makalah makro ekonomi ku

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, Amerika Serikat, dan India. Berdasarkan data statistic dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia sesuai sensus tahun 2000 tercatat sebesar 206.264.595 jiwa dengan tingkat pertambahan penduduk 1,49 % per tahun, sedangkan komposisi persebaran domisili penduduk meliputi 58,83% di Pulau Jawa, 21% di Pulau Sumatera, 7,25% di Pulau Sulawesi, 5,49% di Pulau Kalimantan, 5,39 % di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, dan 2,04% di Pulau Maluku dan Papua. Dengan kondisi laju pertumbuhan penduduk tersebut, maka jumlah penduduk Indonesia untuk tahun 2009 mencapai 233.924.677 jiwa. Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan fluktuasi ekonomi yang relatif masih labil, Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali permasalahan kependudukan yang sangat serius, seperti ancaman kelaparan/gizi buruk, tingkat pendidikan yang rendah dan tidak merata, rendahnya tingkat 1

Upload: andika2511

Post on 01-Jul-2015

696 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah makro ekonomi ku

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, Amerika Serikat, dan India.

Berdasarkan data statistic dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia

sesuai sensus tahun 2000 tercatat sebesar 206.264.595 jiwa dengan tingkat

pertambahan penduduk 1,49 % per tahun, sedangkan komposisi persebaran domisili

penduduk meliputi 58,83% di Pulau Jawa, 21% di Pulau Sumatera, 7,25% di Pulau

Sulawesi, 5,49% di Pulau Kalimantan, 5,39 % di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, dan

2,04% di Pulau Maluku dan Papua. Dengan kondisi laju pertumbuhan penduduk

tersebut, maka jumlah penduduk Indonesia untuk tahun 2009 mencapai 233.924.677

jiwa.

Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan

fluktuasi ekonomi yang relatif masih labil, Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali

permasalahan kependudukan yang sangat serius, seperti ancaman kelaparan/gizi buruk,

tingkat pendidikan yang rendah dan tidak merata, rendahnya tingkat kesehatan

masyarakat, tingginya angka kematian bayi lahir, hingga permasalahan tingginya angka

pengangguran.

Tingginya angka pengangguran di Indonesia tersebut terjadi dikarenakan

terbatasnya jumlah lapangan kerja yang ada sehingga tidak mampu

menampung/menyerap seluruh angkatan kerja yang makin bertambah secara signifikan

setiap tahunnya.

1

Page 2: makalah makro ekonomi ku

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang

sangat meprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang

besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.

B. Rumusan Masalah

Tingginya angka pengangguran di Indonesia tersebut akan menimbulkan

dampak sosial maupun ekonomi. Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan terkait

“Bagaimanakah tingkat pengangguran di Indonesia dan kebijakan-kebijakan apa yang

ditempuh pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran tersebut?”

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

tingkat pengangguran di Indonesia serta kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah

untuk mengurangi tingkat pengangguran tersebut.

Makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pembelajaran bagi

masyarakat untuk bisa lebih mengetahui kondisi tingkat pengangguran di Indonesia

serta kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengurangi tingkat

pengangguran, sehingga bisa timbul kesadaran masyarakat untuk mendukung dan turut

mensukseskan kebijakan pemerintah tersebut.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini dibagi dalam 3 (tiga) bab, dimana pada

masing-masing bab akan menjelaskan uraian materi yang saling berkaitan, yaitu dimulai

dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Penutup.

Bab I : Pendahuluan

2

Page 3: makalah makro ekonomi ku

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah,

tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

Bab II : Pembahasan.

Berisi tentang uraian serta data-data yang menjelaskan segala sesuatu

yang berhubungan dengan angkatan kerja, pengangguran, dampak

pengangguran, serta kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah

Indonesia untuk mengurangi tingkat pengangguran. Dari hasil pembahasan

ini akan dapat ditemukan jawaban dari perumusan masalah.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Membuat kesimpulan dari hasil pembahasan dan memberikan saran-saran

yang berkaitan dengan hasil pembahasan tersebut.

