makalah nic noc

28
No Dx pre-post Tujuan/KH intervensi Rasional Implementasi Evaluasi 1 Nyeri b/d proses inflamasi dan post opp andun! empedu" obstrusi/spasme dutus" isemi a jarin!an/nerosis #etela$ dilauan tindaan epera%atan selama &x &' jam nyeri $ilan! (riteria $asil) pasien aan melaporan ba$%a nyeri $ilan! dan pasien aan menunujuan pen!!uanaan eterampilan relasasi dan atifitas $iburan sesuai indiasi untu si tuasi individual 1* +bservasidan ,atat loasi" beratnya sala .-1. dan arater nyeri menetap $ilan! timbulnya oli * &* (atat respon ter$adap obat" dan laporan pada doter bila nyeri $ilan!* 0* Tin!atan tira$ barin!" biaran pasien melauan posisi yan! nyaman* '* Kolaborasi den!an tim medis pemberian antibioti* * embantu memebedaan penyebab nyeridan memberian onformasi tentan! emajuan/ perbaian penyait" terjadinya omp2liasi dan eefetifan intervensi* &* Nyeri berat yan! tida $ilan! dent!an tindaan rutin dapat menunujuan terjadinya ompliasi a ta u ebutu$an ter$adap intervensi l ebi $ lanjut* 0* tira$barin! pada posisi fo%ler renda$ menunujuan teanan +bobservasi dan ,atatloasi" beratnya sala.-1.dan arater nyeri menetap $ilan! timbulnya oli * &* (atat respon ter$adap obat" dan laporanpada doter bila nyeri $ilan!* 0* Tin!atantira$ barin!" biaran pasien melauan posisi yan! nyaman* Kolaborasiden!an tim medis pemberian antibioti* #) os men!ataan nyeri beruran! +) %aja$ pasien tida merin!is 3) 4)masala$ teratasi

Upload: annabelle-minnie-swan

Post on 02-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sistem Endokrin

TRANSCRIPT

NoDx pre-postTujuan/KHintervensiRasionalImplementasiEvaluasi

1Nyeri b/d proses inflamasi dan post opp kandung empedu, obstruksi/spasme duktus, iskemia jaringan/nekrosis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nyeri hilang

Criteria hasil: pasien akan melaporkan bahwa nyeri hilang dan pasien akan menunujukkan pengguanaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi individual 1. Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik).

2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik.. Membantu memebedakan penyebab nyeri dan memberikan onformasi tentang kemajuan/ perbaikan penyakit, terjadinya komp[likasi dan keefektifan intervensi.

2. Nyeri berat yang tidak hilang dentgan tindakan rutin dapat menunujukkan terjadinya komplikasi atau kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut.

3. tirah baring pada posisi fowler rendah menunujukkan tekanan intraabdomen, namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkan nyeri secara alamiah.

Untuk mengobati proses infeksi, menurunkan inflamasi.Obobservasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik).

2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.

Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik.S: os mengatakan nyeri berkurang

O: wajah pasien tidak meringisA:P:masalah teratasi

2Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui penghisapan gaster berlebihan: muntah, distensi, dan hipermotilitas gasterSetelah diberikan tindakan keperawatan

Criteria hasil: pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisien kapiler baik, secara individu mengeluarkan urine cukup dan tak ada muntah.

1. Pertahankan haluaran akurat, perhatikan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang dari masukan, peningkatan berat jenis urine. Kaji membrane mukosa/kulit, nadi perifer dan pengisian kapiler

2. Awasi tanda/ gejala peningkatan berlanjutnya mual/muntah, kram abdomen, kelemahan, kejang ringan, kecepatan jantung tak teratur, parastesia hipoaktif atau tak adanya hipoaktif atau tak adanya bising usus, depresi pernafasan.

3. Hindarkan dari lingkungan yang berbau.

4. kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan iv, elektrolit, dan vitamin kMemberikan informasi tentang status cairan/ volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian

2. Muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral dapat menimbulkan deficit natrium, kalium dan klorida.

3. Menurunkan rangsangan pada pusat muntah

Mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidakseimbangan1. Pertahankan haluaran akurat, perhatikan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang dari masukan, peningkatan berat jenis urine. Kaji membrane mukosa/kulit, nadi perifer dan pengisian kapiler

2. Awasi tanda/ gejala peningkatan berlanjutnya mual/muntah, kram abdomen, kelemahan, kejang ringan, kecepatan jantung tak teratur, parastesia hipoaktif atau tak adanya hipoaktif atau tak adanya bising usus, depresi pernafasan.

