makalah kelainan katub jantung bnda lely

58
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katup jantung bekerja mengatur aliran darah melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup pda saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung. Katup atrioventrikuler memisahkan atrium dan ventrikel, terdiri atas katup trikuspidalis yang membagi atrium kanan dan ventrikel kanan, serta katup miral atau bikuspidalis yang membagi atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup semilunaris terletak antara ventrikel dan arteri yang bersangkutan. Katup pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, sedang katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta Bila salah satu katup jantung tidak terbuka atau tertetup dengan baik maka akan mempengaruhi aliran darah. Bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau insufisiensi.

Upload: icha-maysyah-barokah

Post on 24-Nov-2015

362 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

35

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katup jantung bekerja mengatur aliran darah melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup pda saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung.

Katup atrioventrikuler memisahkan atrium dan ventrikel, terdiri atas katup trikuspidalis yang membagi atrium kanan dan ventrikel kanan, serta katup miral atau bikuspidalis yang membagi atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup semilunaris terletak antara ventrikel dan arteri yang bersangkutan. Katup pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, sedang katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta

Bila salah satu katup jantung tidak terbuka atau tertetup dengan baik maka akan mempengaruhi aliran darah. Bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau insufisiensi. Kelainan katup dibagi menjadi beberapa kategori berikut: prolaps katup mitral, stenosis mitral, insufiensi atau regurgitasi mitral, stenonis aorta, insufisiensi atau regurgitasi aorta, stenosis trikuspidalis, insufisiensi atau regurgitasi trikuspidalis, dan penyakit katup pulmonal. Kelainan katup tersebut menimbulkan berbagai gejala, tergantung beratnya, dan mungkin memerlukan perbaikan secara bedah atau penggantian untuk mengoreksi masalah. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan kelainan katup jantung tersebut.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Pada makalah ini penulis akan menjelaskan tentang kelainan katup jantung.

Tujuan KhususPada materi dalam makalah ini akan menjelaskan tentang

1. Definisi kelainan katup jantung2. Tipe kelainan katup jantung

3. Etiologi kelainan katup jantung

4. Tanda dan Gejala kelainan katup jantung

5. Patofisiologi kelainan katup jantung

6. Penatalaksanaan kelainan katup jantung

7. Asuhan Keperawatan Teoritis Kelainan Katup jantung.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung. Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu.

Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah.

Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi kesalahan teknis maupun prosedur dalam melakukan oeprasi pada jantung.

Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis gangguan fungsional: (1) regurgitasi-daun katup tidak dapat menutup rapat sehngga darah dapat mengalir balik (sinonim dengan isufisiensi katup dan inkompetensi katup) ; dan (2) stenosis katup-lubang katup mengalami penyempitan shingga aliran darah mengalami hambatan. Isufisiensi dapat dan stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup, dikenal sebagai lesi campuran atau terjadi sendiri yang disebut sebagai lesi murni. B. Tipe Gangguan Katup Jantung

1. Prolaps Katup Mitral

Katup Mitral (juga disebut sebagai katupbicuspid/ katup atrioventrikuler kiri) merupakan katup yang ada di dalam jantung yang terdiri dari dua daun katup. Katup mitral merupakan katup jantung yang memisahkan antara serambi kiri dan bilik kiri). Katup mitral dan katup trikuspid merupakan katupatrioventricularkarena terletak diantara serambi dan bilik jantung, dan keduanya mengendalikan laju aliran darah.

Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah bilah katup mitral yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgutasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat juga atau dapat juga berkembang cepat dan menyebabkan kematian mendadak.

2. Stenosis Mitral

Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah bilah katup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Secara normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat menjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil. Ventrikel kiri tidak terpengaruh, namun antrium kiri mengalami kesulitan dalam menggosongkan darah melalui lumen yang sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya antrium akan melebar dan mengalami hipertrofi karena tidak ada katup yang melindungi vena pulmonal terhadap aliran balik dari antrium, maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti. Akibatnya ventrikel kanan harus menanggung beban tekanan arteri pulmonal yang tinggi dan mengalami peregangan berlebihan yang berakhir gagal jantung.3. Regurgitasi Mitral

Insufisiensi mitral terjadi bila katup mitral tidak dapat saling menutup selama systole. Chordate tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi aliran balik dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Pemendekan atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral mengakibtakan penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengan kuat mendorong darah ke aorta, sehingga setiap denyut, ventrikel kiri akan mendorong sebagaian darah kembali ke antrium kiri. Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan antrium kiri mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah yang mengalir dari paru ke antrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru mengalami kongesti, yang pada giliranya menambah beban ke ventrikel kanan. Maka meskipun kebocoran mitral hanya kecil namun selalu berakibat terhadap kedua paru dan ventrikel kanan.4. Stenosis Aorta

Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan aorta. Pada orang dewasa stenosis bisa merupakan kelainan bawaan atau dapat sebagai akibat dari endokarditisrematik atau kalsifikasi kuspis dengan penyebab yang tidak diketahui. Penyempitan terjadi secara progresif selama beberapa tahun atau beberapa puluh tahun. Bilah bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagaian lumen diantara jantung dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi ini dengan berkontraksi lebih lambat tapi dengan energi yang lebih besar dari normal, mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit. Mekanisme kompesansi jantung mulai gagal dan munculah tanda tanda klinis.Obstruksi kalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan ke ventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalann dinding otot. Otot jantung menebal (hipertrofi) sebagai respons terhadap besarnya obstruksi ; terjadilah gagal jantung bila obsruksinya terlalu berat.

5. Regurgitasi Aorta

Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta, sehingga masing masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup ini bisa disebabkan oleh endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau sobekan aorta asendens.

Karena kebocoran katup aorta saat diastole, maka sebagaian darah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikel kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah yang secara normal diterima dari atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel, maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel kiri kemudian melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningkatan volume ini, demikian juga akibat tenaga mendorong yang lebih normal untuk memompa darah, menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. Sistem kardiovaskuler berusaha mengkompesansi melalui refleks dilatasi pembuluh darah arteri perifer melemas sehingga tahanan perifer turun dan tekanan diastolic turun drastis.

6. Stenosis Trikuspidalis

Merupakan kelainan katup yang relative jarang ditemukan, dan paling sering merupakan penyakit jantung reumatik yang menyertai kelainan katup mitral atau katup aorta.

Kejadian stenosis tricuspid lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan pria, dengan umur 20-60 tahun.

7. Regurgitasi Trikuspidalis

Suatu keadaan kembalinya sebagian darah keatrium kanan pada sistolik.8. Penyakit Katup Pulmonal

Berbagai faktor sangat berpengaruh terhadap kelainan katup jantung, diantara faktor genetic, infeksi, trauma dan faktor yang lain. Kelainan katup pulmonal relative jarang terdapat dan bisa merupakan kelainan yang baik congenital ataupun didapat. Oleh karena itu diagnosis awal dan pengawasan pada mereka yang berdiagnosis sangat penting dalam pengelolaan kelainan katup pulmonal ini.

Banyak kelainan dapat mengakibatkan stenosis katup pulmonal secara didapat, namun kelainan ini lebih sering disebabkan kelainan sejak lahir atau kongenital. Sementara itu stenosis pulmonal reumatik relatif sangat jarang dan kalaupun terdapat, biasanya dengan karditis reumatik yang berat dan mengenai keempat katup jantung.

C. Etiologi Kelainan Katup Jantung

Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir selalu disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan penyakit katup jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai adalah penyakit katup degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya masa hidup rata-rata pada orang-orang yang hidup di negara industri dibandingkan dengan yang hidup di negara berkembang. Meskipun terjadi penurunan insidensi penyakit demam rematik, namun penyakit rematik masih merupakan penyebab lazim deformitas katup yang membutuhkan koreksi bedah.1. Stenosis mitral

Penyebab tersering adalah endokarditis reumatika, akibat reaksi yang progresif dari demam rematik oleh infeksi streptokokus. Penyebab lain walaupun jarang dapat juga stenosis mitral congenital, eformitas parasut mitral, vegetasi dari systemic lupus erythemathosus ( SLE ), karsinosis sistemik, deposid amiloid, akibat obat fenfluramin/ phentermin, rhemathoid arthritis ( RA ), serta kalsifikasi annulus maupun daun katup pada usia lanjut akibat proses degeneratif.

Dari pasien dengan penyakit jantung katup ini 60% dengan riwayat demam rematik, sisanya menyangkal. Selain dari pada itu 50% pasien dengan karditis rematik akut tidak berlanjut sebagai penyakit jantung katup secara klinik ( Rahimtoola ).2. Regurgitasi mitral

Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas reumatik dan non reumatik (degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah demam reumatik3. Stenosis aorta

Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia 70-80 tahun.

Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun keduanya.

Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan bawaan. Pada masa bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak menyebabkan masalah, masalah baru muncul pada masa pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui katup yang kecil.

Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Lama-lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium.

4. Regurgitasi aorta

Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katup dan kanker aorta juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katup, dengan atau tanpa kalsifikasi.

