makalah geografi industri

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Sebagai negara agraris, peranan industri dalam perekonomian Indonesia dengan sejarah perkembangannya tidaklah begitu amat berarti. Di zaman dahulu, kalaupun beberapa penduduk menggunakan industri kerajinan sebagai salah satu mata pencaharian. Peranannya hanya sekedar untuk tambahan penghasilan atau pekerjaan sambilan. Biasanya malah lebih berupa kerajinan yang bertendensi artistik daripada kewiraswastaan; atau lebih berupa aspek kerja budaya daripada komersial. Jadi, hal itu sangat berbeda dari saat ini atau masa sekarang. Pertanian justru tidak mendapat respek yang mendalam, namun maufakturinglah yang diunggulkan. Padahal, kebutuhan akan bahan

Upload: pratama-nanda

Post on 29-Dec-2015

1.378 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

geografi industrigeografi UNP

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Geografi Industri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang

bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri

merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil

secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga

menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan

proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.

Sebagai negara agraris, peranan industri dalam perekonomian

Indonesia dengan sejarah perkembangannya tidaklah begitu amat berarti.

Di zaman dahulu, kalaupun beberapa penduduk menggunakan industri

kerajinan sebagai salah satu mata pencaharian. Peranannya hanya

sekedar untuk tambahan penghasilan atau pekerjaan sambilan. Biasanya

malah lebih berupa kerajinan yang bertendensi artistik daripada

kewiraswastaan; atau lebih berupa aspek kerja budaya daripada

komersial.

Jadi, hal itu sangat berbeda dari saat ini atau masa sekarang.

Pertanian justru tidak mendapat respek yang mendalam, namun

maufakturinglah yang diunggulkan. Padahal, kebutuhan akan bahan

Page 2: Makalah Geografi Industri

2

pangan terus meningkat. Maka seharusnyalah kita tidak

mengesampingkan peran pertanian di Indonesia. Apalagi lahan di

Indonesiapun terpampang luas di seluruh Nusantara.

Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal

maka sangat dimungkinkan akan munculnya pemusatan atau

terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal

dengan istilah aglomerasi industri.

Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan

dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman

penduduk; Industri berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu

bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati

sumber bahan mentah.

Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat

terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan

industri. Misalnya bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan

dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah

merupakan pendukung aglomerasi industri.

Setelah Indonesia merdeka, beberapa usaha dilakukan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Beberapa

pusat penelitian yang telah adapun, sejak pemerintahan kolonial masih

ada dan terus dikembangkan, antara lain : Sekolah Tinggi Teknik (THS)

di Bandung, Sekolah pertanian (LHS) di Bogor, Sekolah Tinggi Hukum

(RHS) di Jakarta, dan lain-lain. Sekolah-sekolah tersebut dibentuk guna

Page 3: Makalah Geografi Industri

3

tujuan merumuskan, mengganti, mengarahkan, dan mengendalikan

kegiatan riset dan pengembangan IPTEK di Indonesia. Hal itu guna

menunjang industri di Indonesia.

B. Tujuan

1. Mendeskripsikan bagaimana perkembangan industry manufaktur di

Indonesia

2. Mendeskripsikan dampak industry terhadap lingkungan

3. Menjelaskan aglomerasi dan cluster Industri di Indonesia dan

menampilkannya pada sebuah peta.

4. Menjelaskan pengelompokkan tenaga kerja di Sumatera Barat serta

menjelaskannya pada sebuah peta.

Page 4: Makalah Geografi Industri

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak Industri Terhadap Lingkungan

1. Industri di Indonesia

Selama 20 tahun terakhir Pembangunan ekonomi Indonesia mengarah

kepada industrialisasi. Tidak kurang terdapat 30.000 industri yang beroperasi di

Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Peningkatan jumlah

ini menimbulkan dampak ikutan dari industrialisasi ini yaitu terjadinya

peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri.

Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3) merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-

komunitas yang tinggal di sekitar kawasan industri.

Limbah industri yang toksik akan memperburuk kondisi lingkungan,

meningkatkan penyakit pada manusia, dan kerusakan pada komponen

lingkungan lainnya.Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah

lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian

plankton, akumulasi dalam daging ikan dan molusca, terutama bila limbah cair

tersebut mengandung racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb, atau Zn.

