geo manusia

44
KLASIFIKASI DAN CABANG GEOGRAFI Ruang lingkup Geografi sangat luas, oleh karena itu Geografi di bagi menjadi cabang-cabang diataranya sebagai berikut : *Geografi fisik Geografi fisik adalah cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di muka bumi.Ilmu-ilmu penunjang pengkajian geografi fisik antara lain: 1.Geologi : Ilmu yg mempelajari tentang bumi secara keseluruhan 2.Geofisika : Mengkaji sifat bumi bagian dalam dengan teknik fisika 3.Klimatologi : Ilmu yang mempelajari tentang iklim 4.Geomorfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi 5.Hidrologi : Ilmu yang mempelajari perairan darat 6.Oseanologi : Ilmu yang mempelajari tentang sifat fisik dan kimia air laut 7.Meteorologi : Ilmu yang mempelajari tentang cuaca 8.Vulkanologi : Ilmu yang mempelajari tentang gunung api

Upload: salwah-mohd-nordin

Post on 07-Aug-2015

141 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geo Manusia

KLASIFIKASI DAN CABANG GEOGRAFI

Ruang lingkup Geografi sangat luas, oleh karena itu Geografi di bagi  menjadi cabang-cabang diataranya sebagai berikut : *Geografi fisikGeografi fisik adalah cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di muka bumi.Ilmu-ilmu penunjang pengkajian geografi fisik antara lain:  1.Geologi             : Ilmu yg mempelajari tentang bumi secara keseluruhan   2.Geofisika          : Mengkaji sifat bumi bagian dalam dengan teknik fisika3.Klimatologi       :  Ilmu yang mempelajari tentang iklim4.Geomorfologi   : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi5.Hidrologi           : Ilmu yang mempelajari perairan darat 6.Oseanologi        : Ilmu yang mempelajari tentang sifat fisik dan kimia air laut7.Meteorologi      : Ilmu yang mempelajari tentang cuaca8.Vulkanologi        : Ilmu yang mempelajari tentang gunung api9.Seismologi        : Ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi10.Biogeografi     : Studi tentang penyebaran maklhuk hidup secara geografis di permukaan bumi      Itulah cabang-cabang geografi...    * Geografi Manusia( Geografi Sosial)Geografi sosial adalah cabang geografi yang bidang studinya meliputi aspek kependudukan dan aktivitas manisia yang terdiri dari aktivitas politik,sosial dan budaya.Cabang-cabang geografi sosial antara lain:1.Paleontologi            : Mempelajari fosil-fosil bentuk-bentuk

Page 2: Geo Manusia

kehidupan di masa purba2.Antropogeografi      : Mempelajari penyebaran bangsa-bangsa di muka bumi di lihat dari segi Geografis3.Geografi Matematik : Berkaitan dengan bentuk,ukuran,serta gerakan bumi4.Geografi Historik     : Mempelajari bumi dilihat dari sudut sejarah dan perkembanganya4.Geografi Regional    : Mempelajari kwasan tertentu secara khusus5.Geografi Politik       : Mengkaji kondisi geografi ditinjau dari sudut politik dan kepentingan bangsa6.Geografi Manusia    : Mengkaji aspek sosial,ekonomi dan budaya penduduk7.Geografi Penduduk : Cabang geografi yang mengkaji jumlah,penyebaran dan komposisi penduduk8.Geografi Ekonmi     : Cabang geografi yang mengkaji  kegiatan ekonomi penduduk dalalm suatu wilayah9.Geografi Pedesaan  : Cabang geografi yang mengkaji kondisi wilayah pedesaan termasuk masyaraat10.Geografi Kota      : Cabang geografiyan mengkaji keadaan wilayah kota termasuk masyrakat dari sudut geografi          Itulah beberapa klasifikasi dan cabang geografi yang saya perkenalkan dari beberapa sumber yang ada,Trima Kasih..

Geografi, Geografi Lingkungan, dan Proses Hidrologis

A. GEOGRAFI LINGKUNGAN DALAM RUANG LINGKUP GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi dan Geografi Lingkungan

Sebelum mendefinisikan geografi lingkungan (environmental geography), sangat berguna untuk memandang terlebih dulu konsep geografi secara umum. Salah satu kesalahan konsep yang umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang nama-nama suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu menyebakan terjadinya reduksi terhadap hakekat geografi. Geografi menjadi pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka bumi, sehingga bidang ini menjadi kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga dipandanng identik dengan kartografi atau membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para geograf sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika kegiatan membuat peta sebagai profesinya.

Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal dalam

Page 3: Geo Manusia

berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani).

Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi juga mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.

Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami perkembangan. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.

Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.

James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.

Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.

Berdasarkan konsep tersebut, studi Geografi bekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Page 4: Geo Manusia

Where is it? Why is it there? So what?

Dalam kata yang lain, Geografi mempelajari penyebaran keruangan dari sesuatu (bahasa, kegiatan ekonomi, pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim, dan dan fenomena lainnya) untuk menemukan mengapa fenomena itu menyebar sebagaimana adanya. Geografi selanjutnya mencoba untuk menggambarkan terjadinya distribusi itu, dan dengan pemahaman itu dapat mengusulkan pemecahan masalah yang terjadi.

Preston James mencoba untuk memecahkan pertanyaan apakah geografi dengan memberikan batasan geografi menjadi empat tradisi utama, yaitu:

1. The spatial traditionGeographers have long been concerned with mapping and the spatial arrangement of things. Some geographers were developing statistical methods to improve both the description and analysis of such spatial patterns (James). Because this trend was not without its critics, the James article is often seen as a fence-mending effort within the discipline.

2. The area studies traditionGeographers such as Reclus and Humboldt were famous for their exhaustive descriptions of places. Even today, many geographers develop an expertise in the study of one or two regions. Typically, geographers will learn the language or langauges spoken in the region being studied and they will develop an understanding of both the natural physical features and of the human activities and patterns. The goal is to become an expert on the region as it is and to study specific problems or questions about the region.

3. The man-land traditionBeginning with George Perkins Marsh in the middle of the nineteenth century, geographers have sought to understand how the natural environment either determines or constrains human behavior and how humans, in turn, modify the physical world around them. Given the inherent sexism of this title, most geographers would now use the term "human-environment" to describe this tradition.

4. The Earth sciences traditionMany geography programs in the United States emerged from geology departments, and the connection between the disciplines remains strong. Most geographers -- even if they focus on human geography -- receive some training in such physical geography areas landforms, climate, soils, and the distribution of plants.

Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang kompleks.

Page 5: Geo Manusia

Geografi lingkungan cenderung pada geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik dalam memahami perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak mungkin tanpa pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada konsumsi sumberdaya yang meningkat dan generasi yang merosot. Kebanyakan proses tersebut kompleks dan tranasional. Solusi potensial hanya dengan memahami fungsi siklus biokimia (sirkulasi air, karbon, nitrogen, dan sebagainya) dan juga teknologi yang digunakan manusia untuk campur tangan pada siklus itu.

Atas dasar perspektif tersebut, dapat disarkan bahwa geografi lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan fenomena alam (fisis) maupun manusia di permukaan bumi. (Environmental geography is the scientific study ot the location and spatial variation in both physical and human phenomena of Earth) (James Hayes-Bohanan).

2. Obyek Geografi

Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya.

Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.

Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.

Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan

Page 6: Geo Manusia

dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).

3. Prinsip Geografi

Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan dengan fenomena atau permasalahan lain.

Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.

1. Prinsip Penyebaran Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai disemua sungai atau laut.

2. Prinsip InterelasiFenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah.

3. Prinsip DeskripsiFenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, diagram, dll.

4. Prinsip KorologiPrinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.

4. Konsep Esensial Geografi

Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak

Page 7: Geo Manusia

abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.

Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.

Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:

1. bumi sebagai planet2. variasi cara hidup3. variasi wilayah alamiah4. makna wilayah bagi manusia5. pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia

Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan penyebarannya, relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh ungkapan konsep “variasi cara hidup” setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata pencaharian itu.

Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:

1. wilayah atau regional2. lapisan hidup atau biosfer3. manusia sebagai faktor ekologi dominan4. globalisme atau bumi sebagai planet5. interaksi keruangan6. hubungan areal7. persamaan areal8. perbedaan areal9. keunikan areal10. persebaran areal11. lokasi relatif12. keunggulan komparatif13. perubahan yang terus menerus14. sumberdaya dibatasi secara budaya15. bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta

Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala dan masalah sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah dapat dicoba disusun model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.

