makalah ku
DESCRIPTION
asdfghjklkjbvcTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan wanita pemberitahuan dari waktu ke waktu bahwa
mereka memiliki cairan dari vagina. Ini adalah proses normal yang
menjaga daerah mukosa vagina lembab.
Tetapi tidak hanya itu daerah vagina yang lembab bisa berubah
menjadi sarang berkumpulnya bakteri-bakteri,jamur serta virus yang bisa
dengan mudah hidup di daerah tersebut dan bisa menimbulkan
penyakit,seperti yang terdapat di daerah vagina yang biasa di sebut
sebagai vaginitis.
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis
dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka
perineum, permukaan mokusa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus
dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya
genetalia,gejala pada vaginitis biasanya di sertai keluar cairan vagina atau
keputihan yang abnormal,di katakan abnormal karena keputihan tersebut
sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar vagina,vaginitis bisa
juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya
keseterilan dari alat atau dari henskun si penolong yang kurang seteril.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu nifas dengan Vaginitis meliputi
data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas,alasan
datang. Sedangkan data obyektif berisi tanda-tanda vital,pemeriksaan
fisik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari Vaginitis?
2. Bagaimana etiologi dari vaginitis?
3. Bagaimana patofisiologi dari vaginitis?
4. Sebutkan tanda dan gejala/ manifestsi klinis dari vaginitis!
5. Kalsifikasi dari vaginitis?
6. Bagaimana cara menegakkan diagnosis terhadap vaginitis?
7. Bagaimana piñatalaksanaan terhadap vaginitis?
BAB II
PEMBAHASAN DAN PEMAPARAN
A. Defeninsi
Vaginitis merupakan suatu peradangan pada vagina yang dapat
mengakibatkan gatal, nyeri dan keluarnya cairan dari vagina.
Penyebabnya biasanya karena terdapat perubahan dalam keseimbangan
normal bakteri pada vagina atau infeksi. Vaginitis dapat juga disebabkan
oleh kadar estrogen yang berkurang setelah menopause.
Vaginitis merupakan salah satu masalah yang paling sering
dikeluhkan wanita. Gejala seperti pruritus vulva, iritasi, inflamasi, sekresi
vaginal, dan rasa perih, biasanya diakibatkan oleh salah satu organism
berikut: Candida albicans, Trichomonas vaginslis, dan Gardnerella
vaginalis. Sekitar 25% dari kasus yang ada di sebabkan oleh C. albicans
dan T.vaginalis, dan sisanya oleh G.vaginalis. bakteri yang lain seperti
Chlamydia dan NeisseriaGonorrohoeae, fungi, virus, parasit, dan allergen
adalah penyebab potential. (Mary Baradero, dkk)
Radang liang kemaluan biasanya hanya menimbulkan keputihan dan
tidak gatal. Kadang-kadang diikuti pula dengan pembengkakakn di bibir
besar kemaluan, dan bila terjadi pembesaran kelenjar maka daerah itu
menjadi merah, panas, dan sakit. (E. Oswari)
Vaginitis adalah peradangan yang terjadi disebabkan perubahan
keseimbangan normal bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala
paling umum ialah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan
dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap.
Dalam vagina terdapat 95% bakteri baik dan 5% bakteri jahat atau
pathogen. Tingkat keasaman (pH balance) dalam vagina agar ekosistem
tetap seimbang, diperlukan kisaran 3,8 - 4,2. Dengan tingkat keasaman
tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen mati.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan
berwarna putih, abu-abu atua keruh kekuningan dan berbau anyir atau
amis. Cairan akan semakin menyengat bila setelah melakukan aktivitas
seksual mencuci vagina dengan sabun biasa. Hal ini disebabkan
penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang
tumbuh.
Penyebabnya tergantung pada jenis vaginitis yang terjadi.
