makalah tentang kebijakan ekonomi makro

21
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO : KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER MAKALAH Ditulis untuk memenuhi tugas terstuktur matakuliah Makroekonomi Oleh Masruri (125020100111056) M. Burhanudin (125020100111037) M. Yusuf Rizaldi (125020100111090) Safaris Lutfi Z (125020100111028) Trio Agung (125020100111061) Program Studi Ekonomi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi

Upload: safaris-lutfi-zakaria

Post on 01-Dec-2015

731 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO : KEBIJAKAN

FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi tugas terstuktur matakuliah Makroekonomi

Oleh

Masruri (125020100111056)

M. Burhanudin (125020100111037)

M. Yusuf Rizaldi (125020100111090)

Safaris Lutfi Z (125020100111028)

Trio Agung (125020100111061)

Program Studi Ekonomi Pembangunan

Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

2013

Page 2: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam konsep mengenai ekonomi makro terdapat beberapa kebijakan yang

wajib ditempuh dalam rangka pengaturan sebuah perekonomian, karena aspeknya yang

menyeluruh dan meliputi sebuah negara, maka kebijakan-kebijakan itu ditetapkan dalam

rangka menaikkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dari negara yang

bersangkutan. Diantara kebijakan-kebijakan itu, terdapat dua pokok kebijakan penting

yaitu berupa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dalam pelaksanaannya, kedua

kebijakan ini saling mempengaruhi satu sama lain yang artinya bahwa kedua kebijakan

ekonomi ini memiliki hubungan yang erat sehingga diperlukan pertimbangan-

pertimbangan khusus dalam mengatur keduanya agar terjadi singkronisasi.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ini berkaitan erat dengan kegiatan

perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor rumah

tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri.

Keempat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam menciptakan

pendapatan dan pengeluaran. Oleh karena itu, agar dapat lebih memahami kaitan antara

ekonomi empat sektor dengan kebijakan makroekonomi, maka ditulislah makalah ini

sebagai sarana untuk pembelajaran lebih lanjut mengenai kebijakan makroekonomi.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :

1. Definisi kebijakan fiskal

2. Definisi kebijakan moneter

3. Hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Agar lebih memahami materi mengenai kebijakan fiskal

2. Agar lebih memahami materi mengenai kebijakan moneter

Page 3: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

3. Agar lebih memahami hubungan anatara kebijakan fiskal dengan kebijakan

moneter.

Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah untuk mampu

mamehami lebih dalam lagi mengenai kebijakan ekonomi makro yang berupa kebijakan

fiskal dan kebijakan moneter. Selain itu juga supaya nantinya makalah ini dapat

dimanfaatkan oleh orang banyak sebagai bahan acuan atau sebagai referensi dalam studi

atau pembelajaran mengenai kebijakan makroekonomi yang berupa kebijakan fiskal dan

kebijakan moneter.

Page 4: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

PEMBAHASAN

Dalam pertumbuhan dan pembangunan perekonomian modern yang mencakup

lingkup makro terdapat beberapa kebijakan yang menjadi acuan. Acuan itu digunakan

oleh suatu negara dalam upayanya untuk menyejahterakan penduduknya dalam lingkup

atau pandangan makro pula. Oleh karena itu terdapat beberapa kebijakan

makroekonomi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan pertumbuhan

dan pembangunan suatu perekonomian.

KEBIJAKAN FISKAL

a. Pengertian Kebijakan Fiskal

Salah satu kebijakan ekonomi makro adalah kebijakan fiskal. Dimana kebijakan

fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selalu berkaitan dengan

pendapatan dan pengeluaran negara yang sangat berkaitan erat dengan APBN. Adapun

aspek yang berasal dari segi pendapatan negara adalah berupa bea dan cukai, devisa

negara, pariwisata, pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, impor, dan lain-lain.

Sedangkan aspek pengeluaran negara berupa belanja persenjataan, pesawat, proyek

pemerintah, pembangunan sarana dan prasarana umum, atau program lain yang

berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan fiskal sendiri bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

secara optimal. Dengan berperan dalam membantu pemerintah mengurangi atau

menambah lingkaran bisnis, memberikan kontribusi ke arah pencapaian pertumbuhan

perekonomian, mewujudkan kesempatan kerja supaya penuh, serta upaya untuk

terbebas dari bahaya inflasi yang tinggi.

b. Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah

Kebijakan fiskal sangat berkaitan erat dengan APBN karena APBN ini dapat

dikatakan sebagai cerminan dari kebijakan fiskal yang berkaitan erat dengan kebijakan

tentang penerimaan dan pengeluaran negara. Bila dilihat lebih jauh, pos penerimaan

negara terdiri dari :

1. Pajak

Dahulu pajak merupakan satu-satunya sumber pendapatan negara yang

Page 5: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

digunakan untuk pembiayaan kegiatan pemerintah sendiri. Namun sekarang

meskipun masih menjadi sumber pendanaan yang utama, tetapi sudah ada

alternatif lain yang dapat dijadikan sumber dana tambahan.

