makalah askep kelainan katub jantung.docx

39
BAB I KONSEP DASAR 1.1 Pengertian Kelainan Katup Jantung Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung. Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu. Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah. Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi kesalahan teknis maupun prosedur dalam melakukan oeprasi pada jantung. Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang

Upload: aulia-rahman

Post on 13-Apr-2016

324 views

Category:

Documents


83 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah askep kelainan katub jantung.docx

BAB IKONSEP DASAR

1.1 Pengertian Kelainan Katup Jantung

Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami

kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung.

Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak

bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat

jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu.

Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat beraktifitas

dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu memiliki kemampuan

untuk dapat mengalirkan darah.

Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan

terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi

karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat

menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi

kesalahan teknis maupun prosedur dalam melakukan oeprasi pada jantung.

Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang

melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis

gangguan fungsional: (1) regurgitasi-daun katup tidak dapat menutup rapat sehngga darah

dapat mengalir balik (sinonim dengan isufisiensi katup dan inkompetensi katup) ; dan

(2) stenosis katup-lubang katup mengalami penyempitan shingga aliran darah mengalami

hambatan. Isufisiensi dapat dan stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup, dikenal

sebagai ”lesi campuran” atau terjadi sendiri yang disebut sebagai lesi murni.” Berikut

tipe-tipe gangguan katub.

Page 2: makalah askep kelainan katub jantung.docx

1.2 Tipe-Tipe Gangguan/Kelainan Katup Jantung

1. Sindrom Prolaps Katup Mitral

2. Stenosis Mitral

3. Insufisiensi Mitral (Regurgitasi)

4. Stenosis Katup Aorta

5. Insufiensi Aorta (Regurgitasi)

1.3 Etiologi

Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir selalu

disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan penyakit katup

jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai adalah penyakit katup

degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya masa hidup rata-rata pada orang-orang

yang hidup di negara industri dibandingkan dengan yang hidup di negara berkembang.

Meskipun terjadi penurunan insidensi penyakit demam rematik , namun penyakit rematik

masih merupakan penyebab lazim deformitas katup yang membutuhkan koreksi bedah.

1. Stenosis Mitral

2. Insufisiensi Mitral

3. Stenosis Aorta

4. Isufisiensi Aorta

1.4 Patofisiologi

Demam reumatik – inflamasi akut dimediasi – imun yang menyerang katup

jantung akibat reaksi silang antara antigen streptokokus hemolitik-α grup A dan protein

jantung. Penyakit dapat menyebabkan penyempitan pembukaan katup (stenosis) atau

tidak dapat menutup sempurna (inkompetensi atau regurgitasi) atau keduanya.

Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa

jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang

mengalami regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja jantung.

Stenosis katup memaksa jantung meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi

resistensi terhadap aliran yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja

Page 3: makalah askep kelainan katub jantung.docx

miokardium . Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan

tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi miokardium dan hipertrofi

merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan meningkatakan kemampuan

pemompa jantung.

1. Stenosis Mitral

2. Isufisiensi Mitral

3. Stenosis Aorta

4. Insufisiensi Aorta

1.5 Tanda dan Gejala

Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan darah di

dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung, dimana cairan tertimbun

di dalam paru-paru (edema pulmoner). Penderita yang mengalami gagal jantung akan

mudah merasakan lelah dan sesak nafas. Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu

melakukan aktivitas, tetapi lama-lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.

Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan disangga oleh

beberapa buah bantal atau duduk tegak. Warna semu kemerahan di pipi menunjukkan

bahwa seseorang menderita stenosis katup mitral. Tekanan tinggi pada vena paru-paru

dapat menyebabkan vena atau kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke

dalam paru-paru. Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana

denyut jantung menjadi cepat dan tidakteratur.

1. Stenosis Mitral

2. Isufisiensi Mitral

3. Stenosis Aorta

4. Isufisiensi Aorta

Page 4: makalah askep kelainan katub jantung.docx

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN

Kelainan Katup Jantung

2.1 Pengkajian

2.1.1 Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang :

Kapan waktu timbulnya penyakit? Jam berapa? Bagaimana awal munculnya?

Berangsur-angsur? Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah  atau tetap sama

dengan sebelumnya. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, Kondisi saat

dikaji ’ P Q R S T

2. Riwayat kesehatan lalu :

Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah

dialami,imunisasi yang pernah diberikan, kecelakaan yang pernah dialami,prosedur

operasi dan perawatan rumah sakit alergi (makanan, obat-obatan,  zat/substansi,

textil), pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas).