Page 8: Geo Manusia

5. Ruang Lingkup Geografi

Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.

Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.

Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan.

6. Hakekat Geografi

Untuk mendapat konsep yang lebih mendalam dalam uraian berikut akan dibahas hakekat geografi. Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia.

Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia.

Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia. gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya, perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.

Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan selalu mengkaji faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk

Page 9: Geo Manusia

integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala – interelasi- interaksi – integrasi keruangan menjadi hakekat kerangka kerja utama geografi. Kerangka analisisnya selalu menggunakan pertanyaan geografi.

7. Klasifikasi dan Cabang-Cabang Geografi

Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya.Untuk mempelajari obyek yang demikian luas tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap obyek yang dipelajarinya. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut.

Menurut Huntington, geografi terbagi empat cabang, yaitu:

1. Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam2. Pitogeografi yang mempelajari tanaman3. Zoogeografi yang mempelajarai hewan4. Antropogeografi yang mempelajari manusia.

Menurut Muller dan Rinner, cabang-cabang geografi terdiri atas:

1. Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan

2. Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik

3. Geografi regional

Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan mansuia.

2. Geografi Manusiaa. Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya

keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial.

b. Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya keruangan penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah.

c. Geografi Ekonomi merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya

Page 10: Geo Manusia

berupa struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan alam ditinjau sebagai faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi penduduk. Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi transportasi dan komunikasi.

d. Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional, dan internasional.

e. Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah kapan suatu wilayah dihuni manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor apa yang mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman.

3. Geografi Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu ruang tertentu.

Dalam pengkajian gejala dan masalah geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik mengkaji aspek fisik, tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu “ruang”. Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik geografi. Geografi akan kehilangan “jati dirinya” jika tidak terjadi konsep keterpaduan.

Dalam tataran sistematika tersebut, geografi lingkungan merupakan bagian dari geografi regional. Karena, dalam perspektif bidang ini memberi tekanan pada hubungan antara manusia dengan lingkungannya sehingga terlihat karakteristk lingkungan di wilayah tersebut.

8. Pendekatan-Pendekatan Geografi

Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:

1. obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan

2. pendekatan geografi

Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:

1. pendekatan keruangan,2. pendekatan kelingkungan, dan

Page 11: Geo Manusia

3. pendekatan kompleks wilayah

Cabang Geografiis

Geografi fisik

Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.

Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi -- samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi dan paleogeografi

Geografi manusia

Cabang geografi manusia, atau politik/budaya - juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi konomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi feminis dan geografi militer.

Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan

Geografi manusia-lingkungan

Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. walaupun faham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dam penelitian resiko-bencana.

Ekologi budaya dan politikEkologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia

Page 12: Geo Manusia

beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarkan praktek kapitalisme.

Penelitian resiko-bencana

Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.

Geografi sejarah

Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.

Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley

"Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya me-reorganisir geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.

Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.

Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi

Page 13: Geo Manusia

lebih spesifik pada wilayah sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis

Sejarah Geografi

Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.

Pada Jaman Pertengahan, bangsa Arab seperti Idirisi Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama jaman Renaissance dan pada abda ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.

Setelah abad ke ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas. Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani.

Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas". Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).

Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan

Page 14: Geo Manusia

tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.

Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan sistem informasi geografis.

Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat. Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal.Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Apakah Disiplin Geografi & Huraian Perbezaan Di Antara Geografi Fizikal Dan Geografi Manusia

Menurut Ensiklopedia Bebas Wikipedia, Geografi merupakan kajian tentang lokasi dan

variasi ruang dalam fenomena manusia dan fizikal di bumi. Perkataan geografi diambil

dari perkataan Inggeris yang berasal dari perkataan Greek hê gê ("bumi") dan graphein

("menulis" atau "menggambarkan").

Geografi juga merupakan pelbagai buku sejarah berkenaan bidang ini, khususnya

Geographia oleh Klaudios Ptolemaios pada abad ke-2.

Geografi lebih daripada pengkajian peta. Ia bukan hanya menyiasat dimana kedudukan

di bumi, kadang kala digelar kedudukan di angkasa. Geografi mengkaji sama ada ia

disebabkan oleh manusia atau secara semulajadi. Geografi juga mengkaji kesan

perbezaan tersebut.

Menurut laman web http://www.sabah.net.my pula, Geografi ditakrifkan sebagai satu

mata pelajaran yang kompleks kerana ia bukan sahaja mempunyai ciri-ciri sosial tetapi

termasuk juga ciri-ciri sains semula jadi. Geografi memandang manusia dengan aspek

semula jadinya sebagai penaburan ruang yang saling berkaitan di atas permukaan

Page 15: Geo Manusia

bumi.Pola-pola tersebut adalah seperti penaburan penduduk, bandar, bahasa, negeri,

politik, sistem pertanian, perindustrian, iklim serta penduduk.

Di samping itu pengajian geografi ialah mengenai perhubungan atau saling hubungan

antara kawasan-kawasan seperti trafik penumpang pesawat udara, perkapalan lautan

atau perdagangan antarabangsa.

Tambahan pula geografi cuba menggunakan data-data daripada dunia biologi, fizikal

dan sosial seperti unsur-unsur yang menunnjukkan variasi yang jelas dalam ruang yang

mempunyaisaling hubungan yang bermakna dengan fenomena yang lain.

Oleh yang demikian, geografi bolehlah disifatkan sebagai satu bidang pengetahuan atau

'field of knowledge' dan bukanlah satu subjek yang tersendiri di mana pengetahuan-

pengetahuan adalah asli kepada mata pelajaran itu. Ini bermakna geografi bukanlah

satu bentuk pengetahuan tetapi ia adlah satu bidang, di mana kebanyakan butir

pengetahuannya didapati subjek-subjek sains sosial dan sains semulajadi. Konsep

geografi ini adalah konsisten dengan falsafah serta ideanya iaitu:

1. Geografi sebagai satu sintesis

2. Geografi sebagai satu pandangan

Dalam konteks itu, sintesis boleh disifatkan sebagai penggabungan unsur-unsur dan

bahagian-bahagian supaya menjadi satu keseluruhan.

Oleh sebab itu Geografi ialah satu mata pelajaran yang kompleks adalah sukar untuk

memberinya satu definisi yang khusus. Banyak percubaan telah dibuat untuk

mendifinasikan bidang itu dan berikut ialah takrifan yang penting dan menarik.

UNESCO (1956) mendifinisikan geografi sebagai:

1. satu agen sintesis

2. satu kajian perhubungan ruang

3. sains dalam penggunaan tanah

Page 16: Geo Manusia

John Mackinder (1861-1947) seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai

satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.

Geografi terbahagi kepada beberapa cabang iaitu Geografi Fizikal dan juga Geografi

Manusia

Geografi fizikal adalah cabang geografi yang membincangkan tentang keadaan fizikal

bumi. ia membincangkan tentang, Bumi sebagai satu sistem, Batuan, Laut dan lautan,

Iklim, Luluhawa, Ekosistem, Tumbuhan dan haiwan liar.

Secara keseluruhannya, Geografi Fizikal adalah segala yang berkaitan dengan

permukaan Bumi yang meliputi tanah, air, udara, corak, suhu, tumbuh-tumbuhan dan

sebagainya (atmosfera, biosfera, hidrosfera, litosfera). 

Geografi Manusia pula melibatkan kajian tentang keruangan di permukaan bumi yang

mengambil manusia sebagai objek utama. Ia meliputi geografi kependudukan, aktiviti

ekonomi, geografi politik, geografi kebudayaan, geografi kemasyarakatan, geografi

tingkah laku dan geografi sosial.

Geografi Manusia memberi tumpuan kepada interaksi antara manusia dengan manusia

dan antara manusia dengan alam sekitar. Penekanan diberi kepada taburan dan pola

yang wujud akibat perubahan pandang darat fizikal dan budaya dalam usaha manusia

untuk kesejahteraan hidup.

Menurut Wikipedia, geografi manusia merangkumi aspek ekonomi, politik, kebudayaan,

meterologi dan ekologi bumi yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Aspek manusia

lebih tertumpu kepada sains kemasyarakatan. Ini memberi penerangan tentang cara-

cara manusia menyesuaikan diri dengan alam sekeliling dan kesan-kesan kegiatan

manusia.