1. Infeksi jamur
Infeksi jamur terjadi ketika lingkungan yang normal dalam vagina
mengalami beberapa perubahan yang memicu pertumbuhan berlebihan
dari jamur (Candida albicans). Infeksi jamur tidak dianggap sebagai infeksi
menular seksual.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi jamur meliputi:
Obat-obatan, seperti antibiotik dan steroid
Perubahan hormonal, seperti yang terkait dengan kehamilan,
pil KB atau menopause
Diabetes yang tidak terkontrol
2. Non-infectious vaginitis
Semprotan vagina, sabun wangi, douche,deterjen wangi dan
produk spermisida dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi
jaringan vulva dan vagina. Penipisan lapisan vagina, akibat hilangnya
hormon oleh karena menopause atau pengangkatan indung telur, juga
dapat menyebabkan gatal dan sensasi terbakar pada vagina.
3. Bakteri vaginosis
Vaginosis oleh karena bakteri biasanya terjadi karena
pertumbuhan berlebihan dari salah satu beberapa organisme yang ada
dalam vagina. Normalnya jumlah bakteri 'baik' (lactobacillus) melebihi
bakteri bakteri 'buruk' (anaerob) dalam vagina. Tetapi jika bakteri anaerob
menjadi terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan dan
menyebabkan vaginitis bakteri. Wanita yang berganti-ganti pasangan,
serta wanita yang menggunakan alat kontrasepsi (IUD) memiliki risiko
lebih tinggi terkena vaginosis bakteri.
4. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual umum yang
disebabkan oleh parasit, dan biasa disebut Trichomonas vaginalis.
Organisme ini menyebar selama hubungan seksual dengan seseorang
yang sudah memiliki infeksi. Organisme ini biasanya menginfeksi saluran
kemih pada pria, dimana sering tidak menimbulkan gejala. Trikomoniasis
biasanya menginfeksi vagina pada wanita.
B. Etiology
Kuman yang dpat menyebabkan peradangan liang kemaluan antara
lain Steaphilococcus, Streptococcus, dan pada anak-anak sering
disebabkan oleh Escheria coli. Selain itu, T.vaginalis , jamur, dan ragi
dapat pula menyebabkan peradangan liang kemaluan wanita. (E.Oswari)
Adapun penyebab Vaginitis antara lain:
Benda asing
Luar Tubuh Vaginitis: Benda asing (tampon paling sering
dipertahankan atau kondom) menyebabkan discharge vagina yang
sangat berbau busuk. Pengobatan terdiri dari penghapusan, yang
cincin forsep mungkin berguna. Perawatan lebih lanjut umumnya
tidak diperlukan.
Infeksi jamur
Infeksi jamur terjadi ketika lingkungan yang normal dalam vagina
mengalami beberapa perubahan yang memicu pertumbuhan
berlebihan dari jamur (Candida albicans). Infeksi jamur tidak dapat
dianggap sebagai infeksi menular seksual.
Sekitar 3 dari 4 perempuan diperkirakan akan mengalami infeksi
jamur pada beberapa waktu selama hidup mereka.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi jamur meliputi:
1) Obat-obatan, seperti antibiotik dan steroid
2) Diabetes yang tidak terkontrol
3) Perubahan hormonal, seperti yang terkait dengan
kehamilan, pil KB atau menopause
Iritasi / alergi
Vaginitis iritan dapat disebabkan oleh alergi terhadap kondom,
spermisida, sabun, parfum, douche, pelumas dan air mani. Hal ini
juga dapat disebabkan oleh kolam air panas, abrasi, jaringan,
tampon atau obat oles.
Bakteri vaginosis, yaituvaginitis yang disebabkan oleh
Gardnerella''''(bakteri).
Vaginosisyang terjadi dikarenakan bakteri biasanya terjadi karena
pertumbuhan berlebihan dari salah satu beberapa organisme yang
ada dalam vagina. Normalnya jumlah bakteri baik (lactobacillus)
melebihi bakteri bakteri buruk (anaerob) dalam vagina. Tetapi bila
bakteri anaerob menjadi terlalu banyak, akan mengganggu
keseimbangan dan menyebabkan vaginitis bakteri. Wanita yang
berganti-ganti pasangan, serta wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi (IUD) memiliki risiko lebih tinggi terkena vaginosis
bakteri.