3. Riwayat kesehatan keluarga :

Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya

menyerang.Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit

jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker dan

gangguan  emosional, Buat bagan dengan genogram.

2.1.2 Data Dasar Pasien

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala:Kelemahan, kelelahan. Pusing, rasa berdenyut. Dispenea karena kerja,

palpitasi. Gangguan tidur (ortopnea, dispnea paroksimal noktural, nokturia,

keringatmalam hari.)

Tanda:Takikardi,gangguan pada TD. Pingsan karena kerja. Takipnea, dispnea.

2. Sirkulasi

Page 5: makalah askep kelainan katub jantung.docx

Gejala:Riwayat kondisi pencetus, contoh: Demam reumatik, Endokarditis bakterial

subakut, infeksi streptokokal; hipertensi, kondisi kongenital (contoh kerusakan

Atrial-septal, sindrom marfun), trauma dada, hipertensi pulmonal. Riwayat murmur

jantung, palpitasi. Serak, hemoptisis. Batuk tanpa produksi sputum.

Tanda:Sistolik TD menurun (AS lambat).

Tekanan nadi: Penyempitan (SA); luas(IA)

Nadi karotid: lambat dengan volume nadi kecil (SA); bendungan dengan pulsasi

arteri terlihat (IA).

Nadi apikal: PMI kuat dan terletak di bawah dan kekiri(IM); secara lateral kuat dan

perpindahan tempat (IA).

Getaran: Getaran diastolik pada aspek (SM).Getaran systolik pada dasar (SA)

Getaran systolik  senjang batas sternal kiri; getaran systolik pada titik jagular dan

sepanjang arteri karotis(IA).

Dorongan: Dorongan apikal selama systolik(SA).

Bunyi jantung: S1 keras, pembukaan yang keras (SM). Penurunan atau tak ada S1,

bunyi robekan luas, adanya S3(IM berat). Bunyi ejeksi sistolik (SA). Bunyi sistolik,

ditonjolkan oleh berdiri/jongkok (MVP).

Kecepatan: Takikardi(MVP); takikardi pada istirahat (SM).

Irama: Tak teratur, fibrilasi atrial (SM dan IM). Disritmia dan derajat pertama Blok

AV (SA).

Murmur: Murmur diastolik pada area pulmonalik (IP). Bunyi rendah,

murmur diastolik gaduh (SM). Murmur sistolik terdengar baik pada

apek(MR). Murmur sistolik terdengar baik pada dasar dengan penyebaran ke leher

(SA). Murmur sistolik pada dasar kiri batas sternal (SP) meningkat selama inspirasi

(IT). Murmur diastolik (tiupan), bunyi tinggi dan terdengar baik pada dasar (IA).

Murmur diastolik pada dasar kiri strenal meningkat dengan inspirasi ( ST).

Warna / Sianosis: Kulit hangat, lembab dan kemerahan (IA). Kapiler kemerahan dan

pucat pada tiap nadi (IA).

3. Integritas Ego

Gejala: Tanda kecemasan. Contoh gelisah, pucat, berkeringat, fokus menyempit,

gemetar.

Page 6: makalah askep kelainan katub jantung.docx

4. Makanan / Cairan

Gejala: Disfagia (IM Kronis)Perubahan berat badan. Penggunaan diuretik.

Tanda: Edema umum / dependen. Hepatomegali dan asites ( SM, IM, IT)Hangat,

kemerahan dan kulit lembab (IA). Pernafasan payah dan bising dengan terdengar

krekels dan mengi.

5. Neurosensori

Gejala: Episode pusing/ pingsan berkenaan dengan beban kerja.

6. Nyeri / Kenyamanan

Gejala: Nyeri dada , angina (SA,IA)

Nyeri dada non angina / tidak khas (MVP).

7. Pernafasan

Gejala: Dispenia (Kerja, ortopnea, paroksismal, nokturnal). Batuk menetap

atau nokturnal ( sputum mungkin/ tidak produktif).

Tanda: Takipnea. Bunyi napas adventisius ( krekels dan mengi). Sputum banyak dan

berbecak darah ( Edema pulmonal). Gelisah/ ketakutan ( Pada adanya edema

pulmonal).