3. Hindarkan dari lingkungan yang berbau.

4. kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan iv, elektrolit, dan vitamin kS: Os mengatan sudah mau munum

O: mukosa pasien tidk kering lgi

A:

P:planing diberhentikan

3.Perubahan nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan berat badan sesuai aturan, mual/muntah, dyspepsia, nyeriSetelah dilakukan tindakan keperawatan

Criteria hasil :

Pasien akan melaporkan mual muntah hilang. Pasien akan menunjukkan kemajuan mencapai berat badan atau mempertahankan berat badan mencapai individu yang tepat1. Kaji distensi abdomen, sering berdahak, berhati-hati, menolak bergerak.

2. Perkirakan atau hitung pemasukan kalori. Jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal.

3. Konsul tentang kesukaan/ ketidaksukaan pasien makanan yang menyebabkan distress dan jadwal makanan yang disukai

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian garam empedu contoh zanchol sesuai indikasiTanda non vernal ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan pencernaan, nyeri gas

2. Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat suasana negative dan mempengaruhi masukan.

3. Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memilki rasa control dan mendorong untuk makan.

Meningkatkan pencernaan dan absorpsi lemak, vitamin larut dalam lemak, kolesterol1. Kaji distensi abdomen, sering berdahak, berhati-hati, menolak bergerak.

2. Perkirakan atau hitung pemasukan kalori. Jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal.

3. Konsul tentang kesukaan/ ketidaksukaan pasien makanan yang menyebabkan distress dan jadwal makanan yang disukai

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian garam empedu contoh zanchol sesuai indikasiS: os mengatakan sudah mau makan

O: pasien menghabiskan setengah piring

A:

P: rencana di lanjutkan

4Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. Berhubungan dengan salah interprestasi informasi, tidak meneganal sumber informasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan 1X 24 jam, pasien mengerti akan penyakitnya.

Criteria hasil:

Pasien menyatakan paham akan proses penyakit, pengobatan dan prognosis penyakitnya1. Memberikan penjelasan mengenai penyakitnya

2. Diskusikan program penurunan berat badan bila diinidikasikan

3. Menganjurkan pasien untuk menhindari makanan/ minuman tinggi lemak (contoh susu segar, es krim, mentega, makanan gorengan) atau zat iritan gaster (contoh makanan pedas)1. Tanda non vernal ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan pencernaan, nyeri gas

2. Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat suasana negative dan mempengaruhi masukan.

3. Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memilki rasa control dan mendorong untuk makan.

4. Meningkatkan pencernaan dan absorpsi lemak, vitamin larut dalam lemak, kolesterol. 1. Memberikan penjelasan mengenai penyakitnya

2. Diskusikan program penurunan berat badan bila diinidikasikan

3. Menganjurkan pasien untuk menhindari makanan/ minuman tinggi lemak (contoh susu segar, es krim, mentega, makanan gorengan) atau zat iritan gaster (contoh makanan pedas)S: os mengatakan sudah tau tentang kondisinya

O: tidak cemas

A:

P:planing dihentikan

1.Informasi menurunkan cemas dan rangsangan simpatis.

2. Kegemukan adalah factor risiko yang dihubungkan dengan kolelitiasis dan penurunan berat badan menguntungkan dalam manajemen medic terhadap kondisi kronis

3.Mencegah/ membatasi terulangnya serangan kandung empedu

NoDx post opTujuan/KHIntervensiRasionalImplementasiEvaluasi

1Ketidakefektipan pola nafas berhubungan dengan nyeri dan kerusaka ototSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama

Criteria hasil:

Ventilasi/oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu

1. Observasi frekuensi/kedalaman pernapasan

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Tinggikan kepala tempat tidur,pertahankan posisi fowler rendah, ambulasi.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik sebelum pengobatan pernapasan/ aktifitas terapi1. Nafas dangkal, distres pernapasan, manahan nafas dapat mengakibatkan hipoventilasi/atelektasis