Pada ketika pelopor alam sekeliling (environmental determinism), geografi ditakrifkan

bukan mengenai pengkajian hubungan ruang, tetapi mengenai kajian bagaimana

manusia dan alam sekitar berinteraksi. Walaupun pelupur alam sekeliling berkurangan,

masih terdapat tradisi geografer yang menumpukan hubungan antara manusia dan

alam sekitar. Terdapat dua sub-bidang geografi alam sekitar manusia: ekologi

Page 17: Geo Manusia

kebudayaan dan politik (cultural and political ecology (CAPE), dan kajian ancaman

semulajadi.

Geografi Politik

ANISA SUSILAWATIGeografi Politik

 Dosen: Yayan Rudianto, Drs., M.si

POKOK PEMBAHASAN IPengertian geografi politik:

         Geografi PolitikGeografi Politik adalah ilmu yang mempelajari relasi antara

kehidupan dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam suatu Negara. Aspek-aspek yang terdapat dalam Geografi Politik dan Geografi itu sendiri antara lain unsur geografisberupa luas, bentuk wilayah, iklim, sumber daya dan penduduk.

a.   Menurut Taylor 2000:783 :Geografi Politik (political geography) yang menekankan bahwa teritorial ditafsirkan sebagai hubungan mendasar antara kedaulatan negara dengan tanah air nasional yang terletak di jantung legitimasi dan praktik negara modern. Dimana hasilnya adalah analisis-analisis atas wilayah, kekuasaan dengan ruang yang terfokus yang berpusat pada negara (http://baehaqiarif.files.wordpress.com/2009/12/geografi.pdf)

b.  Menurut Friederich Ratzel :Geografi Politik menekankan kepada hubungan antara faktor fisis geografis dengan ras – ras di masing – masing negeri dan bentuk pemerintahannya ditentukan oleh alam. Paham Fisis Determinis. (Hayati, Sri & Yani, Ahmad. 2007. Geografi Politik.Bandung: PT Refika Aditama).

c.   Menurut Otto Maul :Geografi Politik adalah ajaran mengenai bentang alam sebagai ruang hidup politik dimana kehidupan negara berlangsung.(Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private PublishingGeo Politik

a.   Menurut Richard Hennig :

Page 18: Geo Manusia

GeoPolitik merupakan ajaran tentang kekuatan – kekuatan politik di dalam keterkaitan kepada bumi dan penerapannya dimasa mendatang sehubungan dari hasil yang didapat dari studi yang dilakukan oleh Geografi Politik.(Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing).

Persamaan dan Perbedaan keduanya :a.   Persamaan :1.     Geografi Politik dan Geopolitik sama mengkaji tata ruang di Bumi

pada suatu Negara.(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/01/geopolitik/).

2.    sebagai dasar perkembangan suatu negara dan hubungan kenegaraan(http://imsyafii.wordpress.com/2008/04/13/geografi-lingkungan-dalam-ruang-lingkup-geografi/ ).

b.  Perbedaan :1.     Richard Hennig, seorang profesor di Berlin berpendapat, sesungguhnya

yang dipelajari oleh Geografi Politik adalah bentang alam di mana kehidupan negara berlangsung, namun ilmu tersebut adalah statis. Sehingga, menurutnya harus ada ilmu tentang bentang alam yang sifatnya dinamis, yaitu Geopolitik. (Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing).

2.    Preston E. James, GeoPolitik lebih merujuk kepada suatu organisme yang semakin berkembang. Artinya luas suatu negara dapat berkembang dengan kekuatan suatu negara, dan sebaliknya apabila kekuatan politk suatu negara tersebut lemah maka akan mudah direbut teritorinya oleh negara lain. Sedangkan  Geografi Politik hanya menekankan kepada studi bentang alam. (http://fajargm.net/geopolitik-indonesia).

POKOK PEMBAHASAN IIGEOGRAFI POLITIK DAN GEOPOLITIK

Geo-politik pada dasarnya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang relatif baru, dimana pada awalnya dicurigai sebagai satu “ilmu” yang memberikan pembenaran pada konsepsi Liebensraum (ruang hidup) di era Hitler, sehingga menimbulkan semacam “kecurigaan” akan kemanfaatannya secara ilmiah.

Lepas dari hal itu, satu hal yang sudah pasti yaitu bahwa para pakar dibidang ilmu politik berpendapat bahwa geografi politik merupakan cabang ilmu pengetahuanyang melandasi lahirnya geo-politik

Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka geografi politik

Page 19: Geo Manusia

berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut di atas. 

Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga pendistribusian itu harus “ditebarkan” pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak homogen di seluruh wilayah negara. 

Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi di seluruh wilayah negara

Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka geografi politik berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut di atas. 

Hal ini disebabkan karena bagaimanapun pendistribusian itu harus “ditebarkan” pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak homogen di seluruh wilayah negara.  Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi di seluruh wilayah negara

Karena adanya perbedaan cara pandang terhadap “penebaran” yang dimaksud di atas serta dampaknya terhadap masyarakat, maka terdapat perbedaan dalam cara mendefinisikan geografi politik. Ada yang melihat dari sudut pandang geografer sehingga geopolitik dianggap sebagai dampak geografi atas proses politik.

Sebaliknya ada yang melihat dari kaca mata ahli politik sehingga mendefinisikan geografi politik sebagai kajian tentang  interaksi dinamis proses politik dengan morfologi negara, misalnya saja dalam landreform.  Sedangkan sebaliknya pengaruh morfologi negara atas dinamika politik misalnya saja terlihat dalam pembagian pemerintahan daerah maupun dalam penentuan daerah pemilihan pada setiap pemilu.

Antara kedua sudut pandang tadi ada kesamaannya yaitu mempelajari distribusi spasial serta interaksi yang terjadi sepanjang jalur spasial tadi.  Sudah barang tentu pengertian jalur spesial telah mencakup aspek morfologi negara alias konfigurasi geografi  negara. 

Selanjutnya, apabila proses politik dianggap sebagai proses interaksi, maka dapat dibayangkan bahwa secara morfologis proses politik menimbulkan apa yang penulis sebut sebagai proses interaksi, maka dapatlah dibayangkan bahwa secara morfologis proses politik menimbulkan apa yang penulis sebut sebagai satu medan

Page 20: Geo Manusia

politik (medan interaksi politik).  Sehingga akhirnya dapat didefinisikan geografi politik merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi spasial berbagai kekuatan atau kepentingan dalam medan politik nasional.

Tentang interaksi spasial ini kita dapat melihat pada fenomena alam yang berupamedan magnit bumi.  Menurut ilmu fisika, medan magnit bumi secara plastis dapat dibayangkan terdiri dari rumpun garis gaya magnit yang secara spasial terdistribusi dari kutub utara magnit bumi menuju ke arah kutub selatan magnit bumi.  Dalam “perjalanan” sepanjang jalur spasial tiap garisnya dipengaruhi benda-benda atau kandungan-kandungan mineral yang ada dipermukaan atau di bawah permukaan bumi sehingga dampaknya merupakan terbeloknya jalur atau menjadi lemahnya garis gaya magnit bumi. 

Dengan mempelajari “hambatan” terhadap garis gaya magnit sepanjang jalur utara-selatan dapat diketahui adanya kandungan mineral di darat atau adanya kapal selam di bawah permukaan laut.  Gejala demikian ini dinamakan anomali magnetik, yang dapat dideteksi dengan menggunakan detektor khusus MAD (?).

Sungguhpun disadari bahwa analogi medan politik dengan medan magnit tidak terlalu pas, akan tetapi ia merupakan pijakan yang memadai dalam rangka pemahaman distribusi spasial dari kekuatan (politik) maupun kekuatan medan magnit pada ruang negara.

Setelah diperoleh gambaran tentang adanya interaksi antara medan politik dengan morfologi negara maka para pemikir geo-politik berkesimpulan bahwa untuk mencapai tujuan nasional (politik) haruslah diperhatikan kenyataan-kenyataan geografis atau geo-morfologi negara agar dimungkinkan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga pencapaian itu optimal melalui strategi yang khas sesuai dengan geo-morfologi yang ada. 