8. Keamanan

Gejala: Proses infeksi/ sepsis, kemoterapi radiasi. Adanya perawatan gigi

(pembersihan, pengisian, dsb).

Tanda: Perlu perawatan gigi / mulut.

2.1.3 Riwayat Psikososial

· Identifikasi klien tentang  kehidupan sosialnya :

· Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan diri sendiri :

· Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS :

· Tanggapan klien tentang beban biaya RS :

· Tanggapan klien tentang penyakitnya :

2.1.4 Riwayat Spiritual

· Kaji ketaatan klien beribadah dan menjalankan kepercayaannya :

· Support system dalam keluarga :

· Ritual yang biasa dijalankan : 

Page 7: makalah askep kelainan katub jantung.docx

2.1.5 Aktifitas Sehari-hari

1. Nutrisi :

Selera makan, Menu makan dalam 24 jam. Frekuensi makan dalam 24

jam. Makanan yang disukai dan makanan pantangan. Pembatasan pola

makanan. Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan).Ritual

sebelum makan, dll.

2. Cairan :

Jenis minuman  yang dikonsumsi dalam 24 jam, Frekuensi

minum,Kebutuhan cairan dalam 24 jam.

3. Eliminasi  (BAB & BAK):

Tempat pembuangan, Frekuensi? Kapan? Teratur?, Konsistensi,Kesulitan

dan cara menanganinya, Obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK.

4. Istirahat Tidur

Apakah cepat  tertidur, Jam tidur  (siang/malam), Bila tidak dapat tidur apa

yang dilakukan, Apakah tidur secara rutin.

5. Olahraga 

Program olahraga tertentu, Berapa lama melakukan dan jenisnya,Perasaan

setelah melakukan olahraga.

6. Rokok / alkohol dan obat-obatan

Apakah merokok? jenis? berapa banyak? kapan mulai merokok?,Apakah

minum minuman keras? berapa minum /hari/minggu? jenis minuman? apakah

banyak minum ketika stress?

7. Personal hygiene

Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu), Cuci

rambut, Gunting kuku, Gosok gigi.

8. Aktivitas / mobilitas fisik

Kegiatan sehari-hari, Pengaturan jadwal harian, Penggunaan alat bantu

untuk aktivitas, Kesulitan pergerakan tubuh.

Page 8: makalah askep kelainan katub jantung.docx

9. Rekreasi

Bagaimana perasaan anda saat bekerja?, Berapa banyak waktu

luang?,Apakah puas setelah rekreasi?, Apakah anda dan keluarga menghabiskan

waktu senggang? Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja?

2.1.6 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum klien :

Tanda-tanda dari distress, Penampilan dihubungkan dengan usia, Ekspresi

wajah, bicara, mood, Berpakaian dan kebersihan umum, Tinggi badan, BB, gaya

berjalan.

2. Tanda-tanda vital :

Suhu, Nadi, Pernafasan, Tekanan darah.

3. CSistem pernafasan

Hidung  : kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret / polip,

passase udara.

Leher     : Pembesaran kelenjar, tumor.

Dada      : Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest). Perbandingan ukuran

anterior-posterior dengan transversi. Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada

retraksi). Keadaan proxsesus xipoideus. Suara nafas (trakhea, bronchial,

bronchovesikular). Apakah ada suara nafas tambahan. Apakah ada clubbing

finger.

4. Sistem kardiovaskuler

Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis), Arteri carotis,Tekanan

vena jugularis, Ukuran jantung, Ictus cordis / apex, Suara jantung

(mitral, tricuspidalis, S1, S2, bising aorta, murmur, gallop), Capillary retilling

time.

5. Sistem perncernaan

Sklera (ikterus/tidak), Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio

skizis),Mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan

menelan, gerakan lidah), Gaster (kembung, gerakan peristaltik), Abdomen

Page 9: makalah askep kelainan katub jantung.docx

(periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran), Anus  (kondisi, spinkter ani,

koordinasi).

6. Sistem saraf

Fungsi cerebral : Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan

perhitungan, bahasa), Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan

GCS,Bicara  (ekspresive dan resiptive)

Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII)

Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot)

Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi)

Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)

Refleks  (ekstremitas atas, bawah dan superficial)

Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign, brudzinski sign)

7. Sistem musculoskeletal

Kepala (bentuk kepala), Vertebrae  (bentuk, gerakan, ROM), Pelvis

(Thomas test, trendelenberg test, ortolani/barlow test, ROM), Lutut  (Mc Murray

Test, Ballotement, ROM), Kaki (keutuhan ligamen, ROM), Bahu,Tangan.