3

Page 4: makalah makro ekonomi ku

BAB II

PEMBAHASAN

A. Angkatan Kerja, Pengangguran, dan Tingkat Pengangguran di Indonesia

Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah dari orang yang bekerja

dengan jumlah pengangguran. Kategori orang yang bekerja adalah orang yang berusia

16 tahun ke atas, yang bekerja untuk mendapatkan upah (entah untuk orang lain atau

menjalankan bisnisnya sendiri) selama satu jam atau lebih seminggu, yang bekerja

tanpa upah selama 15 jam atau lebih seminggu dalam perusahaan keluarga, atau yang

mempunyai pekerjaan tetapi absent sementara dengan atau tanpa upah. Sedangkan

kategori pengangguran adalah orang berusia 16 tahun ke atas yang tidak bekerja, yang

siap untuk kerja dan telah melakukan usaha spesifik untuk menemukan pekerjaan

selama satu bulan sebelumnya. Dalam hal tersebut pengangguran didefinisikan sebagai

suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin

mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Sedangkan orang yang tidak mencari pekerjaan diklasifikasikan tidak

termasuk angkatan kerja, misalkan pelajar/mahasiswa, pensiunan, narapidana, atau

yang tinggal di rumah untuk mengasuh anak/orang tua. Hasil perbandingan (rasio)

antara jumlah pengangguran terhadap total angkatan kerja merupakan formulasi untuk

mengetahui tingkat pengangguran dalam suatu negara. Beberapa tipe pengangguran

antara lain : (1) pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang timbul akibat dari

adanya kebebasan memilih pekerjaan dibarengi dengan mobilitas pindah kerja yang

tinggi. Pengangguran ini terdiri dari pengangguran karena sedang mencari pekerjaan

dan pengangguran karena sedang menunggu pekerjaan; (2) pengangguran structural,

yaitu pengangguran yan timbul akibat adanya perubahan struktur ekonomi yang

4

Page 5: makalah makro ekonomi ku

mengubah pula struktur pengeluaran produk maupun input. Misalnya perubahan dari

struktur ekonomi yang berorientasi pertanian ke struktur ekonomi yang berorientasi

industri sehingga mengakibatkan perubahan pengeluaran terhadap input, khususnya

tenaga kerja; (3) pengangguran siklikal, yaitu pengangguran yang timbul akibat dari

adanya resesi, dan sesuai teori Keynes pengangguran tipe ini sering disebut juga

sebagai pengangguran karena kurangnya pengeluaran; (4) pengangguran musiman,

yaitu pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan musim atau kebiasaan,

seperti musim panen, musim tanam, kebiasaan tidak bekerja pada waktu-waktu tertentu

(pantangan) dan sebagainya; (5) pengangguran terselubung, yaitu orang yang tidak

benar-benar menganggur dan walaupun mereka bekerja tetapi sangat tidak produktif

sehingga penghasilan yang diperoleh relative sedikit dengan jam kerja yang cukup

panjang, seperti tukang becak, tukang patri, tukang sol sepatu, dan sebagainya.

Tipe pengangguran yang paling banyak terdapat di Indonesia sebagai negara

berkembang adalah pengangguran terselubung dan pengangguran musiman,

sedangkan pengangguran siklikal pernah terjadi secara besar-besaran pada periode

akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998 saat terjadi krisis moneter yang melanda

kawasan Asia (khususnya Asia Tenggara) dan mendorong terciptanya likuidasi ketat

sebagai reaksi terhadapa gejolak moneter.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran terbuka di

Indonesia pada periode Februari 2009 mencapai 9.258.964 jiwa atau sekitar 8,3 % dari

total angkatan kerja. Pengangguran terbuka tersebut didominasi lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan sebesar 17,26 persen dari jumlah penganggur. Kemudian disusul

lulusan Sekolah Menengah Atas (14,31 persen), lulusan universitas 12,59 persen,

diploma 11,21 persen, baru lulusan SMP 9,39 persen dan SD ke bawah 4,57 persen.

Untuk tahun 2009 ini jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor informal masih

5

Page 6: makalah makro ekonomi ku

mendominasi angkatan kerja nasional. Survei menunjukkan bahwa terdapat 71,35 juta

jiwa pekerja yang bekerja di sektor informal, dari total 102,55 juta jiwa angkatan kerja.

B. Dampak-Dampak Pengangguran

Sebagaimana telah disebutkan dalam rumusan masalah di atas bahwa

pengangguran akan menimbulkan dampak secara social dan ekonomi. Ditinjau dari segi

sosial, pengangguran bisa menimbulkan dampak yang tidak kecil. Secara sosial,

pengangguran dapat menimbulkan:

1. Perasaan rendah diri (minder);

2. Gangguan keamanan dalam masyarakat, sehingga biaya sosial menjadi

meningkat.