Page 5: Makalah Geografi Industri

5

Akumulasi racun dalam tubuh pada konsentrasi yang tidak dapat ditoleransi bisa

melumpuhkan organ bahkan mematikan fungsi kerja otak.

Oleh karena itu, pemerintah harus mengawasi kegiatan industri dan

pembuangan limbahnya. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan

pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat

pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting

harus melakukan pengolahan limbah industri guna menghilangkan bahan

pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan pencemaran hingga batas

yang diperbolehkan.

Di samping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih

banyak lagi mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis

industrinya) terhadap lingkungan serta mencari metode atau teknologi tepat

guna untuk pencegahan masalahnya.

Selain pemerintah dan pelaku industri, masyarakat juga harus jeli

menanggapi masalah lingkungan yang disebabkan oleh sisa kegiatan industri.

Masyarakat tidak bisa menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pemerintah

dan pelaku industri. Hal ini mutlak perlu, terutama bagi masyarakat yang

bertempat tinggal disekitar areal industri.Dampak dari buangan kegiatan industri

sangatlah kompleks. Pada dasarnya limbah industri akan mencemari lingkungan

udara, air, dan tanah. Udara yang kotor dan tercemar akan merusak penciuman

dan paru-paru.

Page 6: Makalah Geografi Industri

6

2. Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka

pendek)

1. Air sungai atau air sumur sekitar lokasi industri pencemar, yang

semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan terbau

busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga

masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku

air minum.

2. Ditinjau dari segi kesehatan. kesehatan warga masyarakat sekitar

dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit

sampai yang berat berupa cacat genetic pada anak cucu dan generasi

berikut.

3. Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-

daerah industri.

4. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau,

sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang

melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi

ekosistemnya yang telah rusak.

5. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah,

bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah

mencapai 37 derajat celcius.

Page 7: Makalah Geografi Industri

7

6. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r

S02,dan_debu.

3.Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka

panjang)

Penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun

kemudian setelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi dalam bahan

makanan menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada kasus

penyakit minaimata sekitar 1956 di Jepang. terdapat lebih dari 100 orang

meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk

Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik

plastik. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran

pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada

anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan

kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome.

4.Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan oleh Industri

1. Di Kalimantan Selatan, Pembuangan limbah industri ke aliran Sungai

oleh PT Galuh Cempaka.

2. Kalimantan Tengah; Tiga sungai besar di Kalimantan Tengah masih

tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas di sepanjang

Page 8: Makalah Geografi Industri

8

daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran

itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.

3. perusahaan tambang yang menerapkan pembuangan limbah tailingnya

ke laut (Sub Marine Tailing Disposal). Pertama, adalah Newmont

Minahasa Raya (NMR) sejak 1996 di Kabupaten Minahasa, Sulawesi

Utara, dan kemudian menyusul PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di

Sumbawa-Nusa Tenggara Barat sejak 1999. Setiap harinya 2.000 metrik

ton tailing berbentuk pasta dibuang ke Perairan Buyat di Minahasa dan

120.000 metrik ton di Teluk Senunu, Sumbawa. Pada akhirnya dari

proses ini terjadi berbagai dampak yang berujung kepada turunnya

kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup manusia.

4. Papua; PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 telah menimbulkan

dampak Hancurnya Gunung Grasberg, Tercemarnya Sungai Aigwa,

Meluapnya air danau Wanagon, Tailing mengkontaminasi : 35.820

hektar daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura

5. Di Jawa, Pembuangan limbah pabrik-pabrik di Sungai Cikijing selama

puluhan tahun (Jawa Barat), pembuangan limbah oleh beberapa pabrik

ke Kali Surabaya, dan sederetan kasus pencemaran industri yang telah

nyata-nyata_menimbulkan_korban.

Page 9: Makalah Geografi Industri

9

5. Konsep Untuk Memahami Masalah Lingkungan dan Pencemaran Oleh

Industri

Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan

lingkungan hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari

permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya

manusia dengan lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik

mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto,

1991). Dalam pengertian yang telah dikemukakan diatas, bahwa lingkungan

hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan prilakunya

yang mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupannya dan kesejahteraan

manusia serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan,

1996). Dari definisi diatas tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan

pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi,

pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain.

Manusia sebagai mahluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya,

memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber

daya alam bagi kebutuhan hidupnya.

