makalah pbl blok 16

14
Apendisitis Akut dan Penanganannya Allysa Desita Maghdalena Parinussa 102011105 – F6 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Jakarta Barat [email protected] Pendahuluan Kehidupan jaman modern seperti sekarang ini tidak jarang mempengaruhi gaya dan pola makan kita. Pada sebagian orang, memakan makanan barat ataupun makanan lain yang rendah serat rupanya sudah menjadi tren tersendiri. Padahal dengan mengkonsumsi makanan rendah serat secara terus menerus dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit saluran pencernaan, salah satunya adalah apendisitis. Pada makalah kali ini akan dibahas mengenai seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan nyeri hebat pada perut kanan bawahnya sejak 6 jam lalu. Pasien mengeluh sejak 3 hari yang lalu, ulu hatinya terasa sakit disertai mual, akan tetapi keluhan tersebit tidak berkurang setelah pasien mengkonsumsi obat maag. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum sakit sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas pada kuadran kanan bawah. Pembahasan 1

Upload: allysa-desita

Post on 22-Jul-2016

110 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah pbl tentang appendistis dan cara penangananya

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PBL Blok 16

Apendisitis Akut dan PenanganannyaAllysa Desita Maghdalena Parinussa

102011105 – F6

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Jakarta Barat

[email protected]

Pendahuluan

Kehidupan jaman modern seperti sekarang ini tidak jarang mempengaruhi gaya dan

pola makan kita. Pada sebagian orang, memakan makanan barat ataupun makanan lain yang

rendah serat rupanya sudah menjadi tren tersendiri. Padahal dengan mengkonsumsi makanan

rendah serat secara terus menerus dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit saluran

pencernaan, salah satunya adalah apendisitis.

Pada makalah kali ini akan dibahas mengenai seorang wanita 35 tahun datang dengan

keluhan nyeri hebat pada perut kanan bawahnya sejak 6 jam lalu. Pasien mengeluh sejak 3

hari yang lalu, ulu hatinya terasa sakit disertai mual, akan tetapi keluhan tersebit tidak

berkurang setelah pasien mengkonsumsi obat maag. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum

sakit sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat

nyeri tekan dan nyeri lepas pada kuadran kanan bawah.

Pembahasan

1. Anamnesis

Pada anamnesis yang penting ditanyakan adalah identitas pasien serta keluhan utama

pasien. Indentitas ditanyakan nama, umur, pekerjaan, tempat tinggal dan perlu ditanyakan

apakah pasien sudah menikah atau belum.

Jika pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen, tanyakan lokasi nyerinya, pada

appendisitis nyeri yang dirasakan adalah pada kuadaran kanan bawah abdomen. Tanyakan

pula kapan munculnya dan berapa lama nyeri tersebut berlangsung.1

Untuk menyingkirkan diagnosis banding yang ada tanyakan kebaiasan makan atau

minum pasien mungkin akan membantu.

1

Page 2: Makalah PBL Blok 16

2. Pemeriksaan fisik

Nyeri abdomen pasti menjadi keluhan utama pada pasien dengan sakit appendisitis

akut. Nyeri abdomen berasal dari salah satu dari tiga sumber berikut ini: visera yang

berongga, organ padat atau peritoneum sifat, lokasi, penyebaran dan gejala yang berkaitan

menunjukan sumber nyeri.2

Ada dua jenis nyeri abdomen yaitu nyeri viseral dan somatik . nyeri viseral adalah

nyeri yang dipersarafi oleh saraf otonom, dimana apada nyeri ini bila terjadi ransangan pada

organ atau striktur dalam rongga perut. Sedangkan pada nyeri somatik dipersarafi oleh

system saraf tepi, oleh sebab itu pasien tahu pasti tempat sakitnya, rasa sakitnya seperti apa

serta berapa lama sakitnya. Ada juga yang disebut dengan nyeri kolik ialah nyeri yang

disebabkan oleh obstruksi mekanis pada visera berongga dan dikenal sebagai nyeri “kram”

intermiten. Perasan tidak enak yang terus menerus secara priodik menjadi lebih hebat ketika

gelombang kontraksi meningkatkan tekanan interlumen untuk sementara. Kalau ada nyeri

abdomen, periksalah fungsi semua organ yang dicerugai untk mencari petunjuk sumber nyeri

tersebut.2

Pada umumnya pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Pada inspeksi pakaian pasien harus dibuka dari putting susu sampai simfisis. Periksa

kesimetrisan abdomen, apa ada distensi, massa, dan kelainan kulit atau pembuluh darah.2

Pada palpasi pasien dengan gejala appendisitis akut, palpasi khusus yang dilakukan

adalah pada titik Mc Burney, pemriksaan nyeri lepas (Blumberg sign), kontra lateral