2. Pinjaman Bank Sentral

Pinjaman kepada bank sentral ini merupakan salah satu dari sumber

pendanaan pemerintah setelah pajak. Berbeda dengan prinsip peminjaman bank-

bank yang bersifat kredit, peminjaman dana dari bank sentral tidak dapat

dikatakan sebagai peminjaman dalam bentuk kredit. Hal ini dikarenakan bank

sentral tidak bisa mencetak uang giral seperti bank-bank umum biasa, oleh

karena itu cara dari peminjaman itu adalah dengan penambahan jumlah uang

yang beredar. Maka pemberian kredit bank sentral kepada pemerintah ini

bentuknya berupa pencetakan uang baru.

3. Pinjaman Masyarakat dalam Negeri

Cara lain dalam memperoleh dana adalah dengan meminjam dari

masyarakat dalam negeri. Caranya adalah dengan mengeluarkan Obligasi dan

menjualnya di pasar dalam negeri. Bila masyarakat (termasuk Bank-bank)

membeli surat berharga ini, maka pemerintah memperoleh dana yang semula ada

di masyarakat. Dan kemudian masyarakat ini memiliki Obligasi dari pemerintah.

Cara yang dilakukan ini dinamakan open market operation (operasi pasar

terbuka), dimana biasanya bank sentral bertindak sebagai agen pemerintah dalam

melakukan open market operation ini.

4. Pinjaman dari Luar Negeri

Cara yang terakhir untuk memperoleh dana adalah dengan meminjam

dari luar negeri. Caranya adalah dengan menjual Obligasi di pasar uang luar

negeri. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menerima dana dalam bentuk mata

uang asing atau devisa dan si pembeli diluar negeri menerima surat tanda

berutang atau obligasi pemerintah Indonesia dengan disertasi janji kapan

membayar kembali dan berapa bunganya. Cara ini lebih cocok digunakan apabila

pemerintah membutuhkan dana dalam bentuk devisa.

Sedangkan pos-pos dari pengeluaran pemerintah terdiri dari banyak aspek yang

diarahkan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Diantaranya adalah

sebagai berikut :

Page 6: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

a. Belanja pegawai.

Anggaran belanja pegawai dimanfaatkan untuk menjaga kelancaran kegiatan

operasional pemerintahan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada

masyarakat serta memperbaiki kesejahteraan aparatur negara termasuk

pensiunannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.

b. Belanja barang.

Anggaran belanja barang diarahkan untuk :

Mempertahankan fungsi pelayanan publik setiap instansi pemerintah.

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan barang dan jasa,

perjalanan dinas dan pemeliharaan aset negara.

Mendukung kegiatan pemerintahan baik operasional maupun

nonoperasional.

c. Belanja modal.

Anggaran belanja modal dimanfaatkan untuk pembangunan sarana dan

prasarana guna mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan

rakyat, dan pengentasan kemiskinan.

d. Pembayaran bunga utang.

Dimanfaatkan untuk membayar utang dalam negeri dan luar negeri. Pembayaran

utang dalam negeri dipengaruhi tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), sedangkan pembayaran utang luar negeri bersumber dari pinjaman

bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, dan pinjaman lainnya.

e. Belanja subsidi.

Dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas harga, membantu masyarakat kurang

mampu, membantu usaha skala mikro, kecil, dan menengah, serta membantu

BUMN yang melaksanakan tugas pelayanan umum.

f. Belanja hibah.

Dana hibah merupakan transfer yang sifatnya tidak wajib kepada negara lain

Page 7: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

atau kepada organisasi internasional.

g. Bantuan sosial.

Diberikan dalam bentuk transfer uang atau barang yang diberikan kepada

masyarakat melalui lembaga nirlaba untuk melindungi dari risiko sosial.

Misalnya bantuan sosial untuk program pendidikan, kesehatan, dan bantuan

langsung kepada masyarakat miskin.

c. Macam-macam Kebijakan Fiskal

Berikut ini adalah macam-macam kebijakan anggaran pemerintah mengenai

kebijakan fiskal :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif.

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih

besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.

Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif.

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya

lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus

dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai

memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget).

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar

dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian

anggaran serta meningkatkan disiplin.

