tugas makalah eko makro

Upload: berlian-permata-intan

Post on 14-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain

Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth,Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.

Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyard, 2004). Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).

2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Jelaskan tentang Perdagangan Internasional ?

Jelaskan Peranan Perdagangan Internasional dalam Perekonomian ?Apa saja Hambatan Perdagangan Internasional ?Jelaskan Kebijakan Perdagangan Internasional ?3 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Perdagangan Internasional

Peranan perdangangan Internasional dalam Perekonomian

Hambatan Perdangangan Internasional

Kebijakan Perdangan Internasional

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perdangangan Internasional

2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

2.1.2 Teori Perdagangan InternasionalMenurut Amir M.S, bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.

Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

Ada beberapa model perdagangan internasional diantaranya:

A. Model RicardianModel Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.

B. Model Heckscher-OhlinModel Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.

Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.

2.1.3 Manfaat Perdagangan Internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :

Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiriBanyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

Transfer teknologi modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

2.1.4 Faktor Pendorong

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :

Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negaraAdanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomiAdanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.

Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.

Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.

Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

2.1.5 Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksidihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.

Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

2.2 Peranan Perdagangan Internasional dalam Perekonomian

2.2.1 Perkembangan Ekonomi Dunia dan Indonesia

Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur, produktivitas dan daya saing (sisi penawaran) dalam negeri. Ekonomi dunia telah mampu tumbuh diatas 4% dalam lima tahun terakhir, lebih tinggi dari rata-rata historisnya. Perkembangan ini terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi di negara berkembang (China dan India) serta kawasan Eropa. Tingginya pertumbuhan ekonomi dunia tersebut diiringi dengan volume perdagangan dunia yang juga tumbuh lebih tinggi dari tren jangka panjangnya. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia tersebut

2.2.2 Efek Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain. Wijono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan.

Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.

Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyard, 2004). Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).

2.2.3 Efek Terhadap ProduksiPedagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sector produksi di dalam negeri. Secara umum kita bisa menyebutkan empat macam pengaruh yang bekerja melalui adanya:

Spesialisasi produksi.

Kenaikan investasi surplus

Vent for Surplus.

Kenaikan produktivitas.2.3 Hambatan Perdagangan Internasional

Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yangmelakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.

a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara

Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negarapengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaranbagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.

b . Kualitas Sumber Daya yang Rendah

Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah,maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

c . Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar

Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabilamembayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer ataumenggunakan L/C.

d . Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara

Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

e . Terjadinya Perang

Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.

f . Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional

Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negaranegaraanggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.

2.3.1 Dampak positif dan dampak negatif perdagangan internasional1. Dampak positifKegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.

Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.

Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.

Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.

Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.

Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.

Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

Dampak negatif

Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.

Munculnya ketergantungan dengan negara maju.

Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas

Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.Dampak Perdagangan Interansional Terhadap Perekonomian Indonesia Dalam era modern ini orang sering mengatakan bahwa dunia itu menjadi tanpa batas. Sesuatu yang terjadi di negara lain dapat kita ketahui dan dapat dengan cepat mempengaruhi masyarakat di negara kita, maka sering disebut era globalisasi.

Dampak positif ekspor

- Memperluas lapangan kerja

- Meningkatkan cadangan devisa

- Memperluas pasar karena dapat memasarkan hasil produksi ke seluruh dunia

Dampak negatif ekspor

- Menimbulkan kelangkaan barang di dalam negara

- Menyebabkan eksploitas besar-besaran sumber daya alam.

Misalnya : Ekspor barang tambang telah menyebabkan semakin tipisnya cadangan bahan tambang dan menimbulkan kerusakan alam / lingkungan.

Dampak positif impor

- Meningkatkan kesejahteraan konsumen karena masyarakat Indonesia dapat menggunakan barang-barang yang tidak dapat di dalam negeri.

- Meningkatkan industri dalam negeri terutama yang bahan bakunya berasal dari luar negeri.

- Ahli teknologi agar tidak ketinggalan dengan negara maju.

Dampak negatif impor

- Menciptakan pesaing bagi industri dalam negeri

- Mencitapkan pengangguran artinya kita telah kehilangan kesempatan untuk membuka lapangan kerja.

- Konsumenrisme artinya konsumen berlebihan terutama untuk barang-barang mewah.

Contoh : Pakaian mewah, mobil mewah, alat-alat rumah tangga mewah.

2.3.2 Komoditas Ekspor dan Impor Indonesia

Komoditas EksporKomoditas ekspor adalah barang-barang yang dijual ke luar negeri. Orang yang melakukan kegiatan ekspor disebut eksportir. Berikut ini beberapa barang-barang yang diekspor oleh Indonesia.