Di alam terdapat berbagai sumber daya alam yang merupakan komponen

lingkungan dengan sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :

1. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)

2. Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural

resources).

Page 10: Makalah Geografi Industri

10

Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang

beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula

(Suratmo, dalam Sudjanan dan Burhan, 1996). Sesuai dengan kepentingannya

maka sumber daya alam dapat dibagi atas: (1) fisiokimia seperti air, udara,

tanah, dan sebagainya, (2) biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya,

dan (3) sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan

lain-lain.

Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan

non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya

didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang

menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.

Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu

mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor.

Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991) mengkategorikan sifat

lingkungan hidup atas dasar: (1) Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur

lingkungan hidup tersebut, (2) hubungan atau interaksi antara unsur dalam

lingkungan hidup tersebut, (3) kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup,

dan (4) faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.

Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat

mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan

dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan

hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan

hidupnya maka manusia akan terpengaruh.

Page 11: Makalah Geografi Industri

11

Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya

pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia.

Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara yang

dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan

tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini,

perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan

hidupnya.

Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan

mempersepsikannya. Soemarwoto (1991) secara sederhana menerjemahkan

bahwa mutu lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di

lingkungan tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rejeki, iklim

dan faktor alamiah lainnya yang sesua

6. Pengelolaan Dampak Kemajuan Teknologi Industri Terhadap Degradasi

Lingkungan Hidup

Hampir setiap rencana usaha yang berpotensi dan menggunakan

teknologi industri menimbulkan dampak terhadap lingkungan, oleh karena itu

diperlukan upaya pengelolaan sehingga dampak yang timbul dapat ditoleransi

lingkungan. Untuk itu, pihak yang terkait wajib melakukan pengelolaan

lingkungan pada setiap tahap kegiatannya, sesuai dengan jenis dampak yang

terjadi.

Dampak teknologi industri terhadap pencemaran dapat diklasifikasikan

dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya :

Page 12: Makalah Geografi Industri

12

1. Pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk

pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya

2. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk

pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial

3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk

primer dan sekunder

Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya

terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan

yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan hidupnya.

Manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap

lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat

menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa

salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk

mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara

optimal maka manusia diharuskan untuk mampu memperkecil resiko kerusakan

lingkungan.

Dalam memperkecil resiko kerusakan lingkungan, pengelolaan

dilakukan dengan pendekatan aspek sosial ekonomi, kelembagaan dan

teknologi. Pendekatan sosial ekonomi menjelaskan aspek sosial ekonomi.

Pendekatan kelembagaan menentukan lembaga yang terkait. Pendekatan

teknologi menguraikan pilihan teknologi yang digunakan dalam upaya

pengendalian dampak lingkungan. Dari ketiga aspek tersebut dikombinasikan

dalam satu perencanaan pembangunan, biaya lingkungan sudah dimasukkan

Page 13: Makalah Geografi Industri

13

dalam anggaran pembangunan. Jadi sejak awal pembangunan sampai selama

proyek beroperasi, dampak lingkungan ditangani dengan serius dan dilakukan

secara terus-menerus, supaya kualitas lingkungan yang baik dapat terwujud.

Dalam UU RI No 23 tahun 1997 dijelaskan bahwa sasaran pengelolaan

lingkungan hidup, yaitu:

1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manausia dan

lingkungan hidup.

2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki

sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup

3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.

4. Terjaminnya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5. Terkendalinya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha

atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup.

Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar

manusia tetap bertahan hidup (suvival). Hakekatnya manusia telah bertahan

sejak awal peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang

melanda umat manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan

industri, serta revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu

menggoreskan sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan

dengan lingkungan hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai

tantangan yang muncul dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang

Page 14: Makalah Geografi Industri

14

telah dicapai terutama berkat daya tarik teknologi akan mengancam

kelangsungan hidup manusia.

7. Cara Menyikapi Masalah Degradasi Lingkungan Akibat Dampak

Teknologi Industri

Dalam menyikapi terjadinya pencemaran atau degradasi lingkungan

akibat teknologi industri, perlu adanya itikad yang kuat dan kesamaan persepsi

dalam lingkungan hidup sebagai upaya-upaya yang dilakukan dalam

pembangunan ekonomi (Hastuti, 2011). Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah

diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu

lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.

Menurut Eka Puji Hastuti (2011), pada umumnya permasalahan kerusakan

lingkungan hidup yang terjadi dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan

sumber daya alam

2. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

3. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat

dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.

