tugas makro(keseimbangan umum dan kebijakan makro ekonomi)

24
Keseimbangan Umum dan Kebijakan Makro Ekonomi Pendahuluan Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai dengan realiti yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian. Ada dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi, yaitu ekspor dan impor. Oleh karena itu analisis mengenai keseimbangan pendapatan nasional perlu disempurnakan dengan memperhatikan pula efek kegiatan perdagangan luar negeri, yaitu ekspor dan impor terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat kegiatan suatu perekonomian. Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan ekonomi dalam suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam realitas. Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian seperti itu dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sector atau

Upload: ichandayat

Post on 02-Dec-2015

173 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

hhhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

Keseimbangan Umum dan Kebijakan Makro Ekonomi

Pendahuluan

Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai

dengan realiti yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum

sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian.

Ada dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi, yaitu ekspor

dan impor. Oleh karena itu analisis mengenai keseimbangan pendapatan nasional perlu

disempurnakan dengan memperhatikan pula efek kegiatan perdagangan luar negeri,

yaitu ekspor dan impor terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat

kegiatan suatu perekonomian. Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam

penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisis mengenai kegiatan

ekonomi dalam suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang

sebenarnya wujud dalam realitas.

Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian seperti itu

dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sector

atau perekonomian terbuka. Yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan

impor. Maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh juga dinamakan

sebagai keseimbangan makroekonomi.

Page 2: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

KESEIMBANGAN UMUM

Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terhadap harga

jual,seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang,juga keseimbangan

antara peengeluaran uang dan pemasukan uang dan juga keseimbangan antara

pendapatan dengan pengeluaran yang terjadi.Keseimbangan umum atau equilibrium

adalah kondisi dimana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran.Jumlah

barang pada keadaan itu disebut kuantitas keseimbangan.Tingkat harga yang

membentuk keadaan keseimbangan itu disebut harga keseimbangan. Keseimbangan

umum terjadi apabila pasar uang dan pasar dalam berada dalam keseimbangan secara

bersama-sama,dan keseimbangan tersebut diperoleh keseimbangan pendapatan nasional

dan keseimbangan tingkat bunga.

Dalam sebuah perekonomian dibutuhkan keseimbangan antara sektor riil dan

sektor moneter agar tercipta harmoni dan kestabilan dalam perekonomian. Alat atau

instrumen untuk mengukur keseimbangan tersebut adalah model ISLM. IS adalah

akronim dari Investment = Saving, menunjukkan keseimbangan pada pasar barang.

Sedangkan LM adalah akronim dari Liquidity Preference = Money Supply,

menunjukkan keseimbangan di pasar uang. IS-LM didesain oleh ekonomi konvensional

untuk menentukan pada tingkat bunga dan tingkat pendapatan berapa terjadi

keseimbangan pasar barang dan pasar uang.

Dalam persamaan ini tingkat bunga menjadi variabel penyeimbang antara pasar

barang dan pasar uang. Kecenderungan adanya gap yang besar antara pasar barang dan

pasar uang dalam praktek sebuah perekonomian, mengharuskan pemerintah melakukan

kebijakan-kebijakan moneter maupun fiskal untuk mengatasi masalah tersebut.Salah

satu teori dan model dalam konsep ekonomi konvensional yang sangat populer adalah

model IS-LM. Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes.

Page 3: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh negara sangat tergantung pada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.

1. Tujuan-tujuan Kebijakan Ekonomi Makro Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro dapat dibedakan kepada empat aspek berikut:

a. menstabilkan kegiatan ekonomi / price level stability. b. mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi / high employment level. Beberapa hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan kesempatan kerja adalah peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja, pendekatan demand dan supply of labor dalam perluasan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya perluasan kesempatan kerja, human capital sebagai upaya efektif perluasan kerja, keuangan negara dan kesempatan kerja, kebijakan ketenagakerjaan, serikat kerja, hubungan industrial, sistem ekonomi dan kesempatan kerja. c. menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh / long-term economic growth. Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah :

(1) berlangsung terus menerus, (2) disertai dengan terciptanya lapangan kerja, (3) tidak merusak lingkungan, (4) lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk, (5) disertai dengan distribusi pendapatan yang adil, (6) kontribusi sektoral yang merata, (7) tidak meninggalkan sektor pertanian, (8)kenaikannya riil, (9) penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing.

d. Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar merupakan nilai uang secara eksternal, yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan sosial lainnya, misalnya :

(1) impor dan ekspor, (2) APBN dan APBD, (3) kesehatan dan pendidikan, (4) transportasi, (5) industri dalam negeri, (6) politik (7) daya beli masyarakat, (8) dunia perbankan,

Page 4: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

2. Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro. Kebijakan dari segi/aspek permintaan / pengeluaran, meliputi:

1. Kebijakan Fiskal Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang per-pajakan (T) dan pengeluaran pemerintah (G) dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran /permintaan agregat dalam perekonomian Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Caranya dengan : menambah atau mengurangi PAJAK dan SUBSIDI.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran : a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah;

a. Pengurangan pajak penghasilan → akan menambah daya beli masyarakat dan akan meningkatkan pengeluaran agregat. b. Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa maupun untuk menambah investasi.

Page 5: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

c. Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah full employment, langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu ; pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akan dikurangi. d. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan agregat dan mengurangi tekanan Inflasi.

Secara garis besar berbagai jenis pajak yg. dipungut pemerintah dpt digolongkan sebagai berikut :

1. Pajak langsung : yaitu pajak/jenis pungutan pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari wajib pajak, misal ; PPh. 2. Pajak tak langsung : yaitu pajak yg.beban pemungutannya dapat dipindah-tangankan kepada pihak lain, misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.

Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya. Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran : 1. Pajak. 2. Mencetak Uang Baru. 3. Pinjaman Masyarakat Dalam Negeri. 4. Pinjaman Masyarakat Luar Negeri.

2. Kebijakan Moneter Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

Page 6: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio). Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib.

Page 7: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

A.Keseimbangan Umum Pada Ekonomi Terbuka

Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka (Ekspor dan Impor)

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem

ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di

dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam

kegiatan setiap perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar

negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila

aliran aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran

yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga

sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang

buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan

aliran pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran

agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan

pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.

Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar

negeri ke dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan

menimbulkan aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector

perusahaan. Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.

Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor

mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang

berlaku. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan

aliran pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah,

sewa, bunga dan keuntungan lainnya.

Page 8: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi

lima jenis pengeluaran, yaitu :

1.    Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan didalam

negeri. (Cdn)

2.    Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan

menghasilkan barang dan jasa.

3.    Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)

4.    Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan

didalam negeri. (X)

5.    Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)

Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka

adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi,

pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).

Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan

rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

Faktor-faktor Penentu Ekspor dan Impor

A. Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor

Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila

barang tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang

tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada faktor

terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara

tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar

negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya

Page 9: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri, serta cita rasa masyarakat luar

negeri terhadap barang yang diekspor.Ada beberapa hal yang menyebabkan

kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar

negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan

ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.

B. Faktor-faktor yang Menentukan Impor

Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin

tinggi pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan.Inflasi juga dapat

menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal.

Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya

merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor terhadap tingkat

pendapatan nasional.

Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :

1.    Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.

2.    Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka

dan perubahan keseimbangan tersebut.

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam

negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu :

a.    Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)

b.    Yang di impor dari luar negeri.

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari

pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :

AS = Y + M

Page 10: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa

pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah

tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I),

pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam

rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

Page 11: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

B.Dampak Kebijakan Makro Ekonomi

Variabel ekonomi makro yang menjadi isu utama adalah pertumbuhan output,

laju inflasi, pengangguran, dan neraca pembayaran. Variabel ekonomi makro tersebut

saling terkait melalui pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar saham

yang membentuk keseimbangan internal (macro equilibrium) dan keseimbangan

eksternal. Jika terjadi kegagalan panen pada suatu negara dimana kontribusi

pengeluaran pangan masyarakatnya lebih tinggi dari pengeluaran nonpangan, akan

memberikan efek pada ekonomi makro. Gagal panen cenderung akan meningkatkan

harga pangan.

