makalah kk
DESCRIPTION
mmTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epilepsi merupakan manifestasi hangguan otak akibat berbagai etiologi yang ditandai oleh gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berulang yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan. Anak yang menderita epilepsi memerlukan penatalaksanaan yang tepat karena bangkitan epilepsi yang tidak terkontrol akan meningkatkan resiko mortalitas 2-3 kali populasi normal akibat sudden death, trauma, bunuh diri, dan status epilepstikus. Penatalaksanaan yang komprehensif juga diperlukan karena bangkitan yang berulang akan menurunkan kualitas hidup penderita.
Epilepsi pada anak perlu mendapat perhatian karena selain merupakan kasus yang cukup sering ditemukan, juga sangat mempengaruhi kualitas hidup penderita baik fisik, mental dan sosial. Menurunnya kulaitas hidup penderita epilepsi disebabkan karena epilepsinya sendiri, pengaruh obat anti epilepsi (OAE), dan pengaruh psikososial. Salah satu aspek kualitas hidup yang dipengaruhi oleh epilepsi yaitu gangguan daya ingat. Daya ingat sangat dibutuhkan dalam proses belajar terutama pada penderita epilepsi anak yang masih dalam masa perkembangan. Nolan dkk dalam penelitiannya membuktikan penderita epilepsi dihadapkan pada resiko mengalami penurunan fungsi kognitif karena mempunyai fungsi daya ingat. Akibat gangguan daya ingat tersebut banyak penderita epilepsi anak yang tidak mencapai tingkat pendidikan yang tinggi, dapat berkaibat panjang seperti sulitnya mendapat pekerjaan dan stigma negatif yang menetap sampai dewasa.
1.2 Rumusan Masalaha. Apa yang dimaksud dengan epilepsi?b.
1.3 Tujuan Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Epilepsi ialah manifestasi gangguan otak akibat berbagi etiologi yang
ditandai oleh gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berulang yang disebabkan
oleh lepasa muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan. Lepas muatan listrik
tersebut terjadi karena terganggunya fungsi neiron oleh gangguan fisiologis,
biokimia, anatomis, atau gabungan faktor-faktor tersebut. Setiap kelainan yang
mengganggu fungsi otak baik kelainan lokal maupun umum, dapat mengakibatkan
terjadinya bangkitan epilepsi.
2.2 Epidemiologi
Prevalensi epilepsi bervariasi antara 0,5%-1% populasi umum. Insiden
pada anak di negara maju secara umum diperkirakan sebesar 40 per 100.000
penduduk pertahun, dan dinegara berkembang sebesar 50-100 per 100.000
penduduk pertahun (Schacter, 2004; Covanis, 2003). Tingginya insiden epilepsi
dinegara berkembang diduga karena tingginya faktor resiko gangguan atau infeksi
saraf pusat yang dapat menjadi fokus epileptik, seperti penatalaksanaan persalinan
yang tidak optimal, kebersihan diri dan lingkungan yang buruk, infeksi otak, dan
infestasi parasit. Insiden epilepsi tertinggi dijumpai pada umur 1 tahun pertama
yaitu 120 per 100.000 populasi, dan menurun secara drastis pada umur 1 – 10
tahun yaitu sebesar 40 per 100.000 populasi.
2.3 Etiologi
Epiepsi bukan suatu penyakit, melainkan sekumpulan gejala dan tanda
akibat berbagai etiologi yang berbeda. Sebagian besar kasus epilepsi (70%)
etiologinya tidak diketahui atau idiopatik. Penderita biasanya tidak menunjukan
manifestasi cacat otak dan tingkat intelegensinya normal. Pada pencitraan juga
tidak dijumpai adanya kelainan struktural otak. Sedangkan sisanya diketahui
penyebabnya atau simtomatik. Epilepsi simtomatik disebabkan oleh :
Kasus-kasus perinatal yaitu malformasi atau disgenesi, misal sklerosis
lobus temporal, esefalopati iskemik hipoksik akibat asfiksasi berat, dan
pendarahan serebral pada bayi-bayi prematur
Infeksi : infeksi kongenital yang disebabkan oleh baktri maupun virus
(TOURCH); meningitis bakterial, ensefalitis virus, abses intraserebral,
tuberkuloma.
Trauma kepala : luka penetrasi, pendarahan
Tumor otak
Penyakit serebrovaskular : stroke, malformasi arteriovenosus, trombosit sinus venosus.
Tabel 1. Etiologi Epilepsi
2.4 Faktor ResikoGangguan stabilitas neuron-neuron otak yang dapat terjai saat
epilepsi, dapat terjadi saat : Table 2. Faktor Resiko Epilepsi
2.5 Gejala dan TandaGejala dan tanda dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi dari epilepsi, yaitu :1. Kejang parsial
Lesi yang terdapat pada kejang pasrial berasal dari sebagian kecil dari otak ayai suhu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada satu sisi atau satu bagian tubuh dan kesadarn penderita umumnya masih baik.a. Kejang parsian sederhana
Gejala yang timbul berupa kejang motorik fokal fenomena halusinatorik, psikolusi, atau emosional komplek. Pada kejang parsial sederhana, kesadaran penderita masih baik.
b. Kejang parsial komplekGejala bervariasui dan hampir sama dengan kejang parsial sederhana, tetapi yang paling khas terjadi adalah penurunan kesadaran dan otomatisme.
2. Kejang umumLesi yang terdapat pada kejang umum berasal dari sebagian besar dari otak atau kedua hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada seluruh bagian tubuh dan kesadaran penerita umunya menurun.a. Kejang absans
Hilangnya kesadaran sesaat (beberapa detik) dan mendadak disertai amnesia. Serangan tersebut tanpa disertai peringatan seperti aura atau halusinasi, sehingga sering tidak terdeteksi.
b. Kejang atonikHilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot anggota badan, leher, dan badan. Durasi kejang bisa sangat singkat atau lebih lama.
c. Kejang mioklonikDitandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang cepat dan singkat. Kejang yang terjadi dapat tunggal atau berulang.
d. Kejang tonik-klonikSering disebut dengan kejang grand mal. Kesadaran hilang dengan cepat dan total disertai kontraksi menetap dan masif di seluruh otot. Mata mengalami deviasi ke atas. Fase tonik berlangsung 10-20 detik dan diikuti oleh fase klonik yang berlangsung sekitar 30 detik. Selama fase tonik, tampak jelas fenomena otonom yang terjadi seperti dilatas pupil, pengeluaran air liur, dan peningkatan denyut jantung.
e. Kejang klonikGejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik, tetapi kejang yang terjadi berlangsung lebih lama, biasanya sampai 2 menit.
f. Kejang tonikDitandai denagn kaku dan tegang pada otot. Penderita sering mengalami jatuh akibat hilangnya keseimbangan.