2. Area yang menurun/ tak ada bunyi napas diduga ronki, mengi atelektasis, sedangkan bunyi menunjukan kongest

3. Memaksimalkan ekspansi paru untuk mencegah/memperbaiki atelektasis

4. Memudahkan batuk lebih efektif, nafas dalam, dan aktifitas1. Observasi frekuensi/kedalaman pernapasan

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Tinggikan kepala tempat tidur,pertahankan posisi fowler rendah, ambulasi.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik sebelum pengobatan pernapasan/ aktifitas terapiS: os sudah sudah lega bernafas

O: pasien bernafas tanpa menggunakan alat bantu pernafasan

A

P:planing i hentikan

2Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan dari aspirasi ngt,muntahSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam.Criteria hasil: menunjukan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan dengan tanda-tanda vital stabil,membran mukosa lembab, turgor kulit/pengisian kapiler baik, dan haluaran urine individu adekuat1. Awasi tanda-tanda vital. Kaji membran mukosa, turgor kulit , nadi perifeer, dan pengisian kapiler

2. Gunakan jarum kecil untuk injeksi, dan lakukan penekanan lebih lama dari biasnya pada bekas suntikan

3. Anjurkan pasien memiliki pembersihan dari katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan iv.produk darah, sesuai indikasi ;elektrolit, vitamin k1. Indikator keadekuatan volume sirkulasi/perfusi

2. Menurunkan trauma dan perdarahan pada gusitrauma,resiko perdarahan/ hematoma

3. Menghindari trauma dan perdarahan pada gusi

4. Memperbaiki ketidakseimbangan akibat kehilangan dari gaster/ luka berlebih.

5. Memberikan penggantian faktor yang diperlukan untuk proses pembekuan1. Awasi tanda-tanda vital. Kaji membran mukosa, turgor kulit , nadi perifeer, dan pengisian kapiler

2. Gunakan jarum kecil untuk injeksi, dan lakukan penekanan lebih lama dari biasnya pada bekas suntikan

3. Anjurkan pasien memiliki pembersihan dari katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan iv.produk darah, sesuai indikasi ;elektrolit, vitamin kS:os mengatakan sudah mau minum,sudah tida mualO:os tidak ada muntah

A:

P:planning dihentikan

3Integritas kulit/jaringan, kerusakan berhubungan dengan substansi kimia (empedu)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam

Criteria hasil: pasien menunjukan perilaku untuk meningkatan penyebuhan/mencegah kerusakan kulit 1. Observasi warna dan karakter drainase. Gunakan kantong ostomi sekali pakai untuk menampung luka drein luka

2.Benamkan selang drainase,biarkan selang bebas bergerak, dan hindari lipatan dan terpelintir

3. Ganti balutan sesering mungkin bila perlu. Bersihkan kulit dengan sabun dan air. Gunakan kassa berminyak steril sengoksida atau bedak karaya sekitar insisi

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik sesuai indikasi.1. Mencegah iritasi kulit dan memudahkan pengukuran haluaran.

2. Menurunkan resiko kontaminasi.pada awalnya,drainase mengandung darah dan campuran darah dengan air, secara normal berubah coklat kehijauan (warna empedu)setelah jam-jam pertama.

3. Menghindari telepas atau hambatan lumen.

4. Perlu untuk pengobatan abses/ infeksi1.meObservasi warna dan karakter drainase. Gunakan kantong ostomi sekali pakai untuk menampung luka drein luka

2. Benamkan selang drainase,biarkan selang bebas bergerak, dan hindari lipatan dan terpelintir

3. Ganti balutan sesering mungkin bila perlu. Bersihkan kulit dengan sabun dan air. Gunakan kassa berminyak steril sengoksida atau bedak karaya sekitar insisi

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik sesuai indikasi.S:os mengatakan lukanya sudah tidak perihO: jaringan luka sudah mulai berganti

A:

P:lannig di lanjutkan

4Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajartentang kondissi, prognosis,dan kebutuhan pengobatans.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

Criteria hasil: pasien menyatakan pemahanan proses penyakit/ prognosis dan pengobatan1. Kaji ulang proses penyakit ,prosedur bedah prognosis

2. Tunjukan perawatan insisis/balutan dan drein

3. Kaji ulang pembatasan aktitas tergantung pada situasi individu1. Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi

2. Meningkatkan kemandirian dalam perawatan dan menurunkan resiko komplikasi

3. Memulai kembali aktivitas biasa secara normal dapat diselesaikan dalam 4-6 minggu1. Kaji ulang proses penyakit ,prosedur bedah prognosis