8. Sistem perkemihan

Edema palpebra, Moon face, Edema anasarka, Keadaan kandung

kemih,Nocturia, dysuria, kencing batu, Penyakit hubungan sexual.

9. Sistem immune

Allergi  (cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia), Immunisasi, Penyakit

yang berhubungan dengan perubahan cuaca, Riwayat transfusi dan reaksinya.

2.1.7 Test Diagnostik

Laboratorium  (tulis nilai normalnya) :

Ro foto :

CT Scan :

MRI, USG, EEG, ECG, dll.

Page 10: makalah askep kelainan katub jantung.docx

2.1.8 Penatalaksanaan

Terapi antibiotic

Kardiotinikum dan diuritik

Komisurotoomi

Valvuloplasti translumnal perkutan

Penggantian katup mitral

Penggantian katup aorta

2.1.9 Analisis Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DO :

ü Sianosis

ü Dispnea

ü Tachikardia

ü Gas darah arteri abnormal

ü pH arteri abnormal

DS :

ü Pasien mengatakan sakit

kepala saat bangun.

ü Nafas cuping hidung

ü Warna kulit abnormal

(pucat, kehitaman)

Odema Paru Gangguan

Pertukaran Gas

2. DO :

ü Aritmia

ü Brakikardia

ü Perubahan EKG

ü Takikardia

ü Penurunan tekanan vena

Penurunan

Kontraktilitas,

Ventrikel Kiri

Risiko/Actual

Tinggi

Menurunnya

Curah Jantung

Page 11: makalah askep kelainan katub jantung.docx

ü Murmur

DS:

ü Pasien mengatakan mulai

batuk-batuk

ü Pasien terlihat letih

3. DO:

ü Perubahan denyut jantung

ü Perubahan frekuensi

pernafasan

ü Kedok wajah (merengek,

gelisah)

ü Perubahan pola makan

DS:

ü Pasien mengatakan nyeri di

area dada

ü Pasien mengatakan pola

tidur berubah

Iskemia miokard Nyeri dada

4. DO:

ü Mulut kering

DS:

ü Pasien mengatakan tidak

nafsu makan

ü Pasien terlihat cemas

ü Kontak mata buruk

Situasi Kritis,

Takut akan

Kematian

Ansietas

5. DS:

ü Sering bertanya

ü Salah instruksi

ü Perilaku hiperbola

Kurangnya

Informasi,

Keterbatasan

Kognitif.

Defisit

Pengatahuan

Page 12: makalah askep kelainan katub jantung.docx

2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas b/d odema paru ditandai dengan sianosis dan dispnea.

2. Resiko tinggi menurunanya curah jantung b/d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri

ditandai dengan aritmia dan perubahan EKG.

3. Nyeri dada b/d iskemia jaringan myokard ditandai dengan perubahan denyut jantung

dan ekspresi kesakitan.

4. Ansietas b/d situasi kritis ditandai dengan ketakutan dan peningkatan tegangan.

5. Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang katup jantung ditandai dengan

permintaan informasi kepada perawat dan ahli profesi kesehatan lainnya.

Page 13: makalah askep kelainan katub jantung.docx

2.3 Tindakan Keperawatan

N

o.

Dx Kep. Tujuan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1. Gangguan pertukaran

gas b/d odema paru

ditandai dengan

sianosis dan dispnea

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

Gas darah

arteri normal

dalam jangka

waktu 1 x 24

jam

DO:

Menunjukan

perbaikan

ventilasi/oks

igenasi

sebagai

bukti adalah

frekuensi

pernapasan

dalam

rentang

normal, tak

ada sianosis,

dan

penggunaaa

n otak

aksesoris,

bunyi nafas

normal.

DS:

ü Sudah tidak

terlihat

pernafasan

cuping

hidung

ü Warna kulit

pasien

-       Kaji

suara paru,

frekuensi

nafas,

kedalaman,

dan usaha

nafa, dan

produksi

sputum

sebagai

indicator

keefektian

penggunaan

alat

penunjang.

-       Awasi

dan

laporkan

pada data

pengkajian

terkait

(sensorium

pasien,

suara nafas,

pola nafas,

analisis gas

darah arteri,

-    Indikator

keadekuatan

fungsi

pernapasan

atau tingkat

gangguan

dan

kebutuhan/ke

efektifan

terapi.