(Rovsing sign) dan psoas sign serta obturator sign. Titik Mc Burney pada daerah iliaka kanan,

daerah dengan nyeri tekan maksimum pada appendisitis, kira-kira dipertengahan antara

umbilicus dengan spina iliakan anterior superior. Di daerah iliaka kanan sering ditemukan

dilatasi sekum. Ia akan teraba seperti massa berbentuk sosis lunak dan mungkin nyeri tekan

kalau diguling-gulingkan di antara ujung-ujung jari tangan.2

Pada perkusi dilihat ukuran hati dan limpa, massa dan pemriksaan pindahnya pekak

kalau perlu. Sedangkan auskultasi dilakukan 1 menit pada setiap kuadran, dengarkan bunyi

usus dan vaskuler.2

3. Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin. Dimana

pemeriksaan jumlah leukositmembantu menengakan diagnosis appendisitis akut. Pada

kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih pada kasus dengan komplikasi.3

2

Page 3: Makalah PBL Blok 16

USG juga dapat dilakukan, tetapi pada USG hasil kurang akurat karena tidak dapat

menembus udara dan tulang. Rontgen serta pemeriksaan urin juga dapat dilakukan, pada

pemeriksaan urin dapat dilakukan untuk meyingkirkan diagnosis banding kehamilan ektopik.

Foto barium kurang dapat dipercaya. Ultrasonografi dapat meningkatkan akurasi

diagnosis. Demikian pula laporoskopi pada kasus yang meragukan.3

Kelainan rontgenologi pada appedinsitis akut dini adalah ileus ringan dan

appendikolitiasis. Jika proses peradangan berlanjut dan timbul komplikasi maka akan terlihat

densitas jaringan lunak dalam kuadran kanan bawah, bayangan psoas akan abnormal, gas

dalam lumen appendiks dan ileus lebih menonjol.4

4. Diagnosis

- Diagnosis banding

Pada keadaan tertentu, beberapa penyakit perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis

banding.

a. Gastroenteritis

Pada gastroenteritis mual, muntah, diare, mendahalui rasa nyeri. Nyeri perut sifatnya

lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Sering dijumpai adanya hiperperistaltis. Panas dan

leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan appendisitis akut.3

b. Kelainan ovulasi

Folikel ovarium yang pecah pada ovulasi dapat menimbulkan nyeri pada perut kanan

bawah di tengah siklus menstruasi. Pada anamnesis nyeri yang sama akan timbul terlebih

dahulu. Tidak ada tanda-tanda radang dan nyeri biasanya hilang dalam 24 jam tetapi mungkin

dapat mengganggu selama 2 hari.3

c. Infeksi panggul

Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan appendistis akut. Suhu biasanya

lebih tinggi dan nyeri perut bagian bawah lebih difus. Infeksi panggul pada wanita biasanya

disertai dengan keputihan dan infeksi urin. Pada colok vagina akan timbul nyeri hebat pada

panggul jika uterus diayunkan. Pada gadis dapat dilakukan colok dubur jika perlu untuk

diagnosis banding.3

3

Page 4: Makalah PBL Blok 16

d. Kehamilan ektopik

Pada kehamilan ektopik atau kehamilan diluar kandungan hampir selalu ada riwayat

terlambat haid dengan keluhan yang tidak menentu. Jika ada ruptur tuba atau abortus

kehamilan di luar rahim dengan perdarahan, akan timbul nyeri yang mendadak di daerah

pelvis yang mungkin akan terjadi syok hipovolemik. Pada pemeriksaan vagina, didapatkan

nyeri dan penonjolan rongga Douglas dan pada kuldosentesis didapatkan darah.3

e. Urolitiasis

Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut yang menjalar ke unguinal kanan

merupakan gambaran yang khas. Eritrositoria sering ditemukan. Foto polos perut atau

urografi intravena dapat memastikan penyakit tersebut. Pielonefritis sering disertai dengan

demam tinggi, mengigil, nyeri kostovertebral disebelah kanan dan di piuria.3

f. Adneksitis

Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah radang pada tuba falopi dan radang ovarium

yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas sampai

uterus, atau akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan alat kontrasepsi.5

Gejala yang ditimbulkan bisa berupa nyeri panggul dan nyeri perut. Sifat nyerinya

bisa menyerupai apendisitis akut. Bila peradangan makin hebat bisa menimbulkan demam,

menggigil, muntah dan mual. Bila tidak ditangani dengan tepat adneksitis bisa menyebabkan

komplikasi yang cukup berat seperti abses maupun syok septic.5

g. Divertikulitis

Pada divertikulitis sering jarang menyerang pasien muda, biasanya mengenai orang

tua. Gejala khas dari diverticulitis adalah kuadran kiri bawah, demam dan leukositosis.4

- Diagnosis kerja

Setelah menyingkirkan diagnosis banding dilihat dari gejala klinik dan pemeriksaan

penunjang dapat dipastikan bahwa pasien tersebut menderita appendisitis akut.