Strategi semacam itu disebut geo-strategi.  Di kalangan ASEAN ditengarai adanya perbedaan geo-strategi antara negara-negara anggota yang berciri maritim (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina) dengan negara yang berciri kontinental.  Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan geopolitik maritim dengan geopolitik kontinental.  Dari pengalaman ASEAN ini dapatlah dimengerti bahwa geopolitik mengalir dari geografi politik.

POKOK PEMBAHASAN IIIPEMIKIRAN DALAM GEOGRAFI POLITIK.Pemikiran Kontinental

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama transportasi dan komunikasi, telah mendorong munculnya kesadaran akan adanya

Page 21: Geo Manusia

keterkaitan antara geografi dan dinamika politik dunia.  Kesadaran tersebut ditangkap oleh Friedrich Ratzel dan dirumuskan dalam bentuk Antropho-geografi  yang pada intinya mengulas sintesa antara antropologi, geografi dan politik. 

Tujuannya adalah mempelajari manusia, masyarakat, negara dan dunia sebagai organisme hidup.  Demikian juga  Ratzel secara berulang-ulang dalam karyanya menekankan bahwa pada akhirnya antropho-geografi harus memusatkan pandangan dan kajiannya pada sisi organisme-nya, dan inilah sesungguhnya awal dari bibit pemikiran mengenai geopolitik

Pengaruh pemikiran organismik dari Ratzel terlihat pada pengembangan geografi politik, dimana hubungan timbal-balik antara manusia dengan alam sekitarnya lebih ditonjolkan.  Ini berarti bahwa tidak hanya geo-morfologi dan iklim saja yang mempengaruhi manusia akan tetapi juga jenis tanah, budaya setempat dan luas tanah atau faktor ruang (Raumfactor). 

Tidaklah mengherankan apabila dinamika manusia dan produktivitasnya juga dikaitkan dengan ketersediaan ruang hidup atau Lebensraum.  Hubungan inilah yang kemudian dieksploitir oleh Haushofen bahwa peningkatan tuntutan hidup dan kebutuhan pengembangan tata kehidupan memerlukan perluasan dari Lebensraum yang sudah ada.

Lebih jauh Karl Ritter dan Ratzel secara terpisah mengidentifikasikan bahwa tabiat, ambisi dan bahkan budaya manusia dibentuk oleh alam sekitarnya serta menyimpulkan adanya keterkaitan anatara iklim dan budaya.  Itulah sebabnya Ritter kemudian mengkaitkan Zona Iklim dunia dengan Zona Budaya

Penelitian lebih lanjut tentang kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya menuntun Ratzel pada kesimpulan bahwa ruang atau Raum merupakan satu faktor penting dalam perjuangan manusia dalam memenuhi kebutuhan.  Atas dasar logika ini disimpulkan bahwa bangsa yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi memiliki validitas klaim yang lebih untuk mendapat ruang tambahan.

Dipandang dari kondisi politik dunia saat itu, kesimpulan Ratzel ini amat berbahaya, karena dapat dijadikan pendorong bahkan legitimasi terhadap kolonialisme dan ekspansionisme.  Lebih tajam lagi adalah kesimpulannya bahwa luas wilayah satu negara merupakan indikator terbaik dari kekuatan politiknya (political power).

Apabila kesimpulan ini dikaitkan dengan rumusan Cline mengenai kekuatan nasional satu bangsa bila dilihat/diamati dari luar, memang berbanding lurus, antara lain dengancritical mass dari negara bersangkutan dimana critical mass itu sendiri adalah gabungan

Page 22: Geo Manusia

dari critical mass penduduk serta critical mass ruang negara. (Uraian lebih detail periksa buku Sunardi, R.M.   “Teori Ketahanan Nasional”, Lemhannas, 1999).

Menurut Cline, Australia tidak memiliki critical mass yang besar sebab sebagian besar ruang negaranya tidak produktif dan ditambah lagi penduduk hanya “kecil” (± 18 juta) walaupun kualitasnya sangat tinggi dan maju.  Demikian pula halnya dengan Singapura.  Kedua negara ini sudah barang tentu berbeda dengan negara seperti RRC yang memiliki critical mass besar; dan oleh karena itu berpotensi menjadi negara besar.

Setiap bangsa yang menegara, menurut Ratzel, haruslah memiliki konsep ruang; apabila tidak, bangsa bersangkutan akan terdesak menjadi bangsa marginal dalam perpolitikan global.  Kesimpulan semacam ini memang terasa valid pada era sebelum Perang Dunia II, dimana hampir tiap kawasan dunia, terutama di Eropa, persaingan untuk mendapatkan Power Position utama tidak jarang menimbulkan konflik terbuka.  Sesudah Perang Dunia II, terutama sesudah perang dingin berakhir hampir tiap kawasan cenderung membentuk regional grouping

Maraknya regionalisme telah mengakhiri tidak hanya perlombaan power positionsaja, akan tetapi juga surutnya supremasi politik dan militer sebagai faktor utama penentu kekuatan nasional satu bangsa, yang kedudukannya digeser oleh faktor ekonomi

Dalam kaitan dengan konsep ruang, batas wilayah kedaulatan negara (boundary) amatlah penting di dalam dinamika hubungan antara negara/antarbangsa, karena batas antar negara atau delimitasi sering menjadi penyebab konflik terbuka.  Sungguhpun demikian penentuan delimitasi telah diatur dalam berbagai konvensi internasional, akan tetapi latar belakang sejarah setiap bangsa/negara dapat memberikan nuansa politik tertentu yang mengakibatkan penyimpangan dalam menarik garis boundary tadi, dan akhirnya bertabrakan dengan negara lain. 

Kasus konflik teritorial diantara negara-negara berkembang adalah contoh yang amat sangat nyata, sebab boundary yang ditetapkan oleh penguasa kolonial tidaklah sejalan dengan sejarah bangsa dan dengan aspirasi politik dari bangsa yang telah menjadi merdeka.

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa boundary tidak selamanya ditaati oleh penduduk perbatasan (terutama didaerah terpencil) yang dengan seenaknya mengadakan lintas batas untuk mengunjungi sanak-keluarga di seberang boundary, atau saling berdagang secara bebas seolah-olah tidak ada boundary.  Interaksi dinamis antar penduduk dua negara, atau interaksi dinamis antara dua budaya dapat membentuk satubatas semu atau frontier yang berbeda letaknya secara geografisnya dengan boundary aslinya

Page 23: Geo Manusia

terbentuknya frontier di dalam ruang negara yang disebabkan oleh penetrasi pengaruh seberang boundary. Apa yang terjadi adalah daerah asimilasi dimana penduduknya lebih “melirik” keseberang boundary dibandingkan kepada pemerintah daerah atau pusatnya sendiri. 

Berbagai kasus yang ada di dunia ini, frontier terbentuk karena dua hal, yaitu, pertama, tidak cukup perhatian pemerintah pada daerah yang menjadi daerah asimilasi; kedua, tidak ada sarana sirkulasi yang cukup.

Untuk sebab yang kedua, kelengkapan sarana sirkulasi (transportasi dan komunikasi) biasanya terjadi di daerah yang sukar dicapai atau daerah terpencil seperti daerah pengunungan, daerah hutan rimba, pulau terpencil, yang kesemuanya berada di daerah sepanjang perbatasan dengan negara lain sehingga mudah terkena penetrasi budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.  Semakin lama daerah asimilasi tidak ditangani atau diperhatikan oleh pemerintah maka ia bisa menjadi makin meluas; oleh karena itufrontier sifatnya sangat dinamis.

Dilihat dari sisi politik, rakyat di daerah asilmilasi memiliki kecenderungan untuk membelakangi pemerintah/sistem politik di negaranya dan tidak jarang bermuara pada keinginan merdeka.  Banyak masyarakat pengunungan yang mengalami hal seperti itu dan ingin merdeka, misalnya suku Kurdi, suku Karem, suku Meo, dan bahkan sebagian masyarakat Propinsi Xinjiang di RRC. 

Kesemua masyarakat itu tinggal di wilayah pengunungan yang sukar dicapai.  Tidak itu saja, bagi negara yang wilayahnya luas sekali daerah frontier bisa terjadi dipinggiran yang jauh dari pusat pemerintahan.  Untuk itu disentralisasi adalah jalan pemecahan yang terbaik.  Dari sini terlihat dengan jelas kaitan atau interaksi antara geografi dan politik.