2. Tunjukan perawatan insisis/balutan dan drein

3. Kaji ulang pembatasan aktitas tergantung pada situasi individuS:os mengatakan sudah mulai tau tntaang penyakitnyaO:ossudah tidak panik

A:

P:planning dilanjutkan

Transplantasi hati interventionNoDxTujuan /KHintervensiRasionalImplementasiEvaluasi

1Nyeri b/d proses inflamasi dan post opp kandung empedu, obstruksi/spasme duktus, iskemia jaringan/nekrosis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nyeri hilang

Criteria hasil: pasien akan melaporkan bahwa nyeri hilang dan pasien akan menunujukkan pengguanaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi individual 1. Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik).

2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik.. Membantu memebedakan penyebab nyeri dan memberikan onformasi tentang kemajuan/ perbaikan penyakit, terjadinya komp[likasi dan keefektifan intervensi.

2. Nyeri berat yang tidak hilang dentgan tindakan rutin dapat menunujukkan terjadinya komplikasi atau kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut.

3. tirah baring pada posisi fowler rendah menunujukkan tekanan intraabdomen, namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkan nyeri secara alamiah.

Untuk mengobati proses infeksi, menurunkan inflamasi.Obobservasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik).

2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.

Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik.S:os mengatakan nyeri berkurang

O: wajah pasien tidak meringis

A:

P: masalah teratasi

2 Resiko gangguan

nutrisi; kurang dari

kebutuhan tubuh b/d

intake yang tidakadekuat (anoreksia,nausea/vomitus)

Pasien dalam status nutrisi yang adekuat

Kriteria Evaluasi :BB stabil, tonus otot baik, hasil lab: Hb 10 14

gr/dl, GDS: 80-160 gr/dl, albumin: 4 5.5 mg/dl, tidak ada tandatanda

malnutrisi.

Kaji intake diet, Ukur pemasukan diet,

timbang BB tiap

minggu

Anjurkan pasien

untuk istirahat/bedrest

Berikan makanan

sedikit dan sering

sesuai dengan diet

Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat

25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut

Diantara makan.

Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan cultural.

Motivasi pasien untuk menghabiskan diet,

anjurkan makan-

makanan lunak

Berikan bahan

penganti garam

pengganti garam yang tidak mengandung

amonium.

Kolaborasi

Berikan diet 1700

kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi karbohidrat.

Pemasangan NGT

. Berikan obat sesuai dengan indikasi:Tambahan vitamin, thiamin, besi,

asam folat dan Enzim pencernaan

Kolaborasi pemberian antiemetik

Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat suasana negative dan mempengaruhi masukan.

3. Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memilki rasa control dan mendorong untuk makan.

Meningkatkan pencernaan dan absorpsi lemak, vitamin larut dalam lemak, kolesterolKaji intake diet, Ukur pemasukan diet,

timbang BB tiap

minggu

Anjurkan pasien

untuk istirahat/bedrest

Berikan makanan

sedikit dan sering

sesuai dengan diet

Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat

25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut

Diantara makan.

Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan cultural.

Motivasi pasien untuk menghabiskan diet,

anjurkan makan-

makanan lunak

Berikan bahan

penganti garam

pengganti garam yang tidak mengandung

amonium.

Kolaborasi

Berikan diet 1700

kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi karbohidrat.

Pemasangan NGT

. Berikan obat sesuai dengan indikasi:Tambahan vitamin, thiamin, besi,

asam folat dan Enzim pencernaan

Kolaborasi pemberian antiemetik

S: os sudah mau maakan dan coperatif dalam masa perawatanO: os mengahabis kana nasi setengah piring

A:

P: planning di hentikan

3.Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

terganggunya mekanisme pengaturan (penurunan plasma protein)

Tujuan: Pasien dalam

status hidrasi yang

adekuat, volume cairan seimbang.

Kriteria Hasil: Output urin sesuai berat badan

( 1-1.5ml/kg BB/jam), Bj urin ; 1.003 1.030, edema (-), asites (-),

Suara nafas bersih tidak ada ronchi, RR : 16 20 X/menit, TD ; 100/70 140/90 mmHg, nadi : 60 100 X/menit, toleran terhadap aktivitas.Alb; 4 5 mg/dl, elektolit

dalam batas normal.

