makalah pbl blok 18

17
MAKALAH PBL BLOK 18 Tuberculosis Putus Obat Disusun oleh : Syella Trianuary / A8 e-mail : [email protected] NIM : 10.2012.421 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Pendahuluan : Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchi) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Penyakit Tuberculosis Paru (TB-Paru) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Menurut WHO tahun 2007 menunjukkan bahwa Tuberculosis Paru merupakan penyebab kematian pada semua golongan usia dari golongan penyakit infeksi. Antara tahun telah dilakukan survei prevalensi dengan hasil 0,4% - 0,6% penyakit Tuberculosis Paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif kerja dengan penderita Tuberculosis Paru. Tuberkolusis paru masih merupakan problem kesehatan masyarakat terutama pada Negara yang sedangkan berkembang. Angka kematian sejak mulai berkurang sejak di terapkan program pengobatan pemberian gizi dan tata cara kehidupan penderita. Keadaan

Upload: syellatrianuaryarjan

Post on 16-Sep-2015

98 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

blok 18

TRANSCRIPT

MAKALAH PBL BLOK 18Tuberculosis Putus ObatDisusun oleh : Syella Trianuary / A8e-mail : [email protected] NIM : 10.2012.421Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Pendahuluan : Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchi) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.Penyakit Tuberculosis Paru (TB-Paru) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Menurut WHO tahun 2007 menunjukkan bahwa Tuberculosis Paru merupakan penyebab kematian pada semua golongan usia dari golongan penyakit infeksi. Antara tahun telah dilakukan survei prevalensi dengan hasil 0,4% - 0,6% penyakit Tuberculosis Paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif kerja dengan penderita Tuberculosis Paru. Tuberkolusis paru masih merupakan problem kesehatan masyarakat terutama pada Negara yang sedangkan berkembang. Angka kematian sejak mulai berkurang sejak di terapkan program pengobatan pemberian gizi dan tata cara kehidupan penderita. Keadaan penderita membaik semenjak di temukankannya streptomisin dan macam obat-obat anti tuberkulin pada tahun berikutnya.Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua,muda, laki-laki, perempuan,miskin, atau kaya) dan dimana saja.Setiap tahunnya, Indonesia bertambahdengan seperempat juta kasus baru TBC dansekitar 140.000 kematian terjadisetiap tahunnya disebabkan oleh TBC.Bahkan, Indonesia adalah negara ketigaterbesar dengan masalah TBC di dunia.Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993menunjukkan bahwa prevalensi TBC diIndonesia berkisar antara 0,2 0,65%.Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBCGlobal yang dikeluarkan olehWHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai555.000 kasus (256kasus/100.000 penduduk), dan46% diantaranyadiperkirakan merupakan kasus baru.1

Isi :Anamnesis Anamnesis adalah komunikasi dua arah yang dilakukan dokter dengan pasien atau dengan keluarga pasien. Ada dua macam komunikasi yang dilakukan, yaitu;a. Auto = antara dokter dengan pasien (pasien dalam keadaan sadar)b. Allo = antara dokter dengan keluarga pasien (pasien dalam keadaan tidak sadar)Dalam scenario dokter harus melakukan anamnesis auto anamnesis karena pasien dalam keadaan sadar. Tujuan dari anamnesis adalah untuk memperoleh informasi, menjalin hubungan baik, dan menjalin kepercayaan dokter dengan pasien. Dari scenario ada hal yang dapat kita ketahui dan ada hal yang harus kita tanyakan, yaitu; Identitas pasienNama,tempat tanggal lahir, usia (neonatus,balita,sekolah), jenis kelamin,nama orangtua,alamat.dan sebagainya Riwayat penyakit sekarangKeluhan utama pasien Riwayat penyakit dahuluKronologi penyakit, ada tidaknya riwayat sakit dahulu yang pernah di derita Riwayat kesehatanBerupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan ( berat badan tinggi badan), riwayat perkembangan( kemampuan pada bidang social personal,motor halus,motor kasar dan bahasa), riwayat makanan dan imunisasi Riwayat keluarga, sosial-ekonomi-budaya.2

