kutipan ku

Upload: moch-heru-santoso

Post on 08-Jul-2015

260 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010

Menurut Hurriyati (2005:49): untuk bauran pemasaran jasa mengacu pada konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu produk, harga, tempat/lokasi dan promosi yang diperluas dengan penambahan unsur non tradisional yaitu orang, fasilitas fisik dan proses sehingga menjadi tujuh unsur (7P). (kutipan langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010 Menurut Kotler dalam Hendra (2000 : 212 & 428) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar sebagai barang yang digunakan sebagai hak milik, barang konsumsi, dan digunakan. Dengan tujuan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan, produk jasa merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, dan digunakan (merupakan hasil kerja manusia. (kutipan tidak langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010

Klasifikasi Barang Konsumen (Consumer Goods) berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen menjadi: (1) Barang Konvinien, barang yang biasanya sering dibeli oleh pelanggan, (2) Barang Shooping, barang dalam proses pemilihan biasanya melakukan pembandingan, (3) Barang Spesial, barang yang memiliki karakteristik unik, (4) Barang yang tidak dicari, barang yang tidak diketahui oleh konsumen. (kutipan tidak langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010

Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135): Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada jasa-jasa dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk memecahkan masalah tersebut. (kutipan langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010 Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Dan harga merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi kedua hal tersebut tidak dapat diubah/ disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang. (kutipan tidak langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010 Menurut Effendi (2001:197), yaitu: Syarat-syarat ketetapan harga terpisah dan berbeda dari penentuan tingkat harga, karena kebijakan harga yang ada dapat sama untuk harga yang berlainan dan perbedaan kebijakan merupakan suatu perhatian sebagai keputusan rutin mereka membantu sebagai jalan bagi pimpinan perusahaan dalam mengikuti penentuan keputusan harga. (kutipan langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010

Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:17) dua macam tingkat saluran yaitu: a) Saluran pemasaran langsung, yaitu tidak mempunyai perantara. b) Saluran pemasaran tidak langsung, yaitu terdiri dari satu tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual melalui perantara kepada konsumen. (kutipan tidak langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010

Menurut Ratih (2005:63) elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu: (a) Service People, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat. (b) Customer , faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan.

(kutipan tidak langsung)

Hendri Maruf. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta : Gramedia Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apayang dibeli, di mana, kapan, dan bagaimana membelinya. (hal 50 / kutipan langsung) Terdapat dua factor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan memilih barang / jasa, diantaranya : (1) Faktor Lingkungan, yaitu factor dari luar pribadi seseorang (budaya, social, teknologi, dan infrastruktur), (2) factor Pribadi, factor tersebut berasal dari dalam diri manusia. (hal 57-60 / kutipan tidak langsung)

Hendri Maruf. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta : Gramedia

Proses keputusan membeli seorang pelanggan dapat dibagi menjadi tiga proses, yaitu : (1) Proses yang yang panjang, proses ini biasanya dilakukan pada saat seseorang membeli barang yang durable, (2) Proses terbatas, seperti pada proses pertama tetapi terjadi lebih cepat dan kadang melompati tahapan. (3) Proses pembelian rutin, keputusan pembelian yang terjadi secara kebiasaan sehingga proses pembelian sangat singkat. (kutipan tidak langsung)

Sofjan Assauri. 2003. Manajemen Usahawan Indonesia. Publikasi Lembaga Management. Jakarta : FE UI

Pengambilan keputusan seorang konsumen melalui lima proses, proses tersebut yaitu : (1) Pengenalan atas kebutuahan, yaitu proses pembeli melakukan pengenalan kebutuhan yang harus terpenuhi, (2) Meneliti informasi, yaitu setelah pembeli sadar atas kebutuhannya maka merekan akan mencari informasi tentang produk tersebut. (3) Penilaiaan atau evaluasi alternative, melakukan penilaan dari informasi tersebut, (4) Pembelian, setelah menilai produk yang baik maka akan terjadi pembeliaan, (5) Hasil yang terjadi (outcome) (hal 28-30 / kutipan tidak langsung)

Basu Swasta dan T. Hani Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta : BPFE Perilaku konsumen (consumer behavior) merupakan segala bentuk tindakan dan respon seseorang terhadap suatu produk, yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan, dan penentuan kegiatankegiatan tersebut. Sehingga sesorang dalam menentukan / memutuskan pembeliannya dapat dilihat dalam perilaku konsumen tersebut. (kutipan tidak langsung)

Barry Berman & Joel R Evans. 2001. Retail Management : A Strategic Approach 8th ed, New Jersey. Prentice Hall Proses Keputusan Panjang yang terdapat pada proses memutuskan membeli dari konsumen : yang pertama yaitu adanya stimulus yang berasal dari dalam maupun luar dirinya, selanjutnya adanya kebutuhan dari orang yang muncul karena stimulus, proses selanjutnya mencari info atas barang yang dibutuhkan tersebut, maka akan terjadi evaluasi dari diri konsumen, adanya transaksi apabila terjadi keputusan untuk memilih suatu produk, yang terakhir maka akan terjadi perilaku paca pembelian apakah puas atau tidak dari produk yang dibelinya tersebut. (hal 233 / kutipan tidak langsung)

Sofjan Assauri. 2003. Manajemen Usahawan Indonesia. Publikasi Lembaga Management. Jakarta : FE UI Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik. (hal 25 / kutipan langsung) Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmati dengan pelayanan yang baik atau memuaskan. (hal 28 / kutipan langsung)

David, 2010, Pengaruh Bauran Pemasaran (7P) terhadap Keputusan Konsumen untuk MEnggunakan Jasa di Hotel Grand Palace Malang, http://pengenngeblog.blogspot.com , Akses 18 Oktober 2010

Menurut Tandjung (2004:109): Prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk/jasa. (kutipan langsung)

Fandy Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI

Harga dilihat dari sudut pandang pemasar dapat didefinisikan satuan moneter atu ukuran lainnya (barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sedangkan apabila dilihat dari segi konsumen, harga sering digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa tertentu.

(hal 118 & 119 / kutipan tidak langsung)

Fandy Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI

Promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan produk kepada pasar sasaran, untuk member informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini adalah membeli) (hal 200 / kutipan langsung)

Rambat Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Jakarta : Salemba Empat

Pemasaran rasional memfokuskan pada pemaduan kualitas, customer service, dan aktivitas pemasaran untuk menciptakan potensi kombinasi sinergi. Selain itu, pemasaran rasional juga menekankan pada rekrutment dan pemeliharaan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggan. Dengan adanya pemasaran rasional maka diharapkan pelanggan merasa puas dan juga memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan. (hal 26 / kutipan tidak langsung)

Rambat Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Jakarta : Salemba Empat

Lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Lokasi sangat penting karena merupakan kedudukan suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha tergantung letak lokasi yang strategis. Dengan adanya lokasi yang strategis dapat mempermudah pelanggan mendapatkan barang dan mempunyai manfaat terhadap pedagang dalam mendapatkan laba. (hal 80 / kutipan tidak langsung)

Djajendra. 2009. Pelayanan Yang Memuaskan Indera Konsumen. http://djajendra-corporate-traning.htm . Akses 03 November 2010

Pelayanan yang memuaskan indera konsumen wajib dibarengi dengan perbaikan sistem, prosedur, teknologi, etika, mind set, dan infrastruktur yang siap melayani konsumen dengan segala sikap baik yang profesional dan total. Termasuk, produk dan jasa yang di jual harus disesuaikan dengan manfaat dan kebutuhan konsumen, dengan harga yang berdaya saing, dan kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan. (kutipan tidak langsung)

Djajendra. 2009. Pelayanan Yang Memuaskan Indera Konsumen. http://djajendra-corporate-traning.htm . Akses 03 November 2010 Perusahaan harus terus menerus berinovasi untuk meningkatkan citra pelayanan, dari yang sekedar memuaskan panca indera konsumen menuju kepada pelayanan yang memuaskan emosi, logika, akal sehat, batin, pikiran, rasa bahagia dan rasa damai konsumen. Setiap karyawan harus bisa memberikan informasi, penjelasan, dan keterangan yang memuaskan hati dan pikiran konsumen. Setiap orang di perusahaan harus memiliki mind set untuk menjadi pribadi yang mampu berbicara tentang segala kekuatan dan kebaikan perusahaan kepada konsumen. (kutipan tidak langsung)

Roy Sembel. 2003. Menang dengan Pelayanan Sepenuh Hati. http://sinarharapan.com Akses 03 November 2010

Jika semua pemain di pasar memiliki kualitas produk yang standar, atau kurang lebih sama, harga produk juga makin serupa, maka aspek yang bisa membedakan pelaku bisnis yang satu dengan lainnya adalah kualitas pelayanan yang diberikan. (kutipan langsung)

Chikal. 2009. Tipe Keputusan Pembeli. http://chikalberbicara.blogspot.com. Akses 05 November 2010 Keputusan pembelian merupakan kontinum dan memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah degree, menunjukkan keterlibatan konsumen di dalam keputusan membeli yaitu dari high involvement purchase decision ke low involvement purchase decision. Dimensi kedua adalah content, menunjukkan jumlah informasi yang dibutuhkan oleh konsumen untuk dapat membuat keputusan pembelian yaitu dari decision making (mencari informasi dan mempertimbangkan berbagai alternatif merk) ke habit (sedikit membutuhkan informasi dan hanya mempertimbangkan satu merk saja). (kutipan langsung)

Chandra. 2009. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix) : Definisi dan Evolusi Faktor Bauran Pemasaran (Marketing Mix). http://jurnal-sdm.blogspot.com. Akses 05 November 2010

Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8P, yaitu: (1) product elements, (2) place, cyberspace and time, (3) promotion and education, (4) price and other user outlays, (5) process, (6) productivity and quality, (7) people, (8) physical evidence. (kutipan langsung)

John C Mowen dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternative, dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka. (hal 2 / kutipan langsung) Perspektif pengambilan keputusan (decision-making perspective) menekankan pendekatan pemrosesan informasi yang rasional terhadap perilaku pembelian konsumen. (hal 6 / kutipan langsung)

John C Mowen dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Terdapat tiga perspektif yang terdapat pada proses pengambilan keputusan konsumen, diantaranya : (1) Perspektif pengambilan keputusan tradisional, yaitu mendasarkan pengambilan keputusan pada factorfaktor terdahulu, (2) Perspektif pengalaman (experiential perspective),yaitu mendasrkan pada pengalaman yang sudah dilakukan (dialami), dan (3) Perspektif pengaruh perilaku (behavioral influence perspective), yaitu adanya factor tidakan dan pribadi seseorang mempengaruhi keputusan pembelian. (hal 7 / kutipan tidak langsung)

John C Mowen dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Harga merupakan factor yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan terbatas konsumen untuk membeli produk (barang / jasa). Harga mempengaruhi keputusan pembelian dikarenakan melihat pada kebutuhan manusia tidak terbatas, maka dari itu untuk memanfaatkan dana yang mereka miliki maka diperlukan harga barang yang relative murah, agar dana (uang) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain (membeli kebutuhan lain). (hal 9 / kutipan tidak langsung)

John C Mowen dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Lingkungan fisik yang terdapat di sebuah lokasi dapat mempengaruhi perilaku konsumen tanpa mengubah keyakinan dan perasaan mereka. Pemakaian tekstur, bau, dan penerangan dapat membangkitkan respon yang diinginkan diantara para konsumen.

(hal 13 / kutipan tidak langsung)

Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro). 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo

Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market. Yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.

(hal 92 / kutipan langsung)

Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro). 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. (hal 115 / kutipan langsung)

Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro). 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo

A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need . Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

(hal 110 / kutipan langsung)

Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro). 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo Promotion tools yang dimaksudkan bahwa : (1) Advertising (Periklanan), suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui, (2) Personal selling (Penjualan perorangan), penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus, (3) Sales promotion (Promosi penjualan), suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan, (4) Public relation (Publisitas), suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi. (hal 121 / kutipan tidak langsung)

Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro). 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo Definisi place (Tempat atau distribusi) adalah The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. (hal 129 / kutipan tidak langsung)

Deris Kharisma. 2010. Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Sembako pada Warung Ucok. http://derizOne.blogspot.com. Akses 02 November 2010 Strategi penetapan harga sangat mempengaruhi keputusan membeli produk. Oleh karena itu dalam strategi penetapan harga perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : (1) Harga produk cukup kompetitif, harga disesuiakan dengan harga pasar, (2) Sistem pemberian discount, dengan pemberian discount dapat menarik pembeli, dan (3) Sistem pembayaran, dengan sistem yang mudah baik tunai atau dengan kredit. (kutipan tidak langsung)

Deris Kharisma. 2010. Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Sembako pada Warung Ucok. http://derizOne.blogspot.com. Akses 02 November 2010

Suatu komoditas dikatakan sebagai produk apabila ia berada di tempat pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Untuk itu perusahan melakukan fungsi distribusi agar produk menjadi wujud yang sebenarnya. Banyak perusahaan yang tidak dapat mencapai target pasar disebabkan karena tidak mampu mengelola dengan baik saluran distribusi. (kutipan langsung)

Deris Kharisma. 2010. Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Sembako pada Warung Ucok. http://derizOne.blogspot.com. Akses 02 November 2010 Menurut Basu Swastha, D.H (82: 1997), pengambilan keputusan di bidang pemasaran hampir selalu berkaitan erat dengan variabel-variabel Marketing Mix, oleh karena itu Marketing Mix sangat penting dan dapat dipakai sebagai alat pemasaran praktis. Tekanan utama dari marketing adalah pasar, karena pada akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan kepasar tersebut. Kebutuhan pasar tersebut dipakai sebagai dasar untuk menentukan macam produknya, demikian pula keadaan pasar terhadap berbagai macam alternative harga, promosi dan distribusi. (kutipan langsung)

Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro). 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo Promotional mix ada lima, yaitu : (1) Periklanan (advertising), segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor, (2) Penjualan Personal (personal selling), presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan, (3) Promosi penjualan (sales promotion), insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa, (4) Hubungan masyarakat (public relation), membangun hubungan baik dengan publik terkait, (5) Pemasaran langsung (direct marketing), komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus (hal 232 / kutipan tidak langsung)

Fandy Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu barang tidak tahan lama dan barang tahan lama, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan barang industri (industrial's goods). (hal 98 / kutipan tidak langsung)

Engel, James. F, Roger. D. Blackwell dan Miniard, Paul. W. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan itu. (hal 03 / kutipan langsung)

AA. Mangkunegara, Anwar. P, 2002. Perilaku Consumen. Bandung: Repika Aditama

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

(hal 03 / kutipan langsung)

Kotler, Philip dan Susanto. AB. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis , Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Macam peranan dari perilaku konsumen adalah sebagai berikut: (a) Pencetus ide (Initiator), seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu, (b) Pemberi pengaruh (Influencer), seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian, (c)

Pengambil keputusan (Decider), seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli, (d) Pembeli (Buyer), seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya, (e) Pemakai (User), seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut. (hal 246 / kutipan langsung)

Kotler, Philip dan Susanto. AB. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis , Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Rangsangan dari luar yang terdiri dari pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi dan lingkungan yang meliputi ekonomi, teknologi, politik dan budaya ini melewati kotak hitam pembeli mengandung dua komponen, yaitu: (1) Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu. (2) Proses keputusan membeli yang mempengaruhi hasil keputusan (hal 177-178 / kutipan tidak langsung)

Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta: Erlangga

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu, budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya.

(hal 177-178 / kutipan tidak langsung)

Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta: Erlangga Sub budaya (sub culture) adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan

pengalaman dan situasi hidup yang sama (Kotler & Armstrong, 2001: 198). Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Bagian pemasaran harus merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. (hal 198 / kutipan tidak langsung)

Kelas sosial (social classes) adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi dan anggota-anggotanya memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. (hal 202 / kutipan tidak langsung)

Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta: Erlangga

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

(hal 226 / kutipan tidak langsung)

Basu Swastha DH. 1996. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Promosi adalah arus informasi atau persuasif satu arah yang dibuat untuk mengarah seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan.

(hal.237 / kutipan langsung)

Basu Swastha DH. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Saluran distribusi adalah unit organisasi seperti produsen, pedagang besar, pengecer dan sebagainya yang melaksanakan semua kegiatan yang diperlukan untuk menyampaikan suatu produk dari produsen atau penjual kepada konsumen

(hal.243 / kutipan langsung)

Irawan, Faried Wijaya dan Sudjoni. 1996. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Merk dari suatu produkadalah nama, istilah, tanda, symbol, disain, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual serta untuk membedakan dari produk pesaing. (hal 88 / kutipan tidak langsung)

Irawan, Faried Wijaya dan Sudjoni. 1996. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Terdapat tiga tingkatan produk, yaitu : (1)Inti produk yang berupa jasa pelayanan dan manfaat, (2)Wujud produk yang berupa mutu, model,cirri, kemasan dan nama merek, dan (3)Tambahan produk yang berupa instalasi, penyerahan dan jasa pelayanan purna jual. (hal 81 / kutipan tidak langsung)

Irawan, Faried Wijaya dan Sudjoni. 1996. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Periklanan adalah bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi tentang gagasan barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. (hal.163 / kutipan langsung) Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk menigkatkan penjualan produk dan jasa. (hal.163 / kutipan langsung)

Irawan, Faried Wijaya dan Sudjoni. 1996. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Publisitas adalah rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa atau satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis pada media cetak atau dengan memperoleh penyajian yang menarik melaui radio, TV, atau pentas yang tidak dibayar oleh sponsor. (hal.163 / kutipan langsung)

Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 2 (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta:Prenhalindo Indonesia.

Iklan lebih bersifat membangun kesetiaan terhadap produk, sementara promosi penjualan bersasaran memperlemah kesetiaan merek.

(hal.258 / kutipan langsung)

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Variabel yang terdapat dalam bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi saling berinteraksi satu sama lain guna menciptakan suatu permintaan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan, memberikan manfaat, dan diterima baik oleh konsumen akan memutuskan pembelian produk.

(hal 41 / kutipan tidak langsung)

Irawan, Faried Wijaya dan Sudjoni. 1996. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Fungsi Distribusi dibutuhkandalam pemasaran agar produk menjadi produk yang sebenarnya. Artinya produk tersebut berada di tempat dan pada saat dibutuhkan konsumen. (hal 149 / kutipan langsung) Penjualan pribadi merupakan penyajian lisan dalam percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan. (hal 164 / kutipan langsung)