5. Epidemiologi

Insiden apendisitis akut di Negara maju lebih tinggi daripada di Negara berkembang.

Namun, dalam tiga-empat dasawarsa kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini diduga

disebabkan oleh meningkatnya penggunanan makanan berserat dalam menu sehari-hari3

4

Page 5: Makalah PBL Blok 16

Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu

tahun jarang dilaporkan. Insiden tertingi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu

menurun. Insiden pada laki-laki maupun perempuan umunya sebanding, kecuali pada umur

20-30 tahun, ketika insidens pada laki-laki lebih tinggi.3

6. Anatomi

Appendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm dan

berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar dibagian distal.

Namun demikian pada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar kearah pangkalnya dan

menyempit kearah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insidens

appendisitis pada usia bayi.3

Pada 65% kasus, appendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan

appendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks

penggantungnya. Pada kasus selebihnya, appendiks terletak retroperitonal, yaitu dibelakang

sekum, dibelakang kolon asendens. Gejala klinis appendisitis tergantung oleh letak

appendiks.3

Persarafan parasimpatis yang berasal dari nervus vagus yang mengikuti arteri

mesentarika superior dan arteri apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari

nervus torakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di sekitar

umbilikus.3

Pendarahan apendiks berasal dari arteri apendikularis yang merupakan arteri tanpa

kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena trombosis karena infeksi, apendiks akan

mengalami gangren.3

Gambar 1. Anatomi Apendiks

7. Etiologi

5

Page 6: Makalah PBL Blok 16

Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntuh yang dikenal masyarakat

awam sesungguhnya kurag tepat karena usus buntu yang sebenarnya adalah sekum. Organ

yang tidak diketahui fungsinya ini sering menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut

apendiks memerlukan tindak bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya

berbahaya.3

Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor

pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor

pencetus. Disamping hyperplasia jaringan limf, fekalit, tumor apendiks dan cacing askariasis

dapat pula mengakibatkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan

apendisitis adalah erosi mukosa apendiks akibat parasit seperti E. histolytica.3

Penelitian epidemologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat

dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan tekanan

intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya

pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini dapat mempermudah timbulnya

apendisitis akut.3

8. Patofisiologi

Fisiologisnya apendiks menghasilkan lender sebanyak 1-2 ml per hari. Lender itu

normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran

lender di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis.3

Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associared lymphoid tissue)

yang terdapat disepanjang saluran cerna, termasuk apendiks ialah IgA. Immunoglobulin itu

sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks

tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limf di sini kecil sekali jika

dibandingkan denga jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh.3

Patologi apendisitis dapat dimulai di mukosa dan kemudian melibatkan seluruh

lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama. Upaya pertahanan tubuh berusaha

membatasi proses radang ini dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus atau

adneksa sehingga terbentuk masa periapendikuler yang secara salah dikenal dengan istilah

infiltrat apendiks. Di dalamnya, dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat

mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan masa

perapendikuler akan mnjadi tenang dan selanjutnya akan mengurangi diri secara lambat.3

Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna tetapi membentuk

jaringan parut yang melekat dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan

6

Page 7: Makalah PBL Blok 16

keluhan berulang di perut kanan bawah. Suatu saat, organ ini dapat meradang akut lagi dan

dinyatakan sebagai mengalami eksaserbasi akut.3

9. Gambaran klinis

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh terjadinya

peradangan mendadak pada umbai cacing yang memberikan tanda setempat, baik disertai

maupun tidak disertai dengan ransang peritoneum lokal. Gejala klasik paendisitis adalah

nyeri samar-samar dan tumpul yang menyerupai nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar

umbilikus. Keluhan ini sering disertai dengan mual dan kadang ada muntah. Umumnya nafsu

makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik kanan bawah ke titik Mc

Burney. Disini nyeri dirasa lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri

somatik setempat.3

Kadang-kadang tidak ada nyeri epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga

penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan itu dianggap berbahaya karena

mempermudah terjadi perforasi. Bila terdapat ransangan peritoneum, biasanya pasien

mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk.3

Bila apendiks terletak retrosekal retroperitoneal, tanda nyeri perut kanan bawah tidak

begitu jelas dan tidak ada tanda ransangan peritoneal karena apendiks terlindungi oleh sekum.

Rasa nyeri lebih kea rah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan karena kontraksi

otot psoas mayor yang menefang dari dorsal.3

Radang pada apendiks yang terletak di rongga pelvis dapat menimbulkan gejala dan

tanda ransangan sigmoid atau rectum sehingga peristaltis meningkat dan pengosongan rectum

terjadi lebih cepat serta berulang. Jika apendiks tadi menempel ke kandung kemih, dapat

terjadi peningkatan frekuensi kencing akibat ransangan apendiks terhadap dinding kandung

kemih.3

Gejala apendisitis akut pada anak tidak spesifi. Pada awalnya anak sering hanya

menunjukan gejala rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa

nyerinya. Beberapa jam kemudian anak akan muntah sehingga menjadi lemah dan letargik.