Hormonal
Vaginitis atropik vaginitis meliputi hormonal biasanya ditemukan
pada wanita pasca menopause atau setelah melahirkan. Kadang-
kadang dapat terjadi pada anak perempuan muda sebelum pubertas.
Dalam situasi ini dukungan estrogen vagina yang miskin.
Trikomoniasisadalah vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis''''(protozoa parasit).
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual umum yang
disebabkan oleh parasit, dan biasa disebut Trichomonas vaginalis.
Organisme ini menyebar selama hubungan seksual dengan
seseorang yang sudah memiliki infeksi. Organisme ini biasanya
menginfeksi saluran kemih pada pria, dimana sering tidak
menimbulkan gejala. Trikomoniasis biasanya menginfeksi vagina
pada wanita.
Diabetes
Wanita yang memiliki diabetes mengembangkan vaginitis infeksi
lebih sering daripada wanita yang tidak.
Non-infectious vaginitis
Semprotan vagina, douche, sabun wangi, deterjen wangi dan
produk spermisida dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi
jaringan vulva dan vagina. Penipisan lapisan vagina, akibat
hilangnya hormon oleh karena menopause atau pengangkatan
indung telur, juga dapat menyebabkan gatal dan sensasi terbakar
pada vagina.
Peran PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat menjadi penyebab
keputihan. Klamidia dan gonore pengujian harus dilakukan setiap kali
mengeluh individu aktif secara seksual keputihan bahkan ketika
serviks tampak normal.
Walaupun amat jarang terjadi, tetapi Vaginitis dapat juga
disebabkan karena infeksi yang disebabkan oleh gonore, Mycoplasma,
herpes, klamidia, campylobacter dan beberapa parasit.
C. Patofiology
Biasanya, vagina terlindungi dari infeksi oleh pH yang asam dan flora
normal, seperti Doderleins bacillus yang menghuni vagina. Resiko
peningkatan infeksi meningkat apabila pH vagina berubah; ada perubahan
pada mukosa vagina; daya tahan tubuh terganggu karena perubahan
yang berkaitan dengan proses menua, stress, atau penyakit,; pemakaina
antibiotic bisa juga merusak flora normal yang melindungi vagina; penyakti
yang mengancam sistem imun tubuh seperti HIV, atau yang emngubah
metabolism karbohidrat, seperti diabetes mellitus yang dapat mengubah
ekosistem vagina; pemakaian obat-obat steroid karena bisa menekan
respons imun; trauma dan benda asing seperti tampon, iritasi kimia
karena vaginal douche.
Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat memicu resiko
infeksi vulva dan vagina, antara lain:
Kehamilan
Umur (premenarke dan post-menopause)
Esterogen rendah
Alergi dermotologis
Diabetes mellitus
Pemakaian kontrasepsi oral
Higiene yang buruk
Vaginal douches
Pengobatan dengan antibiotik spektrum luas
Pemakaina kontrasepsi vagina seprti foams dan alat-alat
kontrasepsi
Coitus dengan pasangan yang terinfeksi atau denga pasang
multiple
Celana dalam yang kencang, tidak menyerap keringat, dan
menahan panas
D. Tanda dan Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan
abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak,
baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan
cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa
seperti keju atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan
berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah
melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau
cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman
vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak
gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan
rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa
kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung
berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi
antibiotik.Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan
berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau
yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa
disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah
melakukan hubungan seksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva
bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma
in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh
infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan
ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa
menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
E. Jenis-jenis Vaginitis
1. Vaginitis trichomonas vaginalis
Infeksi ini disebabkan oleh trichomonas vaginalis yang mempunyai
bentuk kecil, berambut getar dan lincah bergerak. Gejala utamanya :
terdapat keputihan encer sampai kental, warna kekuning-kuningan, terasa
gatal dan terasa membakar, berbau, ada bintik pada dinding vagina.