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisis penderita sering tidak menunjukkan suatu kelainan. Tempat kelainan yang paling dicurigai adalah bagian apeks (puncak) paru. bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas. Didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi suara nafas yang bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronki basah kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikuler melemah. Bila terdapat kavitas yang cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan auskultasi memberikan suara amforik. Pada tuberculosis yang lanjut dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot interkostal. Bagian paru yang sakit jadi menciut dan menarik isi mediastinum atau paru lainnya. Paru yang menjadi lebih hiperinflasi bila jaringan fibrotik amat luas yakni lebih dari setengah jumlah jaringan paru-paru, akan terjadi pengecilan daerah aliran darah paru sehingga meningkatnya tekanan arteri pulmonalis (hipertensi pulmonal) lalu akan terjadi corpulmonal dan akan mengakibatkan gagal jantung kanan. Di sini akan didapatkan tanda-tanda kor pulmonal dengan gagal jantung kanan seperti : Tachipnoe, tachikardia, sianosis, tekanan vena jugularis meningkat, hepatomegali, asites dan edema. Bila tuberculosis mengenai pleura sering terbentuk efusi pleura. Paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernafasan. Perkusi memberikan suara pekak. Auskultasi memberikan suara nafas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.3

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Bakteriologis (Sputum)Tanda pasti penderita tuberculosis ditetapkan dengan pemeriksaan kultur, namun biaya mahal dan membutuhkan waktu 6 8 minggu. Pemeriksaan dahak ini lebih cepat dan lebih murah. Pemeriksaan tersebut berupa pemeriksaan mikroskopis dari dahak yang telah dibuat sediaan apus dan diwarnai secara Ziehl Nelson bila kuman basil tahan asam dijumpai dua kali dari tiga kali pemeriksaan penderita disebut penderita BTA positif. Pemeriksaan sputum secara mikroskopis ini merupakan satu-satunya cara dimana diagnosis dapat dipastikan ini sangat penting untuk dilaksanakan mengingat ketepatan dan efesiensinya dalam menentukan penderita tuberculosis.2. Pemeriksaan Radiologi (Foto Rontgen)Diagnosis yang didasarkan pada pemeriksaan radiologi (foto rontgen) belum merupakan diagnosis pasti. Kelainan-kelainan yang dijumpai pada foto rontgen thorax mungkin dapat disebabkan oleh tuberculosis atau keadaan lain. Dimana gambaran pada foto rontgen tersebut tidak selalu spesifik untuk tuberculosis. Pada beberapa orang yang sebelumnya menderita tuberculosis dan sekarang sudah sembuh (sebab itu tidak perlu pengobatan) dapat mempunyai gambaran foto rontgen thorax seperti tuberculosis yang memerlukan pengobatan. Pemeriksaan foto rontgen thorax mungkin berguna pada penderita-penderita suspek yang belum pernah diobati sebelumnya dengan hasil pemeriksaan sputum negatif.3. Tes TuberkulinTes tuberkulin hanya mempunyai nilai yang terbatas dalam pekerjaan klinis. Terutama bila penyakit tuberculosis banyak dijumpai suatu hasil tes yang positif tidak selalu diikuti dengan penyakit. Demikian juga hasil tes negatif tidak selalu menyingkirkan tuberculosis. Tes tuberkulin ini mungkin hanya berguna dalam menentukan diagnosis dari penderita-penderita yang sputum negatif (terutama pada anak-anak yang mempunyai kontak dengan seorang penderita tuberkulosis yang menular). Namun penderita-penderita tersebut harus diperiksa oleh dokter yang berpengalaman.3

Gejala klinikDiagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologik, radiologik dan pemeriksaan penunjang lainnya Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik.1. Gejala respiratorik batuk 3 minggu batuk darah sesak napas nyeri dada Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang penderita terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka penderita mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar. Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.2. Gejala sistemik Demam gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.4

Wd : Tuberculosis Putus ObatTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.Secara definisi TB paru putus berobat adalah penderita TB paru yang sedang menjalani pengobatan telah menghentikan pengobatan OAT selama fase intensif atau fase lanjutan sesuai jadwal yang ditentukan dan belum dinyatakan sembuh oleh dokter yang mengobatinyaPenderita yang menghentikan pengobatannya < 2 minggu pengobatan OAT dapat dilanjutkan sesuai jadwal. Penderita menghentikan pengobatannya 2 minggu : a. Berobat 4 bulan, BTA negatif dan klinis, radiologis negatif OAT STOP b. Berobat 4 bulan, BTA positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama. c. Berobat < 4 bulan, BTA positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang sama. d. Berobat < 4 bulan, berhenti berobat > 1 bulan, BTA negatif, akan tetapi klinis dan radiologis positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang sama. e. Berobat < 4 bulan, BTA negatif, berhenti berobat 2 4 minggu pengobatan dilanjutkan kembali sesuai jadwal.4