POKOK PEMBAHASAN IVPEMIKIRAN DALAM GEOGRAFI POLITIKPemikiran Maritim

Perbedaan dengan para ahli geografi politik Jerman, seperti Ratzel, Ritter dan sebagainya yang berorientasi kontinental, Alfred Thayer Mahan merupakan pelopor orientasi maritim.  Menurutnya kekuatan satu negara tidak hanya tergantung pada faktor luas wilayah daratan dan seisinya, akan tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut berikut bentuk pantai dari wilayah negara.

Akses ke laut akan memudahkan perdagangan yang pada ujungnya membawa kesejahteraan dan penguasaan perekonomian; sedangkan bentuk pantai yang menguntungkan akan menarik masyarakat lebih berorientasi ke arah laut.  Tidaklah mengherankan apabila perhatian Mahan pertama-tama ditujukan ke Laut Tengah yang selalu menjadi ajang

Page 24: Geo Manusia

perebutan dan peperangan laut pada abad ke 16, 17 dan 18.  Bentuk pantai kawasan pinggiran Laut Tengah membuat masyarakatnya berorientasi pada laut dan perdagangan.

Dalam pengamatan Mahan, negara-negara tepian Atlantik selain memiliki akses ke laut secara luas, bentuk pantainya pun memudahkan pengembangan pelabuhan-pelabuhan besar sehingga akan terbentuk satu masyarakat maritim yang kosmopolitan.  Selain itu, Mahan juga berkesimpulan bahwa bentuk dan panjang pantai satu negara akan menjadi salah satu indikator utama kekuatan laut (sea power) dari negara yang bersangkutan.

Observasi dan kesimpulan demikian ini sering disebut sebagai satu geographical determinist - bahwa geografi menentukan tata laku dan karya manusia.  Di sinilah kiranya Mahan, Ratzel, Ritter dan kawan-kawannya pada era itu dapat dikatakan sama-sama merupakan geographical determinist.  Bedanya adalah bahwa Ratzel dan Ritter menengok ke darat dalam pengembangan kekuatan (power) satu negara, sedangkan Mahan menengok ke laut.

 Menurut Mahan ada empat faktor alamiah yang mempengaruhi pembentukan kekuatan laut satu negara. Pertama, situasi geografi, terutama mengenai Topo-morfologinya yang dikaitkan dengan ada tidaknya akses ke laut serta penyebaran penduduknya. Kedua, kekayaan alam dan zona iklim, karena faktor ini akan terkait dengan kemampuan industri serta kemandirian dalam penyediaan pangan. Ketiga, konfigurasi wilayah negara, yang menurut Mahan akan mempengaruhi karakter rakyat terutama dilihat dari orientasinya. Keempat, jumlah penduduk.

Dari keempat faktor tersebut di atas dapat dicatat bahwa Mahan menaruh perhatian pada konfigurasi wilayah negara serta pengaruhnya pada karakter rakyat.  Pengalaman dan sejarah umat manusia cukup mendukung hal tersebut, misalnya karakter orang yang tinggal di pengunungan akan berbeda dengan mereka yang tinggal di dataran rendah.  Demikian juga karakter rakyat kepulauan berbeda dengan rakyat yang tinggal di kontinen.

Temuan Mahan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Ratzel yang mengatakan bahwa agar negara menjadi kuat, maka harus memiliki akses ke laut serta wilayah daratan yang luas.  Dari kesimpulan ini maka para ahli Jerman pada abad ke-20 mulai memikirkan perluasan wilayah negara Jerman ke arah timur dengan istilah Drang nach Osten.

POKOK PEMBAHASAN VDari Geografi Politik ke Geopolitik

Page 25: Geo Manusia

Sampai dengan akhir abad ke-19, pemikiran geografi politik didominasi oleh teori Ratzel, Ritter dan Mahan yang menganggap negara sebagi organisme serta pengaruh alam terhadap tata laku manusia atau geographical determinist.

Pada awal abad ke-20 muncul pemikiran dari para ahli Perancis seperti Albert Demangeon, Louis Febure, Andre Siegfried dan Jacques Ancel, yang beranggapan bahwa negara sebagai satu organisme hidup memiliki moral dan spritual sehingga tidak dapat dipandang sebagai satu ruang (space) yang hampa.  Adanya nasionalisme, rasa kebangsaan, faham kebangsaan, cinta tanah air membuktikan negara bukan sekadar ruang kosong.  Pemikiran demikian ini disebut geographical humanist.Berdasarkan pada pemikiran para ahli Jerman dan para ahli Perancis maka Rudolf Kjellen berkesimpulan bahwa geo-morfologi haruslah dimanfaatkan dari segi politik, maka lahirlah the politics of geography yang kemudian diberi nama oleh Kjellen sebagai geopolitik.  Secara umum Kjellen memberi definisi geopolitik sebagai satuScience of the state

Menurut Kjellen sistem politik tentang negara (sistem geopolitik) adalah:No. TENTANG NEGARA GEOPOLITIK

1. a. Kedudukan Negara : Topopolitikb. Bentuk Negara : Morphopolitik

Keadaan Fisik Negara :Physiopolitik

NO. TENTANG EKONOMI

EKOPOLITIK

2.a. Pengaruh ekonomi : Emporo Politik

b. Kemandirian : Autharkhial Politik

Dinamika ekonomi : Ekonopolitik

NO. TENTANG RAKYAT DEMOPOLITIK

3.a. Kebangsaan : Etnopolitik

b. Sejarah dan asal-usul : Plethopolitik

Psyche Bangsa : Psychopolitik

NO. TENTANG MASYARAKAT

SOSIOPOLITIK

Page 26: Geo Manusia

BANGSA4.a. Bentuk dan Organisasi : Phylopolitik

b. Eksistensi : Biopolitik

NO. TENTANG PEMERINTAHAN

KRATOPOLITIK

5.a. Bentuk  Negara : Homopolitik

b. Eksistensi Negara : Prexipolitik

c. Kekuasaan Negara Archopolitik

Dari sistematika tentang politik negara tersebut di atas, maka Kjellenberanggapan bahwa geopolitik hanya salah satu bagian saja.  Kjellen menekankan bahwa sebagai salah satu organisme hidup maka negara yang diciptakan oleh Kjellen merupakan satu unit kekuatan dan kekuasaan yang selalu mengikuti hukum pertumbuhan (ingat teori Lebensraum dari Retzel).

Model ini seakan-akan “memahami” adanya perluasan wilayah melalui aneksasi, pendudukan maupun kolonisasi yang sangat marak pada awal abad ke-20 itu.

Sejak awal Kjellen sudah memperkirakan bahwa hukum pertumbuhan akhirnya akan membawa kita pada satu keadaan dimana muncul beberapa negara besar saja yang mampu mempengaruhi lainnya. 

Jika hal ini dikaitkan dengan jalur-jalur pelayaran niaga yang penting waktu itu, maka pertumbuhan akan mengarahkan sepanjang jalur pelayaran tadi.  Bila diamati peta-peta dunia kala itu, maka dapatlah segera dilihat bahwa koloni-koloni Inggris selalu berada pada tepian jalur pelayaran dunia.

Pertumbuhan melahirkan rivalitas dan permusuhan antara negara-negara besar saat itu.  Hal ini tidak hanya menarik perhatian Kjellen akan tetapi juga Mackinder dari Inggris.  Mackinder melihat bahwa konflik saat itu (awal abad ke-20) bukanlah sekadar konflik antar negara-negara maritim untuk menguasai dunia.  Atau dapat juga dikatakan sebagai konflik antara kekuatan Euro-Asia (heartland) melawan kekuatan kepulauan dan pinggiran (pheripheral).

Mackinder berpendapat, saat itu, bahwa kekuatan Heartland akhirnya akan lebih unggul dari kekuatan Pheripheral mengingat keunggulannya di bidang politik, ekonomi dan militer. Bahkan sebelum PD I meletus, Mackinder membuat kesimpulan geopolitik sebagai berikut:

  Who rules East Europe commands the Heartland,  Who rules the Heartland commands the World Island,

Page 27: Geo Manusia

  Who rules the World Island commands the World!Yang dimaksud dengan the World Island ialah Asia, Eropa dan Afrika

yang dalam pemikiran Mackinder merupakan satu continental patah.  Melalui pemikiran Kjellendan Mackinder inilah geografi politik diantarkan menjadi geopolitik.

