geo mineralogi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mineralTRANSCRIPT

TUGAS I
GEOLOGI MINERAL
Disusun oleh :
Budi Atmadi 1107045050
GEOFISIKA GEOLOGI
LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI DAN PEMODELAN
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2014
1. Jelaskan terbentuknya batuan plutonik dan vulkanik selengkapnya.?
Jawab
Batuan Plutonik
Intrusi merupakan suatu proses yang terjadi akibat suatu adanya aktivitas
magma (plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar
namun tidak muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan temperature
yang sangat tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos batuan yang
sebelumnnya sudah terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan beberapa bentuk
tubuh dari batuan beku.
Batuan ini secara genesa terjadi dan terbentuk disuatu tempat yang berada
dibawah permukaan bumi yang membeku dengan lambat, sehingga menghasilkan
perbedaan dari komposisi mineral, susunan kimia, struktur, tekstur yang tidak
beraturan, ebrbentuk tabular, bentuk pipas sehingga menhasilkan tubuh batuan beku
dengan jenis yang berbeda- beda. Dimana kontak batuan intrusi dengan batuan yang
diintrusi atau daerah batuan, bila sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini
disebut konkordan. Bila batuan yang mengintrusi memotong dari lapisan massa
batuan yang diintrusi maka disebut dengan diskordan.
Secara Umum dapat kita simpulkan bahwa batuan plutonik ( Plutonic Rock )
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
· Batuan plutonic dapat berkomposisi semua jenis magma.
· Batuan ini mengalami proses kristalisasi dalam jangka waktu yang sangat
lama.
· Secara khusus batuan ini hanya memiliki 1 testur batuan, yaitu FANERIK.

· Batuan ini mengalami pembekuan jauh didalam permukaan bumi (DEEP
SEATED INTRUSION).
Struktur batuan Plutonik
Batholit
Batholit berasal dari bahasa Yunani (greek); dari kata Bathos (ukuran) dan
lithos (batuan) yang artinya merupakan suatu tempat, rongga atau ruang dengan
ukuran besar sebagai tempat sekaligus hasil dari intrusi batuan beku (plutonic) yang
terbentuk akibat dari pembekuan magma didalam kulit bumi. Batholit sering juga
diartikan sebagai batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat.
Batholit umumnya berbentuk ruang besar yang tidak beraturan dan biasanya
memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi dengan penampang melintang dari
tubuh pluton (intrusi dengan tubuh tidak beraturan) memperlihatkan yang sangat
besar dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. Luas area batholit baik yang ada
didalam kulit bumi maupun suatu Singkapan batholit yang muncul kepermukaan
memiliki luas sampai 100 km2. Batholit biasanya selalu tersusun atas senyawa-
senyawa felsik (asam) sampai intermediet (menengah), itu artinya batholit sebagian
besar terdiri dari batuan beku asam sampai batuan beku intermediet, misalnya granite,
diorite, dan quartz monzonite.Meskipun terlihat tak beraturan, batholit merupakan
suatu ruang yang memiliki komposisi mineral yang komplek. Singkapan batholit
akan muncul kepermukaan setelah banyak mengalami proses pengangkatan (up lift)
dan proses e rosi selama jutaan tahun. Contoh singkapan baholit yang ada di
Indonesia misalnya singkpan felsik batholit di kepulauan sumatra, Riau, dan
Kalimantan, sedangkan yang terkenal adalah intrusi granit yang terdapat dipulau
karimun (Riau).

Dike atau Dyke
Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku berbentuk
lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara bersebrangan Dyke,
disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya
sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang
kontak hampir sejajar tapi perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding.
Kenampakan di lapangan dyke dapat berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran
sangat besar.
- planar struktur dri dinding batuan, seperti selimut atau foliasi
- formasi batuan berbentuk masive, seperti intrusi igneous/magmatic dan garam
diapirs. oleh karena itu dike dapat mempengaruhi atau mengganggubatuan sediment
atau produk sediment aslinya.
Sill
Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan
batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut. Sill adalah intrusi
batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya dengan ketebalan dari beberapa mm sampai bebebrapa kilometer.
Penyebaran ke arah lateral sangat luas sedangkan penyebaran ke arah vertical sangat
kecil. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang berbentuk tabel
serta mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih tua atau mengintrusi
lapisan batuan sediment yang sudah terlebih dahulu terbentuk, alas lahar volkanik