-    Meningkatk

an tindakan

kolaborasi

dengan

tenaga ahli

lainnya

dalam

perencanaan

keperawatan.

-    Meningkatk

an

ekspansidada

optimal,

memobilisasi

kan skresi,

dan

pengisian

Page 14: makalah askep kelainan katub jantung.docx

kembali

dalam

keaadaan

normal

sputum,

efek obat).

-       Membant

u dalam

posisi,

batuk, dan

nafas

dalam.

-       Jelaskan

pada pasien

mengenai

penggunaan

alat bantu

yang

diperlukan

(oksigen,

pengisap,

spirometer)

udara semua

area \paru;

menurunkan

resiko stasis

secret/pneum

onia.

-    Meningkatk

an

pengetahuan

pasien

sehingga

pasien

mampu

mengatasi

kondisi

gawat

darurat yang

sewaktu-

waktu

terjadi.

2. Resiko tinggi

menurunanya curah

jantung

b/

dpenurunankontraktilit

asventrikel kiri ditandai

dengan aritmia dan

perubahan EKG.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

,Penurunan

curah jantung

dapat teratasi

dan

menunjukkan

tanda vital

dalam batas

DO:

ü Tekanan

darah dalam

batas normal

(120/80

mmHg, nadi

80x/menit).

ü Tidak terjadi

aritmia dan

irama

jantung

-       Berikan

oksigen

tambahan

dengan

nasal kanal/

masker

sesuai

dengan

indikasi.

-       Berikan

istirahat

-    Meningkatk

an sediaan

oksigen

untuk

kebutuhan

miokardium

dalam

melawan

efek

hipoksia/iske

mia.

Page 15: makalah askep kelainan katub jantung.docx

yang dapat

diterima,

disritmia

terkontrol atau

hilang dan

bebas gejala

gagal jantung

dalam jangka

waktu 3x24

jam.

teratur, CRT

kurang dari

3 detik.

DS:

ü Klien akan

melaporkan

penurunan

episode

dispnea,

berperan

dalam

aktivitas

mengurangi

beban kerja

jantung.

psikologi

dengan

lingkungan

yang

tenang.

-       Pantau

tanda

kelebihan

cairan.

Pemberian I

V ,

pembatasan

jumlah total

sesuai

dengan

indikasi. Hi

ndari cairan

garam.

-       Kolabora

si

pemberian

obat.

-    Stres emosi

menghasilka

n

vasokonstrik

si yang

terkait dan

meningkatka

n tekanan

darah dan

frekuensi /

kerja

jantung.

-    Oleh karena

adanya

peningkatan

tekanan

ventrikel kiri,

pasien tidak

menoleransi

peningkatan

volume

cairan,

pasien juga

mengeluarka

n sedikit

natrium yang

menyebabka

n retensi

cairan dan

meningkatka

n kerja

Page 16: makalah askep kelainan katub jantung.docx

miokard.

-    Banyaknya

obat dapat

digunakan

untuk

meningkatka

n volume

sekuncup,

memperbaiki

kontraktilitas

, dan

menurunkan

kongesti.

3. Nyeri dada b/d iskemia

jaringan myokard

ditandai dengan

perubahan denyut

jantung dan ekspresi

kesakitan.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,Pa

sien

mengatakan

bahwa nyeri

dada telah

hilang/terkontr

ol dalam

jangka waktu

3x24 jam

DO:

ü Denyut

jantung dan

frekuensi

pernafasan

kembali

dalam

keadaan

normal.

ü Pola makan

pasien

kembali

dalam

keadaan

normal.

DS:

ü Pasien

mengatakan

-       Gunakan

skala nyeri

0-10 untuk

rentang

intensitas.

Catat

ekspresi

verbal atau

non verbal ,

respon

otomatis

terhadap

nyeri(berke

ringat,TD

dan nadi

berubah,pe

ningkatan

atau

-    Perbedaan

gejala perlu

untuk

mengidentifi

kasi

penyebab

nyeri.

Perilaku dan

perubahan

tanda vital

membantu

menentukan

derajat /

adanya

ketidaknyam

anan pasien

khususnya

apabila

Page 17: makalah askep kelainan katub jantung.docx

nyeri di area

dada sedah

menghilang.

