kondisi daerah, karakteristik dan kemampuan peserta didik serta sarana dan prasarana yang tersedia.

3. Mekanisme Penyusunan KTSP a. Pembentukan Tim Kerja Dalam rangka pengembangan KTSP, setiap satuan pendidikan pada SMK Sultan Agung 1 Tebuireng perlu membentuk tim pengembang kurikulum. Tim pengembang KTSP terdiri dari guru, kepala sekolah, guru pembimbing (konselor), komite sekolah dan dalam hal tertentu dapat melibatkan orang tua dan peserta didik. b. Penyusunan Draft Setelah terbentuk tim pengembang KTSP, selanjutnya melakukan mengembangan draft KTSP yang lengkap mulai dari perumusan visi dan misi satuan pendidikan sampai rencana pelaksanaan dan pembelajaran (RPP), yang siap diaktualisasikan dalam pembelajaran. c. Revisi dan Finalisasi Penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagioan dari kegiatan perencanaan SMK. Kegiatan ini dapat berupa bentuk rapat kerja yang dilaksanakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi : penyiapan dan penyusunan draft; review dan revisi, serta finalisasi. Langkah lebih rinci dari masing-masing kegiatan dapat diatur dan dikembangkan oleh tim penyusun kurikulum pada masing-masing satuan pendidikan.

4. Komponen Tersulit Yang Dihadapi Dalam Pengembangan KTSP a. Sarana dan Prasarana Di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng yang masih menjadi kendala dalam pengembangan KTSP adalah pada kondisi sarana dan prasarana yang ada.Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai mengharuskan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung.Kendala dana masih menjadi masalah pada umumnya, karena penyediaan sarana dan prasarana berkaitan langsung dengan ketersediaan biaya pengadaannya. b. SDM Tenaga Pengajar Kemajuan teknologi di dunia Industri tidak diikuti dengan peningkatan SDM menjadi lebih baik.Dinas pendidikan harus senantiasa menyelenggarakan pelatihan pelatihan kepada tenaga pengajar. Sehingga diperoleh tenaga pengajar yang berkompeten dan berkualitas.

5. Kendala KTSP Diantara kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam menyusun KTSP adalah : a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru. b. Belum maksimalnya sosialisasi dan pelatihan terhadap guru-guru, bahkan masih ada guru-guru yang belum mendapat sosialisasi dan pelatihan, sehingga masih banyak para guru dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang belum memahami KTSP. c. Masih banyak guru-guru yang berpersepsi sebagai penerima-pasif pengambilan keputusan kurikulum.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum KTSP yang dilaksanakan di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng, masih terdapat banyak kendala-kendala baik itu pada sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan KTSP. Pada SDM tenaga pengajar di SMK Sultan Agung 1 Tebuireng sangat membutuhkan pelatihan pada alat-alat baru sesuai kemajuan teknologi dan pelatihan pengembangan kurikulum KTSP sehingga tenaga pendidik dapat menjabarkan karakteristik KTSP dengan maksimal.Hal ini penting agar implementasinya diterima semua pihak baik peserta didik, masyarakat dan dunia industri.

B. Saran1. Perlu diadakannya pelatihan dan sosialisasi terhadap guru tentang KTSP, agar guru tidak berpersepsi sebagai penerima pasif dalam penyusunan kurikulum.2. SMK harus lebih banyak menjalin kerja sama dengan pihak DU/DI dalam penyusunan kurikulum. Agar materi atau bahan ajar yang diterima oleh siswa mempunyai kolerasi dengan DU/DI.3. SMK diharapkan menjalin kerja sama dengan SMK lain yang mempunyai sarana dan prasarana yang lebih baik.