makalah ekonomi mikro makro
DESCRIPTION
Makalah matakuliah ekonomi mikro makroTRANSCRIPT
MAKALAH EKONOMI MIKRO MAKRO
PENDAPATAN NASIONAL
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Jufri
NPM : 1116051052
P.S. : Ilmu Administrasi Bisnis
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Makro
Dosen : Sigit Prasetyo, S.A.B
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
BandarLampung
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pendapatan Nasional” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
matakuliah Ekonomi Mikro Makro, Sigit Prasetyo, S.A.B.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila yang
ditinjau dari aspek filsafat atau falsafah, khususnya bagi penulis. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
BandarLampung, 6 juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
B. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode, biasanya satu tahun.
Arus pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah,
ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi parapemilik faktor produksi.
Setiap orang akan memperoleh pendapatan karena membantu proses produksi.
Untuk lebih lengkapnya, akan dijelaskan dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana konsep pendapatan nasional ?
Bagaiman metode perhitungan pendapatan nasional ?
Apa saja faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui konsep pendapatan nasional.
Mengetahui metode perhitungan pendapatan nasional.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak
tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya
dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini
diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak
langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan.
B. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Metode Produksi
Metode produksi yaitu metode yang digunakan untuk menghitung barang dan
jasa hasil produksi masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Yang dihitung
hanya barang dan jasa akhir (final goods).
Hasil penghitungannya dinilai dalam uang yang disebut Produksi Nasional (PDB
= Produk Domestik Bruto atau GDP = Gross Domestic Product). Produksi
Nasional (PDB atau GDP) merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat suatu negara selama satu tahun.
Metode Pendapatan
Metode pendapatan digunakan untuk menghitung balas jasa yang diterima oleh
masyarakat selama satu tahun. Hasil perhitungannya disebut Pendapatan Nasional
(Yearly Income, dilambangkan dengan Y). Pendapatan Nasional adalah total nilai
balas jasa yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun.
Pendapatan masyarakat terdiri dari:
1. Tenaga kerja memperoleh balas jasa berupa upah/gaji (w = wage)
2. Modal memperoleh balas jasa berupa bunga (i = interest)
3. Tanah dan SDA memperoleh balas jasa berupa sewa (r = rent)
4. Pengusaha memperoleh balas jasa berupa laba (p = profit)
5. Penghasilan campuran (mixed income) yang merupakan gabungan dari
upah/gaji, bunga, sewa, dan laba.
Metode Pengeluaran/Pembelanjaan (Spending Approach
Metode pengeluaran/pembelanjaan digunakan untuk menghitung
pengeluaran/pembelanjaan masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya
disebut Pembelanjaan Nasional (National Spending). Pembelanjaan Nasional
adalah total pembelanjaan masyarakat suatu negara selama satu tahun.
Pengertian masyarakat disini menunjuk pada para pelaku ekonomi. Para pelaku
ekonomi terdiri dari:
1. Pengeluaran para konsumen disebut konsumsi (C = Consumption)
2. Pengeluaran para produsen disebut investasi (I = Investment)
3. Pengeluaran pemerintah disebut pembelanjaan pemerintah (G = Government
Expenditure)
4. Pengeluaran masyarakat luar negeri disebut ekspor netto (Xn = Net Export),
selisih antara ekspor (X = Export dan impor (M = Import).