ü Pasien

mengatakan

pola tidur

kembali

normal.

ü Ekspresi

wajah pasien

tenang.

penurunan

frekuensi

pernafasan)

.

-       Ajarkan

penggunaan

teknik

nonfarmako

logis

(misalnya :

TENS,

hypnosis,

relaksasi,

masase, dll)

-       Evaluasi

respon

terhadap

obat.

-       Berikan

lingkungan

istirahat

dan batasi

aktifitas

sesuai

kebutuhan.

pasien

menolak

adanya nyeri.

-    Teknik

nonfarmakol

ogis akan

membantu

menurunkan

rasa nyeri

yang dialami

oleh pasien.

-   Penggunaan

terapi obat

dan dosis.

Catat nyeri

yang tidak

hilang atau

menurun

dengan nitrat

menunjukan

MVP,

berhubungan

dengan nyeri

dada tidak

khas / non

angina.

-    Aktifitas

yang

meningkatka

n kebutuhan

oksigen

Page 18: makalah askep kelainan katub jantung.docx

miokardia

(contoh kerja

tiba-tiba,

stress, makan

banyak,

terpajan

dingin) dapat

mencetuskan

nyeri dada.

4. Ansietas b/d situasi

kritis ditandai dengan

ketakutan dan

peningkatan tegangan.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan,

Pasien merasa

tenang dalam

jangka waktu

1x24 jam.

DO:

ü Mulut

kembali

dalam

keadaan

normal,  tida

k kering

DS:

ü Pasien

mengatakan

nafsu makan

sudah

kembali

normal

ü Pasien

tidak terlihat

cemas lagi.

ü Kontak mata

dengan

pasien

kembali

normal

-       Kaji dan

dokumentai

tingkat

kecemasan

pasien,

termasuk

reaksi fisik

pasien.

-       Ajarkan

dan

anjurkan

pasien

melakukan

teknik

relaksasi,

contoh

napas

dalam,

bimbingan

imajinasi,

relaksasi

progresif.

-    Alat untuk

mendefinisik

an lingkup

masalah dan

pilihan

intervensi.

-    Memberika

n arti

penghilangan

respond

ansitas,

menurunkan

perhatian,

meningkatka

n relaksasi,

meningkatka

n

kemampuan

koping.

-    Membantu

perhatian

mengarahkan

Page 19: makalah askep kelainan katub jantung.docx

-       Berikan

tindakan

kenyamana

n contoh,

mandi,

gosokan

punggung,

perubahan

posisi.

-       Koordina

sikan waktu

istirahat

dan

aktivitas

saat

senggang

tepat

untukkondi

si.

-       Libatkan

orang

terdekat

dalam

rencana

perawatan

dan dorong

partisipasi

maksimum

pada rencan

pengobatan.

kembali dan

meningkatka

n relaksasi,

meningkatka

n

kemampuan

koping.

-    Memberika

n rasa control

pasien untuk

menangani

beberapa

aspek

pengobatan,

(contoh,

aktivitas

perawatan,

waktu

pribadi),

menurunka

kelemahan,

meningkatka

n energy.

-    Keterlibata

n akan

membantu

menfokuskan

perhatian

pasien dalam

arti positif

dan

Page 20: makalah askep kelainan katub jantung.docx

memberikan

rasa control.

5. Defisit pengetahuan

b/d kurangnya

informasi tentang katup

jantung ditandai

dengan permintaan

informasi kepada

perawat dan ahli

profesi kesehatan

lainnya.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan, P

asien mengerti

tentang

kelainan  katub

jantung dalam

jangka waktu

1x24 jam

DS:

ü Pasien

menyatakan

pemahaman

proses

penyakit,

program

pengobatan

dan

potensial

komplikasi.

ü Pasien

mampu

mengenali

kebutuhan

untuk kerja

sama dan

mengikuti

perawatan.

-       Jelaskan

dasar

patologi

abnormalita

s katub.

-       Jelaskan

rasional

pengobatan,

dosis, efek

samping,

dan

pentingnya

minum obat

sesuai

resep.

-       Anjurkan

dan biarkan

pasien

menunjukk

an

ketrampilan

pemantauan

sendiri nadi

bila pasien

pulang

dengan

digitalis.

-    Pasien

harus

mempuyai

dasar

pemahaman

tentang

abnormalitas

katubnya

sendiri dan

konsekuensi

hemodinami

k kerusakan

sebagai dasar

penjelasan

rasional

sebagai dasar

penjelasan

rasional

aspek

pengobatan.