KEBIJAKAN MONETER

a. Pengertian Kebijakan Moneter

Kemudian yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah adalah suatu usaha

dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang

diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha

tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan

Page 8: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

output keseimbangan. Dimana lembaga yang berwenang dalam menangani kebijakan

moneter adalah Bank Indonesia selaku Bank Sentral yang dimiliki oleh Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia membuat kebijakan-kebijakan yang

diantaranya berupa penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku

bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang  ditetapkan oleh

pemerintah.  Secara operasional, pengendalian  sasaran-sasaran moneter tersebut

menggunakan instrumen-instrumen seperti operasi pasar terbuka di pasar uang baik

rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib

minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat

melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

b. Tujuan Kebijakan Moneter

Sebenarnya tujuan dari penetapan kebijakan yang dilakukan oleh Bank

Indonesia dari kebijakan moneter tersebut adalah untuk mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004  pasal 7

tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain

adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan

kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter

(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang

mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam

mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga

menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang

berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

c. Macam-macam Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk

mendorong kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui peningkatan

Page 9: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

jumlah uang yang beredar. Misalnya dengan cara Bank Indonesia mengeluarkan

kebijakan berupa menurunkan suku bunga, hal ini secara tidak langsung dapat

menurunkan minat masyarakat untuk menabung dan akan cenderung memanfaatkan

uang mereka untuk hal yang lain.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk

memperlambat ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui penurunan jumlah

uang yang beredar dimasyarakat. Misalnya dengan diberlakukannya kenaikan

tingkat suku bunga, yang kemudian efeknya bagi masyarakat adalah mereka

cenderung terpacu untuk menabungkan uangnya di bank daripada untuk

dimanfaatkan dalam bentuk yang lain.

d. Instrumen Kebijakan Moneter

Selanjutnya, kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen

kebijakan moneter, yaitu antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan

menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika

ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga

pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka

pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat

berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari

Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar

Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan

tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami

kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat

jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta

sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Page 10: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan

memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada

pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio

cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan

rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar

dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti

menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan

kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank

meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar

pada perekonomian.

CAMPURAN KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Penerapan kebijakan ekonomi dalam dunia nyata misalnya di suatu negara tidak

cukup hanya dengan menggunakan satu kebijakan saja, dimana setidaknya harus ada

percampuran antara dua kebijakan yang nantinya dapat saling memperkuat satu sama

lain. Karena bila terjadi pengaruh kebijakan-kebijakan yang diterapkan secara bersama-

sama namun tidak memperhatikan kesesuaian antar keduanya malah justru akan

memperlemah dari kebijakan masing-masing. Dengan demikian, untuk dapat mencapai

tujuan kebijakan ekonomi secara optimal diperlukan adanya suatu pembauran kebijakan

yang terkoordinasi antara satu kebijakan dengan kebijakan lain yagn dalam hal ini

merupakan perpaduan antara kebijakan fiskal dengan kebijakan moneter.

            Sebagaiman telah ketahui bahwa adanya kebijakan moneter akan mempengaruhi

pasar uang dan surat berharga, kemudian pasar uang dan surat berharga itu akan

menentukan tinggi rendahnya tingkat suku bunga, dan tingkat suku bunga itulah akan

memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap

permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran

agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang

dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan

tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan

balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan

Page 11: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta

pasar surat berharga.

Dari situ dapat dilihat bahwa untuk memaksimalkan peran antara keduanya,

diperlukan adanya campuran antara kebijakan fiskal dan moneter yang dijalankan secara

bersama-sama namun dengan memperhitungkan pengaruh saling mendukung atau

bersinergi antara keduanya, sehingga dari kebijakan yang saling mendukung itu dapat

diperoleh suatu formula kebijakan yang baik dalam perannya untuk meningkatkan

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di suatu negara.

Secara koseptual, koordinasi antara kebijakan fiskal dengan moneter dapat

dilakukan melalui beberapa skenario, yaitu : (1) kebijakan moneter ekspansif/ kebijakan

fiskal ekspansif, (2) kebijakan moneter kontraktif/ kebijakan fiskal ekspansif, (3)

kebijakan moneter ekspansif/ kebijakan fiskal kontraktif, (4) kebijakan moneter

kontraktif/ kebijakan fiskal kontraktif.