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NASIONAL
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-
sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya
kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat
harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional
(pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat
erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal
dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari
tentang pendapatan nasional akan memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar
daerah atau antar propinsi
3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
5. Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara membandingkan
pendapatan nasional dari waktu ke waktu
6. Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara lain
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://belajarekonomi.blogspot.com/2006/07/pendapatan-nasional.html
http://wasnudin.blogdetik.com/2011/04/14/pendapatan-nasional/
MAKALAH EKONOMI MIKRO MAKRO
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Jufri
NPM : 1116051052
P.S. : Ilmu Administrasi Bisnis
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Makro
Dosen : Sigit Prasetyo, S.A.B
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
BandarLampung
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem Perekonomian Indonesia” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu matakuliah Ekonomi Mikro Makro, Sigit Prasetyo, S.A.B.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila yang
ditinjau dari aspek filsafat atau falsafah, khususnya bagi penulis. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
BandarLampung, 6 juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN
INDONESIA
B. DEFINISI SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
C. PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
D. PELAKU-PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN
INDONESIA
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum membahas mengenai sistem perekonomian indonesia secara detail harus
memahami apa itu sistem perekonomian? Sistem perekonomian adalah sistem
yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Untuk
keperluan rumah tangga kepemerintahan dan masyarakatnya, maksudnya sistem
ekonomi yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi
lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.
Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah. Lalu sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut
mengatur produksi dan alokasi. Pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi
dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Sedangkan dalam Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies
adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut
Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan
perekonomian pasar atau terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat.
Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan
beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk
menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan
(advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian
terencana.
Selain itu, dalam menjalankan roda perekonomian, Indonesia harus berlaku adil
dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Kegiatan perekonomian yang
dijalankan juga semata-mata untuk membentuk persatuan bangsa yang semakin
kuat. Kegiatan perekonomian yang merusak persatuan bangsa justru sangat
dihindari dan sama sekali tidak bermanfaat dalam jangka panjang. Segala bentuk
perselisihan dalam kegiatan ekonomi juga hendaknya diselesaikan dengan cara
musyawarah dan dengan cara-cara yang bijaksana.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sejarah perkembangan sistem perekonomian Indonesia pada
masa lalu ?
Apakah pengertian dari sistem perekonomian Indonesia ?
Bagaimana perkembangan sistem perekonomian Indonesia ?
Siapa sajakah pelaku-pelaku ekonomi di Indonesia ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui sejarah perekonomian Indonesia.
Memahami pengertian dari sistem perekonomian Indonesia.
Mengetahui perkembangan sistem perekonomian di Indonesia.
Mengetahui pelaku-pelaku ekonomi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN
1950-1959 : Sistem ekonomi liberal (masa demokrasi)
1959-1966 : Sistem ekonomi etatisme (masa demokrasi terpimpin)
1966-1998 : Sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi)
1998-sekarang : Sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi) yang
dalam prakteknya cenderung liberal
Di Indonesia mengenal sebuah kata demokrasi begitu juga dengan sistem
ekonominya, sistem demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi yang berasal dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan juga mempunyai landasan ekonominya
yaitu berlandaskan kepada : “ UUD 1945 hasil amandemen yang disahkan MPR
pada 10-08-2002, yaitu pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4”. Perkembangan sistem
perekonomian pada umumnya subsistem, itulah sistem perekonomian yang
terjadi pada awal peradaban manusia.
Dengan karakteristik tersebut orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini
produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompok saja. Dengan
kata lain pada saat itu orang belum terlalu berpikir untuk melakukan kegiatan
ekonomi untuk pihak lain apalagi demi keuntungan. Semakin berkembangnya
jumlah manusia beserta kebutuhannya, semakin dirasakan perlunya sistem
perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Sistem barter pada zaman dahulu
tidak dapat lagi dipertahankan, karena banyak hambatan yang dihadapi seperti :
Terkadang keinginan kedua belah pihak yang ingin melakukan barter
tidak sama.
Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan ditukarkan.
Sangat sulit melakukan transaksi dengan jumlah yang besar.
Dengan adanya hambatan yang terjadi, maka para ahli ekonomi mulai
memikirkan sistem perekonomian yang jauh lebih bermanfaat dan mudah
sehinngga dapat digunakan oleh manusia seperti yang sudah disebutkan diatas
B. DEFINISI SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur
serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula
bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan
dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.