Diagnosis BandingMDR-TB Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling umum mempengaruhi paru-paru. Hal ini disebarkan oleh orang-orang dengan penyakit pernapasan aktif melalui udara melalui batuk, bersin atau bahkan berbicara. Multi-obat TB resisten (MDR-TB) adalah bentuk yang sangat rumit TB ditandai oleh resistensi terhadap setidaknya dua obat anti-TB empat jenis obat standar. Resistensi obat sepenuhnya buatan manusia dan disebabkan oleh perlakuan yang tidak konsisten atau tidak benar; kemunculannya dan peningkatan merupakan masalah yang berkembang. pengembangan resistensi obat adalah risiko yang cukup besar jika pasien tidak benar diuji dan diobati. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari dunia 12 juta orang yang hidup dengan TB diperkirakan 630.000 orang telah MDR-TB pada tahun 2011.MDR-TB adalah seorang yatim piatu Penyakit di AS, dengan 98 pasien dilaporkan pada tahun 2011. MDR-TB diperkirakan akan hadir di 3,7 persen pasien yang baru didiagnosis dengan TB dan 20 persen dari pasien yang sebelumnya dirawat sekitar dunia.5 yang pasien MDR-TB memiliki angka kesembuhan yang lebih rendah dan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan pasien TB di umum. Sebuah proporsi yang jauh lebih besar pasien dengan MDR-TB mati dibandingkan dengan mereka yang rentan terhadap obat TB; sepertiga dari semua pasien TB-MDR meninggal akibat TB.Pengobatan Pilihan dan Tantangan Kompleksitas pengobatan MDR-TB berarti bahwa kurang dari 3 persen dari MDR-TB di dunia pasien menerima perawatan yang tepat. Untuk sebagian besar pasien, rejimen saat ini direkomendasikan oleh WHO 20 bulan terakhir sampai dengan 8 bulan suntikan intramuskular dan tidak ada jaminan response. pengobatan TB adalah kompleks dan membutuhkan administrasi beberapa antibiotik; MDR-TB tahan terhadap setidaknya dua dari empat pengobatan standar, meninggalkan pengobatan terbatas pilihan. Peningkatan penggunaan obat lini kedua pada pasien dengan TB-MDR telah mengakibatkan tumbuh tingkat resistensi, rumit pengobatan MDR-TB lebih jauh.5

Etiologi Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 4 /um dan tebal 0,3 0,6 /um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak lipid. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis.3

EpidemiologiTuberculosis Paru masih merupakan problem kesehatan masyarakat terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Angka kematian sejak awal abad ke 20 mulai berkurang. Sejak ditetapkannya prinsip pengobatan dengan perbaikan gizi dan tata cara kehidupan penderita. Keadaan penderita lebih baik sejak ditemukannya obat streptomycin.Penyakit Tuberculosis Paru sebagian besar menyerang usia produktif kerja yang di atas 25 tahun dengan ekonomi lemah dan sebagian besar orang yang telah terinfeksi (80 90). Pada umumnnya 2 atau 3 % dari mereka yang baru terkena infeksi akan timbul tuberkulosis paru-paru. 5

PatofisiologiDaya penularan dari seorang penderita tuberculosis ditentukan oleh banyaknya kuman yang terdapat dalam penderita, persebaran dari kuman-kuman tersebut dalam udara serta dikeluarkan bersama dahak berupa droplet dan berada di udara di sekitar penderita tuberculosis. Dan kuman dapat terlihat langsung dengan mikroskop pada sediaan dahaknya penderita BTA positif adalah sangat menular. Penderita tuberculosis eksterna paru tidak menular, kecuali penderita itu menderita tuberculosis paru. Penderita tuberculosis BTA positif mengeluarkan kuman-kuman ke udara dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan menjadi droplet yang mengandung kuman tuberculosis dan dapat tetap bertahan di udara selama beberapa jam. Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhisap oleh orang lain jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang menghirupnya, mereka mulai membelah diri (berkembang biak) dan terjadi infeksi, ini adalah cara bagaimana infeksi tersebut menyebar dari satu orang ke orang lain. Orang yang serumah dengan penderita Tuberculosis Paru BTA positif adalah orang yang besar kemungkinan terpapar dengan kuman tuberculosis.6A.TUBERKULOSIS PRIMER

Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional).Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai berikut :