Intervensi :

Monitor intake dan

output cairan. Ukur

kehilangan gastrointestinal dan

perkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh; keringat dll.

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan diet.

Tingkatkan dan dorong oral hygiene dengan sering.

Monitor edema, dan asites.

Monitor peningkatan JVP, auskultasi bunyi jantung dan paru.

Monitor BB tiap hari, dengan alat, waktu dan pakaian yang sama. jika

memungkinkan.

Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah

Kolaborasi

Berikan plasma

albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai terapi

Monitor hasil

pemeriksaan ureum & kreatinin serum.

Monitor hasil

pemeriksaan natrium, kalium serum.

Berikan Diuretik

(furosemid 1 X 40 mg intravena (sesuai terapi)

Berikan obat inotropik positif (digoxin 1 x 25 mg)

Indikator keadekuatan volume sirkulasi/perfusi

2. Menurunkan trauma dan perdarahan pada gusitrauma,resiko perdarahan/ hematoma

3. Menghindari trauma dan perdarahan pada gusi

4. Memperbaiki ketidakseimbangan akibat kehilangan dari gaster/ luka berlebih.

Memberikan penggantian faktor yang diperlukan untuk proses pembekuanMonitor intake dan

output cairan. Ukur

kehilangan gastrointestinal dan

perkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh; keringat dll.

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan diet.

Tingkatkan dan dorong oral hygiene dengan sering.

Monitor edema, dan asites.

Monitor peningkatan JVP, auskultasi bunyi jantung dan paru.

Monitor BB tiap hari, dengan alat, waktu dan pakaian yang sama. jika

memungkinkan.

Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah

Kolaborasi

Berikan plasma

albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai terapi

Monitor hasil

pemeriksaan ureum & kreatinin serum.

Monitor hasil

pemeriksaan natrium, kalium serum.

Berikan Diuretik

(furosemid 1 X 40 mg intravena (sesuai terapi)

Berikan obat inotropik positif (digoxin 1 x 25 mg)

S: os sudah banyak minumO: os sudah tidak dehidrasi

A:

P: planning dihentikan

4Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan dengan ketidaknormalan profil darah dan gangguan absorsi vit K

Tujuan: Injuri

(perdarahan) dapat

dicegah

Kriteria Hasil: TD dalam batas normal

(90/60 120/80),

pasien tidak mengeluh

begah, tidak mual, bab tidak kehitaman

(dalam batas normal), PT: 11-13 dtk

(dbn), Trombosit

dalam batas normalKaji tanda-tanda dan gejala perdarahan GI (mis:periksa semua

skret yang

keluar, obs warna feses, muntahan dan cairan yang keluar dari NGT).

Observasi adanya

petekie, ekimosis dan perdarahan dari

satu/lebih sumber dan bagian lain

Monitor/Awasi tanda-tanda vital (nadi, TD, CVP bila ada).

Perhatikan perubahan tingkat kesadaran

(Catat perubahan

mental/tingkat kesadaran).

Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati

memasukkan selang GI.

Dorong untuk

menggunakan sikat

gigi halus, hindari

mengejan.

Gunakan jarum kecil untuk injeksi, tekan lebih lama pada bagian bekas

suntikan.

Hindarkan

penggunaan produk yang menggunakan aspirin.

Kolaborasi :

Awasi Hb/Ht dan

factor pembekuan

darah.

Berikan obat sesuai order (Vitamin K

injeksi, Pelunak feses: lactural).

Memastikan agar perdarahan segera berhenti.Mengawasi ttv agar paien selalu terkontrol kadaan nya.

Pemberian obat obatan dengan nsur pembeian vit K agar perdarahan tidak terjadi karena vit K akan membekukan darah Kaji tanda-tanda dan gejala perdarahan GI (mis:periksa semua

skret yang

keluar, obs warna feses, muntahan dan cairan yang keluar dari NGT).

Observasi adanya

petekie, ekimosis dan perdarahan dari

satu/lebih sumber dan bagian lain

Monitor/Awasi tanda-tanda vital (nadi, TD, CVP bila ada).

Perhatikan perubahan tingkat kesadaran

(Catat perubahan

mental/tingkat kesadaran).

Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati

memasukkan selang GI.

Dorong untuk

menggunakan sikat

gigi halus, hindari

mengejan.