POKOK PEMBAHASAN VIGeoPolitik

geopolitik merupakan pengembangan dari geografi politik, dimana negara dipandang sebagai satu organisasi hidup yang berevolusi secara spatial dalam kerangka memenuhi kebutuhan masyarakat bangsanya atau tuntutan kebutuhan akan Lebensraum.

Ditangan para pemikir Jerman saat itu, khususnya Haushofer, geopolitik berkembang dengan pesat sebagai satu cabang ilmu pengetahuan dimana kekuasaan (politik) dan ruang (raum) merupakan anasir sentralnya.  Sehingga kemudian Haushofer menamakan geopolitik sebagai satu science of the state yang mencakup bidang-bidang politik, geografi (ruang), ekonomi, sosiologi, antropologi, sejarah dan hukum dan pertama kali diuraikan dalam bukunya yang terkenal “Macht und Erde” (kekuasaan/power dan dunia).

Kedekatan hubungan antara Haushofer dengan Hitler sejak awal diperkirakan merupakan penyebab dari menyusupnya info gagasan dalam Macht und Erde kedalam buku “Meinkampf”.  Tidakkah mengherankan apabila pada akhir perang dunia ke-2 geopolitik tidak lagi dikagumi, karena dituduh sebagai biang keladi dari ekspansi Jerman.

Pengaruh Haushofer juga terasa di Jepang karena dia pernah ditugaskan disana antara tahun 1909-1911 untuk mempelajari sistem militer Jepang serta mempererat hubungan militer antara kedua negara.  Sekembalinya di Jerman Haushofer menyusun konsep Lebensraum untuk Jepang yang diterbitkan dalam bukunya yang berjudul “Dai Nippon” (Greater Japan).  Gagasan itu kemudian juga diperkirakan menjadi landasan sari doktrin “Fukoku Kyohei” (Rich Country Strong Army) yang melandasi dilakukannya pembangunan besar-besaran angkatan perang kekaisaran Jepang menjelang perang dunia ke-2

Kalau dilihat dari sudut pandang tataran pemikiran maka sesungguhnya Lebensraum maupun Fukoku Kyohei merupakan satu prasyarat dalam upaya mencapai cita-cita (baca Bab Pendahuluan) nasional.  Jadi geopolitik adalah pada hakekatnya prasyarat; dan karena harus dipenuhi secara nasional maka dapat juga disebut sebagaidoktrin dasar negara

Page 28: Geo Manusia

Sebagai satu doktrin dasar ia mengandungempat unsur utama yaitu:1. Konsepsi ruang, yang merupakan pengejawantahan dari pemikiran negara sebagai       organisasi hidup;2. Konsepsi frontier, yang merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan;3. Politik kekuatan, yang menerangkan tentang kehidupan negara;4. Tentang keamanan negara dan bangsa, yang kemudian melahirkan geostrategi.

         Konsepsi ruangRuang merupakan inti dari geopolitik, sebab menurut Haushofer dan

pengikutnya ruang merupakan wadah dinamika politik dan militer.  Dengan demikian sesungguhnya geopolitik merupakan cabang ilmu pengetahuannya yang mengaitkan  ruang dengankekuatan fisik,  dimana pada kenyataannya kekuatan politik selalu menginginkan penguasaan ruang dalam arti ruang pengaruh, atau sebaliknya, penguasaaan ruang secara de facto dan de jure merupakan legitimasi dari kekuasaan politik.  Penguasaan ruang atau ruang pengaruh demikian itu pada intinya (menurut geopolitik) sesungguhnya merupakan satu fenomena spatial dari ruang itu sendiri.

Jika ruang pengaruh diperluas maka akan ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan; dan kerugian akan menjadi lebih besar lagi apabila hal itu dicapai melalui perang.

Pada era perang dingin dapat kita saksikan bagaimana kedua kutub adi kuasa saling berusaha memperluas “sphere of influence” maupun ruang hegemoninya masing-masing.  Pada era itu negara-negara Dunia Ketiga saling diperebutkan agar ditarik ke dalam sphere of influence atau kedalam hegemoni, baik sebagai sekutu/allies ataupun sekadar sahabat/friendly countries.  Yang penting sekurang-kurangnya tidaklah mesra dengan kubu lawan.  Kita juga lihat bersama, disaat itu, tidak peduli satu negara diperintah secara kejam atau tidak  asalkan “setia” kepada pemimpin kubunya. 

Tidaklah mengherankan apabila kepala pemerintahan semacam Mobutu dirangkul, yang kemudian hari saat perang dingin selesai dicampakkan begitu saja atas tuduhan pelanggaran hak azasi manusia.  Maka berturut-turutlah beberapa kepala pemerintahan dinegara-negara Dunia Ketiga berguguran silih berganti setelah “ruang” yang mereka “kuasai” tidak lagi memiliki nilai strategi lagi.

Konsepsi strategi Indonesia yang mengatakan bahwa “pendudukan terhadap satu pulau dapat dianggap sebagai pendudukan seluruh negara” merupakan satu bukti lagi bahwa terdapat satu hubungan erat antara ruang dengan kekuatan dan kepentingan.  Kekuatan disini diartikan

Page 29: Geo Manusia

sebagai kekuatan penangkalan yang harus siaga dalam menghadapi kemungkinan, sekecil apapun, terjadinya pendudukan atas satu bagian kecil dari negara ini.

Keteguhan dan kesungguhan setiap negara atau bangsa mempertaruhkan setiap jengkal ruang yang berada di dalam wilayah kedaulatannya merupakan satu bukti juga adanya kaitan antara ruang dengan sifat negara sebagai organisme hidup.  Dalam hal ini berkurangnya ruang negara oleh sebab apapun juga memberi dampak psikologis pada penduduk akan berkurangnya ruang “bernafas”.

Tidaklah mengherankan apabila negara-negara kecil seperti Singapura atau Israel tidak dapat mentolerir berkurangnya ruang negara; dan akan selalu bereaksi sangat keras terhadap ancaman dari luar yang berpotensi untuk mampu mengurangi ruang negara mereka.  Untuk itu negara-negara semacam itu selalu mempersiapkan kekuatan militer yang tangguh dan mampu melancarkan pre-emptive strike (bila perlu diluncurkan dari luar negaranya).

Bertambahnya ruang negara atau berkurangnya ruang negara oleh berbagai jenis sebab, selalu dikaitkan dengan kehormatan dan kedaulatan negara dan bangsa.  Karena itu tidaklah mengherankan bahwa tiap negara mempertahankan kehormatan dan kedaulatannya dengan gigih dan konsisten.

Bahkan negara sebesar RRC harus berjuang mati-matian mempertahankan “haknya” atas pulau-pulau karang kecil, yang walaupun tenggelam pada saat air pasang, di kawasan Laut Cina Selatan.  Sehingga bila disimak benar-benar konflik territorial di Laut Cina Selatan sesungguhnya merupakan satu taruhan kehormatan dari negara-negara yang bertikai; dan ini memang amat sulit dicari titik temunya.

Apa sebenarnya yang amat mengherankan adalah keputusan Presiden Habibie yang begitu saja, kemungkinan besar hanya dilandasi oleh emosi atau saran staf yang kurang matang, memberikan dua opsi kepada rakyat Timor Timur.  Dan setelah ternyata rakyat Timor Timur memilih kemerdekaan, dengan entengnya pemerintahan menerimanya sebagai satu kewajaran.  Disini terlihat ketiadaan pertimbangan akan datang kenyataan bahwa ruang negara, sekecil apapun, terkait dengan kehormatan bangsa dan negara.  Inilah satu contoh yang amat mengherankan sekaligus menyedihkan.

Konsepsi ruang amat bermakna apabila dikaitkan dengan penduduk atau suku bangsa yang mendiaminya.  Pada zaman dahulu ruang hidup (living space atau Lebensraum) secara ideal harus dapat memenuhi atau mendukung kehidupan bangsa; karena itu bila dirasakan tidak lagi bisa mendukung kehidupan maka ada kecenderungan untuk “menambahnya” dan inilah awal dari peperangan.  Namun dalam zaman modern ini ruang

Page 30: Geo Manusia

hidup tidak harus berfungsi demikian; contohnya Singapura. Hampir seluruh kebutuhan hidup rakyat  Singapura “dibeli” dari luar, yang kemudian dibayar dari produk jasa dan industri.  Dengan demikian nilai strategis ruang menjadi bermakna apabila dikaitkan dengan produktivitas penduduk yang pada gilirannya terkait secara langsung dengan faktor karakter, pengetahuan, ekonomi,  industri dan sebagainya.

Apabila ahli geopolitik Jerman, seperti misalnya Erich Obst, menekankan pentingnya luas ruang bagi kehidupan satu bangsa (dan perkembangan dikemudian hari) maka Ray S. Clime lebih berorientasi pada masa kritis dari ruang yang bersangkutan.  Masa kritis disini merupakan penjumlahan dari masa kritis penduduk, yaitu jumlah riil penduduk yang produktivitasnya dapat diandalkan, ditambahkan dengan masa kritis geografi ruang, yaitu luas riil dari ruang yang secara alami bisa mendukung kehidupan rakyat dari segi produktivitasnya.

Ruang negara boleh luas, seperti Australia, akan tetapi karena sebagian besar berupa gurun pasir dan gurun tandus maka dari sudut pandang Cline masa kritisnya rendah. Atau apabila disingkat akan didapat : Mk (ruang) = MK (d) + Mk (g).

Luas ruang negara menjadi amat bermakna apabila dilihat dari segi strategis; sebab disitu akan berlaku strategi menukar waktu dengan ruang, dimana makna harfiahnya adalah tersedianya / disediakannya bagian ruang tertentu untuk diduduki sementara oleh  musuh, sementara itu kita mempersiapkan serangan balasan yang mematikan. Ini hanya bisa dilakukan apabila ruang negara cukup luas.

Karena itu, apabila ruang negara “sempit” maka hanya terbuka satu opsi yaitu : Pre-emptive Strike atau serang sebelum musuh siap. Mengapa demikian, karena tidak adanya cukup ruang untuk mempersiapkan dukungan logistik (ruang atau daerah belakang), untuk digunakan persiapan tempur (ruang atau daerah komunikasi), dan digunakan untuk manuver serta memukul musuh (ruang atau daerah tempur).

Juga apabila dilihat dari segi strategi, luas ruang negara menentukan tingkatan rasa aman dari penduduknya (security feeling); artinya bagaimana mereka sebagai satu bangsa bereaksi dan menyikapi terhadap ancaman dari luar. Tidaklah mengherankan apabila luas ruang dapat mempengaruhi atau bahkan menentukan karakter satu bangsa. Bahkan menurut Morgenthau karakter bangsa merupakan salah satu faktor yang menentukan kekuatan dan ketahanan bangsa.

POKOK PEMBAHASAN VIIGEOPOLITIK sebagai DOKRIN DASAR NEGARA

         Konsepsi Frontier

Page 31: Geo Manusia

Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa frontier merupakan batas imajiner dari pengaruh asing dari seberang boundary (batas negara secara hukum) terhadap rakyat satu negara. Ia sangat dinamis, dalam arti bisa bergeser-geser, dan berada di antara masyarakat bangsa. Atau dengan perkataan lain, secara politis dapat dikatakan bahwa pengaruh efektif dari pemerintah pusat tidak lagi mencakup seluruh wilayah kedaulatan melainkan dikurangi dengan luas wilayah sampai dengan batas frontier yang sudah dipengaruhi oleh kekuatan asing dari seberang boundary.

Pengaruh asing itu bisa berawal dari pengaruh budaya atau dari pengaruh ekonomi, akan tetapi yang pasti adalah bahwa hal itu tidak ditangani dengan segera oleh Pemerintah pusat maka akan berubah menjadi pengaruh politik yang akan berujung pada pemisahan diri dari wilayah sebatas frontier.

Pengalaman membuktikan bahwa selama ini, sejak 1976, perbatasan antara Timor-Timur dengan NTT adalah frontier bagi kita, sebab secara budaya kita gagal menyerap masyarakat Timor Timur masih kedalam budaya NTT. Padahal mereka merupakan satu suku bangsa. Contoh lain, adalah suku Kurdi yang telah membuat frontier di dalam negeri Turki dan Irak. Dalam halnya Turki, pemerintah secara militer “membasmi” suku Kurdi yang berada dalam frontier dengan maksud untuk menghilangkan sama sekali adanyafrontier di dalam negara Turki.

Adanya frontier memang mengurangi ruang efektif yang berada dalam pengaruh pemerintah pusat, sehingga dampaknya hampir-hampir mirip dengan kehilangan sejengkal tanah yang berada di bawah kedaulatan. Atas dasar itu dapatlah difahami reaksi keras dari pemerintah Turki atas suku Kurdi karena kehormatan dan kewibawaan negara dan bangsa Turki menjadi taruhannya. Dengan demikian jelaslah bahwa masalah adanyafrontier merupakan masalah geopolitik yang menyangkut ruang.

 Dalam zaman sekarang ini frontier dapat juga terletak di luar batas negara dikaitkan dengan kepentingan geopolitik yang memang harus menjangkau keluar wilayah kedaulatan. Globalisasi telah membawa serta munculnya transparansi masyarakat bangsa dari pengaruh luar, sedemikian rupa sehingga Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin keamanan dan rasa aman bangsa dan negara apabila tidak ditopang oleh keamanan regional.

 Begitu juga kerjasama bilateral saja tidak cukup kuat apabila tidak  disertai dengan kerjasama regional dan internasional. Adanya kaitan sevara sinergis berjenjang demikian itu membawa implikasi bahwa geopolitik harus memiliki dimensi internasional. Karena itu frontier dalam

Page 32: Geo Manusia

zaman sekarang ini harus pula diberi makna batas imajiner sejauh mana kepentingan nasional terjamin pewujudannya atau pemenuhannya.

Sesungguh hal semacam itu telah dimainkan oleh kekuatan-kekuatan besar dunia sejak dahulu, hanya saja melalui wajah kekuatan militer. Dalam era perang dingin ia berwajah hegemoni ataupun containment strategy. Akan tetapi esensinya sama yaitu sphere of influence, yang batas luarnya merupakan frontier dari negara besar yang menggelarsphere of influence tadi.

Apabila dahulu Sphere of influence selalu diciptakan dan ditegakkan melalui mekanisme politik dan militer, dalam perkembangannya sekarang ini ia dapat diciptakan melalui mekanisme ekonomi dan perdagangan. Lihat saja sphere of influence dari yen Jepang   yang kini hampir meliputi kawasan Asia Pacific bagian Timur, setidak-tidaknya seluruh Asia Tenggara berada di dalamnya.

 Singkatnya, frontier akan menjadi sphere of influence apabila ia terletak di luar batas negara.Kenyataan sekarang telah memaksa negara-negara dalam satu sub-kawasan bekerja sama untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat dengan carameningkatkan bargaining power.

Dalam perdagangan global bargaining power tidak selama berupa kelebihan dalam murahnya satu produk, akan tetapi juga kelebihan dalam hanya conveniency dan securitydalam arti yang luas. Jelaslah hal ini akan lebih menguntungkan apabila ditawarkan oleh kerjasama regional, karena conveniency maupun security akan lebih terjamin.

Oleh sebab itu, frontier yang terbentuk melalui kerjasama regional sesungguhnya merupakan satu frontier politik; dan apabila kerjasama regional terbentuk atas dasar kesamaan budaya atau agama maka dinamakan frontier budaya.

Mengingat negara dapat dianggap sebagai satu organisme hidup, maka frontiersemacam di atas dinamakan frontier organik yaitu bahwa adanya atau terbentuknya karena kebutuhan organisme yang bernama negara.

POKOK PEMBAHASAN VIIIGEOPOLITIK sebagai DOKRIN DASAR NEGARA

         Konsepsi Politik Kekuatan (Power)Politik kekuatan merupakan salah satu faktor dalam geopolitik karena

adanya kenyataan bahwa dinamika organisme negara di dalam memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya maupun di dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa selalu dilandasi oleh kekuatan politik dan atau ekonomi, dan atau militer, atau salah dua, bahkan ketiga-tiganya secara paralel.

Page 33: Geo Manusia

Jepang saat ini memainkan geopolitiknya dilandasi oleh kekuatan ekonomi dan sedikit faktor politik. Negara-negara besar Eropa melandasinya dengan politik dan ekonomi; sedangkan Amerika Serikat dengan ketiga-tiganya.