1.Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad integrum)

2.Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)

3.Menyebar dengan cara :

a.PerkontinuitatumSalah satu contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu kejadian penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada saluran napas bersangkutan, dengan akibat atelektasis. Kuman tuberkulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.

b.Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya atau tertelan

c.Penyebaransecara hematogen dan limfogen.Penyebaran ini berkaitan dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang ditimbulkandapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosis,typhobacillosis Landouzy.Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan sebagainya.Komplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan :

-Sembuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan terbelakang pada anak setelah mendapat ensefalomeningitis, tuberkuloma ) atau

-Meninggal.Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis primer.6

B.TUBERKULOSIS POSTPRIMER

Tuberkulosis postprimer akan muncul bertahun-tahun kemudian setelah tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. Tuberkulosis postprimer mempunyai nama yang bermacam-macam yaitu tuberkulosis bentuk dewasa,localized tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk tuberkulosis inilah yang terutama menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan. Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang dini, yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil. Sarang pneumoni ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut :

1.Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat

2.Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan dengan penyebukan jaringan fibrosis. Selanjutnya akan terjadi pengapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sarang tersebut dapat menjadi aktif kembali dengan membentuk jaringan keju dan menimbulkan kaviti bila jaringan keju dibatukkan keluar.

3.Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan kaseosa).Kaviti akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti awalnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal (kaviti sklerotik).Kaviti tersebut akan menjadi:

-meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru.Sarang pneumoni ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang disebutkan di atas

-memadat dan membungkus diri (enkapsulasi), dan disebut tuberkuloma. Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh, tetapi mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi

-bersih dan menyembuh yang disebutopen healed cavity, atau kaviti menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil. Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped).6

KomplikasiPenyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut.1. Komplikasi Dini : Pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, usus, poncets arthropathy.2. Komplikasi Lanjut : Obstruksi jalan napas SOFT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat SOPT / fibrosis paru, cor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.3

Tatalaksana (Medikamentosa)1.Isoniasid(H)Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektifterhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg BB. Obat ini memiliki efek samping hepatotoksik.

2 . Rifampisin (R)Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semi dormant ( persister )yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid dosis 10 mg/kg BB diberikan samauntuk mengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu. Efek sampinganoreksia, mual, nyeri perut, hepatotoksik, anemia hemolitik, urin berwarna merah.

3. Pirazinamid (Z)Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada dalam seldengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25mg/kg BB ,sedangkanuntuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kgBB. Efek samping nyeri sendi, hepatotoksik, anoreksia, nausea, gastritis.

4. Streptomisin (S)Bersifat bakterisid . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BBsedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yangsama penderita berumur sampai 60 tahun dasisnya 0,75gr/hari sedangkan unukberumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50gr/hari.

5. Etambutol (E)Bersifat sebagai bakteriostatik . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis30 mg/kg/BB. Efek samping hepatotoksik, penurunan visus.7

Kesimpulan :

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah.Penyakit Tuberculosis Paru (TB-Paru) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Menurut WHO tahun 2007 menunjukkan bahwa Tuberculosis Paru merupakan penyebab kematian pada semua golongan usia dari golongan penyakit infeksi.Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua,muda, laki-laki, perempuan,miskin, atau kaya) dan dimana saja.Setiap tahunnya, Indonesia bertambahdengan seperempat juta kasus baru TBC dansekitar 140.000 kematian terjadisetiap tahunnya disebabkan oleh TBC.Bahkan, Indonesia adalah negara ketigaterbesar dengan masalah TBC di dunia.Diagnosis tuberculosis dapat ditegakkan oleh seorang dokter adalah dengan melakukan anamnesis secara detail dan jelas, serta dengan melakukan pemeriksaan fisik dan dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang.

Daftar Pustaka :1. Gill FS, Harrington JM. Buku saku kesehatan kerja. 3th ed. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC ; 2005. P. 200-1.2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga (erlangga medical series) ; 2007.P.7.3. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Harrison : prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. 13th ed. Jakarta : Penerbit buku kedokteran (EGC) ; 1995. P. 271-5.4. Davey P. At a glance medicine. Jakarta : Erlangga medical series ; 2006. P. 204.5. Djojodibroto RD. Respirologi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran (EGC) ; 2007. P. 151.6. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran (EGC) ; 2000. 127.7. Hayes PC, Mackay TW. Diagnosis dan terapi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran (EGC) ; 1997. P. 330-5.