4. Ikut serta dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global.

5. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air

sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.

6. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai

reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

Page 15: Makalah Geografi Industri

15

7. Mengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang dengan cara

sebagai berikut:

a. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.

b. Pengelolaan limbah menjadi baran

c. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

Usaha Pengurangan Pencemaran oleh kegiatan industri

Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat

luas maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bahkan

bila mungkin meniadakannya sama sekali. di dalam kegiatan industri usaha

pengurangan pencemaran lingkungan antara lain dengan mengurangi jumlah

bahan buangan dari industri itu sendiri. Di beberapa Negara bahan buangan

masih diolah ulang lagi menjadi bahan yang bermanfaat walaupun untuk proses

ini diperlukan biaya yang tinggi. Usaha untuk mengurangi pencemaran

lingkungan antara lain dengan cara :

1. Mengubah Proses

Bahan buangan yang berupa zat-zat kimia sedapat mungkin dikurangi

atau dihindarkan. Beberapa proses di dalam industri dan teknologi sudah ada

yang melakukan hal ini. Sebagai contoh, di dalam penguraian uranium dari

Page 16: Makalah Geografi Industri

16

batuan uranium, peranan beberapa zat kimia dapat digantikan oleh bakteri

tertentu. Pada industri penyamakan kulit, senyawa chroom yang dipakai sebagai

penyamak diganti dengan enzim sehingga ion Cr yang biasanya terdapat di

dalam buangan dapat ditiadakan.

2 Mengganti Sumber Energi

Energi yang menggunakan bahan bakar minyak maupun batu bara selalu

menghasilkan SO2, H2S, NO2, dan beberapa gas lain. Hal ini bisa dikurangi

dengan memakai bahan bakar LNG yang relative menghasilkan gas buangan

lebih bersih. Dapat juga dengan memakai tenaga listrik yang berasal dari tenaga

air atau tenaga nuklir.

2. 4. 3. Perencanaan Kawasan Industri

Agar pencemaran lingkungan yang berasal dari kegiatan industri dapat

teramati dengan baik, maka perlu diadakan suatu daerah yang semata-mata

untuk kegiatan industri. Dengan demikian daya dukung lingkungan akan

menjadi lebih baik karena telah direncanakan secara terpadu dengan tempat

pemukiman dan fasilitas lainnya. Industri yang memberikan dampak lingkungan

sangat mengganggu dan mahal penanggulangannya sebaiknya dipindahkan ke

tempat yang lebih sesuai.

2. 5. Pengolahan Limbah

Page 17: Makalah Geografi Industri

17

Pengolahan limbah dari buangan industri dimaksudkan untuk

mengurangi pencemaran lingkungan. Cara ini disebut juga dengan Waste

Treatment atau Waste Management yang penanganannya tergantung kepada

jenis kandungan limbah serta tergantung kepada rencana pembuangannya.

Secara umum dikenal tingkat pengolahan limbah sebagai berikut :

1. Primary Treatment

Bahan buangan ditampung pada suatu tempat dan dibiarkan untuk

beberapa lama, sehingga sebagian kotoran akan mengendap atau mengapung

sehingga dapat dipisahkan. Cairan yang sudah bersih dapat dibuang ke

lingkungan.

2. Secondary Treatment

Bahan buangan yang berasal dari primary treatment dimasukkan ke

dalam alat lain yang di dalamnya berisi mikroba yang akan mendegradasi bahan

organik. Agar BOD untuk mikroba tetap terpenuhi, maka ke dalam alat ini

dialirkan udara untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Penambahan zat kimia

seringkali dilakukan untuk membantu pengendapan.

3. Advanced Waste Treatment

Bahan- bahan terlarut walaupun dalam jumlah kecil tapi dapat

membahayakan perlu dikurangi. Pengurangan dapat dilakukan dengan proses

absorpsi memakai karbon aktif, atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan

resin penukar ion.