atau tuff, atau bahkan sepanjang arah foliasi di dalam batuan metamorf. Istilah sill
berarti lembar intrusi. Maksudnya adalah sill tidak memotong ke seberang batuan
atau lapisan sedimen yang telah ada sebelumnya, akan tetapi berlawanan dengan dike,
dimana intrusi magma memotong ke seberang batuan yang lebih tua.
Sills selalu paralel ke daerah tuff. Pada umumnya intrusi yang dibentuk oleh
sill adalah didalam suatu orientasi horisontal, walaupun proses tektonis dapat
menyebabkan perputaran sill ke dalam dekat orientasi vertikal. sill dapat dikacaukan
dengan arus lahar. Ambang yang dipengaruhi oleh arus lahar akan menunjukkan
peleburan yang parsial dan menyatu.
Salisbury Sebuah batuan curam di Edinburgh, Scotlandia, merupakan suatu sill yang
secara parsial yang ultramafic mengarahkan intrusi batuan beku sepanjang es
agesCertain. layered mafic adalah berbagai sill yang sering berisi deposit bijih
penting. Contoh Precambrian meliputi Bushveld, Insizwa, dan Dyke Yang
mengintrusi kompleks selatan Afrika, Duluth yang mengintrusi kompleks dari Atasan
Daerah, dan Stillwater kompleks gunung berapi di Amerika Serikat. Contoh
Phanerozoic pada umumnya lebih kecil dan meliputi Rùm peridotite yang kompleks
Scotland dan Skaergaard yang berapi-api untuk kompleks timur Greenland. Intrusi
batuan beku ini sering berisi konsentrasi emas, platina, unsur logam pelapis kran, dan
unsur-unsur jarang lain.
Lacolith
Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi,
baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di
permukaan. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang
menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa
cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata. Lakolit pada umumnya

merupakan suatu variasi khusus dari sill, yang artinya bentuk batuan beku yang
menyerupai sill akan tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar dibandingkan
dengan lebarnya dan bagian atasnya melengkung, membentuk seperti kubah atau
magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa
cembung atau kue serabi. Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan
kebalikan dari lakolit, yang artinya bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk
seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan dibawahnya
bersifat lentur. Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki kandungan
silica lebih besar dari 66%, yang artinya batuan beku ini adalah batuan asam (felsik),
misalnya granit, diorite, synit, tonalit, dan lain-lain.
Lopolith
Merupakkan salah satu jenis intrusi dalam, pada struktur intrusi ini hampir mirip
dengan lakolit hanya saja arah penggerusan terhadap lapisan batuan yang dilaluinya.
Lopolit merupakan intrusi magma yang mengintrusi sejajar dengan perlapisan batuan
yang dilaluinya.
Stock
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta
suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma
ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka
batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi
disekitarnya. Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. Lopolit, bentuknya mirip
dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.Batuan beku
dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan

berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku
luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik
CONTOH BATUAN PLUTONIC:
· PERIDOTITE
Warna batuan : abu-abu kehitaman
Granularitas : fanerik
Genesa batuan : intrusif
Komposisi batuan : amphibole,feldspar,quartz
Jenis batuan : Beku Ultrabasa
Nama batuan : peridotite

Batuan Vulkanik
Batuann Beku vulkanik merupakan batuan beku yang terbentuk merupakan
hasil dari proses cooling down Magma atau Lava. Jadi pada batuan beku khusus
untuk vulkanik ini bukan hanya hasil pembekuan magma tetapi juga lava yang
berlangsung didalam tubuh gunung api maupun dipermukaan bumi atau disebut juga
intrusi dangkal (Shallow Intrusion).
Dikarenakan proses pembekuanya berada pada dalam tubuh api ataupun dipermukaan
bumi, sehingga proses pembekuanya berlangsung cepat dikarenakan langsung kontak
dengan udara maupun air yang ada dipermukaan bumi. Jika proses pembekuaan
magma ini berlangsung secara cepat maka belum sempat menngalami proses
kristalisasi sempurna sehingga hanya terbentuk kristal yang kecil-kecil ataupun
glassy.
Pada batuan bekku jenis inilah kita temui jenis tekstur batuan beku yang beragam,
namun tidak untuk tekstur fanerik.
Beberapa contoh jenis testurnya :
· Afanitik
· Porfiritk
· Glassy
Jenis Struktur Batuan Ekstrusi
Lava Dome
Lava Domes dan coulées berhubungan dengan lava felsic mengalir mulai

dari dasi thingga riolit. Sifat sangat kental lava ini menyebabkan mereka tidak
mengalir jauh Dari lubang, menyebabkan lava untuk membentuk kubah
lava di ventilasi. Ketika kubahterbentuk pada permukaan miring yang dapat mengalir
dalam arus pendek tebal disebutcoulées (kubah aliran). Arus ini sering
hanya melakukan perjalanan beberapa kilometer dari ventilasi.
Pillow Lava
Lava bantal adalah struktur lava biasanya terbentuk ketika lava muncul dari
ventilasi vulkanik bawah laut atau gunung berapi subglacial atau aliran lava masuk
laut. Namun, lava bantal juga dapat terbentuk ketika lava yang meletus di bawah es
glasial tebal. Lava kental keuntungan kerak yang solid pada kontak dengan air, dan
ini retak kerak dan merembes gumpalan besar tambahan atau "bantal" sebagai lava
lebih muncul dari aliran maju. Karena air meliputi sebagian besar permukaan bumi
dan gunung berapi sebagian besar terletak di dekat atau di bawah badan air, lava
bantal sangat umum.
Block Lava Flows
Blok lava flows andesitik yang khas lava dari stratovolcanoes. Mereka
berperilaku dengan cara yang mirip dengan aliran Aa tetapi sifatnya lebih kental
menyebabkan permukaan yang akan dibahas dalam mulus-sisi fragmen sudut (blok)
dari lava dipadatkan bukan klinker. Seperti arus aa, interior cair dari aliran, yang
disimpan terisolasi oleh permukaan kuning dipadatkan, menimpa reruntuhan yang
jatuh dari depan aliran. Mereka juga bergerak jauh lebih lambat menurun dan lebih
tebal di kedalaman dibandingkan arus Aa.
Piroklastik