Gunakan jarum kecil untuk injeksi, tekan lebih lama pada bagian bekas

suntikan.

Hindarkan

penggunaan produk yang menggunakan aspirin.

Kolaborasi :

Awasi Hb/Ht dan

factor pembekuan

darah.

Berikan obat sesuai order (Vitamin K

injeksi, Pelunak feses: lactural).S:-O:perdarahan tidak terjadi lagi

A:

P: panning di hentikan

Askep t.hati teoritisNoDxTujuan /KHintervensiRasionalImplementasiEvaluasi

1Ketidakefektipan pola nafas berhubungan dengan nyeri dan kerusaka ototSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama

Criteria hasil:

Ventilasi/oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu

1. Observasi frekuensi/kedalaman pernapasan

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Tinggikan kepala tempat tidur,pertahankan posisi fowler rendah, ambulasi.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik sebelum pengobatan pernapasan/ aktifitas terapi1. Nafas dangkal, distres pernapasan, manahan nafas dapat mengakibatkan hipoventilasi/atelektasis

2. Area yang menurun/ tak ada bunyi napas diduga ronki, mengi atelektasis, sedangkan bunyi menunjukan kongest

3. Memaksimalkan ekspansi paru untuk mencegah/memperbaiki atelektasis

4. Memudahkan batuk lebih efektif, nafas dalam, dan aktifitas1. Observasi frekuensi/kedalaman pernapasan

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Tinggikan kepala tempat tidur,pertahankan posisi fowler rendah, ambulasi.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik sebelum pengobatan pernapasan/ aktifitas terapiS: os sudah sudah lega bernafas

O: pasien bernafas tanpa menggunakan alat bantu pernafasan

A

P:planing i hentikan

2 Resiko gangguan

nutrisi; kurang dari

kebutuhan tubuh b/d

intake yang tidakadekuat (anoreksia,nausea/vomitus)

Pasien dalam status nutrisi yang adekuat

Kriteria Evaluasi :BB stabil, tonus otot baik, hasil lab: Hb 10 14

gr/dl, GDS: 80-160 gr/dl, albumin: 4 5.5 mg/dl, tidak ada tandatanda

malnutrisi.

Kaji intake diet, Ukur pemasukan diet,

timbang BB tiap

minggu

Anjurkan pasien

untuk istirahat/bedrest

Berikan makanan

sedikit dan sering

sesuai dengan diet

Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat

25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut

Diantara makan.

Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan cultural.

Motivasi pasien untuk menghabiskan diet,

anjurkan makan-

makanan lunak

Berikan bahan

penganti garam

pengganti garam yang tidak mengandung

amonium.

Kolaborasi

Berikan diet 1700

kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi karbohidrat.

Pemasangan NGT

. Berikan obat sesuai dengan indikasi:Tambahan vitamin, thiamin, besi,

asam folat dan Enzim pencernaan

Kolaborasi pemberian antiemetik

Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat suasana negative dan mempengaruhi masukan.

3. Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memilki rasa control dan mendorong untuk makan.

Meningkatkan pencernaan dan absorpsi lemak, vitamin larut dalam lemak, kolesterolKaji intake diet, Ukur pemasukan diet,

timbang BB tiap

minggu

Anjurkan pasien

untuk istirahat/bedrest

Berikan makanan

sedikit dan sering

sesuai dengan diet

Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat

25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut

Diantara makan.

Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan cultural.

Motivasi pasien untuk menghabiskan diet,

anjurkan makan-

makanan lunak

Berikan bahan

penganti garam

pengganti garam yang tidak mengandung

amonium.

Kolaborasi

Berikan diet 1700

kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi karbohidrat.

Pemasangan NGT

. Berikan obat sesuai dengan indikasi:Tambahan vitamin, thiamin, besi,

asam folat dan Enzim pencernaan

Kolaborasi pemberian antiemetik

S: os sudah mau maakan dan coperatif dalam masa perawatan

O: os mengahabis kana nasi setengah piring

A:

P: planning di hentikan

3Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

terganggunya mekanisme pengaturan (penurunan plasma protein)

Tujuan: Pasien dalam

status hidrasi yang

adekuat, volume cairan seimbang.