Dengan asumsi hanya terdapat dua sektor dalam ekonomi, pangan dan

nonpangan, harga pangan akan meningkat.Ini berimplikasi pengeluaran untuk pangan

meningkat dan akan berimbas ke sektor nonpangan berupa penurunan harga dan inflasi

akan meningkat.Sebaliknya, jika ada kenaikan produksi pangan. Dengan demikian,

fluktuasi panen akan menyebabkan instabilitas, baik bagi konsumen beras, petani padi,

maupun produsen manufaktur. Dalam kasus gangguan suplai positif dan ada intervensi

pemerintah, agar tidak terjadi penurnan harga ekses suplai tersebut perlu dikumpulkan.

Pengumpulan pangan tersebut membutuhkan dana. Sebelum tahun 1999, digunakan

dana Bank Indonesia (BI).

Ada dua kebijakan berbeda yang mungkin dijalankan terhadap uang yang

digunakan untuk menahan dan/atau mendistribusikan suplai pangan. Kemungkinan

pertama, tidak ada “sterilisasi”. Pembelian excess supply menggunakan dana BI akan

meningkatkan suplai uang dan level harga agregat.

Kemungkinan kedua, BI melakukan sterilisasi terhadap perubahan pada suplai

uang yang digunakan untuk mengumpulkan dan/atau mendistribusikan suplai beras.

Jika ini dilakukan berdasarkan satu untuk satu, hasilnya adalah sterilisasi sempurna.

Dalam skenario ini, surplus panen tidak menyebabkan peningkatan suplai uang dan

Page 12: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

level harga agregat. Pada kondisi pemerintah melakukan intervensi tanpa sterilisasi dan

ekonomi dalam keadaan tertutup, berarti BI menambah penawaran uang ke pasar dan

akan mempengaruhi keseimbangan di pasar uang.

Dampak kebijakan makro Ekonomi Terhadap Perkembangan Industri Tekstil Indonesia

Konstruksi Model Ekonomi Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia

Berdasarkan teori perusahaan, permintaan input diturunkan dari fungsi produksi setiap perusahaan dengan asumsi produsen memaksimumkan keuntungan dengan kendala teknologidan pasar (harga output dan input).Asumsi lainnya bahwa setiap perusahaan menghadapi pasar persaingan sempurna, baik pada pasar input maupun output, sehingga setiap perusahaan adalah price taker.

Penurunan permintaan input dan penawaran output tersebut membutuhkan syarat First Order Necessary Condition (FONC) dan Second Order Sufficient Condition (SOSC) dalam memaksimisasi keuntungan .Diasumsikan bahwa fungsi produksi dapat diturunkan (twice differentiable),permintaan perusahaan terhadap input tertentu mensyaratkan kondisiproduktivitas input (produk marginal) senilai dengan harganya.Komoditas tekstil sebagai derived demand dari komoditas garmen.Oleh sebab itu peubah-peubah yang terkandung di dalam persamaan permintaan tekstil domestik tampak berbeda dengan permintaan final goods seperti pada umumnya.

Dalam penelitian ini, juga diasumsikan bahwa hanya terdapat satu jenis tekstil dan garmen yang diperdagangkan. Oleh sebab itu tekstil dan garmen dianggap sebagai komoditas yang kemudian dikonversi dalam satuan berat yang sama (ton). Faktor konversi tersebut menggunakan perhitungan umum yang diaplikasikan oleh API. Sedangkan peubah harga komposit tekstil dan garmen di dalam negeri berdasarkan data yang diterbitkan oleh API dan peubah harga komposit tekstil dan garmen di luar negeri menggunakan proksi dari harga ekspor tekstil dangarmen dunia.Selain itu, Indonesia adalah termasuk negara kecil yang terbuka (small open economy).Kategori negara kecil atau besar didasarkan pada perilaku ekonominya, dimana Indonesia tidak dapat mempengaruhi harga dunia atau peubah harga dunia sebagai peubah eksogenus.