Piroklastik (berasal dari bahasa Yunani, πῦρ, berarti api, dan κλαστός, yang
berarti rusak) adalah bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik. Ketika
material vulkanik dikirim dan diolah kembali melalui proses mekanik, seperti dengan
air atau angin, bebatuan tersebut disebut vulkaniklastik. Piroklastik biasanya
berhubungan dengan aktivitas vulkanik, seperti gaya letusan gunung Krakatau.
Piroklastik biasanya dibentukdari abu vulkanik, lapilli dan bom vulkanik yang
dikeluarkan dari gunung berapi, bergabung dengan bebatuan di daerah tersebut yang
hancur.
piroklastik jatuhan (fall),
piroklastik aliran (flow), dan
piroklastik surge.
Mekanisme erupsi eksplosif yang terjadi disebabkan oleh erupsi magmatis,
preato magmatis, dan preatik. Piroklastik jatuhan mempunyai ketebalan endapan yang
sama, sementara piroklastik aliran akan menebal pada cekungan dan
piroklasktik surge adalah gabungan keduanya.
Secara genetik, batuan piroklastik dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
· Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits), dihasilkan dari letusan
eksplosif yang melemparkan material-material vulkanik dari lubang vulkanik ke
atmosfer dan jatuh ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api. Endapan ini
umumnya menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatis menjauhi pusat
erupsi, sebaran mengikuti topografi, pemilahannya baik, struktur gradded bedding
normal & reverse, komposisi pumis, scoria, abu, sedikit lapili dan fragmen litik,
komposisi pumis lebih besar daripada litik.

· Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposits), dihasilkan dari pergerakan
lateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik yang tertransport dalam
matrik fluida (gas atau cairan yang panas) yang dihasilkan oleh erupsi volkanik,
· Endapan surge piroklastik (pyroclastic surge deposits), pergerakan lateral
materialmaterial piroklastik (low concentration volcanic particles, gases, and water;
rasio partikel : gas rendah; konsentrasi partikel relatif rendah) yang mengalir dalam
Tipe Endapan Piroklastik
• Endapan Piroklastik Tak Terkonsolidasi (Unconsolidated)
1. Bom Gunung Api
Bom adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar dari
64mm. Daerah ini sebagian atau semuanya berujud plastic pada waktu tererupsi.
Beberapa bomb mempunyai ukuran yang sangat besar
2. Block Gunung Api
Block Gunung Api merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi
eksplosive dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih
besar dari 64 mm. Block-block ini selalu menyudut bentuknya atau equidimensional.
3. Lapili
Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung
api yang berukuruan 2mm – 64mm. Selain dari fragmen batuan , kadang-kadang
terdiri dari mineral – mineral augti, olivine, plagioklas.
4. Debu Gunung Api
Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm- 1/256mm yang
dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi eksplosif. Namun ada juga
debu gunung berapi yang terjadi karena proses penggesekan pada waktu erupsi

gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi,( Endarto,
Danang, 2005 )
• Endapan Piroklastik yang Terkonsolidasi (consolidated)
1. Breksi piroklastik
Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block – block gunung api yang
telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta mengandung lebih
kurang 25 % lapili dan abu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material – material dengan
kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapili dan abu
kurang dari 25 %
3. Batu lapili
Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili dengan ukuran 2 –
64 mm
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi, dengan
kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya : tuff lapili, tuff aglomerat, tuff breksi
piroklastik. ( Endarto, Danang, 2005 )
Contoh Batuan Vulkanik :

· GRANIDIORIT
Warna Batuan : Abu keputihan
Granularitas : Fanerik
Genesa Batuan : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa
Jenis Batuan : Beku Asam
Nama Batuan : Granodiorit

· DIORIT
Warna Batuan : Putih kecoklatan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa
Jenis Batuan : Beku Asam
Nama Batuan : Riolit
Sumber : http://ongkiboomy.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

2. Jelaskan bagaimana terjadinya batuan piroklastik.?
Jawaban
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik.
Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang bertekstur
klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan
gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun tersebut
terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi (“rewarking”) oleh
air atau es. Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan relatif encer, dapat
bergerak dan menerobos ke permukaan bumi melalui rongga-rongga yang terbentuk
oleh proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa padatan, magma juga mengandung
uap air dan gas yang bervariasi komposisinya. Kalau magma tersebut encer dan
bertekanan tinggi, maka akan terjadi letusan gunung api. Sumbat kepundan akan
hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan dengan itu sebagian magma panas
juga akan terlempar ke udara. Akibat dari letusan tersebut terjadi proses pendinginan
yang cepat, sehingga magma akan membeku dengan cepat dan membentuk gelas
(obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan bom (berupa batuapung dengan rongga-
rongga gas). Material yang halus (tufa) akan terlempar jauh dan terbawa angin ke
tempat yang lebih jauh, sedangkan bom, lapili, dan gelas, dan material-material lain
yang berukuran pasir dan kerikil akan jatuh di sekitar puncak gunung.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil lelehan
yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam batuan beku,

serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat fragmental dari
semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan erupsi.
Berdasarkan klasifikasi genetik, batuan piroklastik terdiri dari 3 jenis endapan
piroklastik yaitu:
- Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits), dihasilkan dari letusan
eksploif material vulkanik dari lubang vulkanik ke atmosfer dan jatuh kembali
ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api. Endapan ini umumnya
menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatis menjauhi pusat erupsi,
pemilahannya baik, menunjukan grading normal pumis dan fragmen litik,
mungkin menunjukan stratifikasi internal dalam ukuran butir atau komposisi,
komposisi pumis lebih besar daripada litik.
- Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposits), dihasilkan dari
pergerakan lateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik yang
tertransport dalam matrik fluida (gas atau cairan), material vulkanik ini
tertransportasi jauh dari gunung api. Endapan ini umumnya pemilahannya
buruk, mungkin menunjukan grading normal fragmen litik, dan butiran litik
yang padat semakin berkurang menjauhi pusat erupsi. Contoh: lahar yaitu
masa piroklastik yang mengalir menerus antara aliran temperatur tinggi (>

1000C) di mana material piroklastik ditransportasikan oleh fase gas dan aliran
temperatur rendah yang biasanya bercampur dengan air.
- Endapan surge piroklastik (pyroclastic surge deposits), termasuk pergerakan
lateral fragmen piroklatik sebagai campuran padatan/gas konsentrasi rendah
yang panas. Karekteristiknya, endapan ini menunjukan stratifikasi bersilang,
struktur dunes, laminasi planar, struktur anti dunes dan pind and swell,
endapan sedikit menebal di bagian topografi rendah dan menipis pada
topografi tinggi.
Tiga jenis fagmen yang ditemukan dalam endapan piroklastik:
o Fragmen dari lava baru atau disebut fragmen juvenil, berupa material
padat tidak mempunyai vesikuler sampai fragmen lava yang banyak
vesikulernya.
o Kristal individu, yang dihasilkan dari fenokris yang lepas dalam lava
juvenil sebagai hasil fragmentasi.
o Fragmen litik, termasuk batuan yang lebih tua dalam endapan
piroklastik, tetapi sering terdiri dari lava yang lebih tua.

Pembentukan Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik merupakan batuan yang tercipta akibat letusan gunung berapi.
Batuan piroklastik ini terbentuk akibat diawalinya dengan letusan – letusan dari
gunung berapi, yang kemudian gunung berapi tersebut akan mengeluarkan magma
atau menyemburkan magma yang bersuhu kurang lebih 850oC. Ketika magma yang
bersuhu sangat panas tersebut tersemburkan ke udara maka suhu magma akan turun
secara drastis. Itu dikarnakan suhu magma yang diatas 600oC tersebut akan
menyesuaikan dengan suhu lingkunganya yaitu sekitar 25 oC. Oleh karena itu batuan
piroklastik dapat terbentuk di udara. Oleh karena itu , batuan piroklastik dapat disebut
hampir sama dengan proses keterjadian batuan beku. Karna proses keterbentukanya
yang sama – sama langsung terbentuk dari magma yang panas kemudian mendingin.

Proses keterbentukan batuan piroklastik tidak hanya sampai situ saja. Batuan
piroklastik akan yang di udara sudah tentu akan turun kepermukaan bumi yaitu tanah.
Setelah batuan piroklastik itu jatuh ke tanah maka ia akan mengalami proses
pembentukan kembali yang diawali dengan bentuk bongkah maka setelah
tertransportasikan kemudian terendapkan dan terlitifikasi maka ia akan mengalami
perubahan bentuk menjadi bulatan – bulatan sehingga namanya akan berubah
menjadi batuan piroklastik bom. Namun, dalam dunia geologi batuan – batuan
piroklastik yang telah tertransportasikan akan berubah nama menjadi batuan
epiklastik. Biasanya batuan epiklastik ini terbat pada daerah – daerah yang rendah,
hal itu disebabkan oleh suatu medium yang mentransportasikan batuan piroklastik itu
ke daratan – daratan yang lebih rendah. Biasanya batuan epiklastik banyak terdapat
disekitar sungai, danau, laut, juga memiliki kemungkinan terdapat dipegunungan.
Secara mekanisme pembentukanya, batuan piroklastik terbagi menjadi 2 maam
mekanisme pengendapan, yaitu:
- Fall deposit
Fall deposit ini merupakan suatu pengendapan batuan – batuan piroklastik yang
dibentuk secara tersusun oleh material yang sanagt halus yang terbawa oleh angin
hasil dari letusan gunung berapi.
- Flow deposit
Flow deposit merupakan suatu pengendapan batuan piroklastik yang telah terangkut
oleh berbagai macam median yang biasanya air di tempat terjadinya suatu campuran
dari segala macam bentuk dan ukuran butiran. Seperti yang telah dikenalkan batuan
gunung berapi yang terjadi akibat letusan