Kriteria Hasil: Output urin sesuai berat badan

( 1-1.5ml/kg BB/jam), Bj urin ; 1.003 1.030, edema (-), asites (-),

Suara nafas bersih tidak ada ronchi, RR : 16 20 X/menit, TD ; 100/70 140/90 mmHg, nadi : 60 100 X/menit, toleran terhadap aktivitas.Alb; 4 5 mg/dl, elektolit

dalam batas normal.

Intervensi :

Monitor intake dan

output cairan. Ukur

kehilangan gastrointestinal dan

perkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh; keringat dll.

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan diet.

Tingkatkan dan dorong oral hygiene dengan sering.

Monitor edema, dan asites.

Monitor peningkatan JVP, auskultasi bunyi jantung dan paru.

Monitor BB tiap hari, dengan alat, waktu dan pakaian yang sama. jika

memungkinkan.

Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah

Kolaborasi

Berikan plasma

albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai terapi

Monitor hasil

pemeriksaan ureum & kreatinin serum.

Monitor hasil

pemeriksaan natrium, kalium serum.

Berikan Diuretik

(furosemid 1 X 40 mg intravena (sesuai terapi)

Berikan obat inotropik positif (digoxin 1 x 25 mg)

Indikator keadekuatan volume sirkulasi/perfusi

2. Menurunkan trauma dan perdarahan pada gusitrauma,resiko perdarahan/ hematoma

3. Menghindari trauma dan perdarahan pada gusi

4. Memperbaiki ketidakseimbangan akibat kehilangan dari gaster/ luka berlebih.

Memberikan penggantian faktor yang diperlukan untuk proses pembekuanMonitor intake dan

output cairan. Ukur

kehilangan gastrointestinal dan

perkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh; keringat dll.

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan diet.

Tingkatkan dan dorong oral hygiene dengan sering.

Monitor edema, dan asites.

Monitor peningkatan JVP, auskultasi bunyi jantung dan paru.

Monitor BB tiap hari, dengan alat, waktu dan pakaian yang sama. jika

memungkinkan.

Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah

Kolaborasi

Berikan plasma

albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai terapi

Monitor hasil

pemeriksaan ureum & kreatinin serum.

Monitor hasil

pemeriksaan natrium, kalium serum.

Berikan Diuretik

(furosemid 1 X 40 mg intravena (sesuai terapi)

Berikan obat inotropik positif (digoxin 1 x 25 mg)

S: os sudah banyak minum

O: os sudah tidak dehidrasi

A:

P: planning dihentikan

4Resiko tinggi injuri (perdarahan) berhubungan dengan ketidaknormalan profil darah dan gangguan absorsi vit K

Tujuan: Injuri

(perdarahan) dapat

dicegah

Kriteria Hasil: TD dalam batas normal

(90/60 120/80),

pasien tidak mengeluh

begah, tidak mual, bab tidak kehitaman

(dalam batas normal), PT: 11-13 dtk

(dbn), Trombosit

dalam batas normalKaji tanda-tanda dan gejala perdarahan GI (mis:periksa semua

skret yang

keluar, obs warna feses, muntahan dan cairan yang keluar dari NGT).

Observasi adanya

petekie, ekimosis dan perdarahan dari

satu/lebih sumber dan bagian lain

Monitor/Awasi tanda-tanda vital (nadi, TD, CVP bila ada).

Perhatikan perubahan tingkat kesadaran

(Catat perubahan

mental/tingkat kesadaran).

Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati

memasukkan selang GI.

Dorong untuk

menggunakan sikat

gigi halus, hindari

mengejan.

Gunakan jarum kecil untuk injeksi, tekan lebih lama pada bagian bekas

suntikan.

Hindarkan

penggunaan produk yang menggunakan aspirin.

Kolaborasi :

Awasi Hb/Ht dan

factor pembekuan

darah.

Berikan obat sesuai order (Vitamin K

injeksi, Pelunak feses: lactural).

Memastikan agar perdarahan segera berhenti.

Mengawasi ttv agar paien selalu terkontrol kadaan nya.

Pemberian obat obatan dengan nsur pembeian vit K agar perdarahan tidak terjadi karena vit K akan membekukan darah Kaji tanda-tanda dan gejala perdarahan GI (mis:periksa semua

skret yang

keluar, obs warna feses, muntahan dan cairan yang keluar dari NGT).