5. Stenosis trikuspidalis

Stenosis tricuspid selalu disebabkan oleh penyakit Jantung reumatik. Atrium kanan akan melebar dengan dinding yang tebal.6. Regurgitasi trikuspidalis

a. Anatomis katup abnormal

b. Penyakit jantung reumatik

c. Bukan reumatik:

1) Endokarditis infektif

2) Anomaly Ebsteins

3) Prolaps katup tricuspid

4) Congenital, defek atrio-ventrikular kanan

5) Karsinoid (dengan hipertensi pulmonal)

6) Infark miokard, iskemia/ rupture muskulus papilaris

7) Trauma

8) Kelainan jaringan ikat (syndrome Marfan)

9) Arthritis rheumatoid

10) Radiasi, dengan akibat gagal Jantung

11) Fibrosis endomiokard

d. Anatomis katup normal

Kenaikan tekanan sistolik ventrikel kanan oleh berbagai sebab (dilatasi annulus).e. Lain-lain

1) Kawat pacu jantung (jarang)

2) Hipertiroidisme

3) Endokarditis Loeffler

4) Aneurisma sinus valsava

7. Penyakit katup pulmonalStenosis pulmonalis dapat disebabkan oleh kelainan congenital maupun didapat. Kelainan sejak lahir merupakan kelainan yang paling banyak pada stenosis pulmonalis. Kelainan sejak lahir diantaranya:

a. Tak terbentuknya katup pulmonal.

b. Atresia pulmonal dengan septum ventrikel yang intak.

c. Stenosis pulmonal dengan septum ventrikel yang intak.

d. Defek septum ventrikel dengan obstruksi jalan keluar ventrikel kanan.

e. Tetralogi fallot.

f. Transposisi arteri besar yang sempurna.

D. Tanda dan Gejala Kelainan Katup Jantung

1. Prolapse katup mitral

Banyak orang yang mempunyai sindrom ini tapi tidak menunjukkan gejala. Terkadang gejala pertama kali ditemukan pada saat pemeriksaan fisik jantung, dengan ditemukannya bunyi jantung tambahan yang dikenal sebagai mitral click. Adanya klik merupakan tanda awal bahwa jaringan katup menggelembung ke atrium kiri dan telah terjadi gangguan aliran darah. Mitral klik dapat berubah menjadi murmur seiring dengan semakin tidak berfungsinya bilah-bilah katup. Dengan berkembangnya proses penyakit, bunyi murmur menjadi tanda terjadinya regurgitasi mitral (aliran balik darah). Prolaps katup mitral terjadi lebih sering pada wanita dibanding pria.

2. Stenosis mitral

Letih, lemah, dyspnea, capek bila ada kegiatan fisik, nocturnal dyspnea, batuk kering, bronchitis, rales, edema paru-paru, hemoptysis/batuk darah, kegagalan pada sebelah kanan jantung. Auskultasi : teraba getaran apeks S1 memberondong, peningkatan bunyi. Murmur : lemah, nada rendah, rumbling/gemuruh, diastolic pada apex.3. Regurgitasi mitral

Sangat capi, lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas sesak bial terjadi kegiatan fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu rales.

Tingkat lanjut : edema paru-paru, kegagalan jantung sebelah kanan.

Auskultasi : terasa getaran pada raba apeks, S1 tidak ada, lemah, murmur.

Murmur : bernada tinggi, menghembus, berdesis, selam systoll(pada apex) S3 nada rendah.

4. Stenosis aorta

Angina, syncope, capai, lemah, sesak napas saat ada kegiatan ortopneu, paroxysmal nokturial, edema paru-paru, rales.

Tingkat lanjut : kegagalan sebelah kanan jantung

Murmur : nada rendah, kasar seperti kerutan, systoll (pada basis atau carctis) gemetar systoll pada basis jantung.

5. Regurgitasi aorta

a. Regurgitasi aorta akut

1) Gejala paling umum dari regurgitasi aorta yang parah ialah gejala kongesti paru.

2) Walaupun mulainya bertahap, namun penyakit ini bisa juga mendadak dan bisa menyebabkan tidak hanya edema paru, tetapi juga perfusi cerecral yang tidak adekuat dan organ perifer.

3) Pasien bisa stupor, bingung atau bahkan melawan,

4) Dalam keadaan ini, regurgitasi aorta bisa sulit di kenal.

a) Bising regurgitasi aorta bisa lembut dan singkat,

b) Bunyi penutupan mitral bisa tidak ada, Karena penutupan premature katup mitral di sebabkan karena keseimbangan tekanan diastolic ventrikel kiri dan aorta.

c) Tanda perifer regurgitasi aorta bisa tidak ada. Kehilangan tanda perifer karena pengurangan kecepatan ejeksi ventrikel kiri, penggantian vasodilatasi perifer yang biasa oleh vasokonstriksi dan tekanan diastolic kiri yang tinggi.

d) Pasien demikian bisa mmpunyai tekanan darah 100/40 atau bahan 90/50, denyut perifer yang kecil dan bising diastolic aorta yang singkat yang sangat sulit didengar.

e) Pengenalan gejala klinik ini penting, karena pembedahan katup diperlukan mendesak.

6. Stenosis trikuspidalis

Redahnya curah jantung akan menimbulkan keluhan mudah lelah, dan adanya kongesti sistemik dan hepatomegali menimbulkan keluhan tidak enak pada perut, perut membesar dan bengkak umum.