-    Dapat

meningkatka

n kerjasama

dengan terapi

obat dan

menceah

penghentian

sendiri pada

obat dan

Page 21: makalah askep kelainan katub jantung.docx

/atau

interaksi obat

yang

merugikan.

-    Adanya

perubahan

pada frek

nadi dan

irama

mungkin

indikasi

toksisitas

digitalis dan

harus

dilaporkan

pada dokter

untuk

evaluasi.

Page 22: makalah askep kelainan katub jantung.docx

2.4 Evaluasi

Tgl/Jam No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1 S: Gas darah Arteri pasien normal

O:

-  ventilasi/oksigenasi membaik,

-  frekuensi pernapasan normal,

-  tak ada sianosis,

-  bunyi nafas normal.

A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

2 S: Penurunan curah jantung  teratasi, TTV normal, Bebas gejala

gagal jantung

O:

-  Tidak terjadi aritmia,

-  Irama jantung teratur,

-  CRT kurang dari 3 detik.

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

3 S: Nyeri dada terkontrol

O: Metode nyeri hilang

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

4 S: Pasien terlihat tenang

O:

-  Pasien melakukan relaksasi

-  Pasien tidak terlihat stres

A: Masalah teratasi

P: Intervensi di hentikan

Page 23: makalah askep kelainan katub jantung.docx

5 S: Pasien telah mengerti tentang  kelainan katup

O: Pasien paham dengan proses  penyakit yang dideritanya.

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

BAB III

Page 24: makalah askep kelainan katub jantung.docx

PENUTUP

3.1 Simpulan

- Penyakit katup jantung merupakan penyakit jantung yang masih cukup tinggi insidennya,

terutama dinegara-negara berkembang.

- Disfungsi katup di bagi menjadi 2 jenis yaitu : Insufisiensi katup dan Stenosis katup.

- Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa jantung

memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang mengalami

regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja jantung. Stenosis

katup memaksa jantung meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi resistensi

terhadap aliran yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja

miokardium. Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan

tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi miokardium dan hipertrofi

merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan meningkatakan kemampuan

pemompa jantung.

- Dalam pengkajian klien dengan disfungsi katup jantung, data dasar yang harus di kaji

adalah : Aktivitas istirahat, Sirkulasi,Integritas Ego, Makanan/ Cairan, Neurosensori,

Nyeri/ Kenyamanan, Pernapasan, Keamanan, Penyuluhan/ Pembelajaran.

- Dalam kelainan ini Prioritas keperawatn adalah : Mempertahankan curah jantung

adekuat, Mempertahankan dan meningkatkan toleransi aktivitas, Menghilangkan nyeri

serta memberikan informasi tentang proses penyakit, manajemen, dan pencegahan

komplikasi.

Page 25: makalah askep kelainan katub jantung.docx

3.2 Saran

Kelainan katup di bagi menjadi beberapa kategori sehingga menimbulkan berbagai

beberapa gejala yang berbeda, tergantung beratnya dan mungkin memerlukan perbaikan

secara bedah atau penggantian untuk mengoreksi masalah sehingga seharusnya proses

keperawatan yang di awali dengan pengkajian, diagnosa keperawatan haruslah tepat

sehingga bisa dilakukan suatu rencana dan tindakan keperawatan yang benar dan tepat

sehingga menghasilkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan dari proses keperawatan

tersebut.

Page 26: makalah askep kelainan katub jantung.docx

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. 2012. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. dan Ahren, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 9.

Jakarta: EGC.

Page 27: makalah askep kelainan katub jantung.docx

Table of ContentsBAB I KONSEP DASAR................................................................................................................1

1.1 Pengertian Kelainan Katup Jantung..................................................................................1

1.2 Tipe-Tipe Gangguan/Kelainan Katup Jantung...........................................................................2

1.3 Etiologi................................................................................................................................2

1.4 Patofisiologi.........................................................................................................................2

1.5 Tanda dan Gejala..................................................................................................................3

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................4

2.1 Pengkajian.........................................................................................................................4

2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................................12

2.3 Tindakan Keperawatan........................................................................................................13

2.4 Evaluasi.............................................................................................................................22

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24

3.1 Simpulan.........................................................................................................................24

3.2 Saran................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26