Observasi adanya

petekie, ekimosis dan perdarahan dari

satu/lebih sumber dan bagian lain

Monitor/Awasi tanda-tanda vital (nadi, TD, CVP bila ada).

Perhatikan perubahan tingkat kesadaran

(Catat perubahan

mental/tingkat kesadaran).

Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati

memasukkan selang GI.

Dorong untuk

menggunakan sikat

gigi halus, hindari

mengejan.

Gunakan jarum kecil untuk injeksi, tekan lebih lama pada bagian bekas

suntikan.

Hindarkan

penggunaan produk yang menggunakan aspirin.

Kolaborasi :

Awasi Hb/Ht dan

factor pembekuan

darah.

Berikan obat sesuai order (Vitamin K

injeksi, Pelunak feses: lactural).S:-

O:perdarahan tidak terjadi lagi

A:

P: panning di hentikan

5Nyeri b/d proses inflamasi dan post opp kandung empedu, obstruksi/spasme duktus, iskemia jaringan/nekrosis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nyeri hilang

Criteria hasil: pasien akan melaporkan bahwa nyeri hilang dan pasien akan menunujukkan pengguanaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi individual 1. Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik).

2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik.. Membantu memebedakan penyebab nyeri dan memberikan onformasi tentang kemajuan/ perbaikan penyakit, terjadinya komp[likasi dan keefektifan intervensi.

2. Nyeri berat yang tidak hilang dentgan tindakan rutin dapat menunujukkan terjadinya komplikasi atau kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut.

3. tirah baring pada posisi fowler rendah menunujukkan tekanan intraabdomen, namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkan nyeri secara alamiah.

Untuk mengobati proses infeksi, menurunkan inflamasi.Obobservasi dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik).

2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.

3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.

Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik.S: os mengatakan nyeri berkurang

O: wajah pasien tidak meringis

A:

P:masalah teratasi

6Integritas kulit/jaringan, kerusakan berhubungan dengan substansi kimia (empedu)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam

Criteria hasil: pasien menunjukan perilaku untuk meningkatan penyebuhan/mencegah kerusakan kulit 1. Observasi warna dan karakter drainase. Gunakan kantong ostomi sekali pakai untuk menampung luka drein luka

2.Benamkan selang drainase,biarkan selang bebas bergerak, dan hindari lipatan dan terpelintir

3. Ganti balutan sesering mungkin bila perlu. Bersihkan kulit dengan sabun dan air. Gunakan kassa berminyak steril sengoksida atau bedak karaya sekitar insisi

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik sesuai indikasi.1. Mencegah iritasi kulit dan memudahkan pengukuran haluaran.

2. Menurunkan resiko kontaminasi.pada awalnya,drainase mengandung darah dan campuran darah dengan air, secara normal berubah coklat kehijauan (warna empedu)setelah jam-jam pertama.

3. Menghindari telepas atau hambatan lumen.

4. Perlu untuk pengobatan abses/ infeksi1.meObservasi warna dan karakter drainase. Gunakan kantong ostomi sekali pakai untuk menampung luka drein luka

2. Benamkan selang drainase,biarkan selang bebas bergerak, dan hindari lipatan dan terpelintir

3. Ganti balutan sesering mungkin bila perlu. Bersihkan kulit dengan sabun dan air. Gunakan kassa berminyak steril sengoksida atau bedak karaya sekitar insisi

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik sesuai indikasi.S:os mengatakan lukanya sudah tidak perih

O: jaringan luka sudah mulai berganti

A:

P:lannig di lanjutkan

7Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil :

a. Tanda-tanda vital dalam batas normal. b. Menunjukkan teknik melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari infeksi ulang. a. Kaji tanda vital dengan sering.

b. Lakukan teknik isolasi untuk infeksi, terutama cuci tangan efektif. c. Awasi/ batasi pengunjung sesuai indikasi. d. Berikan obat sesuai indikasi : antibiotik.

Untuk memantau kondisi pasien

Agar tidak terjadi infeksiKaji tanda vital dengan sering.

b. Lakukan teknik isolasi untuk infeksi, terutama cuci tangan efektif. c. Awasi/ batasi pengunjung sesuai indikasi. d. Berikan obat sesuai indikasi : antibiotik.

S: Os mengatakan tidak merasa deman dan tidak nyeriO: tanda tanda infeksi sudah tidak ada

A:

P:planning dihentikan.