Sebagai contoh, apabila bauran kebijakan moneter-fiskal dapat dilakukan secara

terkoordinasi, maka skenario kebijakan 1 dan 4 merupakan skenario kebijakan yang

paling efektif diterapkan untuk tujuan kebijakan yang bersifat counter-cyclical seperti

yang dijelaskan sebelumnya. Dalam pengamatan empiris dapat dilihat bahwa apabila

perekonomian mengalami resesi yang berkepanjangan, kebijakan moneter dan fiskal

yang sama-sama ekspansif dan dikoordinasikan sangat tepat untuk mendorong kegiatan

ekonomi dengan pengaruh yang moderat pada perkembangan suku bunga. Sejalan

dengan itu, kebijakan moneter dan fiskal yang sama-sama kontraktif dan

dikoordinasikan sangat bermanfaat bagi upaya untuk mengurangi laju ekspansi kegiatan

perekonomian.

Sementara itu, skenario kebijakan 2 dan 3 akan menghasilkan pengaruh yang

saling meniadakan, dan hasil akhirnya sangat tergantung pada kekuatan pengaruh relatif

antara kebijakan moneter dan fiskal. Secara empiris, kombinasi kebijakan moneter

ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif belum banyak diamati. Namun, untuk

kombinasi kebijakan moneter kontraktif dan kebijakan fiskal ekspansif, bukti empiris

menunjukkan bahwa skenario kebijakan ini cenderung mendorong peningkatan suku

Page 12: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

bunga keseimbangan pasar sehingga dapat menghambat kegiatan investasi oleh

masyarakat.

Disini dapat dicontohkan bila misalkan pemerintah ingin mengurangi beban

pengeluarannya akan tetapi perekonomian tetap bisa ekspansi dengan cara :

1. Menaikan pajak pendapatan lalu diiringi dengan

2. Menaikan suku bunga perbankan dengan cara menaikan suku bunga sertifikat bank

central

3. Mengurangi pengeluaran pemerintah untuk pos-pos yang bersifat non rutin

(misalnya biaya perjalan pejabat negara)

Sedangkan bila Pemerintah ingin menghambat konsumsi masyarakat terhadap

barang impor dan menggalakan ekspor dilakukan penggabungan kebijakan fiskal

dengan moneter dengan cara :

1. Mempertinggi pajak impor terutama untuk jenis barang mewah

2. Menurunkan kuota impor atas barang tertentu

3. Pengawasan valas

4. Memberi rangsangan ekspor (menyediakan fasilitas kredit ekspor dengan bunga

sangat rendah)

5. Melakukan kebijakan devaluasi

Page 13: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal intinya

adalah kebijakan pemerintah yang berpijak pada pengaturan penggunaan dari

penerimaan dan pengeluaran negara, sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan

yang berpijak pada pengaturan stabilisasi mata uang sebuah negara dengan bermacam-

macam caranya, yang tentunya sangat menentukan baik tidaknya sebuah perekonomian.

Oleh karena itu bila kedua kebijakan ini dipadukan dalam satu kesatuan yang saling

mendukung dan bersinergi akan menghasilkan sebuah kekuatan dalam suatu

perekonomian. Kemudian dari situ dampaknya akan menyebar ke segala sektor yang

menyangkut pertumbuhan dan pembangunan sebuah perekonomian.

Daftar Pustaka

Page 14: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CFsQFjAH&url=http%3A%2F%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul%2Fkebijakan_fiskal_moneter%2Fbab2-kebijakan_fiskal.pdf&ei=cI5PUfTICM6mrAeP2ICQBw&usg=AFQjCNHdVU4A2anAO8nwk6TS3IGJ8UwO-g&bvm=bv.44158598,d.bmk

http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Tujuan+dan+Tugas/ http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDIQFjAB&url=http%3A%2F%2Frepository.binus.ac.id%2Fcontent%2FA0024%2FA002494763.ppt&ei=fltQUdqEKorsrAfe_oCIDA&usg=AFQjCNEJTSShLqLfP0nRBYelYhuzQ3Qn4w&bvm=bv.44158598,d.bmk

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/ http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2105265-pengertian-

kebijakan-fiskal/ http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-

fiskal-instrumen-serta-penjelasannya http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2194008-pengeluaran-negara-

pengeluaran-pemerintah-pusat/

Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2. Yogyakarta: BPFE

Solikin, Perry Warjiyo. 2003. Kebijakan Moneter DiIndonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebangsentralan

LEMBAR KONTRIBUSI

Page 15: Makalah Tentang Kebijakan Ekonomi Makro

No Nama Anggota Kontribusi

1 Masruri Browsing di Perpustakaan

2 M. Burhanudin Browsing di Internet

3 M. Yusuf Rizaldi Mengetik

4 Safaris Lutfi Z Mengetik, Mengedit

5 Trio Agung Mengetik