Page 18: Makalah Geografi Industri

18

Usaha pengurangan pencemaran lingkungan seperti yang diuraikan di

atas tidak akan ada artinya apabila tidak disertai pengaturan dan pengawasan

yang ketat. Oleh karena itu peraturan perundangan yang mengatur masalah

pengelolaan lingkungan perlu diketahui oleh setiap petugas yang bergerak dalam

bidang industri dan kegiatan tek

B. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia

Sejak zaman Ir. Soekarno saat beliau menjabat menjadi presiden

pertama di Indonesia, proses industrialisasi Negara Indonesia telah

dirintis oleh beliau. Mulai dari berbagai pabrik pembuatan aneka bahan

pokok di Indonesia, dan lainnya. Industrialialisasi di Indonesia mulai

berkembang pesat saat Bapak Soeharto menjabat sebagai presiden.

Puncaknya adalah mampunya Indonesia menerbangkat pesawat buatan

anak negeri sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca yang pada waktu itu

dipelopori oleh BJ. Habibie. Setelah sukses melakukan peluncuran

tersebut, makin banyak industry-industri di Indonesia yang berdiri.

Kawasan Industri pun semakin bertebaran. Di Jawa Timur sendiri,

terdapat beberapa kawasan industri yang terkenal. Seperti di daerah

Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari Industri berat

sampai industri-industri kecil.

Dengan semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam

Industri tentunya diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan

dengan proses produksi industri tersebut, khususnya industri

manufaktur. Salah satu ilmu yang diperlukan adalah Proses

Page 19: Makalah Geografi Industri

19

Manufaktur. Yaitu proses pembuatan produk manufaktur mulai dari

pencampuran bahan baku, proses pengecoran, pembentukan, hingga

finishing. Dalam kehidupan manusia, ilmu ini dapat diimplementasikan

untuk membuat alat-alat kehidupan sehari-hari. Mulai dari kursi, meja,

laptop, kalkulator, dll. Oleh karena itulah, proses manufaktur sangat

diperlukan dalam kehidupan manusia, karena hamper semua tool atau

peralatan hidup manusia dibuat melalui proses manufaktur.

Pada tahun 2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan

oleh UNIDO (Organisasi Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan

industri manufaktur global pada kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Catatan itu sekaluigus

menunjukkan pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009. Catatan ini

pula menjadi warning kepada seluruh negara-negara di dunia. Sebab,

menurut badan PBB tersebut, industri manufaktur akan menghadapi

tantangan berat ke depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di Eropa,

serta melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia

Timur, ditambah dengan melambatnya laju ekonomi di negara-negara

berkembang.

Krisis ekonomi global menjadi kendala berkembangnya sektor

industri manufaktur di seluruh dunia. Lesunya perekonomian di

Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan kiblat perekonomian dunia

berdampak pada berbagai sektor termasuk perindustrian manufaktur.

Page 20: Makalah Geografi Industri

20

Dampak dari itu semua adalah perekonomian dunia pun ikut lesu

karena sektor industri manufaktur termasuk sektor yang paling basah.

Tingginya komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatn

kinerja impor. Namun, di sisi lain, kinerja ekspor relatif melemah

akibar rendahnya permintaan di dunia yang menyebabkan neraca

perdagangan defisit. Krisis ekonomi di dunia juga berdampak pada

melemahnya nilai tukar berbagai mata uang negara, sehingga sektor

industri manufaktur pun semakin lesu.

Di tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis

dengan perkembangan industri manufaktur dunia. Selain kondisi

perekonomian amerika dan eropa yang makin membaik, sektor industri

manufaktur di negara berkembang juga semakin pesat

perkembangannya. Dengan begitu walaupun masih ada bayang-bayang

krisis ekonomi global, diharapkan industri manufaktur dunia lebih

kreatif dalam mengatasi permasalahan ini.

Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri

manufaktur begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter

pada tahun 1998 yang lalu saat perekonomian Indonesia hancur lebur.

Namun Indonesia ternyata mampu bangkit dan pada tahun 2011 yang

lalu pertumbuhan PDB bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012,

pertumbuhan sektor industri manufaktur khusus sektor nonmigas secara

kumulatif mencapai 6.5%. Bahkan pada kuartal II tahun 2012

pertumbuhan mencapai angka 7.27%. Hal itu membawa angina segar

Page 21: Makalah Geografi Industri

21

bagi sektor industri manufaktur di Indonesia. Namun, yang perlu

diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013 ini lebih berat ke

depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah kenaikan TDL

(Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada daya

saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.

Tantangan berat lain yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah

“ASEAN-China Free Trade Area” yang telah diberlakukan semenjak

Januari 2010 yang lalu. Hal itu menyebabkan berbagai produk

manufaktur dari china memasuki pasar Indonesia dengan deras.