3. Selain itu juga munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan, dan tingginya anak-

anak yang putus sekolah merupakan efek domino dari dampak social pengangguran.

Sedangkan dari segi ekonomi, dampak pengangguran meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional.

Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto

(PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.

2. Pengangguran akan menghambat investasi, karena jumlah tabungan masyarakat

ikut menurun.

3. Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat, sehingga

akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.

6

Page 7: makalah makro ekonomi ku

C. Kebijakan Pemerintah Indonesia Mengurangi Tingkat Pengangguran

Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan

tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa

pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus

dapat diatasi dengan berbagai upaya. Sering berbagai pihak menyatakan persoalan

pengangguran itu adalah persoalan muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak

aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi

secara konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun

muara.

Sebagai solusi mengatasi pengangguran dapat ditempuh dengan berbagai

strategi dan kebijakan untuk mengupayakan setiap penganggur memiliki pekerjaan yang

layak bagi kemanusiaan, artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD

1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan

penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional. Untuk itu diperlukan dua

kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang

berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti

moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang

melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya.

Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus

pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait

dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.

Beberapa langkah kebijakan yang telah ditempuh pemerintah secara nyata

untuk mencegah terjadinya pengangguran hingga upaya-upaya untuk

menekan/mengurangi angka pengangguran antara lain :

7

Page 8: makalah makro ekonomi ku

1. Meningkatkan mutu pendidikan serta menyelaraskan program pendidikan

disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

Pemerintah menggulirkan program Biaya Operasional Pendidikan

(BOS) dan sekolah gratis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dengan

pengalokasian dana APBN untuk pendidikan sebesar 20 %. Melalui program BOS

tersebut pemerintah melakukan perbaikan mulai dari sarana prasarana fisik

pendukung pendidikan hingga perbaikan insentif tenaga pendidik. Sedangkan

sekolah gratis digulirkan dalam rangka menyukseskan program pendidikan 9

tahun untuk memberantas buta aksara di Indonesia. Kedua program tersebut

diharapkan mampu mendongkrak peningkatan kualitas sumber daya manusia

Indonesia sehingga angka tenaga kerja terampil makin meningkat.

Selain itu pemerintah juga mulai menata kembali kurikulum pendidikan

agar lebih bersifat aplikatif sehingga lulusan sekolah-sekolah formal maupun non

formal bisa terserap pasar tenaga kerja. Dalam hal ini pemerintah sangat gencar

menggalakkan program sekolah menengah kejuruan dan program diploma untuk

perguruan tinggi. Program-program yang berkaitan dengan pendidikan tersebut

dikoordinasi oleh Departemen Pendidikan.

2. Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai

tuntutan industri modern

Selain melalui pendidikan formal berjenjang, peningkatan kualitas

keterampilan tenaga kerja juga ditempuh melalui program pelatihan. Dalam hal ini

pemerintah telah mendirikan balai-balai latihan kerja (BLK) yang tersebar di

8

Page 9: makalah makro ekonomi ku

seluruh Indonesia. Program peningkatan keterampilan melalui latihan kerja ini

dikoordinasi oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

3. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan serta pemberdayaan

masyarakat

Upaya ini dilakukan pemerintah dengan cara menggulirkan program

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri (PNPM Mandiri). Latar belakang pemberian KUR adalah untuk

pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), penciptaan lapangan

kerja dan penanggulangan kemiskinan. Sejak Februari tahun 2009 pemerintah

mendorong penyaluran KUR (kredit usaha rakyat) mikro di bawah Rp 5 juta

melalui enam bank yaitu BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, BSM, Bukopin dan BTN.

Kredit tersebut mendapatkan penjaminan dari pemerintah melalui PT Askrindo

dan Perum SPU. Dalam skema penjaminan tersebut, Askrindo dan Perum SPU

memberikan penjaminan sampai 70 persen dari nilai kredit. Plafon kredit

maksimal Rp500 juta per UMKM dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Tingkat bunga pembiayaan maksimal 16 persen efektif per tahun dan

kredit diberikan kepada kegiatan produktif yang layak. Program kredit dengan

jaminan pemerintah ini difokuskan pada lima sektor usaha yakni: kelautan,

pertanian,kehutanan, perindustrian dan perdagangan. KUR diharapkan mampu

mengatasi problem yang melingkupi perkembangan UMKM yakni prosedur yang

berbelit-belit serta collateral (penjaminan).