Dibawah akan dijelaskan beberapa jenis sistem perekonomian Indonesia:
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi yang masih terikat dengan adat istiadat, kebiasaan dan nilai
budaya setempat atau merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh
masyarakat tradisional secara turun-temurun, mengandalkan alam dan tenaga
kerja. Jadi sistem perekonomian yang tercipta dalam suatu daerah tertentu yang
sesuai dengan penghuni setempat. Berikut ciri-ciri sistem perekonomian
tradisional :
1. Alat produksi sederhana karena daerah yang terpencil sehingga kurang
pembaharuan dalam hal teknologi.
2. Jumlah barang atau jasa rendah karena penduduk setempat pun sangat rendah
tingkat dan daya beli.
3. Produktivitas rendah karena pasar sedikit.
4. Masih barter yaitu tukar menukar barang dengan barang lainnya.
5. Masih bercocok tanam karena sebagian besar daerah persawahan atau tanah
sebagai sumber kehidupan dan kemakmuran.
6. Belum ada pembagian kerja.
7. Jenis produksi sesuai dengan kebutuhan.
8. Bersifat kekeluargaan.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih
dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya. Secara umum
karakteristik ekonomi kapitalisme adalah :
1. Faktor-faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja) dimiliki dan dikuasai oleh
pihak swasta.
2. Pengambilam keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada
pemilik faktor dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku.
Berikut ciri-ciri sistem perekonomian kapitalis :
1. Hak milik perorangan di akui oleh pihak berkuasa.
2. Individu bebas melakukan kegiatan ekonomi.
3. Jenis, jumlah, dan harga barang ditentukan kekuatan pasar.
4. Adanya persaingan bebas.
5. Kegiatan ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) diserahkan kepada
swasta. Contoh : Amerika Serikat dan Eropa.
Sistem Ekonomi Sosialis (ETATISME)
Yaitu sistem yang seluruh kegiatan ekonomianya direncanakan, dilaksanakan,
dan di awasi oleh pemerintah secara terpusat. Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis :
1. Alat-alat dan faktor produksi dikuasai negara.
2. Kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur negara.
3. Harga barang atau jasa ditentukan pemerintah.
4. Hak milik perorangan tidak diakui. Contoh : Kuba, Korea, RRC, dan Eropa
Timur.
Sistem Ekonomi Campuran
Gabungan dari sistem perekonomian liberal dan sosialis. Ciri-ciri sistem ekonomi
campuran :
1. Pemerintah dan swasta bersama dalam melakukan kegiatan ekonomi.
2. Negara menguasai sektor usaha vital dan mengendalikan perekonomian.
3. Swasta atau perorangan diberi kebebsan untuk berusaha diluar sektor vital.
4. Pemerintah berperan membina dan mengawasi swasta. Contoh : Afrika,
Amerika Latin, Asia.
5. Pemerintah berperan membina dan mengawasi swasta.
C. PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Sistem Ekonomi Demokrasi (Orde Baru)
Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional
yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan masyarakat dan negara
harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di
Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem
perekonomian nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk
mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 disebut sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi
demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang
merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan
ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran
bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan
mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan
saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Cirri-ciri positif sistem ekonomi demokrasi:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan Negara digunakan untuk pemufakatan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan kebijakan yang ada pada
lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.
5. Warga Negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki, serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
6. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
7. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga Negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
Sistem Ekonomi Kerakyatan (Reformasi)
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya Reformasi di
Indonesia pada tahun 1998. Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi
kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem
ekonomi kerakyatan. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang
aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang
sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.
Konsep sistem ekonomi kerakyatan:
1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan
yang sehat.
2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan
kualitas hidup.
3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
4. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh
rakyat.
D. PELAKU-PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN
INDONESIA
Setiap negara mempunyai permasalahan ekonomi dan setiap negara mempunyai
cara tersendiri dalam mengatasinya. Ada negara yang dengan tegas menentukan
bahwa pemerintah yang harus mengatasi setiap masalah ekonomi, dan
pemerintahlah pula yang mengatur semua kegiatan ekonomi. Sebaliknya ada
negara yang berpendapat bahwa dalam mengatasi setiap masalah ekonomi dan
mengatur semua kegiatan ekonomi diserahkan pada pihak swasta. Selain itu ada
juga negara yang mencari jalan tengah antara keduanya. Bagaimana setiap negara
menjawab permasalahan-permasalahan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi
yang dianutnya. Dalam rangka menjalankan sistem ekonominya, negara akan
membutuhkan pelaku-pelaku ekonomi.