gunung berapi terdapat 2 macam, yaitu:
- Batuan piroklastik
- Batuan epiklastik
Agar tidak membingungkan maka sebagai praktikan harus dapat mengetahui apa saja
yang dapat membedakan batuan piroklastik dan epiklastik.
Tekstur
Secara tekstur batuan piroklastik selalu memiliki tekstur yang menyudut itu
dikarnakan pembentukan batuan piroklastik ini terbentuk secara langung tanpa ada
proses transportasi terlebih dahulu. Sedangkan, pada batuan epiklastik. Struktur
batuannya akan membulat sampai dengan membulat tanggung itu dikarnakan batuan
epiklastik tertransportasikan terlebih dahuli sehingga dapat memiliki bentuk yang
membulat. Selain itu tingkat keseragama butir pada penyusun batuan piroklastik akan
sama dikarnakan pembentukan butiran piroklastik terbentuk secara langsung tanpa
ada proses yang lain lagi. Sedangkan ukuran butir dari epiklastik akan bervariasi
karna telah terjadinya transportasi.
Komposisi
Pada dasarnya komposisi merupakan jumlah material yang terdapat pada suatu
batuan. Pada batuan piroklastik material penyusunya terbentuk secara stabil dan tidak
stabil. Hal tersebut diakibatkan oleh material – material tersebut terbentuk langsung
dari letusan gunung berapi. Sedangkan batuan epiklastik biasanya bahan – bahanya
relatif stabil hal in imenunjukan bahwa batua epiklastik meupakan batuan yang
terbentuk akibat hasil pertransportasian dari batuan piroklastik.
Mineral Penyusun Batuan Piroklastik
Pada dasarnya mineral batuan piroklastik hampir sama dengan mineral batuan beku.
Hal ini disebabkan oleh pembentukan kedua batuan tersebut baik batuan beku dan

batuan piroklastik merupakan hasil dari pembekuan magma yang secara langsung.
Ada 3 macam mineral penyusun batuan piroklasik ini, yaitu:
Mineral sialis
Mineral Femis
Mineral Tambahan
Sumber :
http://fikrintambang08.blogspot.com/2013/09/batuan-piroklastik.html
http://fikrintambang08.blogspot.com/2013/12/batuan-piroklastik.2.html
http://berjuang-di.blogspot.com/2012/01/batuan-piroklastik.html

3. Pada saat apa batuan itu kita namakan batuan porphyritik
Jawaban
Apabila batuan beku tersebut mempunyai dua ukuran kristal yang dominan
Sumber :
http://ptbudie.wordpress.com/2012/11/15/deskripsi-batuan-beku/
4. Cari tabel Klasifikasi of igneous and volcanic rock
Jawaban
Tabel klasifikasi menurut Russel B Travis

Sumber :
http://muhaimin-27.blogspot.com/2013/06/batuan-beku-non-fragmental.html
http://future20.wordpress.com/author/vendymira/page/3/

5. Jelaskan struktur bumi sampai pada inti bumi dan jelaskan berapa cm pergerakan
bumi yang diakibatkan oleh peregerkan lempeng tektonik.
Jawab :
Bagian Dalam Bumi
Pendahulu yang memikirkan struktur dalam bumi yang terkenal adalah Plato.
Ia berpendapat bahwa bumi terdiri dari substansi berfase cair dilapisi oleh lapisan
kerak yang tipis. Pada bagian-bagian kerak yang lemah diterobos susbtansi dari
dalam, dan keluarlah magma kemudian timbullah gunung api.
Untuk mengetahui struktur dalam bumi tidaklah mudah. Karena pemboran terdalam
yang pernah dilakukan sedalam 8 km. Akan tetapi dengan mempelajari sifat
gelombang gempa bumi, dapat diketahui lebih banyak hal mengenai struktur dalam
bumi.
Dari hasil mempelajari sifat gelombang gempa bumi tersebut maka dapat diketahui
bahwa bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kerak Bumi
Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri dari batuan yang lebih ringan
dibandingkan dengan batu selubung di bawahnya. Dengan densitas rata-rata 2,7
gram/cc. Ketebalannya tidak merata sehingga menimbullkan perbedaan elavasi antara
benua dan samudera.
2. Selubung Bumi
Selubung bumi terletak di bawah kerak bumi. Terdiri dari batuan, ketebalannya 2885
km. Densitasnya berkisar 3,3 di dekat kerak dan 5,7 gram/cc dekat dengan bumi.

3. Inti Bumi
Inti bumi tersusun dari besi dan nikel yang terletak dari kedalaman 2900 km sampai
pusat bumi. Sruktur inti bumi kompleks, sehingga dapat dibagi menjadi inti bagian
dalam dan inti bagian luar.
a. Inti dalam: berupa padat, jari-jari ± 1200 km, suhu ± 4800° C. Tersusun dari kristal
besi atau kristal besi nikel.
b. Inti luar: berupa zat cair yang sangat kental, ketebalan ± 2250 km, suhu ± 3900°C.
Dengan perkembangan pengetahuan kegempaan dan banyaknya stasiun gempa di
bumi, yang memungkinkan mempelajari sifat perambatan gelombang-gelombang
gempa, sehingga dapat diketahui struktur dalam bumi yang lebih rinci. Adapun
struktur dalam bumi yang telah diperinci, yaitu:
1. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan teratas bumi, termasuk kerak dan bagian atas selubung.
Unsur penyusun Litosfer adalah oksigen (46,6%), silikon (27,7%), alumunium
(8,1%), besi 5%, kalsium 3,6%, natrium 2,8%, kalium 2,6%, magnesium 2.1%.
Ketebalannya sekitar 50 km di bawah samudra dan di bawah benua lebih tebal
berkisar 100 km. Bersifat kaku, keras, kompak dan kuat.
2. Astenosfer
Astenosfer terdapat di bawah Litosfer, sebagian lapisan yang lunak pada bagian atas
selubung, tebalnya sekitar 600 km. Lapisan ini sangat berarti karena suku dan
tekanannya dalam keseimbangan yang baik sehingga materialnya dalam keadaan
mendekati titik leburnya. Karena hampir melebur dan berstruktur lemah