Karena gejala yang tidak khas tadi apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.3

Pada orang beruisa lanjut sering samar-samar saja sehingga lebih dari separuh

penderita baru dapat didiagnosis setelah perforasi. Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis

adalah nyeri perut, mual dan muntah. Hal ini perlu dicermati karena pada kehamilan trimester

pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks

7

Page 8: Makalah PBL Blok 16

terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih

di region lumbal kanan.3

10. Komplikasi

Komplikasi yang paling membahayakan adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas

maupun perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendinginan sehingga berupa massa

yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum dan lekuk usus halus.3

Jika tidak ditangani segera apendisitis akut tersebut akan bermanifestasi menjadi

apendisitis gangrionosa dan akan perforasi. Pada apendisitis perforate umumnya terjadi

karena adanya fekalit di dalam lumen dan kererlamatan diagnosis.3

Perforasi apendiks akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan

demam tinggi, nyeri makin hebat yang meliputi seluruh perut, dan perut menjadi tegang dan

kembung. Nyeri tekan dengan defans muskuler terjadi diseluruh perut, mungkin disertai

dengan pungtu maksimum di region iliaka kanan; peristaltis usus dapat menurun sampai

menghilang akibat adalah ileus paralitik. Abses rongga peritoneum dapat terjadi bila pus yag

menyebar terlokalisasi di suatu tempat, paling sering di rongga pelvis dan subdiagfragma.3

Pada apendisitis rekurens baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri jika

ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukannya

apendektomi dan hasil patologi menunjukan peradangan akut. Kelainan ini terjadi bila

serangan apendisitis akut pertama kali sembuh spontan.3

Pada apendisitis kronik baru dapat ditegakan jika semua syarat berikut terpenuhi:

riwayat nyeri perut kanan bawah yang lebih dari dua minggu, terbukti terjadi radang kronik

apendiks baik secara makroskopik maupun mikroskopik dan keluhan menghilang pasca

apedektomi.3

11. Penatalaksanaan

Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan satu-satunya

pilihan yang baik adalah apendiktomi. Pada apendisitis tanpa komplikasi tanpa komplikasi,

biasanya tidak perlu diberikan antibiotic, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis

perforata. Penundaan tindakan bedah sambil memberikan antibiotik dapat menimbulkan

abses atau perforasi.3

Apendiktomi bisa dilaukan secara terbuka atau dengan laparoskopi. Bila apendiktomi

terbuka, insisi MBurney paling banyak dipilih oleh ahli bedah. Pada penderita yang

diagnosisnya tidak jelas, sebaiknya dilakukan observasi terlebih dahulu. Pemeriksaan

8

Page 9: Makalah PBL Blok 16

laboratorium dan ultrasonografi dapat dilakukan bila dalam observasi masih terdapat

keraguan. Bila tersedia laparoskop, tindakan laparoskopi diagnostic pada kasus meragukan

dapat segera menentukan akan dilakukan operasi atau tidak.3

12. Prognosis dan preventif

Apendisitis akut akan sembuh jika tindakan apendektomi segera dilakukan sebelum

terjadi komplikasi. Untuk menghindari apendisitis akut ada baiknya disarankan untuk

memperhatikan makanan yang dimakan. Makanan tinggi serat sangat disarankan dimakan

dalam kehidupan sehari-hari untuk menghindari sakit pada saluran pencernaan, tidak hanya

apendisitis.

Kesimpulan

Wanita 35 tahun dengan keluhan nyeri hebat pada perut kanan bawah tersebut

menderita apendisitis akut. Dimana gejala awal penyakit ini adalah mual dan kadang disertai

muntah. Penanganan kasus ini adalah dengan apendiktomi sebelum terjadi komplikasi.

Daftar pustaka

1. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksan fisik; alih bahasa. Rahmalia A; editor edisi bahasa

Indonesia, Safitri A. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama; 2005.h.58-60.

2. John W, Burnside, Thomas J. Diagnosis fisik; alih, Henny Lukmanto. Ed 17. Jakarta:

EGC; 1995.h.275-82.

3. Sjamsuhidajat DJ. Buku ajar ilmu bedah; editor Sjamsuhidajat R, et all. Ed 3. Jakarta:

EGC, 2010.h.755-62.

4. Sabiston. Buku ajar bedah; alih bahasa. Petrus Andrianto; Editor. Ronardy D. Ed 2.

Jakarta: EGC; 1994.

5. Darmadi. Infeksi nosokomial problemaika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba

Medika; 2008.h.126-9.

9