Pemerintah (BUMN)
1. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah
melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan
perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan
Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan kontribusi
yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan,
BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan
dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan
peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor
perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur,
pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri,
dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola
cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan
menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT
Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos
Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk mengendalikan
sektor-sektor yang strategis dan yang kurang menguntungkan.
Kegiatan konsumsi
Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai pelaku-pelaku
ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga
membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya
ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu
mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya.
Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen,
pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi
pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan
konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-
barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah,
dan sebagainya.
Kegiatan distribusi
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan
distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka
menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan
negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan
pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran
sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh
pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan
memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-
barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu,
peran kegiatan distribusi sangat penting.
2. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak hanya
berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga
berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap
jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan
badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut
mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak
boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam
melakukan perannya mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan
usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor
kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil,
perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk
yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan asing.
Koperasi
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi denga
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang
berorientasi kepada:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan
materialisme).
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal eksploitasi).
3. Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-
nasionalisme dan sosio demokrasi dalam ekonomi).
4. Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat).
5. Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang
utama ± bukan kemakmuran pribadi). Dari butir-butir tersebut, keadilan
menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Dalam sistem ekonomi pancasila, perekonomian liberal maupun komando harus
dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta
mematikan kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-
menerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak yang berkaitan.
Indonesia seharusnya sudah belajar pada krisis ekonomi dan moneter yang
mengguncang dunia pada tahun 1998, dengan hanya sektor pertanian dan
perkebunan yang tumbuh positif dan turut menyelamatkan ekonomi domestik.
Belajar dari kasus itu, Indonesia sudah saatnya memberi perhatian utama pada
bidang pertanian dan perkebunan, agar bisa keluar dari krisis pangan yang kini
mengancam dunia. Maka dari itu setiap komoditas harus didekati secara spesifik
karena masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda.
Pertumbuhan ekonomi di setiap negara berbeda – beda tergantung dari tingkat
pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar
pendapatan / penghasilan dari penduduknya.
Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat
tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka
pertumbuhan ekonominya juga rendah
DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Pelaku-
Pelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_Perekonomian_Indonesia_8.2_(BAB_15)
http://www.animers.net78.net/sistem-perekonomian-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://arhieword.wordpress.com/2012/02/06/sistem-perekonomian-indonesia-
makalah/#more-824
http://www.scribd.com/doc/11487650/Bab-17-Sistem-Perekonomian-Indonesia
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/
bab1sistem_perekonomian_indonesia.pdf
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/sistem-perekonomian-indonesia-19
MAKALAH EKONOMI MIKRO MAKRO
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Jufri
NPM : 1116051052
P.S. : Ilmu Administrasi Bisnis
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Makro
Dosen : Sigit Prasetyo, S.A.B
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
BandarLampung
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mempelajari tentang perdagangan internasional.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
wawasan bagi kita mengenai perdagangan internasional khususnya bagi penulis.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari
segi penulisan, isi, dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran guna perbaikan pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah kata pengantar, dengan iringan doa serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini,
penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih untuk semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
BandarLampung, 6 juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
BAB II PEMBAHASAN
A. VALUTA ASING
1. PENGERTIAN BURSA VALUTA ASING
2. PENGGUNA JASA BURSA VALUTA ASING
3. FUNGSI PASAR VALUTA ASING
B. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIOAL
2. PENYEBAB TIMBULNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
4. FAKTOR PENGHAMBAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL
5. PERBEDAAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI DAN LUAR
NEGERI
6. DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang perlu
melakukan kerja sama. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi oleh negara itu sendiri. Indonesia belum mampu memproduksi
alat transportasi sebagai contoh seperti pesawat terbang. Untuk itu negara kita
mengimpor dari negara-negara maju. Sebaliknya Indonesia banyak mengekspor
hasil alam hasil alam ke negara tersebut. Kini hampir tidak mungkin suatu negara
dapat memenuhi kebutuhan hidup warganya tanpa melakukan perdagangan
dengan luar negeri. Sekalipun suatu negara sudah tergolong negara maju, ia tetap
saja memerlukan adanya perdagangan internasional.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian dan fungsi dari valuta asing ?