memungkinkan untuk mengalir. Pergerakan dalam lapisan ini berperan sebagai
penyebab aktifitas gunung berapi dan devormasi kerak bumi.
3. Selubung
Selubung adalah lapisan yang menyelubungi inti bumi, merupakan bagian terbesar
dari bumi. 82,3% dari volume dan 67,8% dari masa bumi. Bagian dalam selubung
mulai batas dengan inti (2883 km) sampai 350 km dibawah tekanan sangat besar, dan
meskipun suhunya sangat tinggi tetapi daya tahannya tetap besar.
4. Inti Bumi
Inti bumi merupakan pusat masa bumi, bergaris tengah 7000 km, berfase cair dan
bagian dalam berfase padat densitasnya berkisar dari 9,5 gram/cc dekat selubung dan
membesar kearah pusat sampai 14,5 gram/cc.

Gambar 1. Penampang Bumi
Pergerakan lempeng
Secara teori tektonik lempeng, pembentukan Kepulauan Indonesia dimulai
sekitar 55 juta tahun yang lalu. Indonesia dibentuk oleh interaksi setidaknya tiga
lempeng penyusun bumi; Lempeng Samudera India, Lempeng Laut Filipina, dan
Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng kontinen. Perbedaan antara lempeng
yang disusun oleh lempeng samudera dan kontinen adalah lempeng samudera bersifat
basah karena disusun oleh material yang kaya akan unsur Fe, Mg dan Ni, bersifat
kaku dan brittle, mempunyai berat jenis yang tinggi, sementara lempeng kontinen
merupakan lempeng benua yang secara kimia bersifat relatif asam dan mempunyai
berat jenis lebih rendah dibandingkan lempeng samudera.

Lempeng-lempeng tadi bergerak satu sama lain di mana Lempeng Samudera India
bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan 7 cm per tahun, Lempeng Laut
Filipina bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 8 cm per tahun dan lempeng
Eurasia yang cenderung stabil. Pergerakan lempeng-lempeng ini kemudian bertemu
pada satu zona tumbukan yang disebut dengan zona subduksi.
Interaksi ketiga lempeng tadi mengakibatkan pengaruh pada hampir seluruh
kepulauan yang ada di Indonesia, kecuali Kalimantan. Pengaruh dari pergerakan
lempeng tadi ada yang langsung berupa pergerakan kerak bumi di batas pergerakan
lempeng tadi, yang akan menimbulkan gempa bumi dan tsunami apabila
pergerakannya terdapat di dasar laut, maupun tidak langsung. Gempa bumi dan
tsunami yang terjadi setahun lalu di Aceh dan Sumatera Utara merupakan contoh
nyata.
Gempa dan tsunami Aceh dihasilkan tunjaman Lempeng Samudera India ke bawah
Lempeng Eurasia. Tunjaman tersebut menghasilkan getaran yang menimbulkan
gempa bumi berkekuatan sekitar 8,9 skala richter. Pusat gempa tersebut terdapat di
Samudera Hindia, tepatnya sekitar 200 km sebelah barat daya Pulau Sumatera.
Getaran gempa yang sangat keras itu kemudian sampai ke permukaan laut dan
menimbulkan gerakan osilasi pada air laut dengan kecepatan sekitar 700?800 km/jam
(setara dengan kecepatan pesawat komersil), yang akhirnya sampai ke daerah Aceh
dan Sumatera Utara dalam bentuk tsunami.
Selain itu pertemuan Lempeng Samudera India dengan Lempeng Eurasia juga
menghasilkan lajur gunung api yang memanjang dari Sumatera sampai Nusa
Tenggara dan membentuk sebuah rangkaian gunung api. Rangkaian gunung api ini
dikenal dengan istilah busur vulkanik dan berhenti di Pulau Sumbawa, kemudian
berbelok arah ke Laut Banda menuju arah utara ke daerah Maluku Utara, Sulawesi
Utara dan terus ke Filipina. Busur gunung api ini sendiri ada yang masih aktif seperti

Gunung Merapi, Gunung Krakatu di Selat Sunda, Gunung Galunggung dan Gunung
Papandayan di Jawa Barat, Gunung Merapi di Jogjakarta, Gunung Agung di Bali,
Gunung Rinjani dan Tambora di Nusa Tenggara, Gunung Gamalama dan Tidore di
Maluku Utara, dan Gunung Klabat di Sulawesi Utara.
Pergerakan ketiga lempeng tadi juga dapat menimbulkan patahan atau sesar yaitu
pergeseran antara dua blok batuan baik secara mendatar, ke atas maupun relatif ke
bawah blok lainnya. Patahan atau sesar ini merupakan perpanjangan gaya yang
ditimbulkan oleh gerakan-gerakan lempeng utama. Patahan atau sesar inilah yang
akan menghasilkan gempa bumi di daratan dan tanah longsor. Akibatnya, bangunan
yang ada di atas zona patahan ini sangat rentan mengalami runtuhan
Lempeng dan pergerakannya
Menurut teori ini kerakbumi (lithosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit
yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang
liat dan sangat panas, atau bisa juga disamakan dengan pulau es yang mengapung di
atas air laut. Ada dua kjenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh
batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan
kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera.
Kerakbumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas
yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah menjadi
beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerakbumi. Dengan demikian
lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya. Arus
konvensi tersebut merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya
pergerakan lempeng.

Akibat Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng kerakbumi ada 3 macam yaitu pergerakan yang saling
mendekati, saling menjauh dan saling berpapasan.
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana
salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman
membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi
yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan
magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu
contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Ind0-Australia dan
Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur
gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti
Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa
Utara.
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan
kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk
jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunungapi di Pematang
Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika.
Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti
misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.
Kegiatan Tektonik
Pergerakan lempeng kerak bumi yang saling bertumbukan akan membentuk
zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun vertikal,
yang akan membentuk pegunungan lipatan, jalur gunung api/magmatik, persesaran
batuan, dan jalur gempabumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu. Selain itu

terbentuk juga berbagai jenis cekungan pengendapan batuan sedimen seperti palung
(parit), cekungan busurmuka, cekungan antar gunung dan cekungan busur belakang.
Pada jalur gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas,
perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mineral
kromit. Setiap wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi tertentu, baik batuan,
mineralisasi, struktur maupun kegempaanya.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu
dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen,
dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang,
yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar
laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan(rift valley) akibat adanya celah
antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua
Amerika.

2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi,
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua
atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones).
Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic
ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar
ubahan-bentuk (transform fault)
Sumber :
http://fendyfisika08.wordpress.com/materi-kuliah/kuliah-semester-2/bagian-
dalam-bumi/
http://leenxx.wordpress.com/pergerakan-lempeng/

6. Inti bumi cair atau padat
Jawaban
Ada yang disebut kerak bumi dan magma. Kerak bumi merupakan lapisan terluar
bumi yang keras atau padat, sedangkan magma merupakan lapisan bumi yang panas
dan berupa cairan. Demikian juga inti bumi yang berupa cairan karena sangat panas
(mempunyai suhu ribuan derajad celcius).
Bukannya benda yang semakin panas akan menguap atau menjadi gas. Analoginya
dari Es Batu yang dingin akan mancair ketika panas dan berubah menjadi gas saat
mencapai titik didihnya. Namun logika tersebut bahwa inti bumi yang terperangkap
sehingga tidak bisa menguap alias tetap saja menjadi inti bumi yang panas dan berupa
cairan, meskipun masih juga mengganjal di pikiran.
Tetapi ada hal yang sangat berbeda, yaitu wujud dari inti bumi yang terbagai menjadi
dua. Inti luar Bumi (outer core) yang berupa cairan serta inti dalam Bumi (inner core)
yang berupa material padat.
gambar di atas bahwa inti dalam Bumi derapa zat padat (solid). Lalu bagaimana
dengan logika bahwa inti bumi mempunyai suhu yang sangat tinggi sehingga benda
apapun akan meleleh atau mencair. inti bumi mempunyai suhu yang tinggi, sehingga
magma (mantle) berupa cairan panas yang akan mencari celah untuk keluar dari
dalam bumi. Bukan karena beratnya (Bobot Jenis) yang lebih ringan sehingga akan

lebih cenderung naik (seperti udara yang berat dari air sehingga dalam botol
minuman, udara selalu berada di atas air). Naiknya cairan lebih disebabkan adanya
tekanan luar bumi ke dalam inti bumi, atau istilahnya dikompres. Sedangkan inti
dalam bumi karena mengalami tekanan atau compressing mengakibatkan yang
seharusnya berupa cairan atau bahkan gas menjadi benda padat. Jarak antar partikel
dari senyawa yang sama dalam bentuk gas lebih renggang/jauh dibandingkan bentuk
cair serta padat. Karena adanya tekanan maka jarak partikel menjadi lebih sempit
sehingga matrial inti dalam Bumi menjadi padat. Istilahnya kalau benda yang
mengapung di air mempunyai bobot jenis kurang dari 1 g/cc, tanah mineral sekitar
1,2 g/cc, batu bisa lebih dari 2 g/cc.
bobot jenis inti Bumi
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya dalam membuat profil tanah
(penampang melintang tanah atau sisiran tanah dari atas sampai bawah) menunjukkan
bahwa semakin dalam lapisan tanah mempunyai nilai BJ yang semakin meningkat.
Demikian juga inti dalam bumi mempunyai nilai BJ yang paling tinggi karena
mengalami tekanan. Jika tidak salah nilai BJ inti dalam bumi bisa mencapai 12 g/cc
atau dengan ukuran 1 cm kubik mempunyai berat 12 g atau dengan volume 1 m kubik
mempunyai berat 1 ton.
Sumber :
http://ariyanto.staff.uns.ac.id/2013/08/24/inti-bumi-cair-atau-padat-atau-gas/
7. Sebutkan lempeng-lempeng yang berpengaruh di dunia
Jawaban
Kita hidup di bumi berada di bagian kerak bumi (lithospher) atau di
permukaan bumi. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai macam batuan yang
kurang lebih 80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan volume kurang lebih
0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk oleh batuan – batuan
ang bermacam – macam. Dari sejumlah batuan yang memiliki ciri khas yang berbeda

