makalah metpen 3 kel 4 kls a

11
TUGAS III MAKALAH “METODE PENELITIAN ILMIAH” DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 GAMAR ASSAGAF 12 14 031 ANISSA WULANDARI 12 14 009 MUHAMMAD FAISAL 12 14 064 HUSEN 12 14 039 KEVIN ELVIRA 12 14 SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM PELITA MAS PALU 2015

Upload: gamar-assagaf

Post on 04-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perumusan masalah penelitian

TRANSCRIPT

TUGAS IIIMAKALAHMETODE PENELITIAN ILMIAH

DISUSUN OLEHKELOMPOK 4GAMAR ASSAGAF12 14 031ANISSA WULANDARI12 14 009MUHAMMAD FAISAL12 14 064HUSEN12 14 039KEVIN ELVIRA12 14

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAMPELITA MASPALU2015A. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN1. PenelitianPenelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data, dengan menggunakan metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.Pentingnya penelitian:1. Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan;2. Pemenuhan rasa ingin tahu;3. Pemecahan masalah; dan4. Pemenuhan pengembangan diri.

2. Pengertian Masalah PenelitianMasalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih variabel yang penemuan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik.Masalah dapat diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancy) antara aktual dan ideal yang diharapkan, atau antara apa yang ada (what is) dan seharusnya ada (should be).Masalah untuk penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau kegiatan yang berjalan pada saat ini, atau pada saat yang lampau, atau perkiraan pada masa yang akan datang.Keadaan dan kegiatan pada saat ini, juga dilihat hubungannya dengan keadaan pada masa lalu atau kemungkinan perkembangannya pada masa yang akan datang.

3. Kriteria Memilih Masalah1. Masalah penelitan harus merupakan sesuatu yang berguna untuk dipecahkan.2. Dukungan teori dari sumber-sumber yang tersedia (referensi, buku, dan jurnal-jurnal).3. Menarik untuk dipecahkan (suatu masalah menjadi tidak menarik bagi seseorang, mungkin karena terlalu sulit, memerlukan waktu terlalu lama, terlalu luas, terlalu sederhana, tidak berhubungan dengan keahlian atau spesialisasi yang dipelajari).4. Sedapat mungkin akan menghasilkan sesuatu yang baru.5. Data yang dibutuhkan cukup dan relevan, tidak sulit diperoleh.6. Tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit.

4. Tujuan Perumusan Masalah Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya Untuk memudahkan pengajuan hipotesis, analisis data dan kesimpulan. Memenuhi keinginan sosial Meyediakan sesuatu yang bermanfaat

5. Kriteria Rumusan Masalaha. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan;b. Rumusan itu hendaknya padat dan jelas;c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.

5. Rumusan Masalah yang baik adalah Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama. Masalah sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang mengaitkan variabel penelitian.

6. Bentuk Rumusan Masalah PenelitianBentuk masalah penelitian dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah:a. DeskriptifPermasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).b. KomparatifPermasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.c. AsosiatifPermasalahan asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Hubungan kausal adalah hubungan yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen.

7. Cara Merumuskan Masalah Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan tersebut dijadikan dasar untuk dicari jawabannya atau pemecahannya. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat. Rumusan masalah tidak bertele-tele, tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Data di lapangan sangat penting untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, sebab tidak semua rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat dijawab. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. Rumusan masalah yang baik akan mengantar pada kemudahan dalam merumuskan hipoteisis penelitian. Masalah harus menjadi dasar judul penelitian, Judul penelitian harus mencerminkan dari masalah yang akan diteliti.

B. PERUMUSAN HIPOTESIS PENELITIAN1. Definisi HipotesisBerdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang pemecahan masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu: Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai melalui membaca. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat.2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu.3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.Namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya.Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini.Jawaban sementara dari suatu penelitian ini biasanya disebut hipotesis. Jadi hipotesis di dalam suatu penelitianr berarti jawaban sementara penelitian, patokan juga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis dari dalam menguji rumusan jawaban sementara atau hipotesis itulah akhir suatu penelitian. Hasil akhir penelitian ini disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku umum, walaupun pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai dengan tingkat kemaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian hipotesis atau hasil akhir penelitian ini juga sering disebut thesis.Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehuhubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta.Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena hipotesis ini maka penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan data.Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut: Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati).Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah dari pelaksanaan penelitian.Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.

2. Syarat-syarat HipotesisHipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

4. Jenis-jenis HipotesisAda dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha.Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.Rumusan hipotesis kerja:a. Jika... maka...b. Ada perbedaan antara... dan... dalam...c. Ada pengaruh... terhadap...2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.Rumusan hipotesis nol:a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...b. Tidak ada pengaruh... terhadap...Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

5. Bentuk Rumusan HipotesisPada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Biasanya hipotesis terdiri dan pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat dependent variabel. Variabel bebas ini merupakan variabel penyebapnya atau variabel pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.Contoh sederhana :Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru-paru paru. Di dalam contoh ini merokok adalah variabel yaitu variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-paru merupaksn variabel dependen atau akibatnya.Seperti telah diuraikan di atas, bahwa hipotesis adalah suatu simpulan sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian sebab itu hipotesis harus mempunyai landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan.6. Ciri-ciri HipotesisCiri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut :a. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam bentuk kalimat tanya.b. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.c. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektifd. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu dipertimbangkan berbagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik tertemu dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang dibuat dapat digunakan dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Susilana, Rudi. Identifikasi dan Masalah Penelitian.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196610191991021-RUDI_SUSILANA/PP2-identifikasi_dan_masalah_penelitian.pdf2. Suyatno. 2009. Rumusan Masalah. Universitas Muhammadiyah: Malang.http://suyatno.staff.umm.ac.id/files/2009/12/Rumusan_Masalah.ppt3. Tahir, Rikanita. 2014. Contoh Rumusan Masalah.http://www.seocontoh.com/2014/01/contoh-rumusan-masalah.html4. Sahayu, Wening. 2013. Merumuskan Hipotesis. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,%20M.Pd./Makalah%20Hipotesis.pdf