Tabel 1 Beberapa Komoditas Ekspor Indonesia

No Sektor Usaha Komoditas Ekspor

1Pertanian dan kelautan Getah karet, udang, teh, lada hitam, lada putih, rotan olahan, kopi, biji coklat, gaplek (manioc), ikan tuna, ubur-ubur, kerang

2Industri Kayu lapis, kayu gergajian, kayu olahan lain, timah, aluminium, pakaian jadi, kain tenun, karet olahan, minyak atsiri, minyak kelapa sawit, semen, stearin, mebel, pupuk urea, kertas, kaca

3Tambang (diluar Migas)Bijih besi, bijih nikel, bauksit, batu bara

4Kehutanan Kayu, rotan, kemenyan, damar

b . Komoditas ImporKomoditas impor adalah barang-barang yang dibeli dari luar negeri. Barang-barang yang diimpor terdiri atas kelompok barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal. Jenis barang-barang yang diimpor dapat kalian lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 Beberapa Komoditas Impor IndonesiaNo Kelompok Barang Komoditas Impor

1Barang-barang Komsumsi Beras, tekstil, susu, buah-buahan, sabun, kosmetik, makanan, minuman

2Bahan Baku / penolong Bahan kimia, bahan obat-obatan, pupuk, bahan kertas, benang tenun, besi, baja, bahan bangunan

3Barang Modal Mesin-mesin, generator listrik, alat-alat telekomunikasi, peralatan listrik, alat pengakutan

2.4 Kebijakan Perdagangan Internasional

Berbagai macam kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan suatu negara untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain proteksi, perdagangan bebas, dan politik dumping.

Proteksi

Proteksi adalah kebijakan perdagangan internasional yang bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri. Bentuk-bentuk proteksi yang dapat dijalankan suatu negara antara lain :

Larangan Impor

Melarang impor produk tertentu yang juga di produksi di dalam negeri, terutama untuk barang-barang yang dimiliki daya asing yang lemah.

Tarif Impor

Mengenakan tarif impor yang tinggi terhadap barang-barang tertentu untuk mengurangi masuknya barang-barang tersebut.

Quota

Membatasi masuknya jumlah barang tertentu ke dalam negeri

Subsidi

Memberi subsidi kepada produsen untuk meningkatkan produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Premi

Memberikan premi kepada produsen yang mampu mencapai jumlah produksi tertentu dengan kualitas yang baik sehingga memiliki daya saing.

b. Perdagangan Bebas Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan dalam perdagangan internasional untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional. Penentuan dan pentapan harga di serahkan bebas, itu hanya berlaku bagi negara anggota yang tergabung dalam kelompok perdagangan bebas tersebut.

c. Politik Dumping Politik dumping adalah kebijakan perdagangan internasional yang menjual hasil produksi lebih murah di luar negeri dibandingkan di dalam negeri. Tujuan politik dumping adalah untuk meningkatkan daya saing untuk memperluas pasar.

Neraca Perdagangan Indonesia

Neraca perdagangan (balance of trade) adalah selisih bersih antara nilai ekspor suatu negara dan impor barang dagangan, dengan ekspor yang tercantum di sisi aset dan impor pada sisi kewajiban. Neraca perdagangan adalah positif (surplus) jika ekspor melebihi impor, dan negatif (defisit) jika sebaliknya yang terjadi.

Tabel 1 : Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2003 - 2013TAHUNEKSPORIMPORDEFISIT/SURPLUS

200361.058.246.99532.550.684.28628.507.562.709

200471.584.608.79646.524.531.35825.060.077.438

200585.659.952.61557.700.882.61627.959.069.999

2006100.798.624.28061.065.465.53639.733.158.744

2007114.100.890.75174.473.430.11839.627.460.633

2008137.020.424.402129.197.306.2247.823.118.178

2009116.510.026.08196.829.244.98119.680.781.100

2010157.779.103.470135.663.284.04822.115.819.422

2011203.496.620.060177.435.555.73626.061.064.324

2012190.031.845.244191.691.001.109-1.659.155.865

2013*91.068.762.79494.410.645.297-3.341.882.503

Sumber: bps.go.id

Dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 hingga 2011 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus,namun mengalami penurunan surplus yang cukup ekstrem pada tahun 2008. Dapat dilihat dari tabel 1 sesungguhnya pada tahun 2008 ekspor indonesia meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun juga dibarengi meningkatnya kegiatan impor. Sehingga surplus dari neraca perdagangan menurun tajam.

Selanjutnya neraca perdagangan indonesia mulai mengalami penguatan kembali pada tahun 2009 hingga 2011, namun pada tahun 2012 mengalami defisit sebesar 1.6 Miliar USD. Hal ini disebabkan karena melemahnya kegiatan ekspor pada tahun tersebut. Namun penyebab yang lebih dominan mempengaruhi neraca perdagangan tahun 2012 adalah meningkatnya kegiatan impor. Kegiatan impor yang memengaruhi defisitnya neraca perdagangan dapat dapat dilihat dibawah ini :

Pada tabel terlihat bahwa defisityang disebabkan oleh sektor migas pada tahun 2012 sebesar 5,5 miliyar USD sedangkan sektor non migas menyumbang surplus sebesar 3,9 milyar USD. Sehingga pada tahun 2012 mengalami defisit untuk pertama kalinya dalam 50 tahun terakhir sebesar 1,6 milyar USD.