Siapa sajakah pengguna jasa bursa valuta asing ?
Apakah pengertian perdagangan internasioal ?
Apa sajakah penyebab timbulnya perdagangan internasional ?
Faktor-faktor manakah yang mempengaruhi perdagangan internasional ?
Apakah faktor penghambat perdagangan internasional ?
Apakah perbedaan perdagangan dalam negeri dan luar negeri ?
Apa sajakah dampak perdagangan internasional ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengertian dan fungsi dari valuta asing ?
Mengetahui pengguna jasa bursa valuta asing ?
Memahami pengertian perdagangan internasioal ?
Memahami penyebab timbulnya perdagangan internasional ?
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional ?
Memahami faktor penghambat perdagangan internasional ?
Mengetahui perbedaan perdagangan dalam negeri dan luar negeri ?
Mengetahui dampak perdagangan internasional ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. VALUTA ASING
Perdagangan internasional menimbulkan kebutuhan akan mata uang asing karena
perdagangan ini melibatkan orang-orang yang berbeda negaranya. Oleh karena
itu, muncullah kebutuhan akan mata uang asing. Mata uang asing tersebut juga
disebut valuta asing (valas). Untuk kepentingan transaksi internasional, orang
memerlukan valuta asing. Valuta asing tersebut bisa dibeli karena memang ada
lembaga yang memperjualbelikan valuta asing.
Pengertian Bursa Valuta Asing
Tempat atau lembaga yang memperdagangkan berbagai jenis mata uang asing
disebut bursa valuta asing. Bursa valuta asing diselenggarakan oleh bank
pemerintah, bank swasta nasional, dan bank swasta asing yang sudah menjadi
bank devisa serta lembaga yang mengkhususkan kegiatannya dalam perdagangan
mata uang asing. Lembaga yang mengkhususkan kegiatannya dalam perdagangan
mata uang asing disebut money changer. Harga valuta asing ditentukan oleh
proses permintaan dan penawaran yang terjadi melalui mekanisme pasar. Dalam
ilmu ekonomi dikenal istilah kurs (nilai tukar). Kurs adalah harga mata uang
asing tertentu yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri. Ada beberapa
peristilahan tentang kurs valuta asing yaitu sebagai berikut:
1. Kurs beli menunjukkan harga beli valuta asing pada saat bank/money changer
membeli valas (valuta asing) atau pada saat seseorang menukarkan valas dengan
rupiah.
2. Kurs jual menunjukkan harga jual valuta asing pada saat bank/money changer
menjual valas atau pada saat seseorang menukarkan rupiah dengan valas.
3. Kurs tengah merupakan kurs antara kurs jual dan kurs beli (hasil bagi dua dari
penjumlahan kurs beli dan kurs jual).
Pengguna Jasa Bursa Valuta Asing
Adanya kegiatan ekonomi yang bersifat internasional menyebabkan banyak pihak
yang membutuhkan valuta asing. Pihak-pihak ini membutuhkan jasa bursa valuta
asing. Mereka antara lain:
1. Orang yang membiayai anggota keluarganya yang hidup di luar negeri.
2. Para importir yang hendak membayar eksportir di luar negeri.
3. Para investor dalam negeri yang ingin membayar kewajiban-kewajibannya
terhadap orang di luar negeri.
4. Orang-orang di dalam negeri yang akan membayar utang atau bunganya ke
luar negeri.
5. Pedagang valas yang melakukan spekulasi terhadap naik turunnya nilai valuta
asing.