2. Vaginitis kandidiasis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albikans. Vaginitis
kandidiasis sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat perubahan
asam basa. Gejala vaginitis kandidiasis antara lain : terdapat keputihan
kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding
vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapuskan dapat
menimbulkan perdarahan.
F. Diagnosis
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
karakteristik cairan yang keluar dari vagina
2. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap
smear
3. Apabila kecurigaan kemungkinan adalah jamur periksa cairan vagina
dengan KOH 10 – 40 % dilihat secara mikroskopis
4. Pemeriksaan hapusan / swab vagina dengan pewarnaan
untuk ,mengetahui jenis bakteri
5. pada pemeriksaan di bawah mikroskop, > 20% sel epitel vagina
adalah sel ”clue” (sel dengan batas tidak jelas, dotted with bacteria)
6. sekret berwarna abu-abu seperti susu, homogen, sekret
kental/menempel
G. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari
berulang dan dapat meredakan beberapa gejala:
a. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar
daerah genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan
baik untuk mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau
kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
b. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
c. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari
penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
a. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan
pembersihan lain dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche
mengganggu organisme normal yang berada di vagina dan dapat
benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
b. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi
yang ditularkan melalui hubungan seksual.
c. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di
selangkangannya. Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung
mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di lingkungan
lembab.
2. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan
dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina
akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-
virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan
gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan
air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu
sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra)
menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama
7-10 hari.Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam
propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi
pertumbuhan.bakteri. Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah
berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada
saat.yang.sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi
sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit
maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Pengobatan Umum Untuk Vaginitis & Vulvitis
Jenis Infeksi Pengobatan
Jamur a. Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim,
tablet vagina atau supositoria)
b. Fluconazole atau ketoonazole (tablet)
Bakteri Biasanya metronidazole atau c;indamycin (tablet
vagina) atau metronidazole. Jika penyebabnya
gonokokus biasanya diberikan suntikan ceffriaxon dan
tablet doxicylin.
Klamidia Doxicylin atau ozithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
HPV (kutil
genetalis)
Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi
yang berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil
(dioleskan dikutil)
Virus Herpes Acyclovir (tablet atau salep)
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian
dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi
udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun) serta menjaga
kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin).
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan
kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa
dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan
memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa
diberikan obat pereda nyeri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaginitis adalah peradangan yang terjadi pada vagina yang
disebabkan oleh infeksi dari bakteri,jamur dan virus. Penyakit ini dapat
menular melalui hubungan suami istri. Tetapi penyakit ini juga bisa
sembuh dengan terapi obat yang di berikan oleh tenaga kesehatan.
Gejala dari penyakit ini adalah dengan keputihan yang mengganggu
yaitu dengan keputihan yang jumlah banyak berbau dan gatel. Cara
mudah mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga selalu kebersihan
daerah genetal anda.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero Mary, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswandi. Klien Gangguan
Sistem Reproduksi dan Seksualitas: Seri Asuhan Keperawatan.
EGC.
Oswari.E, Penyakit dan Penanggulangannya. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Depok.
http://ayulibrary.blogdetik.com/2012/08/14/pengertian-vaginitis-penyakit-
pada-vagina/, diakses pada hari Senin, 3 Februari 2014.
http://modernhospital.net/Vaginitis/Apa-Sih-Yang-Di-Maksud-
Vaginitis.html, diakses pada hari Senin, 3 Februari 2014.
http://rubrikkebidanan.blogspot.com/2013/05/obstetri.html, diakses pada
hari Senin, 3 Februari 2014.
Sampul bukunya…
ini lho isinya… :D
http://ayulibrary.blogdetik.com/2012/08/14/pengertian-vaginitis-penyakit-pada-vagina/
http://modernhospital.net/Vaginitis/Apa-Sih-Yang-Di-Maksud-Vaginitis.html
http://rubrikkebidanan.blogspot.com/2013/05/obstetri.html