Berbagai produk elektronik yang berharga murah pun menggerogoti

pangsa pasar produk lokal Indonesia. Demikian juga produk lainnya,

seperti besi, baja, tekstil, dan barang-barang hasil industri lainnya.

Melemahnya permintaan impor dari negara Eropa dan Amerika

Serikat yang masih mengalami masalah ekonomi, juga menyebabkan

china melakukan ekspansi besar-besaran ke seluruh negara Asia

termasuk Indonesia. Walaupun tidak semua sektor industri manufaktur

yang mengalami ancaman dari China, namun ini tetap saja harus

menjadi perhatian serius.

Masalah lain yang harus segera dibenahi dalam sektor Industri

manufaktur adalah pengadaan bahan baku. Selama ini, sebagian

industri manufaktur di Indonesia masih belum mampu melakukan

pengadaan bahan baku sendiri, sehingga melakukan impor seperti

Page 22: Makalah Geografi Industri

22

pengadaan bahan baku plastik dan produk hulu petrokimia, bahan baku

industri baja, dan lain-lain.

Keterbatasan infrastruktur transportasi juga menjadi masalah

yang penting. Kondis mesin yang tua juga menjadi deretan masalah

yang dihadapi dan perlu penanganan lebih lanjut dan serius, karena

apabila tidak segera diatasi dalam waktu dekat bisa menurunkan daya

saing sektor industri ini sehingga industri manufaktur di Indonesia akan

sulit berkembang.

Sektor Industri Logam di Indonesia

Pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan data dari kementerian

perindustrian, pertumbuhan produksi sektor logam dasar yang mencakup

besi dan baja turun sebesar 8.48%, jauh dibawah kinerja tahun 2011

yang mengalami pertumbuhan 16.26%. Hal itu disebabkan oleh

pembatasan impor bahan baku besi bekas (scrap) karena isu lingkungan.

Padahal industri dalam negeri memiliki ketergantungan yang tinggi

dengan prosentase ketergantungan mencapai 70%.

Akibatnya, pertumbuhan sektor industri logam di tahun 2013 ini

diprediksi turun di kisaran 4-5%. Hal itu disebabkan pengetatan aturan

masalah impor scrap. Seharusnya, adanya pengetatan itu harus

mempunyai kepastian hukum yang tetap. Padahal, pertumbuhan sektor

industri besi dan baja ini menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan

ekonomi kumulatif sektor industri manufaktur di Indonesia.

Page 23: Makalah Geografi Industri

23

C. Aglomerasi Industri

1. Pengertian Aglomerasi Industri

Aglomerasi Industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu

dengan tujuan agar pengelolanya dapat optimal. Proses aglomerasi (pemusatan)

industri keberhasilannya banyak ditentukan oleh faktor teknologi lingkungan,

produktivitas, modal, SDM, manajemen dan lain-lain. Pada Negara-negara yang

sedang mengalami aglomerasi industri, terdapat dualisme bidang teknologi.

Dualisme teknologi adalah suatu keadaan dalam suatu bidan ekonomi tertentu

yang menggunakan tehnik dan organisasi produksi yang sangat berbeda

karakteristiknya. Kondisi ini mengakibatkan perbedaan besar pada tingkat

produktivitas di sektor modern dan sektor tradisional, seperti keadaan berikut ini

:

a. Jumlah penggunaan modal dan peralatan yang digunakan.

b. Penggunaan pengetahuan teknik, organisasi, dan manajemen.

c. Tingkat pendidikan dan keterampilan para pekerja.

Faktor-faktor ini menyebabkan tingkat produktivitas berbagai kegiatan sektor

modern sering kali tidak banyak berbeda dengan kegiatan yang sama yang

terdapat di Negara maju. Sebaliknya sektor tradisional menunjukkan perbedaan

banyak karena keadaan sebagai berikut :

a. Terbatasnya pembentukan modal dan peralatan industri.

Page 24: Makalah Geografi Industri

24

b. Kekurangan pendidikan dan pengetahuan.

c. Penggunaan teknik produksi yang sederhana.

d. Organisasi produksi yang masih tradisional.

Aglomerasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

Aglomerasi primer adalah perusahaan yang baru muncul tidak ada

hubungannya dengan perusahaan lama yang sudah terdapat di wilayah

aglomerasi,

Aglomerasi sekunder jika perusahaan yang baru beroperasi adalah

perusahaan yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada

perusahaan yang lama.