Page 13: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

Menurut Houck(1986),bahwa negara impotir kecil menghadapi excess supply yang datar dan tidak mampu mempengaruhi harga dunia. Oleh sebab itu asumsi yang digunakan adalah negara kecil berperilaku sebagai price taker, baik di pasar input maupun pasar output. Selain itu biaya transportasi adalah nol serta tidak ada hambatan perdagangan. Kondisi ini dikonstruksikan di dalam model dengan memposisikan peubah harga tekstil dan garmen dunia sebagai peubah eksogen pada persamaan produksi, ekspor, dan impor tekstil dan garmen domestik.Hubungan ekonomi antara peubah dalam model diformulasikan berdasarkan teori ekonomi mikro, teori ekonomi makro, teori perdagangan internasional, dan hasil-hasil penelitian yang terkait. Tanda parameter dugaan menjadi bentuk lain dari hipotesis yang ditindaklanjuti Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Dampak Kebijakan Makro Ekonomi Terhadap Harga Pangan

Konsep Pangan

Menurut Undang-undang No 7 tahun 1996 yang mengatur tentang pangan

(Pemerintah Republik Indonesia,1996), pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan

pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,

pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Karena berkaitan dengan

kebijakan harga pangan dan tidak semua komoditas pangan melibatkan pemerintah

dalam bentuk kebijakan harga pangan maka tidak semua komoditas pangan akan

dianalisis. Untuk itu digunakan kelompok pangan utama yang ada kaitannya dengan

program kebijakan harga pangan.

Kebijakan Harga Pangan

Salah satu tujuan kebijakan harga pertanian adalah menstabilkan harga pertanian

agar mengurangi ketidakpastian usahatani, serta menjamin harga pangan yang stabil

bagi konsumen dan stabilitas harga di tingkat makro. Selanjutnya dikatakan, kebijakan

harga pertanian dapat dilakukan melalui berbagai instrumen, yaitu kebijakan

perdagangan, kebijakan nilai tukar, pajak dan subsidi, serta intervensi langsung. Secara

Page 14: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

tidak langsung stabilisasi harga dapat juga dilakukan melalui kebijakan pemasaran

output dan kebijakan input. Kebijakan input antara lain berupa subsidi harga sarana

produksi yang diberlakukan pemerintah terhadap pupuk, benih, pestisida, dan kredit.

Berdasarkan penyebabnya, kebijakan stabilisasi harga atau stabilisasi harga dapat

dilakukan dengan melakukan kebijakan harga pangan, yaitu kebijakan harga dasar

(floor price) dan kebijakan harga tertinggi (ceiling price). Kebijakan ini menyebabkan

ketidakseimbangan pasar sehingga diperlukan kebijakan pendukung, yaitu melakukan

stok atau ekspor saat kebijakan harga dasar ditetapkan dan melakukan operasi pasar saat

kebijakan harga atap ditetapkan.

Pengendalian Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan mengetahui penyebab inflasi, dapat dijadikan dasar untuk

mengendalikan inflasi dalam bentuk target inflasi untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Brooks dalam Debelle menunjukkan bahwa Negara yang melakukan target inflasi, rata-

rata tingkat inflasi dan keragamannya telah menurun secara substansial dan

pertumbuhan outputnya menjadi lebih tinggi dengan keragaman inflasi dan output yang

lebih rendah. Kondisi perekonomian seperti ini lebih baik dari kondisi sebaliknya.