7. Regurgitasi trikuspidalis

a. Riwayat. Regurgitasi tricuspid tanpa hipertensi pulmonal biasanya tidak memberikan keluhan dan dapat ditoleransi dengan baik.

b. Pemeriksaan fisis. Pada inspeksi selalu terlihat adanya gambaran penurunan berat badan, kakeksia, sianosis dan ikterus.

8. Penyakit katup pulmonal

Penyakit Jantung congenital dengan akibat obstruksi atau stenosis dan regurgitasi katup Jantung umumnya gejalanya sama dengan penyakit Jantung valvular yang didapat. Pada tetralogi Fallot (defek septim ventrikel dan stenosis pulmonal) baik tidaknya toleransi pasien ini tergantung pasa besarnya defek septum ventrikel dan rasio antara tahanan aliran darah yang masuk aorta atau tahanan dan darah yang stenosis pulmonal.

Pasien dewasa dengan stenosi pulmonal ringan sampai sedang biasanya tidak mempunyai keluhan, pasien ditemukan karena ada bising sistolik pada pemeriksaan fisik biasa. Gagal Jantung kanan bisa terjadi pada stenosis yang berat. Denyut ventrikel kanan terasa sepanjang dada sebelah kiri. Ada bunyi sistolik click dengan suara dua yang pecah secara fisiologis.E. Patofisiologi Kelainan Katup Jantung

1. Stenosis mitral

Stenosis mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fusikomisura katup mitral pada waktu fase penyembuhan demam reumatik. Terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa pengapuran mengakibatkan lubang katup mitral pada waktu diastolic lebih kecil dari normal.

Berkurangnya luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya daya alir katup mitral. Hal ini akan meningkatkan tekanan diruang atrium kiri, sehingga timbul perbedaan tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri waktu diastolik. Jika peningkatan tekanan ini tidak berhasil mengalirkan jumlah darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, akan terjadi bendungan pada atrium kiri dan selanjutnya akan menyebabkan bendungan vena dan kapiler paru. Bendungan ini akan menyebabkan terjadinya sembab interstitial kemudian mungkin terjadi sembab alveolar. Pecahnya vena bronkialis akan menyebabkan hemoptysis.

Pada tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningakat, kemudian terjadi pelebaran ventrikel kanan dan insufisiensi pada katup tricuspid atau pulmonal. Akhirnya vena-vena sistemik akan mengalami bendungan pula. Bendungan hati yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan fungsi hati.

Kompensasi pertama tubuh untuk menaikkan curah jantung adalah takikardi. Tetapi konpensasi ini tidak selamanya menambah curah jantung karna pada tingkat tertentu akan mengurangi masa pengisian diastolic. Regangan pada otot-otot atrium dapat menyebabkan gangguan elektris sehingga terjadi fibrilasi atrium. Hal ini akan mengganggu pengisian ventrikel dari atrium dan memudahkan pembentukan thrombus di atrium kiri. 2. Regurgitasi mitral

Insufisiensi mitral akibat reumatik terjadi karna katup tidak biasa menutup sempurna waktu sistolik. Perubahan pada katup meliputi klasifikasi, penebalan dan distorsi daun katup. Hal ini mengakibatkan koaptasi yang tidak sempurna waktu sistolik. Selain pemendekan kordatendinea mengakibatkan katup tertarik ke ventrikel terutama bagian posterior, dapat juga terjadi dilatasi annulus atau rupture korda tendinea. Selama fase sistolik, terjadi aliran regurgitasi ke atrium kiri, mengakibatkan gelombang v yang tinggi di atrium kiri, sedangkan aliran ke aorta berkurang pada saat diastolik, darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel.darah tersebut selain yang berasal dari paru-paru melalui vena pulmonalis, jika terdapat darah regurgi dan dari ventrikel kiri waktu sistolik sebelumnya. Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke bawah secara mendadak,menarik katup korda dan otot kapilaris, hal ini menimbulkan vibrasi membentuk bunyi jantung ke tiga.pada insufisiensi mitral kronik, regurgitasi sistolik ke atrium kiri dan vena-vena pulmonalis dapat ditoleransi tanpa meningkatnya tekanan baji dan aorta pulmonal.

3. Stenosis aorta

Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan tahanan dan perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta. Peningkatan tekanan ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang berlebihan pada ventrikel kiri, yang dicoba diatasi dengan meningkatkan ketebalan dinding ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel kiri). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai kontraktilitas miokard menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meningkat. Kontraksi atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri. Hal ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus menerus akan menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard. Iskemia miokard timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang hipertrofi.

Area katup aorta normal berkisar 2-4 cm2, Gradien ventrikel kiri dengan aorta mulai terlihat bila area katup aorta