6. Orang-orang dalam negeri yang akan berkunjung ke luar negeri.
7. Perusahaan-perusahaan asing (yang ada di Indonesia) yang akan membayar
dividen kepada para pemegang sahamnya di luar negeri.
8. Pemerintah yang membutuhkan valuta asing untuk membiayai perwakilan-
perwakilannya di luar negeri, menyelesaikan utang-utang luar negeri yang telah
jatuh tempo, membayar bunga, dan untuk keperluan luar negeri lainnya.
Fungsi Pasar Valuta Asing
Dalam rangka memperlancar pembayaran internasional, pasar valuta asing
mempunyai fungsi yang amat penting. Fungsi pasar valuta asing antara lain:
1. memperlancar terjadinya kegiatan ekspor dan impor,
2. memperlancar penukaran valuta asing,
3. memperlancar pemindahan dana dari suatu negara ke negara lainnya, dan
4. memberikan tempat para pedagang valuta asing untuk melakukan spekulasi.
B. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Penyebab Timbulnya Perdagangan Internasional
1. Perbedaan Hasil Produksi
Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam, modal, teknologi, dan kebudayaan
yang berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap negara mempunyai hasil produksi yang
berbeda-beda. Ada negara yang dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang
melimpah, sementara ada negara yang kekurangan hasil produksi barang atau jasa
tersebut tetapi memiliki barang atau jasa lainnya. Contoh Indonesia banyak
menghasilkan produksi pertanian, Korea dan Jepang banyak menghasilkan
barang-barangelektronik.
2. Perbedaan Harga Barang
Harga suatu barang di tiap-tiap negara berbeda. Perbedaan harga inilah yang
mendorong adanya perdagangan internasional. Misalnya, harga komputer di
Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada harga di Indonesia mendorong
orang Indonesia membeli komputer tersebut di Korea atau Jepang untuk dijual di
Indonesia. Mereka melakukan perdagangan karena memperoleh keuntungan
sebagai akibat dari adanya perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Produktivitas
Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang beraneka ragam.
Namun secara ekonomi, tiap negara lebih baik memproduksi beberapa macam
barang saja kemudian melakukan perdagangan internasional. Dengan spesialisasi
ini produktivitas tiap negara menjadi lebih tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari egara
lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
Faktor-Faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Seringkali terdapat banyak hambatan dalam melakukan perdagangan
internasional. Hambatan itu ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Adapun hambatan tersebut antara lain, sebagai berikut:
1. Tidak Amannya Suatu Negara
Jika suatu negara tidak aman, para pedagangnya beralih ke negara lain yang lebih
aman. Semakin aman keadaan, semakin mendorong para pedagang untuk
melakukan perdagangan internasional.
2. Kebijakan Ekonomi Internasional yang Dilakukan oleh Pemerintah
Ada kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara yang merupakan
hambatan bagi kelancaran perdagangan internasional. Misalnya, pembatasan
jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-
belit.
3. Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing
Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat para eksportir maupun importir
mengalami kesulitan dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan tersebut
berdampak pula terhadap harga penawaran maupun permintaan dalam
perdagangan. Hal ini membuat para pedagang internasional enggan melakukan
kegiatan ekspor dan impor.
Perbedaan Perdagangan dalam Negeri dan Luar Negeri
Terdapat beberapa perbedaan antara perdagangan dalam negeri dan perdagangan
internasional. Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Jangkauan Wilayah
Perdagangan dalam negeri mencakup satu wilayah negara, sedangkan
perdagangan antarnegara menjangkau beberapa negara.
2. Cara Pembayaran
Cara pembayaran pada perdagangan dalam negeri menggunakan satu macam
mata uang, sedangkan perdagangan luar negeri menggunakan macam-macam
mata uang (valuta asing).
3. Sistem Distribusi
Perdagangan dalam negeri lebih banyak dilakukan dengan menggunakan sistem
distribusi langsung. Sedangkan perdagangan luar negeri menggunakan sistem
distribusi tidak langsung.