Di Indonesia kebijakan target inflasi diawali tahun 1999 dan hasil analisis CSIS

(berbagai terbitan), menunjukkan target inflasi Bank Indonesia untuk tahun 2000 - 2002

tidak dapat tercapai. Kegagalan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan

uang, kondisi politik yang tidak pasti, dan adanya musim kemarau yang menyebabkan

naiknya harga bahan makanan. Di Negara maju, harga bahan makanan dan situasi

politik, sudah tidak signifikan mempengaruhi target inflasi, kecuali faktor-faktor

moneter.Pada periode 1970-1979 sumbangan bahan makanan dalam inflasi mencapai

57,47 persen dan menurun menjadi 31.17 persen pada periode tahun 1990-1998. Hal ini

mengindikasikan pembangunan pertanian dan kebijakan pendukungnya berhasil

meredam peningkatan harga bahan pangan sehingga tidak lagi menjadi sumber

Page 15: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

penyebab utama inflasi seperti pada periode 1960 – 1970. Namun karena kuatnya

hubungan harga beras terhadap komoditas lain, maka stabilisasi harga beras tetap

menjadi bagian strategis dari stabilisasi ekonomi.

Hal yang sama terjadi di beberapa negara, seperti yang disitir maupun yang

dihasilkan dari studi Kannapiran  menunjukkan skim stabilitas harga komoditas dapat

mengurangi instabilitas ekonomi makro, tetapi pada beberapa hasil penelitian ada yang

menciptakan sedikit fluktuasi, khususnya pada balance of payment dan stabilitas

moneter. Hal itu disebabkan kebijakan stabilitas harga tidak memberikan kontribusi

yang baik terhadap manajemen ekonomi makro. Penelitian  menunjukkan bahwa laju

inflasi dipengaruhi oleh harga riil beras eceran, peningkatan harga dasar gabah lebih

menguntungkan petani padi, konsumen beras tetap diuntungkan (ketahanan pangan

meningkat), dan stabilitas ekonomi makro terjaga (pertumbuhan ekonomi meningkat,

pengangguran berkurang dan inflasi mengalami penurunan).

Indikator dan Stabilitas Ekonomi Makro

Indikator ekonomi makro yang dimaksud disini  adalah inflasi, kesempatan

kerja, pertumbuhan ekonomi, dan neraca perdagangan (proksi dari neraca pembayaran)

yang merupakan indikator kunci. Variabel ekonomi makro tersebut saling terkait

melalui pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, serta pasar saham yang

membentuk keseimbangan internal (macro equilibrium) dan keseimbangan eksternal

(balance of payment-BOP). Selain itu, variabel ekonomi makro lain yang diamati adalah

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, suku bunga bank, penawaran uang, dan

investasi.Jika suatu guncangan menimbulkan fluktuasi yang besar pada variabel

ekonomi makro, maka dapat dikatakan stabilitas ekonomi makro rentan terhadap

guncangan tersebut.Sebaliknya, jika dampaknya menimbulkan fluktuasi yang kecil,

maka dapat dikatakan stabilitas ekonomi makro stabil.

Page 16: TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

Ukuran yang digunakan dalam mengukur stabilitas dalam studi ini adalah

dampak guncangan/shock terhadap:

(1) perbedaan nilai awal dan akhir variabel endogen.

(2) besarnya variasi yang dilihat dari amplitudo fluktuasi variabel endogen, dan

(3) panjangnya waktu fluktuasi variabel endogen untuk mencapai pada keseimbangan.

(4) koefisien variasi.

 Tujuan utama kebijakan harga pangan adalah untuk menjaga stabilitas harga

pangan agar tingkat inflasi dapat dikendalikan. Selanjutnya tingkat inflasi

mempengaruhi suku bunga di pasar uang. Kemudian suku bunga mempengaruhi

investasi di pasar barang. Inflasi juga mempengaruhi permintaan tenaga kerja di pasar

tenga kerja dan seterusnya ada keterkaitan antara variable ekonomi makro, sehingga

terjadi keseimbangan.Adanya keterkaitan antara variabel secara simultan yang saling

mempengaruhi maka hubungan diantaranya lebih tepat jika dispesifikasi dalam model

VAR (Vector Autoregressive).