– beda terangkum dalam sebuah lempeng – lempeng yang tersebar di seluruh dunia.
Lempeng – lempeng di permukaan bumi bersifat dinamis, karena adanya perbedaan
perlapisan dan tenaga endogen yang mengakibatkan pergerakan lempeng. Dari
pergerakan lempeng dapat menimbulkan sebuah siklus batuan yang tak dapat
dipungkri adanya.
Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan lapisan paling atas, yang
disebut juga lithosphere. Atau menjelaskan tentang gerakan bumi dengan skala besar
dari lithoepher bumi. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift)
dikembangkan selama satu setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Wegner
tentang lantai samudra (seafloor) pada tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki
tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari dua jenis bahan pokok yaitu kerak
samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan magnesium) dan kerak benua
(disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan megnesium). Komposisi dari dua jenis
lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah batuan basalt (mafic) dan kerak
benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip kepadatannya rendah. Permukaan
bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11
lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah keseluruhan 70 lempeng tektonik
yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Lempeng mayor di bumi di anataranya :
African Plate covering Africa – Continental plate Afrika Plate meliputi Afrika –
Benua piring

Antarctic Plate covering Antarctica – Continental plate Antarctic
Plate meliputi Antartika – Benua piring
Australian Plate covering Australia – Continental plate Australia
Plate meliputi Australia – Benua piring
Indian Plate covering Indian subcontinent and a part of Indian Ocean –
Continental plate Indian Plate meliputianak benua India dan merupakan bagian
dari Samudra Hindia – Benua piring
Eurasian Plate covering Asia and Europe – Continental plate Eurasian
Plate meliputi Asia dan Eropa – Benua piring
North American Plate covering North America and north-east Siberia –
Continental plate
South American Plate covering South America – Continental plate
Pacific Plate covering the Pacific Ocean – Oceanic plate
Lempeng tetonik memiliki nama yang berbeda – beda sesuai tempat atau asal
lempeng itu berada. Pada 225 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di bumi ini
merupakan satu kesatuan yang disebut dengan Benua Pangaea pada zaman permian.
Pergerakan lapisan bumi terus terjadi saat 200 juta tahun yang lalu pada zaman
triassic terbagi menjadi 2 Benua Laurasia dan Benua Gondwanaland. Pergerakan
lapisan bumi terjadi hingga saat ini terbagi menjadi 5 belahan benua. Perubahan
keadaan permukaan bumi terjadi selama 4 zaman kurang lebih selama 225 juta tahun.
Perubahan permukaan bumi ini yang mengakibatkan adanya batas – batas lempeng

tektonik di masing – masing lapisan bumi. Pergerakan yang berasal dari tenaga
endogen ini mengakibatkan sebuah siklus batuan dalam peroses pergeseran lempeng.
Dari Gambar diatas dapat dilihat titik – titik terjadinya gempa di dunia. Dan titik –
titik tersebut terletak di perbatasan lempeng yang satu dengan yang lainnya. Gempa
yang terjadi di akibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Dan apabila dilihat pada
daerah Indonesia yang merupakan daerah ternbanyak yang dilewati oleh titik – titik
gempa yang tersebar di seluruh nusantara. Disebelah barat hingga ke selatan dari
Indonesia dibatasi oleh lempeng tektonik, disebelah utara dibatasi dengan lempeng
yang berbeda, dan dibagian timur dibatasi dengan lempeng yang berbeda pula. Jadi
Indonesia dibatasi oleh 3 lempeng mayor dunia yang berbeda. Maka dari itu
Indonesia memiliki titik gempa yang tersebar hampir diseluruh nusantara. Negeri kita
tercinta berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis
batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-Australia adalah
lempeng yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur,
bertemu 3 lempeng tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-
Australia. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng
menyebabkan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan
terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau
Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta

parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng tektonik terus
bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras.
Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma ke
permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra
Hindia, yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang
pulau Sumatra dan Jawa juga turut meningkat.
Indonesia terletak pada jalur gunungapi tersebut dan merupakan negara dengan
jumlah gunungapi terbanyak. Pola penyebaran gunungapi menunjukkan jalur yang
hampir mirip dengan pola penyebaran fokus gempa dan tipe aktivitas
kegunungapiannya tergantung pada batas lempengnya. Hubungan ini menunjukkan
bahwa volkanismamerupakan salah satu produk penting sistem tektonik.
Akibatnya berbagai gejala alam di Indonesia sering terjadi. Yang salah satunya
banyak di jumpai gunung api di bagian selatan Indonesia yang merupakan buah karya
dari pergerakan lempeng Ino-Australian dengan lempeng Eurasian. Jumlah gunung
api di Indonesia 177 gunung api, Sert gunung api juga di temui di daerah sebagain
dari pulau halmahera dan sebagian dari pulau sulawesi yang merupakan tempat
pertemuan lempeng pasifik dengan lempeng eurasian.
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah yang sangat
menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan sebaran endapan
mineral serta energi yang terkandung di dalamnya, keterhuniannya, dan
ketektonikaannya. Oleh sebab itulah, berbagai anggitan (konsep) geologi mulai
berkembang di sini, atau mendapatkan tempat untuk mengujinya (Sukamto dan
Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).
Sumber
http://poetrafic.wordpress.com/2010/08/15/geological-setting-indonesia/