4. Peraturan yang Berlaku
Peraturan yang harus diikuti dalam perdagangan antarnegara lebih rumit
dibandingkan dengan perdagangan dalam negeri. Dalam perdagangan
internasional melibatkan sekurang-kurangnya dua negara. Oleh karena itu,
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh pedagang internasional sekurang-
kurangnya berlaku pada dua negara tersebut.
5. Tingkat Persaingan
Karena penjual dan pembeli suatu barang berasal dari berbagai negara maka
tingkat persaingan perdagangan antarnegara lebih ketat dibandingkan dengan
perdagangan dalam negeri.
6. Satuan Ukuran dalam Berat, Panjang, dan Isi
Dalam perdagangan dalam negeri biasanya digunakan ukuran berat, panjang, dan
volume yang berlaku di dalam negeri. Namun untuk perdagangan internasional,
ukuran-ukuran tersebut harus menggunakan ukuran yang berlaku secara
internasional.
7. Biaya Angkutan
Dalam perdagangan internasional diperlukan biaya angkutan yang lebih tinggi
daripada perdagangan dalam negeri. Ini terjadi karena perbedaan jarak dan sistem
administrasi perdagangan.
8. Tatap Muka Langsung Penjual dan Pembeli
Dalam perdagangan dalam negeri, antara penjual dan pembeli dapat bertatap
secara langsung. Akan tetapi, dalam perdagangan internasional bagi penjual dan
pembeli untuk bertatap muka secara langsung tidak mudah. Perhatikan tabel
perbedaan antara perdagangan dalam negeri dan luar negeri di bawah ini
Dampak Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional mempunyai dampak pada negara-negara yang terlibat.
Dampak tersebut ada yang positif dan ada yang negatif. Indonesia sebagai negara
yang juga melakukan perdagangan internasional memperoleh dampak-dampak
tersebut.
1. Dampak Positif Perdagangan Internasional
Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya
perdagangan internasional. Negara pengekspor memperoleh pasar dan negara
pengimpor memperoleh kemudahan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan.
Adanya perdagangan internasional juga membawa dampak yang cukup luas bagi
perekonomian suatu negara. Dampak tersebut antara lain sebagai berikut:
Mempererat persahabatan antarbangsa
Perdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai rasa saling
membutuhkan dan rasa perlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan
internasional dapat mempererat persahabatan negara-negara yang bersangkutan.
Menambah kemakmuran Negara
Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing.
Ini terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke
negara lain, dan negara yang kekurangan barang dapat membelinya dari negara
yang kelebihan. Dengan meningkatnya pendapatan negara dapat menambah
kemakmuran negara.
Menambah kesempatan kerja
Dengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat menambah
jumlah produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan
memperluas kesempatan kerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu
tidak perlu memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang
dimiliki dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.
Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu
hasil produksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional
mendorong negara pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar
produknya mempunyai keunggulan dalam bersaing.
Sumber pemasukan kas Negara
Perdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa negara. Bahkan,
banyak negara yang mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan
ekspor.
Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
Perdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang
yang dibutuhkan. Akan tetapi hanya memproduksi barang dan jasa yang
diproduksi secara efisien dibandingkan dengan negara lain.
Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu Negara
Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barang-
barang dengan kualitas tinggi yang tidak diproduksi di dalam negeri.
2. Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negatif bagi negara yang
melakukannya. Dampak negatifnya sebagai berikut:
Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain.
Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional.
Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar.
Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang
lebih maju.
Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi. Ini terjadi
karena masyarakat menjadi konsumtif.
Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran.
Suatu negara harus mencatat nilai aktivitas ekonominya yang dilakukan dengan
negara lain. Catatan tersebut dinamakan neraca. Jika catatan tersebut hanya untuk
bidang perdagangan, maka neracanya merupakan neraca perdagangan. Akan
tetapi, kalau neracanya mencakup semua aliran keuangan maka neracanya
merupakan neraca pembayaran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi tentang “Perdagangan
Internasional” yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perdagangan_Internasional_9.1_(BAB_8)
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional