makalah geo tanah ku
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya lahan/tanah merupakan suatu massa yang kita
manfaatkan untuk berusaha dan untuk kehidupan. Lahan ini bukannya
merupakan milik kita,tetapi lebih tepat sebagai lahan pinjaman dari anak cucu
kita. Oleh karena itu perlu kita kelola secara baik dan benar, sesuai dengan
potensinya. Pemaksaanpenggunaannya akan berakibat kehancuran dan
berakibat bencana pada masa-masa mendatang. Sumber daya lahan tidak
dapat dipisahkan dengan tanah yang ada pada lahan tersebut, disamping
faktor-faktor luar yang akan mempengaruhinya. Tanah merupakan media
tumbuh bagi tanaman atau suatu komoditas yang diusahakan. Oleh karena itu
tanah banyak menjadi sorotan baik oleh para pengusaha maupun oleh para
ilmuwan. Ilmuwan melihat tanah tidaklah sama perspektifnya dengan para
pengusaha atau para petani. Ilmuwan melihat tanah dalam bentuk tiga dimensi,
yaitu dimensi ke dalam, dimensi ke samping dan dimensi ke permukaan.
Banyak orang hanya melihat tanah sebagai media tumbuh yang berupa lapisan
atas, hanya berupa dimensi permukaan atau satu dimensi saja, dan tidak
melihat lebih lanjut tentang apa yang ditemukan di bagian dalam dan kondisi
permukaan sekitarnya. Mencatat keadaan tanah di suatu tempat tidaklah cukup
hanya mencatat tentang tekstur, warna, dan pH, tetapi harus meliputi seluruh
karakter tanah secara implisit, termasuk diantaranya klasifikasi tanahnya.
Ilmuwan berusaha untuk melakukan penelitian lapang guna menemukan paket
teknologi yang dapat
B. KARAKTERISTIK TANAH
1. KUALIATAS TANAH
Secara umum kualitas tanah (soil quality) didefenisikan sebagai
kapasitas tanah untuk berfungsi dalam suatu ekosistem dalam hubungannya
dengan daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan, pencegahan erosi dan
pengurangan terjadinya pengaruh negatif terhadap sumberdaya air dan udara
(Karlen et al., 1997).
Kualitas tanah dapat dilihat dari 2 sisi (Seybold et al., 1999) :
1. Sebagai kualitas inherent tanah (inherent soil quality) yang ditentukan oleh
lima faktor pembentuk tanah, atau
2. Kualitas tanah yang bersifat dinamis (dynamic soil quality), yakni perubahan
fungsi tanah sebagai fungsi dari penggunaan dan pengeloaan tanah oleh
manusia.
Terdapat konsesus umum bahwa tata ruang lingkup kualitas tanah mencakup
tiga komponen pokok yakni (Parr et al., 1992) :
1. Produksi berkelanjutan yakni kemampuan tanah untuk meningkatkan
produksi dan tahan terhadap erosi.
2. Mutu lingkungan, yaitu mutu air, tanah dan udara dimana tanah diharapkan
mampu mengurangi pencemaran lingkungan, penyakit dan kerusakan di
sekitarnya.
3. Kesehatan makhluk hidup, yaitu mutu makanan sebagai produksi yang
dihasilkan dari tanah harus memenuhi faktor keamanan (safety) dan komposisi
gizi. Karena bersifat kompleks, kualitas tanah tiidak dapat diukur namun dapat
diduga dari sifat-sifat tanah yang dapat diukur dan dapat dijadikan indikator dari
kualitas tanah (Acton dan Padbury, 1978 dalam Islam dan Weil, 2000).
Indikator Kualitas Tanah
Indikator kualitas tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi serta proses dan
karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam
tanah (USDA, 1996). Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994)
menyatakan bahwa indikator kualitas tanah harus memenuhi kriteria:
a. Berkorelasi baik dengan berbagai proses ekosistem dan berorientasi
modeling.
b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi tanah.
c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses oleh
para pengguna.
d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai kualitas
tanah yang bersifat dinamis).
e. Sedapat mungkin merupakan komponen basis tanah.
Selama ini evaluasi terhadap kualitas tanah lebih difokuskan
terhadap sifat fisika dan kimia tanah karena metode pengukuran yang
sederhana dari parameter tersebut relatif tersedia (Larson and Pierce, 1991).
Akhir-akhir ini telah disepakati bahwa sifat-sifat biologi dan biokimia dapat lebih
cepat teridentifikasi dan merupakan indikator yang sensitif dari kerusakan
agroekosistem atau perubahan produktivitas tanah (Kenedy and Pependick,
1995). Minimum data set yang berpotensi untuk menjaring kondisi kualitas
tanah adalah indikator fisika tanah meliputi : tekstur tanah, ketebalan tanah
(lebih ditujukan sebagai kualitas inherent tanah), infiltrasi, berat isi tanah dan
kemampuan tanah memegang air. Indikator kimia tanah meliputi : biomass
mikroba, C dan N, potensi N dapat dimineralisasi, respirasi tanah, kandungan
air dan suhu ( Doran dan Parkin, 1994; Larson dan Pierce, 1994). Meskipun
banyak sifat-sifat tanah yang potensial untuk dijadikan indikator kualitas tanah,
namun, pemilihan sifat-sifat tanah yang akan digunakan untuk indikator kualitas
tanah sangat tergantung pada tujuan dilakukuannya evaluasi. Karlen et al.,
(1997) menyatakan bahwa untuk mengimplementasikan penilaian kualitas
tanah, perlu dilakukan identifikasi indikator-indikator yang sensitif terhadap
praktek produksi pertanian. Jangka waktu suatu pengelolaan juga akan
berpengaruh terhadap pemilihan parameter yang akan digunakan. Idealnya
indicator-indikator tersebut akan dapat dideteksi perubahannya dalam jangka
waktu pendek (1 – 5 tahun) setelah dilakukannya perubahan pengelolaan.
Islami dan Weil (2000) menunjukkan klasifikasi sifat-sifat tanah yang
berkontribusi terhadap kualitas tanah yang didasarkan kepermanenannya
(permanence) dan tingkat kepekaannya (sensivity) terhadap pengelolaan.
Beberapa sifat tanah dapat berubah dalam jangka waktu harian (ephemeral)
atau mudah berubah dari hari ke hari sebagai hasil dari praktek pengelolaan
secara rutin atau adanya pengaruh cuaca, Sifat tanah lainnya adalah sifat-sifat
yang permanen yang merupakan sifat bawaan (inherent) tanah atau lokasi (site)
dan sedikit terpengaruh oleh pengelolaan. Sifat-sifat atau parameter yang
digunakan untuk penilaian kualitas tanah yang diorentasi pada pengelolaan,
merupakn peralihan (intermediate) dari kedua faktor ekstrim tersebut ( tabel 1).
Tabel 1. Klasifikasi sifat-sifat tanah yang berkontribusi terhadap kualitas tanah
didasarkan atas kepermanenanya dan tingkat kepekaanya terhadap
pengelolaan (Islam dan Weil, 2000)
Berubah dalam jangka harian atau rutin (ephemeral)
Ditentukan oleh manajemen dari beberapa tahun (intermediate)
Sifat bawaan (permanen)
Kadar Air Respirasi tanah pH N mineral K mineral P tersedia Kerapatan isi
Agregasi Biomassa mikrobia Respirasi Basal Respirasi Spesifik Karbon aktif Kandungan karbon organik
Kedalaman Tanah Lereng Iklim Restrictive layer Tekstur Batuan Mineralogi
Mudah berubah Sulit berubah Tidak berubah
Stabilitas agregat tanah dalam air (water-stable aggregate) atau distribusi
ukuran agregat direkomendasikan sebagai indikator kualitas tanah lapisan
permukaan (surface soil quality). Resistensi agregat untuk terdispersi ketika
dibasahi merupakan sifat tanah yang tergolong penting karena faktor ini
mempengaruhi banyak fungsi tanah dan juga dapat merefleksikan keterkaitan
sifat biologi, kimia dan sifat fisik tanah (Karlen et al., 1999; Islami dan Weil,
2000). Berat isi merupakan quite variable, tetapi harus dimasukkan dalam
evaluasi kualitas tanah. Bukan hanya sebagai sifat fisik tanah tetapi juga untuk
mengkonversi data konversi ke unit volumetrik yang lebih relevan (Karlen et al.,
1999).
2. KESUBURAN TANAH
Tanaman yang sehat membutuhkan semua nutrisi untuk dapat tumbuh dan
berproduksi; semua ini didapatkan dari tanah.
Oleh karenanya, tanah yang sehat dan hidup adalah faktor yang paling penting
dalam
kesuksesan pertanian dan perkebunan.
Jika dimanfaatkan dengan teknik dan pengelolaan yang baik maka kesuburan
tanah
akan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tanah yang sehat dan hidup haruslah:
1. Diberi nutrisi alami setiap musimnya
2. Dijaga dari erosi, untuk membentuk lapisan atas tanah yang berkualitas
3. Dilindungi dari matahari dan angin untuk menjaga kelembabannya
4. Biota tanah dapat hidup di dalamnya
Beberapa manfaat tanah yang sehat dan hidup
Kualitas tanah yang lebih baik tidak hanya meningkatkan jumlah produksi, akan
tetapi juga meningkatkan kualitas produksi. Hal ini berhubungan langsung
kepada
gizi yang baik – Kualitas tanah yang lebih baik berarti kualitas produksi yang
lebih
baik dengan gizi yang lebih banyak. Dan rasanya juga semakin enak! Ini
merupakan
salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan. Semakin sehat
berarti
mengurangi kunjungan ke dokter, kemampuan berpikir dan berkonsentrasi akan
meningkat, lebih kuat dan berenergi, serta berumur panjang. Kualitas sayuran
yang
baik juga membuat orang lebih cepat merasa kenyang ketika mereka
memakannya
dan kenyangnya bertahan lebih lama
•
•
•
•
•
•
•
118 B u k u Pe d o m a n Pe l a t i h Pe r m a k u l t u r
Tanaman akan terhindar dari kekeringan, penyakit dan hama karena mereka
mendapatkan banyak air dan unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan
tanaman yang kuat dan sehat
Membutuhkan pengairan yang lebih sedikit karena tanah dapat menahan dan
menampung air lebih banyak dan tanah lebih mudah menyerap air ketika musim
hujan
Tanah mempunyai jutaan “penggarap tanah” yang mengatur keberadaan dan
penyimpanan unsur hara, serta meningkatkan jumlah udara di dalam tanah.
Cacing
adalah pekerja keras
Tanah lebih mudah untuk diolah dan digarap karena gembur dan mengandung
berbagai macam material
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk tanah yang sehat dan hidup biasanya
didapat
dari sekitarnya dan organik, hal ini bisa menghemat uang
Apakah tanah yang sehat dan hidup?
Tanah yang sehat dan hidup mengandung humus, yang biasanya:
Menyediakan makanan untuk biota tanah, yang berguna sebagai pengurai
tanah
dan mengubahnya menjadi makanan untuk tanaman
Menyimpan unsur hara bagi tanaman, seperti pupuk cair
Membantu menyatukan partikel tanah – Meningkatkan kualitas struktur tanah
Menyerap dan menyimpan air seperti spon
Humus terbuat dari:
Bahan-bahan organik yang hancur dan terurai
Kompos
Mulsa
Kotoran hewan
Pengomposan akar tanaman
Pengomposan bagian-bagian tanaman
Tanah yang sehat itu hidup - Mengandung jutaan biota tanah yang mengubah
bahanbahan
organik dan unsur hara menjadi makanan untuk tanaman. Biota tanah meliputi
bakteri, mikro-organisme, semut, cacing tanah dan banyak organisme kecil,
serangga,
dan binatang kecil lainnya.
Mengandung campuran partikel tanah liat dan pasir yang seimbang – Tanah liat
mengikat
mineral sedangkan pasir memungkinkan drainase / penyaluran air.
Ketika tanah ditekan seharusnya bersifat padat – Tidak berhamburan seperti
pasir dan
lengket seperti tanah liat.
Tersusun dari 50% tanah liat, pasir, humus dan bahan organik & 50% kantung
udara
– Kantung-kantung udara sangatlah penting karena:
Menyediakan ruang bagi tanah untuk menyimpan air yang banyak
Udara memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh akar tanaman untuk
memproses
unsur hara
Pertumbuhan akar menjadi lebih mudah, cepat dan tumbuh lebih dalam ke
tanah
– Sehingga akar tanaman bisa menyerap air dan unsur hara lebih banyak, dan
tanaman pun akan tumbuh lebih besar dan sehat
Tanah yang sehat berperan sebagai bank nutrisi dengan menyimpan unsur
hara yang siap
untuk digunakan oleh tanaman – Unsur hara tidak akan terlepas keluar dari
tanah.
Tanah yang sehat mempunyai tingkat pH yang seimbang - Artinya, tidak terlalu
asam
(seperti cuka) dan tidak terlalu basa (seperti garam).
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan tanah yang sehat dan hidup
Sebagian besar teknik tersebut sangatlah sederhana, mudah pengerjaannya,
dan
menggunakan bahan-bahan dari sekitar tempat tinggal.
Menggunakan kompos organik dan kompos cair – Kedua jenis kompos ini
mengandung bermacam-macam unsur hara, murah pembuatannya,
meningkatkan
jumlah biota, dan memperbaiki kualitas struktur tanah. Gunakanlah secara rutin
untuk meningkatkan kualitas tanah secara berkesinambungan
Memperbanyak jumlah biota tanah seperti mikro-organisme, bakteri, dan jamur
di dalam tanah - Hal ini bisa diwujudkan dengan penggunaan pupuk alami,
mulsa
dan EM (Effective Micro-organism). Manfaatnya, kualitas tanah, segala bentuk
pertanian, dan produksi hewan akan meningkat
Menggunakan mulsa – Untuk melindungi tanah dari matahari, menghemat air
dan
meningkatkan jumlah humus dalam tanah
Mendaur ulang bahan-bahan organik – Daur ulang tanaman dan kotoran
binatang
untuk kembali ke sistem
Menggunakan legum / tanaman polong - Ada berbagai macam jenis legum yang
dapat menyediakan nitrogen, mulsa, dan bahan organik bagi tanah, makanan
untuk
manusia dan ternak, sebagai penahan angin dan tanah, menjaga habitat
binatang,
keanekaragaman, dan masih banyak lagi
Rotasi tanaman – Tiap-tiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-
beda
untuk tumbuh. Rotasi tanaman dan penanaman secara tumpang sari berguna
untuk
menyeimbangkan unsur hara dan mudah untuk ditanam ulang
B. TEKSTUR TANAH
Sebaran Ukuran Butir
Ukuran butir yang halus disebut sebagai tanah halus
(diameter <2mm), yang dibedakan dari fragmen batuan.
Sebaran ukuran butir tanah halus ditentukan di lapangan,
sedangkan kandungan fragmen batuan ditentukan
dengan perkiraan proporsinya dalam volume tanah.
Pemisahan ukuran butir yang digunakan dalam
sistem USDA (Soil Survey Division Staff, 1993) adalah
sebagai berikut:
- Pasir sangat kasar : 2,0 - 1,0 mm
- Pasir kasar : 1,0 - 0,5 mm
- Pasir sedang : 0,5 - 0,25 mm
- Pasir halus : 0,25 - 0,10 mm
- Pasir sangat halus : 0,10 - 0,05 mm
- Debu : 0,05 - 0,002 mm
- Liat : <0,002 mm
1. Tekstur tanah.
a. Tekstur tanah mineral. Tekstur adalah perbandingan fraksi pasir, debu, dan
liat dalam massa tanah yang ditentukan dilaboratorium.
Berdasarkan perbandingan kandungan ketiga fraksitersebut tekstur tanah
digolongkan ke dalam 12 kelas,seperti tertera dalam Gambar 4.1. dan Tabel
4.9.
Gambar 4.1. Diagram segitiga tekstur
menurut USDA (Soil Survey Staff, 1990).
Kelas tekstur
Kandunagan (%)
singkatanPasir Debu liat
PasirPasir berlempungLempung berpasirLempungLempung berdebuDebuLempung liatberpasirLempung berliatLempung liatberdebuLiat berpasirLiat berdebuLiat
>8570-9043-8523-520-500-2045-8020-450-2045-650-200-45
<1500-300-5028-5050-8880-1000-2815-5340-730-2040-600-40
-100-150-207-270-270-1220-3527-4027-4035-5540-6040-100
SLSSLLSiLSiSCLCLSiCLSCSiCC
Tabel 4.9. Pembagian kelas tekstur dan kandung
Untuk tujuan klasifikasi tanah dengan system Taksonomi Tanah, beberapa
kelas tekstur masih perlu dibedakan diantaranya liat dan lempung berpasir atau
yang lebih kasar.
Tekstur liat dibedakan berdasarkan kandungan fraksi liat sebagai berikut:
- Liat (clay), dengan kandungan liat 40-59%
- Liat berat (heavy clay), kandungan liat > 60%.
Tekstur lempung berpasir atau yang lebih kasar dibedakan dalam beberapa
kelas sebagai berikut:
Pasir: mengandung pasir 85% atau lebih, persentase debu ditambah 1,5 kali
persentase liat <15%:
- Pasir kasar: mengandung pasir sangat kasar dan pasir kasar 25% atau lebih
dan pasir ukuran lainnya <50%.
- Pasir: mengandung pasir sangat kasar, pasir kasar dan pasir sedang 25%
atau lebih, tetapi pasir sangat kasar dan pasir kasar <25%, dan salah satu dari
pasir halus atau pasir sangat halus <50%.
- Pasir halus: mengandung pasir halus 50% atau lebih; atau <25% pasir sangat
kasar, pasir kasar, dan pasir sedang, dan <50% pasir sangat halus.
- Pasir sangat halus: mengandung pasir sangat halus 50% atau lebih.
Pasir berlempung: mengandung pasir 70-91% dan persentase debu ditambah
1,5 kali persentase liat adalah 15% atau lebih; dan persentase debu ditambah
dua kali persentase liat <30%
- Pasir kasar berlempung: pasir kasar dan sangat kasar 25% atau lebih, dan
pasir berukuran lainnya <50%.
- Pasir berlempung: mengandung pasir sangat kasar, pasir kasar berlempung,
dan pasir sedang 25% atau lebih (tetapi pasir sangat kasar dan pasir kasar
<25%), dan salah satu dari pasir halus atau pasir sangat halus <50%.
- Pasir halus berlempung: mengandung pasir halus 50% atau lebih; atau <25%
pasir sangat kasar, pasir kasar, dan pasir sedang, dan <50% pasir sangat
halus.
- Pasir sangat halus berlempung: mengandung pasir sangat halus 50% atau
lebih.
Lempung berpasir: mengandung liat 7-20%, pasir 52% atau lebih; debu
ditambah 2 kali liat 30% atau lebih; atau liat <7%, debu <50%, dan pasir >43%.
- Lempung berpasir kasar: mengandung pasir sangat kasar dan pasir kasar
25% atau lebih dan pasir lainnya <50%
- Lempung berpasir: mengandung pasir sangat kasar, pasir kasar, dan pasir
sedang 30% atau lebih (tetapi pasir sangat kasar dan pasir kasar <25%), dan
salah satu dari pasir halus atau pasir sangat halus <30%; atau pasir sangat
kasar, pasir kasar, dan pasir sedang
<15%, dan salah satu dari pasir halus atau pasir sangat halus <30%.
- Lempung berpasir halus: mengandung pasir halus 30% atau lebih dan pasir
sangat halus <30%; atau pasir sangat kasar, pasir kasar dan pasir sedang
antara 15 dan 30%; atau pasir halus dan pasir sangat halus>40%, paling tidak
setengahnya adalah pasir halus, dan pasir sangat kasar, pasir kasar, dan pasir
sedang <15%.
- Lempung berpasir sangat halus: mengandung pasir sangat halus 30% atau
lebih; atau pasir halus dan sangat halus >40%, yang lebih dari setengahnya
adalah pasir sangat halus, pasir sangat kasar, pasir kasar, dan pasir sedang
<15%. Menurut tempatnya, penetapan tekstur dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu: (1) penetapan tekstur di lapangan, dan (2) penetapan tekstur di
laboratorium. Penetapan tekstur di lapangan berdasarkan rasa kasar/licin,
gejala piridan/gulungan dan kelekatan. Penetapan tekstur di laboratorium
dilakukan dengan cara pipet dan metoda Bouyoucos (cara Hidrometer).
Penetapan tekstur tanah di lapangan dapat dilakukan dengan cara merasakan
atau meremas contoh tanah antara ibu jari dan telunjuk. Caranya adalah
sebagai berikut:
Ambil segumpal tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga
tanah dapat ditekan. Pijit contoh tanah dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian
buatlah contoh tanah tersebut berbentuk benang, sambil dirasakan. Langkah
pertama yang perlu ditetapkan adalah apakah tanah tersebut bertekstur liat,
lempung berliat, lempung, atau pasir.
a. Jika bentukan benang tersebut terbentuk dengan mudah dan tetap
merupakan pita panjang, maka contoh tanah tersebut besar kemungkinan
adalah liat.
b. Jika benang terbentuk tapi mudah patah, kemungkinan lempung berliat.
c. Jika tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Untuk
membedakan pasir atau debu yang dominan dapat dilakukan dengan cara: jika
terasa lembut (halus dan licin) seperti tepung, maka debu yang dominan; tetapi
kalau terasa berbentuk butir-butir maka yang dominan adalah pasir. Untuk
menentukan kelas tekstur selanjutnya, dapat digunakan pedoman penetapan
tekstur di lapangan seperti tertera pada Tabel 4.10. Untuk dapat secara tepat
menetapkan tekstur dengan cara perasaan di lapangan diperlukan pengalaman.
b. Tekstur tanah organik.
Penetapan tekstur pada tanah-tanah organic berbeda dengan penetapan
tekstur pada tanah mineral. Pada tanah organik ditetapkan berdasarkan tingkat
kematangannya. Lapisan-lapisan yang tidak pernah jenuh air dalam beberapa
waktu, tergolong organik jika mengandung C-organik 12% atau lebih. Lapisan-
lapisan yang jenuh air dalam waktu lama atau sebelum didrainase mengandung
C-organik 12% atau lebih tanpa kandungan liat, atau jumlah C-organik
proporsional 12- 18% jika liat 0-60%. Jenis dan jumlah fraksi mineral, jenis
organism yang merupakan asal bahan organik, dan tingkat dekomposisi,
mempengaruhi sifat-sifat bahan tanah. Deskripsi meliputi persentase serat-serat
tidak terdekomposisi dan kelarutannya dalam natrium pirofosfat dari bahan
tersebut. Perlu usaha khusus untuk mengidentifikasi dan memperkirakan
volume serat-serat sphagnum yang mempunyai karakteristik retensi air
sangat tinggi. Jika diperas dengan kuat untuk membuang airnya, serat
sphagnum memperlihatkan warna yang lebih terang dibanding dengan serat
hypnum dan serat lainnya.
Fragmen kayu yang tidak lapuk berukuran > 2 cm yang tidak dapat dihancurkan
jari tangan ketika lembab atau basah, disebut ”fragmen kayu”. Fragmenini
setara dengan fragmen batuan pada tanah mineral dan dideskripsi dengan cara
yang sama. Istilah "peat", "muck" dan "mucky peat" adalah istilah yang biasa
dipergunakan untuk membedakan tingkat penghancuran bahan organik. Istilah
ini dipergunakan untuk menyebutkan fase dari lapisan atas organik. "Peat"
dipergunakan untuk menyatakan suatu bahan organic yang masih banyak
mengandung sisa-sisa tanaman; ini setara dengan bahan fibrik dalam
taksonomi tanah. Suatu lapisan tanah disebut "peat" apabila lapisan tersebut
merupakan lapisan bahan organik yang terdiri dari bagian-bagian/sisa-sisa
tanaman yang masih utuh dan masih memberikan gambaran bagian tanaman
aslinya. "Muck" merupakan bahan organik yang sebagian besar terdiri dari
bahan organik yang telah mengalami humifikasi, dan ini setara dengan istilah
saprik pada taksonomi tanah. "Mucky peat" dipergunakan untuk bahan yang
mengalami penghancuran yang terletak antara "muck" dan "peat" atau yang
setara dengan istilah hemik pada taksonomi tanah. Pengukuran terhadap
nama-nama fase dari lapisan atas tanah organik sama dengan fase tekstur
lapisan atas tanah mineral. Misalnya fase untuk tanah Histosol, adalah "Rifle
peat" dan Carlisle muck". Beberapa tanah mineral mempunyai lapisan atas
yang terdiri dari tanah organik yang cukup tebal, dan setelah dicampur dalam
pengolahan tanahnya dan mengalami penghancuran, tetap berupa tanah
organik. Keadaan ini juga masih berlaku untuk disebut sebagai fase "peat",
"muck" atau "mucky peat". Istilah "mucky" diperkenalkan untuk fase tekstur
lapisan atas untuk menunjukkan bahwa lapisan atas, walaupun tergolong tanah
mineral, mempunyaikandungan bahan organik yang sedemikian tinggi yang
mengakibatkan sifat fisiknya mendekati pada "muck". Sebagai contoh adalah
fase tekstur lapisan atas "Livingstone mucky lempung berdebu". Fase tersebut
dipergunakan biasanya pada tanah mineral yang basah yang mempunyai
lapisan atas berkadar bahan organik yang tinggi.
2. Kelas ukuran butir.
Ukuran butir menyatakan sebaran ukuran butir dari keseluruhan tanah, dan
tingkatnya sama dengan istilah tekstur, yang menyatakan fraksi tanah halus.
Fraksi tanah halus terdiri dari butir-butir yang mempunyai diameter <2,0 mm.
Kelas ukuran butir merupakan suatu kesepakatan antara klasifikasi keteknikan
(teknik sipil) dan klasifikasi pedologi. Dalam klasifikasi keteknikan, batas antara
pasir dan debu adalah diameter 74 mikron, sedangkan dalam klasifikasi
pedologi ditetapkan antara 20 dan 50 mikron. Klasifikasi keteknikan
mendasarkan pada persentase berat fraksi berdiameter <74 mm, sedangkan
kelas tekstur mendasarkan pada persentase berat fraksi berdiameter <2,0 mm.
Fraksi pasir sangat halus (diameter 0,05-0,1 mm) dipisahkan dalam klasifikasi
keteknikan. Dalam penetapan kelas ukuran butir, pemisahan serupa juga
dilakukan, tetapi dalam cara yang berbeda. Pasir halus atau pasir halus
berlempung biasanya mengandung cukup banyak pasir sangat halus,
berukuran >74 mikron. Sedimen berdebu seperti loess, dapat pula memiliki
komponen pasir sangat halus tersebut berukuran <74 mikron. Jadi di dalam
kelas ukuran butir, pasir sangat halus boleh "mengambang". Diperlakukan
sebagai pasir, bila kelas teksturnya pasir halus, pasir halusberlempung, atau
yang lebih kasar. Diperlakukan sebagai debu, bila kelas teksturnya pasir sangat
halus, pasir sangat halus berlempung, lempung berpasir, lempung berdebu,
atau yang lebih halus. Tidak terdapat satu set tunggal kelas ukuran butir yang
sesuai sebagai pembeda famili untuk semua tanah. Kelas ukuran butir berikut
ini menyediakan suatu pilihan. Oleh karena itu, taksonomi tanah menyediakan
2 kelas yang didefinisikan secara umum, dan 11 kelas yang didefinisikan lebih
sempit, yang memungkinkan pembedaan tanah secara lebih tajam di antara
family tanah bila ukuran butirnya dianggap penting, dan pembedaan secara
kasar bila ukuran butirnya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, atau bila
pemakaian kelas-kelas yang sempit menghasilkan pengelompokan yang tidak
diinginkan. Jadi di dalam sebagian famili, istilah "berliat" menunjukkan bahwa
terdapat 35% liat (30% pada Vertisols) atau lebih dalam Horizon tertentu, tetapi
di dalam famili lainnya istilah 'halus" berarti bahwa fraksi liat terdapat sebanyak
35-59% dari fraksi halus Horizon tanah; dan istilah "sangat halus" menunjukkan
kandungan fraksi liat 60% atau lebih. Istilah "fragmen batuan" menyatakan butir-
butir berdiameter 2 mm atau lebih dan mencakup semua ukuran yang
mempunyai dimensi horizontal kurang dari ukuran pedonnya. Istilah ini tidak
sama dengan istilah: "fragmen kasar" yang mencakup batu dan batu besar yang
berukuran >25 cm. Pengelompokan kelas ukuran butir ada 11 kelas, yaitu:
Fragmental.--Batu, kerakal, kerikil, dan butir-butir pasir sangat kasar; terlampau
sedikit tanah halus yang mengisi sebagian dari celah-celah antar butir
berukuran >1mm.
Skeletal-berpasir.--Fragmen batuan berdiameter 2 mm atau lebih, menyusun
35% atau lebih berdasarkan volume tanah; cukup banyak tanah halus mengisi
celah-celah antar butir yang berdiameter >1 mm; fraksi tanah halus adalah
berpasir, sebagaimana didefinisikan dalam kelas ukuran butir berpasir.
Skeletal-berlempung.--Fragmen batuan menyusun 35% atau lebih
berdasarkan volume tanah; cukup banyak tanah halus mengisi celah-celah
antar butir yang berdiameter >1 mm; fraksi tanah halus adalah berlempung,
sebagaimana didefinisikan dalam kelas ukuran butir berlempung.
Skeletal-berliat.-- Fragmen batuan menyusun 35% atau lebih berdasarkan
volume tanah; cukup banyak tanah halus mengisi celah-celah antar butir
berdiameter >1mm; fraksi tanah halus adalah berliat, sebagaimana didefinisikan
dalam kelas ukuran butir berliat.
Berlempung.--Tekstur dari tanah halus adalah pasir sangat halus berlempung,
pasir sangat halus, atau yang lebih halus, tetapi kandungan liat <35%; fragmen
batuan terdapat <35% volume tanah.
Berlempung-kasar.--Berdasarkan berat, 15% atau lebih dari butir-butirnya
adalah pasir halus (diameter 0,25-0,1 mm) atau lebih kasar, termasuk fragmen-
fragmen berdiameter sampai 7,5 cm; kandungan liat fraksi tanah halus <18%.
Berlempung-halus.--Berdasarkan berat, 15% atau lebih dari butir-butirnya
adalah pasir halus atau lebih kasar, termasuk fragmen-fragmen berdiameter
sampai 7,5 cm; kandungan liat fraksi tanah halus 18-34% (untuk Vertisols
<30%).
Berdebu-kasar.--Berdasarkan berat, <15% dari butirbutirnya adalah pasir halus
atau lebih kasar, termasukfragmen-fragmen berdiameter sampai 7,5 cm;
kandungan liat fraksi tanah halus 18-34% (untuk Vertisols <30%).
Berliat.-- Berdasarkan berat tanah halus mengandung liat 35% atau lebih, dan
fragmen batuan <35% volume tanah. Halus.--Kelas ukuran butir berliat yang
mengandung liat 35-59% di dalam fraksi tanah halusnya (untuk Vertisols, 30-
59%). Sangat-halus.--Kelas ukuran butir berliat yang mengandung liat 60% atau
lebih di dalam fraksi tanah halusnya.
Struktur
Struktur adalah suatu unit yang tersusun dari butiran primer dan membentuk
suatu gumpalan/agregat alami secara tertentu dan dibatasi oleh suatu bidang-
bidang kohesi dari unit tersebut yang lebih besar dari adhesi antar unit.
Sehingga, kalau mengalami tekanan maka akan hancur mengikuti bidang atau
zona tertentu. Istilah struktur tanah digunakan untuk tubuh tanah yang
umumnya terikat oleh bidang-bidang/zona lemah secara berulang-ulang, bukan
disebabkan oleh perbedaan komposisi bahan pembentuknya. Satuan struktur
yang terbentuk oleh perkembangan tanah disebut sebagai "ped". Sedangkan
gumpalan atau bongkahan tanah adalah kumpulan dari satuan struktur utama
yang disebabkan adanya faktor fisik yang mempengaruhinya, misalnya hasil
dari pengolahan tanah (pencangkulan dan sebagainya). Beberapa tanah tidak
mempunyai struktur dan tidak ada satuan struktur yang bisa dilihat di lapangan,
dengan menjatuhkannya dari ketinggian tertentu, sehingga bongkahan tanah
tersebut akan pecah-pecah secara alami. Pecahan gumpalan tanah tersebut
menjadi agregat atau gabungan agregat. Dari agregat ditentukan bentuk,
ukuran, dan tingkat perkembangannya.
1. Bentuk.
Beberapa bentuk struktur tanah yang dikenal adalah lempeng (platy), prisma
(prismatic), tiang (columnar), gumpal (blocky) dan kersai (granular).
Bentuk-bentuk struktur tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3.
Gumpal; gumpal atau berbidang banyak, mempunyai ukuran hampir seimbang,
bentuk permukaan rata atau membulat pada sekeliling ped. Pembagian lebih
lanjut adalah gumpal bersudut (angular blocky) jika bidang muka saling
memotong dengan sudut lancip, dan gumpal agak membulat (subangular
blocky) jika bidang muka yang saling berpotongan mempunyai sudut membulat.
Lempeng: berbentuk rata dan menyerupai pelat dengan ketebalan yang
terbatas. Pada umumnya berorientasi pada bidang datar horizontal dan
biasanya bertumpuk satu sama lain. dan beberapa tanah mempunyai struktur
yang sederhana. Setiap satuan struktur menjadi satu kesatuan tanpa komponen
unit struktur yang lebih kecil. Selain itu terdapat juga satuan struktur campuran
atau disebut "struktur gabungan." Pada tanah yang mempunyai struktur,
diuraikan tentang: bentuk, ukuran, dan tingkat perkembangannya. Cara
menentukan struktur ialah dengan mengambil sebongkah tanah dari suatu
bagian Horizon/lapisan sebesar ∀10 cm5, kemudian dipecah dengan cara
menekan dengan jari, atau
Gumpal agak membulat
Gumpal bersudut
Butir tunggal membulat Butir tunggal berbidang
banyak
Pipih
Gambar 4.2. Bentuk struktur gumpal agak membulat, gumpal bersudut, butir
tunggal, dan pipih
K
e
l
a
s
t
e
k
s
t
u
r
Ka
nd
un
ag
an
(%
)
s
i
n
g
k
a
t
a
n
PasirPasir berlempungLempung berp
SLSSLLSiLSiSCLCLSiCLSCSiCC