Selain itu untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan

dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah juga meluncurkan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melaui PNPM

9

Page 10: makalah makro ekonomi ku

Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan dan

penciptaan lapangan kerja yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses

pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat,

terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka

bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan

masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM

Generasi;  Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai

dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk

pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008

PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan

Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat

dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh

berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri

2008 juga akan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Dengan pengintegrasian

berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan

PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke

daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang

selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan.

Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun,

maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015.

10

Page 11: makalah makro ekonomi ku

4. Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya

Pada dasarnya program padat karya yang digulirkan pemerintah terdiri

atas dua macam, yaitu program yang sifatnya reguler dan program yang sifatnya

khusus melalui penciptaan lapangan kerja produktif ditujukan langsung kepada

masyarakat. Padat karya yang sifatnya reguler misalnya proyek-proyek

infrastruktur, seperti antara lain; (i) Padat Karya di Bidang Cipta Karya, yang

meliputi kegiatan-kegiatan pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana

dasar perumahan dan permukiman, (ii) Padat Karya di Bidang Irigasi, yang

meliputi pengendalian banjir, pembuatan saluran irigasi, dan penyediaan air baku,

(iii) Padat Karya Jalan Kabupaten, yang kegiatan peningkatan dan pemeliharaan

jalan berstatus kabupaten. Sedangkan program padat karya yang sifatnya

khususnya, telah dilaksanakan kegiatan utama, yaitu antara lain; (i) Proyek

Penanggulangan Dampak Kekeringan dan Masalah Ketenagakerjaan, (ii) Padat

Karya Sektor Kehutanan, (iii) Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil.

Untuk saat ini pemerintah sangat gencar dan focus menjalankan

program padat karya produktif di daerah-daerah bersamaan dengan pelaksanaan

program KUR dan PNPM Mandiri. Program padat karya produktif ini terutama

difokuskan pada pengembangan usaha ekonomi produktif dengan

memberdayakan masyarakat setempat. Usaha ekonomi produktif yang tersebut

misalnya budi daya ikan, usaha warung makan, kuliner, ternak ayam, kerajinan

batik serta konveksi, pembuatan sarana pertanian dan pengelolaan sampah

biopori, dan usaha-usaha mikro kecil lainnya disesuaikan dengan kondisi masing-

masing wilayah. Program ini diharapkan mampu menyerap pengangguran

11

Page 12: makalah makro ekonomi ku

maupun semi pengangguran yang ada di daerah sehingga masyarakat mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya.

5. Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.

Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan

salah satu jalan yang ditempuh pemerintah untuk mengurangi angka

pengangguran. Kebijakan tersebut ditempuh karena untuk saat ini jumlah

lapangan kerja yang tersedia di dalam negeri sangat jauh lebih kecil dibandingkan

dengan jumlah angkatan kerja yang ada, selain itu juga karena adanya

permintaan yang besar di pasar tenaga kerja luar negeri terutama untuk sector

non formal. Program pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ini

dikoordinasi oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI)

12

Page 13: makalah makro ekonomi ku

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada periode Februari 2009 mencapai

9.258.964 jiwa atau sekitar 8,3 % dari total angkatan kerja

2. Kebijakan Pemerintah dalam mencegah maupun mengurangi angka pengangguran

yaitu :

a. Meningkatkan mutu pendidikan serta menyelaraskan program pendidikan

disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

b. Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai

tuntutan industri modern

c. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan serta pemberdayaan masyarakat

d. Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya

e. Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.

B. Saran

Setelah membaca dan memahami makalah ini dan sesuai kesimpulan di atas ,

kami memerikan saran kepada para pembaca agar turut serta berpartisipasi aktif

menyukseskan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah maupun

mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

13

Page 14: makalah makro ekonomi ku

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, Makroekonomi Teori Pengantar, PT. Jajawali Grafindo Persada,

edisi ketiga, Jakarta, 2006.

Case, Karl E. – Fair, Ray C., Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, PT. Indeks, edisi

kelima, Jakarta, 2004.

Samoelson, Paul A. – Nordhaus, William D., Makro Ekonomi, PT. Erlangga, edisi

keempat belas, Jakarta, 1992

http://www.tempointeraktif.com, 2009

http://www.datastatistik-indonesia.com, 2009

http://www.pnpm-mandiri.org, 2009

http://www.kreditusaharakyat.com, 2009

14