Neraca perdagangan pada tahun 2013 tidak jauh berbeda dengan tahun 2012, pada tahun 2013 (data sementara yang ditunnjukkan bulan Januari hingga Juni) masih mengalami defisit, penyebabnya sama seperti tahun 2012, tingginya impor migas menyumbang defisit pada neraca perdagangan.

Impor migas terbesar adalah impor BBM (Bahan Bakar Minyak). Menurut Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, defisit neraca perdagangan migas selama 2012 dipicu oleh tingginya permintaan impor BBM yang mencapai 28,7 miliar USD atau naik 1,9 persen. Hal tersebut menyebabkan neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2012 mengalami defisit sebesar 1,6 Miliar USD. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan akan BBM dalam negeri tidak diimbangi dengan persediaan BBM dalam negeri sehingga menyebabkan Indonesia harus impor BBM untuk memenuhi permintaan tersebut. Keadaan ini diperparah dengan konsumsi BBM yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dengan defisitnya neraca perdagangan pada tahun 2012 dan tahun 2013 menunjukkan bahwa Indonesia belum siap untuk menghadapi pasar persaingan bebas ASEAN. Ketidaksiapan ini dapat kita lihat dari rendahnya kualitas produk yang dihasilkan oleh Indonesia. Sehingga produk tersebut belum mampu bersaing dengan produk dari luar.

Selain itu, kondisi industri manufaktur di Indonesia belum mendukung secara kualitas atau belum memenuhi persyaraatan perdagangan bebas karena kurang kesiapan infrastruktur, produktivitas yang rendah, bunga kredit yang tinggi, biaya transportasi yang tinggi, Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia, faktor utamanya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan barang modal, sehingga untuk memenuhinya Indonesia harus impor barang modal dari luar.

Defisit yang terjadi pada kuartal II tahun 2013 dampaknya telah kita rasakan, yaitu berkurangnya cadangan devisa dan berimbas langsung pada perekonomian nasional secara keseluruhan, terutama menyangkut inflasi, dan suku bunga serta menguatnya nilai tukar dolar di pasar uang membuat apresiasi rupiah kembali terhambat dan mengalami pelemahan di transaksi pasar uang kemarin.

Menurut Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Ina Primiana, sebaiknya pemerintah segera melobi negara-negara lain untuk menghentikan sementara FTA, karena dianggap terus menekan industri dalam negeri dan merugikan.

Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi FTA tersebut dengan mengembangkan industri manufaktur dalam negeri dan untuk menekan impor barang modal dapat dilakukan strategi dari Menteri Perindustrian MS Hidayat dengan memperkuat industri sektor hulu melalui realisasi investasi asing dan fokus pada pengembangan sektor hulu seperti industri besi baja dan petrokimia. Dengan berkembangnya industri manufaktur maka Indonesia akan mampu memenuhi permintaan dalam negeri dengan produk dalam negeri.

Selain mengembangkan industri manufaktur dalam negeri, perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM agar produktivitas yang dihasilkan meningkat. Upaya dalam meningkatkan SDM dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tenaga kerja, memperkenalkan tenaga kerja dengan teknologi terbaru.

Menurut pengamat ekonomi dari Center for Information and Development Studies (Cides) Umar Juoro, defisit neraca perdagangan yang terjadi pada pertengahan 2013 ini dipengaruhi oleh defisit pada ekspor-impor minyak dan gas (migas) daripada sektor non migas, Oleh karena itu bukan sepenuhnya salah menteri perdagangan, Gita Wirjawan. Hal ini juga merupakan tanggung jawab kementerian Energi dan Sumber daya Mineral karena sektor migas dikelola oleh kementerian tersebut. Maka sangat diperlukan koordinasi strategis antar kementerian atau lembaga terkait untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut.

Kebijakan pemerintah mengenai ekspor-impor juga akan sangat berpengaruh dalam menekan kegiatan impor dan mendukung kegiatan ekspor. Pemerintah harus dengan tegas membuat peraturan untuk menyelamatkan neraca perdagangan Indonesia. Pemerintah harus mengeluarkan peraturan mengenai kuota impor sehingga secara perlahan Indonesia akan mengurangi ketergantungan impor.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari beberapa kesimpulan uraian dalam pembahasan makalah yang sederhana ini penulis dapat memberikan suatu kesimpulan sebagaimana yang tercantum di bawah ini :

1. Perdagangan internasional adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara

2. Devisa adalah semua alat pembayaran yang diterima di luar internasional sebagai alat pembayaran.

3. Kegiatan jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah alat tukar karena menggunakan mata uang yang sama.

4.Kita harus bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar menukar hasil produksi.

5. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin banyak pula kebutuhan masyarakatnya.

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Pengantar Ekonomi Makro

Di Susun Oleh :

Nela Febrianti (1102111618)

JURUSAN ILMU EKONOMI

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS RIAU

2014