Terdapat 3 jenis aglomerasi, yaitu :

Internal return to scale, timbul karena perusahaan memiliki skala

ekonomi yang besar.

Lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu kelompok perusahaan dalam

satu industri yang sejenis yang terletak pada lokasi yang sama.

Urbanisasi Ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor

industri yang berbeda-beda yang mengelompok di lokasi yang sama.

Hubungan antar Industri secara Fungsional dapat ditunjukkan melalui 3

hubungan, berikut ini:

Hubungan produksi (Production Linkages)

Page 25: Makalah Geografi Industri

25

Hubungan ini merupakan hubungan hasil porduksi dari satu perusahaan

ke perusahaan lain. Dengan kata lain, terdapat arus barang yang bergerak dari

tempat produksi 1 ke tempat produksi lain untuk diolah kembali atau dikemas

dalam bentuk lain. Misalnya, pabrik benang menggerakkan produksinya ke

pabrik kain.

Hubungan pelayanan (Service Lingkage)

Perusahaan pasti membutuhkan layanan jasa yang berhubungan dengan

perusahaan lain. Sebagai contoh, perusahaan membutuhkan jasa akuntan

publik dari perusahaan akuntan untuk menghitung kekayaan perusahaan.

Atau pelayanan sederhana seperti kerjasama dengan CV pelayanan

kebersihan.

Hubungan pemasaran (market Linkages)

Hubungan pemasaran akan melibatkan bagian yang terpisah, yaitu

bagian yang bekerja sebagai penjual atau distributor hasil produksi dari

sebuah industri. Atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara

perusahaan yang akan membuat kemasan, para tengkulak, dan agen-agen

penjualan. Hubungan ini sangat penting karena berkaitan dengan hilir dari

suatu barang produksi sebuah industri.

Penempatan aglomerasi industri harus memperhatikan banyak hal,

diantaranya adalah modal, teknologi, bahan baku, transportasi, tenaga kerja,

manajemen, pasar dan infrastruktur. Transportasi merupakan salah satu faktor

Page 26: Makalah Geografi Industri

26

penting dalam mendirikan industri maupun pemekaran wilayah industri yang

erat kaitannya dengan aglomerasi. Keadaan transportasi meliputi jaringan jalan

dan sarana transportasi yang memadai sehingga dapat mendukung kelancaran

proses produksi dan distribusi. Adanya sarana dan prasarana transportasi yang

memadai tentunya akan lebih mempermudah perusahaan untuk mengangkut

bahan baku ke pabrik dan mendistribusikannya ke pasar. Oleh karena itu

transportasi merupakan alasan utama untuk mendirikan industri di sepanjang

jalan, pelabuhan, dan station kereta. Lokasi-lokasi pada daerah ini dapat

mengurangi biaya produksi dari segi transportasi.

Jika terdapat istilah aglomerasi, yaitu pengelompokan, ada pula istilah

deglomerasi, yaitu suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha

yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain. Pemicu lahirnya

perusahaan-perusahaan yang melakukan deglomerasi adalah:

Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat industry.

Penyempitan luas tanah yang dapat digunakan karena sudah banyak dipakai

untuk perumahan dan kantor pemerintah.

Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.

Sarana dan Prasarana di daerah lain semakin baik namun harga tanah dan

upah buruh masih rendah.

2. Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

Page 27: Makalah Geografi Industri

27

Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal maka

sangat dimungkinkan akan munculnya pemusatan atau terkonsentrasinya

industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi

industri. Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan

dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk;

Industri berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja,

penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati sumber bahan mentah.

Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya

beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri. Misalnya bahan

mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan, pajak yang

relatif murah, dan penanggulangan limbah merupakan pendukung aglomerasi

industri. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penyebab terjadinya aglomerasi

industri antara lain:

1. Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu

lokasi.kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi

tertentu

2. Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata

ruang dan fungsi wilayah.

3. Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan

industri lainnya yang lengkap.

4. Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu

produk.

Page 28: Makalah Geografi Industri

28

Model aglomerasi industri yang berkembang akhir-akhir ini, dapat

dikategorikan menguntungkan, di antaranya adalah:

1. Mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi

pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya.

2. Mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan

di sekitar pinggiran kota.

3. Memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak

mengikuti ketentuan yang telah disepakati.

4. Tidak mengganggu rencana tata ruang.

5. Dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.

Di dalam aglomerasi industri dikenal istilah kawasan industri atau sering

disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan

industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, misalnya:

lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain,

misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah

disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri.

Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja), antara

lain:

1. Untuk mempercepat pertumbuhan industry.

2. Memberikan kemudahan bagi kegiatan industry.

Page 29: Makalah Geografi Industri

29

3. Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan

tersebut.

4. Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.

Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan,

Cilegon (Banten), Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap

(Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.

Selain kawasan industri, dikenal juga istilah kawasan berikat (Bonded

zone). Kawasan berikat (Bonded zone) merupakan suatu kawasan dengan batas

tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan

khusus di bidang pabean. Ketentuan tersebut antara lain mengatur lalu lintas

pabean dari luar daerah atau dari dalam pabean Indonesia lainnya tanpa terlebih

dahulu dikenakan bea cukai atau pungutan negara lainnya, sampai barang

tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor atau ekspor. Kawasan berikat berfungsi

sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal

dari dalam atau luar negeri. Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan Berikat

Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam.

Sedikitnya ada empat jenis keterkaitan yang menyebabkan terjadinya

industri berikat, yaitu:

1. Keterkaitan produk.

2. Keterkaitan jasa.

3. Keterkaitan proses.

4. Keterkaitan subkontrak.

Page 30: Makalah Geografi Industri

30

Sebagai contoh industri berikat yaitu industri garmen. Dalam hal ini

industri garmen sebagai industri utamanya. Sedangkan di sekitar industri

garmen tersebut akan dikelilingi oleh industri-industri lain yang berfungsi

sebagai penunjang, misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan

asesoris lainnya.

Page 31: Makalah Geografi Industri

31

Gambar Aglomerasi setiap provinsi di Indonesia

D. Tenaga kerja di Indonesia

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam literature

biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15-64 tahun. Tetapi

kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia

10 tahun keatas

Page 32: Makalah Geografi Industri

32

Page 33: Makalah Geografi Industri

33

BAB III

PENUTUP

Dampak teknologi industri terhadap pencemaran dapat diklasifikasikan

dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya :

1. Pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk

pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya

2. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk

pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial

3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk

primer dan sekunder

Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur

begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter pada tahun

1998 yang lalu saat perekonomian Indonesia hancur lebur. Namun

Indonesia ternyata mampu bangkit dan pada tahun 2011 yang lalu

pertumbuhan PDB bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012,

pertumbuhan sektor industri manufaktur khusus sektor nonmigas secara

kumulatif mencapai 6.5%. Bahkan pada kuartal II tahun 2012

pertumbuhan mencapai angka 7.27%. Hal itu membawa angina segar

bagi sektor industri manufaktur di Indonesia. Namun, yang perlu

diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013 ini lebih berat ke

Page 34: Makalah Geografi Industri

34

depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah kenaikan TDL

(Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada daya

saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.

Daftar pustaka

http://cs0506.wordpress.com/2010/11/27/perkembangan-industri-di-indonesia/

sumber dokumentasi

2012 Pertumbuhan Industri Logam Baja Turun 8.48% ,

http://www.imq21.com/news/read/

123943/20130205/105935/2012-Pertumbuhan-Industri-Logam-Baja-Turun-8-

48-.html ,diakses tanggal 27 Februari 2013

Inovasi Kunci Tingkatkan Pertumbuhan Industri Manufaktur,

http://www.imq21.com/news/

read/106540/20121121/162152/Inovasi-Kunci-Tingkatkan-Pertumbuhan-

Industri-Manufaktur.html, diakses 27 Februari 2013

Page 35: Makalah Geografi Industri

35

Laporan PBB : Manufaktur Global Masih Lesu, http://koran-

jakarta.com/index.php/

detail/view01/107291, diakses 27 Februari 2013

Prospek Industri Manufaktur 2012, http://www.datacon.co.id/Outlook-

2012Industri.html,

diakses 27 Februari 2013

Rofiq, Aunur. 2013. Krisis Eropa-Amerika dan Prospek Industri Manufaktur

2013,

http://www.lensaindonesia.com/2013/01/07/krisis-eropa-amerika-dan-prospek-

industri-manufaktur-2013.html, diakses 27 Februari 2013