Semakin “menciutnya” ruang dunia sebagai akibat perkembangan teknologi, terutama teknologi telekomunikasi dan transportasi, disatu pihak sedangkan kepentingan negara-negara di dunia, terutama negara-negara besar, semakin mendunia maka semakin besar pula kemungkinannya terjadi persinggungan ataupun konflik kepentingan di berbagai tempat di dunia.

Disini nampak bahwa konflik terbuka atau perang pada dasarnya merupakan dinamika ruang dan kekuatan. Tidaklah mengherankan apabila Kjellen menyimpulkan bahwa negara besar dengan kekuatan besar selalu cenderung ekspansif secara spasial. Kalau toh sekarang ini Amerika Serikat terkesan malang-melintang sebagai polisi dunia hanyalah disebabkan oleh anggapannya secara unilateral.

Contoh kasus: Jepang saat ini memainkan geopolitiknya dilandasi

oleh kekuatan ekonomi dan sedikit faktor politik. Negara-negara besar Eropa melandasinya dengan politik dan ekonomi; sedangkan Amerika Serikat dengan ketiga-tiganya.

bahwa ruang kepentingannya adalah dunia dan didukung oleh kekuatan nyata (baik ekonomi,politik, dan militer) yang mampu digelar setiap saat. Oleh sebab itu pameran kekuatan darat, laut dan udara adalah salah satu alat geopolitik di dalam pembentukan frontier.

Terasa menciutnya ruang dunia juga diikuti pula dengan meluasnya hak berdaulat bagi negara-negara pantai sebagai akibat diakuinya ZEE di dalam Konvensi Hukum Laut 1982. Sebagai akibatnya management laut menjadi semakin rumit, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia, disebabkan kepentingan negara-negara maritim “dibatasi” dengan berkurangnya freedom of  navigation.

Padahal freedom of navigation bagi negara-negara besar merupakan satu hal yang dikeramatkan sejajar dengan hak azasi manusia dan demokrasi; maka tidaklah mengherankan makin seringnya terjadi tabrakan kepentingan.

Tabrakan kepentingan akan menjadi tidak berimbang apabila kekuatan nyata tidak berimbang, seperti antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kita mengetahui bahwa freedom of navigation bagi negara-negara besar sangat berkait dengan projection of power dan pembentukan sphere of influence, karena itu tidaklah mengherankan bagaimana mereka menyikapi keinginan Indonesia dalam penetapan archipelagie sea lanes.

Page 34: Geo Manusia

 Pembicaraan dengan negara-negara besar memang telah dilakukan sebelum rancangan archipelagic sealanes diserahkan kepada International Maritime Organization (IMO) dan telah disetujui pada bulan Desember 1998.

 Untuk mewujudkan kepentingan nasional diperlukan kekuatan, yang pada gilirannya kekuatan memerlukan ruang gerak baik itu berupa ruang geografis maupun ruang politis. Misalkan saja kepentingan itu berupa peningkatan kegiatan perekonomian, maka kepada para pelaku pasar harus diberikan ruang gerak yang cukup agar lebih kompetitif dan produktif. Ruang gerak yang cukup, artinya demokratisasi, agar kegiatan ekonomi bisa berkembang bebas diseluruh ruang negara.

 Keperluan adanya demokratisasi ekonomi (tidak sekedar Liberalisasi saja) memerlukan dukungan demokratisasi politik agar tidak terjadi stagnasi.  Dahulu, ketika Uni Sovyet mengadakan demokratisasi politik secara luas yang tidak disertai dengan hal yang sama dibidang ekonomi maka negara tersebut berantakan.

 Hal yang sama juga terjadi pada Rusia sekarang. Lain halnya dengan RRC, dimana demokratisasi ekonomi jauh meninggalkan demokratisasi politik maka ternyata mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki, antara lain peristiwa Tienanmen.

Pelajaran yang dapat ditarik adalah bahwa perluasan ruang gerak harus dilaksanakan secara serentak pada semua bidang, agar mereka bisa saling menunjang.

Saat ini telah muncul dua gejala makro dipandang dari segi strategi yaitu bahwa dimensi ekonomi dari kekuatan telah semakin mengemuka, dan adanya pergeseran gravitasi kepentingan ke arah maritim. Kedua-duanya memiliki implikasi yang amat penting terhadap geopolitik, terutama bagi negara-negara maritim seperti Indonesia.

 Semakin mengemukanya dimensi ekonomi dari kekuatan menyebabkan antara lain : (a) faktor ekonomi telah dijadikan “senjata” untuk memaksakan kehendak, (b) munculnya Lembaga Keuangan Internasional sebagai kekuatan politik global; dan (c) berkembangnya regionalisme ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan posisi power.

Dilain pihak dengan adanya perdagangan yang mendunia, dimana setiap pasar domestik terkait satu sama lain; maka soal akses menjadi penting, baik akses terhadap pasar maupun akses terhadap sumber-sumber input bagi industri.

Sebagai konsekuensinya jalur-jalur pelayaran internasional (sea lines of communication/SLOC) menjadi amat vital.  Karena itulah kepentingan bergeser kearah maritim; siapa menguasai SLOC akan dapat menentukan pasar atau sebaliknya gangguan keamanan terhadap SLOC akan mempengaruhi keadaan pasar.

Page 35: Geo Manusia

Tidaklah mengherankan apabila freedom of navigation dan terjaminnya keamanan sepanjang SLOC sehingga komoditi perdagangan mengalir secara lancar adalah pusat gravitasi kepentingan saat ini. Dapatlah dimengerti bahwa dipandang dari sisi ini Indonesia adalah  amat rawan karena SLOC vital antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik semuanya melewati perairan Indonesia.

Tiap perkembangan politik dan keamanan di Indonesia serta merta menjadi perhatian negara-negara besar hanya karena SLOC itu.  Bahkan setiap pergantian pemerintah atau pemilihan presiden-presiden mengundang berbagai bentuk intervensi.

         Konsepsi Keamanan Negara dan Bangsa Pada akhirnya geopolitik juga ditujukan untuk menciptakan keamanan

negara dan bangsa. Dari adanya kenyataan bahwa ketahanan nasional saja tidak cukup untuk menjamin keamanan dalam negeri maka kemudian diputuskan menggelar frontier diluar batas negeri. Dari situ terwujudlah daerah penyangga (buffer zone) yang digunakan untuk memperluas ruang yang dapat ditukar dengan waktu dalam menghadapi ancaman fisik dari luar.

Jika selama ini ruang diartikan sebagai sesuatu yang riil secara geografi, maka sesungguhnya ruang bisa diartikan secara semu atau maya dari segi keamanan yaitu antara lain berbentuk semangat kesatuan dan atau semangat persatuan.  Maknanya adalah bahwa kesatuan dan atau persatuan merupakan penghambat atau memperlambat datangnya ancaman/musuh sehingga seakan-akan dipertukarkan dengan waktu.

Kesatuan dan atau persatuan yang dianjurkan oleh pemerintah bukanlah satu retorika politik akan tetapi merupakan langkah geopolitik.  Dengan lain perkataan apabila satu negara kehilangan kesatuan dan atau persatuan bangsa maka dampaknya akan sama dengan kehilangan ruang.

Era kolonialisme dengan kekuatan senjata telah berlalu akan tetapi politik dan strategi kolonial dalam bentuk devide-et-impera masih tetap dijalankan oleh kekuatan -kekuatan besar dunia saat ini dengan cara merontokkan persatuan dari dalam. Atau bahkan membuyarkan kesatuan dengan taktik balkanisasi di dukung oleh lembaga-lembaga internasional yang dimobilisir.

 Sehingga apabila keadaan dunia dipotret dengan kacamata negara berkembang, maka keadaan dunia semuanya telah berubah karena kemajuan teknologi akan  tetapi hanya satu yang tetap yaitu politik devide-et-impera negara-negara besar.

Page 36: Geo Manusia

Membangun keamanan negara dan bangsa melalui upaya peningkatan dan pemantapan ketahanan nasional adalah langkah geopolitik, dimana hasilnya berupa ruang semu/maya yang semakin “luas” dalam bentuk kesatuan dan atau persatuan.  Karena itulah konsepsi keamanan dan pengamanan negara dan bangsa menjadi bahagian dari geopolitik.